Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

pernah menduga tasya bukan keturuna bram, jadi bukan sedarah, ternyata emang sedarah :)
ternyata juga ada konfilk dulunya juga tasya dengan mamanya
sepertinya bakalan konflik lagi dengan pernikahan tak lajim mereka ditambah warisan yang langsung ke tasya ,ga lewat mamanya

Begitu kah suhu @ShionUtsunomiya. Memang lazim tapi menarik juga diangkat sebagai cerita

Ha ha ha semoga berkenan
 
Kopi udah ada tinggal diseduh cuma cemilannya belum ada nih,mumpung belum tayang decision of heart nya nyri cemilan dulu ...
 
Lanjut suhu .....

Part 18 : Biarkan aku menjagamu


Pov: Bram Kusuma

Setelah pertemuan ku dengan Sriyono dan istri dan mendengar kebulatan dan keteguahan hati cucuku Tasya yang demikian tulus mencintai aku dengan segenap kemampuan yang ada, lalu apa aku harus diam saja Tasya sudah menyatakan suatu aksi dengan tulus mencitaiku dengan segala kelebihan dan kekuranganku dan menyatakan siap menaggung segala resiko yang terburuk sekalipun.

Itu lah Tasya yang mempunyai pendirian yang teguh persis dengan almarhumah istriku Niken Larasati. Dua wanita dalam hidupku membuat aku terkagum kagum eyang pitri dan cucunya yang ada di hati ini, seakan ini sudah kodrat ku sebagai laki laki seakan istriku Niken Larasati adalah wanita dari masa silamku dan Tasya sebagai wanita dari masa depanku keduanya mempnyai pendirian teguh dan keduanya mencintaiku dengan tulus .

Bram sebagai laki laki tertantang dan akan memperjuangkan Tasya menjadi istri sah nya dan kini ada suatu peluang yang akan mempengarui untuk menjadikan Tasya menjadi istrinya dengan mendatangai suami istri Margono yang ada di Temagggung jawa tengah, dan Bram merasa ini jalannya satu satunya untuk dapat mempersunting Taya sebagai istri syahnya.

Hati Bram tambah mantab setelah bertemu dengan Sriyono sahabat di AMN dulu dan juga sepupu dari Niken Larasati almahumah yang memintanya untuk menjadikan Tasya sang cucu menggantikan dirinya sebagai istri bagi Bram.

Sepulangnya Sriyono dan istri Tasya dan aku segera masuk kembali ke kamar wajah Tasya terlihat sangat ceria dan senyumnya mengambang di bibir mungilnya,

“Mas Bram, aku sangat senang sekali setelah bertemu dengan om Sriyon dan tante Maharani” kata Tasya

“Aku juga senang karena tak lama lagi kamu akan menjadi istriku yang kedua setelah Niken meninggal dunia, aku juga berharap ini akan menjadi harapan, keingnan dan penantian selama 2 tahun terakhir ini tak sia sia, terima kasih Niken, terima kasih Tasya, kalian berdua yang membuat hidup ini penuh makna menjelang ajal tiba, terima kasih semesta yang selalu berpihak padaku, mungkin ini sudah menjadi garis ku untuk membahagiakan kamu Tasya cucuku, istriku, wanitaku dan permaisuriku, sungguh aku masih ngak percaya perkembangan hubunganku denganmu melesat cepat Tasya cintaku” kataku sambil memeluknya di depan pintu kamar yang sudah tertutup, ciuman kali ini begitu terasa lain karena pengaruh hati yang bahagia dan bangga setelah perjuanganku selama dua minggu terakhir ini tidak sis sia.

Tasya membalas ciumanku dengan tulus ke dua tangannya berada di atas kepalaku mengusapnya halus dan mencium keningku lama dan aku merasakan getaran cinta yang mendalam dari Tasya. Aku angkat tubuh Tasya dan berjalan ke arah sofa dan menurunkan di depannya dan aku duduk di atasnya dan Tasya langsung duduk di pangkuanku dan berciuman kembali dan saling berhadapan hadapan kedua kaki Tasya di atas pinggulku, sambil berciuman aku melepas kaus yang di palainya bersama Bra merwarna hitam yang membalut payudara Tasya yang cukup besar setelah ritual di Kalimantan kemarin.Tasya pun segera melepas kaus yang aku pakai sehingga aku dan Tasya telanjang dada, aku remas remas payudara Tasya dan manggenggamnya dengan keduanya tanganku, mulut kami pun sudah saling berdekatan Tasya menjalurkan lidahnya keluar dan segera ciuman panaspun segera terjadi, Tasya menciumku penuh dengan nafsu ke dua tangannya diatas pundakku dan telapak tangannya di belakang kepalaku mengusap usap kepala bagian belakang, ketiaknya berada di sebelah mulutku yang membuka dan ketiak Tasya menjadi sasaran ciumanku selanjutnya. Tasya melenggak lenggokan tubuhnya mendapat rangsangan dari mulutku sedang kedua tanganku masih neremasi payudara Tasya dan memainkan ke dua putting Tasya dengan sangat interes. Aku tekan payudara Tasya sehingga mulutku mulai menghisp putting kanan nya dan tangan kanan membuka ke atas tangan kiriku merabai pinggul Tasya yang masih tertutup oleh rok pendek Tasya yang di kenekan, aku buka paha Tasya dari penutupnya, tanganku mencari jalan di celah celah kedua pinggul kami, Tasya merenggangkan tekanan pinggul nya ke perutku sehingga jariku dengan mudah dapat menyentuk kelentik vagina Tasya.

Aku usap pelan kelentit Tasya dengan jari telunjuk dan menekan kedalam serta memutarnya ke kiri sehingga gesekan antara jari telunjukku dan kelenti Tasya sangat terasa aku merasakan di daeran kelentit mulai basah aku ratakan minyak pelumas menyebar ke seluruk permukaan vaginanya, setelah 4 – 5 menit berjalan aku menghentikan seranganku dan mata sayu Tasya menetap mataku

“Kau adalah permaisuriku saat ini, biarlah aku membuart kamu bahagia“ kataku

Tasya tidak menanggapi perkataanku tapi hanya tersenyum dan menganggukkan kepala dan setelah itu Tasya mengeluarkan lidahnya kembali dan aku tau apa yang di inginkan nya, aku segera menciummi mulut Tasya dengan menghisap lidah Tasya yang terjalur kelear.

Aku berdiri dan mengangkat Tasya dalam pusisi berhadap hadapan pantat Tasya menjadi tumpuan ke dua tangan ku untuk mengangkat tubuh Tasya sementara kedua tangan Tasya berada di leher, ciuman kami tidak terlepas dan aku melangkah masuk kamar tidur di hotel tersebut.

Dan malam itu aku dan Tasya mengarungi samodra birahi kami sampai pagi, aku tertidur setelah aku menyemprotkan spermaku ke dalam memek Tasya yang ke tiga kalinya, aku juga sangat heran pada usia sudah menginjak kepala 6 bukan surut nafsu sex aku tapi malah semakin menggebu gebu semenjak Tasya dengan sadar menyerahkan keperawanannya kepadaku dan aku menerimanya sesuai dengan amanah istriku Niken, semangat aku bertambah untuk selalu memuaskan kekasih mudaku yang cantik dan menggairahkan tanpa doping apapun, aku merasa bahwa usiaku bukan kepala 6 tapi seperti kepala tiga yang selalu bernafsu jika melihat seorang perempuan yang sedikit bahenol, tapi itu bukan aku, dalam usia ku antara kepala 3 dan 4 justru aku disibukan dengan menjaga ketentraman dan keamanan bangsa sebagai anggota TNI Angkatan Darat yang selalu menjunjung tinggi Sapta marga.

Aku bukan munafik tidak pernah mencicipi wanita wanita di luar sana, akupun seperti manusia biasa yang selalu tertarik pada lawan jenis yang terlihat cantik di mataku dan aku pun ngak segan segan merogok uangku untuk mendapat hiburan yang sejenis tapi aku merasa tidak seperti saat ini ketika menghadapi cucuku sendiri yang selalu telanjang di depanku dan itu membuat nafsuku selalu menderu deru tak terkendali.

Menang aku akui Tasya seorang gadis remaja masih tumbuh bagai bunga yang semerbak harum mewangi, tubuhnya ramping , tinggi 168 cm payudara cukup besar setelah ritual 36D pantat pun cukup besar didalam genggaman tanganku, bila dibandingkan dengan istriku Niken 11 – 12 hampir imbang itu.

----skip----

Jam 4.30 aku terbangun dari tidur yang baru jam 2 pagi aku dan Tasya baru bisa memejamkan mata setelah pertempuran yang sangat melelahkan, hanya sekitar 3 jam aku tidur dalam kwalitas prima semua amunisiku berupa cairan cinta sudah terkuras habis demikinan juga dengan Tasya dalam posisi tidur dengan balutan selimut tebal dari hotel.

Pagi hari ketika adhan subuh berkumandang aku dan Tasya melakukan ibadah syukur karena aku dan Tasya di beri kemudahan kemudahan dalam menempuh kehidupan ini, Aku dan Tasya saling mengingatkan akan kuajiban 5 waktu walau ada konsekensinya harus juga mandi besar sehari harus mengulangai sampai 5 – 6 kali tapi itu di jalani dengan senang hati.

“Mas, aku masih ngantuk nih” taja Tasya merajuk manja

“Ya udah tidur lagi nanti jam 9 nan tak bangunin” kata ku sambil mengusap rambut basahnya

Tasya melangkah meninggalkan aku yang baru menikmati acara TV nasional, setelah Tasya membuatkan minuman kopi panas yang di buatnya setelah shokat subuh tadi. Mataku mengikuti tubuh Tasya yang masuk kamar tidur untuk melanjutkan istirahatnya setelah tadi pagi tak paksa untuk ibadah bersama

Setelah aku melihat Tasya sudah tidur pulas aku ganti pakaian olah raga dan memakai sepatu kats dan mulai berlari kecil mengintari halaman hotel tersebut 5 putaran dengan lari kecil sudah cukup membuat badan berkeringat ke mudian duduk di depan hotel di pinggir jalan memesan teh manis dan menikmati sebatang rokok yang aku beli di alfam*** ketika aku berlari pagi tadi sambil memperhatikan jalan yang semakin siang semakin ramai.

Jam 8.30 aku balik ke kamar hotel dan melihat Tasya masih tidur dengan pulasnya, aku urungkan untuk membangunkan Tasya dari tidurnya dan aku bersih bersih dulu di kamar mandi dan setelahnya aku pakai kimono biru kesukaanku dan duduk di korsi meja rias dan memandangi tubuh Tasya yang aasih tertidur aku mencoba berpikir dan menilai apakah keputusanku untuk mengambil Tasya cucu ku sebagai istri sebuah keputusan yang bijak atau malah sebaliknya sebuah keputusan yang akan menyengsarakan kehidupannya kelak

Aku pandang wajah ayu Tasya yang tidur dengan tersenyum dalam tenang dan damai, aku telusuri lagi keinginanku dengan jujur, benarkah aku menginginkan Tasya cucuku menjadi pendamping hidup ku dan sebagai istri yang akan membagi mendapingi hidup aku baik dalam keadaan senang maupun susah, baik dalam situasi apapun mengingat usia Tasya masih sangat muda tapi kalau di telusuri lebih teliti lagi logika Tasya telah berkembang melebihi usia sebenarnya semua jawaban yang berkenaan dengan perjodohan aku dengan Tasya dipapis dengan sangat manis sekali bahkan Sriyono yang sudah lama berkecimpung dalam hukum agama sebagai kerohanian islam di mabes pun hanya terbengong mendengar alasan Tasya yang menginkan menjadi istriku dengan bulat akhirnya Sriyono ikut dalam permainan yang Tasya ciptakan untuk melegalkan hubungan cinta kasih antara aku dan Tasya.

Secara fisik memang Tasya tidak ada kekurangan apa apa semua sempurna adanya, wajahnya yang ayu dan tingkah laku yang mempesona banyak orang kagum padanya, cara bicara dan komunikasi pun sunggung mengagumkan Tasya bisa menenpatkan diri dengan siapa ia berhadapan dan dalam kapasitas apa dia berada di sana.

Ketika aku coba untuk memimpin brifing di Larasati Group dengan kapasitas sebagai owner Tasya berbicara dengan lugas dan mengenai sasaran semua itu tak lepas dari pengamatanku hanya berbekal latihan kepemimpinan yang sangat sederhana Tasya mampu membuat suasana brifing menjadi lebih hidup dengan bertanya berbagai hal tentang Larasati Group itu, padahal aku ngak pernah cerita tentang perusahaan yang aku pinpin itu tapi dengan sebuah komunikasi yang sederhana Tasya mampu mendapatkan informasi yang Tasya inginkan dan mau belajar dari orang orang yang mampu dalam bidangnya.

Kekagumamku terus bertambah ketika bertemu dengan Sriyono dan Maharani. Tasya mampu berkomonokasi dengan mereka sehingga semua data yang Tasya inginkan dengan mudah di dapat dari Maharani, Lingkungan kehidupanku sunggung sangat berbeda dengan lingkungan kehidupannya yang masih sekolah di SMA kelas XII saat ini, sifat yang di milikinya supel dan mudah bergaul dan yang terpenting tidak minder atau kecil hati.

Memang aku sengaja membawa Tasya ke lingkunganku lingkungan perwira AD yang semua adalah pejabat pemeritah yang berkuasa dan pengusaha, politikus yang handal dan ingin yang jauh berbeda dengan lingkungan SMA di mana Tasya baru menempuh pendidikan. Aku juga mengamati dari beberapa remaja seusia mereka sangat lah malas kalau di ajak pertemuan dengan orang orang dewasa semacam aku dan teman temannya komonikasi tentunta sangat mempengarui tata cara pergaulan.

Sampailah aku pada kesimpulan aku akan tetap memperjuangkan nasip dari cinta kasih ini mengingat banyak hal yang mempengarui disana bukan semata mata nafsu saja tapi ada cinta kasih dan ketulusan hati yang aku rasakan dari hubunganku dengan cucuku Tasya Anggraeni sampai mendapat legatitas dari hubunganku dengan Tasya, aku sudah tidak mau berpikir lagi bagai mana reaksi dari seluruh keluarga besarku dan reaksi dari seluruh keluarga Niken Larasati dengan berbekal surat wasiat yang di berikan Niken yang menghendaki aku mengawini Tasya cucuku sendiri

Jam 9 lebih Tasya baru bangun dari tidurnya dan melihat aku memandanginya dan Tasya tersenyun manis

“Jam berapa mas” kata Tasya mengawali pertanyaan pagi itu

“Baru jam 9 kok, tidur lagi aja” aku berdiri dan berbaring di samping nya, memberi kecupan di keninnya dan membelai ramput panjangnya.

“Aku kok ngak di bangnin sih” kata Tasya

“Kamu tu kelihatan capek sekali jadi mas ngak tega membangunkan tidurmu yang pulas sekali” kataku ambil mencubit hidung mungilnya mesra.

Tasya mengangkat tangannya dan memiringkan tubuhnya sehingga aku dan Tasya berhadap hadapan dan dan bibir kami menyatu dalan ciuman yang lembut tanpa nafsu

“Mas Bram belum mandi kan” kata Tasya

“Enak aja mas tu udah mandi dari tadi” kata ku

“Ya udah aku mandi duli biar cantik” katanya

Tasya bangkit dari tempat tidur dan melangkah mendekati kamar mandi, dan kamar mandi di hotel ini hanya di batasi oleh kaca tebal dan bening dan aku bisa menikmati pemandangan yang sunggung mengagumkan, memperhatikan cucuku mandi sendiri.

Serelah Tasya masuk kamar mandi dan melepas kimono putih yang di pakainya dalam keadan telanjang bulat kau bisa mengamati secara detail seluruh lengkukan tubuh Tasya memang sunggung menggiurkan bodi sunggung mengagumkan, payudara making kencang terangkat keatas dengan putting dan aerolanya berwarna merah muda dengan perut sangat ramping tanpa timbunan lemak yang berarti, pinggul nya pun tercetak jelas tampak membesar di bagian depan kelihatan rambut memeknya tercukur rapi dengan model segitiga terbalik dan pantat yang besar menghiasi bagian belakang, selakangan dan betis sungguh proposional

Tasya mulai menghidupkan shawer dan mengatur aliran air yang keluar dari atas dan berdiri di bawah pancuran untuk membasahi seluruh permukaan kulitnya, mengambil sabun cair dan meratakan di setiap permukaan kulit dan tidak ada yang terlewatkan ketika kedua jari jari Tasya meremas lembut payudaranya sendiri dan matanya mengarah ke aku dan mata kami bertemu pandang, dan Tasya tersenyum melihat aku memperhatikan ketika Tasya menghadap kearah aku samba memainkan payudaranya yang besar dan merabai memeknya dan aku sudah tidak kuat lagi memandang Tasya ku yang nakal menggoda libidoku naik sampai ke umbun umbun.

Aku melepas kimonoku dan melangkah mendekati Tasya aku langsung memeluk Tasya dari belakang

“Mas, katanya udah mandi” kata Tasya sambil tersenyum manis

“Emang mas udah mandi, tapi melihat tubuh mu telanjang dan kamu sukses menggoda mas tadi ya mandi lagi ngak papa biar tambah bersih cling” kataku sambil meraih tubuh telanjang Tasya dalam pelukanku

Tasya memutar tubuhnya dan kedua tangannya di atas pundaku dan kedua tanganku berada di pinggangnya dan bibir kami saling merapat dan merapat saling mennyentuh, mulut Tasya sedikit terbuka dan menjadi sasaran ciumanku selanjutnya

“Mas selalu bikin aku senang” kata Tasya maanja

“Kamu sih bikin horne aja, dan kamu harus bertanggung jawab” kataku sambil mengusap rambit basahnya

“Siapa takut” kata Tasya sanbil tangan kirinya menerobos ke selakanganku dan mulai meremas lembit penis ku yang sudah tegangg maksimal.

Aku tutup toilet dan aku duduk di atasnya, menarik tubuh Tasya mendekat dan mengangkat kaki sebelah kiri nya dan mendekatkan bibirku ke memek Tasya yang masih tertutup dan mulai memjilati memek Tasya dengan seksama, tangan kiriku ada pada pinggul Tasya dan menekan pingul nya semakin mendekatkan ke bibirku lidahku keluar dan mulai menyapu celah panjang dari melintang dari atas ke dawah sampai mencentuh anusnya Tasya sedikit sedikit akhirnya membuka warna merah dari libia mayaranya tampak cemerlang tangan yang satu mulai menusuk lubang peranakan Tasya dengan dia jari sementara mulitku mulai menyedot kelentit Tasya yang mulai mebesar dan terasa di lidah ku, cairan citanya mulai membasai memek nya. Tangan Tasya bertumpu pada pundalku untuk menjaga keseimbangan tubuhnya

“Massssssss, ennaaaakkkk” desisi Tasya

Aku lepas mulutku dan memandang ekspresi wajah Tasya, dengan mata yang mulai menyipit memendang ku dengan sayu.

“Jeng, enak” kataku sambil tersenyum,

“Terus mas jangan berhenti, terus sedit ya itu itil Tasya mas yang panjaaannnggg” cerit Tasya di selah selah desahan dari mulutnya

Sepuluh menit kemudian Tasya mendesis panjang dengan menekan pantatnya ke dalam mulutku dan tubuhnya melengking ke belakang kedua tangannya pada kepalaku

“Masssss, eeennnnaaaakkkk , pppiiii… ppiisssss” jerit Tasyan sambil mengeluarkan cairan yang begitu banyak membasai mulut dan wajahku dan menyiram sebagian tubuhku

Aku berdiri dan membalikan tubuh Tasya dan sedikit meremdahkan tubuhnya dan mengatur posisi selakanganya dan menusuk kontol ku ke dalam memek Tasya

Aku goyang pingguk ku dengan kecepatan sedang, tubuhku agak membungkuk dan menempelkan dadaku ke punggung Tasya dan jari jari tangan kananku meremas payuaranya sedang tangan kiriku menggosok gosok kelentit Tasya dengan kecepatan sedang.

Lima menit berlalu aku tarik tubuh Tasya sehingga tubuhku dan tubuhnya tegak aku meremas remas payudaranya dan memutar mutar putting nya buburku menciumi pundak dan tungkuknya, kepala Tastya menoleh ke belakang dengan mulut sedikit terbuka menjadi sasaran mulutku kami berciuman dalam posisi kontol dan memek tetap melakukan aktifitas, goyangan pinggul Tasya semakin mantab membuat genjotan pinggulku juga semakin cepat dan akhirnya aku kekan pinggulku kedepan bersamaan dengan pinggul Tasya menekan ke belakang dan

“Maaassssss piiii …. piiissss llaaagggiiiiii” teriak Tasya menggema serrrrr seeeeeerrr seeeerrrrr

“Akuuuu jjjuuuggggaaaa…” teriaku hampir bersamaan dan choooottt chooottt chooottt

Aku peluk tubuh Tasya semakin erat takut Tasya ngak kuat berdiri langsung aku duduk di atas toilet dan menarik tubuh Tasya ke dalam pangkuanku dengan posisis miring, ciuman kami berlangsung lama sambil ku remas remas payudaranya sampai nafas kami teratur kembali

“Ennaakkk masss” kata Tasya di selah selah ciuman kami terlepas

Aku hanya tersenyum dan meraih shower ke dalam tubuh kami berdua sehingga basah keringat kami pun hilang oleh air shower yang hangat. Tasya berdiri mengambil handuk dan mengeringkan tubuh nya dan memberikan handuk ke padaku. Setelah kering aku dan Tasya melangkah keluar dari kamar mandi menuju sofa masih dalam keadaan telanjang dan Tasya duduk kembali di pangkuanku,

“Mas laper” katanya sambil menciumi bibirku seakan ngak pernah puas aku dan Tasya berciuman

“Ya ayok, pakai baju terus cari makan sekaligus cari pakaian yang akan kamu gunakan untuk nanti malam” kataku sambil membelai rambut basyah Tasya.

Tasya bergegas membuka almari pakaian dan mencari pakaian yang pantas untuk makan di restorasi hotel tersebut, aku pun mengenagkan pakaian santai kaus lengan pendek dan celana boxer dan menyemprutkan sedikit wangi wangian ke rubuhku

Kami menuju restorasi untuk sarapan pagi dan setelahnya aku da Tasya menuju butik yang ada di hotel tersebut, Tasya sanagt senang setelah menemukan gaun yang cocok untuk acara nanti malam dan membelinya sebuah palaian malam warna merah muda yang sangat cocok untuk Tasya yang muda penuh energi terbuat dari saten panjang sampai selutut dan aku juga memilh baju setelan jas resmi dengan warna biru tua lengkap dengan asesorirnya.

Setelah kembali ke kamar Tasya bilang kalau perut nya mules mules yang tandanya akan kedatangan tamu bulanan, dan aku hanya tertawa karena itu lah yang aku tunggu umtuk bisa mengendalikan nafsu sexualitas ku yang tinggi saat ini.

Malam harinya aku dan Tasya datang ke pertemuan reoni AMN angkatan Y tahun xxxx yang diadakan di mabes Cilangkap, semua teman temanku senang aku tahun ini bisa sedatang ke reoni dan mengenalkan Tasya sebagai cucuku dan sambutan mereka sunggung sangat familier dan semua yang hadir sebagian besar masih dinas dan rata rata tahun depan memasuki masa persiapan pensiun. Aku mengajak Tasya berkeliling menemui satu satu teman lamaku dan aku melihat Tasya cepat bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang rata rata sudah berusia kepala 5 tapi Tasya bisa membawa dirinya dan bercampur baur dengan istri istri dari teman temanku Tasya selalu di dampingi istri Sriyono, Maharani tapi pada dasarnya Tasya mudah bergaul dengan siapaun juga dan dari lingkungan apapun tidak minderan

“Mas sudah sepuh semua ya” kata Tasya sambil menikmati makan malam secara prasmanan

“Ia lah mereka rata rata seusia denganku, Tasya” kataku

“Apa mereka sudah punya cucuk semua ya” kata Tasya

“Ya rata rata sudah punya cucu semua, seperti tante Maharani dan om Sriyono juga sudah punya cucu 5 lakau ngak salah, kan anaknya dua satu ada di Jakarta dan ada di Jogya nanti deh kamu tanya sendiri ke Maharani” kataku

“Ayo Tasya ikut tante jangan dengan mas Bram aja biar kenal sama istri teman teman mas Brammu” kata tante Rani

Tangannya di tarik dengan Maharani menjauh dari tempat duduk mas Bram yang memandang dengan bengong, dan aku memperhatikan Tasya yang kelihatan amat senang dengan wajah ceria dengan senyuman di bibirnya sunggu cantik menarik dan gemesin sambil sekali kali pandangan matanya tertuju ke padaku dan tersenyum aku pun mengacungkan jempol ke atas.

Acara demi acara di lalui dengan santai dan penuh kekeluargaan yang sangat kental karena kami masing masing mempunyai kenanganan sendiri sendiri kalau bartugas dan jauh dari keluarga dan keluarga satu satunya adalah teman yang bisa saling mendukung satu sama yang lain dalam satu kesatuan tugas saling bau mambau dan saling tolong menolong bahkan lebih erat dari hubungan saudara itu lah kami sebagai dari satu kesatuan yang tak terpisahkan diri kami menyatu baik dalam suka maupun duka, selalu riang dalam menjalankan tugas, berat sama di pikul ringan sama di jinjing itu lah kesatua kesatua yang ada di antara kita.

Acara hiburan pun sudah dimulai dan masing anggota menyumbangkan sebuah lagu yang di iringi oleh solo orgen dan kini giliran aku di daulat untuk menyanyikan sebuah lagu dan aku pun dengan tenang maju ke mimbar dan membisikan ke pada organis dan mengabil nada dan mengambil maik dan mulai berbicara

“Rekan seperjuanan aku akan membawakan sebuah dari tahun 70 an yang di sering di nyanyikan oleh elvis dengan judul Let it be me kalau boleh diterjemahkan secara bebas Biarlah aku menjagamu. Dan lagu ini aku persembahkan kepada seseorang yang sangat special yang berada disini yang sungguh sangat berarti dalam hidup ini dan aku ingin selalu ingin menjaganya baik dalam suka maupun duka, untuk cucuku tersayang Tasya Anggraeni,
Let it be me
Biarkan aku menjaga dirimu


God bless the day I found you

Tuhan memberkati hari ini ketika aku menemukanmu

I want to stay around you

saya akan tingga di sekitarmu

And so I beg you

dan saya memohon

Let it be me

biarkan saya menjaga mu

Don’t take this heaven from one
Jangan kau ambil surga ini dariku

If you must cling to someone

Jika kamu harus berkindung dari seseorang

Now and forever

Sekarang dan selamaja

Let it be me

Biarkan aku menjagamu


Each time we meet love

Setiap kali aku bertemu cinta

Without your sweet love

tanpa cintamu yang manis

Tell me, what would life be

Katakan padaku, apa yang terjadi dalam hidup


So never leave me lonely

Jadi jangan tinggakan aku seorang diri

Tell me you love me only

Katakanlah padaku bahwa kau hanya mencintaiku

And that you’ll always

dan itu akan selalu

Let it be me

Biarkan aku menjagamu

Setelah selesai membawakan lagu aku turun dari mimbar mendatangai Tasya diiringi tepuk tangan dari teman temanku sesampainya di depan Tasya Bram memberi ciuman di kening Tasya dan Tasya pun langsung memegang tangan ku dan mencium biku biku tangannya sebagai tanda hurmat.

Dan pada akhirnya pertemuam reoni usai Tasya dan aku meninggalkan tempa pertemuan dan berjanji dengan Sriyono dan Maharani untuk bertemu esok hari di rumah dinas Sriyono untuk menuju ke Wonosobo menemui saudara sepupu Maharani keluarga Margono.

Sesampainya di hotel Aku langsug mencium bibir Tasya yang ranum dan Tasya pun membalas ciumanku setelah bersih bersih dan berganti dengan pakain tidur aku dan Tasya tidur dengan saling berpelukan.

“Terima kasih mas Bram yang selalu menjagaku selama ini” kata Tasya

“Ya Tasya, mas juga berterima kasih untuk mu yang telah menyerahkan segalanya untukku” kataku

Dan mereka saling berpelukan kembali dan tertidur dalam pelukam malam ini

Bersambung ....
Dinanti komen yang membangun .... dan maaf masih banyak tipo ...

Sehat selalu selamat berkarya
ROO238
 
Bimabet
Trimakasih atas updatenya,ceritanya mengalir apa adanya tidak langsung mengarah kesebuah konflik,seperti menceritakan hubungan pak bram dengan tasya kepada keluarga besarnya khususnya ke ibunya tasya,,ceritanya mantaaaap....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd