begundalkampusbiru
Semprot Baru
- Daftar
- 5 May 2017
- Post
- 36
- Like diterima
- 20
Berawal dari tugas dinas Bersama dengan Miss D di Celebes, aakhirnya ane bias merasakan sedikit kehangatan Bersama IGO berkerudung. tugas seminggu itu udah dijatah dr kantor untuk akomodasi dua kamar, namun karena suasana yang ramai gara2 goyang palu, hotel2 di kota tersebut jadi incaran pengungsi yang akan eksodus serta tempat start bagi relawan. apa mau dikata, malam terakhir kami harus pindah hotel namun apesnya (atau awal keberuntungan) kata resepsionis di telepon untuk hari terakhir tinggal 1 room twin bed, yang bias dipake.
awalnya kita berdua emang agak bingung, trus dia bilang "gapapa bang, kan semalam aja di hari terakhir trus kasurnya juga pisah. tapi kalo aku mau ganti baju abang keluar bentar ya",
kujawab "iya deh, tapi beneran gapapa nih? klo gak nanti aku tidur diluar besok, cari masjid atau begadang di warung kopi".
dia jawab "iya gapapa bang, soalnya hari terakhir kan abang harus tandatangan kontrak itu, harus kondisi fit".
“yaudah klo gitu,”
Ketika hari terakhir, ketika beban kerja udah gak begitu berat kita akhirnya bisa keluar makan mencari makanan khas di daerah tersebut. Selama seminggu acara kami hanya berkutat di kantor rekanan di kota itu, karena selalu ada pembahasan yang bikin jenuh. Dengan pertimbangan efisiensi waktu, dari kantor rekanan kami langsung meluncur ke warung makanan khas pangkep. Di warung sederhana tersebut aku pesan Sop Sodara, dan dia tertarik dengan sop konro. Sambil menunggu pesanan kami mengobrol. Kalo dikantor cewek ini jarang kulirik, selain karena dia berkerudung dia juga terkenal pendiam. Tapi setelah seminggu bersamanya, ternyta dia cukup enak diajak ngobrol. Mungkin karena intesifnya komunikasi seminggu ini aku tertarik padanya. Saking tertariknya, diam2 kuambil gambar dia waktu menunggu makanan.
Selesai makan kami pun menuju hotel yang sudah di booking sebelumnya, tapi begitu sampe sana si dia jadi muram. Gara2nya ada tamu di room yg kita pesan melakukan extend. Awalnya sih kecewa juga, malam itu kita hampir tak dapat tempat menginap, kemudian ada keberuntungan ada tamu lain yg ternyata checkout sore itu, tapi sayangnya roomnya bukan twin bed, tapi double bed. “gimana ini D? adanya cuma ini” kataku
“gimana ya bang” jawabnya sedikit muram.
“yaudah, nanti kmu tidur di kasur, gua di kursi aja atau di karpet gimana?” aku mikir begitu karena udah biasa juga dulu, waktu kuliah jadi anggota mapala. Tidur di atas tanah aja bisa, apalagi diatas karpet hotel bintang 4 yang jelas nyaman.
“tapi gak enak sama abang, kan abang senior” jawab dia ragu
“gpp, udah biasa. Klo gak mau ya nanti aku keluar aja cari masjid, atau begadang di warkop kayak plan pertama dulu” jawabku
“jangan kalo gitu bang, maaf ya bang saya ngrepotin.” jawabnya lirih.
“gapapa D, dulu waktu kuiliah udah biasa tidur dimana aja kok” kutenangkan.
Setelah deal dan urusan checkin udah beres, kami lgsg menuju kamar di lantai 5. sampai disana dia bertanya “abang atau saya yg mandi duluan bang? klo saya mandi abang keluar bentar ya”
“yaudah, duluan ya. Soalnya nanti juga mau keluar ngopi” jawabku.
Setelah itu kuambil peralatan mandi dan baju ganti, langsung aku mandi. Ssetelah beres mandi aku bilang kee dia “udah selesai nih, aku mau keluar ngopi. Nanti kalo udah beres mandinya WA aja ya”. “iya bang” jawabnya, setelah itu aku keluar ngopi.
Sekitar sejam, HP ku berdenting ku buka WA dan ada pesan “bang udah selesai, abang boleh masuk ke kamar” pesan darinya. Tanpa kujawab aku langsung ke kamar, mungkin karena lelah dan pegen cepat istirhat. Ku tekan tombol dan dibukakan olehnya. Di dalam kamar terasa canggung banget, tak seperti di warung sore tadi saat dia enak diajak ngbrol. Karena kelamaan diem2an akhirnya langsung kurebahkan diri di karpet hotel dan langsung terpejam mata ini.
Tengah malam ku terbangun kepengen kencing, kulihat dia sudah lelap dengan tidurnya. Setelah kencing kulihat dia masih terlelap, tiba2 terbesit pikiran ingin melihat tidurnya dari dekat. Dengan kerudung pink dia terlihat cukup manis saat itu, Jantungku berdetak lebih cepat saat lmelihat tidurnya, si joni pu bereaksi saat melihat gadis lugu berkerudung. Dengan tinggi sekitar 155cm, dan tubuh yang aku rasa ideal. trus kuabadikan momen itu untuk kenang2nan nanti di jakarta.
Setelah merasa puas melihat tidurnya, aku lanjutkan tidurku dan merebah di karpet. Tapi sialan banget, aku sepertinya gak bisa tidur, sambil menahan konak aku cuma bisa berguling, tengkurap, terlentang tapi gak bisa tidur. Trus tiba2 ada suara “abang gak bisa tidur?” ternyata si miss D terbangun melihat ku. “iya D, gak tahu kenapa”.
“yaudah bang, abang tidur saping saya. Gppa bang biar besok fit” katanya
“gak usah disini aja D” elakku
“gapapa bang, sini aja bangvdaripada abang sakit” pintanya
“yaudah klo gitu” jawabku, aku berdiri kemudian berkata “kmu agak sana, aku dsini ya”
“iya bang” katanya
Ketika sudah kurebahkan di kasur, justru aku makin tak bisa tidur. Mungkin karena gerak terus miss D terbangun lagi dan bertanya “abang sakit?” sambil menempelkan tangannya di dahiku. Trus kami saling menatap, dengan posisi aku telentang dan dia duduk disampingku tanpa sadar kupegang kedua pipi miss D kemudian kutarik kepalanya dan kucium bibirnya. Tiba2 dia diam mungkin shock dengan perbuatanku, trus aku sadar kembali dan bilang “maaf D, aku kurang ajar”
Tapi dia jawab “gapapa bang, abang sakit juga gara2 aku mungkin maafin ya bang.” tiba2 dia malah mencium keningku, melihatnya seperti itu kupeluk dia. Trus mulai ku balas ciuman di pipinya, sedikit2 ku geser hingga bibirku bertemu kembali dengan bibirnya. Tangan lembutnya mulai mengelus rambutku, tanganku pun juga turut membelai punggungnya.
Kemudian tanganku pun mulai bergerilya ke arah payudaranya, “bang jangan, aku takut kebablasan” sambil menyingkirkan tanganku dari payudaranya. Tapi tetap saja kupaksa tanganku meraba payudara yang akurasa pas di genggamanku. Lama2 di pun luluh juga membiarkan tanganku meraba2 payudaranya yang masih kencang dibalik kerudung pink. Kemudian gantian kutidurkan dia di kasur, kulanjutkan ciuman panas itu sambil sedikit demi sedikit membuka kancing atas bajunya. Setelah kurasa cukup kutelusupkan tanganku ke dalam bajunya. Kucari payudaranya dan kuremas2 lembut.
“abaaangg ssshhhh, jangaan bang ssshhh.” tolakan yang dipadu dengan desahan. Tapi tak kuperdulikan itu hingga kutemukan puting yang menonjol di lembut dan kenyal payudaranya. Kupilin2 putingnya sambil melakukan adu lidah dalam ciuman, “aaaahhh, sshhhh,” desahnya.
Setelah merasa puas meremas aku hentikan ciuman dan bertanya “abang boleh lihat susu kamu?”, dia tak menjawab langsung kubuka 3 kancing bajunya kemudian sedikit kusingkap keudungnya. Terlihat bra krem yang membungkus payudara yang tidak besar, namun cukup menarik dinikmati. Kubuka bra itu dan terlihat puting pink yang sangat indah. Kemudian kuhisap dengan penuh nafsu hingga dia berteriak “bang sakit, pelan2”. Kuubah tempo isapanku menjadi lebih lembut hingga dia pun mendesah kembali. Kulihat kakinya bergerak menggelinjang tak karuan. Kemudian kutempelkan tangn kananku keatas perut dan menelusuri hingga sampai di atas area pribadinya.
To be continued
awalnya kita berdua emang agak bingung, trus dia bilang "gapapa bang, kan semalam aja di hari terakhir trus kasurnya juga pisah. tapi kalo aku mau ganti baju abang keluar bentar ya",
kujawab "iya deh, tapi beneran gapapa nih? klo gak nanti aku tidur diluar besok, cari masjid atau begadang di warung kopi".
dia jawab "iya gapapa bang, soalnya hari terakhir kan abang harus tandatangan kontrak itu, harus kondisi fit".
“yaudah klo gitu,”
Ketika hari terakhir, ketika beban kerja udah gak begitu berat kita akhirnya bisa keluar makan mencari makanan khas di daerah tersebut. Selama seminggu acara kami hanya berkutat di kantor rekanan di kota itu, karena selalu ada pembahasan yang bikin jenuh. Dengan pertimbangan efisiensi waktu, dari kantor rekanan kami langsung meluncur ke warung makanan khas pangkep. Di warung sederhana tersebut aku pesan Sop Sodara, dan dia tertarik dengan sop konro. Sambil menunggu pesanan kami mengobrol. Kalo dikantor cewek ini jarang kulirik, selain karena dia berkerudung dia juga terkenal pendiam. Tapi setelah seminggu bersamanya, ternyta dia cukup enak diajak ngobrol. Mungkin karena intesifnya komunikasi seminggu ini aku tertarik padanya. Saking tertariknya, diam2 kuambil gambar dia waktu menunggu makanan.
Selesai makan kami pun menuju hotel yang sudah di booking sebelumnya, tapi begitu sampe sana si dia jadi muram. Gara2nya ada tamu di room yg kita pesan melakukan extend. Awalnya sih kecewa juga, malam itu kita hampir tak dapat tempat menginap, kemudian ada keberuntungan ada tamu lain yg ternyata checkout sore itu, tapi sayangnya roomnya bukan twin bed, tapi double bed. “gimana ini D? adanya cuma ini” kataku
“gimana ya bang” jawabnya sedikit muram.
“yaudah, nanti kmu tidur di kasur, gua di kursi aja atau di karpet gimana?” aku mikir begitu karena udah biasa juga dulu, waktu kuliah jadi anggota mapala. Tidur di atas tanah aja bisa, apalagi diatas karpet hotel bintang 4 yang jelas nyaman.
“tapi gak enak sama abang, kan abang senior” jawab dia ragu
“gpp, udah biasa. Klo gak mau ya nanti aku keluar aja cari masjid, atau begadang di warkop kayak plan pertama dulu” jawabku
“jangan kalo gitu bang, maaf ya bang saya ngrepotin.” jawabnya lirih.
“gapapa D, dulu waktu kuiliah udah biasa tidur dimana aja kok” kutenangkan.
Setelah deal dan urusan checkin udah beres, kami lgsg menuju kamar di lantai 5. sampai disana dia bertanya “abang atau saya yg mandi duluan bang? klo saya mandi abang keluar bentar ya”
“yaudah, duluan ya. Soalnya nanti juga mau keluar ngopi” jawabku.
Setelah itu kuambil peralatan mandi dan baju ganti, langsung aku mandi. Ssetelah beres mandi aku bilang kee dia “udah selesai nih, aku mau keluar ngopi. Nanti kalo udah beres mandinya WA aja ya”. “iya bang” jawabnya, setelah itu aku keluar ngopi.
Sekitar sejam, HP ku berdenting ku buka WA dan ada pesan “bang udah selesai, abang boleh masuk ke kamar” pesan darinya. Tanpa kujawab aku langsung ke kamar, mungkin karena lelah dan pegen cepat istirhat. Ku tekan tombol dan dibukakan olehnya. Di dalam kamar terasa canggung banget, tak seperti di warung sore tadi saat dia enak diajak ngbrol. Karena kelamaan diem2an akhirnya langsung kurebahkan diri di karpet hotel dan langsung terpejam mata ini.
Tengah malam ku terbangun kepengen kencing, kulihat dia sudah lelap dengan tidurnya. Setelah kencing kulihat dia masih terlelap, tiba2 terbesit pikiran ingin melihat tidurnya dari dekat. Dengan kerudung pink dia terlihat cukup manis saat itu, Jantungku berdetak lebih cepat saat lmelihat tidurnya, si joni pu bereaksi saat melihat gadis lugu berkerudung. Dengan tinggi sekitar 155cm, dan tubuh yang aku rasa ideal. trus kuabadikan momen itu untuk kenang2nan nanti di jakarta.
Setelah merasa puas melihat tidurnya, aku lanjutkan tidurku dan merebah di karpet. Tapi sialan banget, aku sepertinya gak bisa tidur, sambil menahan konak aku cuma bisa berguling, tengkurap, terlentang tapi gak bisa tidur. Trus tiba2 ada suara “abang gak bisa tidur?” ternyata si miss D terbangun melihat ku. “iya D, gak tahu kenapa”.
“yaudah bang, abang tidur saping saya. Gppa bang biar besok fit” katanya
“gak usah disini aja D” elakku
“gapapa bang, sini aja bangvdaripada abang sakit” pintanya
“yaudah klo gitu” jawabku, aku berdiri kemudian berkata “kmu agak sana, aku dsini ya”
“iya bang” katanya
Ketika sudah kurebahkan di kasur, justru aku makin tak bisa tidur. Mungkin karena gerak terus miss D terbangun lagi dan bertanya “abang sakit?” sambil menempelkan tangannya di dahiku. Trus kami saling menatap, dengan posisi aku telentang dan dia duduk disampingku tanpa sadar kupegang kedua pipi miss D kemudian kutarik kepalanya dan kucium bibirnya. Tiba2 dia diam mungkin shock dengan perbuatanku, trus aku sadar kembali dan bilang “maaf D, aku kurang ajar”
Tapi dia jawab “gapapa bang, abang sakit juga gara2 aku mungkin maafin ya bang.” tiba2 dia malah mencium keningku, melihatnya seperti itu kupeluk dia. Trus mulai ku balas ciuman di pipinya, sedikit2 ku geser hingga bibirku bertemu kembali dengan bibirnya. Tangan lembutnya mulai mengelus rambutku, tanganku pun juga turut membelai punggungnya.
Kemudian tanganku pun mulai bergerilya ke arah payudaranya, “bang jangan, aku takut kebablasan” sambil menyingkirkan tanganku dari payudaranya. Tapi tetap saja kupaksa tanganku meraba payudara yang akurasa pas di genggamanku. Lama2 di pun luluh juga membiarkan tanganku meraba2 payudaranya yang masih kencang dibalik kerudung pink. Kemudian gantian kutidurkan dia di kasur, kulanjutkan ciuman panas itu sambil sedikit demi sedikit membuka kancing atas bajunya. Setelah kurasa cukup kutelusupkan tanganku ke dalam bajunya. Kucari payudaranya dan kuremas2 lembut.
“abaaangg ssshhhh, jangaan bang ssshhh.” tolakan yang dipadu dengan desahan. Tapi tak kuperdulikan itu hingga kutemukan puting yang menonjol di lembut dan kenyal payudaranya. Kupilin2 putingnya sambil melakukan adu lidah dalam ciuman, “aaaahhh, sshhhh,” desahnya.
Setelah merasa puas meremas aku hentikan ciuman dan bertanya “abang boleh lihat susu kamu?”, dia tak menjawab langsung kubuka 3 kancing bajunya kemudian sedikit kusingkap keudungnya. Terlihat bra krem yang membungkus payudara yang tidak besar, namun cukup menarik dinikmati. Kubuka bra itu dan terlihat puting pink yang sangat indah. Kemudian kuhisap dengan penuh nafsu hingga dia berteriak “bang sakit, pelan2”. Kuubah tempo isapanku menjadi lebih lembut hingga dia pun mendesah kembali. Kulihat kakinya bergerak menggelinjang tak karuan. Kemudian kutempelkan tangn kananku keatas perut dan menelusuri hingga sampai di atas area pribadinya.
To be continued