Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

1. Rumah Kami Surga Kami 2. Petualangan Hot 3. Langkah Langkah Jalang (TAMAT)

Bagian 07


K
eesokan harinya ... ketika aku sedang berada di ruang kerjaku, handphoneku berbunyi “kling ... klang ...”

Ada WA masuk. Kubuka ... ternyata dari Bu Syahrina Surabaya. Isinya :

-Selamat siang Big Boss ... saya bersama Bu Fransiska akan terbang dari Surabaya jam 18.00 nanti. Menurut jadwal akan landing jam 19.15. Mohon petunjuk, alamat yang harus kami tuju -

Aku tersentak. Karena baru teringat bahwa aku punya janji untuk memberikan “pengarahan” kepada direktur cabang ketiga dan keempat yang sama - sama setengah baya itu. Memang aku akan memberikan pengarahan sedikit kepada mereka. Taoi tujuan utamaku adalah mengeksekusi mereka ... !

Maka kujawab singkat WA itu : -Nanti kujemput ke bandara-

Lalu aku berpikir, mau dibawa ke mana kedua wanita setengah baya yang di mataku seksi abis itu ?

Akhirnya kuputuskan untuk dibawa ke villaku saja. Villa yang kemaren kupakai untuk mengeksekusi Wulan ... !

Tadinya aku merombak villa itu untuk menyenangkan keempat istriku. Tapi malah ngerarisan untuk “mengeksekutot” istri Yoga. Dan sekarang aku berniat untuk mengeksekusi kedua direktur cabang yang sama- sama setengah baya itu. Sementara keempat istriku belum pernah tahu bahwa villa itu sudah kurombak demi kesenangan hati mereka ... ?!

Biarlah. Villa itu kalau kuibaratkan mobil baru, kan harus inreyen dulu ... nanti kalau mesinnya sudah lancar, barulah keempat istriku akan kubawa ke sana ... hahahahaaa ... !

Begitulah. Pada jam 19.00 aku sudah merapat ke bandara. Lalu menunggu mereka di sebuah café, yang belakangan ini kopinya terasa encer terus. Tapi biarlah, yang penting aku punya tempat yang bagus di depan pintu gerbang bandara. Sambil minum black coffee, meski kurang enak. Karena belakangan ini aku sudah terbiasa minum kopi Arabica Aceh Gayo. Harus kental (strong) pula. Bukan kopi Sumatra asal - asalan begini. Tapi buat orang awam pasti café ini dianggap keren.

Seperempat jam kemudian kudengar bunyi pesawat mendarat. Kalau yang landing itu pesawat dari Surabaya, berarti penerbangannya tidak delay. Tapi mungkin Bu Syahrina dan Bu Fransiska menggunakan pesawat dari maskapai yang bukan “juara delay”.

Aku pun mengirim WA ke Bu Syahrina. -Aku menunggu di café depan bandara-

Nama cafenya tidak kusebutkan. Nanti dikira promosi café pula.

Kalau WA itu sudah dibuka nanti, berarti pesawat yang baru landing itu benar - benar pesawat yang ditumpangi oleh kedua wanita setengah baya itu.

Datang WA baru. Tadinya kusangka dari Bu Syahrina. Ternyata bukan. WA itu dari Wulan. Isinya -Bang ... kapan aku dibawa ke villa lagi ? Aku ketagihan Bang. Ingin dientot lagi sama Bang Sam -

Aku tersenyum sendiri membaca WA dari istri Yoga itu. Tapi kubalas dengan masalah lain : -Bagaimana reaksi Yoga setelah kamu pulang ?-

Wulan menjawab -Dia kelihatan senang sekali. Dan langsung ngajak ML. Tapi ya begitulah ... dia tidak powerful seperti Bang Sam. Tapi biarlah. Aku kan sudah punya Bang Sam Tercinta dan Tersayang-





-Tapi kalau mau ketremuan denganku, kamu tetap harus minta izin dulu pada Yoga-

-Kata Bang Yoga, kalau mau ketemuan sama Bang Sam, aku tak usah minta izin dulu padanya. Yang penting sesudahnya harus laporan-

-Ya udah. Nanti kita bahas lagi. Sekarang aku mau meeting dulu ya. Pokoknya aku cuma mau menyimpulkan ... memekmu enak banget Lan. Aku juga ketagihan. Mwuaaaah-

-Iya. Selamat meeting Abangku sayang. Mwuaaaah buat bibir Abang ... mwuaaah juga buat titit panjang gedenya -


Ketika aku memasukkan hape ke dalam saku jaket kulitku, baru aku sadar bahwa dua orang wanita cantik sedang berdiri di depanku. Bu Syahrina yang hitam manis dan Bu Fransiska yang cantik dan putih bersih itu ... ! Mereka mengenakan pakaian seragam kantornya. Blazer dan spanrok serba putih dan blouse berwarna abu - abu. Mungkin sengaja mereka mengenakan seragam, agar dipercaya oleh suami mereka, bahwa mereka akan melakukan perjalanan dinas.

“Selamat malam Big Boss, “ ucap Bu Syahrina dan Bu Fransiska hampir serempak.

“Malam, “ aku mengangguk ramah, “Silakan duduk dulu. Mau minum kopi dan snack ... silakan aja pilih sendiri. “

Bu Syahrina dan Bu Fransiska memesan dua cangkir coffee late dan dua buah croissant. Lalu duduk di depanku.

Sebelum meneguk coffee late itu, Bu Fransiska nyeletuk, “Kalau ada martini, pasti sedap. Buat melancarkan kecanggungan berhadapan dengan orang nomor satu di perusahaan. “

“Jangankan martini. Tequila juga ada. Tapi nanti di tempat yang sudah disiapkan untuk Bu Rina dan Bu Siska. “

“Wow ... ada tequila segala ?” Bu Rina terbelalak.

“Ada. Brandnya juga paling terkenal di dunia. El Tesoro. “

“Waduh ... bakal hangat dong acaranya, “ celetuk Bu Siska.

“Kata orang tequila bisa meningkatkan libido wanita ya ?”

“Betul Big Boss, “ sahut Bu Siska.

“Bu Rina dan Bu Siska sudah pada tau acara utama kita kan ?”

“Tau Big Boss, “ sahut Bu Rina, “tapi kami berdua pada punya suami. Jadi mohon rahasianya terjamin. “

“Tentu aja aku harus merahasiakannya. Kalau sampai bocor, bisa jadi gossip besar di Surabaya nanti. “

Lalu kami bicara ngalor ngidul selama belasan menit.

Kemudian kami berjalan menuju areal parkir, di mana mobilku diparkirkan.

“Biar aku jangan disangka sopir, salah seorang harus menemaniku duduk di depan, “ kataku setelah berada di samping sedan merah maroon metalic-ku.

“Saya yang duduk di depan deh, “ sahut Bu Siska sambil melangkah ke pintu depan kiri. Lalu masuk ke dalam. Sementara Bu Rina duduk di belakang.

“Big Boss kok nyetir sendiri ?” celetuk Bu Rina di belakangku.

“Khusus untuk menjaga kerahasiaan kita, kali ini aku gak bawa sopir, “ sahutku sambil menjalankan mobilku menuju ke luar kota. “Sekarang pun aku akan membawa kalian ke villaku. Bukan ke hotel. So ... our secrets are guaranteed ... !”

“Iya Big Boss. Terima kasih, “ kata Bu Rina.

“Sebenarnya sekarang kita sedang dalam acara pribadi. Jadi buang aja istilah Big Boss itu. Supaya lebih akrab. Panggil aja namaku langsung. “

“Nggak berani, “ sahut Bu SIska, “Masa sama orang nomor satu di perusahaan manggil nama langasung ? Mmm ... kalau manggil Mas, saya berani. Panggilan Mas kan bukan hanya untuk lelaki yang lebih tua. Lelaki yang dihormati juga bisa dipanggil Mas, meski usianya lebih muda. “

“Kalau gitu aku juga akan memanggil Mbak Siska dan Mbak Rina aja ya, “ ucapku.



Sejam kemudian sedanku sudah kumasukkan ke lantai dasar villaku yang disediakan hanya untuk mobil pendek. Lalu kubawa kedua tamuku ke lantai tiga.

“Wah ... ini villa apa hotel Mas ?” tanya Mbak Siska (tanpa panggilan Bu lagi).

“Masa hotel cuma empat kamar, “ sahutku sambil duduk di sofa ruang cengkrama lantai tiga, “Kalian boleh pilih mau kamar yang di lantai tiga ini atau yang di lantai dua. Mau seorang pakai satu kamar aja buat kita bertiga ?”

“Mendingan sekamar bertiga Mas, “ sahut Mbak Rina sambil melangkah ke pintu kamar mandi dan langsung masuk ke dalamnya. Mungkin dia sudah kebelet pipis.

“Iya Mas ... biar suasananya lebih hangat, “ kata Mbak Siska.

“Ohya ... minumannya silakan ambil sendiri di kulkas itu, “ ucapku sambil menunjuk ke kulkas yang berdampingan dengan lemari makanan.

Mbak Siska tampak bersemangat. Melangkah ke arah kulkas itu. Membukanya dan berseru : “Wow ... ada tequila, dry gin, whiskey, vodka dan sebagainya. Lengkap sekali stock minumannya ... !”

“Aku hanya seneng dry gin. Tolong bawain sebotol, “ kataku.

“Iya Mas, “ sahut Mbak Siska sambil mengeluarkan sebotol tequila dan sebotol dry gin. Lalu meletakkannya di maja panjang pendek depan sofa yang tengah kududuki.

“Gelas - gelasnya ada di lemari yang di sebelah kulkas itu, “ kataku sambil membuka tutup kedua botol minuman itu.

Mbak Siska mengangguk lalu melangkah ke lemari makanan yang bercampur dengan barang pecah belah itu. Kemudian ia kembali lagi ke meja di depanku sambil membawa tiga buah sloki kristal.

Tak lama kemudian Mbak Rina pun muncul dari kamar mandi dan lengsung menghampiri Mbak Siska sambil bertanya, “Mana martininya ?”

“Ada di kulkas tuh, ambil aja ... sudah ada tequila aku sih gak butuh martini lagi, “ sahut Mbak Siska.

“Iya ya. Aku juga mau tequila aja. Kan lebih strong ketimbang martini, “ ucap Mbak Rina sambil memperhatikan Mbak Siska yang sedang menuangkan tewquila ke dua sloki. Lalu menuangkan dry gin ke sloki untukku.

Aku pun berdiri sambil memegang sloki berisi dry gin. Mbak Siska dan Mbak Rina pun sudah memegang slokinya masing - masing. Lalu kujulurkan slokiku ke dekat kedua wanita setengah baya itu. “Untuk keakraban dan sukses kita bertiga !” seruku.

Mereka mengikuti kata - kataku secara serempak, “Untuk keakraban dan sukses kita bertiga ... !”

Ketiga sloki kami pun disentuhkan ... triiiiing .... !

Sambil berdiri kami teguk isi sloki masing - masing sampai habis. Lalu aku duduk kembali di sofa, diapit oleh Mbak Rina di sebalah kananku, Mbak SIska di sebelah kiriku. Namun sebelum duduk mengapitku, mereka lepaskan dulu blazer dan spanrok serba putih itu. Sementara blouse abu - abu mereka tetap dikenakan. Blouse yang cukup panjang, tak ubahnya gaun mini yang mereka kenakan. Blouse itu tipis transparan, sehingga beha dan celana dalam mereka tampak membayang di balik blouse itu.

“Kita kan punya dua acara,” kataku sambil meletakkan sloki kosongku di meja, “acara pengarahan bisnis dan ... sex. Kalian mau dilaksanakan yang mana dulu ?”

Mbak Siska berbisik di dekat telingaku, “Sex dulu aja Mas. Pengarahan kan bisa besok pagi atau lusa pagi. Kami kan bakal tiga hari tiga malam bersama Mas. “

“Oke, “ sahutku sambil menyelinapkan tangan kiriku ke balik blouse Mbak Siska, sementara tangan kanan kuselinapkan ke balik blouse Mbak Rina. ketika tangan kiriku sudah menyentuh pangkal paha dan celana dalam Mbak SIska, tangan kananku pun sudah menyentuh pangkal paha dan celana dalam Mbak Rina.

Tak sulit bagiku untuk menyelinapkan tangan kiriku ke balik celana dalam Mbak Siska. Tak pula sulit untuk menyelinapkan tangan kananku ke balik celana dalam Mbak Rina.

Dan aku merasa dimanjakan oleh suasana hot ini. Bahwa telapak tangan kiriku mulai menelungkupi memek Mbak Siska, sementara telapak tangan kananku sedang mengusap - usap memek Mbak Rina.

Yang menarik adalah, memek kedua wanita setengah baya itu sama - sama bersih dari jembut alias gundul plontos ... !

Mungkin sebelum terbang dari Surabaya mereka sudah sepakat untuk mencukur memek mereka. Ataukah memang sejak masih gadis mereka terbiasa menggunduli memek mereka ?

Entahlah. Yang jelas aku masih sempat mencium bibir Mbak Siska di sebelah kiriku, lalu mencium bibir Mbak Rina di sebelah kananku.

Lalu, “Bagaimana ? Apakah mau diteruskan minumnya atau mau langsung memanjakan birahi kita ?” tanyaku.

“Terserah Mas, “ sahut Mbak Siska, “minum sih nanti aja. Ini juga sudah mulai kleyengan Mas ... udah kepengen dientot sama Big Boss yang ganteng dan masih sangat muda ini. “

“Ya udah. Kita lanjutkan di kamar aja yuk, “ ajakku sambil mengeluarkan kedua tanganku dari celana dalam mereka. Kemudian kami sama - sama berdiri. Mbak Siska masih sempat menuangkan tequila lagi ke slokinya yang sudah kosong. Mbak Rina juga berbuat yang sama.

Aku pun ikut - ikutan menuangkan dry gin ke slokiku yang sudah kosong. “Bawa aja kedua botol minuman itu ke dalam kamar. Biar tinggal nuangin kalau masih ingin mminum. Tapi ingat jangan sampai ada yang mabuk sampai tumbang ya. Nanti aku yang repot ngurusnya, “ kataku sambil melangkah duluan ke kamar yang disudut. Kamar yang dua hari lalu kupakai untuk mengeksekusi Wulan.

Aku duluan memasuki kamar itu. Dan melepaskan segala yang melekat di tubuhku, hanya celana dalam saja yang kubiarkan tetap berada di tempatnya.

Mbak Siska dan Mbak Rina pun masuk sambil membawa kedua botol minuman dan kedua sloki mereka yang sudah kosong.

Melihat diriku sudah tinggal mengenakan celana dalam saja, Mbak Siska langsung menghampiriku. Mengusap - usap dadaku yang bidang dan perutku yang sixpack. “Bukan cuma wajah Mas yang ganteng dan maskulin. Tubuh Mas juga segini seksinya ... “ ucap Mbak Siska sambil membungkuk dan menciumi dadaku ... lalu turun menciumi pusar perutku, sementara kedua tangannya menurunkan cleana dalamku sampai terlepas dari kedua kakiku.

“Wow ... Mbak Rinaaa ... ! Lihat punya Big Boss kita ini ... benar - benar giant size ... !” seru Mbak Siskja sambil memegang penisku yang sudah ngaceng berat ini.

Mbak Rina ikutan terbelalak dan mendekatiku. Lalu ikut - ikutan memegang penisku. Bahkan disertai dengan ciuman dan jilatan di leher dan kepala penisku ... !

“Kalian juga harus telanjang dong, “ kataku sambil beranjak ke atas bed luas itu. Bed yang bisa muat dipakai oleh empat orang itu ................
 
Kedua wanita setengah baya itu tampak sedang menelanjangi dirinya masing - masing, dengan senyum centil di bibir mereka. Mungkin tequila yang mereka minum sudah mulai mempengaruhi benak dan hati mereka. Sehingga setelah telanjang bulat mereka menghampiriku dengan sikap innocent. Seakan tiada yang salah dengan ketelanjangan mereka.

Dan aku menyambut mereka dengan gairah yang sudah terpengaruh oleh dry gin pula.

Mereka sama - sama wanita setengah baya, dengan jabatan yang sama pula. Sama - sama direktur cabang.

Tapi bentuk tubuh mereka jauh berbeda. Mbak Siska punya kulit yang putih mulus, punya tubuh yang tinggi langsing, namun padat dan tidak kurus. Sementara Mbak Rina punya kulit agak gelap, hitam tidak putih pun tidak. Tubuhnya yang tinggi gempal, mengingatkanku pada Mama Ken. Cuma bedanya, Mama Ken putih mulus, sementara Mbak Rina ini berkulit sawomatang.

Sedangkan menurut pengalaman, yang hitam manis seperti Bu Rina itu memeknya banyak yang legit - legit.

Namun Mbak Siska jelas lebih agresif. Begitu naik ke atas bed, dia langsung memegangi batang kemaluanku, lalu menjilatinya dengan binal, mengulum dan menyelomotinya seperti anak kecil sedang menikmati permen lolipop.

Namun aku sendiri sudah gemes, ingin menjilati memek yang sudah ternganga merah itu. Sementara Mbak Rina hanya mengelus - elus dadaku, kemudian mencium bibirku dengan lembut. Tak cuma itu. Mbak Rina lalu berlutut dengan sepasang lutut berada di kanan kiri leherku, dengan memek tembem berwarna sawomatang di atas mulutku.

Sehingga akhirnya justru memek Mbak Rina yang kujilati abis - abisan ... !

Mungkin selangkangan Mbak Rina sudah disemprot oleh parfum dulu, sehingga ketika aku menjilati memeknya tercium harum yang soft dan erotis.

Pada saat sedang asyik - asyiknya menjilati memek Mbak Rina, tiba - tiba memek Mbak Siska “menelan” batang kemaluanku sambil berlutut. Aku tidak bisa melihatnya, karena terhalang oleh memek Mbak Rina yang tengah kujilati dalam posisi facesitting ini.

Desahan Mbak SIska mulai terdengar ketika memeknya sudah naik turun, membesot - besot batang kemaluanku. “Aaaa .... aaaaah .... aaaaa .... aaaah ... aaaa ... aaaaah ... “

Desahan seperti itu pun terlontar dari mulut Mbak Rina ketika aku mulai menjilati kelentitnya, “Iya Mas ... itilnya Massss .... itilnyaaaaaa .... oooo .... oooooh itilnya jilatin terus Maaaas .... edaaaan ... enak sekali Maaaaass ... itiiiillllnyaa !”

Namun semuanya itu hanya berlangsung belasan menit, karena Mbak Fransiska ambruk sambil memekik tertahan , “Aaaaaaaaaaaahhhhh .... !”

Ternyata Mbak Siska sudah orgasme, lalu menggulingkan diri ke samping kakiku.

Aku pun mengubah posisi Mbak Rina. Kudorong dadanya sampai celentang di samping Mbak SIska. Lalu kubenamkan batang kemaluanku sekuat tenaga sampai amblas ke dalam liang memek Mbak Rina yang sudah basah kuyup ini.

Mbak Rina menatapku dengan sorot pasrah bercampur horny. Lalu kuayun batang kemaluanku dengan nafsu yang sudah menggila ini.

“Oooo .... ooooooh .... Massssssssss ... kontol Mas luar biasa .... enak banget Massss ... berasa banget ... iya Massss ... entot terusss Maassss .... “ rintih Mbak Rina yang memeknya mulai kuentot dengan kecepatan yang langsung normal. Sementara kedua toket gedenya kuremas sekehendak hatiku.

Awalnya sepasang toge Mbak Rina kuremas dengan lembut. Tapi Mbak Rina menatapku sambil berdesis, “Yang keras remesnya Maaas ... ooooo .... oooooh .... oooo .... ooooooh ... entotnyha juga yang keras Maaas ... biar lebih terasa enaknya ... iyaaa ... iyaaaa ... entot terus Maaaaasssss ... entooot terusssss ... entoooot ... entooot ... oooooh ... kontol Mas enaaaaaaaakkk ... kontooooll enaaaak ..... !”

Pasti kedua wanita setengah baya ini sudah dipengaruhi tequila yang konon bisa menaikkan libido wanita. Sehingga kata - kata jorok dan urakan pun berlontaran begitu saja dari mulutnya.

Dan ketika aku melihat ke samping kananku, tampak Mbak Siska menelentang sambil mengusap - usap memeknya. Pasti nafsu birahinya sudah naik lagi.

Maka ketika aku masih asyik mengentot sambil meremas - remas toket kanan Mbak Rina dengan tangan kiriku, tangan kananku pun beraksi ... meremas toket kanan Mbak Siska yang berukuran medium dan lumayan masih padat ini. Sepasang mata indah Mbak Siska pun tampak terpejam - pejam, mungkin sedang menikmati remasanku.

Lebih dari seperempat jam aku melakukan semua kini. Mbak Rina pun terus - terusan mendesah dan merintih erotis, “Maaasss ... ini persetubuhan yang paling enak di seumur hidup saya Maaaasss ... entot terus yang kenceng Maaaaas ... yang kenceng ... entooot teruss ... entoooot .... entoooot ..... entooooooooooooooooottttt ...... !”

Namun akhirnya Mbak Rina berkelojotan, lalju menggeliat dan mengejang ... tegang sekali. Aku tahu bahwa dia akan mencapai puncak orgasmenya. Namun aku tak peduli, karena sedang enak - enaknya mengentot memeknya.

Setelah Mbak Rina terkulai lemas, aku langsung pindah ke atas perut Mbak Siska yang kelihatan sudah sangat menungguku.

Kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memek Mbak Siska yang masih basah dan hangat ini ... blesssss .... ! Langsung membenam ke dalam liang memeknya ...!

Mbak Siska merengkuh leherku ke dalam pelukannya. Lalu kucium bibirnya yang tipis dan agak merekah itu, sambil mengayun batang kemaluanku dalam gerakan perlahan dulu.

Sementara itu Mbak Rina masih celentang di samping kiriku, dengan pangkal paha berada di samping bahu Mbak Siska.

Maka ketika entotanku mulai lancazr, aku iseng untuk memasukkan dua jari tangan kiriku ke dalam liang memek Mbak Rina. Spontan Mbak Rina membuka matanya. Menatapku dengan senyum di bibirnya.

Telunjuk dan jari tengahku tetap terbenam di dalam liang memek Mbak Rina ketika batang kemaluanku mulai lancar mengentot liang memek Mbak Siska.

Tak cuma itu. Ketika entotanku mulai garang, kujilati leher jenjang Mbak Siska, sementara kedua jari tangan kiriku mulai kumaju - mundurkan seperti entotan penis di dalam liang memek legit Mbak Rina.

Mbak Siska pun mulai mendesah dan merintih erotis :

“Maaaas .... ooo ... ooo ....ooooh Maaaassss ... kontol Mas ini enaaaak ... entot terus Maaaassss .... ooo ... oooo ... ooooohhhhhhhh ... entot Mas, entooot ... entoootttttt ... oooh ...ooo ... ooooh ... fuck me harder please ... iyaaaaaaaa ... iyaaaaaaa ... iyaaaaa .... enaaaak Maaaas ... entot teruuuuusssssssss ... entoooot .... entooootttttt .... !”

Saking asyiknya mengentot Mbak Siska, aku tak bisa lagi mengontrol kedua jari yang tadi kuentotkan di liang memek Mbak Rina. Kedua jari tanganku tercabut dari memek Mbak Rina, karena kugunakan untuk meremas toket kanan Mbak Siska, sementara entotanku semakin massive ... menggenjot liang memek Mbak Siska yang masih sangat enak ini rasanya.

Mbak Rina tidak complain. Tapi kulihat tangannya sedang mengelus - elus kelentitnya.

Belasan menit semuanya ini terjadi. Sampai pada suatu saat, Mbak Siska mengejang tegang, pertanda sedang menikmati orgasmenya. Kudiamkan dulu penisku, karena ingin menikmati erotisnya kedutan - kedutan di dalam liang memek Mbak SIska.

Setelah Mbak Siska terkulai lemas, kucium bibirnya, lalu kucabut penisku dari liang memeknya.

Lalu aku pindah sasaran ke arah Mbak Rina.

Mbak Rina tahu bahwa aku akan mengentotnya lagi. Tapi ia cepat menungging sambil menepuk - nepuk pantatnya sendiri. “Doggy aja ya Mas, “ ucapnya.

Aku mengiyakan. Lalu meletakkan moncong penisku di ambang mulut memek Mbak Rina yang tampak nyembul di bawah anusnya.

Kalau aku pecinta anal sex, pasti aku akan membenamkan penisku ke dalam liang e’e itu. Tapi aku tidak mau melakukan hal itu. Nonton filmnya saja selalu merasa jijik. Apalagi ketika melihat ceweknya mencret kehijauan setelah penis si cowok dicabut dari liang taiknya. Hiii ... sangat menjijikkan ... !

Maka sambil berlutut kubenamkan penisku yang belum ejakulasi ini ke dalam liang memek Mbak Rina.

Aku pun mulai asyik mengentot Mbak Rina dalam posisi doggy ini. Sambil menampar - nampar buah pantatnya seperti yang sering kulakukan kepada Mama Ken.

Tampaknya Mbak Rina senang diperlakukan seperti itu. “Iya Mas ... kemplangin terus pantate Masss ... ueeenak tenaaan ... !”

“Tempikmu juga ueeenak Mbak, “ sahutku sambil belajar bahasa Jawa sedikit - sedikit.

Sementara kedua tanganku jadi sibuk menampar - nampar buah pantat Mbak Rina sampai tampak mulai merah kehitam - hitaman.

Bunyi tamparan - tamparanku jadi dominan berkumandang di dalam kamar sudut lantai tiga villaku ini, plaaaaaaakkkk ... plaaaak ... plaaaakkk ... plaaaaakkkk .... plaaaaak .... plaaaakkk ... plaaaaakkkk ... plaaaaaak ... plaaaaaaaakkkkk ..... !

Sementara Mbak Rina yang sedang menungging itu pun mendesah dan merengek terus, “Iya Maaaas ... ooooh ... oooo ... ooooh ... enak sekali Maaaas ... entot terussss yang kenceng Maaaasss ... ooooh ... ooo ... ooooh ... Maaaas ... Maaaassssssss ..... “

Keringatku pun mulai bercucuran. Sementara Mbak Rina pun mulai keringatan. Namun ketika aku menoleh ke samping, tampak Mbak Siska sudah ikut - ikutan nungging sambil menepuk - nepuk pantatnya. Mungkin Mbak Siska pun ingin merasakan enaknya dientot olehku dalam posisi doggy begini.

Aku merasa kasihan juga kepada Mbak Siska yang tampak sudah bergairah kembali itu. Maka kucabut penisku dari memek Mbak Rina, kemudian pindah ke depan pantat Mbak Siska yang ditunggingkan itu.

Blessss ... batang kemaluanku membenam ke dalam liang memek Mbak Siska. Lalu sambil berlutut aku mulai mengentot Mbak Siska.

Namun aku sudah tidak kuat lagi menahan ejakulasiku. Barju sebentar aku mengentot Mbak Siska, tiba - tiba kudesakkan batang kemaluanku di dalam liang memek Mbak Siska.

Penisku mengejut - ngejut sambil menembak - nembakkan air maniku di dalam liang memek Mbak Siska.

Crot ... crooooot .... croooooottttt .... crotcrot ... crooooot ... croooooooootttttttttt ... !

Aku pun terkapar lemas di antara kedua wanita setengah baya itu.

Lalu kami tertidur dalam keadaan telanjang semua.



Namun menjelang subuh, ketika hari masih gelap, kurasakan sesuatu yang bergerak - gerak kenyal dan basah pada penisku. Lalu kubuka mataku.

Ternyata Mbak Siska sedang menyelomoti penisku.

Nafsuku pun spontan bangkit. Tapi kuberi isyarat agar keluar dari kamar sudut itu. Mbak Siska mengangguk sambil tersenyum.

Lalu, dalam keadaan sama - sama telanjang aku dan Mbak Siska keluar dari kamar sudut. Kemudian kututupkan kembali pintu dari luar. Dan menuntun tangan Mbak Siska untuk masuk ke dalam kamar lain yang berdampingan dengan kamar sudut itu.

“Aku ingin menikmati tempik Mbak Siska tanpa diganggu oleh Mbak Rina, “ ucapku sambil menarik Mbak Siska ke atas bed yang belum pernah dipakai apa - apa.

“Mbak Rina sih kalau tidur kayak bangkai. Kita bersetubuh di sampingnya juga gak bakalan ngeh, “ sahut Mbak Siska yang sudah menelentang pasrah.

Kupegang dan kuselusupkan jari tanganku ke dalam memek Mbak Siska. Ternyata sudah basah. Mungkin tgadi dia sudah horny waktu asyik menyelomoti penisku.

Maka tanpa main jilat -jilatan lagi kutelungkupi wanita putih mulus itu sambil memegang penisku yang moncongnya sudah kuarahkan ke mulut memek Mbak Siska.

Mbak Siska pun memegang leher penisku untuk membantu agar penisku tidak meleset dari targetnya.

Lalu Mbak SIska mengedipkan matanya sebagai isyarat agar aku mendorong penisku. Memang itu yang kulakukan sedetik kemudian. Kudorong penisku sekuat tenaga ... blesssssss ... membenam ke dalam liang memek Mbak Siska lebih dari separohnya ... !

“Mbak Siska ini cantik sekali, “ ucapku sambil mencolek bibir tipis merekah itu.

“Mas juga ganteng sekali. Masih sangat muda pula. Aku yakin ... aku bakal ketagihan Mas ... soale punya Mas panjang gede banget ... “

“Nanti kalau aku giliran stay di Surabaya, aku pasti sering ngajak ketemuan sama Mbak. “

“Siap Mas. Jujur ... dengan suamiku tak pernah senikmat dengan Mas. “

“Emangnya suamimu suka ejakulasi prematur ?”

“Iya. Maklum usianya limabelas taun lebih tua dariku. Kontolnya juga kecil Mas. Hihihihi ... makanya aku merasa senang sekali mendapatkan kontol yang panjang gede begini. Tapi sepulangnya dari sini, aku takkan ngasihin tempikku pada suami selama semingguan aja sih. “

“Kenapa ?”

“Takut terasa longgar sama dia. Kan udah kebiasaan disodok sama kontol yang panjang gede gini. Hihihihiiii ... ayo entotin Mas ... takut Mbak Rina keburu bangun ... “

Aku tersenyum. Lalu kupagut dan kucium bibir Mbak Siska sambil mulai mengentotnya, tanpa melepaskan ciuman dan lumatanku.

Baru kemudian lumatanku dilepaskan, karena ingin menjilati leher jenjangnya yang harum parfum mahal.

Suara Mbak Siska pun mulai terdengar, “Oooh ... Masss ... memang kontol Mas luar biasa enaknya ... pasti aku bakal tergila - gila sama Mas nanti ... “

“Mbak juga cantik sekali. Aku suka sama kecantikan dan keseksian Mbak ... “ sahutku sambil mulai mempergencar entotanku.

Mbak Siska pun merengek dan mendesah lagi, “Oooo .... ooooh Massss ... belum pernah aku merasakan dientot yang seenak ini Masss ... iyaaaaa ... iyaaaaa ... entot terus Maaasss ... entot terussss ... entooot ... entoooot ..... ooooh ... kontol Mas luar biasa enaknya Maaaassss .... entot terus Maaasss ... entoooooottttt .... enak Maaasss ... entooooottttttt .... entoooooootttttttttttttt .... !”

Rengekan dan desahan Mbak Siska itu membuatku semakin lupa daratan. Tapi aku punya prediksi kuat, bahwa Mbak Siska ini harus diperlakukan secara lembut, berbeda dengan Mbak Rina yang senang dikerasi tadi.

Karena itu aku hanya menjilati leher dan ketiaknya dengan lembut. Kemudian mencelucupi pentil toketnya yang sudah tegang.

Namun ketika kami sedang asyik -asyiknya bersetubuh, tiba - tiba terdengar suara Mbak Rina, “Waaah ... di sini rupanya ... kok aku ditinggalin sendirian di kamar sebelah ?”

Kuhentikan entotanku sejenak. Dan berkata, “Mbak Rina tunggu aja di kamar sebelah. Nanti ada gilirannya Mbak Rina yang bakal kuentot. Sebaiknya mandi dulu deh, biar badannya seger. “

“Siap Big Boss ... !” sahut Mbak Rina, yang lalu keluar lagi dari kamar ini.

Aku pun melanjutkan lagi permainan surgawi yang luar biasa indahnya ini ....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd