Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT MY LOVE JOURNEY - By Tio12TT (Repost)

EPILOG STORY



"Sayang ayoo cepat!." Ucap Leva sambil menarik tangan Reza.

"Ihh Sabar Va, tuh topi Wisuda aku jatuh kan." Ucap Reza menghentikan langkahnya untuk mengambil topi wisuda yang terjatuh.

"Ayoo cepet nanti ketinggalan sesi foto sama anak-anak yang lain!." Ucap Leva.

"Iya makanya jangan narik-narik!, yaudah yuk." Ucap Reza sambil berjalan menuju keluar gedung aula pertemuan.

Di depan Aula gedung, tampak banyak Wisudawan yang kini sudah berkumpul bersiap untuk foto bersama. "Leva Reza sini." Ucap salah seorang teman Leva.

Leva dan Reza langsung berdiri di barisan paling belakang, langsung menatap kearah kamera sambil tersenyum.

"Oke semua sudah berkumpul sekarang kita mulai sesi foto nya." Ucap fotografer.

"1..2..3.."

CKREKK!!.

Terlihat ekspresi wajah kebahagiaan terpancar dari wajah Leva dan Reza, karna mereka berhasil meraih gelar sarjana setelah menyelesaikan Study.

"Za akhirnya impian kita terhujud." Ucap Leva.

"Iya Va." Ucap Reza sambil tersenyum.

"Hallo Word, kita luluss!." Leva berteriak sekencang-kencangnya.

"Haha jangan kencang-kencang Va, malu!." Ucap Reza.

"Hihi biarin nama nya juga orang bahagia." Ucap Leva.

"Heyy Guyss saat hitungan ketiga lempar yah topi kalian." Ucap salah seorang teman Leva dan Reza.

"1..2..3!."

"Woooooo!!."

Serentak semua langsung melempar topi Wisuda keudara.

"Yeeyyy!." Leva berteriak gembira lalu ia memeluk tubuh Reza.

"Haha hari membahagiakan." Ucap Reza.

"Leva Reza Sinih." Ucap Mamah Ningsih yang berdiri tak jauh dari posisi Leva, bersebelahan dengan Papah David.

"Ehh iya mah, ayuk Zaa." Ucap Leva sambil berjalan menghampiri Mamah Ningsih dan Papah David.

"Iya." Ucap Reza sambil mengikuti Leva.

"Udah selesai acara foto-foto dan lempar topi nya kan?." Ucap mamah Ningsih.

"Iyaa sudah mah." Ucap Leva.

"Dah yuk buruan tiga puluh menit lagi acara resepsi pernikahan kalian akan di mulai loh, dan Papah denger rekan bisnis, keluarga dan tamu undangan yang lain sudah ada beberapa yang datang." Ucap papah David.

"Hehe ya udah yuk." Ucap Leva sambil berjalan menuju pakiraan Mobil.

"Ehemm Suami nya di tinggal nih?." Ucap Reza sambil tersenyum.

"Hehe iya, yuk sayang." Ucap Leva sambil menarik lengan Reza. Reza hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala saat melihat tingkah Leva.

Reza, Leva, Mamah Ningsih dan Papah David langsung masuk kedalam mobil setelah mereka sampai di tempat parkir.

"Pokoknya setelah sampai di aula hotel kalian langsung cepat ganti baju." Ucap Mamah Ningsih.

"Iya Mah." Ucap Leva.

"Yuk Pah jalan." Ucap Mamah Ningsih.

Papah David langsung mekan pedal Gas, lalu mobilpun mulai bergerak menuju tempat resepsi pernikahan.


~ ° ~


Tokk..ttookk..!!

"Ayo Va, para tamu undangan sudah pada menunggu." Ucap mamah Ningsih sambil membuka pintu ruangan.

Leva langsung menoleh kearah mamah Ningsih. "Iya ini sudah selesai." Ucap Leva.

Mamah Ningsih terdiam seketika saat melihat penampilan Leva yang sangat cantik dan mempesona dengan polesan make up yang sangat menarik dan dipadukan dengan gaun pengantin berwarna putih yang sangat indah.

"Subhalowloh Va, cantik banget kamu." Ucap Mamah Ningsih.

"Hemm emangnya biasanya jelek yah." Ucap Leva.

"Haha bukan begitu, cuman lebih woow gitu, hemm Reza pasti suka ngeliatnya." Ucap Mamah Ningsih.

"Ahh Mamah bikin Leva malu aja." Ucap Leva.

"Dah yuk sekarang kamu keluar, semua orang sudah nungguin kamu." Ucap Mamah Ningsih.

"Iya." Ucap Leva sambil berdiri dan berjalan keluar ruangan di bantu Mamah Ningsih.

.

.

.

.

.

Suasana Aula hotel Resepsi pernikahan Reza dan Leva terlihat sudah dipadati oleh para tamu undangan baik dari kalangan pebisnis atau pun rekan-rekan kolega Papah David maupun Mamah Ningsih, turut hadir juga keluarga besar dari pihak Leva. Para tamu undangan seketika mengalihkan pandangan kerah Leva yang baru muncul dari pintu dekat panggung pelaminan, Leva melempar senyum manis kepada setiap tamu undangan. Dari atas panggung pelaminan Reza terlihat sudah berdiri dengan Gagah menunggu Leva naik keatas panggung. Kedua mata Reza seketika tak henti-hentinya memandang Leva yang terlihat cantik nan anggun.

"Biasa aja dong ngeliatnya." Ucap Leva.

"Hemm Va kenapa kamu menjelma menjadi bidadari seperti ini." Ucap Reza sambil memandang sekujur tubuh Leva.

"Hihi kamu masih sempet-sempet nya ngegombal." Ucap Leva.

"Aku serius Istri ku." Ucap Reza sambil tersenyum.

"Dah buruan duduk, sebenar lagi para tamu mau naik bersalaman dengan kita." Ucap Leva sambil duduk dikursi pelaminan.

"Hehe." Reza hanya tertawa kecil sambil duduk disebelah Leva.

Tak berselang lama acara resepsi pernikahan pun dimulai, para tamu undangan satu-persatu menyalami Reza dan Leva berikut dengan kedua orangtua Leva.
Alunan musik Pop, Dangdut dan musik Kedaerahan saling berganti menambah kemeriahan suasana.

Dari arah pintu masuk Aula, terlihat Riana dan Dodi sedang berjalan beriringan menuju keatas panggung pelaminan diikuti seorang anak kecil dibelakangnya.

"Wehh Leva Reza selamat yahh." Ucap Dodi sambil bersalaman terlebih dahulu dengan Leva dan Reza.

"Haha Bocah Takis dateng juga, Thanks bro!." Ucap Reza.

"Thanks yah Dod." Ucap Leva.

"Leva Reza selamat yah." Ucap Rina bersalaman dengan Leva dan Reza.

"Ehh Ibu Riana, makasih Buk sudah datang." Ucap Leva.

Reza hanya tersenyum sambil menjabat tangan Riana. "Ehh bukannya lu anak tunggal Dod, ini anak siapa?." Tanya Reza.

"Ini Nina adek gue, yaa cerita nya panjang. Hadirnya Nina tak lepas dari persoalan kita dulu." Ucap Dodi sambil tersenyum.

"Kaka..ibu cepetan kita makan Es krim itu!." Ucap Nina sambil menerik baju Riana.

"Iya-iya sabar sayang, ya udah selamat yah Za..Va, Ibu mau ngambil Es krim dulu." Ucap Riana.

"Oh baik bu, selamat menikmati hidangan." Ucap Leva sambil tersenyum.

Riana, Dodi dan Nina langsung turun dari panggung pelaminan. Leva dan Reza langsung kembali menyalami tamu yang sudah menunggu giliran untuk bersalaman.

Reza dan Leva saling menatap sambil tersenyum jahil, saat melihat Winda dan Bayu sedang berjalan berdampingan naik keatas panggung pelaminan.

"Mbak Leva dan Mas Reza selamat yah, ngucapinnya jadi dua kali nih hehe." Ucap Bayu sambil menjabat tangan Leva dan Reza.

"Wedeh Za ada presiden Direktur PT. Winda's group nih, duh aturan kasih jalur VVIP nih haha." Ucap Leva sambil tersenyum jahil.

"Haha." Reza tertawa saat Leva menggoda Bayu.

"Hehe apaan sih Mbak, saya dari dulu tetap rakyat jelata." Ucap Bayu. Winda hanya tersenyum sambil menggandeng tangan Bayu.

"Ihhh Daa, kamu udah ngisi aja nih?." Ucap Leva sambil mengusap perut Winda yang sedikit membesar.

"Hehe iya nih sekali tusuk langsung Dungg haha." Ucap Winda.

"Haha Tokcer Bay!." Ucap Leva.

"Reza kapan nih Tokcer nya?, buruan dong jangan ditunda-tunda lagi hehe." Ucap Winda.

"Haha doain aja Da, kita sih udah engga nunda sering usaha yaa sekarang tinggal nunggu hasil hehe." Ucap Leva.

"Gua doain deh nih perut tau-tau nya lagi ngisi hihi." Ucap Winda sambil mengusap perut Leva.

"Amin." Ucap Leva dan Reza bersalaman.

"Eh yaudah yah engga enak nih sama yang mengantri dibelakang hehe." Ucap Winda.

"Oke deh makasih yah sudah luangin waktu untuk mampir." Ucap Leva.

"Hehe iya sama-sama." Ucap Winda.

"Ehh nanti di cicip yah hidangannya." Ucap Reza.

"Hehe oke Za." Ucap Winda.

"Yuk pah kita makan dulu." Ucap Winda sambil menggandeng tangan Bayu.

Leva dan Reza saling tertawa kecil saat Winda dan Bayu sudah turun dari panggung, mereka kembali bersalaman dengan tamu undangan yang datang.

Sudah hampir dua jam Leva dan Reza menyambut para tamu undangan yang hadir. Rasa lelah mulai terasa pada diri mereka, hingga kini mereka bisa beristirahat karna sudah masuk jam makan sinag untuk kedua pengantin dan kedua orangtua Leva.

"Haduh cape banget yah Va." Ucap Reza sambil berdiri di samping Leva yang sedang menatap bingung kearah pintu masuk Aula.

"Niken, Doni, Sinta dan Om Boski kemana yah kok belum kelihatan dari setadi Za?." Ucap Leva.

"Hemm tenang mungkin mereka masih di jalan, sekarang kamu makan dulu nanti sakit lagi. Habis ini kan masih banyak tamu yang harus kita jamu." Ucap Reza.

"Iya kali yah, yaudah deh." Ucap Leva.

Saat Leva dan Reza akan membalikkan badan terdengar suara Niken memanggil.

"Eh itu dia Leva..Reza."

Sontak Leva dan Reza langsung membalikkan badan dan mantap lurus kearah Niken yang sedang berjalan pelan sambil menggendong bayi kecil berumur satu tahun.

"Niken.." Ucap Leva dengan ringa gembira.

Tak berselang lama Niken datang, muncul lah Sinta yang sedang berjalan santai sambil menggandeng Kelara. tepat di belakangnya Sinta Doni dan Boski terlihat sedang berjalan sambil membicarakan sesuatu.

"Aduhh akhirnya Mis Galau bersatu dengan pujaan hatinya." Ucap Niken sambil mencubit gemas pipi Leva. Reza hanya tersenyum melihat tingkah Niken.

"Aw sakitt, nanti make up gua rusak Ken." Ucap Leva.

"Haha." Niken tertawa melihat ekspresi wajah Leva.

"Leva sorry yah kita dateng nya agak telat, Soalnya tadi mobilnya pecah ban." Ucap Sinta.

"Hehe yaudah engga apa-apa, yang penting kalian sudah sampai dengan selamat." Ucap Leva.

"Wedeh Za jadi juga nih kawin." Ledek Niken.

"Haha jadi dong." Ucap Reza.

"Wih Reza nya udah ganteng, Leva nya udah Cantik, pas deh kalian jadi Raja dan Ratu sehari." Ucap Sinta.

"Hehe Thank you bebebb." Ucap Leva.

"Woo Reza Selamat Broo, Va selamat juga." Ucap Doni.

"Thanks Don." Ucap Leva dan Reza bersalaman.

"Va..Za Selamat yah." Ucap Boski.

"Iya Om makasih." Ucap Leva.

"Wehh Om itu otot makin jadi aja." Ucap Reza saat melihat tubuh Boski yang sedikit agak kekar saat ini.

"Fitnes atuh Za." Ucap Boski.

"Fitnes diranjang dia mah sama Sinta haha." Celetuk Doni.

"Hahaha." Sontak Niken Leva Reza dan Boski tertawa, sedangkan Sinta hanya tersenyum menahan malu.

"Eh Va, ngomong-ngomong kok di kartu undangan engga tercantum waktu akad nikahnya sih? padahal gue pengen rekam Ekspresi wajah Reza yang lagi tegang haha." Ucap Niken.

"Hehe iya lah soal nya akad nikah nya udah beberapa tahun yang lalu." Ucap Leva sambil tersenyum.

"Kok gitu sih Va ke kita-kita.. Nikah diam-diam, Wah jangan-jangan waktu itu lu hamil yah jadi Nikah nya diam-diam?." Ucap Niken.

"Huss ngawur kamu Ken!, kalo gue hamil duluan mana anaknya?, haha. Apa kalian engga bisa nerka sih, masa iya Bokap gua ngizinin Reza tinggal satu rumah sama gua selama ini kalau engga ada ikatan, apa kata tetangga seorang Leva dan Reza kumpul kebo hihi." Ucap Leva.

"Jadi maksud lu, saat itu kalian berdua udah jadi suami istri?." Tanya Sinta.

"Yap betul." Ucap Reza.

"Emangnya kamu Ken, Nikah baru enam bulan tuh bocah udah berojol aja." Ucap Leva sambil tersenyum jahil.

"Yaa gua mah cuman bisa diem pasrah Va, tergantung yang nyoblos aja, dari pada buang-buang di luar mendingan jadiin aja sekalian nih Bocah." Ucap Niken sambil mencium putri kecil yang sedang tertidur lelap di pelukannya.

"Haha pea nya engga ilang-ilang luh ken." Ucap Leva.

"Haha." Boski Sinta dan Reza tertawa serentak.

"Pea-pea ginih gue Cinta banget loh Va." Ucap Doni sambil memeluk mesra tubuh Niken.

"Cieee." Ucap Leva dan Sinta bersamaan.

"Tapi sih yang lebih parah si Sinta." Ucap Leva.

"Loh kok gua sih?." Ucap Sinta.

"Nikah nya padahal duluan dia dari pada Niken, eh anak nya udah gede aja haha." Ucap Leva.

"Haha." Niken, Boski, Doni dan Reza serentak tertawa.

"Eh Va dia mah Dapet Bonus haha." Ucap Niken.

"Itu yang satu lagi yang di dalam perut udah jalan berapa bulan?." Ucap Leva.

"Enam bulan Va." Ucap Sinta.

"Ken kalo anak gue kali ini lahirnya cowo, kalo udah gede bakal gue jodohin sama anak lu..iya kan Don." Ucap Boski.

"Yoi haha." Ucap Doni.

"Dihh pada maen kontak jodoh begini." Ucap Niken.

"Tau nih." Ucap Sinta.

"Ciee bakal besanan nih.. hahaha." Ucap Leva.

"Bunda Kelara seneng banget deh ngeliat dede kecilnya si tante, kapan sih bun dede nya Kelara keluar?." Ucap Kelara sambil berdiri di depan Niken.

"Sebentar lagi sayang, paling tiga bulan lagi engga sabaran amat sih kamu." Ucap Sinta sambil tersenyum.

Kelara berjalan menghampiri Sinta, lalu ia mengelus perut Sinta yang sedikit membesar. "Hihi, abis Kelara gemes dengan dede bayi yang di gedong tante. Dede sayang, cepet keluar yah kaka udah engga sabar pengen main sama kamu." Ucap Kelara.

"Hihi liat Kak, ade nya denger tuh nendang-nendang perut Bunda." Ucap Sinta.

"Owww keluarga yang harmonis." Ucap Leva. Boski Doni Niken dan Reza tersenyum bahagia melihat monet harmonis yang ada dihadapan mereka.

"Eh Va itu si Winda yah."Ucap Niken saat ia melihat Winda yang sedang berjalan keluar pintu Aula bersama Bayu.

"Iya tadi dia abis kondangan ke gua sama suaminya." Ucap Leva.

"Si mas Bayu kan Va bekas supir lu?." Ucap Sinta.

"Iya." Ucap Leva.

"Gua engga nyangka sama Diri lu yang sekarang, kok bisa lu memaafkan Winda yang jelas-jelas mau merusak kebahagiaan lu Va?, dan bahakkan sekarang kalian dekat banget." Ucap Niken.

"Itu semua berkat suaminya si Bayu. Dulu dia mengajarkan gua setiap masalah harus di selesaikan dengan kepala dingin dan kita harus liat dari dua sudut pandang dan jangan pernah menjadi pendendam. Dan sekarang Tuhan sudah mempertemukan dia dengan jodoh yang cocok penganti Coki." Ucap Leva.

"Iya Ken gua jadi ikut bahagia, melihat sahabat kecil gua kini sudah menemukan cinta sejatinya yang dulu sempat hilang." Ucap Sinta.

"Hehemm.. ibu-ibu mendingan sekarang kita makan dulu yuk, udah laper nih." Ucap Doni sambil mengusap perutnya.

"Ehh yuk pada makan." Ucap Reza.

"Eh iya yuk, nanti sambung lagi ngobrolnya hehe." Ucap Niken.

Mereka semua menyudahi perbincangan dahulu untuk pergi mencicipi makan yang di sediakan pihak pengelola hotel pada ruang VIP.

.

.

.

.

.

.

Suasana gedung Aula saat ini sudah sepi dari tamu undangan yang hadir, berhubung waktu acara pesta sudah selesai. Tampak beberapa petugas hotel sedang membersih kan Aula dan para petugas katering sedang mengakuti piring bekas makan para tamu.

Didepan pintu Aula terlihat, Doni, Niken, Sinta dan Boski sedang berpamitan pulag setelah mereka menemeni Leva dan Reza sampai akhir acara.

"Va.. Za kita semua balik dulu yah, gua mewakili Niken, Boski dan Sinta, mengucapkan selamat berbahagia, semoga cepat dapat momongan dan kisah cinta kalian semoga abadi hanya maut yang dapat memisahkan kalian." Ucap Doni berbicara secara formal kepada Leva dan Reza setelah bersamaan dengan kedua orangtua Leva.

"Amin makasih yah Guys." Ucap Leva.

"Iya masih banyak." Sambung Ucap Reza.

"Yaudah kita balik dulu yah." Ucap Niken.

"Oke hati-hati." Ucap Leva.

Boski, Sinta, Niken dan Doni serentak membalikkan badan dan berjalan pelan menuju pintu keluar aula.

"Aku bahagia memiliki sahabat seperti mereka." Ucap Leva.

"Hehe sama aku juga, merasa memiliki keluarga kedua." Ucap Reza.

"Dah sekarang kita yang siap-siapa untuk pulang. Za yuk ganti baju." Ucap Leva.

"Kamu duluan Va aku mau ngobrol sama papah sebentar." Ucap Reza.

"Oh oke." Ucap Leva.

Leva langsung membalikkan badan dan berjalan menuju pintu area ruangan tempat rias.

Ttrretttt!.

Setelah masuk kedalam ruangan, Leva duduk sejenak di kursi sambil menatap dirinya Lewat pantulan kaca.

"Duh kok kepalaku sedikit pening yah." Ucap Leva sambil memegangi kepalanya.

"Sshhaa.. duhh kenapa mendadak mual lagi yah padahal tadi pagi sudah engga mual." Ucap Leva.

Entah kenapa tubuh Leva mendadak merasa tidak enak, rasa mual sangat kuat terasa.

Huukk..

Leva menahan rasa mual yang membuatnya semakin ingin muntah.

HHuueekkk!!..

Hhuuuekk!!!...

Karna tidak bisa menahan rasa mual, akhirnya Leva muntah di sebuah westafel yang berada di samping toilet.

Huueekk!!!..

Tttrrrreeeeetttt!!.

"Va kamu kenapa?." Ucap Mamah Ningsih sambil masuk kedalam ruangan.

"Engga tau Mah, perut Leva mual banget rasanya." Ucap Leva sambil kebersihan mulutnya.

"Hemm sejak kapan kamu mualnya?." Ucap Mamah Ningsih.

"Dari semalem sih Mah cuman tadi pagi sudah mendingan tapi sekarang kambuh lagi." Ucap Leva sambil duduk kembali di kursi.

"Hemm.. kamu tunggu di sini sebenar." Ucap Mamah Ningsih beranjak keluar ruangan.

Leva tampak bingung apa yang akan Mamahnya lalukan, ia hanya bisa duduk sambil menahan rasa mual hingga hilang seperti tadi pagi. Sekitar dua puluh menit Leva menunggu, akhirnya Mamah Ningsih datang membawa sebuah bungkusan plastik kecil.

"Mamah Abis dari mana?, dan Reza masih ngobrol sama Papah." Ucap Leva.

"Iya suami kamu masih ngobrol. Nih kamu sekarang sedikit pipis di tempat ini, lalu kamu masukin Tes packnya kedalam air pipis kamu." Ucap Mamah Ningsih.

"Mamah menduga Leva hamil?." Ucap Leva.

"Coba aja dulu, kali aja benar." Ucap Mamah Ningsih sambil tersenyum.

Dengan perasaan hati penasaran, Leva berjalan menuju toilet yang berada di samping westafel.

"Mah Leva engga mimpi kan?." Ucap Leva sambil berjalan menghampiri Mamah Ningsih.

"Gimana hasilnya Va?." Ucap mamah Ningsih.

"Positif Mah." Ucap Leva sambil tersenyum bahagia.

"Hah serius kamu?." Ucap mamah Ningsih sambil merebut Tes pack yang Leva pegang.

"Aalhamdulillah, akhirnya sebentar lagi mamah jadi Nenek." Ucap Mamah Ningsih sambil memeluk tubuh Leva.

"Dan sebentar lagi aku menjadi seorang Ibu mah, yeyyy." Ucap Leva sambil melompat kegirangan.

"hei sudah-sudah jangan lompat-lompat gitu kandungan kamu masih muda." Ucap mamah Ningsih.

"Hehe abis Leva senang banget mah." Ucap Leva.

"Dahh, sekarang kamu ganti baju lalu kita keluar untuk memberitahukan kabar baik ini." Ucap mamah Ningsih.

Dengan cepat Leva menganti bajunya dengan pakaian santai di bantu oleh mamah Ningsih, setelah itu Leva dan mamah nya berjalan menuju aula depan.

"Sayang." Leva langsung memeluk tubuh Reza dari belakang.

"Ehh, udah selesai kamu ganti bajunya?." Ucap Reza sambil membalikkan badan.

"Zaa, eee kamu tau engga kalo Tes pack ada garis dua itu tandanya apa?." Ucap Leva dengan ekspresi wajah malu-malu.

Papah David sudah bisa paham apa maksud yang akan anak nya sampaikan, namun ia masih berusaha menutupi rasa kebagian didalam hatinya.

"Kalo engga salah positif itu berarti wanita nya lagi hamil, emangnya kenapa?." Ucap Reza.

"Nih coba kamu liat." Ucap Leva sambil meberikan hasil Tes packnya kepada Reza.

Sontak hati Reza sangat bahagia saat melihat hasil Tes pack Leva. "Ini serius punya kamu?." Ucap Reza.

"Iya lah sayang, masa ia punya istri tetangga." Ucap Leva.

"Hahh.. Alhamdulillah ya Allah!!." Teriak Reza.

"Mah sekarang kamu beresin pakaian kita dan Reza kedalam mobil, abis itu kita ke rumahsakit untuk memeriksa lebih lanjut." Ucap papah David.

"Iya Pah." Ucap Mamah Ningsih.

Kedua mata Leva dan Reza saling menatap, lalu dengan lembut Reza memeluk tubuh Leva.

"Sumpah Va aku sangat bahagia saat ini." Ucap Reza.

"Aku juga Za." Ucap Leva.

"Akhirnya aku kini akan menjadi seorang Ayah." Ucap Reza.

"Dan aku akan mejadi seorang Ibu." Ucap Leva.

"Va, aku berjanji mulai sekarang aku akan lebih perhatian kepada mu sayang kepada mu dan aku akan bersiap menjadi seorang ayah yang baik untuk anak kita kelak." Ucap Reza.

"Aku juga Za, akan berusaha mejadi seorang istri dan ibu yang lebih baik untuk kedepannya." Ucap Leva.

"Vaa I love you." Reza langsung mencium bibir Leva.

"To Za." Ucap Leva didalam hati.




***





Beberapa Tahun kemudian......


Seorang gadis kecil berumur sekitar empat tahun terlihat sedang duduk sendiri sambil mewarnai buku gambar yang ia bawa ditengah ramainya pengunjung. Wajah gadis kecil itu terlihat imut dan menggemaskan dengan rambut pajang terurai. Walau keadaan sekeliling nya cukup ramai dan bising, gadis kecil itu tak terusik dan masih fokus mewarnai buku gambarnya.

Dari arah pintu dapur Terlihat Leva dan Reza keluar dengan santai sambil sedikit berbincang mengenai perkembangan bisnis Cafe yang sudah beberapa tahun mereka rintis.

"Syukur Pah, Cafe kita ini omset nya melebihi target mulu." Ucap Leva sambil tersenyum.

"Yaa syukur mah, kalau seperti ini mungkin Papah akan membuka gerai Cabang Cafe kita." Ucap Reza.

"Mamah akan dukung apapun langkah yang akan Papah ambil." Ucap Leva.

"Tapi kamu engga cape apa mah bantuin papah ngurusin Cafe terus, kamu harus bagi waktu ngurusin anak kita dan nerusin perusahaan Papah kamu sekarang?." Ucap Reza.

"Jangan khawatir Pah aku kan Strong Woman hihi." Ucap Leva.

"Terserah kamu aja deh Mah." Ucap Reza.

"Leza ayo sini nak kita pulang." Ucap Reza.

"Iya pah."Ucap anak kecil yang ternyata bernama Leza anak dari, Leva dan Reza.

Leva langsung menggendong putri kecilnya. "Kamu gambar apa sayang?." Ucap Leva.

"Nih gambar kula-kula." Ucap Leza dengan polosnya.

"Kura-kura kali sayang." Ucap Reza.

"Hihi iya itu." Ucap Leza.

"Ya udah yuk pulang." Ucap Reza sambil berjalan menuju depan Cafe di susul Leva dan Leza di belakangnya.

Brukk!!..

"Hemm mah, sebelum kita pulang mau engga kamu kita nyekar makam Ibu dan Ayah aku." Ucap Reza sambil memasang sabuk pengaman.

"Ayuk boleh." Ucap Leva sambil duduk memeluk Leza di samping Reza.

Mendengar persetujuan dari Leva, Reza langusng menginjak pedal gas dengan pelan, mobil pun mulai melaju menyusuri jalan area menuju ke tempat pemakaman.

.

.

.

.

.

"Papah kita mau ke kuburan Nenek Kake yah." Ucap Leza.

"Iya sayang, nanti Leza berdoain Kenek Kake yah." Ucap Reza.

"Iya Pah." Ucap Leza.

Setelah berjalan beberapa meter dari tempat Reza memarkirkan mobilnya, akhirnya mereka sampai di depan makam Ibu dan Ayah Reza.

"Assalamualaikum Pah Mah." Ucap Reza sambil duduk di antara dua makam orang tuanya.

Leva yang sedang menggendong Leza, sedikit membersihkan batu nisan makam orang tua Reza yang sedikit kotor dengan tanah.

"Ibu.. Ayah, Reza datang ke makam kalian bersama anak dan istri Reza, semoga Ibu Ayah tenang dialam sana, karna Reza kini sudah bahagia menjalani hidup. Terimakasih telah melahirkan Reza Buk, terimakasih sudah menjaga dan mendidik Reza yah, tanpa kalian hidup Reza tidak bisa sebahagia sekarang. Reza dan istri akan belajar dari kalian, bagai mana menjadi orang tua yang baik." Ucap Reza.

"Mah.. Leza, kita kirim Doa yuk buat Kake Nenek." Ucap Reza.

"Leza tangan kamu di tekuk seperti ini." Ucap Leva sambil menuntun tangan Leza untuk berdoa.

Reza, Leva dan Leza tampak khsuk medoakan kedua orang tua Reza, setelah selesai berdoa Leva berdiri dan berjalan menghampiri Reza.

"Ibu..Ayah kami pamit dulu yah soal nya hari sebentar lagi akan menjelang malam." Ucap Reza.

"Yuk Pah." Ucap Leva.

"Ayuk." Ucap Reza.

Reza dan Leva langsung membalikkan badan dan berjalan kembali ke mobil.

"Mah nanti sebelum pulang kita mampir yah ke mekdi, Leza mau Es krim." Ucap Leza.

"Iya sayang." Ucap Leva sambil mencium pipi Leza.

Reza hanya tersenyum sambil memandang kearah Leva dan Leza yang berjalan didepannya.




--- ooOoo ---


"Perjalan hidup tiada yang tau, apakah takdir kita baik atau buruk, semua sudah di tentukan oleh Tuhan. Seperti kisah hidup ku, yang terasa berat, berliku, terjal hingga ku sampai di tempat tujuan yang indah. Mungkin kisah ku ini hanya lah kebetulan semata, karana aku sendiri sulit untuk menerka nya. Tapi dari semua itu aku jadi paham, hidup itu harus di jalani dengan kesabaran dan keikhlasan, pasti akan manis pada kahirnya. Di masa sekarang aku bahagia telah membentuk keluarga kecil bersamanya, dia yang ku cintai, dia yang mengukir kisah cinta di dalam hidup ku."

"This is My love journey."








---My Love Journey ---
By Tio12TT
 
Thanks Buat yang dah mampir

Sekalian Ane mo bilang

untuk season "My Love Journal 2 - (Boski Story's)

belum bisa ane angkat maklum ane

mesti persiapkan dengan matang gak asal nulis

hehe, tapi sambil menunggu season 2

ane dah persiapkan cerita lain

Yang jelas

TETEP SETIA


DI GELOMBANG 805 FS

gelombang para Bapers
 
nggak terasa ya:hore: dah tamat ini cerita dan ikut bahagia menikmati endingnya. yang paling menggembirakan adalah Winda bersanding dengan Bayu sungguh haru kejadian nya di saat Winda sedang butuh bimbingan dari sosok lelaki matang seperti Bayu.

agak menggelitik juga kenapa anak Leva-Reza di beri nama Lezat:lol: Jangan-jangan anak Sinta-omBoski namanya Nikmat=))
:Peace:

anak Niken tadi cewe juga kan!? siapa kira-kira namanya yaa? nanti besar masuk sekolah nya barengan tuch sebab rada sepantaran jadi trio macan nya sekolahan aha:pandaketawa:haha
kalau anaknya Winda-Bayu :cool: cowo donk tentunya.

dah ach.. jadi nggak sabar sesi :Peace:duanya om Boski-Shinta menghadapi sang mantan alias emaknya Klara.
:banzai:


 
nggak terasa ya:hore: dah tamat ini cerita dan ikut bahagia menikmati endingnya. yang paling menggembirakan adalah Winda bersanding dengan Bayu sungguh haru kejadian nya di saat Winda sedang butuh bimbingan dari sosok lelaki matang seperti Bayu.

agak menggelitik juga kenapa anak Leva-Reza di beri nama Lezat:lol: Jangan-jangan anak Sinta-omBoski namanya Nikmat=))
:Peace:

anak Niken tadi cewe juga kan!? siapa kira-kira namanya yaa? nanti besar masuk sekolah nya barengan tuch sebab rada sepantaran jadi trio macan nya sekolahan aha:pandaketawa:haha
kalau anaknya Winda-Bayu :cool: cowo donk tentunya.

dah ach.. jadi nggak sabar sesi :Peace:duanya om Boski-Shinta menghadapi sang mantan alias emaknya Klara.
:banzai:


Sambung mang... kesebelah..

hehehe...

sepi kalo ga ada mang oyes
 
selesai juga marathon nya
Selamat Om Boski,, sudah tamat......
walaupun minim SS tapi tetap enak dibacanya,,
menunggu karya selanjutnya
:asyik::asyik::asyik:

:beer:
Makasih om, dah singgah

Selamat suhu @D 805 KI akhirnya drama ini SAH untuk menyandang titel TAMAT

Ditunggu untuk karya nya yg lain..
:ampun::ampun::ampun::ampun::ampun::ampun:
Hehe makasih om, siap ditunggu yah
 
Makasih banyak om @ D 805 KI sudah menjalankan tugas dengan baik hingga cerita ini tamat untuk kedua kali nya and thanks for suhu and reader yang telah membaca cerita ini.

Salam hangat dari saya

Tio12tt
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd