Entahlah..
Sy bingung harus memulainya dr mana..
Walaupun beberapa bulan terakhir sy sering nongkrong di SF ini.. belum pernah ada keberanian utk sekedar share tentang apa yg sy sembunyikan selama ini..
Special thanks utk
@Tante_Kumis yg berhasil memancing sy utk membuka lembaran usang romantika yg sy alami..
Aku mau bilang makasih juga, mas, atas kesediaannya share kisahnya di thread buluk ini
Makasih telah membiarkanku tahu, aku tak sendiri, meskipun kisah mas berakhir tanpa embel embel drama ghosting.
Hampir tiap malam menjelang tidur.. sy akhiri dgn memaki diri sendiri.. tentang kebodohan.. tentang kesalahan.. bahkan tentang betapa munafiknya diri ini menjalani hari dengan berpura-pura tegar dan menepis kenyataan bahwa sebagian dr hati ini telah hilang ataukah memang sudah terkunci utk seseorang yg sebenarnya masih teramat sy rindukan..
Ada yang bilang, setiap orang yang singgah dan meninggalkan kesan di hidup kita, hati akan menyediakan space untuk orang tersebut. Space itu ada kuncinya dan ketika orang itu pergi, dia membawa kuncinya serta. Space itu akan terbuka ketika dia kembali.
Wajarlah jika ada lubang di hati karena kejadian ini, cmiiw
Memang terdengar sangat bejat.. disaat pasangan komitmen sy tengah tertidur pulas dan sy serius merangkai tiap kata tulisan ini..
Sure. We're fvcked up, mas. Karena kadang masa2 kita menatap wajah pasangan yang tidur pulas dengan penyesalan kadang gantian menjadi masa2 yang sama, ketika kita bertukar pesan rindu atau bertukar cairan cinta dengan 'dia'.
tidak ada yg patut sy banggakan tentang hubungan itu.. hubungan dimana kami sdh tidak memungkinkan lagi utk bersama.. saat sy mengatakan "cinta ini bukan lagi untukmu" dan dia menangis.. tentunya bukan karena perkataannku tadi.. melainkan karena penyesalan tentang perselingkuhannya..
Dan nggak ada yang lebih toxic daripada hubungan yang tak boleh diperjuangkan.
Karena bahagia kita berdua adalah duri bagi anak dan pasangan masing-masing seumur hidup mereka.
kami sama membohongi diri.. dan sy berlari menjauh.. pulang utk menata harapan bersama seseorang yg sekian lama menunggu sy.. tahun demi tahun kami jalani.. dan tiap detik rasa berkhianat itu terus menghantui.. tidak ada pembenaran tentang rindu ini.. tidak ada satupun orang yg akan tegas membela diri ini..
Hubungan semacam ini tetap jadi 'journey' selamanya. Tak akan pernah jadi destinasi.
Tidak akan pernah benar, bahkan dari pov aku yang juga pelakunya, mas. Tapi, di sini, kita bisa share kegelisahan yang ditimbulkan dari hubungan ini tanpa dihakimi.
Bodohnya lagi.. dua tahun lalu sy membuat akun sosmed yg semata ingin tau kabarnya.. fatal.. karena dia tau bahwa akun itu adalah sy.. kaki ini sdh lelah utk berlari.. namun hati ini kenapa selalu menanti..
Nanti kalau sudah cooling down, jika berkenan, boleh di-share bagaimana responnya ketika dia tahu itu kamu.
Dan semoga hati tak cukup kuat menggerakkan kaki untuk kembali berlari.
Sejenak sy menoleh.. sekedar memastikan bahwa pasangan sy masih terlelap dlm mimpinya.. entahlah..
Aku mewek baca bagian ini sumpah. Karena ini sering kulakukan. Setiap melakukannya, aku menjerit juga dan sangat sakit karena ternyata jeritan hati tidaklah suara. Tak tahu harus mengadu kemana...
Kita pastikan dia terlelap di mimpinya, karena di sana tempat teraman baginya, dari kejamnya pengkhianatan.
Re.. apa yg kamu cari..??
Apa jadinya kita jika terus seperti ini..??
Kita tidak akan menemukan apapun. Karena hubungan ini tetap takkan menyediakan destinasi, bahkan persinggahan. Kita tetap dipaksa berlari melampaui batas yang kita tau kita TAK SANGGUP. Terus berlari menuju entah kemana sambil menoleh ke belakang, tanpa tahu kapan akan kembali.
Psikolog.ku dengan egoisnya hanya menjawab dgn resep dan selembar kertas yg ada tulisan anxiety didalamnya.. tanpa mau menjelaskan apa sebenarnya yg terjadi di diri ini..
jutaan rupiah itu hanya menghancurkan gigi ini satu persatu dan memanggil jutaan rupiah lagi di dokter yg lain..
Mungkin yg terbaca hanyalah kekacauan.. krn dikepala ini begitulah adanya
Mungkin kekacauan ini hanya bisa dinikmati setiap hari, sampai kita terlalu terbiasa sehingga tak lagi merasakan sakit karena sudah mengosongkan jadwal
Jadi ingat statement di blog favorit aku:
Ada cinta yang ditakdirkan tenggelam
Apa yang kamu cari di jalan cinta yang penuh duri? Silahkan kalau mau terluka berdua, namun tidak azig ketika anakmu kau bawa, suamimu kau paksa luka, istrimu kau tutup matanya dan dorong ke jurang.
Sepertinya statement itu yang menyadarkan kita