Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Jamuan seks di pedalaman sulawesi

mau masuk menu utama nih, dicepetin updatenya dong
 
Mohon maaf, sudah lama nunggu ya ?, nubi baru saja pulang dari menyelesaikan tugas menjaga seseorang yang lagi mengalami kegoncangan.

Nubi akan update sesaat lagi.

Komen dan arahan masih nubi harapkan, termasuk :cendol: tentunya... Hehehehe :D :D :D
 
Ijin :baca: master..

Kesan pertamanya bikin newbie makin penasaran..

Cheers!

Syukurlah kalau suhu suku dengan cerita nubi. Tapi nubi bukan seorang master suhu, nubi tak berani digelari dengan gelar itu. Pengetahuan nubi masih sangat cetek.
Mohon arahan para suhu :ampun:
 
CHAPTER 3 : MIMPI NIKMAT​

Aku mencoba memejamkan mata. Berbaring sambil mengkhayal Bundato yang akan diberikan oleh kepala suku. Bagaimanna rasanya, bagaimana prosesinya, aku masih belum jelas.

Udara siang itu terasa sangat gerah, agaknya angin sejuk enggan bertiup. Tak juga mata mau terpejam, entah karena udaranya yang agak panas atau karena membayangkan Bundato seperti apa yang akan aku terima, ah....., mungkin karena kedua-duanya.............

“Kak Anton...........” sebuah suara membuyarkan lamunanku.

Muna..........

Putri kepala suku berdiri menatapku dengan jarak yang tak jauh dariku. Agak terkejut dan langsung bangun. Ku tatap Muna penuh tanya, kenapa pula dia kembali kesini ? Mataku mencari-cari keberadaan Muni, adiknya. Tapi tak nampak adiknya itu disini.
Muna langsung mendekatiku tanpa ragu lalu duduk disampingku. Tangan kirinya bertumpu pada bantal guling, sedang tangan kanannya diletakkan dibahuku. Tak ada kesan asing, seperti sudah sangat mengenal dan sangat akrab denganku. Tak biasanya dia seperti ini...

“Kau sendirian ?” tanyaku. Muna tersenyum. Diperbaikinya posisi duduknya lalu menghadap ke arahku. Masih sambil duduk di atas tikar yang aku gunakan sebagai alas tidur dia mengambil bantal dan diletakkannya dipangkuannya. Berdehem sedikit lalu melapaskan tangannya dari pundakku.

“Tapulu menyuruhku segera datang ?” kembali aku bertanya setelah Muna tak kunjung menjelaskan apa-apa perihal kedatangannya yang hanya sendirian itu. Muna hanya menggeleng mendengar pertanyaanku yang penuh harap.

“Terus ada apa, Muna ?”

“..................” Muna diam saja. Hanya mata yang memancarkan sorot yang tajam, menandakan dia sedang serius dengan sesuatu hal, hanya saja aku tak tahu apa itu.

Lalu ? aku bingung lagi (bingung mulu nih dari kemaren) :D

“Kakak akan mendapatkan Bundato dari Bapak...” ucap Muna tiba-tiba sambil menerawang. Rona gelisah terpancar dari raut wajahnya.

“itu sudah menjadi tradisi dan keyakinan kalian. Kenapa harus dirisaukan ?”

“Iya, Kakak akan menerima Bundato itu” ucap Muna masih dengan kalimat yang hampir sama. “Kakak sudah tahu apa itu Bundato ?”

“Yang aku tahu aku harus menerima itu “ ucapku sambil memegang pundak Muna. “Kalau tidak, penguasa darat dan langit akan murka pada kalian. Begitu kan ?”

Muna mengangguk.

“Tapi aku menginginkan kakak...” hah ? meninginkanku ????? siapa takut ??? mau..mau..mau... :D :D :D

“Aku ingin akulah yang jadi persembahan buat kakak, bukan ibu..., Aku menginginkan Kakak.” Aku agak kaget juga mendengar kalimatnya barusan. Ada apa sebenarnya dengan gadis ini ? apa pula masalahnya dengan Bundato yang akan aku terima ?

Muna mulai terisak. Aku merengkuh pundaknya. Meski kurang begiu faham kenapa dia menangis, namun aku merasa ada nada tulus dan keinginan untuk dikasihi disana.

Sepertinya ini adalah hal yang sangat serius. Muna tak main-main dengan apa yang diucapkannya. Seperti sebuah ungkapan perasaan cemburu, dan takut kehilangan seseorang yang dicintai, seperti itulah. Ungkapan hati seorang gadis yang sedang jatuh cinta.... mungkin begitu.

“Sudahlah, Muna. Ini keyakinan dan faham yang harus kamu taati untuk menghindari bencana.” Aku mulai membelai kepalanya yang ditutupi oleh kain penutup khas putri suku itu.

“Kakak lihat ini. “ Ucap Muna sambil memperlihatkan sebuah kalung perak selebar jari telunjuk melingkari lehernya. “Kalung ini belum ada bandulnya...”

“Iya, terus kenapa ?”

“Kakak juga lihat kalungnya Muni. Dia sudah memiliki bandul”

“Kenapa begitu ?”

Aku makin dibuat bingung... (tuh kan, bingung lagi) :D :D

“Bandul itu menandakan sudah berapa kali kita mendapatkan kemuliaan dijadikan persembahan untuk tamu yang agung” Jelas sudah ! “Itu kebanggan wanita Suku Lihito” lanjut Muna menjelaskan.

“Muni sudah memiliki bandul ?” tanyaku mulai penasaran

“Sudah, Muni sudah punya satu Bandul. Ibu punya 2 bandul. Aku belum satupun !”

“Jadi Muni....?” aku tak meneruskan ucapanku.

“Beberapa purnama yang lalu, dua orang pria datang kesini. Mereka tamu agung kami. Ibu dan Muna yang menjadi persembahan untuk mereka.” Muna berucap pelan, menerawang.

“Kali ini, pasti Ibu lagi yang akan jadi persembahan buat kakak. Ibu yang akan jadi Bundato itu” Muna kembali melanjtkan kalimatnya “Bagi seorang Putri kepala suku, ini adalah kehormatan besar. Anehnya Bapak tak memberiikan itu padaku. Hanya Muni...., hanya dia..... “

Aku menepuk pelan pundak Muna. Ku pegang kepalanya, kuangkat dagunya, kutatap matanya...

“Baiklah Muna. Aku akan mencoba memintamu untukku kepada Tapulu “ ucapku menghiburnya.

“Tak Mungkin Kak. Bapak tak bolehkan itu “ Muna menatapku tajam. Matanya menyiratkan keputus asaan. “Apa yang sudah ditetapkannya tak boleh dibantah, memohon sekalipun tak akan dikabulkannya...”

“Lalu...? apa yang harus aku lakukan untukmu ?” tanyaku

“Aku ingin jadi persembahan buat kakak “ Muna menatapku lekat-lekat, menatap wajah yang dipenuhi rasa kaget dan heran. “Sekarang...” lanjutnya tegas.

“Tapi kau tak akan mendapatkan bandul itu, Muna. Kau melakukannya tanpa perintah Tapulu...”

“Aku tak butuh bandul. Aku menginginkan kakak..” tegas dan penuh harap.

Terhenyak aku dibuatnya. Bengong.....

Masih dalam keadaan tak tahu harus bagaimana, aku semakin terkesima dengan apa yang tengah dilakukan Muna di depanku.

Perlahan Muna melepas pakaiannya satu persatu. Penutup kepala, baju, rok, pakaian dalam...., bugil total didepanku. Mataku melotot, dadaku berdebar, gemetaran melihat tubuh indah seorang perawan suku pedalaman yang masih polos tak pernah disentuh pria manapun.

glekkk!.... Srrrrrr....

Aku menelan ludah, darahku berdesir, jantungku berdetak kencang memompa darah dan mengalirkan lewat pembuluh darah menuju otak, lalu memberikan kekuatan penuh pada Penisku yang sejak tadi ngacung...lunglai...ngacung lagi...lunglai lagi...., lalu ngacung dengan gagah perkasa, membuat si Penis kesakitan oleh jepitan celanaku.

Tak satupun aktivitas Muna yang kulewatkan. Payudaranya montok, putih bersih dengan puting kemerahan, tepatnya merah muda. Kencang dan padat. Dadanya rata tak berlemak, perutnya singset dengan satu lubang ditengahnya, lalu paha, betis, kaki dan...., yang diantara dua pahanya...., bwahhhhh......, gundukan daging dengan sedikit bulu dan belahan yang masih rapat, bikin aku semakin konak.

Benarlah kata seorang ahli seks, bahwa seks itu tumbuh secara naluriah, tanpa diajar pun setiap manusia akan tahu dengan sendirinya. Begitu pula dengan Muna, gadis pedalaman itu seperti sudah faham benar tentang seks.

“Muna.....” suaraku terdengar serak.

“Ayo Kak, ambillah aku sebagai persembahan untukmu...” dengan menggigil Muna membaringkan tubuhnya, terlentang dengan kaki mengangkang memperlihatkan vagina mulus, indah dan menawan hati si Otong.

Aku laki-laki normal, laki-laki yang akan mudah terangsang dengan suguhan seperti ini. Tanpa mempedulikan aturan dan norma di suku itu, aku segera membuka pakaianku, telanjang, lalu menindih Muna.

Ku cium kedua keningnya, lalu matanya. Muna memejamkan matanya, seakan menikmati ciumanku. Tak lama ciumanku kupindahkan ke lehernya. Ku cium dengan nafsu yang sudah di ambang batas, kugigit hingga meninggalkan bekas merah disana. Tanganku meraih payudaranya. Kenyal dan padat. Kuusapkan telapak tanganku, kucubit dan kupelintir puting payudaranya yang meninjol kecil, hingga erangan kecilpun terdengar dari mulut Muna.

“Hmmmm,,, kakak...” erang Muna

Aku tak mempedulikan Muna yang menggigil, pinggulnya yang bergerak-gerak menahan kenikmatan yang melandanya.

Puas bermain-main dengan payudaranya, aku langsung mengangkangkan kakinya, kepalaku kuposisikan berada diantara pahanya, lalu mengeluarkan jurus mautku, jurus lidah berbisa...., kusibak belahan vaginanya lalu kujilati dengan penuh nafsu.

Muna menjepitkan pahanya erat di kepalaku. Tangannya menjambak rambutku dengan keras...

“Jangan disitu Kak, aku malu...” ucap Muna parau. Meski kalimatnya melarangku, namun gerakan tubuhnya seakan tak mau melepaskan letupan kenikmatan yang kuciptakan dari jilatan lidahku di belahan vaginanya.

Cairan khas kewanitaan keluar dari belahan itu, wangi, khas aroma vagina seorang perawan. Iya, aku tau gimana aroma vagina perawan, lha aku sudah berhasil memerawani tiga orang gadis, sebuah rekor yang cukup membanggakan... :D :D

“Ayo, Kak. Cepat ambil persembahanku. Aku ingin memberikannya, cepatlah kak...”

“Baiklah, Muna.”

Ku renggangkan kedua kakinya, kusibak belahan vaginanya, lalu kupegang kepala penisku yang sudah mengacung dan tegak dengan sempurna. Kuarahkan ujung Rudal Scud itu ke belahan vagina Muna. Kugosok-gosok sebentar pada klitorisnya, erangan Muna semakin meningkat dan keras. Matanya dipejamkannya. Aku tak bisa bersabar lama, aku harus segera mengaduk-ngadduk liang senggama gadis perawan ini. Ku tekan penisku sedikit, kucabut, lalu kutekan dengan sekuat tenaga.

“Kak Anton...” suara Muna terdengar. Tak ada jerit kesakitan keluar dari Muna. Dia nampak biasa-biasa saja.

“Kak, Anton” Suara Muna terdengar lagi. Pelan. “Ayo bangun, Kak. Bapak sudah menunggu. Sudah sore, kita harus segera berangkat”

Akupun terbangun dari tidurku. Hadeh...! aku hanya bermimpi. Mimpi indah yang bikin celanaku basah. Muna dan Muni nampak berdiri memandangku, bukan...! memandang wajahku yang memerah, tapi memandang ke arah tonjolan di celanaku. Segera aku bangun, lalu bergegas membasuh wajahku dengan air, dan berangkat bersama kedua putri itu dengan gerak cepat, menyambut Penganugerahan Bundato...
 
Terakhir diubah:
jadi penasaran nih... di tunggu updatenya bro
 
Jos ...critanya...:jempol:
ide baru.....sunguh menantang....!
Ijin pantau ya bro.......
:beer:
oh ya..nih :cendol: seger biar tambah cemangat
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd