Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Underestimated

Jika Suhu seorang Arga, suhu bakalan milih siapa?

  • Tari Sandra Aryagina

  • Yona Lusiana

  • Fannisa Khairani Pertiwi


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
mantap, biar afdol, ninggalin jejak dulu
ditunggu kelanjutannya anak lanang,, semangat suhu,, semoga sampe tamat ga ada halangan,,
 
Loh loh belum sebelum udah ada ajah fans arga :pandaketawa:
 
Hmmmmmm bahaya ini,
Jadi rebutan cewek,

Btw Vespa ny kemana ya? Kok ga pernah dipake lagi?
:pandajahat:
 
Entar mirip dorama long vacation kali ya :baca: semangat update om :banzai:

dorama long vacation? apaan tuh hu? ane kagak tahu nih..

Arga dingin ke wanita mgk pnya pengalaman buruk tnt kisah cintanya, sudah bnyak yg antri nich si yona, icha sm pita.. Kapan ke ane banyak yg antri hahaha:hore:

sabar suhu @D 805 KI ,,,, jodoh bakal ketemu kok.. hehehehe
maunya dijodohkan mau seperti siapa hu??

Onok cerita anyar rek...

translatenya mana nih hu?? ane ora ngertiiiiii...
 
Kayaknya gue tahu surat apa itu

Jdi berasa jaman kerja d kontraktor dlu..

pernah jadi pekerja proyek juga hu?? ehehehehe. ternyata kita samaaa....


Kok gue pusing ya baca pov 3rd ini :hua:

:ngacir:

lebih pusing buatya huuuu.. lebih enak nulis yang kemaren. tapi kalau cerita ini gak 3rd POV, lebih susah ngertinya huuu.. maaf yaaa...


Cinta segi berapa ini ya jadinya???:bingung:

hahahaha.. berapa ya hu?? ane juga gak ngeeh.. heheheh


Wah pertanda awal poligami sama kaya cerita sebelah dulu 1 laki direbutin cewe banyak wajib poligami

hahahaha.. suatu keharusan ya hu @Kadalilang ??

Dingin sma cool sma suhu, sama2 kesepian. Alaah jd baper.:sendirian:

upppsssss.. belum apa apa, udah baper nih suhuuu...

Ane melihat sosok Arga seperti sosok Rangga di AADC. Atau jangan-jangan?

jangan jangan apaan hu?? Arga itu adeknya Rangga?? hahahaha

Hmmmmmm bahaya ini,
Jadi rebutan cewek,

Btw Vespa ny kemana ya? Kok ga pernah dipake lagi?
:pandajahat:

Episode selanjutnya bakal diceritain kok hu...


Cool-kas..dingin-in
Hehehehe....
Iya nie ..knp ga pake vespa nya??? Joos tuuh.....

SDA aja ya hu.. heheheheheh
 
Yakkan pelan" aja om :p biar bisa di jabarin satu-satu, apalagi multi pov kayaknya lebih seru deh :sori: episodenya panjang juga gakpapa kok om :hore: :ngacir:


di tunggu om updatenya :semangat:
 
EPISODE 3
--AKU PELINDUNG KAMU--


“Lo gak ketemuan sama Tari? Hari sabtu gini asyik lo ngajak jalan.”
“Yaaa… gimana ajaknya mbak.”
“Jangan bilang nomor handphonenya gak lo minta”
“Iyaaa.”
“Ya elaaahhh… udah gue duga.”
“Kenapa mbak? Mau bilang kalau suhu kedinginanku telah membekukan perjuanganku?”
“Hahahahaha… tuh udah tau. Ya udah, gue mandi dulu ya. gak enak sama yang udah mandi.”

Sabtu ini Arga dan Yona memang tidak dalam jadwal beraktifitas di tempat kerjanya. Yona yang seorang HRD Manager tersebut hanya beraktifitas di workdays regular. Berbeda dengan Arga yang seorang HSE Staff yang memang ada waktu lembur jika diperlukan tenaga dan pikirannya di proyek tertentu. Sabtu ini, Arga tidak mendapatkan panggilan tersebut. Selain ia baru mengabdi selama seminggu, mega proyek di Kalimalang sedang dihentikan karena terjadi accident Senin lalu.

Arga dengan kebiasaan sehari harinya yang selalu membiasakan mandi pagi telah duduk sambil menikmati kopi susu yang ia buat sambil menatap televisi yang menyajikan acara khas weekend. Arga yang sebelumnya enggan dan sedikit sungkan untuk menggunakan peralatan di apartement Yona ini sekarang sudah melupakan dua hal tersebut karena sudah dimarahi oleh Yona. Arga juga sudah mencoba membiasakan dengan kondisi dan situasi tempat ia tinggal sekarang.

Apalagi semalam, Arga dengan lugas menceritakan apa yang terjadi dengannya saat perjalanan keduanya menaiki kereta api saat ia pulang dari kantor setelah menolak halus barengan dengan Yona.


“Yakin lo gak bareng lagi nih.?”
“Gak apa mbak. Kan aku udah tau cara dan situasi di stasiun.”
“Situasi?”
“Iya mbak. Situasi hiruk pikuknya stasiun di jam sibuk warga ibukota.”
“Ya udah. Kalau kenapa napa, lo hubungi gue ya.”
“Iya mbak, hati hati nyetirnya.”

Arga yang kembali menolak halus ajakan Yona untuk bareng pulang, sudah berada di lobby kantor setelah ditinggalkan oleh Yona. Yona yang menjaga kewibawaannya sebagai salah satu pimpinan memang terkenal dengan kedinginannya terhadap karyawannya. Berbeda jika Yona hanya berdua sama Arga, seakan kewibawaan telah masuk ke mesin pendingin Arga..

“Pak Arga gak bawa vespa?”
“Eh, enggak Fan. Vespa lagi rusak. Kemaren nempuh genangan air. Jadi kambuh deh penyakitnya.”
“Emang Pak Arga tinggal dimana?”
“Di daerah klender Fan.”
“Trus bapak pulangnya?”
“Naek kereta Fan.”
“Kan jam segini lagi rame ramenya pak?”
“Iya, aku lebih suka begitu dibanding kena macet Fan. Aku duluan ya.”

Tampak Fanni seakan enggan melepas kepergian Arga. Namun karena tugas dan jam kerjanya masih berjalan, ia mau tak mau hanya bisa melihat punggung Arga yang sudah menjauhi kantor sambil menunggu ojek online yang telah ia order.

Tak lama waktu yang dibutuhkan Arga untuk mencapai stasiun yang bernama Gondangdia tersebut. Setelah pengalaman yang ia dapat tadi pagi, ia sekarang sudah berada di stasiun transit tadi, stasiun Manngarai. Karena ia baru ingat kalau belum melaksanakan kewajibannya sebagai makhluk, ia turun dari kereta dan menjalankan kewajibannya tersebut.

Setelah ia melaksanakan kewajibannya, ia langsung menuju ratusan orang yang sedang menunggu kereta yang tertulis di peronnya yang bertuliskan tujuan Bekasi. Sesaat ia sampai di rombongan, ia langsung berdiri di antara puluhan orang yang mengantri kedatangan gerbong kereta tujuaannya. Saat ia asyik menunggu sambil memperhatikan situasi yang pertama kali ia rasakan, ia terkejut dengan tangan kirinya dipegang oleh orang dari belakang.

“Eh, mbak.”
“Maaf mas. Saya butuh pertolongan mas lagi. Soalnya saya kerasa diikuti oleh orang itu dari tadi pagi.”

Rupanya tangannya yang sekarang sudah digandeng oleh wanita yang tadi pagi juga telah membuatnya terkesima. Wanita tersebut tampak panik dengan orang yang ia rasa telah mengikutinya sedari pagi tadi. Karena merasa ia perlu menolong wanita tersebut, ia menoleh ke belakang dan melihat seorang pria yang seakan kecewa dengan apa yang dilakukan wanita ini terhadap Arga. Namun, ia tidak pergi dan seakan juga menunggu kereta yang sama dengan Arga.

“Maaf ya mas.”
“Iya mbak.”
“Masnya turun di Klender kan?”
“Iya mbak.”
“Tari aja. Tari pinjam ya tangannya ya mas. Tari liat dia masih liatin Tari.”
“Kamu kenal sama dia?”

Wanita yang sudah memperkenalkan dirinya bernama Tari tadi hanya menggeleng menjawab pertanyaan Arga. Memang dari raut muka dan hembusan nafas yang cepat menandakan ia sedikit panik akan seorang pria yang ia rasa mengkutinya tersebut. Sampai dalam kereta yang mereka naiki, posisi Tari masih sama seperti masih di peron menunggu kereta ini. Arga yang memang senang namun tetap waspada terhadap orang yang ditakuti oleh Tari, karena pria tersebut berdiri dekat dengan posisi mereka.



“Nah, lo ngelamun lagi kan. Tari ya?”
“Apaan sih mbak.”
“Ngaku ajaaaa..”
“Mau kemana mbak?”
“Gue mau beli perlengkapan dapur sama kebutuhan sehari hari. Ntar kalau kopinya habis lo bisa ngamuk lagi.”
“Hahahaha.. gak segitunya mbak. Ya udah, biar aku antar ya mbak.”
“Harus. Emang lo tega gue nyetir sendiri?”
“Iya mbak.”
“Vespa lo udah sehat?”
“Belum aku liat sih mbak. Soalnya semalam terlalu capek. Ntar deh aku liat.”
“Capek atau kesenangan lo?”
“Apaan sih mbak. Aku siap siap dulu ya.”
“Buruan ya. entar kejebak macet”

Yona yang mengagetkan lamunan Arga memang sedang membetulkan antingnya di depan Arga sambil menyuruh Arga bersiap untuk pergi berbelanja dengannya. Dengan menggunakan gaun santai tanpa lengan memperlihatkan kecantikannya yang belum dimakan usianya. Apalagi dengan kulit yang memang putih dan mulus tersebut mempertegas kecantikannya. Wajar saja Arga sedikit tergoda akan penampilan Yona.


***


“Eh, lo belum pernah pacaran ya?”
“Kok mbak tau?”
“Keliatan kali. Lo kaku tuh sama si Tari. Gue penasaran, secantik apaan sih dia sampai bikin lo sampai mencair. Pasti muka lo merah ya waktu digandeng gitu.”
“Mbak mah seperti liat aja.”
“Dari cerita lo bisa disimpulkan itu. gak mungkin laki laki hanya diam dengan kondisi sudah digandeng wanita cantik dari Manggarai sampai Klender.”
“Iya mbak. Aku entah kenapa gugup gitu.”
“Gugup menjadi oon lo mah.”
“Itu karena masa laluku mbak”

Arga yang sekarang sedang menyetir Lancer Evo 5 kepunyaan Yona menuju mall yang ditunjukkan oleh Yona, pemilik mobil ini. Sambil menunggu macet yang sedang menjebak mereka, mereka banyak bercerita tentang masa lalu mereka. Entah kenapa Arga yang susah dekat seorang wanita bisa seluwes ini cerita masa lalu nya ke Yona. Tiada hal yang ia tutupi ke Yona saat ia bercerita.

“Never Underestimate Yourself. If You are UnHappy with your life, fix what’s wrong, and keep stepping”

Yona hanya mengucapkan kalimat sama persis yang selalu Arga dengar di kota tempat ia tumbuh dulu setelah mendengarkan cerita masa lalu Arga. Sesaat Arga merasa terkejut akan apa yang diucapkan oleh bibir cantik Yona.

“Kok lo diam?”
“Persis mbak.”
“Apaan? Kalimat yang gue bilang tadi?”
“Iya mbak.”
“Gini ya. Lo nya aja yang masih belum menyadari kalau lo itu sudah berguna bagi orang lain. Mana tahu, waktu lo disana, lo dibutuhkan oleh orang dan sekarang lo disini, mereka seakan kehilangan lo.”
“Hmmm…”
“Oke, mulai sekarang lo bebas menilai gue lebih dari atasan lo. Anggap aja gue jadi korban pertama lo untuk bangkit dari masa lalu lo.”
“Gak usah mbak. Gak enak akunya.”
“Lebih gak enak gue, kalau seandainya lo begini terus.”
“Jangan mbak. Aku mohon, soalnya mbak sudah terlalu baik sama aku. Aku menerima permintaan kantor ini juga jalanku kok untuk berubah. Walau aku yakin itu susah mbak.”
“Pasti bisa”

Yona yang meyakinkan keputusan Arga untuk berubah dan bangkit dari masa lalunya tersebut menggenggam tangan Arga yang berada di paha Arga. Arga yang menerima perlakuan Yona tersebut hanya diam dan kaku akan situasi ini. Berbeda dengan Yona yang seakan cuek dengan genggaman tangannya di tangan Arga. Dan Yona seakan enggan akan melepaskan genggamannya tersebut.

“Ntar kita makan dulu ya. gue laper nih.”


***


Disaat Arga dan Yona menikmati makanan cepat saji yang terletak di suatu Mall di Jakarta Timur itu, seorang yang mengenal mereka berdua melihat hal tersebut. Awalnya ia tidak berfikiran aneh aneh akan hal yang ia lihat. Tetapi hal yang berbeda ia rasakan dengan sikap Yona yang tidak seperti biasanya. Yona yang sangat tertutup dengan karyawannya seakan terbuka saat bersama Arga yang masih dalam kedinginannya.

Pita, HSE Admin nya Arga sedang melihat hal tersebut langsung mengajak pacarnya memasuki dan duduk bersebrangan dengan Arga dan Yona yang sedang asyik dalam makan sambil berbicara tersebut. Pita mengambil tempat yang memang susah untuk Yona maupun Arga melihat ke arahnya yang terlihat mengacuhkan kondisi sekitar. Hal ini yang membuat Pita semakin penasaran akan kondisi yang ia lihat ini.

Pita sedikit heran dengan sikap Yona yang memang punya gelar bagi orang yang mulai geram dengan kedinginannya. “Perawan Tua”, julukan yang diberikan orang kantornya kepada sang manager HRD tersebut karena tidak pernahnya ia melihat ataupun mendengar Yona sedang menjalin hubungan atau dekat dengan sang manager. Namun, hari ini ia melihat hal yang memang ia tidak menyangka sama sekali.

Hal lain yang membuat Pita terkejut dengan Arga, sang HSE Staff baru yang belum genap satu minggu mengabdi di tempatnya bekerja. Arga juga dikenal dingin kepadanya maupun Icha, sahabat di kantornya yang menyukai Arga. Sampai akhirnya,

BRAAAKKKK…
“Jadi ini yang buat kamu menghindar dari aku Yo?”

Pita yang melihat kejadian itu juga terkejut dengan hempasan tangan seorang pria yang keliatan seumuran dengan Yona pada meja Yona dan Arga.

“Dan Lo, siapa lo? Selingkuhan Yona ha? Sampai sampai lo tinggal di apartement tunangan gue. Berapa lo dibayar?”

Pita semakin terkejut akan hal yang ia dengar dari pria tersebut. Ia terkejut dengan perkataan pria itu tentang Arga yang dinilainya sosok dingin tinggal di apartementnya Yona, manager HRD tempatnya bekerja.

“Chris. Tutup mulut kamu.”
“Apaan? Lo masih belum puas sama gue ha? Sampai sampai lo melihara brondong? Dasar Wanita gak bener”

BUUUGGHHHHH..
“Maaf Mas, lo boleh bentak gue. Tapi lo gak pantes nilai mbak Yona gitu.” Kata Arga sesudah menghajar wajah Christ yang terduduk menerima bogem gratis hal tersebut.
“Lo berani sama gue.?”
“Gue gak takut sama siapapun. Dan lo ingat baik baik ya mas. Gak pantas lo bilang kek gitu ke mbak Yona kalau memang lo tunangannya.”
“Anjiiiingg” kata Chris sambil mencoba untuk membalas Arga.
“Dan ingat mas. Bukan laki laki namanya kalau ngomong kasar gitu ke perempuan. Lo sama aja sama banci yang jual ekornya.” Kata Arga yang berhasil menangkap pukulan Christ dengan tangannya.
“Anjiiiinggg.. lu liat aja. Lu gak tau dengan siapa buat masalah.”

Arga langsung menarik tangan Yona sambil meninggalkan tempat makan yang memang mereka sudah menjadi pusat perhatian dengan kejadian tadi. Arga seakan acuh dengan tatapan orang yang melihat akan hal itu. Berbeda dengan Yona yang seakan terpukul atas apa yang diucapkan oleh Christ tadi menunduk sambil menunggu aliran air matanya jatuh ke pipinya.

Pita yang makin terkejut dengan hal yang ia lihat ini juga melihat kepergian kedua atasannya yang meninggalkan tempat makan ini. Ia juga melihat Christ yang meninggalkan tempat makan tersebut.

“Kamu kenal sama mereka sayang?”
“Eh, iya yang. Mereka atasanku.”
“Mereka?”
“Iyaaa… yang makan tadi.”

Pikiran Pita sekarang sedang bercampur setelah ia melihat dan mendengar apa yang terjadi terhadap Yona dan Arga. Mulai dari sikap yang beda dari Yona yang memang dingin ke semua karyawannya di kantor, Arga yang tinggal di apartementnya Yona dan perkataan pria yang bernama Christ tadi.

“Sepertinya Icha harus tahu akan hal ini. Aku gak mau Icha mencintai orang yang salah lagi.” Batin Pita berbicara.


***


“Hmmm… biar aku aja entar yang beli perlengkapan ya mbak. Sekarang kita pulang aja.”

Sekarang Yona dan Arga sudah kembali ke mobil Yona yang masih diam terpaku akan kejadian yang baru menimpanya. Dengan menunda tujuan awal mereka untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, Arga mengajak Yona langsung pulang karena keadaan Yona yang membuat Arga bingung.

“Hmmm.. Mbakkk”

Arga makin panik dengan Yona yang sekarang bukan hanya terdiam, namun air mata yang tadi ditahan Yona sekarang sudah mengalir ke pipinya Yona. Arga yang bukan hanya bingung, sekarang malah panik dengan isakan yang terdengar dari Yona.

“Lo antar gue ka Bogor.”
“Bogor?”
“Gue mau pulang.”
“Pulang?”
“Gue takuuutt, gue gak tau kenapa gue selalu begini. Hiikkksss.. gue udah ngerasa dia bakal jadi pelindung. Tapi malah membuat gue takut.”
“Iya mbak.”
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd