Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
gimana kalau Dela di entot tukang nasi goreng karena ga bawa uang buat bayar nasi goreng yang sudah dimakan...
pertamanya sih dela cuma disuruh cuci piring, tapi setelah melihat geolan pantat seksi dela waktu cuci piring si tukang nasgor jadi ga tahan hehehe...
 
Suhu @Nitsugi lama ane ngga mampir neh :v eh dela trnyata jalan2, nakal lg sama supir trek
Usul dikit yak
Kalo jalan jauh gtu, biasanya kan ad rest area, nah critanya tu gini
" Mobionya bermasalah, di derek ke rest area yg ada bengkel nya, dsana trnyata ngga bisa langsung di benerin, nunggu montirnya besok nya baru dateng, trus pacarnya si dela trnyata ada hal mendadak, dijemput temennya, si dela diem di penginapan di rest area, dsna dia godain pelayan penginapan, tukang bersih2nya, eksib di minimarket sama diekse orang ngga dikenal di toilet minimarket.
Trus malem nya jalan2 godain kakek2 tua di rest area yg jagain parkiran, di ekse nya di sudut parkiran di samping mobil..
Trus besoknya montirnya dteng, setelah di benerin mobilnya, trnyata si dela uangnya kurang dan pacarnya blm dateng, bayarnya pake esek2 dimobil dan kap mobilnya, trus mainnya smpe beberapa kali,
Sorenya baru deh si pacarnya dela dateng. Bayar biaya benerin mobil, dan cus ke tujuan

Maaf ya ane lupa nama pacarnya, fokusnya dela doang wkwkwkwl
 
#SemprotOriginalContent

=== Lanjutan kisah Road Trip ===

"1 km di depan itu ada perbaikan jalan dan tidak jauh dari situ truk besar mengalami pecah ban jadi jalur tertutup total" ucap Doni setelah kembali masuk ke mobil. "Kamu keringetan banget, ga nyalain AC memang?" Tanya Doni melihat keringat hasil persetubuhanku dengan supir dan kernet.

"Kita putar arah saja lewat jalur alternatif Don" aku coba mengalihkan pembicaraan. Lampu merah sebelumnya memang adalah jalur alternatif. Hanya saja jalur kecil dan berbukit. Dan dimalam hari seperti ini pasti tidak ada penerangan jalan. "Iya deh kita coba aja lewat situ ya. Yang penting jalan daripada stuck disini" ucap Doni yg kemudian menyalakan mesin mobil lalu putar arah.

Hampir tidak ada truk yg melalui jalur ini karena lebar jalan yg tidak besar. Doni mengendarai mobil dengan sangat hati-hati. Sampai disuatu tanjakan kami melihat ada mobil kijang tua mogok dipinggir jalan. Dan disitu ada 6 orang yg berdiri di samping mobil. Sepertinya itu satu keluarga Ayah, Ibu, Paman, anak laki-laki seumuran SMA dan 2 anak kembar perempuan masih SD.

"Don menepi dulu, kasihan" aku minta Doni membantu keluarga itu. Ternyata keluarga itu habis pulang melayat keluarganya. Dan mobil tuanya sepertinya overheat, padahal jarak kampungnya paling 3km lagi. "Yasudah bu biar kami antar ke rumah" ajak ku tidak tega meninggalkan mereka tengah malam di tengah jalan seperti ini.

Setelah itu baru aku kebingungan bagaiman caranya semua orang cukup di mobil Doni yg berkapasitas 5 orang. Karena tubuh si ibu yang gendut maka ia kusuruh duduk di depan sambil mengarahkan jalan. Bapak duduk dibelakang si ibu sambil memangku anak perempuan pertama. Lalu sebelahnya si Paman memangku kembaran kedua. Lalu aku dibelakang Doni dipangku oleh sang anak laki-laki usia SMA.

"Punten teh jadi ngerepotin" ucap si anak laki-laki. "Ah gapapa, ga terlalu jauh ini" jawabku sambil pelan-pelan duduk di pangkuannya. Sebenernya 3km memang bukan jarak yg jauh. Tapi karena jalanan berbukit dan berkelok ditambah mobil yg overweight membuat Doni nyetir dengan perlahan. Saat itulah aku merasakan ada tonjolan keras yg menekan pantatku. Ya aku yakin itu penis sang anak yg sedang ereksi. Hihi.

Aku yg baru saja digenjot supir masih mengharapkan kenikmatan lagi. Vaginaku cepat bereaksi dan mulai kembali basah. Beberapa kali aku pura-pura membenarkan posisi dudukku yg sebenernya lebih menekan-nekan penis sang anak di vaginaku walaupun masih tertutup oleh celana masing-masing.


Di mobil kami basa basi perkenalan, ternyata sang anak ini bernama Asep yang sedang sekolah kelas 3 di STM dekat tempat tinggalnya. "Si Asep mah harusnya udah lulus 2 tahun lalu teh, cuma suka bolos makanya ga naik kelas" ucap si Paman yg diiringi tawa.

Jalan yg berkelok dan naik turun membuat vaginaku sangat basah terkena tekanan konstan terus menerus. Aku berharap tidak akan sampai orgasme. Aku menahan mulutku agar tidak mendesah.

"Belok kiri disini kang" ucap si ibu mengarahkan Doni keluar dari jalan utama. Hanya ada beberapa rumah di desa ini. Jalan masuk dari jalan utama pun belum di aspal. Goncangan mobil semakin terasa ketika melewati jalan berbatu. Aku sudah berasa ada diujung klimaks karena penis Asep yg semakin menekan-nekan vaginaku. Aku menggigit bibir bawahku menahan orgasme ku. 'Creett..creeet..creet' Tubuhku bergidik, aku orgasme. Entah apakah Asep menyadari aku orgasme dipangkuannya. Asep tidak banyak bicara sepanjang perjalanan. Kurasa dia memang fokus menikmati penisnya digesek-gesek pantatku.

Kami berhenti di depan sebuah rumah. "Akang sama tetehnya istirahat aja dulu. Nanti pagi lanjutin perjalanannya lagi" ajak si ibu. Aku dan Doni melihat jam sudah jam 3 pagi. Dan Doni sudah nyetir tanpa istirahat selama 5jam. Maka kami memutuskan mengikuti ajakan si ibu.

[Hide]
Rumahnya cukup besar. Mungkin karena dihuni keluarga besar. Aku dan Doni diberi kamar Asep untuk istirahat. Sementara Asep akan tidur di sofa depan TV. Aku lalu mengganti pakaian dengan daster tidurku. Doni yg benar-benar kelelahan tidak sempat ganti baju, rebahan dan langsung tertidur.

Aku belum nyaman dengan kamar ini sehingga susah sekali tidur. Aku mendengar suara sayup-sayup desahan di luar kamar. Karena belum bisa tidur aku iseng untuk cek keadaan di luar. Dimana sumber dari suara desahan yg kudengar.


Aku berjalan perlahan, sampai aku menuju ruang tengah dan melihat Asep duduk di sofa membelakangiku sambil menonton film porno. Ternyata suara desahannya dari film yg ditonton Asep. Aku mendekari Asep dari belakang tanpa Asep menyadarinya. Tangan Asep sedang mengocok penisnya yg tidak panjang tapi diameternya cukup besar. Unik juga bentuknya. Aku jadi penasaran. Hihi.

"Asep mau kakak bantu?" Suaraku mengagetkan Asep. Asep panik lalu mencoba memasukkan penisnya ke dalam celana. Aku tahan tangannya. "Tadi Asep udah bikin basah kakak di mobil. Sekarang biar kakak yg bantu Asep yah" ucapku lirih sambil menggeser tangan yg menutup penisnya. Lalu tanganku meraih dan menggenggam penis Asep.

"Aduh teh.. jangan.. Asep takut" Asep grogi saat tanganku mengocok batang penisnya. Tapi tidak ada gestur penolakan dari Asep. Aku tahu birahinya tidak akan bisa menolak wanita sexy dihadapannya. "Asep sudah pernah main sama cewe sebelumnya?" Tanyaku dan Asep hanya menggeleng kepalanya. Artinya aku akan menjadi yg pertama buat Asep.

Film porno sedang menampilkan adegan blowjob. "Asep pengen cobain disepong kontolnya?" Tanyaku manja. Asep ragu-ragu menganggungk pelan. Lalu aku dekatkan kepalaku ke selangkangannya dan memasukkan penisnya ke mulutku. Lidahku ku mainkan di kepala penisnya. "Aduh.. teh.. enaak pisan.." ucap Asep keenakan. 'Sllrrpp..slrprpp' kepalaku naik turun mengoral penis Asep. Tangan Asep yg kaku tidak tahu harus apa kubimbing untuk meremas-remas dadaku. 'Sllrppp.. mainin pentilnya sep.. ehhmm' pintaku untum mengajari Asep untuk memuaskan wanita.

10 menitan aku oral, kini adegan film berubah menjadi adegan woman on top. "Asep mau coba juga?" Tanyaku saat lidahku masih menjilati batang penisnya. Kali ini Asep mengangguk dengan semangat.

Aku lalu membuka celana dalamku dan merubah posisiku untuk duduk mengangkangi penis Asep. Batang penisnya kuarahkan ke dalam vaginaku. Pelan tapi pasti 'bless..' seluruh penis Asep masuk seluruhnya. Aku sedikit merasakan perih karena dimater penisnya yg besar.

Perlahan-lahan aku mulai naik turun diatas penisnya. 'Plak..keplak..plak' suara pertemuan pantatku dan pahanya. Asep tanpa disuruh lagi sudah meremas-remas kedua dadaku. Tali dasterku diturunkannya lalu ia menjilati pentil dadaku. "Aahh..sep.. enakkh sep.." desahku manja sambil mengocok-ngocok penisnya.

'Creet..creet..creet!' Aku orgasme. Ini adalah orgasme keduaku dengan Asep yg baru aku kenal tidak lebih dari satu jam lalu. "Teh.. Asep juga mau keluar" ucap Asep. Aku lalu melepas penisnya dari vaginaku. Aku lalu mengocok penisya dan megarahkan ke mulutku. "Crooot..crooot..crooot" sperma Asep keluar dengan banyaknya. Ada yg masuk ke mulutku tapi banyak juga yg berceran di pipi dan di dasterku.

Kami sama-sama kelelahan dan mengatur nafas. "Kamu udah keluar duluan sih Sep jadi kakak ga sempet ajarin kaya gitu" aku menunjuk adegan di tv yg sedang menampilkan adegan doggystyle. Asep hanya terdiam, mungkit tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Aku lalu meninggalkan Asep dalam lamunannya kembali ke kamar dan tidur disamping Doni.

===Pagi hari===

"Del.. aku antar bapak dan paman ke mobilnya kemarin yg ditinggalin. Kamu tunggu aja ya" Doni membangunkanku untuk pamit sebentar. Aku yg masih mengantuk hanya mengangguk dan melanjutkan tidurku.

Entah berapa lama Doni pergi, aku kembali terbangun mendengar Doni sudah kembali dan masuk ke kamar. Doni lalu memeluku dari arah belakang. Tangannya meremas-remas dadaku dan penisnya di tekan ke arah vaginaku walaupun masih memakai celananya.

"Duh Doni.. jangan disini, gaenak kalo ketahuan" ucapku masih sambil memejamkan mata menikmati rangsangan dari Doni. "Ssstt.." hanya itu jawaban dari Doni yang sepertinya sudah begitu bernafsu. Tangannya membantu aku melorotkan celana dalamku hingga terlepas. Masih dalam posisi tidur menyamping memunggungi Doni aku memposisikan pantatku lebih ke belakang agar Doni bisa dengan mudah memasukan penisnya.

Perlahan aku merasakan kepala penis menekan di bibir vaginaku lalu terus masuk hingga seluruhnya. Pada saat inilah aku menyadari bahwa ini bukan penis Doni. Ini pasti penis...

"Asep?!?" Ucapku sedikit terkaget tanpa melihat ke arah belakangku. "Hebat, Si teteh masih inget rasanya kontol Asep. Hehe" ucap Asep merasa bangga. "Sep.. ahh.. nanti yang lain tau..ehhhmm..ahahh" aku coba menahan Asep yang sudah langsung menggenjot penisnya di vaginaku. "Ibu ke pasar sama si kembar teh, bapak-bapak juga masih belum pada pulang kok" ucap Asep yang sepertinya tidak mau kehilangan momen bersamaku. Tangan Asep menahan pinggulku sementara ia dengan tempo cepat mengocokan penisnya di dalam vaginaku.

Pagi ini Asep ingin mencoba hampir semua posisi yang ia ketahui dari film porno yang ia tonton. Mulai dari doggystyle, Misionaris, 69, reverse cowboy. Aku juga minta Asep latihan menjilati vaginaku dan merangsang wanita lewat pentil dadanya. Lidahnya tidak bosan-bosan menjilati bagian dalam vaginaku hingga aku orgasme dan cairanku dihisap habis oleh Asep. Kuakui untuk pemula Asep cukup cepat belajar. Akhirnya spermanya tumpah di vaginaku saat posisiku sedang tengkurap dan Asep terus mengocok vaginaku dengan tempo cepat. "Teh.. Asep ga kuat lagi..aaahh! Crooot..crooot..crooot"

Pagi-pagi hawa dingin pedesaan tidak sama dengan suasana panas dikamar Asep. Aku dan Asep sama-sama berkeringat, lelah tapi puas. Vaginaku pun terasa hangat dengan banyaknya sperma Asep yg keluar.

"Sep, kamu udah kakak nyatakan lulus ujian ngentot nya. Hihi" ucapku genit sambil menjilati sisa sperma di penisnya. "Teteh ga takut hamil Asep keluarin di dalem?" Tanya Asep. "Tenang Sep, kakak selalu rutin minum obat anti hamil kok" jawabku menenangkannya agar tidak panik jika aku akan hamil, atau justru Asep lebih ingin aku hamil anak dia ya? Hihi.

Setelah mengumpulkan tenaga, aku mandi untuk bersih-bersih. Selesai mandi seluruh keluarga dan Doni sudah kembali. Kami sarapan bersama lalu Aku dan Doni pamit melanjutkan perjalanan. Sebelum aku pergi Asep sempat bertukar no HP denganku katanya ia akan sesekali mengabari aku.

"Akrab amat kamu sama si Asep" ucap Doni meledekku. Dia tidak cemburu tapi ledekin aku jangan sampe aku PHPin anak muda kampung. Aku hanya mencubit manja perutnya lalu kami keluar dari kampung melanjutkan perjalanan.

Lewat jalur alternatif ini sebenernya memang akan memakan waktu lebih lama. Tapi pemandangan indah terhampar sepanjang jalan. Persawahan hijau dan kebun di sepanjang kiri kanan jalan. Doni mengambil HP nya dan mencoba mengambil gambar sambil menyetir.

"CKIIIIIIITT... BRAAAK!" Mobil Doni berhenti mendadak dan seperti menabrak sesuatu. Aku pun terkejut dan untungnya seat belt ini menyelamatkanku dari luka serius. Doni turun dari mobil dan melihat seekor Domba tertabrak. Sepertinya beberapa Domba tiba-tiba menyebrang jalan dan Doni tidak sempat menghindarinya.

"Aduuduuh... domba sayaa" tiba-tiba muncul bapak-bapak dari arah kebun menuju TKP. Domba yg tertabrak sepertinya langsung mati ditempat. Sang Bapak tampak bingung karena Domba itu milik majikannya. Dia hanya peternak yg dibayar untuk menjaga domba milik majikannya. Aku dan Doni merasa harus bertanggung jawab mengganti Dombanya.

"Pak, saya ganti dengan uang ya dombanya. Anggap saja dibeli orang ya." Ucap Doni menawarkan solusi. Bapak Peternak tampak cemas karena dia harus menjelaskan kejadian ini ke majikannya. "Gini aja pak, pacar saya akan ke ATM untuk ambil uangnya, biar saya temani Bapak bicara dengan majikannya" ucapku membantu menyelesaikan masalah ini. Aku tahu harga Domba ini cukup mahal, dan kami tidak membawa uang cash sebanyak itu. Pak Peternak setuju dengan ideku. Doni pun harus ke ATM yg jaraknya dengan jalan utama masih tidak diketahui. "Nanti aku share location ya beb kalo sudah sampai tempat majikannya" ucapku kepada Doni sebelum Doni pergi.

Aku naik sepeda motor tua diboncengi oleh pak peternak. Jalanan berbatu membuat motor harus gas-rem sepanjang jalan. Dadaku tidak bisa dihindari menggesek-gesek punggung bapak peternak. Semoga si bapak jadi lunak ketika bicara dengan majikannya. Hihi.

Tibalah kami di sebuah area peternakan. Motor pak Ali jalaj menuju sebuah kabin kayu milik sang majikan. "Tok-tok-tok.. Pak Karta.. permisi pak" Pak Peternak mengetuk pintu kabin. Tidak lama pintu dibuka, seorang bapak umur 50tahunan tampak hanya mengenakan celana pendek saja. "Ada apa pak Ali?" Tanyanya. Dan akhirnya aku tau nama bapak yg mengantarku. "Anu pak.. mbak ini.. nabrak domba kita sampai mati.." wajah pak Ali sedikit cemas. "Tenang pak.. pacar saya lagi ambil uang di ATM untuk ganti" lanjutku sebelum Pak Karta menjawab.

"Howalah.. yawda masuk dulu deh.. tunggu disini ya.. saya masih tanggung" ucap Pak Karta meminta kami menunggu di ruang tamu kabin ketika ia berjalan kebelakang dan masuk kamar utama. Aku dan Pak Ali duduk menunggu. Tidak lama dari kamar Pak Karta kami mendengar suara desahan wanita. Kabin ini dindingnya semua dari kayu. Suara di dalam kamar cukup terdengar keras hingga ruang tamu.

Aku dan Pak Ali menjadi canggung mendengar Pak Karta dan istrinya sedang bersetubuh di kamarnya. Aku bisa melihat Pak Ali membenarkan posisi celananya seperti membayangkan persetubuhan majikannya. Aku pun salut terhadap pak Karta karena diusianya itu sang wanita masih sangat menjerit-jerit menahan nikmatnya. Tanpa kusadari wajahku memerah membayangkan disetubuhi pak Karta.
"Aku keluar lagi mas... aaaacchh" suara sang wanita. Tidak lama pak Karta membalas "aku juga keluar dek..uaahh.aahhh" aku dan Pak Ali sama-sama larut dengan imajinasi kami masing-masing.

Ckrek. Pintu kamar dibuka. Pak Karta keluar kamar menemui kami. "Maaf ya menunggu" ucapnya santai seakan kami tidak bisa mendengar perbuatannya di kamar tadi. Kami berdua mencoba mengembalikan diri kami dari lamunan. Kami menceritakan kejadiannya dengan Pak Karta. Pak Karta tidak marah dan setuju dengan nominal penggantinya. "Maaf ga ada apa-apa, cuma ada ini" tiba-tiba dari arah dapur keluar seorang wanita muda membawakan teh untuk aku dan Pak Ali. Hanya menggunakan kimononya dia menuangkan teh untuk aku dan Pak Ali.


Pak Ali tampak melongo melihat tubuh istri sang majikan. Aku pun terkejut istri Pak Karta sangat muda mungkin usianya tidak jauh dariku sekarang. Aku curiga ini bukan istri pertama pak Karta. Lalu obrolan kami berlanjut, aku bercerita tujuanku kemana dan Pak Karta cerita tentang usaha ternaknya. Ternyata ini peternakan keduanya yg pertama ada kota yg lain. "Sudah pernah liat peternakan domba?" Tanya pak Karta. Aku menggelengkan kepala karena belum pernah. Pak Karta lalu memerintahkan Pak Ali untuk mengantar aku melihat-lihat peternakan. Karena Doni belum juga kembali aku mengiyakannya sambil mengisi waktu. Sebelumnya aku share lokasi ini ke HP Doni.

Aku dan Pak Ali kembali naik motor tuanya untuk berkeliling peternakan. Sepanjang jalan aku memeluk pak Ali dari belakang karena jalan berbatu. Jujur saja aku cukup horny dengan imajinasi persetubuhan Pak Karta tadi. Sepertinya bukan aku saja yg horny, Aku juga bisa melihat benjolan di dalam celana yang pak Ali pakai. Hihi. Seperti kehilangan konsentrasi pak Ali melindas kubangan air. Cipratannya mengotori celana kami berdua. "Aduh maaf mba, bapak ga liat" pak Ali meminta maaf atas kecerobohannya.

Kami tiba disebuah kandang domba. Disampingnya ada semacam gubuk kecil. "Mba nya ganti aja celananya dengan sarung yg ada disitu." Ya kupikir itu bukan ide buruk. Aku pun masuk ke dalam. Sepertinya ini ruangan istirahat untuk penjaga domba, aku lihat ada kasur lipat dipojok ruangan berdinding kayu ini.Tapi ruangan ini tidak ada pintunya. "Pak Ali jagain ya aku mau ganti" permintaanku yg membuat pak Ali sedikit canggung. Aku memang daritadi ingin menggoda pak Ali. Hihi.

Aku memunggungi pak Ali lalu membuka celana ku. Aku lalu ganti menggunakan kain sarung yg ada disitu. Ketika aku membalik, pak Ali masih menjaga dipintu, tapi bukannya menghadap luar malah justru menghadap aku yg berganti celana. "Iihh.. pak Ali kok malah liatin aku.." ucapku manja sambil mencubit perutnya. Tidak kusangka pak Ali cukup terang-terangan ingin melihat tubuhku.

Pak Ali mengajakku berkeliling melihat domba-dombanya. Aku kadang menundung sambil mengelus domba yg memberikan pemadangan belahan dada untuk pak Ali. Aku juga kadang menungging di depan pak Ali ketika memberi makan domba. Aku bisa memastikan wajah pak Ali gelisah lama-lama berduaan denganku. "Pak Ali kenapa? Ga enak badan?" Tanyaku lugu. "Eh..anu mbak.. pusing bapak... pusing liat mba nya..ehe" jawabnya terbata-bata.


"Masa baru segitu aja udah pusing. Gimana kalo liat ini langsung?" Tiba-tiba aku nekat mengangkat kaosku memperlihatkan dadaku yg ditutup bra kepada pak Ali. Hihi. Wajahnya melongo melihat gundukan payudara wanita muda dihadapannya. Walaupun ada sedikit perasaan malu, tapi nafsuku mengalahkan semuanya. Perlahan aku mendekati pak Ali hingga dadaku di depan wajahnya. "Kok diem aja, pak?" Pak Ali tampak tersadar dari lamunannya dan langsung meremas dadaku dengan kedua tangannya.

"Duh ini toket dari awal emang bikin bapak penasaran!" Ucapnya sambil terus menekan-nekan dadaku yg masih tertutup bra. Aku menggigit bibir bawahku menahan geli dari rangsangan pak Ali. Ctek! Dengan satu tangan Pak Ali melepas kaitan braku. Terampil juga skillnya. Hihi. Setelah braku longgar tangan pak Ali langsung meraba dadaku, kulit bertemu kulit. Jari telunjuk dan jempolnya memilin memainkan pentil dadaku. Desahan keluar dari mulutku "Aaahh.. paak Ali..."

Braku diangkat ke atas memberi akses lidah pak Ali untuk menjilati dadaku. "Ehhmm..ehmm.." hanya itu suara yg keluar dari mulutku menikmati permainan pak Ali di dadaku. Entah sejak kapan Pak Ali sudah mengeluarkan penisnya dari balik celananya. Tanganku dibimbingnya untuk mengocok penisnya ketika ia terus mencumbu kedua dadaku. Tanganku mulai pelan-pelan mengocok penisnya. Penisnya ukuran SNI lah tidak terlalu besar dan terlalu kecil. Hihi.

"Mba.. boleh ya saya entotin toketnya.. penasaran saya" pak Ali memintaku untuk me-Tit Fuck penisnya. Aku berjongkok di depannya untum menuruti fantasinya. Karena kedua dadaku sudah basah dengan air liur pak Ali, penisnya cukup mudah digesekan diantara jepitan dadaku. "Uuhh..ehhmm..aaahh" suara pak Ali merasakan jepitan dadaku yg kutekan kearah penisnya. Penisnya kuakui keras sekali. Vaginaku cukup penasaran bagaimana rasanya nanti.

"Ehh.. ehhh..aaaaaaaahh" pak Ali seperti tidak bisa menahan sesuatu. "Crooot..crooot..crooot!" Tidak lama penisnya menyemprotkan spermanya di dadaku. Aku cukup kecewa Pak Ali cepat sekali keluarnya padahal vaginaku belum merasakan sodokan penisnya.


"Haduh Pak Ali.. Masih aja cepet keluarnya.. udah rutin diminum belum jamunya?" Aku kaget ada suara pria lain dari arah belakangku. Ternyata itu suara Pak Karta. Entah dari kapan diam-diam ia ada di belakangku. "Iya Pak, sudah diminum tapi belum Rutin. Tadi aja mainnya masih cukup lama dari biasanya" ucap Pak Ali menjawab Pak Karta. Dari pembicaraan itu sepertinya Pak Ali menderita ejakulasi dini. "Tadi aku mau nyusul aja nemenin keliling peternakan, eh ternyata malah lagi asik-asikan.. hahaha" ucap Pak Karta menjelaskan kedatangan dia.

"Sini Dek, lanjutin sama saya ya, dijamin puas, hahaha" ucap pak Karta yang kini telah duduk dibangku dengan celana yg sudah melorot di lantai. Penisnya cukup besar walaupun tidak sebesar Mas Dinan. Aku yg masih belum terpuaskan berjalan menghampiri pak Karta. Aku berlutut. Penisnya kudekati ke mulutku lalu kukulum hingga basah seluruhnya. "Aduh adek-nya udah jago nyepong, persis kaya si Tiara, istri kedua saya tadi" ucap Pak Karta yg menjawab kecurigaanku terhadap jomplangnya usia dengan istrinya.

Lidahku terus memainkan kepala penisnya 'Sllrpp..slrpp'. "Ehhm.. enak banget dek.. aku takut kamu bakal aku jadiin istri ketigaku dek kalo servicenya kaya gini terus.. muaahahah" ucap Pak Karta memuji serviceku. "Yuk Dek, kita langsung ke menu utama" Pak Karta memintaku berdiri. Kain sarung yang menutupi bagian bawahku ditariknya hingga terbuka semua. Aku menarik celana dalamku kebawah hingga bagian bawahku tidak tertutup apa-apa lagi.

Aku mengangkangi penisnya. Lalu perlahan kududuki penisnya hingga masuk semua. "Aaaaahhh.." aku tidak bisa menahan jerit menikmati penis Pak Karta. "Ayo mba digoyang!" Aku mulai menaik turunkan tubuhku. Penisnya kukocok di vaginaku dengan tempo sedang. Yg kusuka dari posisi ini adalah aku yg bisa memainkan tempo sesukaku. Posisi ini membuat penis Pak Karta terasa masuk lebih dalam. "Ehhhmm..crrrttt..crrttt" aku merasakan orgasmeku. Cairan vagina ku membanjiri penis pak Karta hingga penis pak Karta lebih licin keluar masuk vaginaku.


Pak Ali tampak meraba-raba penisnya sendiri tapi penisnya tak kunjung berdiri tegak lagi. Tangan pak Karta meremas dadaku dari arah belakang. Jarinya memainkan pentil dadaku membuatku kegelian. "Plak..kplakk..plaak" suara pertemuan kulit pantatku dan paha pak Karta. "Aku keluar lagi paakhh.. aaaahhh" dengan cepatnya aku sudah dua kali merasakan orgasme di posisi ini. Tak heran istri pak karta tadi menjerit-jerit nikmat ketika disetubuhi pak karta.

Aku yg mulai lemas bersandar di tubuh pak Karta. Kini pak Karta yg menggerakan pantatnya naik turun untuk menusukkan penisnya ke dalam vaginaku. Aku sudah geleng-geleng kepala merasakan stimulasi kenikmatan di vaginaku. Leher jenjangku dijilati dan diciumi pak Karta membuatku semakin melayang.

Mataku sayu. Desahan keluar dari mulutku setiap hentakan penis pak Karta di vaginaku. Aku menggenggam lengan pak Karta. Vaginaku menjepit penis pak Karta kuat-kuat. "Creet..creeeet..creeet" kembali aku orgasme yg ketiga. Luar biasa permainan pak Karta di usianya yg tidak lagi muda. Jujur saja di fase ini aku sudah merasa melayang di atas kenikmatan. Aku hanya ingin penis ini terus mengocok-ngocok di dalam vaginaku. "Jangan berhenti pak.. teruss pakk.. Dela sukaa.. aaaaahh" aku berbicara lemah di kuping Pak Karta.

Pak Karta mendorong tubuhku untuk posisi menungging. Aku akan melakukan apapun selama penis pak Karta masih akan terus memuaskanku. "Eergghh..ahhh..eerggh" dengusan suara pak Karta sambil menusukan penisnya dalam-dalam. Aku menggigit bibir bawahku, lalu 'Creet..creet..creet..' aku orgasme lagi. Entah ada keajaiban apa di permainan pak Karta yg membuatku bisa empat kali orgasme dalam satu ronde.

"Bapak keluarin dimana ini dek?" Tanya Pak Karta kepadaku. "Di dalem aja pak.. memek Dela butuh peju Pak Karta" jawabku yg sudah menyerahkan segalanya untuk pak Karta yg telah memberikan kenikmatan yang hakiki kepadaku. Tempo cepat perlahan berubah menjadi hentakan-hentakan yg dalam. Bisa kurasakan penis Pak Karta menghantam ujung rahimku. Hingga 'Crooot..crooot..crooot' dengan masih menekan penisnya dalam-dalam sperma Pak Karta muncrat di dalam vaginaku. Kenikmatan yang sempurna kuraih dari permainan dengan Pak Karta. Kalo gini terus sih siapa juga yg gamau jadi istri ketiga pak Karta. Hihi.

Kami bertiga sudah merapikan pakaian kembali. Aku kembali dibonceng Pak Ali kembali ke kabin pak Karta. Pak Karta menyusul di belakang dengan motornya sendiri. Di jalan Pak Ali bilang setiap bikin peternakan pasti Pak Karta naro satu istri disana, dan sekarang dia sedang membuat peternakan di kota lain tapi belum ada istri baru yg akan mengisi disana. "Siapa tau mbaknya minat?" Tanya pak Ali. Aku hanya mencubit pinggangnya sambil tertawa. Padahal di dalam hatiku aku memikirkan penawaran itu. Hihi.

Tibalah kami di kabin Pak Karta. Mobil Doni sudah terpakir di depan. Kami masuk dan Doni sudah menunggu di ruang tamu sendirian. "Tiara dimana, ada tamu kok ditinggal sendiri?" Tanya Pak Karta. "Aku...anu..dikamar mandi mas" ucap Tiara dari dalam kamar mandi. Aku duduk disamping Doni. Wajahnya keringetan dan kancing celananya terbuka. Hmm.. aku curiga dia sedang apa sebelumnya dengan Tiara?

Lalu Doni mengeluarkan amplop dan menyerahkan uangnya kepada Pak Karta. "Begini saja Dek Doni. Tadi saya udah ngobrol banyak dengan Dek Dela, sepertinya kalian orang baik-baik. Yang tadi itu kecelakaan aja, resiko kalo ngangon dombanya keluar dari area peternakan. Gausah diperpanjang, uangnya ambil lagi saja" ucap Pak Karta kepada Doni. Ya jelas Pak Karta bukan orang yg butuh uang lagi dan sudah puas menggarap tubuhku tadi sehingga ia melunak.

Aku dan Doni kembali meminta maaf dan berterima kasih atas kebaikannya. Kami lalu pamit dari peternakan untuk melanjutkan perjalanan. Tidak lama kami sudah kembali di jalan utama. "Celana kamu kotor banget" ucap Doni di mobil. "Tadi kena ciprat kubangan" jawabku. Kemudian aku menarik tasku dijok belakang mencari celana ganti. Kemudian aku membuka celanaku. Sekarang aku duduk di depan hanya menggunakan celana dalamku. Tangan Doni bergerak menghampiri vaginaku. "Plak! Hey, nanti nabrak apa lagi?" Aku menepak tangan Doni mencegah ia meraba vaginaku yg masih basah dengan sperma Pak Karta.

'Drrtt' HPku berbunyi. Ada pesan masuk dari Kak Ratna. Dia memberitahu kalo dia sedang on the way ke Mbah Purwo untuk pemasangan pusaka kembali. Aku membalas "Bukannya malam purnamanya masih besok malam mba?" Tanyaku. "Iya emang Del, tapi kakak udah kangen kontol Mbah Purwo. Hihi. Kakak mau nginep dulu sehari disini" balasnya. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan binal Kak Ratna. Lalu ia mengirimkan foto selfienya ketika di jalan.


"Ini kakak udah dari rumah gapake bra Del. Dan ga bawa bra sama sekali selama di Mbah Purwo. Hihi" pesan Kak Ratna terbaca di layarku. "Awas nanti ga cuma Mbah Purwo aja lagi 'masang pusakanya' di Kak Ratna. Hihi" balasku. "Haha iya Del, ini aja daritadi driver online yg Kakak tumpangin kayanya ga konsen daritadi curi-curi pandang ke toket kakak" balas kak Ratna yg emang selalu kegatelan kalo tau tubuhnya diperhatikan laki-laki.

[/hide]

Bersambung Page 64
 
Terakhir diubah:
Wah yg mulustrasi asep itu foto darimana suhu? Beruntung bener tuh cowo..
 
makasih updatenya suhu @Nitsugi.. As always, selalu berhasil bikin :tegang:

petualangan road trip Dela masih panjang, suhu? demen bgt ada cewek yg nafsunya gak abis2 kayak Dela hahaa..

Semoga ada cerita sesi kak Ratna & mbah Purwo deh hehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd