Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Part 28: Kembali ke Sekolah

Pov: Tasya Anggraeni

Jam 6.30 menit aku sudah sampai dipelaran gedung sekolahku yang bergaya arsitek belanda luas dan megah, setelah memarkir mobil ku disekitas pintu masuk aku melangkag santai menuju ke kelas ku yang berada di ujung koridor bagian depan.

“Taaaasyaaaaa ….. “ suara panggilan dari belakang dengan suara keras

“Ngak pakai teriak napa” kataku sambil tersenyum

“Ngak papa kok, kangen sya” lata Diana sahabatku

“Rani mana” kataku

“Tu di depan bersama Rudi” kata Diana

Aku dan Diana berjalan berdampingan menghampiri Rani dan Rudi yang berhenti menantikan untuk mersama menuju kelas kami

“Hallo cantik, lama ngak ketemu kamu” kata Rudi teman sekelas sambil menepuk pundaku

“Kebiasaan tu” kata Diana

“Baik Rud, kamu ….” kataku

“Biasa lah kurus kurus” kata Rudi

Aku Diana dan Rani tertawa terpingkal pingkal

“Gini tu kurus katamu, mana coba kalau gendut, wow ….. “ kataku sambil kedua tanganku kesamping. Rudi orang nya obositas kelebihan lemak dan kami tertawa bersama

Aku langsung masuk ke dalam kelas sudah banyak yang datang dan berkelompok dan bercerita sendiri sendiri, setelah aku masuk dan duduk di meja ku, banyak teman teman yang datang menghampiriku dan berjabatan tangan

“Tu, Tasya sombong nya bukan main, ngak pernah buka WA group ya” kata Narti

“Aku buka kok, tapi hanya baca dan kadang tetawa sendiri baca celotehan kalian” kata ku

“Duh …. Tasya tambah cakep aja kamu, bebar benar aku rindu padamu” Iskak sang ketua kelas langsung berjongkok di depanku

“Huuuuuu …..” sorak teman temanku kompak sambil mendorong kepala dan badan Iskak supaya menjauh dari kami para wanita berkumpul

“Betul tuk kata Iskak, Tasya sekarang beda deh …. “ kata Diana

“Coba deh perhatikan” kata Diana sambil melangkah mendekatiku dan memegang wajahku memeriksa kepala dan sekitarnya, aku hanya tersenyum melihat ulah kekonyolan teman temanku, lanjutnya “ Ngak tau ah pokoknya lain deh ….”

Dan pendapat Diana di amini oleh sebagian teman teman yang bergerombol di depan mejaku

Sebentar kemudian bel tanda masuk terdengar dan kami semua keluar untuk mengikuti hari pertama upacara bendera di lapangan, hampir satu jam kami di lapangan mengikuti upacara bendera dan pembinaan dari kepala sekolah. Setelah upacara aku dan teman teman kembali ke kelas melewati kantor guru dan bertemu beberapa guru aku pun menyapa beliau dan menciun tangan masing guru yang aku temui dan di tirukan denga teman teman se rombonganku baik laki laki maupun perempuan dan ditegur oleh bu Indah

“Tasya sudah dia ambil rapotnya” kata bu Indah wali kelasku

“Belum bu nanti aja jam istirahat aku ambil bu” kata ku sambil melangkah pergi menjauh ruang guru.

Jam 1 dan 2 ternyata kosang masih jam di pakai untuk rapat guru guru, aku bosan di kelas mengajak teman teman ke kantin sekedar cari minum di kantin sekolah yang letaknya agak jauh di belakang. Aku duduk bertiga dengan ke 2 sahabatku Rani dan Diana dan Narti asik asik nya bercerita datang segerombolan anak laki laki dari kelas XII Sos 2, dan seorang yang amat ku benci Aldo ketua gang montor dan sok jagoan dan menghampiriku dan langsung duduk di depanku sambil berusaha menarik tanganku tapi aku mengelek dari sentuhan tangannya.

“Tasya, Tasya sampai kapan kamu menghindar dari aku” kata Aldo

Aku hanya diam melihat sosok Aldo aku memjadi muak dan aku mengajak sahabatku meninggalkan kantin tersebut jadi bad mood aku jadinya,

“Ayo Diana, Rani, Narti kita ke kelas aja, jadi mood ku hilang melihat tampang penjahat kelamin ada di sini” kataku dengan nada agak keras

“Eh, apa kamu bilang, hah” teriak Aldo. Sehingga banyak anak disana berpaling kearah Aldo dan Aku bersama Rani, Diana dan Narti

Rani dan Diana yang berada di sampingku memegang lenganku sambil menarik badanku menjauh, sambil melangkah menjauhi tempat duduk Aldo dan teman temannya.

“Beraninya sama cewek aja tuh anak, ngak ngefek kali” kataku dan ku mau melanjutkan kata kataku tapi mulut aku di bungkem oleh tangan Diana mengisyaratkan supaya diam.

Segera teman teman laki laki sekelas yang ada di situ berdiri dan melangkah dan memberikan perlimdungan kepadaku, juga Aldo dan teman teman gang montor berdiri mereka saling berhadap hadapan dan saling bertukar pandang satu sama lain.

“Apa kalian mau membela lonte itu” kata Aldo sambil menuding kearah aku

“Jaga mulut mu Al” kata Iskak ketua kelas ku

“Kamu tau ngak Is, Tasya to udah jadi pacar aku berlagu dia” kata Aldo

“Hai sejak kapan aku mau jadi pacarmu” kataku sambil berteriak “ngacak dong”

“Udah Tasya ngak usah bikin ribut disini” kata Rani sambil menarik tanganku keluar dari kantin sekolah

Aku Rani, Diana dan Narti menuju ke kantor TU untuk mengambil rapot ku yang belum sempat aku ambil.

“Selamat Siang Bu” kataku ke seorang wanita yang duduk di pinggir pintu masuk

“Ada keperluan apa ya mbak” kata ibu Mariyam kepala TU SMA

“Gini bu, aku Tasya Anggraeni dari kelas XII IPA 1 mau mengambil rapot ku yang belum terambil” kataku

“Mbak Tasya ya” kata bu Mariam

“Iya bu” jawabku sambil menganggukan kepala

“Sebentar ya” kata beliau lagi

Ibu tadi melangkah meninggalkan meja dan membuka almari dan memilih dan melihat tumpuka rapot yang belum terambil dan mengambil salah satu nya dan membali ke tempat duduknya

“Ini Rapotmu Tasya Anggraeni sambil menyodorkan rapot yang di peganggangnya, Tasya menerima rapot dan melihat isinya dan teresenyum puas

“Terima kasih bu” kata Tasya

“Eh, sebentar ini di tanda tangain dulu, sebagai bukti rapot sudah terambil” kata bu Mariyam

“Ia bu, maaf” kata Tasya sambil menundukan tubuhnya meraih balpoin yang ada di saku bajunya dan menandatangai daftar absen mengambilan rapot

“Udah bu” kata Tasya

“Ya udah” jawabnya

“Permisi bu” kata Tasya

“Ya” jawab ibu Mariyam

Tasya melangkah meninggalkan ruang tata usaha dan menuju ke kelas melewati kantor guru

“Hai, Tasya sini” panggil seorang wanita di depan kantor guru, Tasya menoleh ke arah suara yang memanggilnya

“Bu Indah, selamat siang bu” kata Tasya di ikuti oleh Diana, Rani dan Narti bersamaan

“Tolong kamu catat jadwal pelajaran yang berlaku mulai besok” kata bu Indah sambil menyodorkan jadwal yang baru yang berupa kode kode geru mengajar

Tasya mengambil palpen nya dan meminta sobekan kertas untuk menulis jadwal pelajaran semetara dan bu Indah memberi secari kertas untu menulis Jadwal pelajaran tersebut

Setelah selesai menulis kode pelajaran dan minta kererangan dari kode kode tersebut dan mohon pamit meninggalkan ruang guru sesampainya di kelas Tasya segera menulis di papan tulis dan menyalin jadwal tersebut di papan tulis.

Jam 10 bel berbunyi panjang tanda sekolah usai pada hari ini. Aku, Diana dan Rani meninggalkan Sekolah

----skip----

Pov : Bram Kusuma

Setelah pertempuranku pagi ini, yang membuat aku tambah semangat lagi dan ingin menjaga gadis kecilku, kekasih hatiku, Tasya Anggraeni dan setelah aku dan Tasya mengalami orgasme yang sunggung nikmat sekali bengun tidur langsung berolahraga memacu birahi dan setelah itu Tasya dan aku mandi bersama dan sholat subuh bersama dan Tasya menolak ketika aku mencium bibirnya dan mengelitik payudaranya yang ranum

“Nanti siang mas, aku kan mau sekolah ini hari pertama ku masuk sekolah dan aku ngak mau terlambat” kata Tasyaku

“Ya udah siap siap aja sudah jam 5 lebih lho” kataku dan aku melangkah menjauhi tubuh Tasya yang masih terbalut mukena yang di gunakan dan Tasya cepat cepat memakai seragam sekolah dan menyiapkan semua peralatan sekolahnya.

“Mas masih di sini dulu kan tunggu Tasya pulang sekolah ya biasanya sih kalau hari pertama kaya gini paling sampai jam 10 han lah aku sudah pulang” kata Tasya sambil membuatkan kopi hitam kesukaanku

“Mas sih rencananya pagi ini ingin ketemu dengan papamu sebagai seorang laki laki dan tadi sudah ada janji dengan papamu bertemu di Soto bangkong sekalian sarapan pagi” Kataku

“Semoga berhasil ya mas, lebih cepat lebih bagus semoga papaku tidak separah mama dan dapat menerima keadaan yang sebenarnya” kata Tasya

“Tenang aja Tasya, kan papamu baru butuh dana banyak untuk eksport mebel ke Amirika dan Eropa gitu aku akan tawarkan kerja sama aku penui modal kerja dengan syarat mamamu harus menyetujui perkawinanku dengan mu Tasya dan pernyataan di atas meterai dan di tamdatanganni dengan mamamu dan mengetahui papamu” kataku


“Ih, mas Bram ada aja akalnya” kata Tasya sambil mencium bibir ku

“Mudah mudahan berhasil ya jeng” kata ku

Jam 06.30 menit Tasya meninggalkan apartemen dengan mengendarai mobilnya dan aku yang di tinggal sendiri di apartemen melanjutkan tidur lagi dan alaram aku setel jam 08.00

Jam 08.00 aku bangum dari tidurku dan bersiap siap untuk mengadakan pertemuan dengan menatuku Jhon di rumah makan Bangkong setengah jam kemudian aku sudah ada di rumah makan tersebut dan tak lama menantuku Jhon pun datang sendiri

“Selamat pagi papa” kata Jhon

“Selamat pagi juga, bagaimana kabarmu Jhon” kataku

“Baik pah” kata Jhon, lanjutnya “Udah pesan belum pah”

“Belum juga, kan aku baru sampai juga ha ha ha” kataku, lanjutnya “Temani aku sarapan ya”

Aku pun memanggil pelayan dan memesan makanan untuk sarapan berupa Soto yang merupakan salah satu menu kegemaranku sejak muda

“Begini Jhon, kemarin yang di katakana Tasya itu memeng benar, semua ide ini dari ibunya Rini yang menghendaki aku menikahi cucuku sendiri, sebenarnya aku juga galau tentang keinginan Niken istriku yang menjodohkan aku dengan Tasya, tapi setelah aku mendengar sendiri ke inginan Tasya menjadi istriku aku menjadi mantab dan mengusahakan supaya hubunganku dengan Tasya di akui secara syah baik dengan persetujuan Rini atau pun tidak” kataku

“Lalu sampai dimana hubungan papa dan Tasya” kata Jhon

“Hubunganku dengan Tasya sebenarnya sudah jadi suami istri walaupun belum resmi 100% tapi kemarin itu aku dan Tasya ke Kalimantan untuk meresmikan hubungan ku dengan Tasya walau masih di bawah tangan karena perkawinan adat suku dayak aja” kataku

“Kemarin setelah papa dan Tasya keluar dari rumah, Rini mengurung diri sampai saat ini juga ngak mau ngomong apa apa dengan aku, pah” kata Jhon

Bincang ku dengan Jhon terhenti sejenak karena makanan pesanan kami datang, sambil makan pesanan yang berupa Soto kami melanjutkan perbincangan kami

“Jhon, aku sangat berharap kamu bisa bantu aku untuk melunakan hati Rini anakku, semua itu ngak akan gratis Jhon, aku tau kamu masih membutuhkan dana yang cukup besar kan, kemana sebenarnya dana yang ada, apa kamu di tipu orang atau bagai mana” kataku

“Ya pah, aku masih memerkukan dana infestasi yang cukup besar sekitas 2 sampai 3 M pa, kalau saja dana sebesar itu tidak di minta Rini untuk membangun usahanya di bidang Butik dan salon yang bekerja sama dengan cik Leni pengusaha di bidang Butik, aku ngak akan mencari dana tambahan” kata Jhon

“Apa usaha istrimu mengalami ke gagalan Jhon” kataku

“Ngak tau juga pah, kalau aku tanya jawabannya hanya marah marah ngak jelas” kata Jhon, lanjutnya “Kemarin aku ke Makasar bertemu dengan pengusaha di sana tapi usahaku mengalami kegagalan temanku itu ngak bisa bantu sebab usahanya mengalami kemunduran dengan munculnya banyak competitor pa. Lalu apa tawaran papa”

“Begini Jhon, kalau kamu berhasil membujuk Rini menyetujui keinginan Niken istriku maka dana yang kamu butuhkan akan datang dari saya, ngak usah aku bisa mengucurkan dana sebesar 3 M sekarang juga kalau sekarang kamu bisa membuat Rini menyetujui keingan Niken” kata ku Jhon melongo mendengar pernyataanku

“Serius pa” kata Jhom

“Pernah aku ngomomg bohong bohongan Jhon” kataku

“Ya ya saya percaya, papa seorang pengusaha yang handal dan dapat dipercaya” kata Jhon

Setelah semua itu terjadi aku dan Jhon menghabiskan makanan yang aku pesan

“Tasya sekarang tinggal di mana pa” kata Jhon

“Kemarin itu selepas dari rumah mu Tasya menginap di Hotel kenalanku, dan dengan bantuan dia Tasya membeli Apartemen di Sentra dan sekarang dia tinggal sementara di sana sampai ujian SMAnya berakhir” kataku

“Sentra Apartemen yang ada di jalan ki Mangunsarkaro itu pa” kata Jhon

“Yap” jawabku

“Pasti papa habis banyak ya pah” kata Jhon

“Ngak juga kok Jhon, bukan aku yang membelinya tapi Tasya yang membelinya, sebagai owner dari Larasati Group ngak ada yang aneh kok” kata ku

“Tasya sebagai owner Larasati Group pa” kata Jhon

“Ya sekarang Tasya jadi owner Larasati Group, seteah mendapat warisan dari neneknya Niken Larasati dan aku masih sebagai direkturnya” kataku

“Hebat ngak nyangka aku pah” kata Jho, lanjutnya “kemarin tu Dion selalu mengeluh dan selalu menangis di kamarnya memikirkan kakaknya Tasya gimana nasipnya tinggal dimana setelah di usir oleh mamanya, nanti kalau pulang akan saya beri tahu dia, biar tenang ngak usah memikitkan kakaknya yang sudah mapan” kata Jhon

“Biar nanti Dion disuruh telpun ke Tasya aja, memeng ikatan saudara akan terasa kalau sudah berpisah tapi sebelum berpisah akan bertengkar terus” kataku

“Ia pah benar” kata Jhon

Jam 10 lebih aku mendapat telpun dari Tasya

“Assalaumualaikum …. “ kataku setelah smartpun ku aku on kan

“Wallaikunsalam Mas, aku sudah pulang mas, posisi mas dimana” kata Tasya

“Kok cepat sekali pulangnya” kata ku

“Biasa mas hari pertama masih kosong guru guru masih ogah ogahan mengajar” jawab Tasya

“Aku sudah mau pulang kok sudah ketemu dengan papamu juga, dan ini aku di antar pulang ke apartemenmu oleh papamu” kata ku

“Papa mau mampir ngak” kata Tasya

“Ngak, katanya mau ketemu rekan kerja gitu jam 12 nanti” kata ku

“Ya udah mas di tunggu di apartemen ya, peluk deh, muaaah” kata Tasya

“Assalamualaikum ….” kataku

“Wallaikumsalam ….” jawab Tasya

Sepuluh menit kemudian aku sudah berada di depan kamar apartemen langsung aku buka pintu dengan kunci yang aku bawa, aku melihat Tasya duduk di depan TV dan begitu pintu apartemen dibuka Tasya langsung berdiri dan melangkah mendekati aku yang sedang berdiri tangan tananku sempat mendorong pintu apartemen yang menitup dan mengunci secara otomatis.

“Mas, aku kangen” kata Tasya sambil memeluk tubuh ku dan langsung melumat bibir ku dengan ganas, dan aku merespon ciumannya dengan ciuman balik tak mau kalah dengan mereguh Tubuh Tasya di dalam pelukanku, sementara tangan Tasya ada di pundak ku dengan bibir kami menyatu, tanganku yang bebes langsung menerkam bongkahan pantat Tasya yang sudah berkembang sehabis ritual di Kalimantan, aku singkap seragam SMA Tasya yang panjang se mata kaki aku tarik ke atas dan tangan ku menerobos memegang langsung bongkahan pantat Tasya dan meremasnya di balik celana dalam.

“Ih, mas nakal nih” kata Tasya sambil mendorong tanganku yang masih ada di bongkahan pantat Tasya yang semakin seksi. Aku pun melepas tanganku yang ada di pantat nya dan menuntunnya kembali ke sofa di depan TV.

“Mengapa belum ganti pakai pakaian rumah” kata ku

“Kan itu tugas mas yang melepas semua pakaian Tasya hingga bugil” kata Tasya sambil tersenyum

“Sini” kata mas Bram sambil menerik tubuh Tasya lebih dekat

“Katanya mas Bram ingin ngentot dengan anak SMA sekarang saatnya mas” kata Tasya

“Kamu tuh masih ingat apa yang menjadi keinginan mas” kataku

Aku angkat tubuh Tasya aku dudukan di pangkuanku dan aku kecup kening Tasya mata Tasya mulai terpejam dan aku cium bibirnya sementara tanganku sudah ada di atas kancing baju Taya yang ada di depan dengan susah payah satu persatu kacing baju Tasya terlepas dan aku lepas baju Tasya dengan mudah aku lemparkan ke lantai, sementara ciumanlu berpindah ke telingan Tasya dan aku berusaha melepas bra warna hitam yang ada di belakang klik suara lepas kaitan bra Tasya, otomatis payudara Tasya menyumbul bebes, aku lepas bra Tasya aku lempar ke lantai.

“Massss geeelliiii” rancau Tasya lewat bibir mungilnya.

Tak kuhiraukan rancauan Tasya segera aku pindahkan bibirku ke bongkahan payudara Tasya yang sudah mengacung, aku jilati seluruh permukaan payudara Tasya aku sedot dan aku gigit gigit permukaan payudara Tasya sehingga timbul warna merah karya cupanganku di sana. Pentil warna merah muda kini aku kenyut kenyut desahan demi desahan mengawali simponi birahi kami.

Tasya menggeser tubuhnya menjauh dan meraih kaus yang aku kenakan dan menariknya ke atas dan di buang begitu saja di lantai aku pun sudah telanjang dada yang bidang Tangan Tasya memainkan putting ku dengan jari jarinya sekali selaki menekannya dengan keras

“Sakit, Tasya” kataku, tapi tak dihiraukannya, bibirnya mulai memainkan putting susuku di dijilatnya dan di kenyut kenyut membawa suasana yang lain ada rasa geli tapi nikmat. Sementara tanganku mencari resetting pada rok yang di kenakannya dan berusaha melepas melalui bawah dan pantat Tasya agak ke atas memudahkan aku melepas rok yang di pakainya.

Tasya tinggal memekai celana dalam saya, tanganku mulai membuka selakanganya dan menyusup jariku ke celah celah vaginanya dan mencari kelentit Tasya yang sudah mulai mengeras aku gesek gesek kelentitnya dengan jari telinjukku dan kaki kaki Tasya mulai merenggang semakin menjauh dan tanganku mulai bisa mengusap belahan memek Tasya dari atas ke bawah secara berulang ulang.

“Massss, eeennnnaaakkk, geeelliiii baaanggg…. eet, teeeruusss maaassss ennnaaakkk” kata Tasya sambil menggoyang kan pantat ke samping kiri dan kanan

“Ahhhhh, mmaaaassssss, mmaaasssss” rancau Tasya tak henti hentinya di sertai tarikan nafas yang semakin cepat dan tak beraturan

“Ahhhh, mmaaaaassssss bbrrraaaammmmkuuuuhhh, ennnaaaakkk” sura Tasya menggema di telingaku membuat aku tambah semangat untuk memainkan jari jariku di memek Tasya

Sementara tangan ku aktif di memek Tasya bibirku tak lepas dari bongkahan payudara yang mulai berkembang membesar sampai pada suatu saat tubuh Tasya melengkung ke belakang dan tangan ku yang satu segera menahan tubuh Tasya yang melengkung ke belakang

“Maaaasssss, aakkkkuuuuhhh piiiipppiisss” kata Tasya sreeerrrr, seerrrrrtttt semburan cairan cinta Tasya menyembur ke jari tanganku dan membasahi celana dalam Tasya.

“Ahhhh mmaaassss teegggaaa yaaa” kata Tasya

“Enak kan sayang” kataku

Aku berdiri dan mengangkat Tasya di dalam gendonganku dan membawa ke tempat tidur di apartemen itu.

Pov : Rini Kusumawardhani.

Sementara di tempat yang berbeda Rini sudah berada di kamar kost Lionif yang beberapa saat yang lalu mengadakan pertemuan antara Rini dan Lionif sang pacar seorang mahasiswa dan sebagai pacar gelapnya

Rini sudah bertelanjang dada dan bibir Leonif sudah ada di payudara Rini yang cukup besar di kenyut kenyut payudara selelah kanan dan di remas remas payudara Rini di sebelah kiri

“Lion, aahhhhh, eennnaaakkk, teeerrruuuusss, nenen aakkuuuu haannyyyaaa unntuuk mu, aahhhh” rancau Rini di selah selah nafas yang terputus putus.

“Kamu ngang adil lion, masak aku sudah telanjang dada kamu masih berpakain lengkap” ujar Rini sambil menjau dari tubuh Lionif, Lionif tersenyum dan berdiri melepas kaus yang di pakainya dan celana panjang nya sekalian, lalu menarik Rini supaya bediri dan melepas rok yang di pakai hingga menyisakan senana dalam.

Rini melihat penis Lionif sudah tegak sampai nyumbul keluar dari ikatan celana dalam yang ketat dan ingin mencuat keluar dari sangkarnya. Rini berjongkok di depan Lionif dan melepas celana dalam Lionif seketika penis yang besar mengacung gagah, di raihnya penis itu di belai belainya sayang.

“Kamu udah bangun sayang” kata Rini ke penis besar Lionif

Diciumnya kepala penis yang tidak bersunat, di mainkan lubang kencing penis Lionif dengan lidahnya dan leguan suara Lionif mulai terdengar, Rini menghentikan sebentar kegiatannya dan mata mereka saling pandang dan mengisaratkan nafsu yang menggebu gebu di wajah Rini.

Lionif membungkukkan badannya dan menahan kepala Rini supaya tetap menghadapnya ciuman panjang pun terjadi di antara ke dua bibir mereka seorang pemuda tanggung dan seorang mahasiswa sedang berciuman dengan seorang ibu rumah tangga yang sudah mempunyai 2 orang anak yang mengijak remaja.

Ciumanpun berlangsung penuh nafsu terutama Rini yang sudah hampir seminggu ngak terjamah oleh Jhon suaminya.

“Ohhhh, Liiooonnnn” kata Rini di celah celah ciuman yang panjang

“Ibuuuu Riiinnniiii” suara Lionif penuh getar dan gairah yang membara, lanjutnya “ I Love mom”

“I Love you too, Lion” balas Rini sambil tetap merangkul leher Lionif yang menunduk dan Rini tetap berjongkok

Lionif mengangkat tubuh Rini di bawanya ke tempat tidur di dalam kos tersebut, siang itu tempat kos masih terlihat sepi hanya Lionif dan Rini yang ada di kamar berdua memadu kasih terlarang

“Ibu, aku ingin nenen boleh” kata Lionif manja sambil memandang Rini sayu

“Boleh, Lion ayo habiskan air susu jatahmu” kata Rini sambil menyodorkan payudara kiri ke arah wajah Lionif yang sama sama rebahan di tempat tidur

Rini miring ke kekanan dan Lionif miring ke kiri dan mulut Lionif sudah berada di kekat payudara Rini tapi Rini menghentikan wajah Lionif dan

“Jangan di cupang ya sayang ibu takut ketahuan bapak” kata Rini di buat nada semesra mungkin, Lionif hanya menganggukan kepalanya tanda setuju

“Ayo lakukanlah sayang” kata Rini dan melepas kepala Lionif dan dengan sedikit gerakan saja bibir Lionif sudah mennyentuh perpukaan payudara Rini langsung menyergap putting Rini yang tampak membesar sebesar jari telunjuk di kenyut kenyutnya seakan keluar air susunya lalu mengambil nafas yang dalam dan memindahkan ke payu dara di sampingnya.

Tangan Rini Berusaha meraih penis Lionif yang sudah tegang maksinal, di telentangkan tubuh Rini menghadap langit langit kamar dan Lionif menindih sebagian tubuh Rini, bibir Lionif masih di payudara Rini sedang tangan nya sudah merabai memek Rini yang masih terbungkus celana dalam, tanpa membukanya celana dalam Rini. jari jari Lionif menerobos masuk menyentuh kelentit Rini yang sudah membesar di usapnya beberapa kali dan jari tengahnya mulai menyusuri celah panjang yang membelah memek Rini menjadi dua sama besar, memek Rini yang menonjol membuat pemandangan yang menggairahkan, Lionif terus mengekspos memek Rini dengan telaten tanpa tergesa gesa membuat Rini kelimpungan dengan serangan jari jari Lionif.

Tubuh Rini yang terlentang dan Lionif menggeser tubuhnya ku bawah menciumi seluruh permukaan perut Rini yang terlihat agak gendut karena sudah pernah mengandung di mainkannya lubang pusarnya di jilati seakan baru membersihkan kotoran yang ada di lubang tersebut sebentar kemudian Lionif sudah berjongkok di depan Memek Rini memendangi memek Rini seakan mengagumi memek itu

“Cantik ibu memek mu, sama persis dengan paras ibu yang ayu” celoteh Lionif dan Rini segera menutupi memeknya dari pandangan Lionif tapi segera di cegahnya

“Lion apa sih, ibu malu” kata Rini

“Memek ibu tu cantik sekali dengan jembut yang tipis tipis seperti ini di atas memek ibu sedang di celah celahnya bersih dan Lionif suka” kata Lionif

“Ayo dong kalau cantik cium memek ibu lion” rajuk Rini

Tanpa aba aba lagi mulut Lionif langsung menyergap kelentit Rini dan menciumnya dengan ciuman yang panjang

“Ohhhhh, Liiiiooooonnnnnnn, Ohhhhhhh” suara Rini menggema di telingan Lionif

Bibir Lionif masih menciumi kelentit Rini sebentar bentar menggelitik kelentit itu dengan lidah nya

“Ohhhhhhh, LLiiioooooonnnnnnnn” kembali suara Rini menggema

Jari tangan lionif berisaha membuka celah panjang dan mencari lubang memek dan menusuknya dengan ke dua jari dan mengocoknya dengan irama yang pelan

“Ohhhhhhhh Liiiioooonnnn kkaaammuuuuuhhh aapppaaakkkaaaannnn meeemmeeekkk iibuuuuu” kata Rini terputus putus, lanjutnya “Geeeelllliiiiii Liiioooonnnnn, teerrrruuusssss lliiioooonnnn, ohhhhhh”

Dan suara erangan Rini semakin ngak leras dan akhirnya Rini membenamkan kepala Lionif ke arah memeknya dan menekannya sehingga wajah Lionif menempel erat ke memek Rini yang bergoyang ke kiri dan kanan dan seeerrrrr ….. seeerrrrrr …. menyembur cairan cinta Rini ke muka Lionif yang otomatis membuka mulutnya dan menerima semburan cairan cinta Rini kemudian Rini lemas terkapar ngak berdaya, di sedotnya semua cairan cinta Rini sehingga Rini merasa memeknya menjadi kering

Lionif segera mengarahkan penis besarnya ke arah lubang memek Rini, dan setelah sadar penis Lionif sudah berada di dalam lubang peranakanya Rini terkejut

“Kamu jahat sayang, masukan penis kamu ngak permisi dulu dan aku kan masih lemas” kata Rini

“Cuma di masukan dulu di goyangnya nanti setelah ibu tenaganya pulih” kata Leonif

“Tapi kamu capek dalam posisi begini” kata Rini

“Baiklah ibu miring aja tapi penis Lionif jangan terpepas” taka Lionif sambil tersenyum mesra

Sementara Rini bergeser miring dan Lionif mengikuti gerakan Rini setelah Lionif rebahan miring langsung Lionif mencium bibir Rini yang berada beberapa senti di muka bibirnya mula ciuman mesra dan Rini hatinya mulai bergetar lama lama menjadi ciuman liar dan Lionif mulai menggerakan pinggulnya maju mundur sehingga penis Lionif juga mulai menggesek ke lubang memek Rini.

Tangan Lionih berada di atas pinggul Rini dan menekannya ke depan sehingga penis Lionif masuk sempurna ke dalam memek Rini.

“Ahhhh Lioniffff kamu nakal sekali” kata Rini

“Ibu suka kan” kata Lionif menggoda

Rini hanya menganggukan kepalanya dan merespon goynagan pinggul Lionif dengan mengangkat kaki keatas sehingga kaki Lionif yang berada di atas menyusup di celah celah selakangan Rini dan perpadian kelamin mereka sangat ketat Rini mulai menggoyang pantatnya ke atas dan kebawah baik ke dua tangan LIonif dan kedua tangan Rini berada di pantat lawan mainnya, saling memberi tekanan pada penis dam vagina getakan semalkin lama semakin cepat sehingga timbul suara gesekan kelamin di padu dengan derit tempat tidur yang di pakai sebagai area pertempuran.

“Lion eeennnnnaaaakkkkk ppeeennnniiiissssmmmuuuuuhh” kata Rini terputus putus diselah nafas yang memburu

“Meeemmmeeekkkk ibu seeemmmmpppiiiittttt mmeennggggiiiiggggiiitttt” jawab Lionif semangat mendorong dan menekan ke mememk Rini

Dengan satu berakan Lionif berhasil membuat Rini terlentang kembali dan menggenjot dengan kecepatan sedang kini Rini terlentang sempurna di atas tempat tidur dengan mengkaitkan ke kua kaki di atas pinggul dan menggoyan pantatnya ke kiri dan ke kanan semakin lama semakin cepat dan

“Liiiioooonnnn iibbbuuuuu kkkeeellluuuuaaarrrrr” teriak Rini

Di tekannya penis Lionif ke dalam memek Rini sehingga Rini bisa menikmati orgasme datang dengan nafas masih memburu

“Lion kamu hebat ibu sampai lemes tapi enak banget “ jata Rini

Tanpa basa basi lionif mulai menggenjot penisnya dengan kecepatan super membuat Rini blinggasan

“Lioooonnnnn sssttttoooopppp dduuullluuuuu” kata Rini

Tapi tidak di tanggapi oleh Lionif malah mempercepat genkotannya

“Liiiooooonnnnnn iiibbbuuuuu kkkkeeeelllluuuuaarrrr lllaahhiiiiiii ooohhhhh” ucap Rini

Lionif meneakan pinggunya dalam dalam ke dalam memek Rini dan cchhhhoooottttt ccchhhhoooootttt disertai leguan panjang Rini sseeeerrrrrttttt ssseeeerrrrrttttt

Mereka orgamus bersamaan membuat tubuh ke dua nya melayang layang di angkasa pelukan mereka tambah dan kerinat keluar deras membasai tempat tidur dan tubuh mereka dan saling menikmati orgasme berdua bersama sama kepuasan puncak dalam hubungan kelamin.

“Lion ibuuuu puasssss “ kata kata Rini.

Pov Tasya Anggraeni

Di apartemen Tasya

Setelah tubuh aku di turunkan ke tempat tidur dan di baringkan dengan pelan pelan seakan barang yang mudah pecah, aku terlentang dan mas Bram berdiri di pinggir tempat tidur melepas celana panjang yang di pakainya dan menyisakan celana dalam berwarna krem dengan penis tegang sampai keluar dari celana dalam seakan sempit ke kecilan.

Mas Bram berbaring di samping aku dan tangan mas Bram berada di payudaraku dan meremas remas nya dengan pelan sekali kali menyenggol putting ku yang mulai mengeras kecil kesar merah muda membuat mas Bram ingin selalu berada di atas payudaraku.

“Massss, aaahhhhh” kata ku

Dibelainya ramput Tasya di kecup keningnya di tatap mata Tasya yang mulai sayu malah menambah cantik wajah Tasya kalau dalam keadaan terangsang

“Massssss, ayo” kata Tasya

“Mau kemana sih” kata mas Bram sambil tertawa

“Ihhh nyebelin, mmmaaaassss, setubuhin Tasya” teriak Tasya

“Nah gitu dong kalau perintah yang jelas” kata mas Bram

Aku meraih wajah mas Bram yang ada di samping wajah nya kemudian menciumnya bibir mereka tapi Bram seakan malas untuk membalas aksi Tasya yang ridak sabar mendorong mas Bram terlentang di tempat tidur, kaki Tasya naik ke tubuh Mas Bram dan mulai menciumi telingga mas Bram dan membauat mas Bram kegelian tangan Tasya ada di kepala mas Bram dan payu dara Tasya yang besar berada tepat di depan mulut mas Bram dan tanpa di peritah dua kali mulut mas Bram membuka dan melahap putting Tasya dengan sangat rakus dihisapnya putting nya di mainkan payudara kanan di isep putting sebelah kiri dan tangan mas Bram yang bebas berada di pinggang dan mendorong Tasya agak ke bawah menggesek penis mas Bram yang masih di balut celana dalam Tasya dengan bersemangat terus menggoyangkan pantatnya sesingga kelamin mereka saling bergesekan tidak lama Tasya merubah ke dudukannya kini pantat Tasya berada di antara ke dua lutut mas Bram dan bibir Tasya ada di putting mas Bram yang mencuat kecil, di gigitnya putting tersebut dengan gemas dengan bibirnya, Leguan Mas Bram semakin keras terdengar

“Tasssssyyyaaaa geelliiii ahhhhh” kata mas Bram

Tasya tidak merespon rancauan mas Bram dan sebagai jawaban Tasya duduk di atas selangkangan mas Bram yang merentangkan ke dua paha nya sehingga penis terlihat panjang, tangan Tasya meraih celana dalam dan dengan cepat di lepes nya melalui kali yang terlentang dan tidak sampai terlepas hanya menggantung di salah satu lutut mas Bram, Tasya memegang penis mas Bram di jilatinya kepala penis seakan menjilati es krim kesukaanku digenggamnya penis besar mas Bram dan di belai halus sambul menjilati batang penis mas Bram dan turun ke bawah lagi menjilati peler mas Bram di kulumnya buah peler nya dan di lepas dengan menarik mulut Tasya keluar dengan paksa “Plok”

Mas Bram geli geli tapi enak dan dari mulut mas Bram yang selalu mendesak nikmat, setelah dirasa cukup Tasya menelan penis mas Bram ke dalam mulutnya dan membasai batang penis yang besar sehingga basah kuyup.

Tasya berdiri di tempat tidur melepas celana dalam yang sudah basah kuyup dan melangkah tepat di atas penis mas Bram dan duduk tersimpuh sesingga kepala penis berada tepat di depan lubang memeknya, ditekan pelan pelan sehingga masuk sebentar, untuk ambil nafas dan di tekan nya lagi sehingga semua penis mas Bram hilang tertelan vagina Tasya yang membuka sempurna bagai bunga mawar yang maru merekah.

Tasya ulai menggoyangkan pinggul nya naik turun dan mas Bram menikmati semua perbuatan Tasya dengan mata terpejam

“Nikmat Tasya” kata mas Bram

“Suka mas” kata Tasya sambil meraih ke dua tangan mas Bram yang ngangur kan menempelkan ke payudara nya. Mas Bram mulai meremas remas pelan sambil memejamkan mata merasakan sensasi yang di buat oleh Tasya

“Mas enak mas, ohhh mas suka” kata Tasya

“Enak jeng mas suka banget” jawab mas Bram

Goyanganku semakin lama semakin lancar dan bertambah cepat sampai mas Bram membuka matanya dan melihat aku sedang berjoget ria diatas tubuh mas Bram, aku tersenyum dan mas Bram tersenyum juga dan duduk di ranjang ku, tubuh mas Bram mendekat ke tubuhku meraihnya dan memeluknya dengan mesra sekali pantat ku tetap bergoyang aku tekan agak kedalam kemudian aku putar se arah jarum jam sehingga penis mas Bram juga iktut berputar sesuai putaran pinggulku sebentar berhenti kemudian aku ajukan memek ku menggesek kontol mas Bram enak kelentitku bergesek dengan rambut penis mas Bram yang baru tumbuh mebuat sensasi yang nikmat.

Maaaasssss Brrrraaaammmmmm” kataku mata ku terpejam tubuhku oleng ke samping kiri dan dari dalam memekku menyembur cairan cinta membasahi tubuh mas Bram yang baru menghisap putting tapi dengan sigap nenahan tubuhku agar tidak jatuh ke belakang, di rebahkan tubuhku di atar tubuh mas Bram dan menahan tubuhmu menggulirkan nya ke kiri dua kali sehingga posisiku berada di bawah mas Bram kini mas Bram memegang kendali permainan setelah berhenti sebentar untuk memulihkan tenagaku yang baru saja orgasme enak, mas Bram tidur telungkup menindih tubuh ku penis mas Bram tetap menancap di memekku dan dada bidang mas Bram menekan payudaraku enak benda kenyal yang ada di payudaraku tertekan sempurna tangan kiri berada di belakang kelapaku mengarahkan wajahku menghadap wajahnya dan cuuuuppppp bibir kami bertemu dan bersamaan dengan itu pinggul mas Bram mulai naik turun nikmat aku merasakan suatu rangsangan yang tiada taranya bibirku diciumnya putting ku di remas remas dan memeku di masuki penis mas Bram yang berar mengaduk ngaduk memeku

Sudah sering sensasi semacam ini aku dapatkan dari mas Bram tapi setiap permainan mempunyai rasa yang berbeda aku tidak bisa memahami setiap sensasi ngentot bersama mas Bram selelu membuat hati ini berbunga bunga dan getaran halus selalu berdesir diselah selah goyangan penis mas Bram

“Maaaasssss” suara ku tertahan bibir mas Bram segera menutup mulutku dengan ciuman dan akhirnya ciuman mas Bram berpindah ke leher kanan dan aku hanya bisa menaikan kepalaku saja karena tubuhku ngak bisa bergerak tertekan tubuh mas Bram yang selelu bergoyang pada pinggulnya sementara dadaku aku goyang sehingga buah dadaky yang bergesek dengan rambut yang ada di dadanya gelli.

Lama sekali aku merasakan keringat ku mulai mengalir di sekujur tubuhku demikian juga keringat mas Bram tumpah ruah kembasahi tubuhku juga aku ada di bawah sehingga keringat kami menyatu.

“Jeng enak ya” tanya mas Bram, lanjutnya”Besok mas Bram pulang ya ke Solo”

“Ia mas, sekarang puasin dulu aku mas seminggu kemudian mas Bram kemari lagi ya” kata ku manja di selah selah goyangan pantat mas Bram yang tak pernah berhenti

“Ia hari Jumat pulang kerja langsung kemari kan hari sabtu aku ambil libur saja, mau ngelonin jeng Tasya istriku tersayang, dua hari cukup kan, hari senin pagi berangkat ke Solo pagi langsung ke kantor” kata mas Bram penuh semangat

“Ia mas tapi aku sabtu ngak libur mas” kata ku

“Ya ngak apa apa aku nungguin pacarku yang cantik belajar habis itu pasti dapat enek enak kan” kata mas Bram

“Maaaassssss akuuuuu mau keluar cepetin dikit mas” kataku

“Ia aku jugaaaa, taaahhhhaaaannn jjeeennngggg” kata mas Bram sambil mempercepat goyangan pantatnya ke dalam memekku

“Maaassssss, ohhhhhh” kataku, ssrrrreeeeetttt, sseeerrrrrrttttt

“Terima jeng spermaku, jeeeennnggggg” kata mas Bram

Tubuhku melenting ke atas pinggulku aku tekan ke keatas bersamaan pinggul mas Bram di tekan kebawah persatuan kelamin kami sunggung membuat aku melayang layang dan akhirnya ku tertidur dalam pelukan mas Bram tanpa busana.

Bersambung ….

Part 29: .....
 
Terakhir diubah:
Siap Suhu, ditunggu karyanya, meati nunggu buka puasa dulu baru bisa baca, hahahaha, kalo nggak agak susah ngelampiaskan ke mana.
 
Part 29: San Ketua Geng
(Bagian I)


Pov Tasya Anggraeni

Jam 6 pagi aku dan Mas Bram sudah ada di dalam mobil, rencana aku menghantarkan mas Bram ke travel untuk pulang ke Solo, sebelum mas Bram turun dari mobil ku mas Bram memberikan ciuman ke bibirku dan aku menyambut ciumannya dengan menahan air mata

“Mas kalau aku kangen gimana mas” kataku

“Cuma 5 hari aja jeng, jumat sore mas sudah ada di sisi mu lagi” kata mas Bram sambil menghapus air mataku, lanjutnya “ udah jangan nangis gitu, cantiknya hilang lho”

“Tapi maaasss” kataku

“Mas percaya kamu bisa, mas selalu menjagamu walau jauh dan mas percaya kamu bisa mandiri seperti yang ku kenal sebelumnya, kamu pasti bisa Tasyaku sayang, istriku yang manja, udah jangan nangis lagi ya” kata mas Bram

“Hati hati ya mas, di jalan” kataku lagi aku cium kembali bibir mas Bram dengan lembut dan mas Bram membalasnya

“Udah Jeng nanti kamu terlambat” kata mas Bram

Mas Bram keluar dari dalam mobil mengambil tas kecil dan di nyangklong di pundaknya

“Hati hati ya Jeng jangan ngebut” kata mas Bram

Aku melambaikan tanganku dan menjalankan mobil menuju ke sekolah ku tepar jam 7 aku sudah berada di dalam kelas

----skip----

Bel istirahat pun terdengar aku dan sahabatku ke kantin untuk membeli sekedar minuman dan makanan kecil, dan waktu akan kembali ke kelas aku melihat Aldo and geng berdiri menutupi jalan ku dan teman teman

“Tasya, Tasya kamu tu harus bersyukur aku sangat mencintaimu” kata Aldo di sambut dengan ketawa teman teman geng nya

“Apa sih Al, aku ngak suka caramu” kataku

“Lalu aku harus datang ke padamu ya, berlutut di hadapanmu dan memintamu menjadi pacarku” kata Aldo

“Aku udah punya pacar tau, dan aku sangat mencitainya” kataku

“Siapa yang berani merebut kamu dari tangan ku, katakan” kata Aldo sewot

“Bukan urusan mu juga kali, kamu bukan siapa siapa aku tau” kataku menahan emosi

“Ha ha ha tambah cantik saja kamu Tasya kalau lagi marah dan aku suka” kata Aldo

“Minggir aku mau lewat” kataku sambil mendorong nya supaya menepi

Aku dan sahabat sahabatku meninggalkan jalan di depan kelas Aldo

-----

Ketika aku pulang sekolah ternyata Aldo dan teman temanya mengikuti mobil ku yang masuk ke apartemenku, ketika aku mau parkir di tempat parkir, montor Aldo menghalangi jalanku dan aku minta tolong satpam untuk mengusir Aldo dari halaman Apartemen yang memeng di jaga oleh satpan 24 jam.

Esok harinya aku di hadang lagi ketika aku mau ke toilet sekolah disini Aldo makin berani menjamah tubuh ku tapi aku sempat berteriak sehingga kelas yang berdekatan dengan toilet pada keluar dan menggagalkan aksi Aldo, aku ngak jadi ke toilet tapi langsung ke ruang BP untuk melapor kejadian yang membuat aku tidak nyaman kebetulan pak Santosa ada di ruang BP baru bincang bincang dengan bu Anik dan pak Martono guru BP ku

“Selamat siang pak, bu” kataku masuk ruang BP

“Eh Tasya ada apa” kata pak Santosa agak terkejut melihat aku datang tanpa di panggil

“Saya mau melapor pak, karena saya merasa tidak nyaman” kata Tasya

“Coba ceritakan mengapa kamu menjadi tidak nyaman” kata Bu Anik

“Begini bu, sebenarnya ini sudah lama semenjak kenaiakan kelas dulu, Aldo kelas XII Sos 2 selalu mengganggu saya bu, setelah dia menembak saya tapi saya tolak karena saya mau focus belajar dan berprestasi bu” kata ku

“Oh, Aldo lagi bikin ulah, terus apa yang di lakukan” kata pak Martono

“Dulu waktu semester satu hanya gangguan melalui SMS dan WA saja dan itu bisa saya atasi dengan memblok nomernya, tapi sekarang tambah berani pak dia menghadang saya sudah tiga kali ini bu, pertama ketika pertama masuk, hari senin dia mengganggu di kantin sekolah sampai ngatain aku pelacur juga bu, kedua kemarin ketika saya kembali ke kelas dari kantin dihadang di depan kelasnya, dan ketiga pada hari ini baru saja terjadi pak, bu, dia menghadang aku ketika aku mau ke toilet sendiri, dia berani mengganggu dan memegang anggota tubuh ku bu dan aku teriak minta tolong untung suara ku keras sehingga di dengar oleh kelas XI yang berada di kekat toilet, dan aku langsung kesini” kataku

“Eh Aldo baru kumat tu” kata pak Santosa

“Ya Nanti setelah ini Aldo tak panggil ya, kamu tenang aja, belajar yang benar” kata pak Santosa

“Baik pak, saya permisi dulu” kata ku

“Kamu sudah jadi ke toilet belum” kata bu Anik

“Ngak jadi bu” kata ku

“Ya udah kamu ke toilet kantor guru, mari ku antar” kata bu Anik

Aku dan bu Anik ke toilet yang berada di kantor guru dan setelahnya aku mohon diri kembali ke kelas.

Pulang sekolah aku ajak Diana dan Rani ke tempat Apartemenku dengan janji nanti sore pulangnya aku antar, dan Diana dan Rani minta ijin ke orang tuanya lewat WA dan mereka mengijinkan aku agak tenang mengajak temanku mampir ke apartemenku.

Diana dan Rani terbengong setelah masuk Apartemen ku

“Tasya kamu sekarang tingga di sini, dengan siapa” kata Diana

“Ya aku tinggal disini, sendiri lah pengin belajar hidup mandiri” kataku

“Lalu mama dan papa mu juga tau” kata Rani

“Kalau papa sih udah tau, tapi mama dan adikku Dion belum tau” kata ku jujur

“Eh boleh aku tebak kamu ada masalah ya sama mamamu” kata Diana

“Yah masalah keluarga Na”kata ku, mau minum apa” kataku

Sambil menuju dapur dan menyiapkan minuman, aku buat es sirup untuk ke dua temanku

“Kalau boleh tau, kok kedengarnya janggal sih, air yang tadinya tenang kok tiba tiba ada riak yang besar sehingga kamu tidak lagi tinggal dengan orang tuamu” kata Rani

“Nanti deh aku ceritain masalah aku tapi janji dulu kalian berdua ngak akan cerita pada siapapun juga termasuk keluargamu Ok” kataku

“Ayo diminum dulu” kataku menaruh tiga gelas es sirup di depan sofa panjang menghadap TV dan aku duduk ditengah tengan sahabat sahabatku ini, aku raih remut TV dan mencari chenel TV dan memilih siaran music melalui audio sett dari home teater.

“Ayo dong Tasya cerita dong aku jadi kepo nih” kata Diana di sebelah kanan ku

“Janji dulu, sebelum kalian janji aku ngak mau cerita” kataku

Rani dan Diana mengangkat tangan memberi tanda V dan berjanji ngak akan cerita kepada siapapun termasuk saudara saudaranya

“Ceritanya panjang kali tapi jangan di putus ya aku cerita” kataku mengawali ceritaku

Aku mulai setelah aku ulang tahun ke 18 awal bulan lalu, dan setelah usai ulangan umum aku ke Solo ingin menemani eyang kakung Bram Kusuma yang hidup sendiri di kota itu, Eyang putri mengingatkan aku tentang janjiku ke eyang putri 2 tahun yang lalu tentang kesanggupanku untuk menggantikan posisi eyang putri menjadi pendamping eyang kakung dalam artian menjadi istri eyang kakung” kataku

“Apa kamu gila kali” kata Diana

“Udah deh ngak jadi cerita aja” kata ku

“Ayo dong tambah kepo nih” kata Rani

“Kan udah aku katakana jangan memutus aku cerita setelah selesai baru kalian bertanya sehingga kamu tau masalah yang sebenarnya” kataku

“Ya ya sorry Tasya sayang” kata Diana sambil membelai pipiku

“Ok aku lanjutkan, Aku sebenarnya juga sayang benar dengan eyang kakung yang menurut aku punya karisma yang luar biasa dan ganteng juga sih, memang aku pernah janji kepada eyang putri ketika aku masih duduk di kelas 5 SD, aku pernah janji ke eyang putri ingin menjadi istri eyang kakung yang ganteng itu, itulah benih cintaku ke eyang kakung, semakin lama benih cinta ku ke eyang kakung bukan semakin memudar malah semakin bersemi sehingga aku selalu menghidar kalau ada cowok menembakku dengan alasan aku maih ingin berpretasi walau secara jujur aku sungguh cinta dengan eyang kakungku, gila kan, setiap malam sebelum aku tidur selalu sholat tahajut memohon petunjuk akan rasaku selama ini apakah benar aku mencintai eyang ku sendiri dan rasa cintaku yang besar ini aku salurkan ke semangat belajarku dan hasilnya kalian tahu aku menjadi juara kelas semenjak kelas X paling jelek juara 3, Doaku terjawab juga setelah aku kelas X ketika eyang putri meninggal dunia eyang putri mengingatkan aku tentang janjiku ke eyang putri untuk menjadi istri eyang kakung, tentu saja aku sambut keinginnan eyang putri dengan hati yang berbunga bunga, aku mengharap eyang kakung menyatakan ini terlebih dahulu masah sih aku harus mengutarakan terlenbih dahulu. Selama 2 tahun ini aku selalu menunggu pernyataan eyang kakung dan sikap acuh dan cuek eyang kakung membuat kepercayanku dan keyakinanku semakin menipis tapi aku bersikap biasa dengan eyang kakung, kira kira satu minggu sebelum ulang tahunku yang ke 18 aku bermimpi ketemu eyang putri dengan pakaian kebayak putih dan jarit juga latar putih, mengingatkan ku tentang janjiku ke eyang putri belasan tahun yang lalu” aku berhenti sebentar menarik nafas dalam dalam dan melamjutkan ceritaku

“Akhirnya setelah ujian semester berakhir aku langsung ke Solo menemui eyang kakung pada saat aku mengutarakan kembali keinggnan eyang putri, eyang kakung malah bengong bukan menjawab ya atau tidak malah berbagai pertanyaan yang intinya mengorek isi hatiku tentang kesedianku menjadi istri eyang kakung yang nota bene sudah berusia lanjut sudah lebih setengah abat ini, tapi jawabanku yang menyatan kesanggupanku menjadi pendamping eyang kakung sekaligus mengganti kedudukan eyang putri yang belum sempat di berikan eyang putri ke eyang kakung, akhir nya malam itu aku serahkan barang yang paling berharga miliki ke eyang kakung dan eyang kakung mengambil ke perawananku setelah diskusi yang panjang. Doaku selama ini mendapat respon yang positif dari semesta” kataku dan aku berhenti sebentar karena ada ketukan di depan kamar ku

“Siapa ya” kataku cemas kalau Aldo datang lagi

“Saya non, satpam ada kiriman paket untuk non” teriaknya dari luar

Aku melangkah kea rah pintu depan melihat dari kaca pengintai dan membukaan pintu untuk Satpam tersebut memberikan bingkisan itu kepadaku

“Terima kasih pak, sebentar ya” kataku, sambil melangkah menaruh bingkisan itu di atas meja dan masuk mengambil tas ku menyiapkan sekedar uang untuk ku berikan kepada satpam itu

“Ini pak untuk beli rokok” kataku

“Termakasih non” katanya sambil melangkah pergi

Aku buka kiriman paket itu ternyata ada kirimam dari mas Bram yang megirim photo aku dan mas Bram dengan pakaina kebaya dan mas Bram pakai pakaian jas ganteng satu lagi photo ku seorang diri.

“Nik photo aku dengan eyang kakung di Larasati Group” kataku, lanjutnya “Pasang dimana ya” kataku

Diana dan Rani mengamati sekitar dinding dan Rani mengusulkan photo yang berduaan di taruh di atas TV dan yang sendirian di atas sofa dan aku setuju dibantu oleh teman temanku aku memasang photo photo itu.

Setelah selesai memasang photo

“Lanjutkan gih, ceritanya, Tasya” kata Diana

Aku kembali duduk di tempat semula dan mulai bercerita lagi

“Pagi harinya aku di ajak eyang kakung ke tempat Notaris untuk mendatangani balik nama kepemilikan perusahaan milik eyang putri ke namaku dan diperkenalkan dengan seluruh karyawan Larasati Group yang sekarang menjadi milikku dan eyang kakung sebagai direktur utamanya, aku sempat ke Kalimantan untuk ritual perkawinanku dengan mas Bram ya eyang kakungku sendiri secara adat Dayak Ngaju soalnya mas Bram sudah menjadi adik angkat dari seorang kepala suku di sana, aku juga sempat ketemu dengan ibu susuku an merestui hubunganku dengan mas Bram tapi malah mamaku senditi nenolak mentah mentah hubuganku dengan mas Bram dan aku kemarin di usir dari rumah mamaku sahingga oleh mas Bram aku di belikan aparteme ini dengan namaku, gitu ceritanya” kataku

“Eh siapa tu ibu susumu” kata Rani

“Ia adalah ibu asuh ku yang tertera pada akte kelahiranku, setelah mamaku melahirkan aku aku ditinggal di tempat ibu angkatku sehingga berusia satu tahun, kemarin aku sempat menemui beliau dan aku minta doa restunya untuk hubunganku dengan mas Bram, mungkin kalau tidak ada aral melintang pertengaah tahun ini aku akan resmi menjadi istri mas Bram ya eyang kakung ku sendiri” kataku

“Rumit nian Tasya ceritamu” kata Diana

“Eh kaya cerita senetron aja ya” kata Rani

“Biasa aja kalian, awas ya cerita ini jangan sampai keluar dulu, tutup mulut kalian seperti janjimu” kataku

Diana dan Rani bersama sama menempelkan jari jari tangannya dan membuat gerakan tutup mulut dan kami tertawa bersama

Tak terasa jam sudah menunjukan jam 4 sore dan Diana dan Rani pamit pulang dan aku antar sampai rumah masing masing dan baru jam 5 aku kembali ke apartemenku.

Pagi harinya aku di panggil ke ruang BP ketika jam pertama baru mulai aku sudah menduga aku akan di panggil tapi tak menduga reaksi sekolah begitu cepatnya ini hari menagani kasus aku dengan di temani oleh Diana aku masuk ke ruang BP di sana sudah ada Pak Santosa, Bu Anik, Pak Martono dan bu Indah Walikelasku dan pak Sastro Wali kelas XII IPS 2 sedang berbincang bincag satu dengan yang lain aku dan Diana duduk di depan mereka tak beberapa lama Aldo datang masuk ke ruang guru dan langsung duduk di sampung Diana ada bangku kosong.

Sesaat setelah Aldo duduk

“Kamu tahu al, mengapa kamu di panggil” kata bu Anik sebagai guru BP

“Sudah aku duga masah aku dengan Tasya kan” kata Aldo tanpa rasa takut dan tanpa rasa hormat

“Kalau begitu ibu minta kamu minta maaf kepada Tasya” kata bu Anik

“Enak aja aku di surum minta maaf, aku salah apa, apakah aku salah menyukai Tasya dan aku ingin Tasya menjadi pacarku gitu aja kok apa itu salah bu” kata Aldo dengan arogannya

“Ya kamu tidak salah mencintai seseorang tapi caramu yang salah dengan memaksakan kehendakmu, Tasya aja ngak mau jadi pacarmu kok kamu paksa” kata ibu Anik

“Apa alasanmu Tasya menolak Aldo menjadi pacarmu” kata bu Anik untuk mengkorek segala keterangan dari Tasya mengenai Aldo

“Ada dua alasan aku menolak Aldo menjadi pacarku bu, pertama memang aku belum mau pacaran dulu aku mau mengejar pretasiku di sekolah dan ini terbukti berhasil , ke dua aku tahu siapa Aldo sebenarnya dia adalah penjahat kelamin bu” kata ku

“Ini fitnah tuduhan tanpa bukti, buktikan Tasya jangan asal menuduh aja” kata Aldo

“Oh, kamu minta bukti ya, kamu tentunya kenal Indri dan Sari sekarang kelas XI” kataku

Aldo diam ngak bisa bersuara lagi, kemudian

“Ada apa dengan Indri dan Sari Tasya” kata bu Anik

Tasya diam sejenak sambil menarik nafas dalam dalam kemudian “Maaf bu aku keceplosan sebenarnya aku sudah berjanji kepada mereka untuk tutup mulut mengenai kasus dengan Aldo kalau Bapak dan ibu di sini mau bejanji untuk menjaga nama baik dan privasi Indri dan Sari aku akan cerita” kataku

“Aku jamin Tasya, bapak dan ibu disini bisa menyimpan rahasia mengenai privasi seorang murid sehingga kamu jangan ragu untuk menyeritakan yang sebenarnya yang BP tidak tau, tapi entah dengan temanmu Diana” kata bu Anik

“Aku sudah tau lama bu kasus ini, sebab aku adalah sahabat dari Tasya apa yang Tasya tau pasti cerita ke aku sealikya apapun yang aku tahu Tasya pasti tau, semenjak kelas X kami bersabatan kalau pun berita ini keluar pasti dari Aldo” kata Diana, lanjutnya “ Kasus ini terjadi ketika Tasya menjabat ketua OSIS dia selalu ada buat teman teman semua kadang kadang teman teman segan datang ke BP nanti masalahnya akan bertambah parah lagi mereka banyak cerita tentang problematika remaja ke Tasya waktu itu sebagai ketua OSIS dan Tasya selalu bisa mencari jalan keluarnya apapun masalahnya yang di hadapi demikian juga dengan kasus Indri dan Sari biar Tasya sendiri yang cerita” kata Diana

“Ya lanjutkan ceritamu Tasya” kata bu Anik

Jadi begini bu, waktu itu setelah penerimaan rapot semester gasal Indri tiba tiba datang ke padaku dalam keadaan menangis aku cukup terkecut juga atas pengakuan Indri, menurut dia setelah beberapa bulan Indri di terima di sekolah ini Indri ditembak oleh Aldo dan Indri menerima Aldo sebagai pacarnya, semua siswa di kelas itu tau kalau Indri pacarnya Aldo setelah Indri menyerahkan kegadisanya kepada Aldo, Indri ditinggal dan Aldo menyatakan putus hubungan dengan Indri sebeb dia mulai dekat dengan Sari kelas X juga tapi lain kelas Indri dan Sari tidak saling mengenal dan beberapa bulan kemudian Sari di putus setelah menyerahkan keperawanannya ke Aldo sampai sampai berita yang aku dengar Indri dan Sari hamil tapi di gugurkan atas desakan keluarga Aldo yang membiayai operasi itu, aku sendiri baru tahu kemarin kalau Indri dan Sari sempat mengugurkan kandungannya, apa itu bukan namanya penjahat kelamin, hampir semua anak anak terutama yang cewek tau kok bu yang pasti teman teman yang sekelas dengan Indri dan sari” kataku

“Benar Aldo, apa yang di katakana Tasya” kata bu Anik

Aldo hanya diam sejenak dan dengan mata merah menahan amarah dia pergi sambil mengucap: “Bohong itu bu, Awas kamu Tasya aku adukan ke pulisi atas tuduhan menjelekan nama baik” katanya dengan melangkah pergi ke luar ruangan

“Hai Aldo kamu mau kemana” panggi pak Santosa wakasek kesiswaan

Tanpa menoleh dan tanpa jawaban apapun Aldo tetap melangkah meninggalkan ruang BP dengan hati penuh kemarahan.

“Sabar ya Tasya, aku kenal kok dengan ayah Aldo Kolonel Samuel Dandim kota ini” kata pak Santosa, lanjutnya “Besok akan aku panggil orang tuanya ke sekolah bersama ibunya juga dan aku juga mengharap eyangmu Bram juga bisa hadir biar cepat selesai masalahmu dengan Aldo nanti sepulang sekolah aku titip surat panggilan ke eyang mu Bram kusuma ya, jangan lupa Tasya”

“Iya pak, saya permisi dulu bapak, ibu aku dan Diana kembali ke kelas” kataku

“Silahkan Tasya, hati hati ya” kata pak Santosa

Setelah keluar dari ruang BP

“Na tunggu ya aku tak telpun mas Bram dulu” kata Tasya

“Cieee cieee udah kangen nih” ledek Diana

Tasya mengangkat tangannya dan jari telunjuk berada di depan mulutnya “Jangan keras keras dong”

“He he he” Diana sambil tertawa

Tasya mengambil smartphone nya dan menghubungi seseorang

“Assalamualaikum mas” kata Tasya

Wallaikumsalam Tasyajawab mas Bra,​

“Mas bisa ngak sebelum jam 12 sampai di Semarang aku takut mas” kata Tasya

Eh, ada apa Tasya, apa yang kamu takutkankata mas Bram

“Ceritanya panjang mas, nanti aja kalau mas Bram sampai di Semarang aku critain deh” kata Tasya

Ya ya mas Bram segera berangkat ke Semarang, sekarang jam 9 ya nanti jam 11 san mas Bram udah sampai di semarang, kamu masih di sekolahkata mas Bram kawatir

“Masih mas, aku takut mas” kata Tasya

Tunggu Tasya jangan kemana mana tetap di sekolahan aman tunggu sampai mas Bram datangkata mas Bram

“Ia mas, Assalamualaikum mas” kata ku sambil menutup smartphone ku

“Udah kangennya hilang ya” ledek Diana

“Ah kamu nih” kataku sambil mencubit pelan lengan Diana

“Sakit tau” kata Diana sambil melotot

Tasya ngak menjawab hanya meleletkan lidahnya keluar

Satu jam kemudian jam istirahat mulai terdengar Tasya, Diana dan Rani tidak keluar dari kelas dan Bu Indah wali kelas mereka masuk kelas untuk memanggil Tasya

“Tasya” panggil bu Indah

“Ya, bu” jawab Tasya

“Mari ikut ibu sebentar” kata bu indah

“Ya bu” jawab Tasya

Bu indah keluar ruangan dan di ikuti oleh Tasya yang berjalan di belakang bu Indah dan mereka menuju ruang koperasi

“Udah ambil minum dulu Tasya, kamu pasti haus” kata bu I ndah

“Ia bu he he he” kata ku

“Duduk sini Tasya” ajak bu Indah mengajak Tasya duduk di ruang koperasi yang terlihat sepi

“Apa benar apa yang kamu katakan tadi Tasya” kata bu Indah

“Benar bu, apa Tasya berani bohong di depan pimpinan sekolah ini” kata bu Indah

“Ya udah ibu percaya kok sama kamu, dan kamu jangan takut ya sekolah akan melindungi kamu sebatas kemampuan sekolah, karena ibu melihat banyak montor berparkir di depan sekolahan dan ibu menduga itu teman teman Aldo yang tersebar dari berbagai sekolahan” kata bu Indah

“Ibu ngak usah kawatir aku tadi udah telpun eyang kakung katanya sekarang dalam perjalanan ke Semarang” kata ku

“Ya sudah kalau begitu membuat hati ibu tenang sekarang, soalnya ibu tau persis siapa Aldo dan keluarganya” kata bu Indah

“Gimana sih bu keluarga Aldo, kan bukannya ayahnya Kodim ya bu” kata bu Indah

“Ayahnya ngak begitu berperan di dalan keluarga yang dominan ibunya dan parahnya lagi ibu nya selalu mengiyakan keinginan Aldo ibu sih maklun Aldo anak semata wayang dan menganggap emua masalah bisa diselesaikan dengan uang dan Aldo sendiri paling takut pada ayahnya para guru pun banyak mengeluh atas sikap Aldo yang tidak pernah hormat kepada gurunya tapi ibunya selalu membenarkan sikap Aldo yang arogan mengandakan kekuasaan ayahnya yang Dandim” kata bu Indah

“Oya bu, aku baru tahu sebab aku jarang banget bergaul akrap dengan cowok kecuali teman teman sekelas” kata ku

“Tadi pak Santosa akan memanggil ayah dan ibu dari Aldo dan juga eyangmu Tasya, dengan harapan akan meredam kegilaan Aldo yang membuat resah dan membuat sekolah tidak kondosif, Pak Santosa sudah banyak cerita tentang eyangmu Tasya walaupun sudah tidak aktif tapi dalam kemeliteran jenjang komando masih terasa kental sekali dan saya juga guru guru semua eyang mu Bram Kusuma bisa meredan arogansi Aldo yang selama ini membuat resah Aldo sangat takut dengan ayahnya kalau ibunya sih ngak takut sama sekali selalu ancamannya akan bunuh diri didepan ibunya ini diceritakan oleh ibunya sendiri karena terlalu sayang pada anak semata wayangnya dan hanya satu satunya” kata bu Indah

“Terima kasih bu sudah jagain Aku” kata ku

“Aku kagum kepadamu dan tadi semua guru yang ada di ruangan BP juga terkejut dengan keberanianmu seakan kamu ngak punya takut dan ibu percaya kamu sudah tahu kelakuan Aldo selama ini yang bikin resah sekolah ini” kata bu Indah

“Ia bu, aku ngak pernah takut, aku sudah jengkel dengan kelakuan Aldo semenjak 1 tahun yang lalu dengan kasus Indri tapi aku sebagai ketua OSIS ngak bisa berbuat banyak aku ngak punya power untuk berbuat lebih banyak untuk keselamatan teman teman dan aku menjaga prevasi Indri dan Sari kalau kasus ini aku buka secara umum kasian sehingga tadi aku minta jaminan untuk tidak membuka kasus ini di depan umum” kata ku

“Mangkanya aku katakan tadi kamu hebat Tasya, ibu salut denganmu” kata bu Indah

Sementara masih berbincang bincang bel berbunyi tanda berakhirnya aku pamit ke bu Indah kembali ke kelas. Kami semua tungga pelajaran selanjutnya pelajaran Fisika pengampu mata pelajaran Fisika, hampir 20 menitan baru bu Damar masuk ke kelas setelah mengucapkan salam bu Damar memanggil aku ke depan

“Tasya, sini sebentar” panggil bu Damar

“Ya bu” jawabku sambil berjalan mendekati meja guru

“Nanti kalau eyang mu datang langsung ke ruang kepala sekolah di tunggu pak Santosa disana” kata bu Damar dengan berbisik pelan

“Ia bu” kataku sambil meninggalkan meja guru

Bu Damar berdiri di depan kelas sambil memerintahkan buka buku paket halamat 106 di halaman itu hanya ada soal soal pilihan ganda dengan 5 opsent dan di buat 6 kelompok masing masing kelompok mengerjakan 5 soal dengan nomer acak, materi ini materi pengayaan menjelang ebtanas mendatang hanya soal dan soal yang di bahas dari semua mata pelajaran yang ada semua teman teman Tasya sibuk mengerjakan soal soal dari soal yang mudah di buat di papan tulis dan kalau benar akan mendapatkan poin tambahan seperti game dan kalau salah dapat mengurangi poin semua asik mengerjakan soal bu Damar mengawasi semua kegiatan siswa dengan berkeliling dan kadang memberi bantuan

Dua jam pelajaran telah berlalu terasa cepat dan kini memasuki jam terakhir aku mendapat WA dari mas Bram dan aku membalasnya

“Assalamualaikum sayang” WA mas Bram masuk

“Walaikumsalam mas, langsung ke ruang kep sek di tunggu pak Santosa disana”

“Ok aku OTW ke ruan kep sek, masih lama pulangnya” WA dari mas Bram

“Ini jam terakhir mas ½ jam paling kelar”WA ku ke mas Bram

“ Ditunggu, Assalamualaikum” tutup WA mas Bram

“Walaikumsalam mas, di tunggu, kangen” WA ku

Aku menyimpan HP ku kembali di dalam tas dan melajutkan pelajaran jam terakhr bahasa Indonesia membahas soal berbagai majas

Setengah jam kemudian bel akhir pelajaran berbunyi, aku, Diana dan Rani ke dua sahabatku ku ajak ke kantor kep sek mememui mas Bram

“Itu Tasya om” kata pak Santosa

Aku menghampiri mas Bram yang baru duduk dengan pak Santosa dan beberapa guru termasuk pak Ikwan Kep Sek ku juga ada, dan aku berkeliling memberi salam dengan mencium tanga mereka masing masing demikian juga di ikuti oleh Diana dan Rani

“Yang aku tunggu di luar ya” kataku

“Ya sebentar Tasya” jawan mas Bram

Aku bertiga dengan Diana dan Rani menunggu mas Bram di depan ruang Kep Sek

“Ayok Tasya kita pulang” kata mas Bram menghampiri diriku

“Mobil mu di mana” tanya mas Bram

“Diluar yang tu kelihatan” kata ku sambil megacungkan letak mobil ku, ternyata dekat mobil ku banyak di parkir kendaraan geng nya Aldo mereka masih berkeliaran di sekitar sekolah

“Yang, aku ambil dulu tapi aku takut dengan gengnya Aldo” kataku

“Jangan takut eyang jadi penasatan nih dengan yang namanya Aldo” kata mas Bram

“Gini aja kamu bertiga jalan menuju ke mobil dan eyang di dalam mobil eyang mengawasi kamu bertiga, eyang kawal deh, jangan takut ya” kata mas Bram

Aku bertiga berjalan keluar pagar sekolah menuju mobil ku terparkir

“Eh, Tuan Putri datang” aku dengar teriakan dari salah satu teman Aldo

“Tasya, sini dong sayang ngapain tergesa gesa pulang, di anter mas Aldo deh pulangnya” kata Aldo mendekatiku dengan senyuman mesumnya

“Sayang ayo mas antar deh ke surga, mau ya” kata Aldo sambil memegang tanganku dan mau menariknya, sementara teman teman Aldo pada mengelilingi aku, Diana dan Reni, aku bertiga terjebak dan terdiam tidak bisa berkutik, Sementara dari halaman sekolah keluar mobil mas Bram dengan bunyi keras sirene meraung raung sehingga membuyarkan konsentrasi teman teman Aldo lari menyingkir menjauh dari lokasi pengepungan tadi.

Mas Bram keluar dari dalam mobil menampis tangan Aldo yang masih menggengam dan menarik narik tanganku

“Hai anak muda, mau kau apaka cucuku” kata mas Bram

“Aku ngak ada urusan denganmu pak tua” kata Aldo

“Ok, memang aku ngak ada urusan denganmu tapi ini cucuku mau kau apakan” kata mas Bram

“Perlu kau ketahui pak tua, ini pacarku” kata Aldo

“Ha ha ha sejak kapan kau menjadi pacarnya ha” kata mas Bram

“Sejak hari ini pak Tua” kata Aldo

“Aku muak lihat tampangmu al” kata Tasya

“Huh mesra sekali pacaran di tengah jalan dengan paksa paksa segala” kata mas Bram

“Apa maumu pak Tua” kata Aldo sambil memegang krah bajunya mas Bram

“Hai lepaskan tanganmu anak muda, aku kenal Samuel, kamu juga kenal kan” kata mas Bram

“Apa maksudmu dengan menyebut papaku” kata Aldo sedikit grogi sambil melepas tanganmya dari baju mas Bram

“Sebentar aku telpun biar dia datang dan melihat sendiri kelakuan anaknya” kata mas Bram

“Ngak usak melibatkan orang tuaku pak tua” kata Aldo

“Biarkan aku dan cucuku pergi persoalan aku anggap selesai” kata mas Bram

Ok silahkan pergi untuk hari ini tapi lain hari urusanya akan lain juga pak tua” kata Aldo

“Ha ha ha punya nyali juga rupanya kau anak muda silahkan kalau kamu mau berurusan dengan Samuel” kata mas Bram

“Tasya, ajak teman temanlu masuk ke mobil aku kawal dari belakang” kata mas Bram

Tasya menarik tangan temannya setelah membuka pintu otomatis dan mereka masuk ke dalam mobil dan Tasya segera menjalankan mobil perlahan lahan meninggalkan area parkir di depan sekolah dan mas Bram mengikuti dari belakang

“Mas mampir ke CL dulu ya aku lapar” Telpun ku ke mas Bram

“Boleh aku juga lapar nih, ajak teman temanmu sekalian” kata mas Bram

“Pasti mas, masih pada gemetaran nih teman teman termasuk aku juga” kata ku

Ya udah aku ikuti kamu aja” kata mas Bram

Sementara di depan mall CL aku parkir mobil di dalam area parkir yang berdekatan dengan tempat mas Bram parkir kendaraan nya.

Kami ber 4 masuk sebuah kafe dan makan siang bersama

“Sya, masih gemetaran nih kaki” ucap Diana

“Aku juga Sya” sambung Rani

“Apa lagi aku, lemas deh” kataku

“Setelah lemas dan gemetaran lalu lapar ya kan” goda mas Bram

“Tapi seru juga ya” kataku dan kami tertawa bersama

Tiga puluh menitan aku dan teman teman bersama mas Bram menghabiskan makanan kami dan aku menghantar temanku satu persatu sampai dirumahnya masing masing mas Bram teus mengawal aku dari belakang. Pada perjalanan mengantar temanku aku melihat banyak teman teman Aldo mengikuti terus mobil aku tapi aku tenanga aja selama mas Bram ada di samping aku, mas Bram sempat telpun markas kodim meminta pengawalan secara preman tidak menyolok untuk melindungi aku.

Aku pulang ke apartemen bersama mas Bram, sebelum nasuk apartemen banyak teman teman Aldo ber gerombol di sepanjang jalan dan di depan apartemen entah apa yang di rencanakan oleh mereka.

Setelah masuk apartemen mas Bram langsung menarik tanganku memberi ciuman di keningku dan kecupan ringan di bibirku

“Udah ngak usah tegang begitu, aku sudah telpun dan pom untuk memberi pengawalan terselubung demi keselamatan kamu Tasya istri aku” kata mas Bram mesra sambil menciumi bibirku dan aku merasa sangat nyaman saat ini

“Mas besok ada panggilan ke sekolah dan mas Bram harus datang” kataku

“Ya mas juga sudah tau tadi diberi tau oleh Santosa, panggilan juga untuk Samuel dan istrinya dan kamu lihat juga tadi setelah aku sebut nama ayahnya Aldo begitu ketakutan, mungkin Aldo berpikir juga siapa mas Bram ini kok berani menyebut nama papahnya dengan panggilan nama saja tanpa embel embel apa apa, biar Aldo berpikir dan esok dia akan tau siapa aku ini sebenarnya, tenang aja Tasya istriku” kata mas Bram

“Ia mas, selalu membuat aku nyaman bila berada di sisi mas Bram” kataku

“Mas ganti pakaian dulu bau bensin tau” kataku sambil meleletkan lidahku

“Eh Tasya juga ganti baju bau kapur” balas mas Bram dan kami tertawa bersama

Aku masuk kekamar menyiapkan ganti untuk mas Bram dan aku mengambil kimono ku dan masuk kamar mandi untuk cuci muka biar segar dan setelah memakai kimono ku gentian mas Bram masuk kamr mandi besih bersih dan memakai kimono yang aku persiapkan

“Mas sholat dulu ya” kataku

“Ayo” jawabnya

Aku mempersiapkan tempat untuk sholat mengambil mukena dan memakainya mas Bram mengambil kaus dan memaki sarung dan kami berdua melakukan sholat dhuhur berjemaah.

Setelah sholat dhuhur dan sebentar lagi masuk ashar jadi kami hanya bercerita sambil saling raba meraba menghilangkan kangen udah 4 hari in ngak ketemu jadi tambah mesra, setelah shalat ashar aku kembali disibukan dengan pekerjaan menyiapkan minumnan sore sambil menyiapkan makan malam yang sederhana goreng ayam dan sambel trasi kesukaan mas Bram, mas Bram tiduran di sofa di depan TV sambil dengerian siaran berita sore, aku buka buku pelajaran untuk memperdalam matri yang di berikan di kelas tadi sampai terdengar adhan mahrib setelah mandi bersama aku dan mas Bram menumaikan shalat mahrib berjemaah dan setelahnya kami makan malam bersama dengan laukyang sangat sederhana sekali dan mas Bram menerima apa adanya dan aku berjanji akan belajar masak setelah agak santai sedikit

Malam harinya aku bercinta dengan mas Bram melepas rasa rinduku dan kangenku yang 4 hari ngak jumpa dengan mas Bram hanya satu kali permainan saja mas Bram menyetubui aku dengan lebut dan aku merasakan kasih sayang yang tak terhingga mambuat aku tambah cinta mas Bram penuh pengertian ketika aku mulai membuka buku pelajaran untuk besok mas Bram menemani aku belajar sambil sebentar mencium kening dan bibir ku di celah celah belajarku

Jam 9 aku mengakhiri belajar aku dan duduk di pangkuan mas Bram yang masih menggunakan sarong dan aku masih menggunakan kimono aku ciuman sudah patilah di awali dari sana sedikit sedikit mas Bram nulai meremas payudaraku

“Mas kangen sama ini Tasya” kata mas Bram ketika aku berada di pangkuannya

“Lepas saja mas Bram” kataku sambil menarik tali kimono ku sehingga lepas bagian depan sehingga payudarau yang cukup besar ini mendapat ciuman istinewa dari bibir mas Bram dan memberi tanda merah disekitar putting ku aku memejamkan mata dan menikmati ciuman sedotan dan kenyutan pada putting kiri maupun kanan aku tidak kuasa menahan erangan kenikmatan yang di berikan oleh kekasih tuaku ini, aku tarik kaus yang dipakainya dan melepas melalui kepalanya dan mas Bram telanjang dada.

Diangkatnya tubuhku di bawa ke tempat tidur di baringkanya dan di lepas kimonoku sehingga aku sudah telanjang memang sengaja aku tidak pakai cd dan braku biar mudah untuk bercinta malam ini Mas Bra melepas sarung yang di pakainya sehingga dalam sekejap tubuh kami sama sama telanjang. Ciuman mas Bram berseser ke bawah menciumi perut aku dan tangannya membelai memek aku jempolnya menggesek sesek kelenti aku dan aku mendsah desah keenakan

“Masssss oohhhhh ini enak benar masssss” kataku

Pantat mas Bram bergeser ke samping mukaku dan aku mengerti apa yang di maui oleh kekasih tuaku ini burung garuda yang sudah setengah keras akan mertambah keras ketika kepala kontol mas Bram menjadi sasaran ciumanku dan aku merasakan cairan mulai keluar dari ubang pipisnya

“Ohhhhh jeeennngggg ennnaaakkk sekali” rancau masBram ketika mulutku mulai memgulumkontol yang besar aku sedot penis mas Bram dengan sekuat tenaga dan mas Bram tidak kuat menerima sensasi nakal aku

Mas Bram berdiri dan menggeser kedudukannya sehingga penis besar mas Bram berada di pintu masuk memekku dan dengan sekali dorong kontol mas Bram masuk hanya setengah bagian aku melolong ke enakan ketika pertama kali kontol besar mas Bram menerobos masuk ke dalam memekku yang terasa sangat penuh sekali Aku angkat kedua kakiku mengkait ke pinggang mas Bram yang mulai membuat gerakan memompa maju mundur secara teratus dengan dengusan nafasku semakim memburu dan aku merasakan ada cairan yang mau keluar dari dalam memekku

“Maaassss kencengi dikit maaassss” bisiku ketelinga mas Bram

Mas Bram mempecepat genjotan pinggulnya dan aku menggelepar leper nenahan orga yang menjelang datang

“Maaasssssss aahhhhhhhh” kataku sambil menikmati semburan cairan cintaku membasahi penis mas Bram.

Mas Bram menghentikan genjotannya sebentar sekitae 2 – 3 menitan dan menggoyag pinggulnya dengan kecepatan tinggi tidak lama kemudian aku merasakan cairan cintaku mau keluar lagi

“Mmaaaassssss akkuuuuu oorrrrggaaa laaaggiiii” teriakku

Ini menambah semangat mas Bram semakin kesat menggoyang pantatnya maju mundur dan akhirnya di tekan pantatnya ke dalam memekku sehingga kontol mas Bram menyatu sempurna dengan memekku

“jeeennnngggggg oohhhhh” teriak mas Bram choottt choootttt chhoootttt

“Maaasssss ohhhhhh” teriakku hampir bersamaan sseeeeerrrrtttt panjang sekali

Mas Bram terkapar di sampingku dan kami pun saling berciuman melepas rasa kangen yang menggebu

Mas Bram turun dari tempat tidur mengambil air putih di dalam kulkas memberikan kepadaku mematikan lampu dan membentangkan selimut dan tidur disampingku sambil memeluk tubuh ku

“Maaasssss nyaman sekali” kataku setelah berciuman sebentar dan kami tertidur sampai pagi.

Ha ha ha ….. bersambung dulu ya ….
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd