POV CINDY
CURI START DI ROOM KARAOKE
Aku dan suami sampai di pelataran karaoke. Setelah memarkirkan mobil, aku dan suami bergandengan tangan menuju lobi. Aku mengenakan stelan gamis warna pink dangan bis hitam di pinggir dan jilbab lebar warna coklat muda. Itu luaran yang aku pakai. Dalaman? aku sama sekali gak pakai dalaman karena reques suami... ssssttt...he
Kami duduk di sebuah sofa dan seorang pelayan menghampiri kami. "Mau pesan apa pak/ buk"
Pelayan itu berkata sambil memberikan daftar menu.
"Kopi gingseng panas 1. Kamu pesan apa beib?"
Suamiku merangkul pundak ku dan mencium pipi kanan ku. Pelayan itu tersenyum simpul.
"Ih abang malu kan sama adek pelayan ini. Aku pesan capcin dingin ya."
Pelayan itu berlalu. dan suamiku nampak memperhatikan sekeliling ruangan. Setelah itu dia sibuk dengan HPnya.
"Abang keluar dulu sebentar ya sayang. mau beli pop corn buat cemilan di dalam nanti."
"Baik lah bang. Jangan lama2 ya beib."
Suamiku berlalu dan menghilang dari pintu keluar. aku pun sibuk dengan HP ku sampai sapaan seseorang melenyapkan autisku dengan HP.
"Udah lama nunggunya ya kak? Maaf tadi Roni ketemu teman dulu di luar. teman lama, jadi ngobrolnya agak lama."
"Gak kok. baru juga nyampai. Emang aku nungguin kamu Ron?"
"Hmmm... gak nungguin juga gak papa. yang penting kakak kangen kan ama Roni...he."
"Ye ke PD an...."
Roni duduk di sebelah ku dan tangannya melingkar di belakang pundak ku.
"wou... kakak gak pakai kutang ya.... hmmm enak nih gak susah2 buka bungkusnya dulu...he"
"Apaan sih kamu. malu tau banyak orang."
"Biar gak malu, kita langsung masuk room aja yuk kak. Udah nafsu tingkat dewa nih."
Roni beranjak ke resepsionis utk memesan room.
"Ron... ron.... jangan.... gak usah."
"Tenang aja kak. biar Roni yang bayar roomnya. tapi makanannya kakak yang bayar ya...he"
Roni pergi ke meja resepsionis tanpa mendengarkan kata2 ku dulu.
Aku gelisah. suami ku kok lama kali beli pop cornnya. Bisa kacau nih kalau suamiku melihat Roni duduk bersamaku. Tak beberapa lama kemudian Roni datang menghampiriku.
"Loh kakak udah pesan minuman ya? kok tau sih kalo Roni suka Kopi gingseng panas."
Roni duduk di sampingku dan menyeruput kopi gingseng panas yang dipesan suamiku.
"Ayo kak dihabisi minumannya abis itu kita ngeroom. udah gak sabar nih mau mimik cucu.... heee."
Roni menggoda ku sambil tangannya melingkar di pundak ku.
Aku berusaha mengibas tangan Roni dari pundak ku. Aku benar2 khawatir kalo suami ku memergoki kami dengan adegan seperti itu.
"Hai Ron... Lagi nyantai ya?"
Jantungku berdegup kencang. kekhawatiranku ternyata menjadi kenyataan. Dengan muka yang pucat Roni secara perlahan menurunkan tangannya yang melingkar di tanganku dan menyambut huluran tangan suamiku.
"eh..... iya....iya bang. Kebetulan lagi nongkrong ama teman2 disini. dan ketemu ama kak Cindy, jadi Roni samperin."
"Mana teman2 nya?"
"Hmmm......hmmm.... lagi cari angin mereka bang...... eh.... cari makan."
"Maaf aku ke toilet dulu ya sebentar."
Aku berusaha menghindar untuk menghilangkan kekikukan ku. Aku mencuci muka dengan air hangat di toilet sambil menenangkan degub jantungku yang masih kencang. Cukup lama aku di toilet. Setelah tenang aku kembali ke luar menemui dua lelaki itu. entah apa yang akan terjadi. Aku tak tau. Aku hanya berusaha santai.
Sampai di kursi sofa aku tak melihat Roni.
"Loh Roni nya kemana bang?"
"Lagi ke ATM beib. ada perlu katanya."
Tak beberapa lama kemudian Roni muncul kembali.
"Ayuk bang, kak Cindy kita masuk room."
"Ayo... ayo..." kata suamiku sambil menggandeng tangan ku. Aku terheran heran. apa yang telah terjadi selama aku di toilet tadi. perang dunia yang terbayang di benak ku tiba2 menjadi gencatan senjata. Tapi aku berusaha tetap santai. dan kami bertiga masuk ke room karaoke.
Roomnya tidak terlalu luas. cukup utk 5 orang dengan sofa panjang dan di depannya TV LCD layar lebar. AC ruangan cukup dingin, mungkin karena aku gak pakai dalam, jadi sentuhan dingin AC langsung mengenai kulit putih ku. Aku sedikit terangsang dengan suasana ini. Apalagi gesekan2 kain gamisku menyentuh puting susuku yang gak ada kutangnya. Aku duduk di sebelah suamiku duduk. Aku mengira Roni akan duduk di samping suamiku, tapi dugaanku salah. Dia malah duduk di samping kiriku. Jadi posisiku berada di tengah. diapit 2 lelaki perkasa...
Aku bernyanyi pertama. sebuah tembang dangdut ike nurjanah aku lantunkan. "Bulan bawa bintang menari, iringi langkahku...."
Setengah lagu aku lantunkan, suamiku berdiri di tengah untuk berjoget.
"Ayo beib.... kesini"
Aku pun ikut berjoget mendampingi suamiku. dia menggandeng tanganku dan memutarnya ke atas kepala. Setelah berputar dia memeluk ku dan muka kami berhadapan begitu dekat. Suami ku iseng. dan dia mencium bibirku. kemudian tertawa. Roni yang masih duduk di sofa bersorak sambil bertepuk tangan.
"Hajar bang..... asik...."
"Ayo Ron. gabung ke sini."
Roni pun beranjak dari sofa. Dia berjoget di belakang kami. Sementara aku dan suamiku berjoget sambil berpelukan. Suami ku melingkarkan tangannya ke panggulku dan sesekali meremas remas pantat sengkal ku.
"Aaaach.... aaach" desahan desahan kecil keluar dari mulutku. Suamiku merapatkan pelukannya, tetapi karena terhalang perut buncitku, susuku tak bisa nempel ke dadanya. Suamiku kemudian mencium susuku dari balik jilbab besarku. "Aaaach.... aaaaach.... abang nakal.... tau aja abg dimana putingnya.... aaaach". Suamiku menjepit putingku dengan kedua bibirnya. Dari belakang aku merasakan ada gesekan di pantat ku.
"aaach...." Aku mendesis. Ternyata Roni menempelkan kontolnya yang udah berdiri ke pantatku. Terasa benar tonjolan super milik Roni melekat di pantatku. Pepek ku yang sudah pernah merasakan hujaman kontol itu perlahan becek.
"Aaaach.... aaaaach.... Ron....."
"Cepat banget berdirinya Ron..."
"Iya bang. habis goyangan abang ama kak Cindy bikin horny.... he"
Suami ku kemudian meremas2 kedua susuku dari balik jilbabku.
"Aaaach..... bg enak......"
Dari belakang Roni dengan penuh semangat menggesek kan kontolnya ke lubang anus ku. Kalo saja aku gak pakai celana, Kontol jumbo itu pasti udah menembus anusku.
Suamiku menyibakkan jilbab besarku dan menurunkan resleting gamisku. Mencuatlah kedua susuku yang ranum. Sambil berjoget, suamiku meremas remas kedua susuku.
"Hajar bang... sedot susunya.... aye...."
Roni menyemangati suamiku. Dengan penuh nafsu suami ku menyosor susuku secara bergantian.
Suamiku memainkan ujung lidahnya di puting susuku, sementara tangannya mencolok2 lubang pepek ku.
"aaaaach.... abang nikmat kali bg.... aaaach"
Roni pun tak tinggal diam. Diremas kedua bongkah pantatku dan dielus nya pangkal pahaku. Aktivitas kedua lelaki ini benar benar menaikkan libidoku. Sedang asyik bermain di susuku ternyata lagu ike nurjanah selesai. Suamiku pergi ke sofa untuk memilih lagu. Melihat kondisi tersebut Roni memeluk ku dari depan. lidah kami saling berpagutan. Tak lupa dia menghisap bibir ku bergantian atas dan bawah.
"sluuup.... sluuuup..... aaaaach...."
Air liur kami saling bertukar. Roni meremas kedua susuku.
"Aaaaach...... aaaaach.... Ron.... nikmat sekali sayang..... aaaach."
Roni kemudian membuka jilbab lebarku dan melemparkannya di lantai. digeraikannya rambutku yang sebahu, diturunkannya gamisku yang telah terbuka resletingnya. Roni menjilati leherku sampai ke telingaku. dimainkannya lidahnya di lobang telinga ku.
"aaaaaach...... aaaaaau...... geli Roni."
"Ayo lonteku mengeranglah...... aaaaach...."
Bisikan kalimat itu semakin membakar birahiku.
Suamiku yang telah selesai memilih lagu, berjalan menghampiri kami. Sekarang posisinya terbalik. Roni menggerayangi tubuhku dari depan, sedangkan suamiku menggosok2an kontolnya di pantatku dari belakang. Birahiku semakin memuncak, puting susuku mengeras dan pepek ku becek pertanda dia siap untuk disodok. Entah kontol siapa yang akan masuk ke lubang kenikmatanku duluan malam ini. Yang jelas pepek ku udah gatal mau disodok. Dalam suasana yang semakin memanas dan hentakan house music yang dipilih oleh suamiku, tiba-tiba HP suamiku berdering.
"Hallo, malam pak." Jawab suamiku sambil permisi keluar ruangan. Roni semakin ganas menggerayangi tubuhku sementara suamiku keluar. Dia rebahkan tubuhku yang setengah telanjang ke sofa..... BERSAMBUNG