Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Kisah Nyata Istriku (bersambung)

Love it.
Aku jg suka jilatin ketiak & memek istriku, cm istriku ga tahan klo di jilmek
 
Maaf untuk kali ini agak lama updatenya, karena alasan;
- Ada PK
- saya ingin melengkapi dengan foto dan video yang berkaitan, tapi proses sensor ternyata membutuhkan waktu


Setelah kejadian saya mengajak Ivan melihat saya saat sedang berhubungan badan dengan istri saya, hubungan saya dan Ivan agak kaku. Saya sendiri tidak tahu harus bersikap bagaimana. Walaupun sepertinya masih menjaga sopan santun di depan istri saya, namun Via mengaku Ivan sering senyum sinis ketika kebetulan bertemu dengan istri saya.

Sekitar 6 Minggu setelah kejadian itu, urusan saya selesai, dan kami akhirnya kembali ke Surabaya. Seperti layaknya hubungan suami istri, hubungan saya dengan Via pun memiliki masalah, dimana dalam hal ini saya melakukan kesalahan yang cukup fatal, dan akhirnya membuat Via melarikan diri dari rumah.

Via sempat membuat saya bingung ketika menghilang selama sekitar 3 Minggu. Akhirnya Via kembali ke rumah dan kita menyelesaikan masalah dengan baik.
Tentu saja saya menanyakan perihal kemana dan apa saja yang dilakukan oleh Via selama dia menghilang. Menurut istri saya, selama menghilang dia hanya tinggal di rumah saudaranya di Manado, dan tidak melakukan hal-hal lain.

Kehidupan kami berjalan cukup normal sejak saat itu. Tentu saja saya masih memiliki berbagai fantasi ke istri saya, tapi saya berusaha menahan diri, karena saya tidak ingin istri saya yang baru kembali merasa tertekan.

Suatu ketika, Mark, saudara saya yang ada dalam kisah bagian pertama, mengunjungi saya di Surabaya. Kami memang sempat loss contact sejak dari Manado. Apalagi Mark memang sempat memiliki masalah dengan keluarga saya, dan hubungan saudara saya dengan Mark memang cukup jauh, jadi wajar setelah loss contact, kami tidak mengetahui kabar masing-masing.

Setelah berbasa basi sejenak, Mark berbicara dengan gelagat yang serius,

M=Mark
A=Saya
B=Via

M: “benernya aku mau ngomong yang agak serius… Makanya aku kesini..”
A: “tumben amat kamu serius.. hehe.. ada apaan bro?”
M: “eh iya.. jadinya kamu merit ama Via ya?… aku baru aja tau berapa Minggu yang lalu.. itu pun karna aku bantuin bikin undangan buat acara kawinannya sepupu aku.. eh aku liat nama kamu ama Via..”
A: “hehehe.. iya bro.. “
M: “hmm… benernya aku mau bicara masalah itu bro.. masalah si Via”
A: “apalagi sih bro.. dia udah jadi istriku, kita udah bahagia sekarang.. kamu ga perlu nasehatin aku lagi.. beda kalau dulu aku belum merit, kamu masih berhak menasehati aku tentang masa lalu Via”
M: “bukan gitu bro.. kamu denger dulu..”

V: “halo sayang.. aku baru sampe.. ada mobil siapa di depan?”

Mark tidak menyelesaikan ucapannya, karena mendadak istriku sudah pulang dari arisan. Saya kemudian menyapa istri saya, saya sendiri tidak yakin Via masih mengingat Mark, karena waktu masih di Manado, mereka hanya bertemu beberapa kali.

A: “sayang.. masih inget Mark kan? Saudaraku yang di Manado kapan hari itu lho..”

Mendadak suasana terasa canggung, karena baik Via maupun Mark tidak saling menyapa. Mark hanya menganggukan kepalanya, dan Via hanya memandangnya sekilas. Keanehan itu tidak luput dari perhatianku, namun aku memutuskan untuk menanyakannya nanti.

A: “sayang.. kamu ganti baju dulu ya, aku mau ngobrol ama Mark dulu..”
V: “sayang tolong anterin aku ke Dokter ya? Kepalaku sakit banget.. ga tau kenapa… mau pingsan rasanya”
A: “hah? Sekarang?”
V: “iya… tolong banget ya?”
A: “kamu coba istirahat dulu deh ya, ntar kalo bangun masih sakit kita ke Dokter”
V: “tolong dong sayang.. aku udah ga kuat ini”
A: “aduh ya udah deh… Mark sorry ya.. km tinggalin alamat kamu di Surabaya dimana, ntar biar aku samperin sekalian lanjut ngobrol-ngobrol..”
M: “hmm.. ya udah deh.. kabari segera ya.. aq di Hotel XXX… aku pamit dulu deh ya…”

Begitu Mark pulang, aku langsung masuk ke kamar, dan menemukan Via sedang duduk di tempat tidur dengan wajah yang tampak kebingungan.
Aku duduk di sebelahnya, menyalakan rokok, kemudian menatap istriku,

A: “apa yang mau kamu omongin? Keliatannya penting banget sampe kamu ga kasih waktu aku buat ngobrol sama sodaraku yang udah lama ga ketemu…”

Mendadak mata Via berlinang air mata,

V: “maafin aku sayang.. maafin aku…”
“Sebenarnya waktu aku lari dari rumah kapan hari.. aku ga pulang ke Manado.. tapi aku ke Makassar di temenku..”

V: “dan… aku bener-bener minta maaf sayang.. aku sempet selingkuh..”

Kata-kata Via terdengar terbata-bata dengan tangisan. Aku yang sudah menduganya, tetap merasa campur aduk,

A: “selingkuh ama siapa?”

Via tidak menjawab, namun semakin terisak-isak,

A: “Aku tanya… SELINGKUH AMA SAPA KAMU????‼‼”

Suaraku mulai meninggi. Akhirnya? dengan terbata-bata, Via menjawab,

V: “ada.. beberapa cowok…”

Aku nyaris tidak mempercayai telingaku. Selama ini aku masih ragu untuk melakukan fantasiku untuk melihat istriku disetubuhi orang lain, ternyata, di belakangku istriku sudah melakukan hubungan sex tanpa aku ketahui.

A: “ada yang aku kenal??”

Via tidak menjawab, namun hanya mengangguk.

A: “SIAPA?!”

Setelah diam beberapa saat, Via menjawab,

V: “salah satu cowok nya itu.. Mark..”
A: “SETAN KAMU!”

Aku hampir tidak bisa menahan diri untuk menampar istriku saat itu juga.

Istriku bersujud mencium kaki ku meminta maaf. Dia mengatakan semuanya terjadi tanpa dia sadari, dia juga awalnya tidak mengetahui adanya Mark disana.
Via terus memohon maaf, meminta agar dirinya tidak diceraikan, dan dia akan melakukan semua hal selama aku tida meninggalkan dia. Bahkan dia mengijinkan saya memiliki wanita lain, selama saya tidak meninggalkan dia.

Dengan penuh berbagai emosi, saya mengajak Via menuju hotel tempat Mark menginap. Selama perjalanan, saya meminta Via menceritakan bagaimana kejadian tersebut dengan sangat detail bagaimana kejadian yang sebenarnya.

Begitu tiba di hotel, saya menyuruh Via menunggu di mobil, sementara saya bergegas naik ke kamar Mark. Saya sempat mengirimkan pesan melalui BBM kepada Mark bahwa saya menuju ke tempatnya.
Tidak lama setelah saya mengetuk, Mark membuka kamar dengan wajah tampak ketakutan.
Sebelum mengucapkan apa-apa, saya langsung melayangkan pukulan ke wajahnya, hingga Mark terjatuh.
Mungkin karena merasa sangat bersalah, Mark tidak membalas, namun justru bersujud memohon.

Mark mengatakan dia sangat menyesal melakukan semua itu, apalagi memang sebelumnya saya sempat memberikan bantuan yang cukup lumayan. Mark mengatakan bahwa dia hanya mengetahui bahwa saat itu Via sudah bersuami, tapi dia tidak menyangka bahwa suaminya adalah saya.

Saya meminta detail kejadian yang terjadi, dengan sangat detail, tanpa menjaga perasaan saya, atau menutupi kesalahannya. Itu salah satu syarat yang saya ajukan agar saya dapat memaafkan Mark.
Mark mengambil sebotol minuman dari kulkas nya, dan meneguk langsung hampir setengahnya. Setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya Mark menceritakan perselingkuhan istri saya.
Setiap ada hal yang kurang lengkap atau ganjil, saya menanyakan dengan detail, hampir satu jam saya menginterogasi Mark, sekaligus juga saya cocokan dengan pengakuan Via sebelumnya.
Secara garis besar, ketika di Makassar, istri saya berkenalan dengan seorang pria, yang kebetulan juga rekan dari Mark. Pria tersebut merupakan rekan bisnis Mark, yang juga sering mempermainkan wanita yang mudah dijadikan korban.
Istri saya dibawa ke sebuah tempat karaoke, dan disana istri saya digilir oleh pria itu dan beberapa temannya, termasuk Mark. Namun saat itu Mark tidak mengetahui bahwa Via adalah istri saya.
Saya sempat meminta contact pria-pria yang ada disana kepada Mark, terutama pria yang awalnya berkenalan dengan istri saya dan mengajak istri saya ke tempat karaoke sambil memanggil Mark dan teman-teman lainnya. Namun pria yang bernama Hendra itu tidak bisa dihubungi. Menurut Mark, dia sudah menghilang selama sekitar 4 bulan, karena menipu orang.

Karena cukup lama saya berada di kamar Mark, saya lalu menelpon istri saya, dan menyuruhnya membooking satu kamar di lantai yang sama.
Saya kemudian mulai meneguk minuman keras yang ada disitu dan mulai merenung. Saya berpikir bahwa saya memang tidak bisa menyalahkan Mark sepenuhnya, karena saya memang tau, selain juga ada bukti-bukti, bahwa Mark tidak mengetahui kalau Via akhirnya menikah dan menjadi istri saya. Dan apabila saya memposisikan diri saya sebagai Mark, saya kira saya juga akan melakukan hal yang sama.
Sedangkan untuk istri saya, walaupun memang dia salah, namun saya menyadari kondisi kegalauan Via saat itu, namun jika dipikir lebih jauh, istri saya awalnya lari karena kesalahan saya, yang sama parahnya, atau bahkan bisa dibilang lebih parah dari perselingkuhan istri saya ini, dan saya bisa melihat bagaimana penyesalan Mark dan istri saya.
Berusaha berpikir positif seperti itu, membuat emosi saya sedikit mereda. Akhirnya saya memutuskan untuk ke kamar yang baru dibooking oleh Via.
Sebelum beranjak, saya sempat kembali bertanya kepada Mark,

A: “kamu yakin kamu sudah menceritakan semuanya? Ga ada lagi yang aku belum tau terkait masalah ini?”
M: “sudah...dan aku benar-benar minta maaf bro.. aku mau lakukan apa aja yang aku bisa, untuk membuktikan aku bener-bener nyesel bro..”
A: “kalau kamu sudah cerita jujur semuanya, permintaanku sama seperti tadi, secepatnya lacak alamat dan nomor temen-temen kamu itu.. terutama Hendra! Selain ada info itu, sebaiknya kita ga usah ketemu ada ngobrol dulu..”
Tapi kalau ada yang memang belum aku tau, entah kamu masih menyembunyikan atau memang ada yang terlewat karena kamu lupa.. separah apa pun itu..segera kasih tau aku... daripada aku tau sendiri, berarti kamu memang sengaja mau cari perkara sama aku, dan tidak ingat semua bantuanku selama ini!”

Saya kemudian beranjak meninggalkan Mark. Namun belum sampai ke pintu, tiba-tiba Mark memanggil saya. Mark mendatangi saya, dan memberikan sebuah BlackBerry kepada saya.

M: “aku ga tau, apa memang sebaiknya aku ngasih liat ini ke kamu atau enggak... tapi aku berusaha jujur..”

Di BB tersebut Mark memiliki sebuah group bersama rekan-rekannya, yang beberapa juga ikut saat di tempat karaoke bersama istri saya, termasuk juga si Hendra. Mereka ternyata sering sharing dan bertukar info tentang wanita-wanita yang mereka tiduri.
Saya sudah menduga akan ada foto istri saya di group itu, sejak Mark memberikan BB nya dan menjelaskannya. Namun sebelum saya mencari foto istri saya, saya sempat membaca beberapa chat sekaligus membuktikan kejujuran Mark.
Beberapa Minggu yang lalu, kurang lebih bersamaan dengan waktu Mark baru mengetahui bahwa Via adalah istri saya, dia sempat mengirim pesan di group tersebut yang intinya mengatakan bahwa istri saya (disitu mereka menggunakan inisial) ternyata dikenal olehnya, dan untuk itu Mark meminta jangan ada foto yang menyebar luas, karena foto-foto itu hanya ada di anggota group ini, apabila menyebar, Mark mengancam akan melapor ke Polisi.
Saya juga sempat melihat chat Mark ke Hendra, yang membahas tentang penipuan Hendra, namun tidak dibalas, dan juga Mark mengirimkan pesan ancaman yang sama melalui chatting pribadi kepada Hendra dan yang ada disitu.
Namun seperti Hendra, beberapa hanya menjawab iya, namun setelahnya tidak bisa dihubungi. Namun paling tidak saya melihat kejujuran Mark, dan usahanya untuk memperbaiki kesalahannya.

Saya melihat ada cukup banyak foto dan video dari wanita-wanita yang menjadi korban pria-pria di group tersebut.

M: “bro.. sorry.. aku diluar dulu aja ya? Aku ga enak kalau kamu liat ada aku.. kamu kelarin dulu aja ga apa apa..”

M: “aku bukan membela Via bro.. cuma, kamu juga harus inget, kondisinya saat itu kita udah mabok dan sempat nginex...”

Saya tidak menjawab. Setelah Mark keluar, saya terus men scroll ke atas, mencari tanggal yang diberi tahukan oleh Mark.
Akhirnya saya menemukannya..

Ada sekitar 4 video, dengan durasi masing-masing sekitar 3 menit, dan belasan foto istri saya yang beredar di group tersebut.
Perasaan saya berkecamuk. Fantasi yang saya inginkan ada di depan mata saya dengan bentuk foto dan video, tapi cemburu saya juga semakin kuat.

Walaupun video saat itu tidak sebagus video HP saat ini, namun saya dapat melihat dengan jelas apa saja yang dilakukan istri saya dengan pria-pria tersebut. Suara istri saya juga terdengar jelas.
Saya sama sekali tidak menyangka istri saya dapat berbuat seperti itu... istri saya diperlakukan seperti lonte yang tidak punya harga diri lagi.

Kisah perselingkuhan istri saya ini akan coba saya ceritakan melalui sudut pandang beberapa pihak yang terlibat. Karena, walaupun memang kisah ini nyata bahwa istri saya selingkuh, namun saya tidak ada disana, jadi saya hanya dapat menceritakan berdasarkan pengakuan istri saya dan Mark, foto dan video yang saya lihat, serta informasi lain seperti chatting yang saya baca. Untuk kemudian saya memposisikan diri sebagai pihak yang terlibat, dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan, ditambah dengan imajinasi saya, sambil tetap mempertahankan fakta dan kenyataan yang ada.

Sudut Pandang Mark.

Pas ketika saya sedang suntuk, Hendra menghubungi saya, untuk datang ke tempat karaoke milik sepupunya. Hendra minta tolong kepada saya untuk membawakan inex dan obat perangsang kesana. Saya sudah tahu bahwa itu berarti dia sedang bersama wanita.

Ketika saya menelfon Hendra, suaranya terdengar berbisik.
H: “udah dimana bro? Kamu udah bawa inex ama obat perangsangnya?”
M: “inex udah di aku, obat perangsang abis, emang ada sapa aja sih di situ?
H: “ini aq ama Frengky, tadi ketemu ama Cindy di tempat makan, dia bareng temennya, istri orang, lari dari suaminya… ya udah, aku ajak kesini buat aku hibur.. nanti gantian dia yang hibur aku haha..”
M: “nemu aja kamu sore-sore gini.. Jadi kalian bareng Cindy disana?”
H: “enggak bro.. Cindy ga bisa tadi, cuma temennya yang ikut nih…”
M: “hah? Trus ngapain aku kesana?? Aku ama Frengky ngapain dong! Enak kamu ada istri jablay nganggur..”
H: “udah gampang.. kesini dulu aja.. ntar gantian.. atau mau bareng? Kan dah lama kita-kita mau nyoba salome..”
M: “gila loe!.. hahaha”
H: “serius.. kayaknya nih cewek gatel.. lah.. dia bari kenal aku, mau aja dia aku ajak ke tempat seperti ini.. aku bareng Frengky lagi.. berarti kan dia emang kayaknya butuh kehangatan bukan cuma dari satu orang.. asal kamu ga minder aja ama ukuran otong ku.. hehehe”
M: “sial! Kamu tuh yang harus minder.. ya udah, aku otw..”

Hendra dan saya, dan juga ada beberapa teman lain, awalnya kenal karena kita sama-sama hobi berjudi. Mulai dari judi bola, balap dan lain-lain. Ternyata Hendra dan teman-teman yang lain selain suka berjudi, juga suka menggunakan inex dan sabu-sabu.. makin sering lah kita bersama sambil menggunakan barang-barang laknat tersebut.

Hobi lain kami jelas.. menikmati wanita. Namun sayangnya, walaupun sebenarnya anak orang berada, namun orang tua Hendra tidak mau terlalu memberikan kelulasaan dalam hal keuangan, karena Hendra sering menyalahgunakannya untuk berjudi dan membeli narkoba. Saya dan teman-teman kumpulan kita yang lain pun begitu, lebih banyak habis untuk judi atau narkoba.

Karena itu, kami sering nongkrong di salah satu klub malam, yang pemiliknya sudah kami kenal baik, karena juga sering nyabu bersama kami, jadi kami tidak perlu bayar, hanya tinggal membeli minuman.
Disana, kami sering menunggu wanita-wanita yang sudah mabuk, tinggal kami bawa dengan gratis.

Untungnya, paman dari Hendra memiliki sebuah tempat karaoke, yang memang terletak di dekat tempat hiburan malam disana.
Hendra sering mengajak kami dan teman-teman wanitanya kesana gratis. Apalagi sejak paman Hendra pindah ke Singapore, dia semakin seperti pemilik disana, pamannya memang sangat memanjakan dia.

Ketika saya sampai disana, saya langsung masuk ke room biasa Hendra, yang memiliki kamar mandi dalam.
Di dalam, Hendra tidak meredupkan lampu, jadi saya langsung dapat melihat jelas, seorang wanita sedang berkaraoke, diapit oleh Hendra dan Frengky. Tampaknya mereka belum melihat saya.

Saya mendekati mereka sambil memperhatikan wanita tersebut. Hmm.. lumayan juga.. putih.. ga terlalu montok.. tapi kelihatannya cantik juga.
Wanita itu mengenakan celana jeans ketat, dan dipandu baju tanpa lengan warna biru yang sama ketatnya.

Ketika saya mendekat, saya merasa tidak asing dengan wanita ini.. astaga! Via?!

Ternyata wanita ini adalah lonte yang dulu sempat jalan dengan saudara saya. Menurut teman-teman saya ada beberapa yang sudah mengicipi tubuhnya, dulu saya sungkan dengan saudara saya, tapi beda cerita sekarang dia bukan pasangannya.

M: “haii..”

Begitu aku menyapa mereka kedua temanku menoleh, dan ingin mengenalkan aku kepada Via, namun begitu Via melihat kepadaku, dia tampak terkejut.

V: “lho.. kamu.. Mark ya kalo ga salah?”
M: “iya.. hehe.. masih inget kan?”

H: “kalian kenal ya?”
M: “cuman sekilas aja dulu.. sempat jalan ama sodaraku Via ini.. berapa lama ya dulu?”

Via tampak ingin mengucapkan sesuatu, tapi batal.

H: “oooh.. biarin lah, mau sodaramu kek, mau sapa kek, yang penting sekarang kita hibur Via biar ga sumpek dia.. kamu bawa kan Mark?”
M: “bentar lagi dianter..”
H: “seep.. Vi, ntar si Mark ini yang pesen sabu-sabu nya, tenang aja joos kok..”

Via hanya melirik sekilas kepadaku. Kemudian berpaling. Entah mengapa, Via terkesan tidak enak kepadaku, padahal aku tidak merasa mempunyai salah apa-apa.

Kami kemudian bergantian berkaraoke, saya melihat, sekali-sekali, Hendra memeluk Via sambil mencium pipinya, Via juga beberapa kali menyadarkan kepalanya ke bahu Hendra. Sedangkan Frengky juga kadang-kadang memegang tangan Via, sambil mencium tangannya.

Tapi anehnya, setiap kali saya mencari kesempatan untuk duduk di dekatnya, dia selalu menghindar, seperti ke kamar mandi, atau nyanyi sambil berdiri, hal itu benar-benar membuat saya heran.

Tak lama kemudian kedua sohib kami datang, si Jimmy dan Diki. Sepertinya
Hendra serius ingin mengerjai Via dengan gangbang bersama kita.

Karena sabu-sabu yang saya pesan belum kunjung datang, si Hendra mengeluarkan 4 botol minuman keras. Si Via awalnya menolak, karena tidak ingin bentrok dengan efek sabu-sabu nanti, tapi kami meyakinkan hasilnya akan semakin baik.

Baru beberapa gelas, si Via tampaknya sudah mulai mabuk.

Mendadak Hendra memanggil saya bicara agak menjauh,
H: “eh bro.. sorry banget ya, kayaknya Via ga enak kalo ada kamu disini.. ga tau juga kenapa.. dia ga bilang..”
M: “hah?maksudnya apaan dia? Aku ga ada salah apa2 sama dia?! Enak aja dia ngusir-ngusir!
H: “is , tenang dulu deh bro..gini aja deh.. ntar pas sabu-sabu nya udah dateng, km pura-pura pergi aja, tapi kamu ke ruang kamar tuh, make sabu disitu dulu..”
M: “lha terus ngapain aku disana nungguin?”
H: “kan si Via belum tau rencana kita mau ngicip dia bareng-bareng.. “
M: “eh? Kamu serius mau ngentot bareng-bareng ama yang lain juga? Katanya dia udah punya suami..”
H: “halah.. dia sendiri udah punya suami, mau aja ikut ke tempat beginian, cewek sendiri lagi..”
M: “bener juga sih.. “
H: “yah kalo kamu takut atau minder ga usah ikutan gpp kok.:”
M: “enak aja.. sapa yang takut.. ntar gw buat kecanduan kontol gw si Via itu..!”

Rasa penasaran ku mengapa Via tidak nyaman denganku, kini berubah menjadi rasa tersinggung dan emosi, ga sabar rasa nya mau ngentot dia.. biar dia tau rasa..”
Akhirnya aku mengalah, dan menunggu di ruang sebelah.

SUDUT PANDANG HENDRA

Setelah si Mark bersembunyi, aku mengatakan bahwa Mark sudah pulang. Setelah itu, si Via tampak agak rileks. Kami kemudian memilih lagu dangdut, dan meminta Via bergoyang.
Entah karena sudah terpengaruh alkohol atau apa, si Via mau saja bergoyang dengan cukup hot. Tiba-tiba, si Jimmy ikut bergoyang sambil sesekali memeluk Via. Tidak mau ketinggalan aku juga ikut mendekati Via sambil bergoyang.
Sambil bergoyang, saya iseng mencoba mencium bibir Via, dan ternyata Via membalas ciuman saya, sambil di belakangnya si Jimmy memeluk tubuhnya (ADA VIDEO).

Saat lagu selesai, saya mengajak Via duduk.
Tampak Via sudah berkeringat. Si Frangky duduk di sebelah kanan Via. Sambil menyodorkan minuman, saya mencampur obat perangsang ke minuman Via.

F=Frengky
J=Jimmy
D=Diki
H=Hendra (saya)

F: “wah.. istri cantik-cantik begini kok disia-siakan suami…”
J: “iya.. mending kita hibur ya sayang.. biar kamu ga inget suami kamu terus..”
H: “ya makanya ini kan aku hibur”

Saya mengatakan hal itu sambil memeluk Via, dan Via pun bersadar ke dada saya.

F: “kalau mau hibur perempuan.. ya harus dengan kontol besar.. hahaha”
D: “kita siap kok kalau mau sedia kontol besar hahaha..”

Si Frengky dan Diki, yang keturunan Ambon memang teman kita yang paling brutal. Mereka memang kami jadikan semacam preman.
Walaupun Via tidak menanggapi, tapi saya kuatir Via merasa tidak nyaman, jadi saya mengacuhkan mereka.

Setelah melihat Via agak mabuk, saya kembali mencium bibir Via, dan kini agak lama. Saya kemudian mulai meremas payudara Via, Via hanya mendesah sambil terus membalas ciuman saya. Ketika saya berusaha memasukan tangan saya ke dalam bajunya, mendadak Via menahan tangan saya dan berbisik,

V: “ada kamar ga? Pindah kamar yuks”

Saya merasa bingung, karena saya sudah merencanakan akan menggarap Via bersama-sama. Saya hanya menjawab,

H: “bentar lagi ya..”

Ketika saya masih kebingungan, tiba-tiba si Frengky menyuruh Jimmy pindah, dan digantikan Frengky yang duduk di sebelahnya. Baru sebentar duduk, si Frengky langsung memaksa mencium bibir Via. Saya melihat Via terkejut, kemudian mendorong Frengky, tapi si Diki yang sudah berdiri diatas sofa, tepat diatas Via, langsung mencium Via juga.

Saya melihat Via berusaha berontak, setelah lepas, Via tampak ngos-ngosan dan marah.

V: “apa-apaan ini! Kurang ajar!
F: “udahlah.. kau kan kesini memang pengen dientot.. ga usah rewel lah..!”
V: “hei! Aku ini istri orang ya! Jangan ngomong ngaco!”
D: “halah! Istri gatel juga! Udah ga usah banyak omong! Kamu kita perkosa disini, kita sebar foto sama video kamu! Mau apa kamu!
F: “kamu sendiri yang gatel mau diajak kesini kok! Udah sama-sama enak aja! Sekali ini aja kok!

Ini yang saya kuatirkan jika mengajak preman macam Frengky dan Diki, apalagi kalau mereka sudah mabuk. Untungnya Via yang sudah mabuk, seperti mulai pasrah.

V: “kalian ini emang niat jebak aku! Sekali ini aja! Awas kalau sampe nyebar!”

Sepertinya Via ini memang mau, tapi awalnya jaim.

F: “naaah gitu kan bagus… hehe..”

Si Frengky kemudian melepas baju miliknya kemudian kembali duduk di sebelah Via. Hal yang sama dilakukan oleh Diki.

V: “eh jangan disini… ke hotel aja ya?”
D: “tenang aja.. aman kok disini.. kamu belum pernah digarap rame-rame kan? Pasti langsung lupa sama suami kamu.. hehehe”
V: “awas lho.. jangan ada yang masuk!”
F: “tenaang.. ini minum dulu biar kamu tenang..”

Si Frengky menegukan minuman ke mulut Via langsung dari botol, cukup banyak, hingga Via menyerah dan sebagian minuman tumpah di bajunya.

Si Frengky dan Diki kemudian bergantian mencium bibir Via dari kiri dan kanan, sambil meremas kedua payudara Via.

Enak aja.. aku yang usaha, kok mereka yang duluan, pikirku. Aku kemudian duduk di meja depan Via, sambil mengelus-elus paha Via yang masih dibalut jeans. Si Jimmy kemudian menyusul melakukan hal yang sama. (ADA VIDEO)

V: “jangan gini dong, satu-satu ya..”
F: “sudah diem aja kamu lonte.. nikmatin aja”

Dilecehkan seperti itu, Via tampak hanya pasrah. (ADA VIDEO TERMASUK PERCAKAPAN).

Si Frengky kemudian membuka baju Via, dan kemudian mengangkat kedua tangannya. Hingga tampak kedua ketiak Via, yang ternyata berbulu halus.
Bau ketiak Via langsung menyengat.

D: “wah.. jorok bini gatel ini… bau sekali ketiaknya.. ga dicukur lagi…”
Diki memperlihatkan muka jijik.
F: “waah.. kalau aku suka ketiak bau model gini…”
Frengky mengelus-elus ketiak Via sebelah kanan.

J: “aku juga suka ketiak model Via gini..”
V: eh kamu ngapain?! Ga usah foto rekam..!”

Via tampak terkejut ketika melihat Jimmy sedang merekam Via.

F: “udah diem! Buat kenang-kenangan aja kok, ga mungkin kita sebar! Kita malu sendiri nanti!”
D: “ya kamu juga bisa liatin suami kamu, kalau masih banyak yang mau ngentot kamu..hehehe”
J: “yah kita kan juga jaga-jaga, nanti kalau suami kamu kira kamu diperkosa, padahal kamu emang gatel!”
V: “jangan sampe nyebar ya! Serius!”
D: “Iya.. udah nurut aja.. kamu kan udah dibooking ama kita, ntar dikasih sabu.. nurut aja!”
D: “Jim, tukeran sini, aku yang rekam.. kamu kan suka bau kecut ketiaknya Via…”

(ADA VIDEO DAN PERCAKAPAN)

Si Jimmy kemudian ganti duduk di sebelah kiri Via, dan si Diki yang merekam, sambil merekam si Diki seakan-akan berorasi,

D: “nah ini dia istri gatel, yang bau ketiaknya jadi idola temen-temen kita.

Si Jimmy dan Frengky kemudian mejilati kedua ketiak Via,

D: “gimana rasanya?”
F: “kecut! Baunya nyengat nih!
J: “iya nih! Istrimu ketiaknya jorok ya? Jangan-jangan gara-gara bau ketiak ini kamu biarin istrimu? Hahaha…”

Si Jimmy berkata sambil menghadap kamera, seakan-akan berbicara dengan suami Via. Si Via tampak malu,

V: “apaan sih!.. geli tau!”

Si Via tampak kegelian ketika kedua ketiaknya dipermainkan oleh Frengky dan Jimmy. Si Frengky kemudian membuka BH Via. Tampak kedua payudara Via yang tidak terlalu besar, dengan puting hitam.

Ketika payudara Via baru terlihat, si Diki yang sudah menaruh HP di meja, langsung memeluk Via sambil menghisap kedua puting payudara Via dengan penuh nafsu. Via yang dipeluk Diki, terdorong kebelakang, hingga posisi Via kini tertidur di sofa.
Merasa ketinggalan, saya kemudian membuka celana jeans Via. Hingga saat ini Via hanya mengenakan celana dalam warna orange.

Dari sela-sela celana dalam Via, tampak jembut Via keluar sedikit, sepertinya jembut Via ini lebat sekali. Saya melihat celana dalam Via tampak sudah basah. Ketika teman-teman saya masih sibuk dengan bagian atas Via, berebut mencium payudara, bibir dan ketiak Via, saya kemudian mengambil HP yang ada di meja, dan merekam bagian selangkangan Via.

H: “woi.. Aswi ya kalo ga salah nama mu.. liat nih.. memek istri mu udah becek…! Istrimu emang doyan dientot rame-rame nih…coba liat mukanya keenakan..”

J: “Vi, liatin ke suami kamu, kalau kamu ga butuh dia… biar dia nyesel, tenang aja, kita ga akan sebarin.. ini kan sekalian bales suami kamu dan kasih pelajaran ke dia.. percaya deh, dia pasti kapok.”
Si Jimmy tampak berbisik ke telinga Via.

Saya kemudian menyuting bagian atas Via, si Via tidak menjawab, tapi melihat ke arah kamera, sambil terus membalas ciuman Frengky dan Jimmy dengan ekspresi yang merangsang, entah karena sudah mabuk, atau karena sudah nafsu, atau karena menuruti Jimmy untuk memberi pelajaran ke suaminya.

Ketiga teman saya bergantian menciumi Via sambil berpose ke kamera.

H: “nah sekarang coba kita liat memek istri yang udah gatel ini..”

Saya kemudian membuka celana dalam Via dengan satu tangan, sambil tangan satu merekam dengan HP.

Ketika celana dalam Via sudah lepas, tampak memek Via memang ditumbuhi bulu yang sangat lebat. Memek Via tampak hitam dan melar. Ketika saya mendekat tampak memek Via sudah mulai basah.

H: “wah, memek istri kamu emang udah ancur nih! Hahaha… ga pernah dirawat ya‼

Saya sudah terbawa suasana dan tidak peduli dengan perasaan Via lagi, yang ada dalam pikiran saya hanyalah melecehkan Via.

Si Diki kemudian ikut mendekati vagina Via.

D: “waah.. becek! Memek bekas emang kaya gini nih…!”
H: “udah sange yaa? Udah lupa ama suami kamu kan?”

Saya bertanya sambil mengarahkan kamera ke wajah Via. Via tidak menjawab, dan hanya memeluk kepala Frengky yang sedang menghisap payudaranya dengan ganas, sambil menciumnya si Via hanya melihat ke arah kamera.

D: “jawab dong! Kasih tau suami kamu… hmp!”
Sambil berkata seperti itu, si Diki menjilat vagina Via sambil tertawaz
Begitu vaginanya dijilat, si Via tampak langsung lupa diri.

V: “oooh… mmmhhhh…”
F: “enak ga sayang?”
V: “enak‼ Enaak! Ooooh!”
H: “gantian oi!”

Saya kemudian sedikit mendorong Diki, dan gantian mengicipi vagina Via. Sebenarnya saya agak jengkel, karena saya ingin yang pertama mencium vaginanya Via.

Ketika saya mencium vagina Via, aroma khas kewanitaan Via tercium jelas. Memek Via terasa sudah basah sekali.

H: “sial… bau banget memek kamu Vi!”
J: “eh gantian dong! Ntar udah dientot beda rasanya!

Si Jimmy dan Frengky kemudian bergantian mencium dan menjilat vagina Via. Si Via yang dirangsang bertubi-tubi, ditambah dengan kondisinya yang sudah mabuk, tampak sudah tidak bisa menahan diri. Sepertinya memang si Via ini dari awal sudah nafsu!

V: “aaaah!… udaah‼ Aaaah‼”

Tubuh Via bergoyang menahan nafsu dan dipenuhi keringat. Si Frengky mendadak punya ide untuk mengerjai dan melecehkan Via.

Ketika selesai menjilat vagina Via, kami membiarkan Via terlentang, sambil terengah-engah.

F: “enak ga Vi?”
V: “ayo sudah..! Ngentot aja”
F: “gq mau ah! Jawab dulu.. enak ga?”
V: “iya enak! Udah ayo!”
J: “hmm… kita ga mau disalahin, kamu bilang dong ke kamera, bilang ke suami kamu.. kalau kamu yang mau dientot”
V: “aduh! Apaan sih! Ayo! Buruan!”
F: “ya kalau ga mau.. kita ga usah ngentot! Aku jilat aja ya”

Si Frengky kemudian kembali menjilat vagina Via, yang membuat Via kembali menggelinjang menahan nafsu.

V: “aaaah… udah! Ayo dong masukin!”

Ketika Frengky berhenti, si Via tampak ngos-ngosan.

J: “gimana Vi?”
V: “iyaa.. aku yang mau ngentot! Yuks!”
J: “bilang ama suami kamu dunk!”
V: “sayang.. aku mau ngentot ama mereka.. “

Via berkata dengan terengah-engah.

J: “kamu denger sendiri kan! Istri kamu memang yang gatel!”
H: “gitu dong lonte sayang”

Si Via tampaknya benar-benar sudah terpengaruh obat perangsang dan minuman keras, hingga sudah tidak peduli dengan harga dirinya. Saya kemudian membuka celana saya dan bersiap-siap mengentot Via yang sudah terlentang pasrah.
Mendadak si Diki berkata,

D: “woi.. enak aja duluan…”
H: “lha.. ini kan aku yang kenal duluan..”
F: “udah.. sama aja kok.. memek bekas juga, biar lonte ini yang milih..”

Ketiga teman saya juga sudah telanjang,

D: “kamu pengen ngicip kontol siapa dulu Vi?”
V: “udah terserah.. ayo buruan…”

Via tampak pasrah.

F: “ayo.. harus milih kamu!”

Diantara kami, kontol Frengky dan Diki dari Ambon yang tampak mencolok ukurannya, terutama Frengky yang memang menggukan obat pembesar.
Namun entah mungkin takut melihat ukuran kontol yang besar, atau karena Jimmy yang berada dekat dengan Via, si Via langsung memeluk Jimmy sambil berkata,

V: “ayo… entot aku!”
J: “haha.. duluan ya!”

Si Jimmy langsung memasukan kontolnya ke vagina Via, yang langsung membuat Via mendesah keenakan.

V: “aaah.. aah.. ooh…”
J: “enak ga sayang…?”
Jimmy berkata sambil memelankan goyangannya.

V: “enak.. enak banget sayang..terusin ya…”
F: “coba sambil icip ini!”

Si Frengky mengarahkan kontolnya ke arah wajah Via. Via melihat kontol Frengky dengan kagum, sambil tersenyum,

V: “besar amat sih ini… sakit pasti..”
F: “tenang aja… enak kok nanti..”

Si Via tersenyum, kemudian mulai mengulum kontol Frengky,

F: “aaah… memang hebat hisapan istri kamu bung!” Kata Frengky sambil mengacungkan jempol ke arah kamera.
Belum sempat saya bergerak, si Diki juga memberikan kontolnya untuk dihisap Via.

V: “kalian kok besar-besar sih kontolnya”
D: “nanti kamu icip kontol Ambon! Pasti enak!”

Via kemudian mengulum kontol Diki dan Frengky bergantian, saya hanya kebagian merekam. Tampaknya Via benar-benar sudah lupa diri dan sangat menikmati keadaan, dan sudah tidak peduli dengan suaminya.

F: “Jim.. buruan.. gantian dong!”
J: “sabar… susah keluarnya.. becek nih..”

Si Jimmy kemudian mulai bergoyang lebih cepat,

J: “oooh Viaaa… aku keluaar…”

Si Jimmy kemudian melepaskan kontolnya dari memek Via, dan mengarahkan ke mulutnya. Sprema Jimmy langsung membasahi bibir Via. Si Via tampak menelan sperma Jimmy sambil membersihkan sisa yang ada di kontol Jimmy.

J: “Hen.. syuting nih.. liatin suaminya kalo istrinya doyan peju”

Belum saya tanggapi, si Frengky sudah berada di bawah Via dan langsung mengentot Via.

Begitu dihujam oleh kontol Frengky, si Via langsung mendesah lebih keras.

V: “oooooh…. enaaak‼ Gilaa‼ Enaak!”

Si Frengky mendadak merebut HP dari tangan saya, kemudian mengarahkan ke arah selangkangan Via yang sedang diisi oleh kontolnya,

F: “hoi suami ******! Kontolku ini besar ya! Biasanya masuk memek lonte aja masih agak susah… ini masuk memek istrimu langsung jleb! Bekas apa aja ini memek… hahaha!”

Si Frengky kemudian mengembalikan HP ke saya.

F: “memek kamu longgar banget Vi! Emang suami kamu gede kontolnya?”
V: “hmmm…mmhp.. enggak! Besaran kamu Jim…” kata Via sambil mengulum kontol Diki.
F: “woi aku Frengky! Bukan Jimmy!”
V: “mmh.. aaah.. iya.. iya.. besaran kalian pokoknya”
F: “lah memek kamu kok bisa melar banget gini…??”
H: “kata Mark, dulu emang lonte dia waktu di Manado”
F: “oalah! Memang istri lonte toh! Hei! Iya?? Kamu lonte ya??”
V: “iyaaah… aaahhh… aku lonte”

Sekitar 20 menit si Via digarap oleh Ambon itu. Sudah berbagai gaya dicoba oleh Frengky. Saya yang ga sabar, menaruh HP di tempat yang pas untuk merekam, sambil menggerayangi Via.

F: “eh Vi.. ketiak kamu bau banget sih! Jorok.. tapi bikin nafsu sih!”

Mendengar itu, Via bukannya malu, tapi malah mengangkat ketiaknya, sambil berkata,

V: “jilat ketiak ku deh.. yuks..”
D: “enak aja suruh cium ketiak bau kamu! Nih kamu yang jilat ketiak aku.!”

Si Diki mengangkat tangannya di hadapan wajah Via. Tanpa disangka-sangka, si Via langsung menjilat ketiak Diki dengan penuh nafsu. Bahkan si Diki tampak terkejut melihat Via mau menjilat ketiaknya. Saya dan Jimmy kemudian ikut menyuruh Via menjilat ketiak kami.

D: “wah.. istri kamu emang lonte jorok! Haha”

Mendadak si Frengky sudah menumpahkan sperma nya ke mulut Via,

F: “telen semua peju ku sayang, biar nanti kamu pulang cium suami kamu bekas peju ku hahaha…”

Si Via malah menuruti kemauan Frengky. Saya yang tidak sadar si Frengky sudah selesai mengentot Via, karena saya sedang sibuk mempermainkan ketiak Via yang sedikit berbulu, terlambat mengambil posisi, baru akan berdiri, tubuh Via sudah bergoyang, ternyata si Diki sudah mulai mengentot Via.
Sialan… saya jadi terakhir!

Menutupi kejengkelan saya, saya kembali merekam Via untuk melecehkan Via di depan suaminya,

H: “istri kamu ini kuat juga ya ngentotnya! Lain kali kalau kamu mau ngentot istri kamu, kayaknya ga cukup satu kontol!”

Saya menunggu giliran sambil menggerayangi tubuh Via. Namun karena tubuh Via sudah basah dengan keringat, yang bercampur dengan keringat ketiga laki-laki yang sudah menyetubuhinya, maka bau badan Via lebih menyengat. Antara nafsu dan jijik, saya melecehkan Via dengan dialog.
Saya mengarahkan kamera ke dekat wajah Via, yang karena sedang mengangkat kedua tangannya, juga sekaligus merekam ketiak Via yang sudah basah dengan keringat.

H: “Vi liat sini dong!”

Via yang sebelumnya memejamkan mata ke arah sebaliknya, melihat ke arah kamera. Sambil terengah-engah dan tersenyum.

H: “enak ga sayang..”
V: “enaak.. enaak banget..”
H: “panggil nama suami kamu dong.. bilang apa yang kamu rasain…”
V: “Aswi sayang… memekku becek, diisi kontol-kontol besar”
H: “sapa aja yang udah ngentot kamu?”

Via tampak berpikir sejenak,

V: “Jimmy.. Frengky.. Diki…”
F: “eh sial! Sebut nama nih!”
H: “gpp lah.. kenang-kenangan..”
H: “trus habis ini giliran siapa?”
V: “mmmhh… Hendra…”

Mendengar istri orang menyebut nama saya sambil mendesah, membuat saya sangat bernafsu. Namun karena si Diki belum selesai, saya terus berbicara sambil melecehkan Via.

H: “Vi, ketiakmu bau banget sih! Ga cukuran lagi!”
V: “mmh.. iya.. belum sempet..”
H: “jorok! Bau tau ketiak kamu!”
V: “iya.. jorok… bau ketiak aku..”

Si Diki semakin mempercepat goyangannya.

H: “coba kamu cium ketiak kamu sendiri.. gimana rasanya?”

Si Via menuruti kemauan saya, dan menjilat ketiaknya sendiri.

H: “gimana rasa ketiak kamu?”
V: “bau… oohh… bau ketiak ku”
H: “tapi kamu suka ya ketiak kamu dicium?”
V: “iyaaa… aaah… cium ketiak aku.. bau.. oooh.. becek.. besar.. enak!”

Si Via mulai meracau tidak karuan sementara badan Via yang berkeringat bergoyang semakin keras dientot Diki. Mendadak Via menggelinjang dan mendesah keras.

V: “ooooooooooooh…. yaaaaah…. ooh”

Saya baru sadar ternyata Diki sudah selesai mengentot Via, tapi Diki mengeluarkan sperma nya di dalam memek Via.

H: “woi setan! Aku belum dapet giliran anjing! Kamu udah keluarin di dalem‼”
D: “sorry.. sorry.. keenakan… hehe.. udah nih kamu puas-puasin deh..”

Kondisi Via saat itu benar-benar sudah berantakan. Sekujur tubuh Via ngos-ngosan dan dibasahi keringat dan sisa-sisa sperma yang tumpah. Memek Via tampak sudah semakin melar, dan tampak sisa-sisa sperma Diki dari memek Via.

H: “sialan! Dapet sisa-sisa bekas kalian!”
F: “kalo kamu jengkel, bayangin suaminya yang dapet lebih bekas.. hehehe..”
H: “iya juga sih.. hehehe.. Vi.. sini dulu dong.. layanin aku dulu… udah dapet terakhir harus dilayani dong aku..”

Aku terlentang di Sofa, si Via yang tampak sudah lelah, tapi tetap berdiri mendekati saya. Via mulai mencium bibir saya, beralih ke telinga, dan mulai menjilati sekujur tubuh saya.

H: “kalian ga dapet mandi kucing kan? Hahaha”

Si Via menjilati sekujur tubuh saya dengan penuh nafsu, saya kagum dengan stamina Via. Bahkan lobang pantat saya dijilati oleh Via.

Kemudian gantian saya yang menelentangkan tubuh Via di bawah, tapi saya agak ilfil dengan kondisi tubuh Via saat itu yang sudah berantakan. Apalagi sekujur tubuh Via sudah mengeluarkan aroma bau yang menyengat. Walaupun sebenarnya saya suka dengan wanita yang agak jorok, tapi Via yang baru digilir ketiga teman saya benar-benar berantakan.

Tidak ada bagian tubuh Via yang tersisa untuk saya cium kecuali payudara Via. Bibir Via masih berbekas sperma teman-teman saya. Ketiak Via baunya semakin menyengat.

Akhirnya saya mengulum kedua puting Via. Namun Via justru menikmati sambil mengangkat kedua tangannya, yang membuat kedua ketiak Via yang berkeringat, baunya menyengat hidung saya.
Sial nih cewek! Udah bau ketiak.. cuek pamer ketiak lagi!
Karena jengkel saya kemudian berkata ke arah kamera yang sedang merekam kami.

H: “woi! Ketiak istri kamu sekali-sekali dibersihin! Bau tau!”

Ketiga teman saya hanya tertawa.
Tidak membuang waktu, saya langsung memasukan kontol saya ke vagina Via.

V: “oooh… aduuuh.. enaak”
H: “anjrit! Kalian apain aja memek istri orang ini! Melar banget coy!”

Memang ketika saya memasukan kontol saya ke memek Via, memek Via benar-benar terasa longgar, dan sangat lembab dan becek.

H: “eh Aswi, sorry ya.. beneran udah ancur nih memek istri kamu!”

Karena agak ilfil, saya kembali melecehkan Via.

H: “siapa yang lagi ngentot kamu?! Jawab!”
V: “Hendra.. Hendra.. aaah”
H: “enak mana ama suami kamu? Jawab!”
V: “enak Hendra.. oooh… Hendra.. kontol kamu enak!”
H: “gitu caranya muasin istri kamu! Udah keenakan neh istri kamu!”

(Sampai bagian ini akan ada video dengan percakapan yang 80% sama)

Saya melihat ke arah kamera sambil menggerayangi Via.
Mendadak saya teringat Mark, saya kemudian memberi kode kepada teman saya untuk memanggil Mark.

SUDUT PADANG MARK
(Karena Video dan bagian ini hanya sedikit, maka saya mencoba merubah, dengan menceritakan dari sudut pandang Mark yang sudah mengetahui bahwa Via adalah istri saya, dan menurut cerita Mark.

Ketika Jimmy masuk memanggil saya, saya sedang menikmati sabu-sabu.

J: “yuuks.. masuk broo.. dia udah ga peduli apa-apa tuh!”
M: “lama amat kalian..”
J: “emang binal tuh cewek.. kamu kenal dimana sih?”
M: “mantannya sodaraku tuh..”
J: “untung mantan ya.. hehe..”
M: “emang gimana dia?”
J: “gila! Kalah lonte yang dibayar.. dia diapain aja mau…!”

Ketika saya sampai di ruangan, saya melihat Hendra sedang menyetubuhi Via dengan penuh nafsu. Saya melihat tubuh Via sudah berantakan. Tidak menunggu lama, saya menyodorkan kontol saya ke arah mulut Via. Via yang memejamkan mata, merasakan ada kontol di mulutnya, langsung mengulum kontol saya dengan nafsu.

M: “enak kan kontolku Vi?”
V: “mmmh.. enak…”
Via menjawab sambil membuka mata, kemudian tampak terkejut.

V: “Mark‼”
H: “Udah.. gpp ya Vi? Dia yang bawain sabu..masa ga ngicip kamu!”

Via tampak sedikit jengkel melihat saya, kemudian berkata pelan,
“Jangan sampe bocor masalah ini”
Saya hanya menanggapi dengan tersenyum.

Akhirnya Hendra selesai mengentot Via, dan duduk bersama ketiga teman saya sambil menonton Via.

H: “silahkan dinikmati bro.. hehe”

Dari dulu ketika kenal, saya memang sudah naksir dengan Via, apalagi mendengar cerita-cerita mesum tentang Via dari teman-teman saya yang sudah mengicipi Via.
Ditambah lagi, walaupun bersaudara, saya ada rasa sedikit ingin menyaingi Aswi. Ditambah kecantikan Via memang tipe saya.

Tapi saya ga menyangka tubuh Via seberantakan ini. Tapi saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya mulai mencium mesra bibir Via, saat itu saya belum tau bibir Via bekas diisi sperma teman-teman saya.

Si Via balas mencium saya, kemudian berlanjut menciumi seluruh wajah saya. Ketika sampai di bagian telinga, si Via berbisik,

V: “aku itu udah jadi istri Aswi tau! Makanya aku tadi ga mau ada kamu!”
M: “heh?”
V: “udah terlanjur.. nikmatin aja..”
Via terus mencium wajah saya.

Perasaan saya campur aduk, antara tidak enak dengan saudara saya, bercampur dengan sensasi menikmati tubuh istri saudara saya.
Mungkin Via merasakan keraguan saya, namun tampaknya istri saudara saya itu sudah dipenuhi nafsu (perasaan GR saya mengatakan Via sudah nafsu dengan saya), hingga Via kembali berbisik,

V: “udah nikmatin aja kali ini.. udah terlanjur, aku juga dulu naksir kamu..”
M: “Via.. Via.. kamu tuh yaaa”

F: “woi ngapain bisik2?! Ngentot kok sepi-sepi aja?!
M: “biarin aku nikmatin dong! Pengen romantis-romantisan neh… hehe..”

Via hanya tersenyum dan memeluk tubuhku.

V: “kamu dulu kok ga ikutan ngejar aku sih? Emang ga suka ya ama aku?”
M: “ngawur..dari dulu aku penasaran ama kamu, tapi belum sempet, kamu udah ngilang..”
V: “aku juga dulu sempet penasaran ama kamu.. sok cool gitu…”

Saya tersenyum sambil terus menciumi sekujur tubuh Via yang sudah berkeringat.

M: “nih bukti aku dari dulu ada rasa ke kamu, sekarang aja biar badan kamu udah bau, masih mau aku ciumin… hehehe”
V: “emang kamu mau bilang badanku bau kan! Huh”

Via berlagak ngambek. Saya kemudian mencium ketiak Via.

M: “gpp, emang bau, tapi bikin nafsu bau badan kamu…hehe”
V: “sapa suruh dapet giliran terakhir.. lain kali pertama.. masih wangi tau aku…”
M: “ya lain kali jangan sok jaim ngusir aku.. eh berarti ada lain kali ya kita… hehe”

Si Via hanya tersenyum. Mungkin bila wanita lain, saya semakin jijik, tapi sensasi Via, yang merupakan istri saudara saya, dan memang saya naksir dari dulu, membuat saya bernafsu mencium badan Via yang bau.

Ketika sampai pada bagian vagina Via, saya menahan nafas dan mencium vagina Via dengan buas.

V: “oooooh Mark… auuuh”
M: “kalau ga sayang, ga mungkin aku mau cium memek bekas saudara ama temen-temenku tau..”

Niat saya berkata seperti itu hanya untuk melecehkan Via, namum mendadak Via menarik kepala saya ke arah kepalanya.

V: “kamu ngomong apa barusan??”
M: “apaan?”
V: “jangan sembarangan ngomong sayang ke cewek ya!”

Via menatap tajam mata saya. Saya kemudian sadar, saat ini Via sedang galau, dan gampang dipermaikan perasaannya. Muncul niat saya untuk semakin mempermainkan Via.

M: “aku beneran sayang ama kamu.. dari dulu..”
V: “kamu jangan boong, aku ini bekas.. saudara ama temen-temen kamu.. ga usah ngibul deh..!”
M: “aku ga peduli sama semua itu! Jujur.. itu buat sensasi.. kamu tambah sexy.. aku ga peduli kamu ngapain aja ama laki-laki lain, aku cuma pengen tulus sayang ama kamu.. dan betapa beruntungnya kalau kamu juga ada sedikit sayang ama aku..”

Sepertinya rayuanku manjur. Si Via langsung mencium saya dengan lebih buas,

V: “beneran? Aku juga sayang ama kamu.. walaupun kita ga bisa resmi, tapi aku punya mu..”
M: “ah masa? Buktiin dong…”
V: “kamu boleh minta apa aja dari aku, selama ga melibatkan suamiku, kamu bebas apain aja aku… Aku sayang kamu…”

Si Via tampaknya sudah benar-benar luluh. Saya yang kemudian ingin membalas perlakuannya tadi, langsung berpikir untuk lebih melecehkannya.

M: “jujur, kalau aku bayangin, apalagi liat kamu, disetubuhi cowok lain, aku tambah nafsu, apalagi kalau kamu bener-bener berlaku kaya lonte murahan…”
V: “kamu bilang sayang ama aku, kok maunya aku ama cowok lain..”
M: “justru itu membuktikan kalau aku sayang ama kamu ga peduli dengan hal-hal sepele seperti itu, yang penting kita saling sayang.

Itu merupakan rayuan asal yang saya tidak berharap Via percaya, tapi entah mungkin karena Via sedang sangat galau, atau karena memang sudah wataknya, Via malah menjawab,

V: “kalau itu mau kamu.. aku akan jadi lonte murahan demi kamu..”
M: “makasih sayang”

Aku pun mencium mesra Via, walaupun dalam hati aku berpikir, “emang dasarnya kamu lonte murahan”.

Saat itu saya memiliki sedikit salah paham dengan suami Via, kesalahanpahaman itu membuat saya saat itu berpikir suami Via ingin menjatuhkan nama saya dan bisnis saya. Jadi saya semakin ingin mengerjai istrinya.

M: “aku penasaran, bisa ga kamu penuhi harapanku..”
V: “apaan?”
M: “ya tadi, berlagak lonte yang pengen nge sex mulu…sexy tau..”
V: “aku ajak mereka main dulu lagi yaa?”
M: “coba deh.. gimana kamu ajak mereka, sementara mereka dulu deh..”
V: “sementara?”
M: “coba dulu deh…”

Sambil saya entot, si Via menoleh ke arah teman-teman saya,

V: “masih belum kelar istirahat nya? Memek mu masih pengen nih..”

Teman-teman saya sedikit terkejut melihat kebinalan Via, tapi si Jimmy langsung menanggapi.

J: “wah emang sange ini cewek.. sini aku masukin lagi..”

Saya berhenti mengentot Via, dan digantikan oleh Jimmy.
Saya kemudian mendekati Hendra dan membicarakan rencana saya untuk semakin melecehkan Via.
Si Hendra tampak ragu-ragu.

H: “gila lo bro.. lo mau manggil sapa lagi? Ntar kalo keterlaluan, si Via ngamuk.. berabe kita”
M: “tenang aja, aku tanggung jawab, lagian semakin banyak yang terlibat, semakin takut Via mau lapor, suaminya juga kalaupun tau, ga brani macem-macem.”

H: “gila.. dendam banget kamu ama Via.. ya udah.. trus mau manggil sapa..?”
M: “anak buah loe di depan… gimana? Sekalian bagi-bagi rejeki ke mereka.. biar anak buah loe juga lebih jaga kita lain kali..”
H: “edan loe.. hehe.. ya udah.. gw panggil..”

(Dari sini, kembali akan ada video dan dialog)

Ketika tiga orang anak buah Hendra masuk, si Via sedang melayani Jimmy dan Frengky. Disuguhi pemadangan seperti itu, jelas mereka langsung terangsang.

Ketika Via sedang sibuk melayani Jimmy dan Frengky, saya berkata,

P1= Pegawai 1
P2= Pegawai 2
P3= Pegawai 3

M: “Via, ini ada yang pengen ikutan ngicip memek kamu.”

Via yang sedang mengulum kontol Frengky tampak terkejut, dan menatap saya dengan wajah sedikit bingung. Saya hanya memberikan tanda agar dia mengikuti permainan saya.

P1: “serius ini bos? Boleh kita ikutan?”
H: “udah.. pake aja…”
M: “dia ini emang istri gatel kok… ya asal kalian tahan bau ketiaknya..”
P2: “biar bau gpp deh dapet gratisan..”
P3: “permisi ya Ce…”

F: “sopan amat..udah entot aja”

Jimmy dan Frengky tampak mengalah dan membiarkan Via dikerubungi oleh 3 pegawai itu.
Saya melihat Via agak salah tingkah. Tapi masih berusaha tersenyum, dan masih tampak tidak terlalu malu melayani mereka.

Saya merasa belum puas. Saya benar-benar ingin membuat Via malu dan seperti dipaksa.
Saya berpikir, siapa yang dapat membuat Via benar-benar malu.

Mungkin karena sudah terpengaruh sabu-sabu, saya kemudian nekad. Saya menghubungi sepupu saya, yang sedikit preman, yang juga menurut saya saling mengenal dengan Via. Karena setau saya sempat tinggal tahun lalu dengan suami Via. Saya sendiri baru tau Via itu istri saudaraku.

Begitu di telp si Andi mengatakan kenal dengan Via, dia memanggilnya dengan nama Ce Via, saya langsung menyuruh dia datang ke tempat itu, sekaligus menyuruhnya mengajak teman-temannya.

Saya menceritakan rencana saya ke teman-teman saya, sambil membiarkan Via digilir oleh anak buah Hendra. Awalnya mereka heran kenapa saya begitu ingin melecehkan Via, tapi saya hanya menyuruh mereka menikmati saja. Saya hanya bilang, sapa tau Via bisa sekalian dijual.

Begitu Andy datang, saya menemui dia dan teman-temannya di luar dulu sambil mengajak ngobrol dan memesankan minuman keras untuk mereka.

A=Andy
B=Bonar
K=Kevin

M: “kamu udah lama ya di Makassar Dy?”
A: “iya kak.. udah 6 bulanan..”
M: “bukannya dulu kamu tinggal bareng Ko Aswi?”
A: “udah enggak kak.. dimarahin mulu ama Ko Aswi ama Ce Via kalau aku pulang mabuk”

Si Andy memang dari dulu terkenal berandal.

M: “eh ngomong2.. si ce Via itu hot ya?”

Aku mulai memancing Andy. Tampak si Andy belum berani terlalu menanggapi. Saya terus memesankan minuman buat Andy dan teman-temannya.

M: “ga usah malu-malu.. masa kamu ga ngaku kalo si ce Via itu hot?”

Mulai dipengaruhi miras, si Andy mulai blak-blakan.

A: “ya iya sih kak.. hehe”

Melihat si Andy masih malu-malu, saya memperlihatkan foto Via yang lagi dientot, yang saya ambil tadi.

M: “masa gini kamu bilang ga hot?”

Melihat foto itu, Andy dan teman-temannya langsung heboh. Andy tampak menganga.

B: “edaaan… mulus banget…”
K: “wih siapa neh kak?”
A: “itu tanteku…”
B: “hah?? Serius? Gila”

Si Andy tampak sudah mulai bernafsu.

A: “dapet darimana kak? Kapan itu?”
M: “mau ngicip?”
A: “hehe..”
M: “si ce Via lagi di dalem, lagi digilir…”
A: “hah??? Serius??”
K: “ikutan dong…”

M: “sabar dulu.. aku jelasin.. aku ini sengaja jebak Via, karna ada masalah ama koko kamu, si Aswi… kalau kamu mau, kamu panggil lagi temen kamu, paling enggak 3 orang lagi..”
A: “terus.. gimana kak?”
M: “ya ntar aku tinggal kalian di ruangan.. kalian bebas ngapain aja, tapi aku minta, walaupun Via ga mau, kalian harus paksa, dan hal yang terpenting, kalian harus bener-bener bikin cece kamu itu malu dan terhina.

A: “buat malu gimana kak?”
M: “ya pokoknya dia harus benar-benar malu.. di depan orang juga…”
B: “kalau itu sih gampang kak.. tapi gpp kah?”
M: “sisanya aku yang tanggung jawab..”

Mereka kemudian memanggil 3 teman mereka, yang tampak seperti preman dan tampak lebih dewasa dari Andy. Nama mereka Fandy, Rully dan Sandy.
Pas nya lagi, Andy mengenal mereka karena si Fandy dan Rully sempat bekerja di suami Via sebagai supir dan pembantu, jadi otomatis mereka mengenal Via.

F=Fandy
R=Rully
S=Sandy

F: “ya sapa yang ga mau ngentot ce Via bos..
Tapi kamu jangan jebak kita! Aman kan?!”
M: “aku tanggung jawab… yang penting bagaimana pun caranya, kamu harus membuat Via dan suaminya malu dan terhina, bagaimanapun.. mau pake ancaman kosong atau apa pun terserah.
R: “ok deh.. kita bebas apain aja kan? Biar dia nangis atau gimana?”

Tampaknya Rully dan Fandy ada dendam pribadi kepada Via.

M: “bebas.. selama ga keterlaluan nyiksa dan ga ada bekas luka.”

Kami kemudian masuk ke ruangan. Si Via sedang dientot oleh pegawai Hendra. Pas sekali, tampaknya efek obat perangsang dan minuman sudah mulai hilang dari Via, sehingga tampak Via mulai agak malas-malasan dan sedikit judes.

Saya menyuruh Andy dan teman-temannya jangan terlihat dulu, sementara saya dan teman-teman saya perlahan sembunyi di ruangan satu. Sambil terlebih dahulu menaruh kamera di tempat yang pas.
Dari ruangan yang sedikit terpisah itu, kami masih dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang mereka lakukan di ruangan sebelah.

Di ruangan tersebut, tersisa Via, tiga pegawai Hendra, dan Andy dan kelima temannya.
Pegawai terakhir baru saja selesai mengentot Via, si Via tampak masih memejamkan mata sambil mengatur nafas.

Salah satu pegawai Hendra meremas payudara Via, si Via tampak menepis tangannya dengan jengkel, tampaknya Via mulai sadar dari efek obat perangsangnya.

V: “udah.. udah.. aku mau cuci dulu..”

Via tampak berdiri. Mendadak si Andy meneguk miras untuk memberanikan diri, dan berkata,

A: “mau kemana ce? Kita belum ngicip memeknya..”

Via memalingkan wajah melihat Andy dan gerombolannya. Saya sangat puas melihat Via tampak takut dan panik.

V: “Andy‼! Ngapain kamu??”
F: “kok cuma Andy yang disapa? Lupa ama kita yaa?

Ketika si Fandy dan Rully muncul, tampak Via semakin panik, dan berusaha menutup tubuhnya yang telanjang.

V: “ngapain kalian?? Mark‼ Mark‼ Mana kamu!”
F: “yang udah ngentot kamu lagi makan, sekarang gantian kita dong!”

Fandy dan Rully mendekati Via dengan penuh nafsu.

V: “hei jangan… sudah! Sudah!”
F: “santai ce… kita cuma mau nostalgia sama bos yang dulu mecat kita kok.”

Si Fandy dan Rully memaksa menarik tangan Via yang menutupi tubuhnya, kemudian mengangkat tangannya. Si Via berusaha berontak. Mereka menidurkan Via di lantai.

V: “hei jangan‼ Tolong!”
F: “kamu itu baru digilir, apa bedanya dimasukin tambahan ama kontol kita?”
V: “enggak.. stop.. stop‼”

Si Via berusaha berontak, tapi kedua tangannya ditahan diatas oleh Fandy dan Rully, dan kedua kakinya ditahan Bonar dan Kevin.

R: “akhirnya kesampain juga ya kita bisa ngentot ce Via bro..”
F: “iya.. biasanya cm ngintip…hehe”

Si Bonar dan Kevin tampak sudah menggerayangi payudara Via.

B: “edan.. tante kamu bikin sange bro..”
K: “tapi cece bau ya keteknya.. hehehe..”
R: “eh lancang kalian.. biar yang punya tante dulu dong yang mulai.”

Si Andy mulai mendekati Via, yang tampak semakin panik.

V: “Ndy stop.. jangan kurang ajar Ndy..Ndy!”
A: “ce, dari dulu kamu sering marah-marah ga jelas… waktu aku tinggal ama Boni (saudara Andy yang sama nakalnya yang juga pernah tinggal di rumah suami Via)

A: “padahal kamu ga tau ce, tiap aku ama Boni ngajak temen-temen ke rumah, itu buat liatin kamu Ce.. buat bahan coli.. hehehe”

Via sebenarnya mengetahui hal itu, itu salah satu sebab Via menyuruh suaminya agar Andy dan Bony tidak tinggal lagi dengan mereka. Apalagi teman-teman mereka juga kurang ajar, pernah suatu kali Via sedang mandi, diintip oleh teman-teman Andy dan Bony. Kurang ajarnya foto-foto si Via sedang mandi dijual oleh mereka ke orang-orang dekat Via, seperti pegawai Via.

A: “tapi dulu kalau deket cece wangi.. tapi sekarang.. kok bau ya?”

Si Andy kemudian menghirup aroma ketiak Via, dan menjilatnya. Via yang sudah tidak dipengaruhi obat perangsang dan minuman keras, merasa sangat malu, apalagi yang akan menyetubuhinya adalah orang-orang yang harusnya menghormati dia.

A: “waduh.. bau banget ketek kamu ce.. Padahal dulu kita penasaran ama bau ketek kamu..hahahaha”
V: “berhenti kamu anak setan! Ga tau diri!”

Tampaknya si Andy benar-benar serius ingin melecehkan Via.

A: “tunggu bentar ya ce, tolong tahan dulu ya cece hot ini..”
F: “tenang aja… seharian kita puasin ama istrinya ko Aswi ini.

Si Andy tampak menelepon. Tidak lama kemudian dia berbicara melalui video call.

A: “dimana bro?”
?: “di XXX.. kenapa bro”

Terdengar suara yang familiar, dan Via tampak semakin panik.

A: “eh kamu inget ce Via?”
?: “ngapain kok mendadak tanya ce Via, gw masih jengkel waktu dia lapor om gw pas gw bawa cimeng..”
A: “hehe.. kamu masih inget wangi nya tiap ce Via lewat?”
?: “apaan sih?”
A: “inget ga?”
?: “iya.. iya tau si ce Via wangi… enak dijadiin bahan coli sih.. kenapa emangnya?”
A: “aslinya ketek ce Via baunya ga enak bro! Asli”
?: “apaan coba.. tau dari mana kamu..”
A: “lah aku ini barusan cium ketek ce Via… nih.. ce, ini ada yg mau ngomong..”

Sambil berkata itu, si Andy memperlihatkan siapa yang sedang dia video call, ternyata si Bony. Via yang sudah menduga hal itu, berusaha memalingkan muka, tapi ditahan oleh teman-teman Andy, dan dipaksa melihat kamera.

Bo=Bony

Bo: “hah? Eh?? Ndy?? Serius‼ Kok.. kok.. bisa??”
A: “gw gitu lho.. istri ko Aswi ini ternyata lonte bro… nah ini abis dipake orang, ketauan gw.. ya minta jatah lah gw.. tapi sok jual mahal nih…”
Bo: “hah? Gila.. buset.. kaget gw.. gila…”
V: “bangsat! Tutup telp nya! Setan.. mmhh”

Si Fandy menutup mulut Via.

A: “sok jaim banget… padahal dia baru digilir 5 orang lho.. Nih lo liat memeknya.

Si Andy mengarahkan kamera ke memek Via, yang langsung panik.

Bo: “gilaaa… jangan ditutup dulu bro.. gila.. pengen coli gw..”
A: “ancur coy memek ce Via…”
Bo: “ko Awsi tau istrinya kaya gini?
F: “ya enggak tau, tapi kalau ce Via ini ga mau nurutin kita, bukan cuma suaminya yang tau, tapi banyak yang lain.. ngerti kamu!”

Si Fandy menjawab dengan nada mengancam, kemudian membuka bekapannya di mulut Via.

R: “udahlah.. kamu puasin jadi budak sex kita hari ini… abis itu kamu ga ada tanggungan.. daripada kamu berontak rewel percuma, hasilnya bakal sama kamu kita entot, tapi malah kita sebar foto kamu. Udah nurut jadi budak sex kita aja hari ini.”

Via tidak menjawab, tapi berhenti berontak, namun saya wajah Via dipenuhi kemarahan dan hampir menangis.

A: “gitu dong.. kamu juga sange kan ce?”

Via tidak menjawab tapi menatap Andy penuh amarah.

A: “ya udah.. hmmm.. liat deh”

Si Andy membuka hape miliknya yang satunya, kemudian mengotak atik, lalu memperlihatkan kepada Via.

Betapa terkejutnya Via ketika ternyata Andy memposting foto telanjang Via di salah satu media sosial.

V: “hei Andy‼! Setan‼ Hapus!”
A: “tenang, belum keliatan muka kamu kok ce.. tapi setiap kali kamu ga nurut, aku posting foto kamu, yang lama-kelamaan akan kelihatan muka kamu.

Via tampak hampir menangis.

V: “jangan Ndy.. jangan.. iya.. cece nurutin kamu”
A: “nah gitu dong, kamu denger ya bro? Tante kita hari ini jadi budak sex kita..Bebas diapain aja..”

Si Andy menyambungkan hp nya ke laptop, sehingga wajah Bony yang di video call oleh Andy tampak jelas oleh Via dan kami. Tapi, di layar saat ini, bukan hanya ada Bony, tapi ada beberapa teman mereka yang dulu sering berkunjung dan menggoda Via.

Bo: “gw panggil yang lain biar pada percaya bro”
A: “gpp bro… kita kan saling berbagi.

Via tampak panik, berusaha menutupi tubuhnya. Teman-teman Bony langsung melontarkan komentar-komentar jorok.

“Waduh.. tante kamu bikin ngaceng”
“Tante.. kok ga bilang-bilang suka ngentot”

Via merasa benar-benar sudah hancur dan tidak punya harga diri, apalagi dia berencana pulang ke Surabaya. Namun Via hanya dapat pasrah, dan berharap ke depannya ada jalan keluar menyelamatkan harga dirinya.

A: “ya udah.. kalian nonton dulu ya gw mau ngentot ce Via..”
Bo: “eh eh.. bentar bro.. ntar kamu udah keenakan lupa kita, sebelum kamu entot, kita mau ambil foto dulu…”
A: “yaaah.. iya deh.. ce.. kamu turutin mau mereka… 5 menit aja yaa”

TM 1: Teman Bony 1
TM 2: Teman Bony 2
Dst

Pw 1: Pegawai Via 1
Pw 2: Pegawai Via 2
Dst.

Bo: “ce berdiri dong”

Via berdiri di hadapan kamera sambil berusaha menutupi tubuhnya.

TM1: lepas dong tutupnya.. angkat tangan dunk Ce”

Via mengangkat tangannya sambil menahan malu.

Bo: “buset… lebat amat ce.. aku kira kamu cukuran..”
TM3: “rimbuuun nih ye tante kamu bro..”
TM2: “eh zoom ketiak tante kamu dong”

Mereka kemudian menertawakan ketiak Via.
Mendadak Via semakin terkejut, melihat di layar bukan hanya ada Bony dan teman-temannya, tapi ada beberapa pria yang masih aktif bekerja sebagai buruh di pabrik milik Via dan suaminya. Rupanya Bony juga menghubungi mereka.

Pw1: “aku kira nyonya kemana ga pernah keliatan, ternyata jadi lonte yaa?
Pw2: “wah istri bos Aswi lumayan juga ya”

Via merasa benar-benar malu, dan tidak tau harus bagaimana ke depannya:

Pw1: “ga usah kuatir ce, kita bakal jaga rahasia, tapi kamu pose buat kita dulu yaa”
Pw2: “ya tapi pas pulang, kasih jatah kita sekali ya..”

Via hanya dapat pasrah dan menuruti mereka.
Mereka menyuruh Via berpose berbagai macam yang melecehkan. Setelah puas.

Giiran mereka menonton Via digilir oleh ponakan sendiri dan teman-temannya. Hari itu Via benar-benar menjadi budak sex mereka.
Via benar-benar dipermalukan. Mereka menyuruh Via difoto dengan mencium ketiak para pria yang disana, yang lain mengambil foto Via yang memeknya dimasuki oleh botol bir.

(Untuk bagian ini tidak ada video, hanya foto)

Ketika selesai kami masuk kembali ke ruangan. Tapi sepertinya Via benar-benar sudah pasrah. Si Andy dan gerombolannya belum puas. Mereka ikut mengantar Via pulang, namun mereka melarang Via mengenakan BH dan celana dalam, jeans Via diganti dengan rok mini.

Sebelum sampai di tempat Via, beberapa kali kami mampir di teman-teman Andy yang sedang mabuk, dan melecehkan Via.
Sampai di kediaman Via, si Andy dan gerombolannya menginap selama dua hari.


Untuk bagian dengan Andy dan Mark, lebih banyak menggunakan imajinasi saya, Tapi sisanya sekitar 80% benar dan akan disusul dengan video setelah proses sensor wajah dan nama selesai. Hingga saat ini, saya masih bergejolak melihat keliaran istri saya saat itu.


Kisah lanjutan istri saya dan ponakan serta anak buahnya, akan diupdate secepatnya.

Maaf update agak sedikit lama, karena diganggu PK.
 
Bimabet
Untuk ke depannya, sambil menunggu update ke 4, mungkin saya akan mengisi dengan cerita-cerita pendek.
Jujur cerita-cerita pendek itu nantinya lebih ke arah sharing kisah istri saya sambil curhat, tentunya dengan kisah nyata, namun mungkin kurang enak dibaca... saya mohon maaf sebelumnya.
Untuk kisah utama, saya berusaha yang lebih baik, menghibur, dan tetap sebisa mungkin mempertahankan kenyataan, dan akan saya usahakan dilengkapi foto dan video (dengan sensor tentunya)

Namun, untuk kisah mini, jangan terlalu dipedulikan bila tidak berkenan. 🙏🙏🙏
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd