Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Part 7: Sebuah Kemesraan I

3rd Pov

“Eyang kakung, jujur tadi Tasya ngak PD banget memimpin Brifing ini, sampa sekarang masing terasa lemes sekujur tubuh Tasya“ ucap Tasya sambil mencondongkan bibirnya menyentuh bibir eyang kakung, dan bibir eyang kakung menyambut lembut bibir Tasya dengan melumatnya dengan pelan, mata Tasya terpejam menikmati sentuhan bibir eyang kakungnya.

“Yuk eyang pulang, Tasya kangen ini“ kata Tasya sambil memegang penis eyang kungnya yang sedikit menegang

“Ayo“ jawab eyang kung sambil berdiri dan mengangkat tubuh Tasya di dalam gendongannya, dan meletakannya didepan tubuhnya. Waktu sudah menunjukkan jam 03.30 waktu karyawan pulang

“Tasya rapikan pakaiam mu ini pas jam karyawan pulang“ kata Eyang

Tasya lansung mengambil sisir dari dalam tasnya dan merapikan rambutnya dan mengoles sedikit bedak di mukanya dan memberi lipglos di bibir nya yang tadi sudah di bersihkan oleh bibir eyang kungnya.

Lanjut …

Setengah jam kemudian mereka telah sampai di rumah dan Tasya dan eyang kakung turun dari mobil dan menarik tangan eyang kakung masuk ke kamar Tasya yang semula kamar eyang putri Niken Larasati dan mengunci pintu tersebut.

Tasya merangkul pundak eyang kakung yang berdiri tegak di depan pintu kamar Tasya, dengan sigap dan terus mencumbui bibir eyang kakung Tasya melepas baju batik yang di pakainya eyang kakung dan membuang di lantai kamar dan dengan sigap pula Tasya melepas gesper dan sabuk dari celana panjang yang eyang kung pakai dan menerik resetting, otomatis celana panjang nya langsung melorot ke bawah tinggal celana dalam dan singlet yang masih di melekat di tubuh eyang kakung, kepala Tasya di pegang oleh kedua tangan eyang kakung sehingga bibir Tasya tetap menempel di bibir eyang kakungnya, kemudian Tasya berusaha menarik kaos singlet yang di pakai eyang kakung, hanya sebentar bibir mereka saling lepas untuk member jalan kaos singlet eyang kung melewati kepalanya.

Tasya tidak berhent disitu ke dua tangan nya juga melepas pakaina nya sendiri mula mula melepas kancing kemeja nya ada di depan dan setelah lepas di lempar begitu saja, selanjutnya melepas roknya dengan menarik resetting yag ada disamping kiri pinggangnya otomatis rok yang dipakai merosot bebes meninggalkan badan Tasya, segera yangan Tasya meraih pengkait BH yang ada di sebelah belakang punggungng dan melempar begi saja jatuh di lantai, semua itu dilakukan Tasya sewaktu tangan eyang kakung masih memegang kepalanya dan kedua bibir nya saling bertempelan bahkan saling menyedot satu dengan yang lain.

Tasya menarik tangan eyang kakung dan masuk ke kamar mandi, mendudukan eyang kakung di pinggir baktub dan mengisinya denga air hangat. Eyang kakung hanya diam saja melihat kelincahan tangan tangan mungil Tasya melakukan segala aktifitasnya.

Kini eyang kakung berdiri dan menarik Tasya dalam pelukannya mereka saling berhadap hadapan dan saling memberi ciuman dengan bibir mereka, tangan Tasya menerobos celana dalam eyang kakung dari belakang dan menyentuh bongkahan pantat yang terasa nyaman di tangan Tasya dan meremasnya lembut bongkahan panyat eyang kakung yang masih kencang di tangan Tasya. Demikiyan pula tangan eyang kakung juga memasukkan tangannya ke dalan celana dalam Tasya dan meremas lembut bongkahan pantat Tasya yang tidak begitu besar di dalam genggamam tangannya, ke dua dada mereka saling bergesekan dan Tasya merasakan geli di putting nya yang bergesekan dengan dada eyang kakung yang berbulu. Tasya menarik satu tangan eyang kakung dan menempatkan di atas salah satu payudara nya dan eyang kakung meremas payudara Tasya dengan lembut.

Sementara menunggu air hangat di dalam baktub penuh eyang kakung menutup closeset dan duduk di atasnya dan menarik Tasta ke dalam pangkuannya sementara Tasya duduk miring di dalam pangkuan eyang kakung dan merenggangkan kaki kaki nya supaya jari jari tangan eyang kakung dapat langsung menyentuh vagina Tasya, sementara ke dua bibir mereka tetap dalam posisi berciuman. Tangan eyang kakung menerobos celah selah celana dalam Tasya dari samping sehingga tangan eyang kakung dapat langsung menyentuh vagina Tasya dengan lembut tangan eyang kakung meraba celah celah vagina Tasya dan mencari kelentit Tasya dan mengusapnya dengan halus dan pelan, leguaan dari mulut Tasya terdengar di barengi dengan suara bibir yang menyatu dalam ciumam yang sangat panjang.

Tasya berdiri dari pangkuan eyang kakung dan melepas celana dalamnya dan memperlihatkan vagina Tasya di depan muka wajah eyang kakung, eyang kakung mengerti apa yang di ingkan Tasya dengan sedikit membungkukkan badannya bibir eyang kakung sudah berada di depan vagina Tasya dan segera menjilatnya dengan pelan di celah melintang dari atas kebawah membelah vagina Tassa menjadi dua bagian yang sangat indah dan di mainkannya klitoris Tasya dengan lidah eyang kakung dan tanga Tasya memegang kelapa eyang kakung untuk menjaga keseimbangan badan.

Kedua jari eyang kakung menerobos celah dan langsung ke lubang vagina dan menggosoknya dengan lembut, leguan Tasya terdengan nyaring di telinga eyang kakung, dengan semangat 45 tangan eyang kakung semakin lincah dan cekatan bergerak menggesek lubang vagina Tasya yang menimbulkan rasa nikmat yang dirasakan oleh Tasya, erangan panjang terdengar dari mulut Tasya dan diakhiri kejang kejang di tubuh Tasya di barengi dengan keluarnya cairan cinta dari dalam vagina Tasya.

Sekarang posisis terbalik Tasya duduk di atas toilet yang tertutup dan eyang kakung bediri di depan Tasya dengan sangat cepat menerik celana dalam eyang kakung sambil memandang wajah eyang kakung dan tersenyum padanya. Tangan Tasya membelai penis eyang kakung yang masih setengah tegang bergoyang ke kiri dan kanan persis seperti jam dingdong. Di pegangnya dengan lembut penis itu dan di belainya penuh kasih sayang dan memberi ciuman tepat di lubang kencing nya, eyang kakung memendang Tasya dengan pandangan penuh kasih sayang tatapan mereka saling bertemu dan eyang kakung menunduk kan kepalanya dan mencium kening Tasya dengan rasa sayang tapi hanya sebentar.

Tasya segera menjilati penis eyang kakung yang besar seakan akan menjilati batangan es grim dengan perlahan lahan di pegangnya testis eyeng kakung dan di ciumanya dan bulu bulu sekitas penis tersebut tak lepas juga di ciumnya dan di belainya, tak lama kemudian pemis eyang kung sudah membesar dan bertambah kaku, di masukkan nya ke mulut Tasya sambil memainkan didahnya di dalam mulut dan memberi stimultas ke penis eyang kakung yang tambah betambah besar dan bertambah kaku, Tasya pum mengerti dan memberi rangsaan lagi dengan menyedot kuat penis eyang kung yang masih dalam mulut Tasya.

Tak kuasa eyang kakung menahan rasa nikmat dan meleguk panjang dan kocokan ke penis eyang kakung dengan mulut Tasya makin cepat gerakan mulut Tasya maju mundur dan beirama, sekitar 5 menit kemudian eyang kakung meleguk panjang dan mengeluarkan cairan sperma ke dalam mulut Tasya dan meminumnya pelan pelan sambil merasakan sesuatu yang aneh gurih sedikit asin dan di telannya semua sperma eyang kakung yang ada di dalam mulut dan membersihkan sisa sisanya yang menempel di batang penisnya, Tasya menyeringa dan ….

“Aku suka, gurih sedikit asin“ kata Tasya.

Sementara baktub yang di isi Tasya sudah penuh dan meluber kemana mana, eyang kakung mengangkat Tasya untuk berdiri dam membimbingnya masuk ke baktub untuk merendam diri.

“Tasa semakin pinter ya bercitanya“ kata eyang kakung setelah mereka berdua ada di baktup dan merendam mereka saling berhadap hadapan ke dua kaki Tasya ada di atas kaki eyang kakung dan tangan mereka saling membelai mesra, tangan Tasya tak lepas dari penis eyang kakung yang masih sedikit lembek karena baru keluar di mulut Tasya dan kebua tangan eyang kakung ada di dada Tasya memainkan ke dua payudara Tasya sambil tersenyum senyum mesra.

“Ia sih, siapa gurunya dulu“ jawab Tasya sambil tersenyum juga membalas senyuman eyang kakung. Tasya mengabil ciduk yang ada di dekatnya, mengabil air kemudian di guyurnya ke kepalanya sendiri, demikian juga eyang kakung dan mengambil air di guyurnya ke kepalanya sendiri sambil tertawa tawa senang, saling menyabuni tubuh mereka eyang kakung menyabuni tubuh Tasya dan Tasya menyabuni tubuh eyang kakung diselingi canda tawa dan kadang kala juga dengan ciuman ciuman baik di bibir atau di bagian tubuh lainnya.

Setelah selesai mandi Tasya dan eyang kakung keluar dari dalam kamar madi dengan bergandengan tangan dengan senyum mesra tatapan mata mereka menunjukkan kasih sayang yang mendalan diselingi senyuman senyuman dan kemesraan di antara mereka. Masih dalam keadaan telanjang tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuh mereka, Tasya membuka lemari mengambil kimono berwarna merah muda dan di pakainya, sementara eyang kakung memunguti pakaian yang tersebar di lantai baik pakaiannya sendiri ataupun pakaina Tasya.

“Eyang kakung, tak ambilin pakaian ya di kamar eyang kakung ya, mau pakaian apa?“ tanya Tasya“

“Ambilkan pakaian kimono aja yang eyang kung pakai tadi malam“ kata eyang kung

“Ya sebentar“ jawab Tasya, sambil membuka pintu kamar dan melangkah menuju kamar eyang kakung, sebentar kemudian Tasya masuk kembali ke dalam kamar menyerahkan kimono yang di maksud eyang kakung tadi, setelah eyang memakai kimono tanpa daleman dan mereka berdua keluar dari kamar Tasya dengan bergandengan mesra dan duduk di pendopo menikmati sore yang cerah.

Setelah mereka duduk di pendopo.

“Eyang mau minum apa?“ kata Tasya

“Teh hangat saja dengan gula sedikit tidak usah manis manis ya“ jawab eyang kakung

Tasya meninggalkan eyang kakung duduk sendri di pendopo dan Tasya melangkah ke dapur membuat teh manis dua gelas dan membawanya ke pendopo, sebelum sampai di pendopo Tasya berpapasan dengan mbak Surti dan meminta ijin untuk pulang kerumahnya karena hari sudah sore dan Tasya mengijinkannya.

Setelah menaruh 2 gelas dimeja depan mereka berdua duduk, eyang kakung meletakkan Koran yang di bacanya di atas meja kembali dan mengambil teh buatan Tasya.

“Tasya bawa pakaian seragam sekolah tidak” kata eyang kakung

“Enggak tu eyang kakung, kan liburan jadi Tasya ngak bawa pakaina seragam sekolah” jawab Tasya

“He he he kirain bawa pakaian seragam sekolah“ kata eyang kakung

“Untuk apa sih“ tanya Tasya

“Ngak kok“ jawab eyang kakung, lanjutnya “Eyang kakung punya seragam kowad nanti di pakai ya” kata eyang kakung

“Eyang kakung ada ada saja“ jawab Tasya

“Enggak Tasya, eyang kakung punya fantasi bersetubuh dengan kowad sampai sekarang belum pernah kesampaian“ jawab eyang kakung

“Terus Tasya pakai pakaina kowad dan eyang kakung mau setubui Tasya, mau dong asal eyang kakung juga pakai seragam angkatan darat dengan baret hijau ya“ kata Tasya

“Lho kok eyang kakung malah pakai seragam dinas sih“ kata eyang kakung

“Dulu ketika eyang kakung berangkat tugas memekai pakaian Angkatan darat beret hijau dan eyang kakung pamit ke eyang putri, di saat itu aku merasa eyang kakung benar benar gagah dan mulai saat itu aku jatuh cinta pada eyang kakung, walau saat itu aku masih kelas 5 SD dan itu awal janji Tasya ke eyang putri akan mendampingi eyang kakung dan ingin menjadi istri eyang kakung“ kata Tasya

“Oh, gitu, oke nanti eyang kakung pakai pakaian seragam tentara eyang kakung dan Tasya pakai seragam kowad

"Ya“ kata eyang kakung

“Deal“ kata Tasya.

Setengah jam berlalu Tasya dan eyang kakung masuk dan mereka duduk di depan ruang keluarga dan menghidupkan TV mendengar warta berita sore melalui stasiun TV swasta, mereka duduk berdampingan di sofa di depan TV.

Eyang kakung mendengarkan siaran TV dan Tasya membuka HP nya mengecek aplikasi WA dan membaca group kelas Tasya yang hampir dua hari ini tak di bukanya. Kadang kadang geli sendiri membaca celotehan teman teman sekelas Tasya.

Setelah itu, makan malam bersama di meja makan Tasya dengan manjanya meminta di suapin eyang kakung sambil minta di pangku dan eyang kakung selalu mengabulkan apa yang menjadi keinginana Tasya tanpa dapat penolaknya.

“Satu piring berdua ya eyang kakung“ kata Tasya
Eyang kakung hanya menganggungkan kepalanya sekarang Tasya ada berada pangkuan eyang kakungya dengan duduk menyamping tangan kiri Tasya ada di pundah eyang kakung dan tangan kanan memegang sendok untuk mengambil nasi dan lauknya dan menyodorkannya di mulut eyang kakung yang terbuka dan setelah nasi masuk ke mulut eyang kakung tiba tiba Tasya mencium bibir eyang kakung yang masih pepuh denga nasi pada akhirnya mereka berebut nasi yang masih ada di mulut eyang kakung dengan rela melepaskan nasi yang masih di dalam mulut eyang kakung sehingga nasi itu pindah dari mulut eyang kakung dan berpindah ke mulut Tasya dan Tasya tertawa senang karena hampir semua nasi sudah berada di mulutnya.

“Ah, Curang ah kamu“ kata eyang kakung sambil cemberut

“Maaf sayang, jangan nangis dong, cup cup cup“ kata Tasya sambil membelai kepaka eyang kakunng, lanjut

“Minum susu dulu deh, eyang kakung haus kan“ kata Tasya sambil melepas katan kimononya dam menyodorkan payudaranya kemulut eyang kakung, dengan sigab eyang kakung medaratkan mulutnya di putting payudara Tasya yang disebelah kanan dan langsung menedotnya, Tasya merasakan geli di putting kanannya tapi tangan kanan eyang kung langsung megesek gesek putting sebelah kiri, Tasya tak tak kuasa geli mulai medasah

“Ah, eyang kakung curang, suruh netek malah bikin geli“ kata Tasya, sambil menjauhkan payudara dari mulut eyang kakung, kembali Tasya duduk kepangkuan eyangkung lagi, sekarang eyang kakung mengambil nasi dan menyuapi Tasya, setelah nasinya masuk ke dalam mulut Tasya , eyang kakung mau mencium bibir Tasya tapi Tasya berdiri dan menghindar ciuman eyang kakungnya, Tasya tertawa tawa senang bisa membiat eyang kakung menjadi galau

“Awas ya“ ancam eyang kakung, Tasya malah mengejeknya sambil meleletkan lidahnya.

Dengan sendau gurau akhirnya makan mereka habis juga, setelah makan habis Tasya di gendongnya dan masuk ke dalam kamarnya setelah menurunkan Tasya dari gendongaa eyang kakung membuka lemari dan mengambil pakaian dinas harian yang berwarna hijau doreng dan memberikannya ke Tasya, Tasya menerima pakaiam itu yang berupa celana panjamg ketat dan baju pakaian sejenis dengan celanyanya sudah lengkap dengan dan pangkat kolasi asal kodam dan termasuk pangkat dan nama, pada pakaian itu dengan nama Tasya yang cukup besar itu artinya eyang kakung sudah mempersiapkan ini semua dalam waktu yang lama, Tasya lepasnya kimono yang di pakalinya lalu memakai celana tanpa memakai celana dalam dan branya kembali, eyang kakung duduk di tepi tempat tidur dan memandang Tasya yang berganti pakaian dengan pakaina dinas militer tersebut dan melangkah di depan cermin berhias sementar Tasya memberi olesan pada wajah ayunya dan memakai lipsglos di bibirnya dan berbalik menghadap eyang kung yang masih mengunakan kimono birunya bersikap sempurna sambil mengngkat tangan kanan ke atas pelipisnya tanda hormat sambil menucap “Siap jendral“

Eyan kakung memandang Tasya dengan kagum cucu kesayangannya terbalut pakaian dinas meliter sebagai kowat, tersenyumlah sang jendral ke arah Tasya.

“Eyang kakung curang belum ganti pakaian dinas militer” kata Tasya merayuk

“Oh ia lupa, habis kamu cantik banget pakai pakaian kayak gitu” kata eyang kakung

Eyang lakung melangkah ke almari kembali membukanya dan mencari pakaian dinas harian dan memakainya dengan melepas kimono birunya tanpak penis eyang kakung setengah tegang besar dan maco dalam pandang Tasya, lalu memakai celana dan baju doreng senada dengan pakaian yang di kenakan Tasya dan memakainya pakaian doren yang berupa celana dan baju yang sudah lengkap dengan tanda pangkat, lokasi, kodam dan tanda bintang tiga ada di atas krah pakaian yang di kenangkan dengan kolasi mabes, ganteng guman Tasya.

Eyang kakung melangkah mendekati Tasya yang duduk di tepi ranjang, tapi Tasya langsung berdiri menatap eyang kakung dengan pandangan mesra penuh rasa sayang, tangan eyang kakung memegang ke dua tangan Tasya dan menaruhnya di atas pendaknya, ke dua tangan eyang kakung ada di pinggul Tasya yang ramping, mereka saling berpandangan dan saling mendekatkan bibir mereka dan akhirnya saling bersentuhan dan saling cium

“Wajahmu cantik, kapten“ ujar eyang kakung

“Jendral juga ganteng, aku suka“ jawab Tasya, lanjutnya

“Jendral kita ke depan yok mau seffi dulu dengan pakaian ini“

Mereka berdua melangkah meninggalkan kamar eyang kakung dan duduk duduk ruang keluarga, Tasya mengambil HP nya di kamar dan berlari mendapatkan eyang kakung sudah duduk di sofa didepan TV. Tasya mendekatkan wajahnya ke wajah ke wajah eyang kakung dan memotreynya setelah dekat dengan berbagai pose mereka kalukan dan hampir setengah jam sediri mereka berseffi ria, akhirnya eyang kung memegang wajah Tasya dan memberi ciuman hangat sambil mengucap “Terima kasih, kapten Tasya”

“Terima kasih jendral Bram” balas Tasya dan mencium bibir eyang kakung

Dipangku Tasya dan dibelainya rambut Tasya dengan lembut

Ah …. lanjut ah ….

Sekian dulu para suhu mudah mudahan belun kentang ya, tunggu updatenya selanjutnya bulan Desember ya.
Jagan lupa kripik nya yang renyah, gan

Semoga berkenen
 
Terakhir diubah:
Ceritanya masih seputaran Eyang - Tasya aja nih, apa gak ada aktor lainnya om @Roo238 :gila:

Matur tenkyu upna om:beer:
Ide cerita ini perjuangan si anak haram tasya untuk mendapatkan legalitas cintanya dengan eyang kakung jadi semacan oto biografi perjalanan cinta tasya. Yang mendapt suprot dari eyang putri niken dan eyang kakung bram
Masih panjang crita ini banyak tantangan dan rahasia yang belum terkuak dari orang orang skitarnya
Begitu om @Lemek .

Semoga berkenan
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd