Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Ide cerita ini perjuangan si anak haram tasya untuk mendapatkan legalitas cintanya dengan eyang kakung jadi semacan oto biografi perjalanan cinta tasya. Yang mendapt suprot dari eyang putri niken dan eyang kakung bram
Masih panjang crita ini banyak tantangan dari orang orang skitarnya
Begitu om @Lemek .

Semoga berkenan
Tantangan macam apakah itu? Ditunggu lanjutanya om @Roo238 makin penasaran:pandajahat:
 
Ide cerita ini perjuangan si anak haram tasya untuk mendapatkan legalitas cintanya dengan eyang kakung jadi semacan oto biografi perjalanan cinta tasya. Yang mendapt suprot dari eyang putri niken dan eyang kakung bram
Masih panjang crita ini banyak tantangan dari orang orang skitarnya
Begitu om @Lemek .

Semoga berkenan
kok anak haram ? :confused:
perlu baca lagi dari awal, mungkin ada yang terlewat :)
 
Part 8 : Kemesraan 2

Pov: 3nd

“Sudah lama banget eyang kakung ingin menyetubui kowad baru kesampaian hari ini, rasanya senang galau, waktu eyang putri masih hidup eyang putri selalu menolak kalau aku ingin melihat eyang putri memakai seragam kowad ini, eyang putri selalu punya alasan untuk menolaknya katanya udah gemuk lah, ngak pantas lah, ngak PD lah banyak alasan yang diberikan dan eyang kakung ngak pernah memaksanya“ kata eyang kakung, lanjutnya “Pakaian ini sudah eyang kakung simpan selama satu tahun yang lalu dengan nama Tasya yang tertera di dadamu ternyata kesampaian juga impian eyang menyetubui seorang kowad“

“Ia, eyang kakung aku juga ingin di setubui seorang jendeal pangkat tiga bintang di pundaknya, silahkan jendral menikmati tubuh kapten Tasya, jendral“ kata Tasya manja

Di gendongnya kembali tubuh Tasya dan di bawa ke meja makan dan di dudukannya di atas meja tersebut

“Kapten kita main ya di meja makan ya“ kata eyang kakung

“Baik jendral, tapi alangkah enaknya kalau semua lampu di padamkan dulu jendral kecuali lampu di ruang makan ini“ kata Tasya

“Baik kapten tunggu sebentar“ kata eyang kakaung sambil meninggalkan ruang makan mematikan lampu ruangan ruangan lainnya dan di sisakan lampu ruang makan dapur dan lampu penerangan di luar rumah. Sementara Tasya memindahkan semua benda yang ada di atas meja makan untuk arena pertarungan nanti dan juga semua korsi di angkatnya di taruh di salah satu sisi sehingga atena pertandandinga syawat antara eyang kaung dengan sang cucu Tasya telah siap.

Tasya berdiri menghadap meja makan dan tersenyum puas, tiba tiba tangan eyang kakung memeluknya dari belakang tangan kanan langsung mengarah ke payudaranya sedang tangan kiri menjamah vagina Tasya dari luar celana yang dipakainya. Tasya meleguk mendapat serang secara tiba tiba otomatis wajah Tasya menoleh ke belakang tapi bibir Tasya di segapnya dengan lembut Tasya hanya bisa merasakan serangan birahi yang eyang kakung lancarkan.

Dengan pelahan tangan kanan eyang kakung yang ada di payudara melepas kancing kancing pada kemeja yang di kenakan setelah terbuka tangan kanan langsung memegang payudara Tasya dan meremasnya dengan lembut dan memaikan putting Tasya yang mulai mengeras. Tangan kiri eyang kakung juga menyusup masuk ke celana yang di pakai Tasya karena model kolor saja tengan dengan mudah, tangan kiri nya langsung menjamah klitoris Tasya, kenikmatan yang di rasakan Tasya atas serangan birahi yang eyang kakung lancarkan.

Tangan kiri Tasya juga ngak mau diam saja membalas serangan eyang kakung dengan mengusap penis eyang kakung yang mula mula dari luar terasa sekali dalam genggaman tangan Tasya, lalu di tariknya kolor pada celaa yang di kenakannya langsung memegang penis eyang kakung yang besar dan mengocoknya maju mudur, leguan baritone eyang kakung mulai terdengan kembali di samping erangan soprano dari Tasya merupakan nyanyian syawat yang mereka dengarkan.
Makin lama gerakan mereka makin cepat dan pada puncaknya eyang kakung memutar tubuh Tasya dan mereka saling berhadap hadapan dan serangan ke dua mulai di lancarkan oleh eyang kakung ciuman panjang langsung ke bulut Tasya yang seditit terbuka Tasya pasrah kerena tubuh nya mulai lemas walau belum mencapai puncak, kedua tangan Tasya ada di leher eyang kakung yang sedikit membungkuk sehingga leher Tasya yang kin mendapat seranga yang bertubi tubi leguan dan erangan saling bersaut sautan sepanjang pertarungan ini dan bibir eyang kakung kebawah lagi menyerang bukit kembar Tasya dan kedua tangan eyang kakung memeluk erat tubuh Tasya sehingga tubuh Tasya melengku kebelakang tangan satunya menyusup ke bongkahan pantat Tasya yang masih terbalut celana panjang.

Eyang kakung merasakan kelembutan bongkahan pantat Tasya dan meremasnya dengan pelan yang makin lama kakin kencang remasan tangan eyang kakung di buah pantat Tasya sedang mulut eyang kung masih menciumi bongkahan buah dada Tasya yang makin mengeras. Tasya hanya bisa merasakan serangan demi serangan eyeng kakungnya hanya bisa mengusap kepala eyang kakung dan menciumi kening eyang kakung dan dari mulut Tasya hanya terdengar erangan erangan erotis yang menambah semangant eyang kakung dalam menjamah tubuh Tasya.

Eyang kakung menambil nafas yang tersenggal senggal dan berdiri lagi kepala Tasya di pegangnya dan di ciuminya seluruh permukaan wajahnya sehingga tak satu pun dari kulit wajah Tasya yang tak terjilat oleh lidah eyang kakungn, Tasya mengeluarkan lidahnya yang siap menerima ciuman erotis dari eyang kakung dan pertemuan dua lidah yang saling membelit dan di selingi oleh leguan dan erangan erotis.

Tangan kanan eyang kakung ke bawah ingin mencopot belana goreng Tasya hanya sampai di mata lutut saja dan di lanjutkan dengan kali nya untuk berusaha mencopot celana doreng Tasya, dan akhirnya usaha eyang kakung berhasik dengan sukses melepas celana Tasya, kini Tasya didak memakai cekana apapun telanjang di bagian bawah.

Dinagkat nya badan Tasya dan di dudukan di pinggiran meja makan, eyang kakung mengambil salah satu korsi dan duduk didepan Tasya yang duduk di atas meja.

Dibukanya selakangan Tasya dan terlihat pemandangan yang sangat indah, vagina Tasya terlihat jelas warna merah muda semburat dari atas kebawah di samping kanan dan kiri belahan vagina Tasya berwarna putih ke coklatan

“Indah sekali vagina Tasya“ kata eyang kakung, otomatis Tasya yang mendengar pujian itu selakangan Tasya menutup tapi di tahan oleh ke dua tagan eyang Kakung dan tangan Tasya ingin menutupi vagina nya tapi kedahuluan mulut eyang kung sudah memberi serangan lagi ke vagina Tasya, begitu mulut dan lidah eyang kakung menempel dui atas vagina nya erangan panjang terdengar dari mulut Tasya

“Eyang kung …. ih …. ah …. eeennn aaaa kkkk“ ucap Tasya
Kepala eyang kakung yang masih di selakangan Tasya bibir dan lidahnya di atas kelentit Tasya dan Tasya hanya mampu melihat aksi eyeng kakung menciumi vagina Tasya kadang menyedot keras kelentit Tasya kadang juga menjitati kelentit itu, Tasya setengah rebah dan bertunpu pada ke dua sikunya sambil menimati pertunjukan yang eyeng kakung perlihatkan sukses membuar Tasya mengerang erang nikmat, ke dua jari eyang kakung mulai beraksi meneronos lubang vagina Tasya dan menaik turunkan tangannya menyentuh daerah palng sensitive di dalam vagina G-Spot Tasya berhasil di jamah oleh eyang kung dan mengheseknya secara perlahan lahan yang makin lama makin cepat dan makin cepat, Tasya beringas seperti cacing kepanasan dan menaikan ke dua kakinya di atas pundak eyang kakung tanpa terasa gobelan eyang kakung di G-Sopt Tasya membuat Tasya semalin melayang layang di angkasa badan terasa ringan dan kaki Tasya semalin kuat menekan kepala eyang kakungnya dan ditambah kedua tangannya memegang kepala eyang dan menekan ke dalan sangat kuat

“Eeeeyyyyyaaaannngggg ….. Taaasssssyyyaaaahhhh piiipppiiiiissss …“ teriak Tasya diakhiri dengan muncarnya pipis Tasya ke luar dari vagina Tassa eyang kakung hanya diam menerima semburan pipis Tasya dengan membuka mulutnya lebar lebar semua air pipis Tasya masuk ke dalam mulut sebagian ada yang di telan sebagian di keluarkan dan tercecer di lantai ruang makan, eyang kakung kehabisan nafas dan dengan terengah engah menerik nafas panjang duduk berandar pada kursi makan, pandangan mata mereka bertemu dan hanya tersenyum dari mulut Tasya dan di balas dengan senyuman juga oleh eyang kakung, setelah nafas mereka teratur kembali Tasya langsung turum dari meja makan dan duduk di pangkuan eyang kakung dan mereka saking berhadap hadapan tak lama kemudian bibir mereka saling menempel dan saling menyedot dengan gairah yang tinggi

Setelah puas berciuman Tasya minta eyang kakung duduk di atas meja dan Tasya di kursi yang di pakai duduk eyang kakung tadi, dibukanya selangkangan eueng kakung nya tampak penis besar dan panjang sudah tampak bediri dengan megahnya, diraihnya penis itu dengan jari jari Tasya yang mungil di elusnya secara perlahan dan pandangan mata mereka saling bertemu dan saling mengubar senyuman, tangan Tasya meraba setiap inci penis tersebut sampai pada buah peler yang menggelantung gagah, dua buah pelirnya sebesar elur asin itu mulai diciumnya san disedotnya pelan, rangsangan yang Tasya berikan untuk sejenak eyang kakung memejamkan mata meresapi apa yang Tasya lakukan, di jilatnya batang panjang dari pangkatsampai ujung berbentuk jamur dan diulang dari sudut yang berbeda depan belakang sampng kiri dan kanan dan berakhir dengan mencium kepala penis eyang kakung dan berusaha memakan kepala jamur ke dalam mulut Tasya yang terbuka lebar dipaksa untuk memesukkan kempali penis eyang kakung nampak sedikit sedikit penis besar eyangkakung tenggelam dalam mulut mungil Tasya, di gerakan kepala Tasya yang mulutnya penuh penis sambil memainkan ujung lidah Tassa mengelituk permukaan kulit eyang kakung, sepuluh menit berlalu eyang kung menarik tubuh Tasya tapi Tasya menolak nya bahkan di percepat kocokan penis dengan dan leguan baritone dari eyang kakung terdengan jelas dan akhirnya dari dalam penis eyang kakung mengeluarkan sperma warna putih kental dan agak lengket dan Tasya mencoba untuk menghisap ke dalam mulutnya menelannya hingga habis sperma milik eyang kakung yang terkapar nikmat setelah ke dua kaki eyang kakung kejang kejang dan di akhiri dengan semprotan tadi.
Lima belas menit berlalu nafas sudah teratur kembali, penis eyeng kakung pun sudah mulai loyo dengan sedilit sentuhan dengan tangan Tasya penis yang semula loyo mendadak menjadi tegang dan keras kembali, Tasya tersenyum geli melihat penis eyang kakung sudah keras kembali

Eyang kakung bergeser untuk turun dari meja makan dan memegang tangan Tasya

“Kapten harus bertanggung jawab, penis ku sudah bengkak kembali“ kata eyang kakung

“Siapa takut, jendral“ balas Tasya dengan senyum genitnya

Diciumnya bibir Tasya dengan penuh nafsu Tasya pun membalas ciuman eyang kakung dengan tak kalah bernafsunya, diangkatnya satu kaki Tasya ke atas dan di masukan nya penis eyang kakung ke dalam vagina Tasya, tangan Tasya berpegangan ke pundak eyang kakung dan pinggul eyang kakung mulai bereaksi maju mundur Tasyapun mengoyangkan pinggulnya ke kiri dan kanan gesekan ke dua kelamin membuat enak bagi kedua mahluk berlawanan jenis ini dari seorang kakek terhadap cucunnya, tak lama kemudian pantat Tasya diangkatnya kemudian eyangkungkun melangkah menuju kamar.

“Kamar kapten saja, jendral“ bisik Tasya ke telingga eyang kakung.

Eyang kakung melangkah ke kamar Tasya setelah sampai di depan pintu Tasya meraih handel pintu dan membukanya eyang kakung melangkah masuk kamar dan menutup kamar Tasya dengan kaki nya.
Di baringkannya Tasya di pinggiran tempat tidur dan Tasya mau membuka pakaina yang masih tersisa tapi di larangnya

“Aku mau ngentot dengan kapten Tasya” kata eyang kakung

Tasya ngak jadi melepas baju malah menggeser ke tengah tempat tidur sambil membuka lebar selakanganya memperlihatkan vaginanya ke eyang kakung. Eyang kakaung pun naik ke tempat tidur dan memposisikan penisnya di depan vagina Tasya, dipegannya penis besarnya dan di masukan ke lubang vagina Tasya, suara leguan dari mulut Tasya pun terdengar, tanpa komando pinggul eyag kakung langsung maju mundur sambil berpegangaan ke dua kaki Tasya yang menjulang ke atas, satu menit, dua menit, …., sepuluh menit pun berlalu ke dua kaki Tasya dirapatkannya dan di gulingkan ke kiri sehingga tubuh Tasya bergulir ke kiri, eyang kakung rebah di belakang tubuh Tasya dan pinggul eyang kakung bergerak kembali dan tangan eyang kakung dapat menjangko putting Tasya dari belakang, Tasya pun menoleh ke belakang langsung bibir Tasya di sambarnya sambil berciuman tapi pinggul eyang kakung tak berhenti untuk memompa terus hingga baju eyang kung masih di kenakan basah karena keringat, mulai menbanjiri tubuh mereka, sepuluh menit ke dua telah berlalu, entah berapa kali Tasya mengalami orgamus yang berkepanjangan terus enak dalam genjotan pinggul eyang kakung, diambilnya sebuah bantal di taruh di perut Tasya dan digesernya tubuh Tasya sampai tertkungkup tapi penis panjang eyang kakung mash besarang di vagina Tasya, di genjotnya kembali pinggul eyang kakung naik turun membuat irama derit tempat tidur mulai tedengar di celah celah erangan panjanga dari Tasya jeritan jeritan keenakan dari Tasya ngak pernah putus.

“Ennnnaaaakkkkk …. eyang ….. yang … keeennncceeengggg …..” pinta Tasya

Eyang kakung tidak merespon apa yang diucapkan oleh Tasya sebab komsentrasinya pada pinggul yang menggenjot pinggul Tasya yang tengkurep, tangan eyang kakung terus menggesek kepala putting Tasya dengan efektif sekali lagi lagi Tasya dibuat orgamus tapi pinggul eyang kakung tidak berhenti terus menggenjot vagina Tasya akhirnya pinggul eyang kakung menekan keras ke pinggul Tasya dan Tasya pun merasakan adanya aliran dayat yang akan keluat dari vaginanya

“Ahhhhh ….. Taaassssss ….. sssyyyyyaaaaa hhhh …. “ leguan panjang di barengi muncatnya air suci dari penis eyang kakung.

“AA hhhhhh ….. eeeyyyyaaaannnggggg …..“ sambil menekan keatas pinggulnya dan menyatulah tubuh ke dua manusia lawan jenis ini, eyang tepar kesamping Tasya dan meraih wahah Tasya yang masih keadaan tengkurep dan eyang menghadap ke atas ciuman lembut dan panjang sambil mengatur nafas yang tersenggal seggal.

“Eyang kok kuat banget siiiiihhh ….“ tanya Tasya
“Iaaa…. nih …. mungkin ini cinta eyang kakung yang terakhir Tasya sehingga membuat bada sealu vit untuk menyetubui Tasya selalu, biar Tasya puas dan tak bisa melupakan eyeng kakung“ jawab eyang kakung

“Eyaangggg, Tasya tu cinta banget lho dengan eyang kakung, sudah lama sekali eyang“ kata Tasya, lanjutnya

“Seluruh jiwa raga Tasya untuk eyang kakung seorang dan tak mungkin tegantikan dengan sosok orang lain“

“Ya eyang tau kalau Tasya selalu ada untuk eyang kakung, terima kasih Tasya“ ucap eyang kakung

“Benar kok kata eyang putri dulu, bahwa eyang putri juga ada untuk eyang kakung selalu walau terpisah dengan jarak dan waktu sebab tugas, oleh karenanya eyang putri mewanti wanti terus ke Tasya supaya terus memikirkan eyang kakung walau terpisah oleh jarak dan waktu dan Tasya sekarang baru bisa merasakan apa yang eyang putri rasakan mencintai eyang kakung dengan sepenuh hati” kata Tasya

“Ia Tasya, eyeng juga akan selalu setia ke Tasya seperti kesetiaan eyang kakung ke eyang putrimu, itu pun sudah eyang kakung lakukan semenjak eyang putri meninggal dunia hanya untuk menanti jawaban Tasya eyang kakung sanggup menjaui semua godaan terutama godaan tentang syahwat” kata eyang kakung sambil menciumi leher Tasya yang jenjang Tasya dan eyangkung melepas baju yang Tasya kenakan sekarang dalam keadaan polos tanpa selembar benang yang menutupi tubuh telanjang Tasya

Tangan kanannya memeluk tubuh telanjang Tasya dan memainkan payudara Tasya dan tangan Tasya pun ngak mau ketinggalan membelai lembut penis eyang kakung sambil terus berbicara

“Eyang kakung, Tasya ngak habis mengerti dengan perasaan Tasya sendiri, banyak temam teman Tasya yang menyatakan cinta ke Tasya, tapi selalu Tasya menghundar dari semua ini, pikiran Tasya hanya untuk eyang kakung seorang, semenjak eyang putri ngak ada, Tasya juga merasakan kalau eyang kakung adalah jodoh Tasya“ cerita Tasya

“Eyang kakung juga merasa heran kok Tasya, eyang kakung kok bisa nemcintai cucu eyang sendiri , padahal di tempat kerja yang dulu eyeng kakung di kelilingi oleh banyak wanita yang cantik cantik baik dari kalangan TNI ataupun pembisnis, eyang selalu ingat Tasya yang cantik dan gemesin dan kalau bertemu Tasya membuat penis ini tegang ngak karuan ingin melampiaskan tapi ngak berani, kalau eyang kakung pikir pikir apa ini puber ke dua ya“ kata eyang kakung

“Kalau gitu klop kan eyang kakung, Tasya baru mengalami puber pertama dan eyang puber ke dua pas“ kata Tasya

Makin lama mereka bercerita makin sering merangsang satu sama lain dan Tasya terkejut

“Ih …. eyang kakung ih …. penisnya kok tegan lagi sih“ kata Tasya senang

“Kamu yang binik horny eyang kakung sih” kata eyang kakung

Tasya bangun dari tidurnya dan mélangkai tubuh telanjang eyang kakung dan memasukan penis eyang kakung he dalam vaginanya, karena vagina nya masis basah, Bleeeesss.

Eyang kung meleguk dasat ketika penis nya sukses masuk ke tubuh Tasya, tanpa diperitah ke dua kali Tasya langsung menggoyag pinggulnya kedepan dan kebelakang gesekan kedua kelamin itu membuat sara gatel di dalam vagina Tasya dan mengarahkan penis eyang kakung ke arah yang terasa gatel makin lama semakin cepat goyangan pinggul Tasya, eyang kakung masih diam sambil melihat tubuh Tasya bergoyang dan mulai meremas payudara Tasya yang bergelantungan indah.

Tasya pun tersenyum menikmati remesan remesan tanga eyang kakung di payudaranya akhrnya Tasya mencapai orgamus lagi, eyangk kaung menganglat tubuh Tasya dan membalikannya Tasya ada dibawah tubuh eyang kakung, dan mulai menggenjot lagi vagina Tasya dengan irama yang sangat pelan dan tubuh eyang kakung bertumpu pada ke dua sikunya untuk menumpang tubuhnya.

Tasya sudah mulai merasakam ada gerakan di dalan varinanya sesuatu yang enak mendesak keluar dari dalam dan terkumpul di vagimamya

“Eyaaaanngggg ….. Ehhemmmm …..“ erang Tasya
Eyang kakung melihat tada tanda Tasya akan orgamus lalu mempercepat goyangan pinggulnya dan menekan keras penis nya kedalam vagina Tasya pun mengerang disertai kejang kejang di seluruh tubuhnya, eyang menghentikan genjotan pinggulnya tapi hanya sebentar memberi kesempatan untuk Tasya menikmati orgamuasnya, dan mengenjot kembali dalam kadar yang lebih bertenaga dari yang sudah, tidak lama kemudian Tasya meleguk lagi dan berseru

“Eyaaaannnggg …. ehheeemmmm“ kata Tasya
Taya Orgamus kembali dan eyang kakung menghentikan genjotanya, detelah istirahat satu – dua menit, eyang kakung menggenjot lagi vagina Tasya dengan rpm tinggai, Tasya hanya bisa menerima dan meraskan keindahan bercinta dengan eyang kakung yang perkasa dan mambuat dirinya terbang ke anggkasa meraih bintang bintang yang certaburan.

“Eeeeyyyyyyaaaaaannnnnnggggggg ……..“ seru Tasya

“Taaaaassssssgs ssyyyyyyaaaaahhhhh …..“ seru eyang kakung dengan dasat
Tubuh Tasya melengkung ke atas sedang tubuh eyang kakung melengkug kebawah dengan kakuatan yang sama dasatnya tubuh Tasya dan eyang kakung bersatu dalam beberapa menit, akhirnya melem itu eyang kakung tepar dan tidur disamping Tasya sampai pagi
Hanya senyumam kepuasan di bibir mereka berdua.

Semoga berkenan suhu
 
🙏 trimakasih om Ro238 atas updatenya 👍:tepuktangan:mantap serta semakin menarik ceritanya,...
Cuma usulan aja biar ceritanya lebih terhayati,tasya manggil ke pak bram bagusnya jangan eyang kakung tapi dengan panggilan mas,akang atau apalah panggilan yang mesra...apalagi ini sub judulnya kemesraan.
Mohon maaf apabila saya ngasih usulan...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd