Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Suwun apdetnya Gan Ts ....
Dan kalo diijinkan, ane ingin kasi dikit masukan, tapi tidak ada kaitannyya dengan materi cerita.
Tentang judulnya.
Bila artinya adalah Keputusan Hati, maka yg lebih tepat adalah Heart's Decision, atau Agan bisa pake Decision of Heart.
Ini masalah perbedaan hukum DM / MD antara bhs Indonesia & Inggris.
Maaf tidak ada niatan menggurui 🙏
 
🙏 trimakasih om Ro238 atas updatenya 👍:tepuktangan:mantap serta semakin menarik ceritanya,...
Cuma usulan aja biar ceritanya lebih terhayati,tasya manggil ke pak bram bagusnya jangan eyang kakung tapi dengan panggilan mas,akang atau apalah panggilan yang mesra...apalagi ini sub judulnya kemesraan.
Mohon maaf apabila saya ngasih usulan...
Makasih om @Dafaarkan. Saran dipertimbangkan pada part selanjutnya suhu
 
Suwun apdetnya Gan Ts ....
Dan kalo diijinkan, ane ingin kasi dikit masukan, tapi tidak ada kaitannyya dengan materi cerita.
Tentang judulnya.
Bila artinya adalah Keputusan Hati, maka yg lebih tepat adalah Heart's Decision, atau Agan bisa pake Decision of Heart.
Ini masalah perbedaan hukum DM / MD antara bhs Indonesia & Inggris.
Maaf tidak ada niatan menggurui 🙏
Makasih suhu @almago82.
Judul udah di ganti sesuai saran 👍👍
 
Part 9: Hari Pertama

3rd Pov

Keesokan harinya Tasya bangun merasakan badannya sakit semua dan vaginanya merasa basah dan meneteskan cairan sperma eyang kakung dan cairannya sendiri duduk di tepi ranjang arena pertempuran semalam Tasya melihat eyang kakung masih tertidur sangat pulas masih dalam keadaan telanjang bulat, Tasya tersenyum mengingkat kemesraan tadi malam yang di lalui berdua, eyang kakung sungguh angat romantis, melihat bayu seragam Kowad yang ada di sisi ranjang dan melihat nama Tasya ada di dada sebelah kiri tanda pangkat kapten ada di ke dua lengannya bayu doreng kas TNI – AD walau Tasya sendiri ukan anggota kowad entah eyang kakung dapat baju dari mana.

Digerakan pinggulnya kekiri dan kanan sambil melangkah masuk dalam kamar mandi menyalakan shower air hangat dan berdiri di bawah pancuran itu, rasa segar menyelimuti seluruh badan Tasya, mengambil sampo cair dan nenuangkannya ke tanganya dan mulai membasai rambutnya dengan sampo dan meremas remas rambutnya sendiri dan berdiri kembali di bawah pancuran dan membersihkan bekas cairan sampo yang ada di rambut kepalanya, lalu mengambil sabun cair dan mengoles sabun itu ke seluuh tubuhnya, semua area tubuh Tasya tak terlewatkan dari ujung kaki sampai kepala, kembali ke bawah pancuran air hangat setelah bersih mematikan air shower dan mengambil sikat gigi dan diolesi tanpasta dan mulai menggosok giginya sampai bersih, masih dalam keadaan telanjang Tasya keluar dari kamar mandi dan mengambil kimono ternuat dari anduk dan memakainya, tak lupa juga memnambil handuk kecil untuk mengerinkan rambut yang masih basa.

Jam enam guman Tasya, lalu melangkah keluar ruangan menuju ruang makan melihat celana yang dipakai semalam masih tertinggal di lantai ruang makan, di ambilnya dan mengambil paci diisinya dengan air dan di taruh di atas kompor,kemudian di tinggalnya, menuju kamar mengambil baju doreng yang terletak di lantai dan membawanya ke tempat cucian, Tasya melangkah masuk kamar eyang kakung mengambil CD, Kaos singket, baju batik dan celana untuk di kenakan ke kantor setelah ini dan membawanya ke kamar Tasya dan di taruhnya di atas meja rias, kembali Tasya ke dapur menyiapkan kopi kesukaan eyang kakung dan segelas susu untuk nya dan di bawanya ke dalam kamar Tasya.

Waktu sudah menunjukan jam setengah tujuh, Tasya membangunkan eyang kakung dengan sebuah kecupan panjang di bibirnya, merasa bibirnya ada yang yang menciumnya eyang kakung menggeliat tubuhnya dan mendapatkan Tasya berada di sampingnya baru mencium kening eyang kakung dan secara cepat tubuh Tasya di tangkapnya sabil mendekap tubuh Tasya bibir eyang kakung mencium bibir Tasya dengan sangat lembut Tasya sadar bahwa eyang kakung sudah bangun memudian merik tangan Eyang kakung sehingga eyang kakung terbangun dari tidurnya dan mengandengnya masuk ke kamar mandi dam mempersilahkan eyang kakung mandi selesai mandi eyang kung berjalan keluar dari kamar mandi dakam keadaan telanjang bulat memamerkan penis yang megelantung bebas bergoyang ke kanan dan kekiri.

“Ih, eyang kakung parno, mana belum anduk andukan masih basah gitu“ kata Tasya sambil mengambil anduk dan di berikan ke eyang kakung setelah itu eyang kakung memakai baju yang sudah di siapkan oleh Tasya untuk berangkat ke kantor.

“Tasya kamu ngak ke kantor” kata eyang kakung

“Ngak lah males, masih capek nih“ jawab Tasya

“Ngak boleh gitu dong Tasya, kamu sekarang menjadi panutan orang se kantor panutan 250 orang karyawan” kata eyang kakung

“Lalu apa yang nanti Tasya kerjakan “ kata Tasya

“Banyak Tasya, Tasya bisa melihat lihat kinerja para pegawai dari paling kecil sampai yang terbesar dan melihat bagian bagian seperti dapur, salon, tempat jahit dan masih sambil berkenalan dengan karyawan sebagai seorang owner harus menguasai semua bidang paling tidak tau seluk beluk atau proses suatu barang itu di hasilkan atau kalau masih malas juga diam diri di kantor kamu juga punya ruangan sendiri bisa aja kamu belajar disana atau hanya membaca majalah atau koran atau kirin emai atau jawan WA teman temanmu asal kamu tetap di tempat semua orang ngak akan bertanya dan memberi tugas kepadamu, kecuali tugas dari eyang kakung memuaskan eyang kakung di atas tempat tidur Tasya” kata eyang kakung

“Ia, akhirnya kesana juga, apa semalem kurang sih“ kata Tasya

“Kurang sih engak Tasya, tapi kalu dekat dengan mu hawanya ingin mencumbuimu melulu bikin sang kopral mengangguk angguk terus” jawab eyang kakung sambil tersenyum.

“Ia deh Tasya ganti baju dulu“ kata Tasya

Tasya mengambil baju dari almari dan memakainya hanya memakai blus lengan pendek warna merah muda dipadu dengan rok panjang selutut dengan warna putih rombut di sisisr biasa dan memoleskan bedak tipis dan lipsglos di bibirnya,

“Wah, cantik sekelai cucuku saat ini” kata eyang kakung sambil mencium kening Tasya dan hanya di balasnya denga senyuman

“Terima kasih eyang ku yang ganteng“ kata Tasya.

Setelah makan pagi yang diapkan oleh bu Surti mereka makan dengan duduk berdampingan sambil berbincang bincang dan di selingi gurauan gurauna segar.

Jam 7.30 Tasya dan eyang kakung berangkat ke kantor, Tasya yang menjabat owner peusahaan itu, dan eyang kakung yang menjabat direktur pada Larasati group.

Setengah jam kemudian mereka sudah sampai di halaman kantor Larasati Group. Tasya dan Eyang Kakung beralan berdampingan , banyak karyawan yang berpapasan dengan mereka mengucapkan selamat pagi dan di balasnya sapaan itu dengan selamat pagi juga disertai senyuman dari mereka berdua. Tasya dan eyang kakung berpisah Tasya memasuki ruangan khusus untuk owner dan eyang kakung memasuki ruang direktur. Tasya masuk ruangann masih bingung lalu duduk di korsi di belakang meja besar, di atar meja besar itu hanya terdapat sebuah laptop dalam keadaan mati dan tertutup dan telpun meja. Tasya mengamati isi ruangan itu di sana ada meja korsi satu set untuk menerima tamu, ada juga sebuah sofa panjang dan di depannya terdapat TV besar 42 in, ada potret eyang putri memakai kebajak di sebelahnya ada potret eyang kakung dan eyang putri berdampngan disamping ada juga ganmbar presiden dan waklinya dan lambing Negara Garuda Pancasila dan sebuah bendera sang merah putih didamping ada tulisan besar Larasati group.

Disebelah kiri tempat duduk Tasya ada toilet dan disampingnya ada ruang tertutup dan di sampingnya ada ruang control ke semua bagian yang berhubungan denga ruang direktur dan sekurite. Tasya melangkah mendekati ketiga ruang itu dan membukanya dan memauki ke dalam ruangan paling kiri berupa toilet di lihatnya sangat bersih lantai kering ada closet duduk dan shower di pojok sudah ada sabun cair dan tisu khusus untuk toilet, kemudian ruang tengah masih tertutup dan terkunci, dan di ruangan paling ujung di bukanya masih terlihat seperti kemarin.

Kembali Tasya ke tempat duduknya baru saja duduk ada suara d ketukan di pintu tiga kali.

“Masuk“ kata Tasya

Setelah pintu di buka terlihat seorang laki laki kira kira umurnya 40 tahunan

“Selamat pagi, bu“ kata kali kali itu

“Selamat pagi” jawab Tasya, lanjutnya “Ada apa pak”

“Bu perkenalkan saya Sukro, saya sebagai pinpinan CS disini bu” kata pak Sukro

“Pak Sukro ya, jangan panggil ibu lah, aku masih sekolah juga belum pantas di pangil ibu“ kata Tasya

“Lalu panggil apa ya” kata Sukro

“Mbak aja ya sama seperti yang lain“ kata Tasya

“Baik mbak ….. “ kata Sukro sambil diam

“Tasya pak“ kata Tasya

“Baik mbak Tasya“ jawab Sukro

“Kebetulan bapak dari CS ya, saya mau tanya ruang tengah itu isinya apa ya pak, kok ngal bisa dibuka“ kata Tasya

“Ia bu, kamar tengah itu isinya barang barang pribadi ibu Niken, jadi selalu saya kunci sepeninggalan ibu Niken“ kata Sukro

“Bawa kunci nya” kata Tasya

“Kuncinya ada di laci tempat mbak duduki“ kata Sukro sopan

“Coba ambil aku ingin lihat barang barang dari eyang putri“ jawab Tasya sambil berdiri dari tempat duduknya

Sukro melangkah membuka laci di sebelah kiri palingbawah dan mengambil kunci dan melangkah menuju kamar yang tengah dan membukanya dan mempersilahkan Tasya untuk masuk

Tasya masuk ruangan yang dibuka oleh pak Sukro dan mendapatkan sebuah ranjang cukup besar masih tertutup seprei putih terdapat juga 2 bantal dan 1 guling semua di lapisi kain putih ada sebuah meja rias dan sebuah almari pakaian di sana

Tasya keluar dari kamar itu pak Sukro mengikuti dan mau menguci pintu tersebut tapi di larang oleh Tasya dan menyerahkan kunci pada Tasya dan menempelkan pada tempat kunci di pintu tersebut.

“Kalau perlu apa apa tolong panggil saya di telp internal no 12“ kata Sukro, lanjutnya “ Kalau tidak ada lagi, saya permisi dulu, mbak Tasya “

“Ya, silahkan pak“ jawab Tasya

Kemudian Tasya masuk kembali ke ruangan tengah sebagai ruang pribadi eyang putri, Tasya tertawa sendiri, kalau capek ingin istirahat bisa tidur seharian di sini, setelah masuk mengambil pewangi ruangan dan menghidupkan AC di ruanga itu untuk menghilangkan bau yang ngak enak maklun sudah hampir dua tahun ngak di pakai, membuka almari pakainan eyang putri melihat beberapa potong pakaian yang ada di dalam almari itu di ambilnya satu dan di tempelkannya ke badannya dan melihat dari sebuah kaca besar, pas kayaknya, dilepas pakain yang di kenakan di ganti dengan pakaian kerja eyang putri, ternyata kebesaran sedikit terutama bagian perut pinggang dan dada, dilepasnya kembali pakaian itu masih bagus guman Tasya tapi sayang kebesaran sedikit, Tasya punya pikiran untuk mengecilkan pakaian itu untuk di pakai saat beraada di kantor seperti saat ini, di gantungnya kembali pakaian tadi dan Tasya memakai pakainan nya kenbali, keluar dari ruangan pribadi eyang putri dan mulai sekarang menjadi ruangan pribadinya.

Tasya ingin belajar cara mengoperasikan sendiri di ruang control, kemudian Tasya menelpun ke bagian sekurite.

“Selamat pagi mbak Tasya“ kata seorang laki laki dari seberanga sana

“Selamat pagi pak, ini pak Hadi ya“ kata Tasya

“Betul mbak, ada perlu apa ya “ kata Hadi Wardoyo pinpinan sekurite

“Gini pak, saya ingin belajar mengoperasikan ruang control, tapi kalau bisa cewek pak yang paham betul tentang ruang control, kalau kali laki takut fitnah pak“ kata Tasya

“Ok mbak sementar saya carikan satpam perempuan yang tau benar mengoperasikan ruang control“ kata Hadi

“Ok, pak saya tunggu“ kata Tasya

Telpun di tutup dan Tasya kembali duduk di tempat duduknya kembali. 10 menit kemudian pintu ruangan Tasya di ketok dari luar

“Masuk“ kata Tasya

“Pagi, Bu“ kata seorang wanita berseragam Satpam memakai celana panjang, lanjutnya “Saya Dian bu, yang di tugasi oleh pak Hadi untuk memberi keterangan cara opesarinya ruang control“ kata Dian

“Ya mbak Dian, silahkan duduk“ kata Tasya, lanjutnya “Jangan panggil ibu lah mbak, saya masih sekolah juga“ kata Tasya

“Lalu apa saya memanggil ibu“ kata Dian

“Mbak aya ya mbak“ kata Tasya

“Baik mbak ….“ kata Dian

“Tasya mbak“ jawab Tasya

Tasya dan Dian segera masuk ke ruang control dan Dian ambil kursi yang ada di ruangan itu dan menaruhnya di dekat korsi operator

“Silahkan mbak Tasya duduk di kursi operator“ kata Dian

Setelah Tasya duduk dan Dian juga duduk di korsi disamping Tasya.

“Mbak runagan control ini berhubungan langsung dengan ruang control yang berada di ruangan pak Bram dan juga di ruang sekurite, kalau lampu hijau di atas itu menyala tandanya ruangan ini sudah on dan siap di operasikan, kalau mati mbak Tasya harus menghubungi kami di ruang sekuritas, seperti tadi mbak menghubui pak Hadi, pertama menghidupkan TV monitor denga remot setelah hidup ada peritah masukan password, mbak ketik Niken maka semua sistem sudah on, mau lihat ruangan mbak Tasya, tekan cennel 1 maka terlihat di layar ruangan mbak Tasya, ruangan pak Bram cennel 2 dan seterusnya di sini ada daftar untuk masing masing cannel” kata Dian sambil menunjukan daftar yang ada di selah meja operator

Banyak hal yang di pelajari Tasya dari mbak Dian seorang sekurite perusahaan Larasati group, dan banyak pertanyaan yang diajukan oleh Tasya dan semua di jawab dengan sopan, terakhir kalinya Tasya menggubungi eyang kakung yang saat ini juga baru berada di ruang control

“Selamat Siang eyang kakung“ kata Tasya di layar monitor yang berada di ruang control eyang kakung.

“Selamat Siang Tasya, eh baru belajar ya dengan siapa“ tanya eyang kakung

“Dengan mbak Dian eyang“ kata Tasya

“Udah bisa mengoperasika dengan benar ya“ kata eyang kakung

“Sudah eyangkakung, sudah pinter kok” kata Tasya, lanjutya ”Sudah ya eyang nanti di lanjut di kopi darat”

“Apa Tasya, kopi darat, ha ha ha …..“ kata eyang kakung sambil mematikan cannel 2.

“Yok mbak, gimana nih cara mematikan“ kata Tasya

“Biasa seperti memayikan computer“ kata Dian

“Ya coba ya“ kata Tasya

Tasya menyadown dan keluar dari system.

“Mari mbak duduk di ruangku sebentar ada yang mau tanyakan“ kata Tasya

Tasya dan Dian kembali ke ruangan Tasya kembali, Tasya duduk di korsi pimpinan dan mbak Dian duduk di depan Tasya.

“Mbak Dian boleh aku bertanya“ kata Tasya setekah duduk di kursinya

“Tanya tentang apa mbak“ tanya Dian

“Itu aku tadi bongkar bongkar ruang pribadi eyang putri disana aku menemukan beberapa setel pakaian eyang putri yang masih bagus dan layak di pakai kerja, tapi setelah saya coba kok kebesaran semuanya hanya sedikit sih, mau tanyak kalau mau ngecilin pakaian di dekat sini di mana ya“ tanya Tasya

“Mbak Tasya di sini kan ada Butik juga yan menyediakan pakaian seragam untuk karyawan di Butik itu juga ada yang disebut bagian modiste sama dengan penjait gitu tinggal telpun aja ke bagian salon dan butik nanti ada petugas yang datang kesini dan dapat mengecikan dan membuat pakaian seragam sendiri khusus pegawai tetap dia akan menerima pakaian seragam dari perusahaan 2 stel yang harus di kenakan setiap hari” kata mbak Dian.

“Terima kasih mbak atas informasinya“ kata Tasya

“Kalau tidak ada lagi, saya mohon pamit, mbak Tasya” kata Dian

“Terima kasih ya mbak atas pembelajaran hari ini“ kata Tasya

“Baik mbak, saya mohon diri“ kata Dian

“Ya” jawab Tasya

Setelah Dian pergi sebentar kemudian ada ketukan pintu lagi

“Masuk“ kata Tasya

Setelah pintu terbuka seoranag karyawan yang usianya masih muda sekitar 22 – 23 tahunan berdiri di ambang puntu dan mengucapkan salam

“Selamat siang bu” kata seorang wanita itu

“Ya, mari silahkan duduk” kata Tasya sambil berdiri

Setelah karyawan tadi duduk

“Bu, saya di tugasi oleh pak Bram menjadi sekretasis pribadi ibu“ kata orang Tadi

“Oh ia” kata Tasya agak terkejut mendengar keterangan dari karyawan tersebut, lanjutnya

”Nama mbak dan lulusan“ Tanya Tasya

“Nama saya Nurmala dan saya baru lulus taun ini dari pendidikan D3 jurusan kesekretariatan” kata Nirmala

“Jangan panggil ibu lah, saya juga belum lulud SMA kok“ kata Tasya

“Tapi disini ibu adalah pimpinan kami semua jadi wajar kalau kami memanggil ibu“ jawan Nurmala

“Mbak aja deh kelihatannya lebih akrap” kata Tasya

“Baik bu eh, mbak …. “ kata Nurmala

“Tasya, mbak Nur” kata Tasya

“Baik mbak Tasya “ kata Nurmala

“Coba jelskan apa yang menjadi tugas dari sekretaris“ tanya Tasya

“Baik, mbak Tasya“ kata Nurmala, kemudian “Salah satunya mengkomfirmasi kalau ada tamu yang ingin ketemu dan mengingatkan mbak kalu ada acara kedinasan, dan mempermudah semua urusan mbak baik dinas atau non dinas“

“Baik saya mengerti“ kata Tasya

“Oh, ia mbak Nur, tadi saya lihat di ruang pribadi eyang putri ada beberapa baju dinas setelah saya coba agak kebesaran , tolong nanti hubungi bagian modiste untuk mengecilkan untuk saya pergunakan kalau pas dinas akau kerja“ kata Tasya

Nurmala mencatat yang menjadi tugas yang pertama untuk Nurmala sebagai sekretaris owner perusahaan itu.

“Oh ia mbak, ada perwakilan karyawan dari perusahaan ini ingin menghadap mbak Tasya” kata Nurmala

“Siapa tu“ kata Tasya

“Dari serikat buruh dari perusahaan ini, katanya ingin sekali berkenakan dengan owner perusahaan ini“ kata Numala

“Oh,silahkan, sekarang atau nanti“ kata Tasya

“Terserah mbak mau menerima mereka kapan” Tanya Nurmala

Tasya melihat jam di dinding yang terletak di pojok kakak dekat pintu.

“Sekarang udah jam 10.30 nanti seperempat jam lagi ya” kata Tasya

“Baik mbak“ kata Nurmala, lanjutnya“ Saya permisi dulu”

“Ya” kata Tasya

Waktu yang seperempat jam ini di gunakan Tasya untuk istirahat dam membuat secangkir coklat yang tersedia di sudut ruangan dibuat semacam Bar kecil, setelah memuat minuman Tasya duduk kembali di tempat duduknya. Sebentas lihat laptop yang ada di atas meja kerja Tasya menghidupkan system tapi tidak bisa masuk kerena di minta password untuk masuk ke system.

Tasya menilpun sektrrtasis nya.

“Hallo mbak Nurmala, bisa bantu saya ngak“ tanya Tasya

“Ya mbak Tasya apa yang bisa bantu“ kata Nurmaa

“Ini saya mau menghidupkan laptop yang ada di meja saya tapi ngak tahu password nya tolong carikan password nya ya“ kata Tasya

“ Ia mbak sebentas saya carikan, nanti saya infokan mbak“ kata Nurmala

“Ia, saya tunggu“ kata Tasya dan menutup kembali telpunmya.

Jam 10.45 menit pintu ruangn Tasya di ketuk dari luar

“Masuk“ jawab Tasya

Setelah pintu terbuka masuk 5 orang yang terdiri dari 3 orang laki laki dan 2 orang Wanita dan Tasya menerima mereka di ruangan kerjanya

“Silahkan masuk dan silahkan duduk” sambut Tasya berdiri dan mengulurkan tangannya untuk berjabatan tangan tanda perkenalan sambil mengucapkan nama masing masing mereka duduk melingkar di kursi ynag disediakan untuk meneri Tamu dan menyisakan satu korsi untuk Tamu korsi panjang terpaksa di pakai oleh tiga orang sekaligis memeng besar dan di siapkan untuk 3 orang.

Setelah mereka duduk dan Tasya juga duduk di depan mereka

“Perkenalkan kami dari Serikat buruh dari perusahaan Larasati group ini, nama saya Bagas Surya Mustika, ke dudukan sebagai ketua harian” Kata Bagas, seotang laki laki kira kira berusia 40 tahunan masih sangat energik, setelah selesai bagas memberi kode ke temannya untuk memperkenalkan diri da dijawab dengan anggukan Tasya dan ternyum pada Bagas

“Perkenalnan saya Dwiyan Mahardika, sebagai wakil ketua PSBI ranting Larasari Group” kata Dwiyan, seorang kali kali berubur kira kira 35 tahunan.

“Saya Dwi Susanti, sebagai sekretaris umum, bu“ kata Dwi Susanti seorang Wanita berjilbab berusia 30 tahunan,

“Saya Esti Wediningsih, sebagai bendahara, bu“ kata Esti, seotang wanita berunmur 30 tahunan

“Saya Kusnanto, sebagai pembatu umum, bu“ kata Kusnanto seorang laki laki berumur sekitar 40 tahunan

Setelah Tasya mendengar perkenalan mereka Tasya dengan senyum nya yang khas

“Mas dan mbak, boleh saya panggil begitu ya, karena saya juga ngak mau dipanggil ibu, panggil aja mbak biar lebih akrap dan lebih bersaudara, dan saya masih sekolah juga sekarang baru duduk di bangku kelas XII sebentar lagi ujian, sebenarnya saya juga terkejut ketika kemarin siang saya mendapat warisan dari nenek, eyang Niken sebuah perusahaan ini, maaf nama saya Tasya Anggaeni, panggil saja Tasya” kata Tasya, lanjutnya “Apa yang bisa saya bantu”

“Begini bu, eh, mbak Tasya kami dari perwakilan seluruh karyawan dari perusahaan Larasati group ini ingin sekali berkenalan dengan mbak Tasya sebagai owner dari perusahaan ini, kan kurang ethis kalau ada karyawan dari perusahaan ini tidak mengenal siapa pemilik perusahaan ini” kata Bagas mewaliki teman temannya, lanjutnya “Hanya sebuah perkebalan antara pemilik perusahaan dengn seluruh karyawan bukan hanya managemen saja yang mengenal tapi semua karyawan, ngak usah mengada ngada mbak kami hanya ingin saling mengenal dan saling tatap muka dengan mbak Tasya dan mendengan rencan mbak lima tahun ke depan sehingga kami sebagai karyawan menapat anggin segar utuk terus mengabdi di perusahaan ini sebagai gantungan kehidupan kami ini“ kata Bagas

“Perkenalan dengan seluruh karyawan ya” ulang Tasya, lanjutnya setelah berpikir dalam mengambil keputusan “Ya nanti akan saya pertimbangkan usulan mas mas dan mbak mbak dari serikat buruh, nanti akan saya bicarakan dulu dengan eyang kakung dan beberapa manager untuk menanggapi usulan mas dan mbak semua, ada lagi” kata Tasya

“Satu lagi mbak Tasya, saya menginginkan sebuah ruangan tersendiri untuk menampung kegiatan kami semacam ruang secretariat begitu ngak usah se mewah ini tapi cukup untuk kami bekerja“ kata Bagas

“Untuk usulan ruangan secretariat ya “kata Tasya, lanjutnya “Maaf nanti akan saya bicarakan dengan direktur eyang Bram enaknya bagaimana, tapi dalam hal ini saya sagat setuju bagaimana mas dan mbak akan bekerja sementara ruang kerja ngak ada, boleh saya bertanya” kata Tasya

“Boleh mbak silahkan” kata Bagas

“Bagaimana caranya mas dan mbak ini membiayai organi sasi ini“ kata Tasya

“Kami semau anggota sistem iur yang besarnya sudah ditentukan 2% dari gajih yang di terima setiap bulan, dari iur anggota itu kami membiayai semua kegiatan yang ada, bila anggaran untuk semua kegitan itu kurang kami mengajukan proposal ke perusahan untuk minta bantuan untuk melaksanakan kegiatan itu, tapi itu pun jarang di lakukan sebab semua kegiatan dapat di tutup dari uang iur dari kegiatan lain“ kata Bagas

“Kegiatan lain, seperti apa tu” kata Tasya

“Kegiatan lain saat ini kami mendirikan semacam koperasi dari kita untuk kita dan sampai saat ini kami sudah bisa meminjamkan para anggota sebesar 5 jutaan, mbak, dan modal koperasi ini terus bertambah dan rencana ke depan kami akan menambah usaha pengadaan sembako dan keperluan lainnya sebab modal dari anggota nantinya akan kembali keanggota sebagai SHU, dan ini sudah berlangsung lama semejak ibu Niken masih sugeng sampai saat ini dan modal koperasi kami sudah sekitar 500 – 600 jutaan lebih mbak” kata Bagas

“Siapa saja yang menjadi Anggota Serikat buruh ini dan koresasi” kata Tasya

“Semua pegawai atau karyawan termasuk juga manager bahkan pak Bram juga menjadi anggota serikatan buruh ini, tapi kalau koperasi ngak ada paksaan suka rela“ kata Bagas

“Jadi saya juga harus mrnjadi anggota perserikatan buruh ini, ya“ kata Tasya

“ Memang ngak ada keharusan sih untu pimpinan perusahan direktur dan owner dan pemegang saham itu kan kebiasaan perusahan ini, ada pertanyaan lagi mbak Tasya“ jelas Bagas

“Saya kira cukup mas Bagas lain kali akau ada pernyaan lagi bisa tanyakan langsung ke mas Bagas ya“ kata Tasya

“Terima kasih waktu yang di berikan kepada kami untuk konsultasi ini mbak Tasya, kabar baik selalu kami nanti seperti permohonan kami selaku karyawan“ kata Bagas

“Baik nanti segera kami kabari mas Bagas“ kata Tasya

“ Saya kira cukup mbak Tasya, kami mohon diri “ kata Bagas

“Baik Silahkan“ kata Tasya sambil bediri dan menerima jabat tangan dari mereka

Setelah selesai menerima pengurus sirikat buruh Tasya duduk sambil kepala di sandaran kursi, dalam batin nya, capek juga ya dan Tasya membayangkan kalau harus memerima tamu baik dari dalam atau dari luar perusahaan ini, Tasya baru menyadari capeknya bekerja dan perlu refressing penyegaran kembali, padahal sudah lebih dari 2 tahun ini eyang kakung mengelola perusahaan ini betapa jenuhnya eyang kakung, tapi Tasya mengharap setelah ini eyang kakung punya waktu sekedar refressing dan Tasya akan membuat eyang kakung selalu refress luar dan dalam, mengingkat peristiwa tadi malam Tasya tersenyum sendiri dan membanyangkan keganasan eyang kakung di atas ranjang, ahhh …. desah Tasya

kriiiing ….. ktiiiing …… kriiiing ….. menyadarkan Tasya dari lamunannya lalu mengangkat telpun yang ada di atas meja kerjanya

“Hallo ….“ suara wanita di seberang

“Selamat siang mbak Tasya, ini dari Nurmala“ kata Nurmala

“Ia ada apa mbak Nur“ kata Tasya

“Mau memberi tahu password dari laptop yang ada di meja mbak Tasya adalah ****** “ kata Nurmala

“Sebentar mbak Nur“ kata Tasya

Tasya menghidupkan kembali lattop dan mbak Nur mengulang password yang di ucapkam tadi dan Tasya bisa masuk ke system informasi di kantor ini dan membaca beberapa dukumen yang penting terutama kepegawaian, system penggajian baru membuka sebentar ada panggilan dari HP Tasya teryata dari eyang kakung

“Selamat Siang eyang kakung“ sapa Tasya

“Yok, makan siang dan istirahat dulu nanti di lanjutkan“ kata eyang kakng

“Sebentar eyang Tasya ke ruangan eyang kakung“ jawab Tasya

Tasya keluar dari system dan keluar dari ruangan nya menuju ke ruang eyang kakung diketuk nya pintu ruang eyang kakung berada

“Masuk” teriak eyang kakung

Tasya masuk ke dalam ruangan melihat eyang kakung baru duduk di sofa dan melihat siaran TV, Tasya langsung mendekat dan duduk di pangkuan eyang kakung sambil mencium bibir eyang kakung dengan mesra dan eyang kakung membalas berupa ciuman yang tak kalah lembutnya, tidak lama Tasya melepas ciumannya.

“Eyang kakung, tadi ada perwakilan karyawan yang di wakili serikat Buruh yang intinya semua karyawan ingin berkenalan dengan Tasya sebagai owner perusahaan tidak usah pakai pesta dan sebagainya mereka ingin ketemu dan mendengar rencana perusahaan ke depannya bagai mana“ kata Tasya

“Bagus itu, ada pepatah tak kenal maka tak sayang ya kan” kata Tasya

“Lalu bagai mana dong di mana tempatnya dan kapankan Tasya masih bingung dan tadi Tasya jawab saya nanti akan di bicarakan dengan eyang kakung dan para manager dulu“ jawab Tasya

“Benar sekali kamu tidak jawab langsung dan kamu harus membicarakan dengan ke 4 managemen ditambah bag keunagan dan HDR gitu Tasya“ kata eyan kakung

“Kalau nanti bisa bertemu saat istirahat di kantin bisa ngak atau ada pertemuan tersendiri“ kata Tasya

“Ya anti aya di bicarakan pada saat istirahat, cuma ingin mendengar pendapat dari para manager setelah itu di tindak lanjuti dengan memanggil mereka yang terlibat sehingga waktu dapat di gunakan se efisien mungkin“ jawab eyang kakung

“Eyang kakung, terima kasih ya, telah menunjuk seorang sekretaris untuk Tasya mbak Nurmala“ kata Tasya

“Ya, Tasya saya pilihkan sekretaris pribadimu yang masih muda sehingga bisa di ajak pertimbangan dan Nurmala kan baru lulus dari D3 kesekretariatan dan nilai sempurna sehingga lebih fress dalam menjalankan tugas sebelumnya hanya menbantu Mutiningsih di sekretariatan, memang sudah saya siapkan sebelum kamu datang“ kata eyang kakung, selanjutnya ”Itu stategi bisnis, persiapan dalam melakukan bisnis kalau dalam kemiliteran merupan strategi perang“

“Ya sudah eyang, kita ke kantin ya, udah laper nih“ kata Tasya

“Ayo” jawab eyang kakung sambil gandeng tangan, Tasya dan eyang kakng menuju life untuk turun ke lantai 1 dan masuk ruangan khusus untuk manager, ada beberapa manager baru makan siang bersama, melihat Tasya dan eyang kakung mereka menghentikam makan dan memberi salam, eyang kakung kan Tasya langsung mengambil makan di meja prasmanan dan mengambil minum di meja minum dan bergabung dengan mereka para manager.

Sambil mereka makan Tasya mengambil inisatif untuk membuka permasalahan dari para karyawan

“ Eh, Om om dan Tante tante saya mau jurhat boleh” kata Tasya sambil melihat reaksi mereka.

“Boleh kok mbak Tasya, mungkin kita kita bisa membantu” kata Luna

“Gini Om dan Tante, tadi tu ada perwakilan karyawan datang ke tempat saya minta saya di mengadakan pertemuan denga semua karyawan untuk memperkenalkan diri saya bingung tante kapan waktunya dan dimana, mintanya sih ngak usah apa apa hanya ingin berkenalan dan mengcapkan selamat bergabung gitu“ kata Tasya

“Tadi pagi saya lihat mas Bagas mengadakan pertemuan disini tapi ngak tau masalah apa yang di bahas maklum serikat pekerja belum punya tempat untuk pertemuan ya kalau ada pertemuan ya disini“ kata tante Maesella manager catering.

“Kalau boleh usul kita adakan di tempat ini aja kan tempat ini yang paling memunggkinkan untuk mengadakan pertemuan untuk semua karyawan, dan kalau di perkenankan waktunya bisa di ambil waktu istirahat jam siang jadi tidak mengganggu jam kerja sambil makan siang“ kata tante Maria Agustin dari HDR

“Betul saya setuju usul mbak Maria“ kata tante Luna

“Gimana kalau menunya pada hari itu ada sedikit perbedaan dari biasanya dengan menambah biaya menu 2500 – 5000 rupiah per kepala“ kata Tante Marsella

“Bagaimama bagian keuangan tante Puji“ kata Tasya

“Ngak masalah mbak Tasya, kalau memang udah ada persetujuan dari mbak Tasya dan pak Bram“ kata tante Puji

“Sekarang begini aja“ kata eyang kakung, lanjutnya “Nanti seusai pertemuan ini Masella dan Maria bikin Anggaran, dan dihitung nanti dikurangai jatah makan untuk setiap harinya, baru besok pagi di konfir ke Tasya atau aku, langsung dana bisa di cairkan, siang nya belanja untuk pertemuan selanjutnya lusa pertemuan bisa di laksanakan“

“Baik pak Bram jadi rencana pertemuan 2 hari lagi tempat di cafeteria“ kata tante Marsella

“Cepat to Tasya tanpa bertele tele semua bisa di putuskan dengan cepat itulah strategi Tasya“ kata eyang kakung

“Ia eyang kakung akhlinya strategi” kata Tasya

“Ini pembelajaran untuk mu, kalau kerja di kerjakan satu orang dan di kerjakan oleh team akan lebih efektif, nah ini tugas seorang leader yang selalu bisa meminit setiap even yang ada, efisiensi baik biaya dan tenaga“ kata Eyang kakung tapi maksud dari eyang kakung juga memberi pengertian ke para manager cara bekerja secara team itu sunggung efektif.

“Good general “ kaya mayor Hadi dari sekurite

“Oh ia mbak Tasya, nanti setelah usai istirahat akan saya kirim petugas dari dari modiste biar ngukur untuk mengecilkan pakaian kerja eyang putri untuk ukuran mbak Tasya, sekalian untuk biki kebayak yang akan mbak pakai saat acara besok lusa sekalian untuk dukumen kantor” kata tante Luna

“Kok malah bikin kebaya juga sih“ kata Tasya

“Untuk Dukument kantor nanti biar bagian photo grafer yang mengerjakan dan selalian untuk promosi“ kata Tante Luna

“Ya udah Tasya ikut aja” kata Tasya

“Satu lagi mbak, kalau pakai seragam kantor sebaiknya tidak menggunakan sepatu cats kayak nau heaking aja” kata tante Luna

“Nanti pulang kantor mampir di lantai 2 aja disana banyak koleksi sepatu kerja” kata Luna

“Ok sebelum Tasya pulang mampir ke bagian salon dan butik” kata Tasya

Sebentar kemudian terdengar bel yang menandakan waktu istirahat sudah selesai dan Tasya dan eyang kakung kembali ke lantai 5 tempat ruang kerja Tasya dan Bram. Dalam perjalanan eyang kakung bertanya.

“Tasya pakaian yang mana sih pakaian eyang putri yang mau di kecilin“ tanya eyang kakung

“Tadi pagi tu Tasya menemukan ruang pribadi eyang putri yang di kantor, didalamnya ada satu set tempat tidur, tempat rias dan sebuah almari pakaian, di dalam almari pakaian ada 5 setel pakain kerja eyang putri yang ngak sempat di pakai tapi setelah Tasya coba kebesaran semua jadi tadi minta pada mbak Nur untuk menghubungi bagian Salon dan butik untuk mengukur ulang pakaina eyang putri yang ada di sana, kan eman kalau pakaian yang masih bagus gitu di buang setelah tahu itu adalah pakaian seragan kerja khusus untuk eyang putri jadi Tasya minta untuk mengecikkan pada bagian perut dada dan pinggul, ternya tubuh Tasya lebih langsing dari tubuh eyang putri, eyang kakung ngrasangak sih“kata Tsaya

“Yok ikut Tasya sebentar“ kata Tasya setelah sampai di depan ruang kantor Tasya

Eyang kakung mengikuti dari belakang dan langsung masuk kamar tengah setelah eyang kakung masuk kamar Tasya langsung mengunci kamar itu dan tangan nya langsung ke leher eyang kakung dan memberi ciuman hangat

“Terima kasih eyang kakung, sekarang ada tempat untuk ML di kantor tanpa di ketahui para karyawan“ kata Tasya manja

Dibibingnya eyang kakung sampai tepi ranjang yang berseprei putih itu

“Empuk tanan eh …. he he he ….“ kata Tasya

“Udah nanti aja di rumah tak habisin kamu Tasya“ kata Eyang kakung sambil memeluk tubuh Tasya mencium leher Tasya sehinga Tasya bergerijang tubuhnya menahan geli

“Ya udah eyang kakung nanti aja di rumah“ kata Tasya

“Mangkanya jangan berani membangunkan macan tidur kalau udah bangun susah untuk menidurkan kembali” kata eyang kakung

Tasya dan eyang kakung keluar dari kamar kecil itu dan duduk berdampingan di sofa, kemudian terdengar ketukan pintu ruang Tasya

“Masuk“ teriak Tasya

“Tasya, eyang kakung balik ke ruangan yang kakung ya“ kata eyang kakung

“Ya, nanti Tasya ke sana ya yang“ kata Tasya

Setelah pindu di buka terlihat seorang wanita kira kira berumur 25 tahun dan eyang kung langsung keluar ruangan Tasya

“Sekamat siang Pak Bram“ kata wanita itu

“Selamat siang juga“ kata eyang kakung

“Selamat siang mbak Tasya“ kata wanita itu

“Silahkan duduk mbak …..“ kata Tasya

“Heni mbak “ kata wanita itu

“Iya mbak Heni silahkan duduk“ kata Tasya mengulang peritah untuk duduk

“Terima kasih mbak“ kata Heni

“Saya di utus bu Luna untuk mengukur baju mbak Tasya dan mengambil baju yang mau di kecilkan“ kata Heni

“Sebentar ya mbak Heni saya ambil dulu pakaian eyang putri yang perlu di fermak“ kata Tasya sambil melangkah ke ruang pribadinya dan mengambil 5 setel pakaian yang mau difermak kemudian Tasya menaruknya di meja di depan mbak Heni

“Ini mbak pakaian yang perlu di perbaiki“ kata Tasya

Heni mengambil pakaian yag ada di hadapannya dan membuka satu persatu dan melipatnya kembali dan berdiri mengeluarkan notes untuk mencatat ukuran ukuran yang di perlukan, dan mempersilahkan Tasya untuk berdiri.

Seperempat jam kemudian Heni sudah selesai mengukur badan Tasya dan menyatakan mungkin besok pagi pakaian yang di fermak salah satunya sudah bisa dipakai dan dan pagi pagi sudah kami antarkan ke ruangan mbak Tasya menjawabnya dengan angguan dan tersenyum

“Terima kasih mbak Heni“ kata Tasya

“Saya pamit dulu mbak Tasya” kata Heni sambil meninggalkan ruangan.

Setelah Heni keluar ruangan Tasya segera menyusul di ruangan nya eyang kakung, dan mengetuk pintu ruang eyang kakung

“Masuk“ kata eyang kakung, dan Tasya membuka pintu ruangan eyang kakung dan melihat eyang kakung duduk di korsi kerjanya.

“Eyang kok santai sih“ kata Tasya

“Eyang baru selesai meneliti dukumen perjanjian dengan pemeritah dalam ikut meramaikan haji tahun ini, kita mendapatkan kauta 250 orang haji plus yang tahun kemarin kita mendapat jatah 150 orang haji plus, karena dinilai baik pelaksanaan haji plus yang di selenggarakan oleh perusahaan kita ini penilaian mereka tentang kinerja kita“ kata eyang kakung.

Tasya berjalan mendekati korsi yang di duduki oleh eyang kakung dan mendaratkan pantatnya ke pangkuan eyang kakung.

“Eyang kakung hebat“ kata Tasya sambil membelai rambut eyang kakung yang mulai beruban.

“Hebat apanya Tasya“ jawan eyang kakung.

“Ya hebat semuanya, pertama hebat melobi orang orang pemeritahan, kedua mencari terobosan untuk memajukan usaha ini, dan ketiga hebat di atas ranjang dan itu Tasya paling suka dan membuat Tasya semakin sayang pada eyang kakung, sepertinya eyeng putri ngak salah memilih eyang kakung menjadi suami tercinta” kata Tasya

“Kamu juga hebat Tasya pada hari pertama ini Tasya berhasil mengenal lingkungan dan berhasil menarik simpati semua manager di perusahaan ini, terbukti rencana Tasya langsung di dukung oleh semua bagian, tadi sebelum istirahat semua manager berkumpul disini termasuk bagian sekurite dan bagian bagian yang lain, semua menaruh harapan yang besar kepada kepemimpinanmu walaupun kamu belum pernah belajar leadership tapi cara mengambil keputusan tidak gegabah semua itu di kembalikan ke flour untuk menentukan kebijagan, ini langkah awal yang baik Tasya“ kata eyang kakung sambil mencium kening Tasya.

“Terima kasih eyang kakung atas pujiannya, semoga Tasya ngak jadi besar kepala“ kata Tasya

“Apa Tasya, besar kepala ha ha ha ….“ kata eyang kakung, lanjutnya “Dan yang ke dua Tasya kamu pandai membuat eyang kakung selalu horne bila berdekatan dengan mu terus, dan pandai memuaskan eyang kakung di atas pempat tidur, sudah cantik, manja dan yang terpenting eyang suka banget dam membuat hati eyang kakung berbunga bunga di akhir hayat eyang kakung dan menyambut kematian dengan rasa gembira dan bahagia“

“Eh, eyang kakung ngak boleh ngomong begitu, eyang kakung harus sehat dan harus membikin Tasya puas dan orgasme sepanjang malam” kata Tasya.

“Ia ia sayang ….“ kata eyang kakung sambil mencium bibir mungil Tasya dan Tasya pun merespom ciuman eyang kakung dengan semangat tinggi.

“Udah ah, eyang Tasya mau ke lantai 2 ke tempat tante Luna dulu“ kata Tasya sambil berdiri hendak melangkah meninggalkan ruangan tapi tangan Tasya di pegang oleh eyan kakung

“Eh … Tar dulu Tasya, ada yang akan eyang kakung omongin sebentar“ kata eyang Kakung, lanjutnya “Duduk dulu di sin“, sambil membimbing Tasya duduk di sofa di ruangan itu, lalu eyang kung melinggalkan Tasya kembali kemeja kerjanya membuka laci dan mengambil sesuatu dari alam laci tersebut dan melangkah menghampiri Tasya kembali dan sesampainya di hadapan Tasya, eyang kung berjongkok membuka kotak dan di berikan ke Tasya “Jadilah istri ku yang ke dua dan jadilah ibu dari anak anakku“

Tasya terkejut dengan apa yang diberikan eyang kakung sebuah kalung, cincin dan anting bermata berlian yang di lapisi dengan emas putih, Tasya pun hanya diam dan menatap eyang kakung dan tak kuasa menahan tangisnya, tangis kebahagiaan.

“Aku mau eyang kakung Bram Kusuma,Tasya mau menjadi istri eyang Bram kusuma yang kedua menggantikan eyang putri Niken dan akan melahirkan anak amak untuk eyang kakung Bram kusuma tersayang” sambil menciumi ke dua tangan eyang kakung yang memegang cincin kalung dan anting itu.

Di buka kembali kalung sebagai hadiah ulang tahun dulu dan diganti kalung bermata berlian dari emas pitih melingkar di leher Tasya, diambilnya cincin berlian dan di pasangnya di jari manisnya dan terakhir dipasangnya anting di kedua daun telinganya. Eyang kakung puas melihat Tasya memakai cincin, kalung dan antingnya.

“Terima kasih eyang atas pemberian ini yang berharga ini” kata Tasya, lanjutnya “Rasa sayang ke eyang kakung akan aku wujutkan dengan memamggil eyang kakung dengan Mas Bram tersayang.

“Ia sayangku, kekasihku, istriku dan juga cucuku ini sebenarnya sudah eyang kakung persiapkan 1 tahun yang lalu dan sengaja eyang kakung simpai di kantor ini “ Jawab eyang kakaung, lamjutmya “Kalau begitu aku juga akan memangilmu dengan Jeng Tasya, seperti aku memanggil eyang putrimu dulu”

“Baik mas Bram, dan mabai mana panggilan sayang ini kalau aku dan mas Bram sedang berdua tapi kalau aku dan mas Bram ada di luar aku tetap sebagai cucu mas Bram biar rasa hurmatku ke eyang putri terjamin sebelum ikatan resmi kita” kata Tasya

“Sebentar ya sayang aku ingin cantik malam ini, aku mau coba salonnya tante Luna nanti kalau selesai kita langsung pulang ya sayang aku kangen banget dengan ini mas Bramku“ jawab Tasya sambil merapa penis eyang kakung di luar celana yang di pakainya

Tasya pamit dengan ciuman di bibir eyang kakung sambil mengucap “Sebentar, suamiku” kata Tasya sambil melangkah keluar ruang eyang kakung menuju life untuk turun ke lantai 2 keberadaan konter salon dan butik, sesampainya si salon langsung di sambut oleh tante Luna sendiri

“Selamat siang Tante, sibuk ya“ kata Tasya

“Eh … Ngak kok Tasya, mari“ kata Tante Luna sambil menggandeng tangan Tasya masuk ke dalam salon.

“Boleh nyobak nyalon ngak” kata Tasya

“Boleh kok, mau paket lengkap ya“ kata Tante Luna

“Boleh, biar tambah cantik tan, apa saja sih paket lengkap itu“ kata Tasya

“Patet lengkap ya semuanya, perawatan wajah, perawatan tubuh, kuku dan rambut dan bonus untuk mbak Tasya perawatan mrs v“ kata tante Luna

“Boleh juga tu“ jawab Tasya

“Nah sekarang ganti bajumu dengan kimono ini di tempat ganti, tu diruang sebelah, semuanya di lepas ya biar gampang perawatan nya“ kata tante Luna

“Ia“ kata Tasya sambil melangkah masuk sebuah ruangan yang di runjuk oleh tante Luna

Setelah berganti dengan memakai komono dan diajak memasuku ruangan untuk perawatan tubuh dulu dan perawatan mrs V di dalam ruangan hanya ada tempat tidur tingga dan sebuah meja dan beberapa korsi.

“Nita tolong mbak Tasya ini di terapi dulu ya“ kata tante Luna

“Ya, Bu“ jawab Nita sang terapis

“Perkenalkan Saya Nita mbak” kata Nita sambil menjabat tangan Tasya

“Tasya“ kata Tasya menyambut jabat Tangan Nita

“ Tunggu sebentar ya, mbak saya menyiapkan lulur, mbak silahkan duduk dulu “ kata Nita

Tidak lama sekitar 5 menit, Nita masuk kembali ke dalam ruangan sambil membawa baskom

“Silahkan mbak berbaring di tempat tidur tengkurep“ kata Nita

Tasya langsung melakukan apa apa yan di peritahkan oleh Nita, berbaring masih menggunaka kimononya, setelah berbaring terngkurep

“ Mbak saya lepas ya kimononya “ kata Nita

Tasya kembali duduk di atas tempat ridur melepas kimononya dan berbaring kembali di tempat tidur, Nita mengambil handuk bersih menutup tubuh telanjang Tasya dari punggung sampai pingulnya. dan menaruk kimono yang tadi di pakai di tempat gantungan baju

Mula mula Nita memijit bagian kaki sambil membauri ke dua kakli Tasya dengan lulur aroma terapy dan naik ke bagian pinggul dam menijitnya naik lagi bagian pinggang dan terakir bagian punggung, setelah selesai Tasya untuk terlentang di pijutnya bagian kedua tangan dan di beri lulur aroma terapy, setelahnya bagian dada, di pijitnya pajudara tasa secara melingkar lingkar dan di pente penyetnya putting Tasya, setelah selesai turun ke bawah bagian perut dan dan pinggul, kemudian bagian mrs V

“ Mbak bulu bulunya di rapiin ya apa mau di bentu, mbak bisa melihat model model cukuran mrs V, lalu Nita mengambil sebuah Albem berisi gambar gambar bentuk cukuran mrs V. Tasya duduk sebentar untuk menentukan bentuk mrs V, Tasya memilih bentuk sederhana tapi masih terlihat bulu bulu rapi tipis memanjang dari ujung kelentit membesar membentuk segitiga terbalik dan di samping kiri dan kanan mrsV terlihat bersih tanpa bulu sama sekali, Sudah selesai mbak nanti mandinya setelah perawatan wajah dan rambut jadi ngak dua tiga kali harus mandi Setelah selesai Tasya mengenakan kimononya kembali dan keluar dari tempat itu dan melihat jam pada dinding ruangtersebut ternyata selam 45 menitan Tasya di terapi malah sempat tertidur juga tadi saking enak badannya terasa enteng sekali otot ototnya sudah pada kendor dan nikmat sekali

Setelah Tasya selesai terapi, Tasya di antar oleh tante Luna kuntuk perawatan wajah dan Rambut hanya sebentar hanya 15 menitan di sana dan setelah akhirnya pemotongan rambut hanya merapikan karena ramput Tasya sudah bagus panjang se pinggang, hitam tebal. Setelah semuanya selesai Tasya masuk amar mandi dan mandi di bak yang berisi air terapi, mbak Nita yang melayanui kembali hanya sekitar 10 menitan di ruang itu dan Tasya ganti baju kembali setelah mengeringkan rambutnya dan memakai pakaian yang Tadi.

Tasya dengan di antar oleh tante Luna melihat litah apa saja yang menjadi koleksi pada Solon dan Butik ini, memilih sepatu kerja yang pantas untuk di pakai kerja dan memilh sepatu sadal hak tinggi setelah itu Tasya di antar ke bagian mosdiste ketemu mbak Heni yang baru sibuk mengecilkan pakaina Tasya tadi

“Kebetulan mbak Tasya datang kemari, sudah selesai 1 set pakaian mbak bisa di coba” kata Heni

Tasya menerima pakaian dari Heni dan mencobanya

“Pas enak banget di pakainya“ kata Tasya

“Yang lain besok ya mbak, oh ia pakai kebayanya model bagai mana ya“ kata Neni

Kemudian Heni menyodorkan model model kabayak dan Tasya memilih model yang simple dan mimimalis dengan sedikit menonjolkan bentuk tubuh kelihatan Ramping dan berisi, dan mencoba kain yang sudah jadi seperti rok biasa biar tidan ribet memakainya, untuk eyang kakung dipilihnya jas resmi kelihtan anggun dan simple juga gentel semua pakainan yang sudah di pilih Tasya lalu d bungkusnya dan memilih pakaian santai dan seksi, rok pendek 20 cm di atas lutut hanya menutupi pinggul berwarna orange dan beberapa pakaina tidur koleksi dari butik setelah itu Tasya menuju kasir untuk membayar nya tapi tante Luna menolaknya, dan Tasya memaksa membayar semua belanjaan dan perawatan salon dengan harga khususu. Setelah membayarnya jam sudah menunjukkan jam 4.30 menit dan Tasya langsung ke ruangan eyang kakung dan ternyata eyang kakung tertidur dikorsi dengan nyenyaknya dan Tasya tidak membangunkan tidur eyang kakung dan meninggalkan ruangan tersebut dan menyimpan barang barang yang baru di fekmak dan sepatu yang di belinya tadi di kamar pribadinya. Setelah itu Tasya masuk kembali ke ruangan eyang kakung ternyata eyang kakun sudah bangun dan jam sudah menunjukan jam 5 lebih.

“Udah, kok lama banget sih eyang sampai tertidur“ kata eyang kakung

“Habis ke salon ya lama mas, aku di pijit di lulur sampai otot yang kaku menjadi lemas kembalienak badan Tasya setelah pijat dan luluran kemudian perawatan wajah, rambut dan nanti di rumah ada kejutan untuk mas Bram pasti suka deh“ kata Tasya sambil tersenyum manis tanpa menyebutkan kejutan apa itu.

“Oh ia, di sini aja kelamaan kalau di rumah“ rengek eyang kakung persis dengan seorang anak minta permen ke ibunya


“Ngak boleh sayang nanti di rumah saja ya sayang” kata Tasya.

“Sekarang aja Tasya“ rengek eyang kakung menbuat Tasya mau tertawa melihateyang kakung merengek seperti iti

“Kalau sekarang namanja bukan kejutan sayang“ tegas Tasya, lanjutnya “Nanti ya nanti ngak boleh sekarang”

“Ya,Tasya ngak asik nih“ rengek eyang kakung sambil memesang muka cemberut, lanjutnya “ya udah pulang, yuk”

Eyang kakung berdiri mengambil tas bawaan Tasya dan menggandenganya dengan mesra keluar dari ruangan dan menuju life untuk turun menju lantai dasar, semampainya di lantai dasar eyang kakung dan Tasya menuju tempat parkir dan tampak halaman udah sepi karena banyak yang sudah pada pulang
.
Lima belas menit kemudian Tasya dan eyang kakung sudah sampai dirumah dan memasukan mobil ke dalam garasi. dan mereka berdua turun masuk ke dalam rumah, sementara satpan yang menjaga rumah tersebut datang menghadap.

“Lapor ndan“ kata seorang berseragam satpam

“Ya ada apa“ kata eyang kung

“Mau lapor tadi ada orang dari dealer mobl datang menghantar sebiah mobil atas nama Tasya Anggraeni “ kata satpam tersebut

“Mana mobilnya“ kata eyang kakung
“Di depan ndan, dan ini surat suratnya“ jawab satpan sambil menyerahkan surat surat

Setelah eyang kakung menerima surat surat tersebut

“STNK dan BPKB nya mana“ kata eyang kakung

“STNK dan BPKB nya 3 hari lagi“kata satpan itu

Eyang kakung menarik Tangan Tasya keluar ke halaman depan, terlihat sebuah mobil city car warna putih terpakir di halama dengan no polisi sementara.

“Tasya mobilmu udah datang tu“ kata eyang kakung, lannjutnya”Sudah bisa serir mobil kan dan sudah punya SIM“ kata eyang kakung

“Sudah eyang dan ini SIM Tasya“ kata Tasya sambil mengeluarkan SIM dari dalam dompet nya

“Mau coba sekarang, nih kuncinya“ kata eyang kakung

“Iya deh …. he he he, Tasya punya mobil baru“ ledek Tasya sambil menjalurkan lidahnya.

Tasya mengambil kunci mobil dan melangkah ke mobil city car warna putih itu dan membuka pintu pengemudi dan di ikuti oleh eyang kakung yang duduk di korsi penumpang disebelah korsi pengemudi.

Tasya menghidupkan mesin mobil dan menyetel AC hawa sejuk dari AC itu, dan mulai menjalankan mobil itu menuju gerbang rumah dan berhenti sejenak untuk pamit ke satpan yang tadi

“Mau keluar sebentar coba mobil“ kata eyang kakung sambil mengeluarkan kepalanya dari kaca jendela yang terbuka, kaca gelap sehingga ngak kelihatan dari luar kalau tidak membuka kaca jendelanya.

Tasya menjalankan mbil masih dengan hati hati dan pelan, mobil metic sehngga mudah untuk di operasikan. Lama lama Tasya mencapai kecepatan 40 km / jam kecepatan tercepat untuk dalam kota, Tasya keliling menuju pusat kota dan putar di alun alun utara dan kembali lagi ke rumah sebelum sampai rumah Tasya melihat pom bensin dan mengarahkan mobil nya kesana dan membeli pertamax dan disi penuh. Sesampainya di rumah mobil langsung di masukan ke dalam garasi memang besar bisa muat 4 atau 5 mobil sekali gus. Senelum mereka turun, Tasya mengeser tubuh nya ke tubuh eyang kakung nan mencari bibir eyang kakung untuk di lumatnya di dalam mobil baru, eyang kakung bereaksi yang sama menciun bibir Tasya dengan mesra dan lembut. akhirnya bibir mereka lepas

“Terma kasih mas Bram“ kata Tasya.

“Sama sama Jeng Tasya“ jawan eyang kakung

Mereka keluar dari mobil baru Tasya dan langsung melangkah ke kamar masing masing waktu sudah menunjukkan jam 6 sore, halaman mulai gelap dan lampu lampu penerangan sudah mulai di nyalakan.

Tasya masuk ke dalam kamar mandi dan sekali lagi mandi menggosoknya denga sabun cair dan setelahnya bersalin baju dengan tangtop warna putih tanpa BH sehingga putting tercetak jela masih mungil sebesar kuku kelingking menonjol seksi sekali, di padu dengan rok pendek warna orange pendek memkai celana dalam sting yang menutupi vagina saja sedang pantap kaca terlihat vagina mengintip di balik rok pendek yang di pakainya.

Eyang kakung sampai bengong melihat penampilan Tasya hari ini membuat penis eyang kakung sedikit nenegang, eyang kakung memakai kaus di padu dengam celana boxser se lutut sehingga bayang banyang pemis yang menegang terlihat jelas tanpa CD sehingga penis besar eyang kakung membayang.

“Tasya, sunggung seksi sekali cucu eyang, kekasih eyang, istri eyang nih“ kata eyang kakung

“Eyang kakung suka kan“ kata Tasya

“Apa ini kejutannya“ kata eyang kakung

“Bukan, kejutannya ada di selankangan Tasya, pasti deh eyang kakung suka” kata Tasya

Tasya melangkah ke ruang makan sudah tersedia lauk untuk sore hati ini, sayur lodeh, ayam goreng, lalapan dan sambel terasi dan menutupnya kembali, membuat kopi dengan sedikit gula dan membuat juga colkat hanggat dan di bawanya ke ruang keluarga setelah meletakkan dua cangkir minuman tadi Tasya duduk di samping eyang kakung yang baru membuka aplikasi WA dan membuka kiriman email dari HPnya

“Mas Bram katanya mau lihat kejutan di selakangan aku” kata Tasya
Eyang kakung berheti sebentar untuk melihat wajah Tasya yang tesenyum

“Mana coba” taka eyang kakung

“Buka sendiri dong mas” kataku

Eyang kakung mengatur tubuhnya menghadap ke tubuh Tasya yang berada di sampingnya, dan melepas tapi celana yang dipakai Tasya dan menariknya ke bawah terlihat vagina Tasya yang masih di tutupi g – sting dan menarik kesamping, eyang kakung hanya tersenyum melihat bentuk vagina Tasya dengan model segitiga terbalik dan merabanya Tasya dengan manja mencium kening eyang kakung

“Mas, suka” kata Tasya

“Suka sekali jeng, jilatinnya tambah semangat nih, ingin coba boleh” kata eyan kakung

“Boleh tapi sebentar ya, sebentae lagi mahrib” kata Tasya

Kepala eyang kakung turun kebawah dan bibirnya mulai menjilat vaginati Tasya yang merasa ada ribuan volt yang menyerang Tasya.

“Udah sayang, nantu lagi ya” kata Tasya sambil menarik pantatnya menjauh dari muka eyang kakung yang tersenyum kea rah Tasya dan mencium kening Tasya dengan mesra.
 
Masih banyak tipo nya.
Semoga berkenana jangan lupa kripik mendoan nya ya
 
Makasih updatenya om @Roo238, semangat dalam bekerja dan berkarya.
Sehat dan bahagia selalu.
 
"Ohhhh mas bram,aq udah kepengen"
"Sama jeng tasya mas juga udah kepengen".
Kepengen apaan ya?
 
Bimabet
Udah beberapa hari aq singgah disini,blum ada yg datang untuk meramaikan pondok ini,walaupun begitu semoga om Ro238 g lama untuk melanjutkan ceritanya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd