Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
#SemprotOriginalContent

===Di kamar hotel===

"Hgggk..emmmhh..hhggķkk" suara keluar dari mulutku yg sedang disodok penis kapten kapal. Sementara vaginaku disodok penis Pak Rudi.


Setelah usai panen ikan, sang kapten kapal berhak mendapat hadiah spesial dariku karena berhasil mencapai 2x target. Dia kuajak ke hotel tempat pak Rudi dan aku menginap. Pak Rudi tidak keberatan karena kapten kapal ini telah menyelamatkan nyawa kami.

Sudah 2 hari sang kapten menginap bersama kami. Vagina, lubang anal dan mulutku sudah beberapa kali menjadi penampungan sperma sang kapten. Beberapa kali kami juga melakukan threesome seperti saat ini. "Mba.. telen peju abang ya.." ucap sang kapten sambil menekan penisnya kedalam tenggorokanku. 'Crooot..croot!' Spermanya masuk kedalam tenggorokanku. Lalu ia melepaskan penisnya dari mulutku.

Pak Rudi belum keluar dan masih terus menyodok penisnya di vaginaku. "Kriing..kriing" suara telepon kamar kami berbunyi. Aku mengangkat teleponnya sambil menahan desahan karena nikmat yg kurasakan saat ini. "Iyah.. hmmm..euuuh.. iyaa mas.. eehhmm" entah apakah resepsionis itu menyadari aku sedang menahan desahan. Sang resepsionis memberi tahu kalo sudah masuk waktu checkout.

"Del.. bapak keluarin sekarang!" ucap pak Rudi. 'Crooot..crooot..croot!' Vaginaku dibanjiri sperma pak Rudi. Karena sudah waktunya checkout kami langsung membersihkan diri di kamar mandi lalu bersiap-siap keluar dari hotel. "Mba Dela, kalo ke Bali lagi jangan lupa kabarin abang ya" ucap genit sang kapten sebelum kami berpisah.

===Di rumah===

Mas Jodi, Kak Ratna dan Mas Dinan sedang ngobrol di ruang makan ketika aku tiba di rumah. Ternyata kondisi papa kembali jatuh sakit. Kak Ratna memiliki ide untuk kembali berobat ke Mbah Purwo. Kami semua setuju kembali kesana karena kami anggap memang pengobatan Mbah Purwo ampuh. Aku, Kak Ratna dan Mas Jodi pergi sementara mas Dinan menjaga papa di rumah.

=== Tempat Praktik Mbah Purwo===

"Gendam yg dikirim ke bapak sudah terlalu kuat. Untuk bisa terus menangkalnya, ritual pemasangan pusaka harus dilakukan berkala. Apa Dek Ratna siap?" Ucap Mbah Purwo. Artinya Kak Ratna harus rutin menemui mbah purwo untuk mengulang ritualnya. Kak Ratna tidak keberatan dengan persyaratannya. Kupikir kak Ratna memang menyukai "ritual" dengan Mbah Purwo. Kak Ratna harus kembali lagi nanti ketika bulan purnama tiba. Itu masih 10 hari lagi. Sementara papa diberi ramuan yg harus diminum setiap hari agar kondisinya tidak tambah parah.

Sebelum pulang Mbah Purwo meminta Kak Ratna untuk tinggal sebentar untuk persiapan ritual berikutnya. Aku dan Mas Jodi yg mengantar keluar ruangan dan menunggu di luar. 30 menit berikutnya Kak Ratna keluar dari ruangan. Rambut dan pakaiannya sedikit berantakan aku bisa melihat setetes sperma ada di ujung rambutnya lalu aku memberi kode mata ke kak Ratna. Kak Ratna yg menyadari lalu pura-pura mengibaskan rambut sambil menghilangkan "jejak" Mbah Purwo. Kami bertiga lalu pulang ke rumah.

"Del kok ngelamun terus sih" ucap kak Ratna. Jujur saja aku masih sering membayangkan kenakalanku kemarin. Liburan ke Bali dan petualangan bersama kapal nelayan sangat berkesan buatku. "Mas Jodi udah tau soal Ritual Mbah Purwo dan Mas Dinan mba?" Tanyaku berbisik. "Belum tuh, dia belum nanya. Mungkin dia pikir Kakak udah ga nakal lagi semenjak dia sembuh dari ejakulasi dini. Tiap weekend Kak Jodi ke rumah, kita bisa main 3 kali sehari Del. Hihi" jawab kak Ratna. Waw aku semakin percaya kesaktian Mbah Purwo.

"Kak, nanti kayanya aku ga bisa antar ke Mbah Purwo. Doni ajak aku ke kampung keluarganya karena ada pernikahan sepupunya" aku memberi tahu Kak Ratna. Kebetulan minggu itu adalah long weekend sehingga aku dan Doni memang berencana roadtrip ke kampung halamannya sambil berlibur. Kak Ratna tidak keberatan karena sudah tau alamat Mbah Purwo dan dia bisa kesana sendiri.

===Malam keberangkatan===

Aku dan Doni berancana memulai perjalanan di malam hari. Jalanan akan lebih lancar dan tidak akan panas. Perjalanan menuju kampung halaman Doni sekitar 12 jam. Aku berpikir untuk "bermain" dulu dengan mas Dinan sebelum melakukan perjalanan panjang itu. Selesai packing aku mencari mas Dinan ke kamarnya. Aku tidak menemukannya disana.

Aku berkeliling rumah tapi tidak ada. Tinggal satu ruangan yang belum aku cek, yaitu kamar Kak Ratna. Aku berjalan mendekati kamarnya. Berjarak satu meter depan pintu aku sudah bisa mendengar suara desahan Kak Ratna. Sial aku keduluan kak Ratna. Aku mulai kesal Kak Ratna mendominasi "pemakaian" Mas Dinan.

"Kreek..cekreekk..ckreek." suara kecrekan khas kudengar lewat di depan rumah. Itu adalah suara tukang pijat tuna netra yg suka berkeliling di komplekku. Dengan kacamata hitam, tongkat kayu dan kecerekan ia berkeliling komplek mencari langganannya. Dulu papa ketika sehat suka sesekali dipijatnya. Aku sih belum pernah dan jadi penasaran. Sekalian relaksasi sebelum perjalanan jauh pikirku.

"Pak, boleh pijatnya disini" ucapku memanggilnya. Dia mendengar panggilanku lalu berjalan dengan tongkatnya ke arahku. "Ini rumah Pak Anton ya?" Tanya si bapak. Walaupun ia tuna netra tapi sepertinya ia sudah menghapal langkah dan jalan di komplek ini dan nama pelanggannya. "Iya benar pak" jawabku. "Pak Antonnya mau dipijiat ya mbak?" Tanya si bapak. "Pak Anton sedang tidak sehat kondisinya. Hari ini saya Pak yg minta dipijat" sambil tanganku meraihnya mengajak ia masuk ke dalam. Dadaku sedikit menekan ke lengannya saat membantunya berjalan. Aku tidak berpikir macam-macam dengan bapak ini karena usianya yg tua dan tuna netra, dan aku hanya ingin peregangan sebelum berangkat road trip.

[HIDE]

Aku mengajaknya ke dalam kamarku. Aku memintanya duduk di tepi ranjangku. Lalu aku membuka seluruh pakaianku, toh kupikir si bapak tidak akan bisa melihat tubuhku. Aku bertelanjang di depannya dan tidak ada reaksi dari si bapak. Lucu juga situasinya saat ini pikirku. Bapak tua ada disebuah kamar berdua dengan wanita bugil di depannya, tapi si bapak tua tidak bisa melihatnya.


Lalu aku rebahan tengkurap di kasurku. "Pak boleh dimulai sekarang" pintaku ke si bapak. Lalu si bapak mengeluarkan minyak dari tas pinggangnya. Dia berbalik dan mencoba mencari punggunggku. "Eh anu.. maaf mbak.." saat tangannya justru mendarat di pantatku. Aku hanya tertawa kecil. "Aku sengaja pak ga pake apa-apa biar minyaknya ga kena dalemanku" ucapku memberi tau si bapak agar dia tidak bingung ketika meraba tubuhku yg bugil ini.

Si bapak mulai membalurkan minyak dan memulai pijatan dari kedua kakiku. Tangannya yg sudah terasa berkeriput bersentuhan dengan kulit kakiku dari ujung jari hingga atas lututku. 15 menit pada kedua kaki lalu si bapak mulai naik pijatannya ke punggungku. Aku sudah sangat rileks hingga mengantuk saat dipijat oleh si bapak. Aku kadang tertidur dan terbangun lagi. Aku akui pijatan si bapak memang sangat enak sekali.

"Maaf mba bisa berbalik?" Pinta si bapak. Aku lalu merubah posisi terlentang. Lagi-lagi aku berpikiran nakal melihat si bapak yg tidak dapat melihat tubuh bugil wanita muda didepannya. Ketika aku liat celananya aku bisa liat jelas ada tonjolan penis disana. Apa si bapak ini tidak 100% tuna netra? Apa dia bisa melihat tubuh telanjangku di hadapannya? Aku tidak bisa melihat matanya dari balik kacamatanya.

Pijatan kembali dimulai dari kedua kakiku. Kali ini aku tidak tidur, hanya pura-pura tertidur. Aku bisa mengintip si bapak beberapa kali membenarkan celana karena penisnya sudah tegang. Setelah kedua kakiku dipijitnya si bapak pindah ke tangan ku. Beberapa kali bagian pinggir dadaku terkena jarinya saat memijat hingga ke lengan. Sentuhan-sentuhan kecil di pinggiran dadaku cukup merangsangku hingga pentil dadaku mengeras.


"Mba.. perutnya mau dipijat juga?" Tanya si bapak. Tapi aku tetap berpura-pura ketiduran. Dia sempat bertanya lagi dan tetap tidak ada jawaban dariku. Si bapak berhenti memijatku. Aku pikir dia sudah akan beres-beres. Aku sedikit membuka mataku ingin mengintip si bapak sedang apa. Ternyata si bapak duduk bersimpuh disampingku dan telah mengeluarkan penisnya dari balik resletingnya.

Aku kembali memejamkan mataku. Aku berpikir si bapak akan masturbasi lalu menumpahkan spermanya di perutku. Khayalanku saat ini cukup membuat vaginaku berdesir dan sedikit basah. Lalu aku mendengar si bapak beranjak dari posisi duduknya, aku penasaran dgn apa yg akan ia lakukan, tapi aku tetap memejamkan mataku.

Tidak lama aku merasa ada bayangan seseorang di atas tubuhku. Lalu dua buah tangan meraba kedua dadaku dan menekannya ke arah tengah. Kemudian aku merasakan ada penis yang merangsek diantara jepitan dadaku. Bapak pemijat tuna netra ini sedang akan melakukan tit fuck ketika aku pura-pura tertidur! Gilaa!

Dengan perlahan si bapak memaju mundurkan penisnya pada jepitan dadaku. Penisnya telah ia beri minyak sebelumnya hingga gerakannya licin diantara kulit dadaku. "Eehgg..eehhg" suara desahan si bapak sambil memaju mundurkan penisnya yang semakin lama semakin cepat. Lalu aku pura-pura sangat terlelap hingga mulutku sedikit menganga. Aku penasaran apakah ia berani mengeluarkan spermanya di mulutku.

Kocokan penisnya semakin kencang. Jujut saja saat ini vaginaku sudah sangat basah. Vaginaku sangat menginginkan sodokan penis saat ini juga. Tapi aku tetap menahan diri agar tidak disetubuhi bapak pemijat ini. Kocokan si bapak berubah menjadi perlahan, tapi aku bisa sangat merasakan kedutan penisnya di dadaku. Ia akan segera orgasme.

"Crooot..crooot..croot" sperma si bapak pemijat keluar dari penisnya mengenai dada dan perutku. Ada sedikit kecewa si bapak tidak berani memasukkan penisnya ke mulutku saat orgasme. Padahal aku penasaran seperti apa rasanya.


Lalu ia berdiri dari atas tubuhku, kembali merapikan celananya. Lalu tangannya kembali mengelus tubuhku. Kali ini ia ratakan seluruh spermanya yang ada ditubuhku seperti sedang menggunakan minyak pijatnya. Sensasi yg sangat liar kurasakan ketika tubuhku dibalur dan dipijat oleh sperma sang pemijat. Spermanya merata di tubuhku.

Lalu aku pura-pura menguap dan terbangun. "Sudah selesai pak?" Tanyaku berpura-pura. "Sudah mba" jawabnya. Lalu aku pamit ke kamar mandi untuk bilas sebelum membayar dan mengantarnya ke depan rumah. Di kamar mandi, sebelum bilas aku bisa mencium aroma sperma yg rata diseluruh tubuhku.

Setelah selesai mandi aku kembali berpakaian. Dan aku berganti pakaian dengan masih di depan si bapak pemijat tuna netra yg sedang duduk di tepi kasurku. Saat aku membantunya berdiri aku bisa melihat penisnya sudah menegang lagi. Kuat juga bapak tua ini pikirku.

"Pake minyak apa pak tadi? Aromanya beda dari minyak pijat biasa. Yg ini lebih menyegarkan" pertanyaanku iseng menggoda bapak pemijat. "Oh.. anu mba.. memang minyak sendiri.. bikin sendiri gitu mba.. bahan herbal tradisional" jawabnya ngeles. Aku hanya tertawa dalam hati mendengar jawabannya.

Aku memberikannya uang dan tip lalu mengantarkan sampai depan rumahku. "Semoga suka dengan pijatan bapak ya mba, biar jadi langganan" senyum mesumnya tidak bisa ia tutupi. Aku hanya menjawab iya lalu menutup pintu kembali rumah.

Saat masuk kerumah dan ke dapur untuk mengambil minum aku berpapasan dengan Mas Dinan. "Tukang pijat tuna netra langganan papa enak juga pijitannya ya mas" basa basiku saat sambil mengambil air minum di kulkas. "Oh iya, bapak itu langganan bapak-bapak komplek ini emang mba" jawab Mas Dinan, "...sampe-sampe sekitar setahun yg lalu tuh dibantu donasi mata oleh Dokter Tio di RT05 mba, sekarang satu matanya bisa berfungsi" lanjut mas Dinan.

"Prfftt.. glek.. uhuk" aku tersedak air minumku mendengar bawah mata si bapak sudah dioperasi sebelah dan berarti memang dari awal bapak itu bisa melihatku.

"Pelan-pelan mba minumnya sampe keselek gitu" ucap Mas Dinan. Aku lalu pamit ke kamar dan tertawa membayangkan apa yg baru saja terjadi. Hihi.

'Drrrt...drrttt' HP ku bergetar. Pesan singkat dari Doni kalo ia sudah berada di depan rumah. Aku mengangkat koperku lalu pamit dengan Mba Ratna, Papa dan Mas Dinan. "Kak Ratna nanti kalo ke Mbah Purwo kabarin Dela ya. Hati-hati dijalan" pesanku kepada Mba Ratna. "Iya Del, nanti Kakak update sama kamu" ucapannya diakhiri kedipan mata menandakan dia tidak sabar "ritual" kembali dengan Mbah Purwo.

=== Road trip dimulai ===

Sesuai perkiraan kami, jalanan malam hari cukup lancar. Tidak banyak mobil pribadi lebih dan lebih banyak bus malam dan truk. Di perjalanan pun aku tidak tidur karena menemani Doni nyetir mobil. Kadang agar dia tidak mengantuk dia memainkan dadaku yg hanya tertutup tanktop putih, meremas-remasnya hingga pentil dadaku mengeras. Doni juga kadang mengusap-ngusap vaginaku dari luar celanaku. Karena aku sudah sangat terangsang aku menawarinya untuk mengoralnya sambil menyetir.


Doni membuka resletingnya dan sedikit menurunkan celananya. Penisnya sudah tegang daritadi. Aku membungkukkan badan ke arah penis Doni lalu memasukkannya kemulutku. 'Slllrppp..sllrpp' aku menjilat penisnya dan Doni meremas-remas pantatku yg sedang menungging.

Mobil berhenti pada lampu merah. Disamping kiri mobil ada truk yg ikut berhenti. "Del, supir truknya liatin kamu tuh" ucap Doni santai. Aku kaget dan melepas penis Doni dari mulutku lalu menengok kebelakang. Tapi aku tidak yakin supir truk itu bisa melihat kedalam karena kaca mobil Doni yg gelap. "Hahaa.. becanda kok Del. Kacanya gelap kok" canda Doni menakut-nakutiku. Justru aku yg sebenernya kecewa kalo supir itu tidak bisa melihatku sedang menungging dan mengoral penis Doni di bangku kemudi. Hihi.

Lampu berganti hijau, mobil kembali berjalan dan aku lanjutkan mengoral penis Doni. Vaginaku pun ikut basah di bawah sana. 15 menitan aku oral, penis Doni mulai berkedut dimulutku. Tangan Doni menahan kepalaku agar tetap pada posisinya. "Crooot..crooot.." spermanya muncrat di dalam mulutku yg kucoba telan semuanya. "Makasih ya Del.. aku jadi ga ngantuk-ngantuk padahal sudah 3 jam nyetir" ucap Doni dengan puasnya.

Tiba-tiba jalanan yg tadinya lancar mendadak macet. Awalnya kami kira hanya macet sedikit tapi sudah 30 menit antrian bertambah panjang dan mobil tidak jalan sama sekali. Truk dan mobil yg terjebak banyak yg mematikan mesinnya. Beberapa supir turun dan merokok. Doni pun turun dari mobil mencari tahu apa yg terjadi di depan. Aku ditinggal sendiri di mobil ini.

"Tok tok" kaca penumpangku diketuk dari luar. Ada dua orang bapak-bapak yg sepertinya supir dan kernetnya yg berdiri di luar mobil. Aku turunkan jendelaku, "Ada apa pak?" Tanyaku. "Pacarnya kemana Non?" Tanya salah seorang dari mereka. "Lagi jalan kedepan cari tau ada apa dengan macet ini" jawabku. "Oohh.. ngomong-ngomong kontol kita lebih gede ga dari kontol pacarnya Non? Hahaha" Mereka membuka resleting mereka dan mengeluarkan penis hitam dan panjangnya di depan wajahku.

Ah ternyata kaca mobil Doni tidak segelap itu. Truk yg tadi berada di samping mobil Doni ketika di lampu merah ternyata bisa melihatku yang sedang mengoral Doni. Dan dua bapak-bapak di depanku yang saat ini sedang menunjukan penisnya adalah supir dan kernet truk itu. Wajahku memerah melihat penis hitam dan panjang yg tidak hanya satu tapi dua dihadapanku saat ini. Melihat tidak ada ada tanda penolakan dariku, kedua bapak ini mendekatkan posisinya dan menyodorkan penis mereka melalui jendela. "Cobain non, dijamin lebih enak dari punya pacar non" ucap si supir sambil tertawa.

Posisiku masih duduk di dalam mobil. Dua penis hitam panjang sudah menjulur masuk lewat jendela. Aku yg penasaran lalu membuka mulutku lalu memasukkan penis pertama perlahan-lahan masuk ke dalam mulutku. Tanganku menggenggam penis yg lain. Setelah membasahi penis pertama, mulutku mencoba mengulum penis kedua. "Glegh..gleegh" suara kaluar dari mulutku yg coba memasukan seluruh batang penisnya tapi tidak cukup.

"Apa gw bilang Mat, ni cewe pasti ga akan nolak sama kontol kita, mukanya udah sange banget" ucap si kernet dengan bangga ke supir. Sementara itu aku mulai mengoral dan mengocok penis mereka secara bergantian. "Sllrpp..shhh..ehmmm...Bang cepet keluarin yah, aku takut pacarku kembali" ucapku manja.

"Wah non kalo lewat mulut gakan bisa cepet.." ucap si supir yg pelirnya sedang aku jilati. "Terus abangnya mau apa? Memek aku?" Tanyaku manja menggoda sambil memainkan lidah di ujung penis kernet. "Ya kalo Non mau cepet sih abang lakuin" ucap si kernet sambil melakukan tos dengan si supir. "Tapi janji ya cepet keluarinnya.." suaraku lirih menggoda.

Lalu aku membuka celana hotpantsku. Aku menungging ke arah jendela sehingga pantatku tepat diujung jendela. Vaginaku sudah sangat basah daritadi Doni memainkan vaginaku dijalan. "Plak!" Suara tamparan di pantatku oleh sang supir. Lalu perlahan-lahan aku rasakan penis hitam panjangnya menyeruak masuk bibir vaginaku. "Aaaaaahh..hmmm" aku tidak bisa menahan desahan penis senikmat ini.



"Ayo non, bantu kocokin!" Ucap si supir yg memintaku maju mundur mengocok penisnya. Awalnya aku mulai dengan pelan karena vaginaku masih membiasakan keadaan ditusuk penis hitam panjang. Lama kelamaan kocokan ku semakin kencang. "Aahh..bang..Dela sampe..creeet..creeet" aku mengalami orgasme. Penis si supir dengan semakin mudah keluar masuk vaginaku yg licin. "Non, abang tumpahin ya di memeknya" aku hanya menjawab dengan memaju mundurkan tubuhku lebih cepat. "Crooot..crooot!" Sperma si supir tumpah banyak di dalam vaginaku. Aku menahan posisi menunggingku agar spermanya tidak meleleh keluar karena aku tau masih ada satu penis lagi yang harus dipuaskan.

Penis kernet bergantian masuk menyeruak kedalam vaginaku. Kini ia yg bergerak mengocok penisnya di vaginaku. Aku sudah hampir tidak ada tenaga lagi saat aku merasakan orgasme yg kedua dan sang kernet tidak mengurangi kecepatan kocokannya. "Plak..plak..plak!" Suara pertemuan kulit pantanmu dan pahanya. Lalu ia meremas bongkahan pantatku lalu menusukkan penisnya dalam-dalam hingga keujung rahimku "crooot..crooot..crooot!" Spermanya menyembur banyak sekali.

"Non kalo hamil kabarin abang ya, abang rela tanggungjawab. Hahaha" ucap sang kernet sambil merapikan celananya. Lalu Supir dan kernet itu kembali ke truknya dengan wajah sangat puas.

Perlahan aku duduk kembali dan mencoba mengeluarkan sperma supir dan kernet tadi kebeberapa lembar tisu. Vaginaku sudah seperti penampungan sperma. Tidak lama setelah aku membersihkan vaginaku. Doni tampak sedang berjalan kembali ke mobil. Aku lihat jam, ternyata Doni tidak pergi selama itu. Paling lama sekitar 15 menit. Dan dalam waktu sesingkat itu aku sempat quicky sex dengan supir dan kernet yg random. Benar-benar petualangan yg liar bahkan untuk ukuran wanita sepertiku. Hihi.

[/HIDE]

Bersambung Page 59
 
Terakhir diubah:
Thank you, bro...
Your update is worth the wait....
Good job...
Keep on rocking, Della....
 
Ane suka story-nya. Suka banget ama cewek binal yang gak peduli kontie siapa aja, yg penting bikin puas.
Cerita cuckoldnya posting aje, Hu. Ane penggemar cuckold, mau kayak apa juga pasti ane libas kalo cuckold. :p
 
Beeuuuhhhh mantipss.. tapi kurang panjang wakwakwakwak
Makasi suhu @Nitsugi sudah berkenan memberi update
Dilanjut Dela nya yakkk :v
Yg tukang pijat buta tapi ternyata nggak itu lucu lo pfftt XD
 
Arghh ngaceng bgt baca cerita ny, di tunggu next ny gan, semoga sampai tamat gan ceritanya..
 
Suhu mulustrasi cewe yang sperma didadanya ada lagi kah?
Ato mungkin suhu yg lain punya koleksi?
Cocok buat bacol ini
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd