Part 29: San Ketua Geng
(Bagian I)
Pov Tasya Anggraeni
Jam 6 pagi aku dan Mas Bram sudah ada di dalam mobil, rencana aku menghantarkan mas Bram ke travel untuk pulang ke Solo, sebelum mas Bram turun dari mobil ku mas Bram memberikan ciuman ke bibirku dan aku menyambut ciumannya dengan menahan air mata
“Mas kalau aku kangen gimana mas” kataku
“Cuma 5 hari aja jeng, jumat sore mas sudah ada di sisi mu lagi” kata mas Bram sambil menghapus air mataku, lanjutnya “ udah jangan nangis gitu, cantiknya hilang lho”
“Tapi maaasss” kataku
“Mas percaya kamu bisa, mas selalu menjagamu walau jauh dan mas percaya kamu bisa mandiri seperti yang ku kenal sebelumnya, kamu pasti bisa Tasyaku sayang, istriku yang manja, udah jangan nangis lagi ya” kata mas Bram
“Hati hati ya mas, di jalan” kataku lagi aku cium kembali bibir mas Bram dengan lembut dan mas Bram membalasnya
“Udah Jeng nanti kamu terlambat” kata mas Bram
Mas Bram keluar dari dalam mobil mengambil tas kecil dan di nyangklong di pundaknya
“Hati hati ya Jeng jangan ngebut” kata mas Bram
Aku melambaikan tanganku dan menjalankan mobil menuju ke sekolah ku tepar jam 7 aku sudah berada di dalam kelas
----skip----
Bel istirahat pun terdengar aku dan sahabatku ke kantin untuk membeli sekedar minuman dan makanan kecil, dan waktu akan kembali ke kelas aku melihat Aldo and geng berdiri menutupi jalan ku dan teman teman
“Tasya, Tasya kamu tu harus bersyukur aku sangat mencintaimu” kata Aldo di sambut dengan ketawa teman teman geng nya
“Apa sih Al, aku ngak suka caramu” kataku
“Lalu aku harus datang ke padamu ya, berlutut di hadapanmu dan memintamu menjadi pacarku” kata Aldo
“Aku udah punya pacar tau, dan aku sangat mencitainya” kataku
“Siapa yang berani merebut kamu dari tangan ku, katakan” kata Aldo sewot
“Bukan urusan mu juga kali, kamu bukan siapa siapa aku tau” kataku menahan emosi
“Ha ha ha tambah cantik saja kamu Tasya kalau lagi marah dan aku suka” kata Aldo
“Minggir aku mau lewat” kataku sambil mendorong nya supaya menepi
Aku dan sahabat sahabatku meninggalkan jalan di depan kelas Aldo
-----
Ketika aku pulang sekolah ternyata Aldo dan teman temanya mengikuti mobil ku yang masuk ke apartemenku, ketika aku mau parkir di tempat parkir, montor Aldo menghalangi jalanku dan aku minta tolong satpam untuk mengusir Aldo dari halaman Apartemen yang memeng di jaga oleh satpan 24 jam.
Esok harinya aku di hadang lagi ketika aku mau ke toilet sekolah disini Aldo makin berani menjamah tubuh ku tapi aku sempat berteriak sehingga kelas yang berdekatan dengan toilet pada keluar dan menggagalkan aksi Aldo, aku ngak jadi ke toilet tapi langsung ke ruang BP untuk melapor kejadian yang membuat aku tidak nyaman kebetulan pak Santosa ada di ruang BP baru bincang bincang dengan bu Anik dan pak Martono guru BP ku
“Selamat siang pak, bu” kataku masuk ruang BP
“Eh Tasya ada apa” kata pak Santosa agak terkejut melihat aku datang tanpa di panggil
“Saya mau melapor pak, karena saya merasa tidak nyaman” kata Tasya
“Coba ceritakan mengapa kamu menjadi tidak nyaman” kata Bu Anik
“Begini bu, sebenarnya ini sudah lama semenjak kenaiakan kelas dulu, Aldo kelas XII Sos 2 selalu mengganggu saya bu, setelah dia menembak saya tapi saya tolak karena saya mau focus belajar dan berprestasi bu” kata ku
“Oh, Aldo lagi bikin ulah, terus apa yang di lakukan” kata pak Martono
“Dulu waktu semester satu hanya gangguan melalui SMS dan WA saja dan itu bisa saya atasi dengan memblok nomernya, tapi sekarang tambah berani pak dia menghadang saya sudah tiga kali ini bu, pertama ketika pertama masuk, hari senin dia mengganggu di kantin sekolah sampai ngatain aku pelacur juga bu, kedua kemarin ketika saya kembali ke kelas dari kantin dihadang di depan kelasnya, dan ketiga pada hari ini baru saja terjadi pak, bu, dia menghadang aku ketika aku mau ke toilet sendiri, dia berani mengganggu dan memegang anggota tubuh ku bu dan aku teriak minta tolong untung suara ku keras sehingga di dengar oleh kelas XI yang berada di kekat toilet, dan aku langsung kesini” kataku
“Eh Aldo baru kumat tu” kata pak Santosa
“Ya Nanti setelah ini Aldo tak panggil ya, kamu tenang aja, belajar yang benar” kata pak Santosa
“Baik pak, saya permisi dulu” kata ku
“Kamu sudah jadi ke toilet belum” kata bu Anik
“Ngak jadi bu” kata ku
“Ya udah kamu ke toilet kantor guru, mari ku antar” kata bu Anik
Aku dan bu Anik ke toilet yang berada di kantor guru dan setelahnya aku mohon diri kembali ke kelas.
Pulang sekolah aku ajak Diana dan Rani ke tempat Apartemenku dengan janji nanti sore pulangnya aku antar, dan Diana dan Rani minta ijin ke orang tuanya lewat WA dan mereka mengijinkan aku agak tenang mengajak temanku mampir ke apartemenku.
Diana dan Rani terbengong setelah masuk Apartemen ku
“Tasya kamu sekarang tingga di sini, dengan siapa” kata Diana
“Ya aku tinggal disini, sendiri lah pengin belajar hidup mandiri” kataku
“Lalu mama dan papa mu juga tau” kata Rani
“Kalau papa sih udah tau, tapi mama dan adikku Dion belum tau” kata ku jujur
“Eh boleh aku tebak kamu ada masalah ya sama mamamu” kata Diana
“Yah masalah keluarga Na”kata ku, mau minum apa” kataku
Sambil menuju dapur dan menyiapkan minuman, aku buat es sirup untuk ke dua temanku
“Kalau boleh tau, kok kedengarnya janggal sih, air yang tadinya tenang kok tiba tiba ada riak yang besar sehingga kamu tidak lagi tinggal dengan orang tuamu” kata Rani
“Nanti deh aku ceritain masalah aku tapi janji dulu kalian berdua ngak akan cerita pada siapapun juga termasuk keluargamu Ok” kataku
“Ayo diminum dulu” kataku menaruh tiga gelas es sirup di depan sofa panjang menghadap TV dan aku duduk ditengah tengan sahabat sahabatku ini, aku raih remut TV dan mencari chenel TV dan memilih siaran music melalui audio sett dari home teater.
“Ayo dong Tasya cerita dong aku jadi kepo nih” kata Diana di sebelah kanan ku
“Janji dulu, sebelum kalian janji aku ngak mau cerita” kataku
Rani dan Diana mengangkat tangan memberi tanda V dan berjanji ngak akan cerita kepada siapapun termasuk saudara saudaranya
“Ceritanya panjang kali tapi jangan di putus ya aku cerita” kataku mengawali ceritaku
Aku mulai setelah aku ulang tahun ke 18 awal bulan lalu, dan setelah usai ulangan umum aku ke Solo ingin menemani eyang kakung Bram Kusuma yang hidup sendiri di kota itu, Eyang putri mengingatkan aku tentang janjiku ke eyang putri 2 tahun yang lalu tentang kesanggupanku untuk menggantikan posisi eyang putri menjadi pendamping eyang kakung dalam artian menjadi istri eyang kakung” kataku
“Apa kamu gila kali” kata Diana
“Udah deh ngak jadi cerita aja” kata ku
“Ayo dong tambah kepo nih” kata Rani
“Kan udah aku katakana jangan memutus aku cerita setelah selesai baru kalian bertanya sehingga kamu tau masalah yang sebenarnya” kataku
“Ya ya sorry Tasya sayang” kata Diana sambil membelai pipiku
“Ok aku lanjutkan, Aku sebenarnya juga sayang benar dengan eyang kakung yang menurut aku punya karisma yang luar biasa dan ganteng juga sih, memang aku pernah janji kepada eyang putri ketika aku masih duduk di kelas 5 SD, aku pernah janji ke eyang putri ingin menjadi istri eyang kakung yang ganteng itu, itulah benih cintaku ke eyang kakung, semakin lama benih cinta ku ke eyang kakung bukan semakin memudar malah semakin bersemi sehingga aku selalu menghidar kalau ada cowok menembakku dengan alasan aku maih ingin berpretasi walau secara jujur aku sungguh cinta dengan eyang kakungku, gila kan, setiap malam sebelum aku tidur selalu sholat tahajut memohon petunjuk akan rasaku selama ini apakah benar aku mencintai eyang ku sendiri dan rasa cintaku yang besar ini aku salurkan ke semangat belajarku dan hasilnya kalian tahu aku menjadi juara kelas semenjak kelas X paling jelek juara 3, Doaku terjawab juga setelah aku kelas X ketika eyang putri meninggal dunia eyang putri mengingatkan aku tentang janjiku ke eyang putri untuk menjadi istri eyang kakung, tentu saja aku sambut keinginnan eyang putri dengan hati yang berbunga bunga, aku mengharap eyang kakung menyatakan ini terlebih dahulu masah sih aku harus mengutarakan terlenbih dahulu. Selama 2 tahun ini aku selalu menunggu pernyataan eyang kakung dan sikap acuh dan cuek eyang kakung membuat kepercayanku dan keyakinanku semakin menipis tapi aku bersikap biasa dengan eyang kakung, kira kira satu minggu sebelum ulang tahunku yang ke 18 aku bermimpi ketemu eyang putri dengan pakaian kebayak putih dan jarit juga latar putih, mengingatkan ku tentang janjiku ke eyang putri belasan tahun yang lalu” aku berhenti sebentar menarik nafas dalam dalam dan melamjutkan ceritaku
“Akhirnya setelah ujian semester berakhir aku langsung ke Solo menemui eyang kakung pada saat aku mengutarakan kembali keinggnan eyang putri, eyang kakung malah bengong bukan menjawab ya atau tidak malah berbagai pertanyaan yang intinya mengorek isi hatiku tentang kesedianku menjadi istri eyang kakung yang nota bene sudah berusia lanjut sudah lebih setengah abat ini, tapi jawabanku yang menyatan kesanggupanku menjadi pendamping eyang kakung sekaligus mengganti kedudukan eyang putri yang belum sempat di berikan eyang putri ke eyang kakung, akhir nya malam itu aku serahkan barang yang paling berharga miliki ke eyang kakung dan eyang kakung mengambil ke perawananku setelah diskusi yang panjang. Doaku selama ini mendapat respon yang positif dari semesta” kataku dan aku berhenti sebentar karena ada ketukan di depan kamar ku
“Siapa ya” kataku cemas kalau Aldo datang lagi
“Saya non, satpam ada kiriman paket untuk non” teriaknya dari luar
Aku melangkah kea rah pintu depan melihat dari kaca pengintai dan membukaan pintu untuk Satpam tersebut memberikan bingkisan itu kepadaku
“Terima kasih pak, sebentar ya” kataku, sambil melangkah menaruh bingkisan itu di atas meja dan masuk mengambil tas ku menyiapkan sekedar uang untuk ku berikan kepada satpam itu
“Ini pak untuk beli rokok” kataku
“Termakasih non” katanya sambil melangkah pergi
Aku buka kiriman paket itu ternyata ada kirimam dari mas Bram yang megirim photo aku dan mas Bram dengan pakaina kebaya dan mas Bram pakai pakaian jas ganteng satu lagi photo ku seorang diri.
“Nik photo aku dengan eyang kakung di Larasati Group” kataku, lanjutnya “Pasang dimana ya” kataku
Diana dan Rani mengamati sekitar dinding dan Rani mengusulkan photo yang berduaan di taruh di atas TV dan yang sendirian di atas sofa dan aku setuju dibantu oleh teman temanku aku memasang photo photo itu.
Setelah selesai memasang photo
“Lanjutkan gih, ceritanya, Tasya” kata Diana
Aku kembali duduk di tempat semula dan mulai bercerita lagi
“Pagi harinya aku di ajak eyang kakung ke tempat Notaris untuk mendatangani balik nama kepemilikan perusahaan milik eyang putri ke namaku dan diperkenalkan dengan seluruh karyawan Larasati Group yang sekarang menjadi milikku dan eyang kakung sebagai direktur utamanya, aku sempat ke Kalimantan untuk ritual perkawinanku dengan mas Bram ya eyang kakungku sendiri secara adat Dayak Ngaju soalnya mas Bram sudah menjadi adik angkat dari seorang kepala suku di sana, aku juga sempat ketemu dengan ibu susuku an merestui hubunganku dengan mas Bram tapi malah mamaku senditi nenolak mentah mentah hubuganku dengan mas Bram dan aku kemarin di usir dari rumah mamaku sahingga oleh mas Bram aku di belikan aparteme ini dengan namaku, gitu ceritanya” kataku
“Eh siapa tu ibu susumu” kata Rani
“Ia adalah ibu asuh ku yang tertera pada akte kelahiranku, setelah mamaku melahirkan aku aku ditinggal di tempat ibu angkatku sehingga berusia satu tahun, kemarin aku sempat menemui beliau dan aku minta doa restunya untuk hubunganku dengan mas Bram, mungkin kalau tidak ada aral melintang pertengaah tahun ini aku akan resmi menjadi istri mas Bram ya eyang kakung ku sendiri” kataku
“Rumit nian Tasya ceritamu” kata Diana
“Eh kaya cerita senetron aja ya” kata Rani
“Biasa aja kalian, awas ya cerita ini jangan sampai keluar dulu, tutup mulut kalian seperti janjimu” kataku
Diana dan Rani bersama sama menempelkan jari jari tangannya dan membuat gerakan tutup mulut dan kami tertawa bersama
Tak terasa jam sudah menunjukan jam 4 sore dan Diana dan Rani pamit pulang dan aku antar sampai rumah masing masing dan baru jam 5 aku kembali ke apartemenku.
Pagi harinya aku di panggil ke ruang BP ketika jam pertama baru mulai aku sudah menduga aku akan di panggil tapi tak menduga reaksi sekolah begitu cepatnya ini hari menagani kasus aku dengan di temani oleh Diana aku masuk ke ruang BP di sana sudah ada Pak Santosa, Bu Anik, Pak Martono dan bu Indah Walikelasku dan pak Sastro Wali kelas XII IPS 2 sedang berbincang bincag satu dengan yang lain aku dan Diana duduk di depan mereka tak beberapa lama Aldo datang masuk ke ruang guru dan langsung duduk di sampung Diana ada bangku kosong.
Sesaat setelah Aldo duduk
“Kamu tahu al, mengapa kamu di panggil” kata bu Anik sebagai guru BP
“Sudah aku duga masah aku dengan Tasya kan” kata Aldo tanpa rasa takut dan tanpa rasa hormat
“Kalau begitu ibu minta kamu minta maaf kepada Tasya” kata bu Anik
“Enak aja aku di surum minta maaf, aku salah apa, apakah aku salah menyukai Tasya dan aku ingin Tasya menjadi pacarku gitu aja kok apa itu salah bu” kata Aldo dengan arogannya
“Ya kamu tidak salah mencintai seseorang tapi caramu yang salah dengan memaksakan kehendakmu, Tasya aja ngak mau jadi pacarmu kok kamu paksa” kata ibu Anik
“Apa alasanmu Tasya menolak Aldo menjadi pacarmu” kata bu Anik untuk mengkorek segala keterangan dari Tasya mengenai Aldo
“Ada dua alasan aku menolak Aldo menjadi pacarku bu, pertama memang aku belum mau pacaran dulu aku mau mengejar pretasiku di sekolah dan ini terbukti berhasil , ke dua aku tahu siapa Aldo sebenarnya dia adalah penjahat kelamin bu” kata ku
“Ini fitnah tuduhan tanpa bukti, buktikan Tasya jangan asal menuduh aja” kata Aldo
“Oh, kamu minta bukti ya, kamu tentunya kenal Indri dan Sari sekarang kelas XI” kataku
Aldo diam ngak bisa bersuara lagi, kemudian
“Ada apa dengan Indri dan Sari Tasya” kata bu Anik
Tasya diam sejenak sambil menarik nafas dalam dalam kemudian “Maaf bu aku keceplosan sebenarnya aku sudah berjanji kepada mereka untuk tutup mulut mengenai kasus dengan Aldo kalau Bapak dan ibu di sini mau bejanji untuk menjaga nama baik dan privasi Indri dan Sari aku akan cerita” kataku
“Aku jamin Tasya, bapak dan ibu disini bisa menyimpan rahasia mengenai privasi seorang murid sehingga kamu jangan ragu untuk menyeritakan yang sebenarnya yang BP tidak tau, tapi entah dengan temanmu Diana” kata bu Anik
“Aku sudah tau lama bu kasus ini, sebab aku adalah sahabat dari Tasya apa yang Tasya tau pasti cerita ke aku sealikya apapun yang aku tahu Tasya pasti tau, semenjak kelas X kami bersabatan kalau pun berita ini keluar pasti dari Aldo” kata Diana, lanjutnya “ Kasus ini terjadi ketika Tasya menjabat ketua OSIS dia selalu ada buat teman teman semua kadang kadang teman teman segan datang ke BP nanti masalahnya akan bertambah parah lagi mereka banyak cerita tentang problematika remaja ke Tasya waktu itu sebagai ketua OSIS dan Tasya selalu bisa mencari jalan keluarnya apapun masalahnya yang di hadapi demikian juga dengan kasus Indri dan Sari biar Tasya sendiri yang cerita” kata Diana
“Ya lanjutkan ceritamu Tasya” kata bu Anik
Jadi begini bu, waktu itu setelah penerimaan rapot semester gasal Indri tiba tiba datang ke padaku dalam keadaan menangis aku cukup terkecut juga atas pengakuan Indri, menurut dia setelah beberapa bulan Indri di terima di sekolah ini Indri ditembak oleh Aldo dan Indri menerima Aldo sebagai pacarnya, semua siswa di kelas itu tau kalau Indri pacarnya Aldo setelah Indri menyerahkan kegadisanya kepada Aldo, Indri ditinggal dan Aldo menyatakan putus hubungan dengan Indri sebeb dia mulai dekat dengan Sari kelas X juga tapi lain kelas Indri dan Sari tidak saling mengenal dan beberapa bulan kemudian Sari di putus setelah menyerahkan keperawanannya ke Aldo sampai sampai berita yang aku dengar Indri dan Sari hamil tapi di gugurkan atas desakan keluarga Aldo yang membiayai operasi itu, aku sendiri baru tahu kemarin kalau Indri dan Sari sempat mengugurkan kandungannya, apa itu bukan namanya penjahat kelamin, hampir semua anak anak terutama yang cewek tau kok bu yang pasti teman teman yang sekelas dengan Indri dan sari” kataku
“Benar Aldo, apa yang di katakana Tasya” kata bu Anik
Aldo hanya diam sejenak dan dengan mata merah menahan amarah dia pergi sambil mengucap: “Bohong itu bu, Awas kamu Tasya aku adukan ke pulisi atas tuduhan menjelekan nama baik” katanya dengan melangkah pergi ke luar ruangan
“Hai Aldo kamu mau kemana” panggi pak Santosa wakasek kesiswaan
Tanpa menoleh dan tanpa jawaban apapun Aldo tetap melangkah meninggalkan ruang BP dengan hati penuh kemarahan.
“Sabar ya Tasya, aku kenal kok dengan ayah Aldo Kolonel Samuel Dandim kota ini” kata pak Santosa, lanjutnya “Besok akan aku panggil orang tuanya ke sekolah bersama ibunya juga dan aku juga mengharap eyangmu Bram juga bisa hadir biar cepat selesai masalahmu dengan Aldo nanti sepulang sekolah aku titip surat panggilan ke eyang mu Bram kusuma ya, jangan lupa Tasya”
“Iya pak, saya permisi dulu bapak, ibu aku dan Diana kembali ke kelas” kataku
“Silahkan Tasya, hati hati ya” kata pak Santosa
Setelah keluar dari ruang BP
“Na tunggu ya aku tak telpun mas Bram dulu” kata Tasya
“Cieee cieee udah kangen nih” ledek Diana
Tasya mengangkat tangannya dan jari telunjuk berada di depan mulutnya “Jangan keras keras dong”
“He he he” Diana sambil tertawa
Tasya mengambil smartphone nya dan menghubungi seseorang
“Assalamualaikum mas” kata Tasya
“Wallaikumsalam Tasya” jawab mas Bra,
“Mas bisa ngak sebelum jam 12 sampai di Semarang aku takut mas” kata Tasya
“Eh, ada apa Tasya, apa yang kamu takutkan” kata mas Bram
“Ceritanya panjang mas, nanti aja kalau mas Bram sampai di Semarang aku critain deh” kata Tasya
“Ya ya mas Bram segera berangkat ke Semarang, sekarang jam 9 ya nanti jam 11 san mas Bram udah sampai di semarang, kamu masih di sekolah” kata mas Bram kawatir
“Masih mas, aku takut mas” kata Tasya
“Tunggu Tasya jangan kemana mana tetap di sekolahan aman tunggu sampai mas Bram datang” kata mas Bram
“Ia mas, Assalamualaikum mas” kata ku sambil menutup smartphone ku
“Udah kangennya hilang ya” ledek Diana
“Ah kamu nih” kataku sambil mencubit pelan lengan Diana
“Sakit tau” kata Diana sambil melotot
Tasya ngak menjawab hanya meleletkan lidahnya keluar
Satu jam kemudian jam istirahat mulai terdengar Tasya, Diana dan Rani tidak keluar dari kelas dan Bu Indah wali kelas mereka masuk kelas untuk memanggil Tasya
“Tasya” panggil bu Indah
“Ya, bu” jawab Tasya
“Mari ikut ibu sebentar” kata bu indah
“Ya bu” jawab Tasya
Bu indah keluar ruangan dan di ikuti oleh Tasya yang berjalan di belakang bu Indah dan mereka menuju ruang koperasi
“Udah ambil minum dulu Tasya, kamu pasti haus” kata bu I ndah
“Ia bu he he he” kata ku
“Duduk sini Tasya” ajak bu Indah mengajak Tasya duduk di ruang koperasi yang terlihat sepi
“Apa benar apa yang kamu katakan tadi Tasya” kata bu Indah
“Benar bu, apa Tasya berani bohong di depan pimpinan sekolah ini” kata bu Indah
“Ya udah ibu percaya kok sama kamu, dan kamu jangan takut ya sekolah akan melindungi kamu sebatas kemampuan sekolah, karena ibu melihat banyak montor berparkir di depan sekolahan dan ibu menduga itu teman teman Aldo yang tersebar dari berbagai sekolahan” kata bu Indah
“Ibu ngak usah kawatir aku tadi udah telpun eyang kakung katanya sekarang dalam perjalanan ke Semarang” kata ku
“Ya sudah kalau begitu membuat hati ibu tenang sekarang, soalnya ibu tau persis siapa Aldo dan keluarganya” kata bu Indah
“Gimana sih bu keluarga Aldo, kan bukannya ayahnya Kodim ya bu” kata bu Indah
“Ayahnya ngak begitu berperan di dalan keluarga yang dominan ibunya dan parahnya lagi ibu nya selalu mengiyakan keinginan Aldo ibu sih maklun Aldo anak semata wayang dan menganggap emua masalah bisa diselesaikan dengan uang dan Aldo sendiri paling takut pada ayahnya para guru pun banyak mengeluh atas sikap Aldo yang tidak pernah hormat kepada gurunya tapi ibunya selalu membenarkan sikap Aldo yang arogan mengandakan kekuasaan ayahnya yang Dandim” kata bu Indah
“Oya bu, aku baru tahu sebab aku jarang banget bergaul akrap dengan cowok kecuali teman teman sekelas” kata ku
“Tadi pak Santosa akan memanggil ayah dan ibu dari Aldo dan juga eyangmu Tasya, dengan harapan akan meredam kegilaan Aldo yang membuat resah dan membuat sekolah tidak kondosif, Pak Santosa sudah banyak cerita tentang eyangmu Tasya walaupun sudah tidak aktif tapi dalam kemeliteran jenjang komando masih terasa kental sekali dan saya juga guru guru semua eyang mu Bram Kusuma bisa meredan arogansi Aldo yang selama ini membuat resah Aldo sangat takut dengan ayahnya kalau ibunya sih ngak takut sama sekali selalu ancamannya akan bunuh diri didepan ibunya ini diceritakan oleh ibunya sendiri karena terlalu sayang pada anak semata wayangnya dan hanya satu satunya” kata bu Indah
“Terima kasih bu sudah jagain Aku” kata ku
“Aku kagum kepadamu dan tadi semua guru yang ada di ruangan BP juga terkejut dengan keberanianmu seakan kamu ngak punya takut dan ibu percaya kamu sudah tahu kelakuan Aldo selama ini yang bikin resah sekolah ini” kata bu Indah
“Ia bu, aku ngak pernah takut, aku sudah jengkel dengan kelakuan Aldo semenjak 1 tahun yang lalu dengan kasus Indri tapi aku sebagai ketua OSIS ngak bisa berbuat banyak aku ngak punya power untuk berbuat lebih banyak untuk keselamatan teman teman dan aku menjaga prevasi Indri dan Sari kalau kasus ini aku buka secara umum kasian sehingga tadi aku minta jaminan untuk tidak membuka kasus ini di depan umum” kata ku
“Mangkanya aku katakan tadi kamu hebat Tasya, ibu salut denganmu” kata bu Indah
Sementara masih berbincang bincang bel berbunyi tanda berakhirnya aku pamit ke bu Indah kembali ke kelas. Kami semua tungga pelajaran selanjutnya pelajaran Fisika pengampu mata pelajaran Fisika, hampir 20 menitan baru bu Damar masuk ke kelas setelah mengucapkan salam bu Damar memanggil aku ke depan
“Tasya, sini sebentar” panggil bu Damar
“Ya bu” jawabku sambil berjalan mendekati meja guru
“Nanti kalau eyang mu datang langsung ke ruang kepala sekolah di tunggu pak Santosa disana” kata bu Damar dengan berbisik pelan
“Ia bu” kataku sambil meninggalkan meja guru
Bu Damar berdiri di depan kelas sambil memerintahkan buka buku paket halamat 106 di halaman itu hanya ada soal soal pilihan ganda dengan 5 opsent dan di buat 6 kelompok masing masing kelompok mengerjakan 5 soal dengan nomer acak, materi ini materi pengayaan menjelang ebtanas mendatang hanya soal dan soal yang di bahas dari semua mata pelajaran yang ada semua teman teman Tasya sibuk mengerjakan soal soal dari soal yang mudah di buat di papan tulis dan kalau benar akan mendapatkan poin tambahan seperti game dan kalau salah dapat mengurangi poin semua asik mengerjakan soal bu Damar mengawasi semua kegiatan siswa dengan berkeliling dan kadang memberi bantuan
Dua jam pelajaran telah berlalu terasa cepat dan kini memasuki jam terakhir aku mendapat WA dari mas Bram dan aku membalasnya
“Assalamualaikum sayang” WA mas Bram masuk
“Walaikumsalam mas, langsung ke ruang kep sek di tunggu pak Santosa disana”
“Ok aku OTW ke ruan kep sek, masih lama pulangnya” WA dari mas Bram
“Ini jam terakhir mas ½ jam paling kelar”WA ku ke mas Bram
“ Ditunggu, Assalamualaikum” tutup WA mas Bram
“Walaikumsalam mas, di tunggu, kangen” WA ku
Aku menyimpan HP ku kembali di dalam tas dan melajutkan pelajaran jam terakhr bahasa Indonesia membahas soal berbagai majas
Setengah jam kemudian bel akhir pelajaran berbunyi, aku, Diana dan Rani ke dua sahabatku ku ajak ke kantor kep sek mememui mas Bram
“Itu Tasya om” kata pak Santosa
Aku menghampiri mas Bram yang baru duduk dengan pak Santosa dan beberapa guru termasuk pak Ikwan Kep Sek ku juga ada, dan aku berkeliling memberi salam dengan mencium tanga mereka masing masing demikian juga di ikuti oleh Diana dan Rani
“Yang aku tunggu di luar ya” kataku
“Ya sebentar Tasya” jawan mas Bram
Aku bertiga dengan Diana dan Rani menunggu mas Bram di depan ruang Kep Sek
“Ayok Tasya kita pulang” kata mas Bram menghampiri diriku
“Mobil mu di mana” tanya mas Bram
“Diluar yang tu kelihatan” kata ku sambil megacungkan letak mobil ku, ternyata dekat mobil ku banyak di parkir kendaraan geng nya Aldo mereka masih berkeliaran di sekitar sekolah
“Yang, aku ambil dulu tapi aku takut dengan gengnya Aldo” kataku
“Jangan takut eyang jadi penasatan nih dengan yang namanya Aldo” kata mas Bram
“Gini aja kamu bertiga jalan menuju ke mobil dan eyang di dalam mobil eyang mengawasi kamu bertiga, eyang kawal deh, jangan takut ya” kata mas Bram
Aku bertiga berjalan keluar pagar sekolah menuju mobil ku terparkir
“Eh, Tuan Putri datang” aku dengar teriakan dari salah satu teman Aldo
“Tasya, sini dong sayang ngapain tergesa gesa pulang, di anter mas Aldo deh pulangnya” kata Aldo mendekatiku dengan senyuman mesumnya
“Sayang ayo mas antar deh ke surga, mau ya” kata Aldo sambil memegang tanganku dan mau menariknya, sementara teman teman Aldo pada mengelilingi aku, Diana dan Reni, aku bertiga terjebak dan terdiam tidak bisa berkutik, Sementara dari halaman sekolah keluar mobil mas Bram dengan bunyi keras sirene meraung raung sehingga membuyarkan konsentrasi teman teman Aldo lari menyingkir menjauh dari lokasi pengepungan tadi.
Mas Bram keluar dari dalam mobil menampis tangan Aldo yang masih menggengam dan menarik narik tanganku
“Hai anak muda, mau kau apaka cucuku” kata mas Bram
“Aku ngak ada urusan denganmu pak tua” kata Aldo
“Ok, memang aku ngak ada urusan denganmu tapi ini cucuku mau kau apakan” kata mas Bram
“Perlu kau ketahui pak tua, ini pacarku” kata Aldo
“Ha ha ha sejak kapan kau menjadi pacarnya ha” kata mas Bram
“Sejak hari ini pak Tua” kata Aldo
“Aku muak lihat tampangmu al” kata Tasya
“Huh mesra sekali pacaran di tengah jalan dengan paksa paksa segala” kata mas Bram
“Apa maumu pak Tua” kata Aldo sambil memegang krah bajunya mas Bram
“Hai lepaskan tanganmu anak muda, aku kenal Samuel, kamu juga kenal kan” kata mas Bram
“Apa maksudmu dengan menyebut papaku” kata Aldo sedikit grogi sambil melepas tanganmya dari baju mas Bram
“Sebentar aku telpun biar dia datang dan melihat sendiri kelakuan anaknya” kata mas Bram
“Ngak usak melibatkan orang tuaku pak tua” kata Aldo
“Biarkan aku dan cucuku pergi persoalan aku anggap selesai” kata mas Bram
Ok silahkan pergi untuk hari ini tapi lain hari urusanya akan lain juga pak tua” kata Aldo
“Ha ha ha punya nyali juga rupanya kau anak muda silahkan kalau kamu mau berurusan dengan Samuel” kata mas Bram
“Tasya, ajak teman temanlu masuk ke mobil aku kawal dari belakang” kata mas Bram
Tasya menarik tangan temannya setelah membuka pintu otomatis dan mereka masuk ke dalam mobil dan Tasya segera menjalankan mobil perlahan lahan meninggalkan area parkir di depan sekolah dan mas Bram mengikuti dari belakang
“Mas mampir ke CL dulu ya aku lapar” Telpun ku ke mas Bram
“Boleh aku juga lapar nih, ajak teman temanmu sekalian” kata mas Bram
“Pasti mas, masih pada gemetaran nih teman teman termasuk aku juga” kata ku
Ya udah aku ikuti kamu aja” kata mas Bram
Sementara di depan mall CL aku parkir mobil di dalam area parkir yang berdekatan dengan tempat mas Bram parkir kendaraan nya.
Kami ber 4 masuk sebuah kafe dan makan siang bersama
“Sya, masih gemetaran nih kaki” ucap Diana
“Aku juga Sya” sambung Rani
“Apa lagi aku, lemas deh” kataku
“Setelah lemas dan gemetaran lalu lapar ya kan” goda mas Bram
“Tapi seru juga ya” kataku dan kami tertawa bersama
Tiga puluh menitan aku dan teman teman bersama mas Bram menghabiskan makanan kami dan aku menghantar temanku satu persatu sampai dirumahnya masing masing mas Bram teus mengawal aku dari belakang. Pada perjalanan mengantar temanku aku melihat banyak teman teman Aldo mengikuti terus mobil aku tapi aku tenanga aja selama mas Bram ada di samping aku, mas Bram sempat telpun markas kodim meminta pengawalan secara preman tidak menyolok untuk melindungi aku.
Aku pulang ke apartemen bersama mas Bram, sebelum nasuk apartemen banyak teman teman Aldo ber gerombol di sepanjang jalan dan di depan apartemen entah apa yang di rencanakan oleh mereka.
Setelah masuk apartemen mas Bram langsung menarik tanganku memberi ciuman di keningku dan kecupan ringan di bibirku
“Udah ngak usah tegang begitu, aku sudah telpun dan pom untuk memberi pengawalan terselubung demi keselamatan kamu Tasya istri aku” kata mas Bram mesra sambil menciumi bibirku dan aku merasa sangat nyaman saat ini
“Mas besok ada panggilan ke sekolah dan mas Bram harus datang” kataku
“Ya mas juga sudah tau tadi diberi tau oleh Santosa, panggilan juga untuk Samuel dan istrinya dan kamu lihat juga tadi setelah aku sebut nama ayahnya Aldo begitu ketakutan, mungkin Aldo berpikir juga siapa mas Bram ini kok berani menyebut nama papahnya dengan panggilan nama saja tanpa embel embel apa apa, biar Aldo berpikir dan esok dia akan tau siapa aku ini sebenarnya, tenang aja Tasya istriku” kata mas Bram
“Ia mas, selalu membuat aku nyaman bila berada di sisi mas Bram” kataku
“Mas ganti pakaian dulu bau bensin tau” kataku sambil meleletkan lidahku
“Eh Tasya juga ganti baju bau kapur” balas mas Bram dan kami tertawa bersama
Aku masuk kekamar menyiapkan ganti untuk mas Bram dan aku mengambil kimono ku dan masuk kamar mandi untuk cuci muka biar segar dan setelah memakai kimono ku gentian mas Bram masuk kamr mandi besih bersih dan memakai kimono yang aku persiapkan
“Mas sholat dulu ya” kataku
“Ayo” jawabnya
Aku mempersiapkan tempat untuk sholat mengambil mukena dan memakainya mas Bram mengambil kaus dan memaki sarung dan kami berdua melakukan sholat dhuhur berjemaah.
Setelah sholat dhuhur dan sebentar lagi masuk ashar jadi kami hanya bercerita sambil saling raba meraba menghilangkan kangen udah 4 hari in ngak ketemu jadi tambah mesra, setelah shalat ashar aku kembali disibukan dengan pekerjaan menyiapkan minumnan sore sambil menyiapkan makan malam yang sederhana goreng ayam dan sambel trasi kesukaan mas Bram, mas Bram tiduran di sofa di depan TV sambil dengerian siaran berita sore, aku buka buku pelajaran untuk memperdalam matri yang di berikan di kelas tadi sampai terdengar adhan mahrib setelah mandi bersama aku dan mas Bram menumaikan shalat mahrib berjemaah dan setelahnya kami makan malam bersama dengan laukyang sangat sederhana sekali dan mas Bram menerima apa adanya dan aku berjanji akan belajar masak setelah agak santai sedikit
Malam harinya aku bercinta dengan mas Bram melepas rasa rinduku dan kangenku yang 4 hari ngak jumpa dengan mas Bram hanya satu kali permainan saja mas Bram menyetubui aku dengan lebut dan aku merasakan kasih sayang yang tak terhingga mambuat aku tambah cinta mas Bram penuh pengertian ketika aku mulai membuka buku pelajaran untuk besok mas Bram menemani aku belajar sambil sebentar mencium kening dan bibir ku di celah celah belajarku
Jam 9 aku mengakhiri belajar aku dan duduk di pangkuan mas Bram yang masih menggunakan sarong dan aku masih menggunakan kimono aku ciuman sudah patilah di awali dari sana sedikit sedikit mas Bram nulai meremas payudaraku
“Mas kangen sama ini Tasya” kata mas Bram ketika aku berada di pangkuannya
“Lepas saja mas Bram” kataku sambil menarik tali kimono ku sehingga lepas bagian depan sehingga payudarau yang cukup besar ini mendapat ciuman istinewa dari bibir mas Bram dan memberi tanda merah disekitar putting ku aku memejamkan mata dan menikmati ciuman sedotan dan kenyutan pada putting kiri maupun kanan aku tidak kuasa menahan erangan kenikmatan yang di berikan oleh kekasih tuaku ini, aku tarik kaus yang dipakainya dan melepas melalui kepalanya dan mas Bram telanjang dada.
Diangkatnya tubuhku di bawa ke tempat tidur di baringkanya dan di lepas kimonoku sehingga aku sudah telanjang memang sengaja aku tidak pakai cd dan braku biar mudah untuk bercinta malam ini Mas Bra melepas sarung yang di pakainya sehingga dalam sekejap tubuh kami sama sama telanjang. Ciuman mas Bram berseser ke bawah menciumi perut aku dan tangannya membelai memek aku jempolnya menggesek sesek kelenti aku dan aku mendsah desah keenakan
“Masssss oohhhhh ini enak benar masssss” kataku
Pantat mas Bram bergeser ke samping mukaku dan aku mengerti apa yang di maui oleh kekasih tuaku ini burung garuda yang sudah setengah keras akan mertambah keras ketika kepala kontol mas Bram menjadi sasaran ciumanku dan aku merasakan cairan mulai keluar dari ubang pipisnya
“Ohhhhh jeeennngggg ennnaaakkk sekali” rancau masBram ketika mulutku mulai memgulumkontol yang besar aku sedot penis mas Bram dengan sekuat tenaga dan mas Bram tidak kuat menerima sensasi nakal aku
Mas Bram berdiri dan menggeser kedudukannya sehingga penis besar mas Bram berada di pintu masuk memekku dan dengan sekali dorong kontol mas Bram masuk hanya setengah bagian aku melolong ke enakan ketika pertama kali kontol besar mas Bram menerobos masuk ke dalam memekku yang terasa sangat penuh sekali Aku angkat kedua kakiku mengkait ke pinggang mas Bram yang mulai membuat gerakan memompa maju mundur secara teratus dengan dengusan nafasku semakim memburu dan aku merasakan ada cairan yang mau keluar dari dalam memekku
“Maaassss kencengi dikit maaassss” bisiku ketelinga mas Bram
Mas Bram mempecepat genjotan pinggulnya dan aku menggelepar leper nenahan orga yang menjelang datang
“Maaasssssss aahhhhhhhh” kataku sambil menikmati semburan cairan cintaku membasahi penis mas Bram.
Mas Bram menghentikan genjotannya sebentar sekitae 2 – 3 menitan dan menggoyag pinggulnya dengan kecepatan tinggi tidak lama kemudian aku merasakan cairan cintaku mau keluar lagi
“Mmaaaassssss akkuuuuu oorrrrggaaa laaaggiiii” teriakku
Ini menambah semangat mas Bram semakin kesat menggoyang pantatnya maju mundur dan akhirnya di tekan pantatnya ke dalam memekku sehingga kontol mas Bram menyatu sempurna dengan memekku
“jeeennnngggggg oohhhhh” teriak mas Bram choottt choootttt chhoootttt
“Maaasssss ohhhhhh” teriakku hampir bersamaan sseeeeerrrrtttt panjang sekali
Mas Bram terkapar di sampingku dan kami pun saling berciuman melepas rasa kangen yang menggebu
Mas Bram turun dari tempat tidur mengambil air putih di dalam kulkas memberikan kepadaku mematikan lampu dan membentangkan selimut dan tidur disampingku sambil memeluk tubuh ku
“Maaasssss nyaman sekali” kataku setelah berciuman sebentar dan kami tertidur sampai pagi.
Ha ha ha ….. bersambung dulu ya ….