kita 11 12 suhu...
ane juga jadi selingkuhan polda dulu masa PDKT..
polda dulu kerja di MALL juga as SPG (
jgn2 temenan lagi sama polda suhu )
skip.. skip..
tanpa mengetahui ane jadi selingkuhan polda, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan sampai jenjang pernikahan dan sekarang ud dikarunia 1 anak..
sampai suatu ketika ketahuan bahwa ane hanya selingkuhannya (yang jelas bisa ketahuan bukan krna mantan polda hubungi polda atau sebaliknya dan saat itu blom punya anak ).. sakit , sedih, kecewa luar biasa dengan polda. sakitnya jadi orang ke 2 alias BUKAN PRIORITAS, hanya iseng2 berhadiah dan emang dapet hadiahnya.
JELAS, karena gengsi ane sebagai LAKI2 yang membuat ane punya perasaan seperti itu. serasa terinjak injak HARGA DIRI ane..
saat itu, ane berpikir terlalu EGOIS hingga cukup mempengaruhi keseharian ane, JOB, bahkan sampai ke KARAKTER ane dengan sekitarnya. ane berubah cukup labil.
sedikit tentang ane,
-KARIR, ane berkarir dalam bisnis perkebunan. mulai dari 0 besar karna didikan ortu yang sadis but cool.
-AKADEMIK, ane adalah seorang lulusan S1 IT dan kini sedang menempuh S1 Hukum ( demi kepentingan bisnis makanya ga nyambung sama bidang sebelumnya )
FISIK, mungkin ane ga tampan, karena definisi tampan itu berbeda setiap orangnya, but ane sangat menarik baik wajah maupun postur tubuh (percaya deh
ga boong
)
point2 pemikiran ane yang membuat ane sakit sendiri:
1. mengingat saat itu ane sepenuhnya memPRIORITASkan polda, tapi ternyata ane BUKAN PRIORITAS.
2. sulitnya menerima kenyataan bahwa ane orang ke 2 dengan orang pertamanya kelas teri( WTF, real deep hole fuck shit
)...
3. secara level materi dan background keluarga, polda sama sekali bukan kelas ane. bahkan ane nolak perjodohan orang tua dengan anak petinggi POLRI bintang 2 demi polda.
4. kebayang lah dari perbedaan tersebut bagaimana perjuangan ane demi polda against my whole family.
5. and many more...
lambat laun ane alami rasa sakit yang tidak kunjung membaik, justru semakin tersiksa krna berpengaruh ke semua hal dalam keseharian ane..
akhirnya ane sadari, bahwa karena point2 pemikiran ane lah yang membuat ane kecewa trhdp polda, tidak akan ada ujungnya apabila terus mempertahankan pemikiran2 itu. karena pemikiran itu BENAR smua, ga ada celahnya, semakin terpojoklah nilai polda di mata ane dan yang PALING FATAL, semakin egoislah ane jadinya.
sampai suatu ketika ane membuat keputusan yang salah dalam BISNIS sehingga mengalami kerugian yang cukup besar. membayangkan bagaimana ane mempersiapkan dan memperjuangkan pagi malam semuanya dan harus kehilangan atau MERUGI faktanya, seketika itu juga ane teringat masalah yang tidak kunjung selesai dengan polda.
itu jadi momentum yang kembali mengingatkan ane, makna dari kehidupan. HIDUP kita adalah
PILIHAN kita sendiri, bicara tentang PILIHAN maka butuh
PERJUANGAN yang tidak akan pernah habis selama masih bernafas karena ketidaksempurnaan manusia dalam bnyak hal dan bicara tentang PERJUANGAN maka kita harus siap dengan
RESIKO yang menantinya didepan, dan finalenya adalah
HASIL. ironisnya, definisi dari suatu HASIL yang berhasil atau tidaknya sangat sangat amat
RELATIF.
oleh karena itu jangan mencari kesempurnaan yang mustahil kita dapat karena tidak akan pernah ad ujungnya. kenapa tidak ad ujungnya ? karena manusia tidak pernah merasa puas.
perlu jadi catatan bahwa penekanan ane disini bukan orientasi seksnya, tetapi lebih pada nilai esensi karakternya alias EGOnya.
mudah2an pengalaman ane sedikit banyak bisa membantu.
mohon maaf apabila ad kata2 yang tidak berkenan.
salam semprot