Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

salah strategi nih Tasya ama mas bram, kalau ngenalin sama yang salah satunya ga kenal, mending langsung kenalin sebagai calonnya, biar ga ribet pandangan orang nantinya :pandajahat:

Beda juga pandangan bram orang ngak begitu akrap kan katemu nya juga jarang malah kalau di kenalksn sebagai tunangannya timbul pertanyaan yang macam macam kalau di kenalkan sebagai cucu sekamarpun ngak masalah kan
 
Part 27 B : Apartemen II

Pov: Tasya Anggraeni

Sereteh selesesai makan aku pamitan pada rombongan guru yang baru makan siang bersama dan mas Bram membayar makanan yang kami makan waktu sudah menunjukan jam 2 lebih , aku dan mas Bram kembali ke Apartemen yang di janjikan siap di huni jam 3 siang ini. Sesampai nya di Apartemant aku dan mas Bram menuju kantor pemasaran dan regrestasi ulang yang di cetak dengan kunci yang berupa cart sehingga tinggal tenpel langsung buka aku mendapat dua kunci serupa cart yang satu aku pegang dan yang lain di pegang oleh mas Bram dengan satu cart parkir berlangganan yang di bayar bersama fasilitas lainnya, seperti kebersihan lingkungan, kebersihan kamar apartemen, keamanan dan juga londre yang di bayar bulanan juga termasuk TV kabel dan internet itu yang dibayar diluar harga Apartemen dan di bayar setiap bulan pada akhir bulan karena ini awal bulan langsung di bayar di depan. Aku membayar langsung kebutuhan pribadiku dengan kartu debet setelah urusan selesai aku dan mas Bram dengan di antar dua orang yang membawakan barang barang aku dan mas Bram me kamar.

Aku masuk kamar merasaka hawa yang sejuk karena AC kamar sudah di hidup kan dan wangi dari pewangi ruangan yang ada di depan AC sehingga wangi menyebar ke seluruh ruangan. Setelah petugas pergi yang di beri tip oleh mas Bram, tanganku langsung memegang leler mas Bram dalam posisi berhadapan dan aku mencium bibir mas Bram dengan sangat mesra dan setelahnya

“Mas capek ya” kataku

“Sedikit Jeng mau mandi dulu biar segar lalu tidur sebentar keluar untuk belanja keperluan sehari hari, seperti beras dan minuman dan lain ainnya Jeng Tasya” katamas Bram

“Yok mandi dulu aku mandiin deh” kataku sambil melepas kaus mas Bram yang dipakai sekalian celana panjang dan Cdnya, aku tuntum kearah kamar mandi, aku hidupkan shower air hangat dan mengambil sabun mandi cair dan mulai menggosoknya seleruh permukaan badan Mas Bram aku gosok pelen pelan penuh perasanan dan mendudukan mas Bram di atas closet duduk dan mengabil sampho dan menuangkan di tanganku dan membersihkan rambut nya, tangan mas Bram mau menjamah tubuh ku tapi segera ku tapis

“Mas sekeli kali sama istri nurut gitu lho tangannya ngak boleh jail ya” kataku sambil membangunkan kembali dibawah shower air yang mengalir dan aku tinggal keluar dari kamar mandi

“Sebentar ya mas aku ambil anduk dan kimono untuk mas Bram” kataku, tanpa menenti jawaban aku keluar dati kamar mandi ke tumpukan tas yang berisi pakaian mas Bram dan aku kembali masuk kamar mandi membentangkan handuk ke tubuh mas Bram dan mengeringkan badannya dan memberikan kimono dan menuntunnya ke tempat tidur yang cukup besar untuk dua orang.

Aku baringkan mas Bram di tempat tidur dan mencium kening mas Bram

“Udah mas Bram tidur dulu aku mau beres beres biar ruangan menjadi rapi” kataku meninggalkan mas Bram di tempat tidur

Aku pum membongkar pakaina yang aku bawa dari Sala atau dari rumah dan memasukan kedalam almari yang cukup besar, pakaianku di sebal kiri dan pakaina mas Bram di sebelah kanan dan menaruk tas pakainan di atas almari. Kemudian membongkar buku yang baru pelajaran dan menyusunnya di almari yang satu lagi yang lebih pendek mengeluarkan lattop ku di taruh diatasnya dan barang barang lain nya termasuk tustel masuk ke dalam almari yang berisi buku pelajaranku, pakaim seragam sekolahku aku gantung di lemari pakain khusus untu menggantung pakaian termasuk baju tidur berupa lingerine yang baru di belikan mas Bram dan baju baju seksi lainnya.

Aku hidupkan home teater dan mencari lagu lagu lembut dengan suara yang kecil tapi mantab. aku membuka almari tidak punya apa apa, ambil teko pemanas air elektrik aku isi dengan air hingga ¾ nya aku hubungkan ke stop kontal listrik dan menekan on dan aku putuskan untuk belanja, tadi aku melihat mini market di lantai satu coba aku ke sana sekalian belanja kebutuhan untuk sehari hari.

Aku kekuar dati kamar aprtemen ku menuju ke base camp di mana mini market berada setelah sampai aku belanja kebutuhan sehari hari, hampir setengah jam aku berada di nini market tersebut dan akan kembali ke apartemenku tiba tiba ponselku bordering tanda panggilan masuk aku lihat pada layar monitor handphonke tertere Yayangku segera aku angkat

“Hallo mas, udah bangun” kata ku

“Hai kamu di mana Jeng” kata mas Bram kawatir

“Aku di base camp di mini market membeli keperluan sehari hari mau minun aja susah, sudah selesai kok mas, ngak usah kawatir gitu ah, aku kan udah gede juga” kataku

“He he he takut calon istriku di gondola cicak” kata mas Bram sambil tertawa

“Ya udah aku balik” kataku

Tidak ada sepuluh menit juga aku sudah sampai di kamar kembali melihat mas Bram di depan TV mendenarkan siaran warta berita dari TV Swasta, melihat aku datang langsung menghampiri aku dan mencium bibirnya,

“Lain kali ijn dulu kalau mau kelua, jadi nagk membuat mas kawatir” kayta Mas Bram

“Kan mas Bram baru tidur ginana mau ijin tunggu mas Bram bangun keburu haus mas” kataku

Setelah masuk kamar apartemen, mad Bram segera menyuruh aku

“Ya udah sana mandi” kata mas Bram

“Tar dulu mau bikin kopi item kesukaan mas dulu baru mandi” kataku

Sentar aku melangkah ke dapur dan mengambil 2 buah cangkir dari pastik yang tersedia di sana membuat kopi untuk mas Bram dan colkat untuk ku dan membawanya di depan mas Bram dan meletakkan di meja.

“Aku mandi dulu ya mas” kataku sambil mencium kening mas Bram

“Perlu di mandiin mas” kata mas Bram

“Ngak ah” kata ku sambil berjalan ke arah kamar mandi setelah menyiapkan mengambil kimono dan handuk. Mandi sekalian kramas lengket semua. Sehabis mandi aku kembali duduk di sisi mas Bram dan mengambil colkat dan meminum nya

“Mas ngak punya apa apa kita” kata ku

“Lha ayo kita belanja” kata mas Bram

“Nanti aja setelah mahrib ya mas” kata ku

“Mau beli apa saja” kata mas Bram

“Ya macam macam mas, peralatan dapur, gelas, piring kan belum punya semua” kata ku

“Aku teringat eyang putri mu dulu pertama kali memempati rumah juga ngal punya apa semuanya beli yang baru, maklum pengantin baru” kata mas Bram

“Seperti kita ya mas. juga temanten baru kan, punya rumah baru, tapi harus melengkapi sarana juga baru” kataku sambil tanganku pada pangkuan mas Bram

“Ia sayang, kita pengantin baru lho dan mas merasa muda kembali apa lagi istri mas juga muda SMA aja belum lulus, tapi mas tetap semangat untuk selalu mendampingi dan memjagamu setiap saat jeng Tasya yang cantik, manja dan gemesin, bikin mas selelu horny terus menerus” kata mas Bram

“Ia mas aku juga sayang pada mas Bram, apa lagi sekarang sudah terbukti mas selalu ada untuk aku baik pada saat suka maupun duka, aku merasa sangat beruntung sekali, terima kasih eyang putri yang telah menjodohkanku dengan sososk kelaki ini disebelahku terima kasih Tuhan” kataku sambil mengadahkan tangan ke atas

“Amin jeng, semoga proses pernikahan nanti sukses tak ada halangan apa apa” kata mas Bram

“Amin, ya Tuhan” jawabku

Mas Bram menatapku dan aku memendang nya lama lama bibir kami saling menyatu hanya rasa sayang menyelimuti hati kami, sambil bibir kami saling menyatu tangannya juga usilnya kumat, di tarik nya tali kimonoku sehingga belahan dadaku terbuka dan tangan mas Bram mulai menyusup di balik kimono yang tiak ada bra dan cenala dalamnya, bibir mas Bram mulai turun ke bawah menciumi leherku dan aku mulai medesah ke enakan, putting ku menjadi sasaran bibir mas Bram selanjutnya aku hanya bisa meremasi rambut mas Bram yang sudah di tumbui uban sambil merasakan rangangan yang di lancarkan oleh bibirnya yang selalu menghisap seakan buah dadaku keluar air susunya aku tidak kuat menehan badanku kenudian rebah miring menyilang di pangkuan mas Bram posisi semacam ini mempermudah mas Bram menciumi buah dadaku dengan sangat genjar tangan yang satu sudah di atas memekku dan mengrabanya belahan memekku dari atas ke bawah.

“Udah ah mas, sebebtar lagi mahrib tar harus kramas lagi” kata ku manja

Mas Bram menghentika aksi tangan dan mulutku setelah mendengar kumandangnya adhan mahrib.

“Ayo ambil air wudhu dulu jeng dan mahripan sama sama”kata mas Bram

Aku berdiri membetulkan kimno ku yang terbuka karena udah tangan mas Bran dan melengkah ke kamar untuk ambil mukena, sarung dan baju koko untuk mas Bram aku dulu ambil air wudhu dan berhanti memakai mukena, setelah itu mas Bram ambil air wudhu dan berganti memekai sarung dan baju koko.

Setelah sholat mahrib aku dan mas Bram masih duduk di atas sejadah dan aku mencium tangan mas Bram sebagai tanda bakti ku kepada mas Bram dan mas Bram membalas nya dengan mencium keningku, setelah memenjatkan doaa syukur atas nikmat yang di berilan oleh Allah kami pun mengakhiri dan bersiap untuk pergi ke mol Mata**** store untuk belanja barang barang yang si butuhkan mas Bram selelu mendampingi aku kemanapun aku melangkah, hampir dua jam aku berkeliling Mata**** Store sampai pindah lantai membeli alat alat mandi, pindah lantai lagi belanja beras, mie instan, gula kopi dan membayar di kasir dan teakhir ke konter makan dan makan malam bersama di MD cepat saji.

Jam 9.30 aku dan mas Bram meningalkan Mata**** Store dan kembali ke apartemen

“Capek deh, biasanya mama yang belanja kayak gini dan sekarang akan aku biasakan untuk belanjaan kayak begini biar capek mas, tapi ini adalah latihan untuk aku belajar mandiri jauh dari orang tua mas” kata ku setelah menaruh semua belanjaan ku di atas meja makan dan aku langsung terkapar di sofa kecapean.

Mas Bram hanya tersenyum

“Ini bukan seberapa jeng, nanti kalau sudah punya baby sendiri lebih capek lagi ha ha ha” kata mas Bram sambil duduk dan mengangkat kepalaku dan menaruhnya di pangkuannya.

“Kan ada ayah nya, gentian dong jagain baby ya mas” kata ku

“Itu pasti jeng, aku dulu ngak sempat gentian jaga baby, kan selama itu aku tugas” kata mas Bram

“Kasiahan ya eyang putri, selalu sendiri, dari hamil, melahirkan tanpa di tunggu sang suami, jagaain baby juga sendiri” kata ku

“Ya gimana lagi jeng Tasya, dan sekarang mas janji akan selalu mendampingi jeng Tasya dan melindungi baby dan mamanya biar sehat” kata mas Bram sambil mengacungkan jari keliling ke arahku, aku tersenyum menyambut jari kelingling nya dan menyatukan menjadi satu. Dan mas Bram mencium keningku begitu lama aku hanya bisa memeluk tubuhnya dan meresapi sebuah kasih sayang yang sangat tulus.

“Mas, kakau besok mas sudah kembali ke Sala, aku kalau kangen gimana ya mas” kata ku

“Ya telpun aja to kan komonikasi kita mudah bisa telpun atau vc” kata mas Bram

“ Kalau kangen burung garudanya mas Bram” kataku

“Lha itu yang agak sulit jeng, padahal tidak sewaktu waktu mas bisa ke sini, kalau Larasati Group di tinngal terlalu lama takutnya maah ngak jalan Jeng, di usahaan deh setiap jumat sehabis jumatan mas langsung ke mari menemui jeng Tasya yang cantik, manja dan gemesin ini” kata mas Bram

“Janji” kataku

“Ya mas berjanji” kata mas Bram mantab

“Jeng Tasya kalau sendiri disini takut ngak” kata mas Bram

“Jujur mas agak takut juga sih, tapi gimana lagi, aku garus sekolah kurang 3 – 4 bulan ini dan aku harus berani apa lagi banyak yang jaga 24 jam non stop” kataku

“Itu baru calon istri mas ngak pernah takut he he he” kata mas Bram sambil mengecup bibirku

“Calon istri letnan jendra Bram Kusuma kok” jawabku

“Mas boleh ngak kalau teman aku aku ajak kesini” kataku

“Boleh lah, asal wanita, ngak boleh bawa teman laki laki ke sini” kata mas Bram

“Iya iya lah, gila apa bawa cowok kesini” kataku

Mas Bram hanya tersenyu, dan menacungkan ibu jarinya.

“Mas yok tidur, aku ngantuk ingin kelon mas” kataku

“Sholat dulu jeng” kataku

“Oh ia lupa” jawan ku, sambil bediri dan menerik mas Bram masuk kamar dan dan mengambil air whudu kembali menmakai mukena dan melakukan sholat berjemah setelah nya berhanti pakai kimono dan langsung naik ke tempat tidur dan dalam pelukan mas Bran tersayang.

Keesokan harinya

Alaram HP ku berbunyi tepat jam 4.30 pagi ketika matahari masih belum menapakan diri kabut tebat masih terasa dingin aku bangun dari tidur, aku harus mulai menbiasakan bangun jam segini ngak boleh malas lagi, liburan udah usai esok aku harus berangkat pagi sebelum jam 7 sebab sekolahku jam 7 sudah di mulai apa lagi hari senin ada upacara bendera yang mengharuslah aku berangkat lebih awal.

Pagi ini aku bangun melihat mas Bram, kekasih hatiku masih tidur dengan pulasnya aku hanya membelai kepala saja dan mencium kening dan turun dari tempat tidur menuju dapur dan menyiapkan minuman dan olesan roti tawar yang aku beri mertega dan selai kacang kesukaanku aku bikin 3 tangkep dan membakarnya takut kalau gosong aku tunggu sementara aku menyiapkan minuman hangat untuk aku dan mas Bram setelah emua selesai aku taruh di meja makan dan semua barang barang yang ada di atasnya aku turunkan aku di susun di pojok dekat mesin cuci.

Aku melangkah melengkah membangunkan mas Bram untuk mengajaknya sholat subuh, dengan kecupan ringan di bibirnya dan aku melihat bibirnya tersenyum dan ucapan selamat pagi dari mulut mas Bram bukan hanya itu tubuhku ditariknya dan di ciumnya bibirku sampai aku ngak bisa nafas aku agak berontak karena kehabisan nafas, setelah sadar

“Mas Bram, ih …. bangun udah pagi sholat subuh dulu nanti tidur lagi” kataku memberi samangat dan aku berjalan masuk kamar mandi dan mandi pagi dengan air hangat dari shower selesai mandi aku mengeringkan badan dan memakai mukena untuk sholat, aku lihat mas Bram sudah berjalan kearah kamar mandi dan mandi dan keluar sudah menggunakan sarong dan baju koko yang tadi malam di pakai untuk sholat, aku sudah gelar sajadah dan menenti mas Bram untuk sholat berjemaah.

Selesai sholat aku dan mas Bram duduk di depan meja makan aku sudah berganti dengan kimono lu dan mas Bram masih memakai baju kokonya.

“Siapa nih yang bikin sasapan” kata mas Bram

“Kok tanya sih, kalau mas Bram ngak merasa ya aku lah” kataku sambil senyum

“Bangun jam berapa jeng” kata mas Bram

“Jam setengah lima mas, kan sekarang harus di biasakan bangun pagi kalau ngak mau terlambat ke sekolah sebeb hari senin besol aku sudah masuk dan nagk boleh malas lagi” kataku

“Sini cium dulu, istri mas Bram memeng beda” kata mas Bram sambil meraih kepalaku dan mencium keningku, inilah kemesraan yang aku dapatkan pagi buta biasanya bukan kemesraan tapi omelan dadi mama, kalau terlamnat bangun pagi.

Sambil menikmati roti bakar yang aku buat dan mas Bram habis dua tangkap dan yang satu tangkep untuk aku, sudah cukup kenyang sementara mas Bram pindah duduk di depan TV sambil mendengarkan warta berita pagi yang sudah jarang di dengarnya, dam menikmati kopi yang aku buat.

Aku mulai membuka bungkusan yang aku beli semalam dan menemptkan nya ditempatnya sayur sayusan aku masukan ke dalam kulkas, piring dan gelas dan perlatan dapur aku cuci ulang dan menenpatkan di rak rak tertutup di atas dapur, peralatam mandi aku tempatkan di kamar mandi dan pakain ada anduk aku masukan ke dalam almari pakaian bagian bawah dan akhirnya selesai aku mulai membuka buku pelajaran lagi mengulang membacanya untuk persiapan hari senin.

Baru aja duduk di samping mas Bram, menangkap tubuhku dan mendudukan di pangkuannya

“Jeng mas mau minum susu boleh” kata mas Bram

“Boleh mas tapi di tempat tidur ya biar enek netekinya” kataku sambil berdiri melangkah ke tempat tidur yang hanya di sekat dengan tembok tinggi tak ada pintu haya di pasang korden panjang untuk memisahkan kamar tidur dengan kamar lainnya.

Aku melepas kimono ku dan berbaring miring sehingga buah dadaku menggelantung manja, mas Bram pun segera melepas baju kokonya di taruk di capslok yang ada di kamar, melepas sarungnya dan berbaring di sebelahku dan memposisikan kepalanya di depan buah dadaku dan nulai menciumi putting buah dadaku, aku merasa geli kerika mulut mas Bram sampai di putting susuku dan ketika mulut mas Bram ada di putting ku tangan kanannya mengusap pantat ku dan memainkan buah pantatku kakiku mulai menggeser ke atas membuka selakanganku memeku kelihatan jelas, tanganku pada kepala mas Bram dan mengusapnya lembut rambutnya sambil terpejam, menikmati usapan usapan halus tangan mas Bram pada pantatku dangan gelitikan lidah mas Bram pada putting ku.

Aku di dorongnya rebah menghadap langit langit kamar ke dua kakiku membetang ke kiri dan kanan menghadap ke atas, mas Bram berhenti sebentas memendang tubuh telanjangku dan melulai mencium bibirku dengan mesra otomatis tangganku merangkul pundaknya dan menbalas ciuman nya. Sementara tangan kiri sebagai tumpuan badan mas Bram yang miring menghadapku dan tangan kanannya mengusap dadaku dan aku menikmati apa yang sedang terjadi, moment seperti inilah yang membuat aku selalu meridukan usapan tangan dan belaian kasih yang senantiasa membuatku melayang ke angkasa raya.

Bibir mas Bram menggerse ke bawah melewati leher jenjangku dan menyerbu buah dadaku dan aku mulai merasakan jari tangan mas Bram berada di memeku dan membelainya segaris lutus yamg membelah memek ku menjadi 2 dari atas kebawah, kakiku merentang semakin lebar membuat tangan mas Bram lebih leluasa membelai memeku secara terus menerus dan kelentitku mulai membesar di putar putar pelan dan aku pun mulai mendesah desah keenakan.

“Maaasss …. maaaasss ….Brrraaaammmm ….. ohhhh …. “ suaraku lirih sambil terpejam menikmati usapan tangan mas Bram pada memek dan ciuman pada buah dadaku

Mas Bra, menghentikam sebentar dan mata kami pun bertemu mas Bram tersenyum dan aku membalasnya dengan senyuman

“Maaaaassss ….” kataku sambil duduk dan memegang penis mas Bram yang sudah mulai mengeras aku rebahkan sehingga mukaku berhadapan langsung dengan penis nya otomatis badan kami saling bersilangan aku buka selangkanku makin melebar ketika mulutku mulai menciumi penis mas Bram, aku kecup kepala penisnya, aku jilati batangnya, aku permainkan buah pelernya yang menggelantung sempurna, aku hisap kepela penis yang telah masuk ke dalam mulut mungilku, aku julurkan lidahku mengusap kepela penis Mas Bram, dan mas Bram pun berbuat yang sama mulai menyeciumi memekku dan memainkan kelemtitku dengan lidahnya, tanpa sadar kami mendesah secara bersama sama

“Jeeenngggg …. Tassssssyyyyaaaahhh ….” suara mas Bram menggema

“Maaasssss …. Brraaaaammmmm …..” sautku

Serangan fajar pun segera di mulai, aku dorong tubuh mas Bram sampai terlentang sempurna kaki kiriku melangkahi kepala mas Bram dan tubuhku tengkurem menimpa badan mas Bram selakanganku tepat berada di sisi kiri dan kanan kelapa mas Bram sehingg memeku berada di atas mulut mas Bram dan tanpa aba aba mas Bram pun mulai menciumi vaginaku yang semakin terbuka ke dua tangan mas Bram melingkar di atas pantat dan pantatku pun mulai bergoyang kekiri kanan kadang juga ke depan dan belakangg sesuai kearah mana bibir mas Bram berada.

Aku rentangan sedikit membuka selakangan kaki mas Bram dan kepalaku tepat berada di atas penis mas Bram yang sudah super tegang sempurna secara pelan dan penuh penghayatan mulai mengulang lagi menjitai setiap inci penis mas Bram yang tegang sempurna mula mula aku ciumi buah peler yang menggelantung sempurna dan aku mencoba memasukkan ke dalam mulutku aku mencoba membuka mulutku tapi terlalu besar mulutku ngak muat memesokan biji peler ke dalam mulutku yang sebesar telur bebek, aku jilati aku basahi dengan ludahku dan aku mulai membasahi kantung peler dan ke atas nyamenjilati penis mas Bram sepeeri aku menjilati es grim kesukaanku

Aku meresakan di bawah sana lebih menggila lagi ketika mas Bram mukai menjilati dan mehisap kelentitku aku berhenti sebentar menoleh kearah mas Bram yang asik menjilati memekku dan aku lanjutkan lagi mulai memesukan batang penis Mas Bram ke dalam mulutku dan menggeraknan maju mudur kepalaku sehingga terdengan desahan ringan mas Bram di selah selah jilatannya pada memekku.

“Maaaaassssss ….. “ kataku sambil memegakna tubhku sehingga aku bisa melihat aksi bibir mas Bram menciumi kelentitnu dan dua jari mas Bram masuk ke lubang senggamaku

“Maaaaasssss ….. piiiippppiiiiissssss ….” kata ku pelan vaginaku mulai banjir membasai mulut mas Bram yang terbuka dengan lidah siap menampung cairan citaku yang meleleh meluber ke sisi kiri dan kanan selakanganku, aku masih meresapi orgasmus yang baru saja terjadi dan pantatku di dorongnya ke atas sehingga kepala mas Bram yang tadinya berada di bawah memeku ke luar melalui selah pantat yang terangkat keatas, segera mas Bra mengangkat tubuhku yang lemas masih menikmati sisi orgasme ini di rebahkan kepalaku di dada bidangnya dan dileruskan kedua kakiku yang tertekuk dan aku hanya mengikuti apa yang di kehendati mas Bram.

Setelah kepalaku di rebahkan ke dada bidangnya mas Bram mulai menciumi leher kananku dan menaikan dan mengulum anting ke dalam mulut dan memainkan anak telinggaku dengan lidahnya, ciumannya semakin interes lagi ketika menciumi leher jenjeng ku sebelah kiri dan tangan mas Bram nenekan tuburku sepaya tetap tegak sehingga tangan kanannya memegan tubuhku yang melingkar ke belakang menahan tubuhku dan jari jarinya menyentuh samping kiriku sedang tangan yang lain berada di vaginaku mengusap usap pada lubang peranakanku

“Maaaassss ….masukan ….” kataku

“Apa nya yang di masukan ….” kata nya menggodaku sambil tersenyum

“Itu burung garuda ke memeku” kataku sambil mencubit mesra perut mas Bram.

Aku di rebahkan diatas kasur dan menarik bantal di taruh diatas kepalaku dan mas Bram mulai mengatur tubuhku memposisiskan penis besarnya di atas memekku yang terbuka lebar penis yang tegang luar biasa mulai menguak lubang peranakanku sedikit demi sedikit secara perlahan lahan tanpa hentakan tapi doronga lembut, aku merasakan penis mas Bram ,menyentuh dinding vaginaku inci demi insi masuk dengan mulus tanpa hambatan yang berarti, pandanganku tertuju pada mata mas Bram yang tersenyum aku pun membalas senyumam itu dengan tulus ke dua pasang mata kami saling bertemu dan aku paling suka melihat wajah mas Bram ketika penetrasi memasukan penis besarnya ke dalam memekku dengan kelembutan sambil tersenum manis.

“Massss ….. mentok ….. “ kataku

Mas Bram hanya tersenum sambil menekan penis nya lebih dalam lagi tapi sudah berhenti, didiamkan dulu beberapa saat di biarkan kepala penis nya menyenytuh rahimku tanpa tekakan. Di goyangkan pinggulnya naik turun dengan lembut ke atas dan kebawah denga kecepatan mula mula lambat terus semakin lama semakin cepat dan bertahan pada kecepatan sedang dan aku pun mulai mengoyangkan pinggulku juga bisa bermain lincah pada kecepatan sodokan semacam ini membatku merasa nyaman pinggulku menekan ke atas sambil menggoyang kan ke kiri dan kenanan kadang berputar juga dan mas Bram menahan posisi semacam ini lebih lama seperempat jam telah berlalu ketika aku merasakan suatu gerekan dari dalam tubuhku mulai mengeliat liat rasa ingin pipis menjalar di dekirat vaginaku yang meledak ledak hendak keluar tapi aku masih menahanya sekarang aku masih nyaman dalam posisisi semacam ini, akhirnya aku ngak tahan lagi aku tekan ke atas dengan ke dua kaki ku di dasar tempat tidur mas Bram pun tahu menghentikan genjotan pinggulnya dan sedikit menekan ke bawah sehingga kepala penis mernyentuh rahim ku dengan sempurna, aku menggelepar ke kanan dan kekiri ketika orgasmu datang melanda menjalar seluruh tubuh menyusup ke setiap pori tubuhku membuat nyaman dan membuat pikiran menjadi lebih relex dan santai

Akhirnya tekanan pinggulku melemah dan mengedor dengan sendirinya, pantat mas Bram masih berada diatas pantatku tanpa tekanan semua relex, masBram tersenym dan menciumi keningku

“Enak jeng”katanya sambil tersenym

Aku menjawabnya denga angguakan kepala dan tersenyum aku raih kepelanya aku cium bibirnya sambil mengucap

“Terima kasih mas telah membuat aku relex dan nyaman” kataku

Mas Bram hanya tersenyum sambil menggerakan pelan pinggul nya kembali

“Masih kuat nih” kata ku mengoda

“Kan belum keluar jeng aku ingin membuahi rahinmu jeng Tasya dengan spermaku sendiri, boleh” katanya

“Boleh, boleh mas, inikan milik mas Bram juga semua yang ada di tubuh ini melik mas Bram dan apa yang ada di tubuh mas Bram milik Tasya tidak untuk orang lain, kedenaran nya egois ya mas, tapi aku harus egois tubuh mas Bram semuanya untuk Tasya yang lain ngak boleh nyentuh” kataku sambil tersenyum

“Tubuh Tasya juga hanya untuk mas saja ngak boleh yang lain menyentuh”kata mas Bram sambil mencium keningku,

“Iya mas aku akan jaga tubuh ku hanya untuk mas seorang” kataku

Kami berciuman kembali semakin relex dan lembut tanpa tergesa gesa suasana pagi pun sangat mendukung sekali, sambil bertatapan adu pandang dan mengumbar senyuman pinggul mas semakin interes menggoyang dan semakin lancar penis mas Bram keluar masuk dalan lubang peranakanku, semakin lama semakin cepat dan bertenaga sehingga benturan selakangan kami menimbulkan suara suara seperti orang bertepuk, mas Bram merubah posisinya dan ber jongkok di antara ke dua pahaku dan menggoyan pantatan nya dengan menyodongkan tubuhnya kearahku

“Mas aku diatas” kataku

Mas Bram menegakkan tubuhnya dan menarik tubuh ku supaya duduk diatas pinggulnya mas Bram menelentangkan kakinya di atas tempat tidur dan merapatkan tubuh ku ke tubuhnya otomats kaki ku yang lurus berganti menekuk pada lututku dan aku mulai menggoyang pantatku dan menekannya lebih dalam lagi.

“Maaaassss ….. eennnaaaakkkkk ….” bisiku ke telinganya

Mas Bram hanya tersenyum dan mencium bibir ku dengan mengadahkan kepalanya kerena posisinku lebih tinggi, dengan santai mas Bram mendekatkan tubuhku menenpel ke tubuhnya sehingga buah dadaku berada persis di depan mulutnya putting kananku menjadi sasaran berikut nya dikenyo kenyot putting nya seakan baru minum susu dari tetekku yang semakin mengembang kani putting kanan berpindah ke putting kiri dan kedua tangannya ada pada punggungku menekan ke depan sedang ke dua tangan ku berada di pundaknya dan jari jariku meremas lembut kepala dan mengusap pada rambut kepalanya.

Sepuluh menit berlalu aku mulai merasakan gelombang orgasme ku yang ke dua, gerakan pinggul ku semakin liar ke kanan kiri kadang maju mundur mas Bram menghentikan sejenak hisapan dan kenyotan pada putting susuku dan memendang wajahku dan tersenyum menjelang orgasme aku tekan sedalam dalamnya ke penis yang ada di lubang peranakanku dengan sempurna tekanan pinggul ku semakin dalam membuat tubuh ku bertambah basah karena kerinagt mengalir dengan desarnya di sekujur tubuhku, tapi itu semua membuat aku tambah semangat dan bergerak semakin liar kepalaku mengangdah ke atas dengan mata terpejam dan tuhuhku di tahan pada posisi itu sehingga mas Bram bisa memendang ekspresi wajah ku ketika orgasme nya datang, kedua kakiku kedepan sehingga tubuh kami menyatu sempurna penis dan vagina menyatu di celah celah nafas ku yang memburu dan jetak jantungku memacu sangat cepat membuat aliran darahku juga terpacu sempurna denyut jantung ku meningkat sanat draktis dan akhirnya aku terdiam kelelehan pada saat seperti ini mas Bram datang mengulum bibir ku mengusap dahiku yang penuh kerinat dan aku pun melumat bibir mas Bram dengan sangat rakus.

Sejenak aku meresapi orgamus ku yang makin lama semakimn menghilang, mas Bram berbisik ke telingaku

“Jeng nungging ya” katanya

Aku pun menganguk dan mencium kembali bibirnya sambil mergerak berdiri melepas penis mas Bram plop suara keluarnya penis mas Bram pada sangkarnya

Dengan pelenaku merobah posisiku merangkak di samping mas Bram sementara mas Bram juga bergerak berjongkok di belakang pinggulku dan di lebarkan pinggul ku sehingga posisisnya vagina ku tepat pada moncong penis mas Bram yang tegak sempurna

Setelah mengrabai vaginaku yang basah kuyup bergantian merabai penis yang tegang sempurna akhirnya penis sepanjang itu masuk dengan sempurna ke dalam lubang peranakanku kembali

“Ahhhhh…..pelan…..” kataku setelah merasakan penis mas Bram menguak lubang vaginaku

“Ia jeng ini pelan kok” kata mas Bram

Sambil mendorong pelan tapi pasti sampai semua masuk sempat berhenti tiga kali utuk mengambil nafas dan mendorong lagi, di diamkan sebentar penis mas Bram segingga vaginaku mulai menyusuaikan kedudukan penis mas Bram di lubang perananku.

Mas Bram nenggoyang pantatnya maju mundur sabil memegang pangkal pinggulku dengan gerakan yang sangat lambat aku bisa mengamati saat ini dari pantulan kaca pengilon yang ada didinding kamar yang berukuran cukup besar, Aku melihat kegagaham mas Bram ketika menyetubui aku mata terpejam pinggul bergoyang teratur otot dada dan perutnya menonjol kelihatan lebih macho dengan kerinat membajiri dada dan perutnya.

Sambil gerakan mas Bram di belakang tubuh yang dalam posisis nungging terus menyodok dengan sangat perkasa dan kini badan mas Bram rata dengan badanku, kedua tangannya pada belahan buah dadaku yang bergelantungan indah di remasnya dengan lembut dan di mainkan putting susuku sehingga aku mendesah keenakan, aku menengok kepalaku kearah wajah mas Bram yang berada di punggung ku dan mas Bram memberikan ciumam mesra pada bibir ku, sementara pinggulnya tetap mengayun pelan tapi mantab, semakin lama semakin cepat dan tak beraturan aku sambut gerakan mas Bram ini dengan menggoyangkan pinggulku ke kiri dan kekanan sehingga penis mas Bram juga ikut ber goyang setelah 15 menit berlalu mas Bram mempercepat gerakan pinggul dan ….

“Ahhhh ….. “ teriakan mas Bram berkumandang seisi kamar dengan menekan pinggulnya ke arahku dan tentu saja aku ngak bisa bertahan aku rebah masih dalam keadad nungging tapi kepelaku rebah di kasur dan aku merasan denyutan denyutan pada dasar vaginaku ….

“Ahhhh ….. maaaasssss …..” teriakanku sambil mengejang tubuh ku melengkung ke atas dan kedua kaki ku lemas dan jatuh ki atas kasur tapi pantatku masih menungging searah penis mas Bram masih menenjap di vaginaku

“Jjeeeeennnnnnggggggg ….. “ teriakan panjang dari mas Bram disertai cairan menyembur dari ujung penis nya vaginaku yang hangat membasahi seluruh lorong peranakanku

“Maaassssss ….. Ahhhh ….. “ teriaku mengakhiri persetubuhan pagi ini dan cairan cintaku membasahi vaginaku bercampur dengan cairan cinta mas Bram dan kami kedua terkapar dan tertidur berdua masih telanjang dan tubuh mas Bram memeluk tubuh ku dan kepalaku ada di dada bidangnya


Bersambung dulu ....

Part selanjutnya bercerita tentang sekolahan Tasya

Part 28: tungu ya
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd