Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Bimabet
Mantap mantap lanjutan ceritanya,makasih om atas updatenya,berarti tasya belum siap hamil soalnya memasang IUD,mungkin klw udah resmi nikah dicabut IUDnya,biar tasya bisa hamil,...
 
Tinggal menunggu reaksi bpk dan ibunya tasya aja deh skrg...
 
Part 24: Mama

Rini Kusumawardhani, pov

Aku seorang ibu rumah tangga dan juga mempunyai usaha kecil kecilan butik yang aku beri nama Kusuma Butik dan letak usahaku ada di sebuah moll yang cukup bergengsi dengan modal awal di dapat dari modal dari usaha suamiku, pada awal usahaku cukup maju dan conter di butik ku tak pernah sepi dari pengunjung dan aku juga seorang istri dari seorang pengusaha eksportir kayu ukir dari Jepara yang di pasarkan ke berbagai belahan dunia, Eropa, Amerika, dan Asia terutama Jepang dan Korea yang sangat kagum akan hasil ukiran dari bangsa Indonesia terutama dari Jepara.

Ketika aku berusia 17 tahun kelas 2 SMA sekarang kelas XI di kotaku aku berkenalan dengan seorang pemuda atau tepatnya seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi negeri di kotaku yang berasal dari Menado Sulawesi Utara, orangnya ganteng, tinggi, bernama Yudistra, perkenalanku dengan Yudistra di awali dengan acara ulang tahun sahabatku Nentin di rumahnya, pertemuan dengan Yudistra berlanjut dengan seringnya Yudis menjemput aku ketika pulang sekolah dan aku sangat senang sekali makin lama perasaan senang berubah menjadi rasa sayang dan pada suatu pertemuanku dengan Yudis sepulang nya dari sekolah Yudis menambaku, dan itu terjadi ketika menjelang ulangan umum bersama dan pada liburan kenaikan kelas Yudis mengajaku berlibur ke Tawangmangu, yang merupakan tempat wisata berhawa dingin, tentu saja aku ijin ke orang tua dengan sedikit berbohong bersama teman teman se kelasku padahal hanya kami berdua saja dengan Yudistra dan menyewa sebuah villa milik temannya dan mendapatkan diskon yang cukup besar, di dalam villa itulah aku menyerahkan kegadisanku ke Yudis dengan janji yang sangat meyakinkan, sebagai seorang cewek yang baru pertama kali jatuh cinta tentu saja hati ini berbunga bunga

Pada siang itu dengan berboncenga sepeda motor aku dan Yudistra menuju ke Tawangmangu, sesampainya di sana Yudis berhenti di depan café dan mengajak aku makan siang di café tersebut sambil menunggu pesanan

“Dik Rini” kata Yudistra

“Apa mas” jawabku

“Cantik” katanya sambil memegang daguku dan menatap wajahku,

“Gombal” jawabku sambil tersenyum, tapi pandangan matanya menembus sampai pusat hatiku yang paling dalam

“Aku sunggung mencintaimu dengan segenap jiwa ragaku” kata Yudistra sambil menggenggam kedua tanganku dan di ciumnya pelan, lanjutnya “Sunggung aku menginginkan dik Rini menjadi istriku kelak”

“Benar mas” tanyaku

“Ngak percaya nih” kata Yudistra

“Pescaya kok” kata Rini sambil tersenyum

“Biarlah ini janji laki laki yang pantang menjilat ludah sendiri” kata Yudistra sambil bersimpuh di depan Rini

“Mas bangun jangan berjongkok gitu, aku malu” kata Rini

Yudistra berdiri dan duduk kembali dikorsi yang didudukinya dam memegang tangan Rini

“Mungkin dik Rini pernah mendengar aku punya banyak pacar, itu memeng benar tapi hanya satu wanita yang bisa membuat hatiku bergetar dan selalu terbayang wajah dik Rini kapanpun aku berada dan di manapun, aku sunggung mencintaimu dik” kata Yudistra sambil menciun mesra biku biku tangan Rini

Aku hanya bisa memandang wajah Yudistra yang aku kagumi, lelaki jantan ini dan menundukkan kepalanya dan mengucap

“Terima kasih mas, selalu ada untuk Rini” ucapku kemudian

Tak lama kemudian pesanan mereda datang dan mereka makan bersama dan sendaugurau ala remaja berpacaran, Yudistra sebentar bentar menyentuh wajah Rini dan membelai rambut Rini dengan mesra, sampai hatiku sunggung bergetar getar dari pancaran cinta kasih yang tulus dari Yudistra.

Aku pun bersyukur kepada Tuhan bahwa sudah mengirin seorang lelaki yang begitu mencintainya.

Setelah selesai makan di café kami pun melanjutkan perjalanan menuju villa yang sudah di pesannya, sampai di villa disambut dengan penjaga villa dan Yudistra mengenalkan aku sebagai adiknya yang baru datang dari Menado dan penjaga itu pun percaya

Aku dan Yudistra pun melangkah masuk villa itu di villa itu punya 3 kamar yang cukup besar dengan tempat tidur yang cukup besar juga, aku dan Yudistra memilh salah satu kamar yang bisa dipakai berdua, di setiap kamar sudah ada kulkas berukuran kecil, TV 32 in, AC ruanganan, kamar mandi dalam juga disediakan pemanas air elektri di dalam kamar mandi masih dilengkapi shower dan baltup dan air pun bisa di setel panas dan dingin.

Aku duduk di depan balkon yang ada d kamar itu dan memandang siang itu begitu cerah suasana tempat wisata ini begitu ramai banyak turis dari daerah sekitar Tawangmangu ini datang berwisata baik dengan rombongan sekolah atau dengan keluarga.

“Ayok keluar dik lihat air terjun” kata Yudiatra

“Malas mas, enak disini ingin merasakan pacaran kayak teman teman gitu” kata ku

“Oh gitu ya” jawab Yudistra sambil melangkah duduk disamping kiri dan tangan Yudistra ada di pundakku dan mengusap pipiku tentu saja wajahku jadi merah merona. Yudiatra tersenyum melihat Wajahku bertambah cantik.

“Boleh” kata Yudistra sambil menyentuh bibir ku dan aku hanya menjawab dengan angguan

Ini ciumanku yang pertama dari seorang laki laki yang begitu aku sayang, Aku masih meresapi ciuman bibirku untuk pertama kali ini, aku juga merasakan deburan jantung yang kian cepat dan

“Mas ini ciumanku yang pertama ku” kata ku

“Ohhh …., beruntung aku mendapatkan ciumammu yang pertama fist kiss” jawab Yudistra sambil mengulang lagi ciumam bibirnya dengan lembut dan tangan Yudistra mulai mencari peganggan di payudaraku yang masih terbungkus bra dan baju yang aku pakai,

“Ohhh ….“ tak terasa mulutku merespon remesan tangan Yudistra di payudaraku yang aku rasa semakin membesar

Di tariknya aku untuk berdiri sambil berciuman yang makin lama semakin panas aku merasakan lidah Yudistra yang menjalur kuluar menjilati sekitar bibirku, aku pun berdiri sambil berciuman di bimbingnya aku masuk ke dalam kamar dan di dudukannya aku di tepi ranjang yang cukup besar, tangan nakal Yudistra mulai melepas kancing kancing baju ku dan ketika itu aku sadar aku pegang tangan yusdistra yang sudah berhasil melepas 2 kancing bajuku di bagian atas, Yudistra memendang ku dan tersenyum dan aku membalasnya dengan senyuman juga dirapatkan tubuhku ke samping dan bibirnya memdekati kelinggaku dan mengatakan tiga kata “Aku Cinta Padamu” sambil menciumi telingaku sebelah kiri dan mengulum daun telingaku digigit kecil kecil leher di bawah telinga aku, aku merasakan sensasi yang membuat aku seakan melayang, tanpa sadar tangan kananku menyentuh selakangannya yang masih terbalut celana jean ketat aku sadar dan aku menarik tanganku menjauhi selangkangannya tapi dengan cepat tangan Yudiatra menehannya dan membuka resteling celana dan memesukan tanganku kedalan celana dalamnya.

Aku tidak bisa berbuat banyak tanganku pun segera mengusap batang penis Yusdistra yang masih terbalut celana dalam. Yudistra pun mulai lagi membuka kancing bajuku dan akhirnya terlepas juga semua kancing baju ku, Yudistra menghentikan ciumamnya dan memendang buah dadaku yang masih terbungkus bra hitam untuk menutupi payu daraku. Dipandanganmya buah dadaku entah apa yang sedang di pikirkan

“Cantik” gumannya begitu lirih, aku sadar akan pandanga mata Yudistra ke buah dadaku dengan reflek aku segera menutupni buah dadaku dengan kedua tanganku

“Cantik sayang” ucapnya lagi sambil menahan ke dua tanganku yang mau menutupi payudaraku, lanjutnya” Ngak usah malu cantik, aku benar benar cinta padamu dan aku kan tadi udah berjanji akan menjadikan kamu menjadi istriku” kata Yudistra sambil mengecup keningku. Dan ciuman pun ngak bisa dielakan lagi. Di tariknya tubuhku berdiri dan kami saling berhadapan hadapan bibir kami sudah menyatu dalan ciuman yang lembut sambil ciuman kedua tanganku di atas pundaknya dan tangan Yudistra ngak mau diam, melapas pakaian yang aku kenankan yang sudah terbuka kancingnya, dan tangan Yudistra ke kepunggung melepas kaitan bra ku yang ada di sana.

Ciuman Yudistra juga bergeser ke arah leher bagian depan setelah berhenti di daguku dan mengulumnya

“Mas, geli” kataku di selah selah desahanku yang semakin mengeras

Yudistra tidak menaggapi desahanku dan kata kata ku tadi malah bibirnya terus ke bawah mulai menciuman payudaraku bergantian dan lidahnya sekali kali mengenai putting kecilku yang berwarna colkat muda, Dijilati putting kiriku dengan lidah yang menjulur keluar dan menggigit kecil putingku kemudian menyedotnya dengan kekuatan penuh tubuh ku merespon kelakuan Yudiatra dengan eranga panjang dengan kepalaku bergerak sendiri kekanan dan kekiri

Tangan Yudistra yang satu lagi berada di pantat ku dan menekan ke depan dan aku merasakan benda keras menempel di memekku dan pinggul Yudistra di goyang ke kiri kan ke kanan sehingga memek dan penis Yudistra saling bergesek menimbulkan sensasi yang lain

Didorongnya tubuhku kearah tempat tidur dan aku tertidur terlentang demikian Yudistra juga tertidur di sampinku dan menghadap di tubuhku, bibir kami bertemu lembali dan ciumam makin ganas melumat bibirku dan aku hanya bisa mengimbangi perlakuan Yudistran sebisaku

Tak lama kenudian bibir Yudistra berada di payudaraku dan menciumanya dengan ganas dan tanganku hanya memegang kepala Yudistra dan menikmati perlakuan Yudistra dengan mata terpejam. Sementara bibir Yudistra ada di payudaralu tangannya mengusap perut ku dan memainkan pusar ku, aku merasa geli yang amat sangat, dengan tangannya Yudistra mencari iktan celana jeanku dan membukanya menarik reseting ke bawah dan berusaha melepas celana jean ku yang aku pakai, aku hanya mendiamkan saja atas perlakuan Yudistra kepadaku aku percaya akan janji Yudistra akan menjadikan aku istrinya.

Dengan susuh payah akirinya Yudistra berhasil melepas celana jean ku beserta dengan celana dalamku sekalian, dan tanpa ragu lagi tangan Yudistra berada di memekku dan memeinkan itil ku dengan menggosok gosokmya dengan pelahan tapi pasti aku merasaka perbuatan Yudistra sewajarnya aku diperkalukan seperti itu, dalam pikiranku apa bedanya besok dengan sekarang dan akhirnya juga sampai seperti ini. Inilah kesalahan terbesarku percaya penuh terhadap lelaki yang bernama Yudistra ini.

Yudistra memandang ku dengan senyuman yang membuatku tak bisa berbuat apa apa.

“Vaginamu sunggung cantik Dik Rini” kata Yudistra

“Aku malu mas, pandang memek ku seperti itu” kata ku sambil berusaha menutupi memeku dengan ke dua tanganku, tapi dengan sigap tangan Yudistra menahannya dan mendekatkan wajahnya di depan memeku, aku tidak menyangka kalau Yudistra akan mencium memekku aku pun dedesah ketika lidah Yudistra berada di belahan memekku dengan sepontan aku tarik tubuhnya ke atas

“ Jangan mas, itu kotor” kataku

Yudiatra menghentikan aksinya dan mengucap

“Nikmati saja dik Rini, aku jamin dik Rini akan mendapatkan yang enak yang belum pernah di rasakan sebelumnya” katanya

“Tapi itu kotor mmaaassss” kataku

“Ini setiril dik, bersih dan banyak mengandung protein yang menyehatkan badan” kata Yudiatra

“Terserah lah” jawabku

Tanpa ada aba aba lagi Yudistra menciumi kembali memeku dan menyentuh kelentitku dan memesukan jari tengahnya ke dalam lubang vaginaku, aku mulai mendesah desah ngak karuan sehingga pada suatu titik kau merasakan ada desakan dari dalam tubuh ku seakan ingin pipis tapi aku tahan dan aku peringatan kalau aku ingin pipis tapi Yudistra tidak menghiraukan peringatanku dan aku sudah tidak tahan lagi sehingga aku terkencing kencing menyiram sebagian wajahnya dan membasahi baju yang di pakainya. Nafasku tertahan sementara air kencing ku keluar, badanku melengkung ke atas merasakan sensasi yang berbeda dengan kencing biasanya, mata ku terpejam meninkmati kencing pertamaku pada siang hari ini

Yudistra tersenyum memandang ku seperti ini ada rasa puas di wajahnya

“Itu bukan pipis neng, itu orgasme” katanya

Aku melonggo mendengar pengakuan dari nya

“Layak berbeda sensasinya” kataku

“Dik Rini akan mendapatkan yang lebih enak lagi 100 kali lebih enak dari ini” kata Yudistra sambil melepas Baju yang basah karena orgasme ku tadi dan mencopotnya di taruh di pinggir ranjang dan berdiri melepas celana jeannya yang dipakainya menyisakan celana dalam hijau yang masih melekat di tubuhnya.

Aku melihat tonjolan penis di balik celana dalam itu besar menjulang ke atas menyentuh gesper celana dalam nya.

“Besar mas, apa muat, kan memekku kecil” tanyaku

“Muat lah Dik, sedang kepala bayi yang lebih besar dari ini pun bisa keluar kok” kata Yudistra lagi

Aku duduk di atas ranjang dan Yudistra berdiri disampingku diraihnya tanganku dan di tempelkan pada penis besarnya, melepas celana dalamnya sampai kelutut, aku melihat penis laki laki yang aku cintai ini menentang keras bagai pentungan satpam di sekolahku mengangguk angguk ke atas ke bawah, dengan perasan ngeri aku mencoba memegang penis itu dan menggenggam dalam genggamanku, hangat kata dalam hatiku

“Coba dik cium kepalanya” pinta Yudistra

Aku ragu untuk melaksanakan permintaannya, aku masih memandang tak jup penis pacarku ini, dengan perlanhan aku majukan wajahku menempel di ujung kepala penis bak kepala jamur besar dan kokoh dan bibirku ada di sana, ada bau pesing di antaranya tapi aku abaikan tak ingin pacarku menjadi kecewa karenanya.

Lidahku keluar menjilati kepala penis yang sudah basah dan aku merasakan asin di ujung lidahku.

“Jilat dik seperti jilatin es grim” katanya

Aku melakukan apa yang menjadi permintaannya, aku dengar leguan panjang ketika aku jilat dari pangkal ke ujung penisnya lama ku melakukan hal serupa sehingga penis yang tadi kering kini basah karena air liurku

“Masukan dik ke mulutmu seperti adik makan permen lollipop” katanya

Aku pun melaukan lagi permintaannya, aku buka mulutku lebar lebar dan menyasikkan penis kekasin ku ke dalam mulutku dan aku dengar leguan kenikmatan di dari mulutnya

“Ahuuh, jangan kenain gigi dong ngilu” ucapnya

Aku hentikan aksiku dan aku pandang wajahnya

“Ya sorri” kataku sambil melanjutkan aksiku memesukna penis nya kembali, 10 menit kemudian gerakan mulutku tambah cepat dan tubuh Yadistra kejang kejang sambil mengeluarkan cairan putih emtal di dalam mulutku

“Yang benar dong, masah spermanya di tumpaian di mulutku

“Ia sorri banget tadi enak banget dan keburu keluar” katanya

Yudistra mengambil tisu yang ada di kekat meja rias dam memberikan kepadaku.

Aku kelekahan dan tidur dalam pelukannya, entah berapa jam aku tertidur ketika aku bangun hari sudah gelap kamar pun gelap masih ada sinar terang dari luar ruangan yang masuk ke dalam kamar, aku bangun mencari skakelar lampu dan menghidupkannya, baru aku sadari aku masih dalam keadaan telanjang dan melihat Yudistra yuga tertidur masih dalam keadadan telanjang.

Aku masuk kekmar mandi untuk mandi karena badanku lengket dan bau sperma Yudistra yang masih menempel di tubuhku. Sehabis mandi aku menggunakan tangtop tanpa bra dan celana pendek selutut dan membangunkan Yudistra

Malam itu aku dan Yudistra mencari makan di warung dekat villa dengan jalan kaki sambil tersenyum senang dan bergandengan angan saling bully satu sama lain aku dan Yudistra pun akhirnya kembali ke villa, Yudisrta mengambil sebatang rokok dan mengisapnya di depan villa sementara aku masuk ke dalam villa menghiduupan TV dan melihat acara sore hari in, mengambil HP ku dan mengecek SMS yang masuk.

Yudistra masuk ke dalam villa langsung duduk di sampingku dan tangannya berada di pundakku dan tak beberapa lama kami mulai berciuman kembali dan akhirnya aku menyerahkan keperawanku ke Yudistra leleki yang aku cintai tak ada kata menyesal bahkan rasa berbunga bunga menyelimuti hari hari ku setelah ini.

Dilanjautkan hampir setiap hari aku bertemu dengan Yudistra yang berakhir dengan melakukan make love dan meniru adegan adegan dari video bokep milik Yudistra, aku pun selalu horne kalau sedang berdekayan dengan Yudistra, hubunganku sudah hampir 2 bulan berjalan, aku mulai curiga mengenai sirkus haidku sudah 3 minggu ini ngak datang tatang, aku ceritakan keadan ku ke Yudistra dan Yudistra mengajaku perisa ke dokter kandungan aku kami mendaftar sebagai pasangan muda baru menikah 3 bulan yang lalu.

“Selamat Bapak Yudistra dan Ibu Rini, sebentar lagi akan mendapat momongan” kata Dr kandunag itu sambil menjabat tanganku dan tangan Yudistra

“Ini aku beri sesep untuk menguwatkan kandungan ibu dan vitamin, hati hati dalam berhubungnan sebab dalam usia kandungan yang masuh muda rentan akan keguguran” kata dr tersebut

“Sudah berapa bulan dok” kata Yudistra

“Sudah memesuki minggu ke 6 akan ke 7 jawabnya” kata dokter

“Ia terima kasih doter” kata Yusdistra

Kami pun meninggalkan tempat praktek dokter kandungan itu langsung menuju ke kostan Yudistra

“Percayalah dik aku akan bertanggung jawab kok” Jangan gelisah

“Ia mas” kataku sambil berpelukan di atas kasur di tempat kost Yudistra, kami melalkukan hubungan suami istri kembali dengan sangat lembut dan penuh kesan. Tapi itu adalah pertemuan kami yang terakhir kalinya, esok harinya aku tunggu kedatangan Yudistra untuk menjemputku tapi tidak datang, aku hubungi HP nya tapi tidak akktif, aku mulai panic, keseokan harinya aku bolos sekolah pergi tempat kost Yudistra tak menemukan orangnya di sana, kata temannya dalam satu kost dengan nya mengatakan dia libur semester dan pulang ke Menado setelah kemarin dapat telpon dari orang tuanya bahwa ibunya sakit.

Aku ngak bisa ngomong apa apa, aku serahkan segalanya untuk nya lelaki yang bisa bertanggung jawab tapi nyatanya dia meninggalkanku seorang diri menaggung segala perbuatanku, perasan cinta kini berubah menjadi perasaan benci kepada Yudiatra

Menginjak minggu ke 8 pagi pagi setelah sarapan perutku mual dan ingin muntah, wajar sih aku dalam ke adaan hamil tapi menjadi tidak wajar untuk keluargaku, dengan setengah paksa aku di bawa ke rumah sakit Ibu dan Anak milik Dr Ayu sahabat ibuku, Ibu dan Dr Ayu sunggung terperanjat ngak percaya apa yang terjadi sampai di ulang pemeriksaan 2 kali oleh dr Ayu

Aku hanya dapat menangis menyesali diri, dengan desakan desakan terus menerus yang di lakukan oleh ibuku dan dr Ayu akhirnya aku mengaku yang menghamil aku adalah Yudistra mahasiswa semester 3 dari fakultas xxx dan universitas yyy, langsung ibu telpun kampus tersebut mememui dekan falultas itu, mengatakan ini baru libur antar semester jadi falultas ngak bisa manatau ke adaan mehasiswanya, tapi menyatakan bahwa orang yang bernama Yudistra benar benar mahasiswa di faluktas tersebut

Aku menyatakan pada dr Ayu keinginanku untuk menggugurkan kandungan ini tapi di tentang oleh mereka berdua dan semenjak saat itu pengawasan terhadap diriku di perketetat dan tidak boleh keluar rumah sendiri harus ada teman nya, Sekolahku buyar kurang 2 bulan lagi aku menempuh ujian akhir tapi aku gagal mengikutinya karena ibu melangku masuk sekolah membuat aip keluarga tersebar kemana mana.

Ayahku saat itu baru tugas di Konggo sebagai pasukan perdamaian di negeri afrika itu sebagai bagian tugas dari PBB menjaga perdamaian di kawasan itu. Akrirnya Ayahku menyerahkan nama baik keluarga dengan Om Sriyono seorang tentara juga yang baru di dinas di Karesidenan Surakarta, juga termasuk saudara sepupu ibuku.

Dengan persetujuan ibu dan ayah akhirnya aku di ungsikan ke Wonosobo menjelang kelahiran bayiku yang amat aku benci karena perbuatan ayah bayi dalam kandunaganku ini, hanya karena ibu, om Sriyono dan tante Maharani aku luluh dan mau berjuang untuk melahirkan bayi ini tapi aku bersumpah dalam hati ini aku ngak maum memelihara bayi ini yang membuat aku seperti ini.

Saat itu kandunganku berusia 4 bulan ketila ibu, om Sriyono dan tantre Maharani membawaku ke keluarga Margono di Wonosobo seorang petani sederhana dan Sulastri istri Margono yang masih keponakan dari tante Maharani istri om Sriyono

Sebulan sebelum aku melahirkan mbak Sulasri keguguran kandungan setelah dia terpeleset di kamar mandi, dan peristiwa itu ada di depan mataku aku hanya bisa menangis melihat peristiwa itu dan tak bisa perbuat apa apa, peristiwa itu sendiri terjadi di siang hari dan suaminya Margono baru berada di sawah. Tapi peristiwa itu tidak membuat hatiku bergiming kepada bayi dalam kandunaku ini dan mengharap peristiwa itu menimpa diriku tapi Tuhan berkendak lain Anakku keluar dengan sehat dan kuat dengan berat badan 3500 gram cukup besar dan sehat tapi anehnya aku sendiri menolak untuk memberi asi kepada bayi anakku ini dan terpaksa asi dari mbak Sulastri di berikan kepada anakku, dan setelah 1 hari pulang dari rumah sakit aku mengajak supir dan pembatu aku pulang ke Sala tanpa mengingat perasan keluarga Margono, aku hanya berpikir sudah setimpal dengan pemberian ibuku kepada mereka.

Setelah pulang ke rumah aku menghubungi lagi teman temanku ingin mendengar nasib dari Yudistra tapi tidak ada temanku yang mengetahui ke beradaan Yudistra saat ini aku menghubungi teman teman Yudistra juga sama ngak ada kabar beritanya seperti tertelan oleh bumi.

Akhirnya aku memutuskan tinggal di daerah Pati Jawa tengah ikut pak de Darma kakak dari ayahku Bram 2 tahu lamanya aku dalam keterpurukan dan sering melamun sendiri, badan ku tidak tambah gemuk tapi tambah kurus

Disitulah aku mengenal suamiku sekarang Jhon Wirasakti seorang keturuan ayah nya adalah sahabat baik pak de Darma dan sama sama beragama Kristen, aku sering di ajak oleh pak de Darma untuk pemulihan kondisiku dari setres berat yang menimpaku

Hari berganti hari, minggu berganti minggu akhirnya aku bisa move on dari persoalan yang ku alami dari perhatian teman teman gereja terutama mas Jhon sendiri yang sering mambimbingku dengan tulus dan akhirnya aku masuk agama Kristen atas anjuran pak de Darma

Hubunganku dengan mas Jhon semakin serius dia tidak mempermasahkan masa laluku yang kelam dan gelap dengan sikap kebapakan dan kedewasaan dia aku pun akhirnya menikah dengan mas jhon, aku minta modal kerja untuk hidup berkekuarga dengan mas Jhon berupa uang yang tidak sedikt jumlahnya dengan pesan aku tidak akan menerima warisan se senpun dari mereka berdua aku pun menyetujui.

Dua tahun kemudian aku dan mas Jhon melangsungkan penikahan dengan saling menerima saktrmen pernikahan yang di pandu oleh pendeta dari gereja yang di anut oleh pak de Darma, setahun kemudian aku melahirkan anak ku ke dua Dion dengan mas jhon

Nasip anakku Tasya yang baru umur 1 minggu aku tinggal pergi begitu aja, Tasya pun di asuh dan di jadikan pengganti anaknya mbak Sulastri yang meninggal dunia karena keguguran. Setelah 1 tahun mbak Lastri hamil kembali dan atas inisatif ibuku diambilnya bayi Tasya dari tangan tangan mbak Lastri dengan alasan menggangu proses kelahiran anak ke dua mbak Lastri.

Tahu tahun pertama perkawinanku sunggung sangat menyenagkan dengan perhatian penh dari suami ku Jhon Wirasakti, seiring dengan kesibukan membesarkan perusahaan yang dirintis dari nol itu, kesibukan bertambah sering pergi keluar kata sampai berminggu minggu pernah baru saja pulang sehari terus pagi harinya ke Surabaya itu pun baru pulang dari Jakarta, aku sering kesepian dirumah yang cukup besar dengan apa apa sudah tersedia. Rasa sepi ini terus menghantui aku terus menurus aku pun terus terang ke pada suamiku akan kesepiamn hatiku dengan ide yang cemerlang dari suamiku untuk menghilangkan rasa sepi di hatiku Tasya yang waktu itu berusia 13 tahun di minta oleh mas jhon untuk di pelihara oleh ku dan ibu dengan rasa berat menyelujui usul dari suamiku Jhon.

Tapi setelah Tasya pindah ke rumahku perasan kesepian malah tambah besar dirumah sering uring uringan sendiri dan yang menjadi sasaran uring uringanku adalah Tasya dan Dion mereka sebenarnya tidak tau apa apa.

Akupun meminta modal ke suamiku untuk mulai membuka usaha Butik di kotaku dengan modal yang cukup besar pula hampir sepertiga modal kerja suamiku terserap untuk mendirikan usaha yang yang baru aku dirikan, kesibukan mengurusi usahaku sendiri lamnat laun perasaan kesepian ku akhirnya menghilang juga dan aku hilangkan dengan kinerja membesarkan Kusuma Butik. Suamiku Jhon tidak bisa bilang tidak karena sebagian modal usanya dari ibuku. Dalam ke sibukanku membesarkan usahaku aku mendengar dari kawanku juga seorang pengusaha butik bahwa suamiku punya simpanan di Surabaya, awalnya aku ngak percaya tapi kawanku itu mendesakku supaya mengadakam penyelidikan lebih lanjut, Akhirnya aku percaya bahwa suamiku berselingku di belakang perkawinanku dengan dia hati ku mulai panas.

Sementara itu aku juga berkenalan dengan pengusaha butik yang rata rata adalah wanita kesepian seperti aku ini, aku pun berkenalan dengan aku berkenalan dengan cik Lani seorang pengusahan garment dari Jakarta dan dia merupakan istri simpanan dari seorang kaya di Jakarta dan suatu saat datang cik Leni ketempat butikku mengajakku ikut arisan di kelompoknya dari pada sendiri galau galau uterus aku pun menyanggupi arisannya sih ngak seberapa tapi efek dari arisan itu yang membuat aku sedikit demi sedikit bisa mengghilangkan stress yang berkepanjangan, dalam acara arisan itu juga di undang para gigolo yang siap memuaskan birahi sesaat, ini lah yang menjadi obat dari strees ku dan rasa balas dendam kepada suamiku yang mulai membakar api perselingkuhan, pada awalnya hanya ingin balas dendam terhadap perlakuan suamiku dan aku mengenal seorang gigolo dari universtas ternama di kota ini, orangnya tinggi tegap badan tegap mengingaktkan aku pada seorang masa laluku Yudistra. Permainan ranjangnya sunggung sempurna bisa membat aku orgasme berkali kali dalan suatu permaian panjang dan laki laki ini akhirnya menjadi laki laki peliharanku sampai saat ini .

Lionif Surya Kencana nama priya tampan umur kira kira 20 tahun wajah ganteng 11 – 12 lah dengan Yudistra laki laki pertama dalam hidupku.

Bersambung dulu suhu
Semoga berkenana
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd