Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERPEN Tentang Senyummu

jcash

Semprot Baru
Daftar
21 Oct 2017
Post
41
Like diterima
61
Lokasi
bawah
Bimabet
Sebetulnya ini bukan cerita baru, cerita ini uda ane tulis lama, tapi belum pernah ane posting sama sekali.

Disini ane baru berani mosting cerita ini, jadi setelah membaca dimohon sekali suhu suhu disini memberikan kritik, saran, dan masukan dalam bentuk apapun, agar kedepannya bisa jadi bahan evaluasi buat ane.

Terima kasih

Salam hormat dari ane

Langsung ke TKP aja.
 
Tentang Senyummu

Panggil saja Panca, itu nama ku Panca saja. Aku adalah anak bungsu dari lima bersaudara, itu kenapa aku mendapatkan nama Panca. Aku lahir 22 tahun yang lalu, tepatnya, 1 Juni 1995. Bertepatan dengan lahirnya Ideologi dasar Bangsa Ini, mungkin itu juga kenapa aku mendapatkan nama Panca.
Mendapatkan nama yang berasal dari Ideologi dasar Bangsa, yaitu Pancasila, berasal dari dua kata sansekerta, Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti prinsip atau asas. Bukan sebuah beban buat ku ketika melihat kembali nama yang selama ini aku miliki.
Kebanggaan pribadi bisa mempunyai nama yang sedikit spektakuler, ya meskipun dalam tanda kutip, tak banyak aku lihat bangsa ini mengamalkan prinsip prinsip ideologi dasarnya. Mungkin karena setiap orang mempunyai persepsi bawasannya ideologi dasar bangsa ini adalah sebuah poin demi poin, bukan sebuah urutan yang seandainya kita belum menjalankan nomer 1, maka kita tidak akan bisa menjalankan nomer 2. Ya meskipun belum banyak yang mengamalkan prinsip dasar ini, tapi aku mencoba mengamalkannya dalam kehidupan pribadi ku, mencoba menularkan semangat baik, agar bisa menjamur ke seluruh penjuru kota maupun bangsa.
Aku lahir dan besar di sebuah kota yang katanya kota metropolitan ke - 2 setelah Ibu Kota, Surabaya tepatnya, dimana ketika ku lihat, ternyat tak selalu ada keindahan di Kota metropolitan. Menempuh pendidikan mulai dari Sekolah Dasar hingga Universitas yang sekarang sedang aku jalani, dan melakukan aktivitas sehari hari yang diiringi gemuruh dan hiruk pikuk kerasnya Kota Metropolitan. Tapi jangan sampai kita menjadi korban Kota Metropolitan, itu kata kawanku.
Lahir dari keluarga yang bukan terpelajar, Bapak Ibu yang hanya lulusan Sekolah Dasar, dan Mas maupun Mbak yang hanya tamatan SMA. Mewarisi darah Jawa, bukan golongan Ningrat, Maupun seorang Bangsawan, hanya keluarga sederhana. Dari ketika aku kecil, tak pernah aku kenal Nenek Moyangku maupun Leluhurku dari Jawa. Pengetahuanku soal Jawa pun dangkal, hanya sebatas tau, bahasanyapun aku belum menguawasi, ya meskipun sudah 22 tahun aku tinggal di Jawa. Ya kadang aku berfikir, manusia macam apa aku ini, yang tidak mengenal tanahnya sendiri.
Aku menempuh pendidikan sebagai Mahasiswa disalah satu Universitas swasta di Surabaya, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, atau biasa disingkat Fisip, jurusan Ilmu Komunikasi, sejak tahun 2014. Tahun ini aku memasuki semester 7, semester ganjil, dimana akan ada penerimaan Mahasiwa Baru, dan serangkaiannya. Sering terlibat aktif di beberapa kegiatan kampus, dan aktif dalam sebuah Organisasi Mahasiswa maupun di luar kampus, pernah aku baca kutipan kata Minke dari buku Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer tentang Organisasi, "Didiklah rakyat dengan organisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan". Mahasiswa, dimana adalah sebuah gelar tertinggi di dunia pendidikan, Mahasiswa juga adalah tonggak dari sebuah perlawanan, dimana ketika tahun 1998 bisa meruntuhkan kekuasaan rezim Orde Baru.
Lalu, ketika Mahasiswa sudah menutup mata akan sebuah permasalahan permasalahan, dimana harapan perubahan ini dikalungkan ? Merasa nyaman di kampus, seakan akan tak pernah terjadi apa apa, lalu ? Gimana mereka bisa merasakan bangsa ini ? Ohya di lingkungannya sendiri aja mereka tak merasakan apa apa. Lalu bagaimana nasib mereka ? Orang orang yang bukan kalangan terpelajar ? Yang tak tau harus merespon permasalahan bangsa darimana ? Yang hanya bermodal fisik, tanpa mengetahui pola berpikirnya seperti apa. Yasudalah, mungkin mereka belum bisa keluar dari zona nyaman mereka.

****​
 
Kala itu, ketika Ospek, aku lihat, seorang gadis dengan senyumannya yang cukup manis dari bibir yang dihiasi gincu saat itu, tak cantik, tapi anggun, dengan balutan batik coklat, kerudung hitam, dan rok panjang warna hitam, yang membuatnya semakin anggun. Sempat kutatap senyumannya, dan kami pun bertatap mata, dan tak pernah kupalingkan pandanganku dari senyumannya. Tak ada syahwat yang kurasa ketika memandanginya, hanya rasa kagum akan keanggunannya itu.
Cukup mengobati hati melihat senyumannya, kalau boleh, sedikit aku berbagi cerita, pernah aku jalani hubungan jarak jauh, terbentang lautan lepas, beda tanah adat, akan tetapi tetap satu bangsa, kala itu aku di tanah Jawa dan dia di Tanah Bugis, tak pernah aku tau mengapa dia mengakhirinya, akal sehatku menolak menerima segala alasannya, akan tetapi setelah hubungan itu berakhir, aku baru mengetahui alasan yang sesungguhnya. Akan tetapi seperti yang aku bilang tadi, senyuman itu menyembuhkan segalanya. Tapi tak pernah aku tau namanya setelah aku melihat senyumnya untuk pertama kali.
Satu bulan berlalu, dan aku tak pernah melihat lagi senyuman itu, ada sedikit kerinduan walaupun tak lama dan hampir tak ada kata ketika bertemu dengannya. Namanya saja, sampai saat ini belum aku tau, akan tetapi kenapa sudah ada kerinduan ? Mungkinkah ini pandangan pertama yang meledakan suasana, sama seperti bom atom yang memecahkan perang dunia ke 2.
Beberapa hari kemudian, ketika aku berdiskusi bersama kawan di Pendopo Kampus, setelah beberapa hari aku merasakan sebuah kerinduan, akhirnya aku dapat melihat senyuman itu lagi. Memaki kerudung hitam, kemeja biru gelam dan celana jean yang biasa digunakan oleh wanita pada dasarnya. Gincu yang agak kemerahan menghiasi bibir dengan senyumana yang manis itu.

****​
 
Mencoba memberanikan diri menghampirinya dan bermaksud mengetahui namanya. Ketika jarak antara kami sudah hampir berdekatan, aku sapa dia, ku ulurkan tanganku kepadanya, sambil berkata, "Panca" kataku.
"Siapa namamu ? Kalau aku boleh mengetahuinya" Tambahku lagi, sebelum dia menjawab.
"Ayu mas" katanya, sambil agak tersipu malu, terlihat dari pipinya yang agak sedikit memerah.
"Oh Ayu toh" jawabku. Nama yang pas dengan sang pemilik. Ayu, yang berarti cantik menurut Orang jawa. Sangat mewakilkan parasnya yang memang ayu. Dan cukup menyenangkan hati, ketika telah satu bulan lebih sejak pertama kali aku melihatnya, akhirnya aku tau siapa namanya.
Tak aku sia siakan waktu, bukan hanya berkenalan, aku mencoba berniat menawarkan waktu berdua di kantin kampus, agar bisa mengenalnya lebih dalam lagi. Dengan mencoba menanyakan keluangan waktunya, "Sibuk kah kamu yu ?" begitu kataku.
"Enggak mas, Kenapa ?" jawabnya.
"Tak apa, hanya ingin menawarkan sedikit ngobrol di kantin kampus" tanyaku lagi.
"Ohya ayo gapapa mas, ini ayu juga mau ke kantin" jawabnya dengan lembut.
Oh beruntung sekali hati ini, bisa berdua bersama orang yang senyumannya selama ini memupuk rindu teramat dalam di hati.
Di kantin, aku sempat terdiam dan terpanah. Gadis ini bukan hanya cantik, akan tetapi dia juga memiliki pengetahuan yang cukup luas, hingga sampai ke Revolusi Prancis segala. Sungguh bak bidadari dengan sejuta pengetahuan yang dijatuhkan Tuhan langsung ke bumi untuk menyebarkan kebaikan.
Sangat terkesan melihatnya berbicara, cara berbicaranya yang amat lembut penuh senyum itu, dengan sejuta pengetahuaanya, akan tetapi sama sekali tidak pernah dia membesarkan diri ketika kami sedang berbicara. Agak sedikit pemalu ketika aku harus terpaksa memandangi senyumnya nan indah itu.
"Bolehkah aku menulis sesuatu tentangmu", tanyaku kepadanya dalam hati.
Ketika senja sudah tenggelam, dan hari mulai gelap. Dia berpamitan untuk bergegas pulang, tak ada alasan yang keluar dari mulutnya, mungkin memang sudah waktunya dia pulang, pikirku. Sebelum dia pulang, dia mengulurkan tangannya, tak lupa senyum manis dari bibirnya itu. "Ayu pulang dulu ya mas" Katanya, sambil tersenyum.
"Iya yu, hati hati dijalan ya" jawabku.
"Iya mas, sampai ketemu lagi ya" jawabnya lagi, sambil berjalan perlahan meninggalkanku yang masih duduk di meja tempat kami berdua bicara tadi.
"Tak akan pernah aku menggodamu, tapi akan selalu aku tunggu senyum manismu itu" kataku berbisik dalam hati.
Malam hari aku belum pulang ke rumah, ketika selesai di kampus, aku melanjutkan rutinitas hari ini. Seperti biasa, dan seperti malam malam sebelumnya, malamku selalu habis di sebuah warung kopi, bersama kawan kawan, bercanda, dan berdialektika. Mengupas sebuah permasalahan apapun dan mencoba mendiskusikannya, diiringi secangkir kopi hitam, dan deurh kota metropolitan yang belum juga beristirahat. Seorang kawan pernah berbicara, "inilah culture ngopi yang sesungguhnya, tak mendekatkan yang jauh, dan tak menjauhkan yang dekat". Malam semakin larut, dan sebentar lagi pagi akan menjelang, sudah waktunya buat pulang, menutup hari dan beristirahat.
Di rumah, masih terniang di pikiranku tentang Ayu. Waktu yang sudah diluangkannya amat sangat berkesan menurutku, semoga berkesan juga buat ayu, ya walaupun tak lama kami berdua ngobrol, tapi waktu yang tak lama itu membuatku semakin terkesan, bukan hanya karena senyumannya. Tak lama, aku ambil selember kertas dan pena, aku tulis sebuah rangkaian kata yang aku susun rapi.

****​
 
Tak lama aku mengenalmu
Tapi telah lama aku berjumpa dengan senyuman itu
Ketika aku melihat senyum itu
Seperti air yang menghujani taman hati, dan membuat mawar mulai bersemi
Begitu pula tatapan matamu, mempunyai sejuta tafsyir
Cara bicaramu
Bak kicauan burung di pegunungan ketika pagi hari
Begitu merdu nan indah sekali di pendengaran
Dan parasmu
Bagaikan senja berwarna keemasan
Yang dinanti untuk dijadikan sebuah potret
Begitulah secarik tulisanku, yang aku tulis diselembar kertas, ketika aku telah tau siapa namamu.

Surabaya, 13 September 2017​
 
Sedikit masukan, diterima ok ngak juga ngak apa, perihal bom atom, itu mengakhiri perang dunia 2 hu, bukannya mengawali
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd