Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
maaf.. mau bagi ilmu yang tidak penting .

kata " tidur" maka kita harus tidur..

selamat malam...


Zzzzzzzzzzzzzzzz....
Jiahahahah.... Kalo ngga ada kata ini, "maaf.. mau bagi ilmu yang tidak penting." Sebagai kata pengantarnya. Tak cium kamu om Jo... wkwkaka....
 
Iya om biasanya kalau lagi masuk angin juga kadang gigi ane sering sakit..
giginya sudah keadaan gak sehat tapi karena kondisi tubuh fit jadi gak terasa sakit nah pas tubuh drop akhirnya terasa om sakitnya..
saran ane mending om rad ke dokter gigi om untuk dirawat giginya jangan dicabut om..
Benar om, padahal kalo ngga kebentur masih bagus gigi ane om. Seumur hidup baru semalam ane rasain sakit gigi, alhamdulillah perawatan gigi ane dari kecil sampe sekarang tetap terjaga tanpa plak atau karang gigi.

Om. ..kalau gigi yang sedang sakit, nggak boleh dicabut, lho. .mesti menunggu sampai sembuh dulu, baru bisa dicabut.

Jadi. . .sepertinya Om Rad mesti menikmati sakit giginya lebih lama lagi ..
Hihi
Iya kang ane faham, maksudnya kalo udh nggak sakit lagi mau ane cabut ganti sama gigi palsu karena sudah patah dan takut membuat bersarangnya sisa2 makanan di gigi.
 
Wuuaaaa...... selamat datang di lapak era oomm :ampun:

Moga om jua bisa berbagi sedikit ilmu tulis menulis cerita buat kita semua ya

Moga ada manfaat yg bisa diambil dari sharing man teman dimari...

Maaciiihh om :rose:
Makasiiih buat neng era... Mdh mdhan menambah wawasan ane di mari...
 
Mbak Era penasaran sama umur ane. rad76<----- itu tahun kelahiran ane mbak. Masih muda kan? Hahahahha...

Kang PB kenalan dong sama om @BL4CKDEV1L dong biar sama-sama kenal.
Udah kenal koq sama Om @BL4CKDEV1L ...tinggal janjian ketemuan, deh .. #eehh
 
Penggunaan Tanda Petik (“…”)

Jenis pertama dari tanda petik adalah petik ganda, tetapi lebih familiar disebut tanda petik. Tanda petik dapat digunakan dalam beberapa situasi. Berdasarkan pedoman PUEBI, tanda petik digunakan untuk mengapit:

1. Petikan langsung dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Contoh:

  • “Ayah tidak mengijikanku pergi,” kata Irish.
  • Kepala desa berkata, “Semua warga harus gotong royong membangun kembali jembatan yang roboh akibat kelebihan muatan.”
  • Surat ibu menyatakan,”Kalian harus peduli satu sama lain setelah ibu tidak ada lagi di rumah ini.”
  • Undang Undang Sisdiknas Tahun 2003 menyatakan, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
2. Judul karangan, bab buku, atau syair yang dipakai dalam kalimat.

Contoh:

  • Sebaiknya kalian membaca dengan seksama “Penggunaan Tanda Baca” dalam web dosenbahasa.com.
  • Makalah “Indonesia Merdeka” mampu membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme para hadirin.
  • Bab “Refleksi Diri Melalui Hati” dalam buku Refleksi membuat saya terkenang semua kekhilafan di masa lalu.
3. Istilah ilmiah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal oleh masyarakat umumnya.

Contoh:

  • Penelitian itu dilakukan dengan “trial and error” berulang kali.
  • Beberapa partai politik membentuk “aliansi” untuk memperkuat posisi di pemerintahan.
  • Pemain “naturalisasi” dalam tim nasional mendapat sorotan karena prestasinya.
Selain penggunaannya dalam kalimat, tata penulisan tanda petik juga harus diperhatikan. Catatan tentang tata penulisan tersebut adalah:

1. Tanda petik penutup diletakkan di belakang tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

Contoh:

  • “Cepat lari keluar rumah!”, teriak Rahmat. (tanda petik penutup diletakkan di belakang tanda seru)
  • Ayah bertanya, “Kenapa semua orang di dalam rumah ini tidak bergerak cepat untuk menangani masalah ini?” (tanda petik penutup diletakkan di belakang tanda tanya)
  • Ani berkata,”Jangan kau pedulikan omongan orang di sekitarmu.” (tanda petik penutup diletakkan di belakang tanda titik)
2. Tanda baca penutup kalimat ditempatkan di belakang tanda petik pada ujung/bagian kalimat. Tanda petik dalam kalimat ini mengapit kata yang mempunyai arti khusus.

Contoh:

  • Karena kecerdasannya, Andi sering dijuluki “Si Cabe Rawit”.
(tanda baca titik merupakan tanda baca penutup kalimat sehingga diletakkan di belakang tanda petik)

  • Rianty selalu dipanggil sebagai “bule desa”; entah apa makna yang tersirat di dalamnya.
3. Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup (dalam satu pasangan) ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

4. Tanda petik dapat digunakan untuk pengganti keterangan idem (sama dengan di atas) dalam bentuk daftar.

Penggunaan Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Jenis tanda petik yang kedua adalah tanda petik tunggal. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit:

1. Petikan yang terdapat di dalam petikan lain

Contoh:

  • Bagus berkata,”Semua orang berteriak ‘Tolong..tolong..’, tapi semua sibuk mengurus keselamatan diri mereka sendiri”.
  • “Ustadz menjelaskan bahwa ‘sholat adalah hal yang pertama kali akan dihisab di akhirat kelak‘,” ujar Randy.
  • “Pencuri itu menangis sambil mengatakan ‘saya terpaksa mencuri obat ini’, seketika itu amarahku langsung sirna,” cerita Tono.
2. Makna suatu kata atau ungkapan

3. Mengapit makna atau terjemahan dari kata atau ungkapan yang merupakan bahasa asing atau bahasa daerah

 
Sering di suatu wawancara, terselip suatu kalimat "bla bla bla dalam tanda petik ya, bla bla ba"
Itu termasuk penggunaan tanda petik yg mana ya?
Kalau tanda ; mohon penjelasannya
Kalau di dalam wawancara, itu mungkin adalah tanda petik secara kiasan. Dan itu adalah gaya bahasa secara lisan.

Contohnya,
Pelatih Sam Allardyce berkata pada seorang wartawan yang mewawancarainya, "Kita semua bisa melihat bahwa wasit ikut bermain, dalam tanda petik."

Tapi kalau dalam bahasa tulisan, tinggal ditulis saja,
Pelatih Sam Allardyce berkata pada seorang wartawan yang mewawancarainya, "Kita semua bisa melihat bahwa wasit ikut 'bermain'."

Atau menggunakan huruf yang ditulis miring, sebagai penekanan,
Pelatih Sam Allardyce berkata pada seorang wartawan yang mewawancarainya, "Kita semua bisa melihat bahwa wasit ikut bermain."

Maaf kalau pendapat saya salah, tolong dikoreksi ya Neng @merah_delima , yang mungkin lebih paham. :)
 
Penulisan Kata Serapan
Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah,lalu digunakan dalam Bahasa Indonesia. Dilihat dari tarap penyerapannya ada 3 macam kata serapan. Yaitu:

1. Kata-kata yang sudah sepenuhnya diserap ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ini sudah lazim dieja secara Indonesia, sehingga sudah tidak dirasakan lagi kehadirannya sebagai kata serapan. Misalnya kata-kata sabar,sirsak,iklan,perlu,hadir,badan,waktu,kamae,botol,dan ember.

2. Kata-kata yang masih asing, tetapi digunakan dalam konteks Bahasa Indonesia. Ejaan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Misalnyashuttle cock,knock out,time out,check in,door to door.

3. Dalam kelompok ini termasuk kata-kata yang dipertahankan keasingannya karena sifat keinternasionalannya,seperti istilah-istilah musik: andante,moderate,adagio,dan sebagainya.

4. Kata-kata asing yang untuk kepentingan peristilahan,ucapan dan ejaannya disesuaikan dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Hal ini perubahan ejaan itu dibuat seperlunya saja sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk bahasa aslinya. Misalnya aki (accu),komisi(commission),psikologi (psychology),dan fase (phase).


2.2.Kaidah Penyesuaian Ejaan Kata Serapan
Penyesuaian ejaan unsure serapan dilakukan dengan kaidah sebagai berikut:

1. Aa menjadi a
Paal pal
Octaaf oktaf


2. ae tetap ae, jika tidak bervariasi dengane
aerobe aerob
aerodynamics aerodinamika

3. ae menjadi e jika bervariasi dengan e
haemoglobin hemoglobin
haematite hematif

4.ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison

5.au tetap au
audiogram audiogram
hydraulic hidralik

6.c di muka a, u, o dan konsonan menjadik
cubic kubik
crystal kristal
coupe kup
calomel kalomel

7. c di muka e, i, dan y menjadi s
central sentral
cent sen
circulation sirkulasi

8. cc di muka o, u, dan konsonan menjadik
accommodation akomodasi
acclamation aklamasi

9. cc di muka e dan i menjadi ks
accent aksen
vaccine vaksin

10. ch dan cch di muka, a, o, dan konsonan menjadi k
saccharin sakarin

11. ch yang lafalnya s atau sy, menjadi s
echelon eselon
machine mesin

12. ch, yang lafalnya c menjadi c
china cina
check cek

13. c (Sansekerta) menjadi s
cabda sabda
castra sastra


14. e dan ee menjadi e
system system
apotheek apotek

15. ea tetap ea
idealist idealis

16. ei tetap ei
eicisane eikosan
einsteinium einsteinium

17. eo tetap eo
stereo stereo
geometry geometri

18. eu tetap eu
neutron neutron
eugenol eugenol

19. f tetap f
factor faktor
fossil fosil

20. gh menjadi g
sorghum sorgum

21. pada awal suku kata di muka vocal, tetap i
Ion ion
Iota iota

22. ie jika lafalnya i menjadi i
politiek politik
riem rim

23. ie tetap ie jika lafalnya bukan i
patient pasien
carrier karier

24. kh (Arab) tetap kh
akhir akhir
tarikh tarikh

25. ng tetap ng
congress kongres
contingent kontingen

26. oo (Belanda) menjadi o
komfoor komfor
provoost provos

27. oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf

28. oo (vokal ganda) tetap oo
coordination koordinasi
zoology zoologi

29. ou, jika lafalnya au, menjadi au
bout baut
counter kaunter

30. ou, jika lafalnya u, menjadi u
coupon kupon

Kaidah Penyesuaian Akhiran Asing
Akhiran-akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Jadi,. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping diserap juga kata standar, implement, dan objek.
Kaidah Penyesuaian akhiran asing adalah sebagi berikut:

1) -aat menjadi –at
Advokaat advokat

2) -age menjadi –ase
Percentage persentase

3) -air, -ary menjadi –er
Primair, primary primer

4) -ant menjadi –an
Informant informan

5) -archie, archy menjadi –arki
Monarchie monarki

6) -(a)tie, (a)tion, menjadi –asi, -si
Publicatie, publication publikasi

7) -eel, -aal, -el menjadi –al
Structureel, structural struktural

8) -ein tetap –ein
Protein protein

9) -eur, or menjadi –ur
Directeur direktur

10) -or tetap –or
Dictator diktator

Daftar Kata Serapan dari Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia Modern
Bahasa Sanskerta sudah ribuan tahun dikenal di Nusantara. Bukti tertua yang sekarang masih ada ialah prasasti-prasasti yang ada di Kutai, Kalimantan Timur dan kurang lebih berasal dari abad ke-4 atau abad ke-5 Masehi.
Karena keberadaan bahasa Sanskerta di Nusantara sudah lama, sudah tentu banyak kata-kata dari bahasa ini yang diserap dalam bahasa-bahasa setempat. Kali ini saya membicarakan kata-kata serapan dalam bahasa Melayu tradisional dan dalam bahasa Indonesia modern.

Kosakata dasar

Karena sudah sangat lama dikenal di Nusantara, kata-kata Sanskerta ini seringkali sudah tidak dikenali lagi dan sudah masuk ke kosakata dasar. Oleh karena itu seseorang bisa menulis sebuah cerita pendek yang hanya menggunakan kata-kata Sanskerta saja. Di bawah ini disajikan sebuah cerita kecil terdiri dari kurang lebih 80 kata-kata dalam bahasa Indonesia yang ditulis hanya menggunakan kata-kata Sansekerta saja, kecuali beberapa partikel-partikel. Kata-kata Sanskerta di bawah dicetak tebal:
Karena semua dibiayai dana negara jutaan rupiah, sang mahaguru sastra bahasa Kawi dan mahasiswa-mahasiswinya, duta-duta negeri mitra, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata suami-istri, beserta karyawan-karyawati lembaga nirlaba segera berdharmawisata ke pedesaan di utara kota kabupaten Wonosobo antara candi-candi purba, berwahana keledai di kala senja dan bersama kepala desa menyaksikan para tani yang berjiwa bersahaja serta berbudi nirmala secara berbahagia berupacara, seraya merdu menyuarakan gita-gita mantra, yang merupakan sarana pujian mereka memuja nama suci Pertiwi, Dewi Bumi yang bersedia menganugerahi mereka karunia dan restu, meraksa dari bahaya, mala petaka dan bencana.

Penyesuaian fonologi

Fonologi bahasa Sanskerta dan bahasa Melayu agak berbeda. Di dalam bahasa Sanskerta dikenal ada 7 vokal pendek dan 6 vokal panjang (secara teoretis ada 7 vokal panjang pula). Lalu ada 26 konsonan.

  • Vokal
  • Pendek:
  • /a/, /i/, /u/, /ṛ/, /ḷ/, /e/, dan /o/
  • Panjang:
  • /a:/, /I:/, /u:/, /ṛ:/, /ḷ:/, /ai/, dan /au/.
  • Konsonan
  • Letupan
  • /k/, /g/, /c/, /j/, /ṭ/, /ḍ/, /t/, /d/, /p/, /b/
  • Letupan yang disertai hembusan
  • /kh/, /gh/, /ch/, /jh/, /ṭh/, /ḍh/, /th/, /dh/, /ph/, /bh/
  • Sengau
  • /ng/, /ñ/, /ṇ/, /n/, /m/
  • Semivokal
  • /y/, /r/, /l/, /w/
  • Sibilan
  • /ś/, /ṣ/, /s/, /h/
  • Lain-lain
  • /ḥ/, /ṃ/
Dalam bahasa Melayu tidak ada permasalahan berarti dalam menyesuaikan vokal-vokal Sanskerta. Namun karena dalam bahasa Melayu tidak ada vokal panjang, maka semua vokal panjang berubah menjadi pendek.
Selain itu ada hal menarik dalam penyesuaian vokal /r/. Vokal ini sekarang di India dilafazkan sebagai /ri/ sementara zaman dahulu diperkirakan vokal ini dilafazkan sebagai /rə/ atau /'ər/, mirip seperti dalam bahasa Jawa. Inilah sebabnya mengapa nama bahasa Samskrta di Indonesia dilafazkan sebagai Sanskerta, tetapi di India sebagai Sanskrit. Dalam bahasa Melayu pada beberapa kasus vokal ini dilafazkan sebagai /ri/, namun pada kasus-kasus lainnya dilafazkan sebagai /'ər/. Selain itu kata-kata Sanskerta yang diserap dari bahasa Jawa seringkali juga memuat pelafazan /'ər/ atau /rə/.
Beberapa contoh:

  • Sebagai /ri/ -> “berita”, “berida”.
  • Sebagai /rə/ -> “bareksa”
  • Serapan dari bahasa Jawa /'ər/ -> “werda”
Kemudian perbendaharaan konsonan bahasa Melayu tidak sebanyak bahasa Sanskerta. Konsonan retrofleks tidak ada padanannya dalam bahasa Melayu sehingga disesuaikan menjadi konsonan dental. Lalu dari tiga sibilan dalam bahasa Melayu yang tersisa hanya satu sibilan saja, meski dalam huruf Jawi seringkali sibilan retrofleks atau palatal ini ditulis menggunakan huruf syin ش. Misalkan kata kesatria yang dalam bahasa Sanskerta dieja sebagai kṣatriya (kshatriya) dalam tulisan Jawi dieja sebagai کشتريا.
Lalu kasus menarik selanjutnya ialah penyesuaian konsonan yang disertai dengan aspirasi atau hembusan. Dalam bahasa Melayu seringkali hembusan ini juga dilestarikan. Sebagai contoh diambil kata-kata:

  • bhāṣa -> bahasa
  • chaya -> cahaya
  • phala -> pahala
Hal ini justru tidak dilestarikan dalam bahasa Nusantara lainnya, misalkan bahasa Jawa dan bahasa Bali. Di sisi lain nampaknya hal ini justru ada dalam bahasa Madura di mana aspirasi ini terlestarikan pula pada konsonan eksplosiva bersuara.
Kemudian semivokal /y/ dan /w/ pada posisi awal berubah menjadi /j/ dan /b/. Contohnya ialah kata-kata “jantera”, “bareksa”, “berita”, dan “bicara”.
Lalu anusvara /ṃ/ (/m./) dalam bahasa Melayu dilafazkan sebagai /ng/ atau sebagai sengau homorgan.
 
Terakhir diubah:
Makasih banyak Mbak Era sudah membagi ilmu dan pengetahuannya, kami jadi mulai mengerti yang selama ini lupa, luput dari pelajaran saat di sekolah.

Berguna banget sharing ilmunya.:ampun:
 
Bimabet
Pada umumnya, orang akan mengatakan bahwa matematika itu susah. Tapi bagi saya, lebih susah mempelajari bahasa.
Mungkin kelihatannya mudah, bagi yg mengatakan demikian, coba baca deh thread ini. Dari sejak sekolah SD sampe SMA, ga pernah ngerti apa yg guru ajarkan tentang bahasa. Kenapa ya?
Itulah kenapa ane merasa bangga ketika berhasil dapat nilai A dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ketika kuliah dulu.
Karena Bahasa Indonesia itu tidak semudah bayangan orang.
Dan bukti lainnya bahwa Bahasa Indonesia itu sulit, adalah fakta bahwa ane menjadi satu-satunya siswa seangkatan dan sejurusan yang berhasil dapat nilai A.
Hihi . .
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd