Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Mantap updatenya hihihi Aldo memanfaatkan dominasi ibunya membuatnya jadi arogan dan tidak takut dengan masalah yang telah ditimbulkan
 
Part 29: Sang ketua Geng
(Bagian II)

Pov : Tasya Anggraeni

Jam 4 pagi aku sudah bangun dan dalam hati tersenyum melihat kekasih hatiku tidur pulas di sampingku, lama aku pandang wajah nya yang masih terlihat tampan hanya sedikit keriput di dahinya hidung sedikit mancung memeng ada darah arab dari kakeknya dulu dan bibirnya cukup tebat kalau di kulum membuat merinding garis dagu cukup tegas leher agak jenjang yang cukup kompak menyangga kepala yang sudah mulai beruban di potong pendek menambah macho kekasihku tak puas puasnya aku memandang wajah tampannya.

Aku bangunkan mas Bramku untuk sholat shubuh bersama

“Mas bangun” kataku sambil tanganku meggoyang tubuh atlisnya, mata terpejam kini mulai membuka perlahan kelopak matanya dan bibirnya mulai mengembang senyum

“Semamat pagi sayang” kata Mas Bram ambil memberi ciuman di kening

“Mas udah jan 4 lebih tu bangun, sholat dulu” kataku sambil berlalu keluar dari kamar tidur mententeng kimono yang tak sempat kupakai lagi setelah semalem dilepas oleh kekesih hatiku aku masuk kamar mandi dan mandi besar pagi itu untuk melakukan sholat wajib pagi ini, setelah selesai mandi aku ambil mukena dan memakainya aku masuk kamar mas Bram sudah duduk di tempat tidur

“Mas mandi dulu sana air dingin lebih segar tu” kataku

“Baik permaisuriku” kata mas Bram sambil mencium keningku

Setelah mas Bram masuk kamar mandi aku menyiapkan tempat untuk sholat pagi berjemaah bersama dan 10 menit kemudian mas Bram sudah keluar dari kamar mandi memekai sarung dan baju koko dan kami melakukan ibadah pagi bersama sama.

Selesai ibadah aku langsung ke dapur memnuat kopi tubruk kesukaan mas Bram dan coklat susu kegemaranku dan aku taruh dimeja makan, mas Bram duduk di meja makan mengambil lattop nya membuka email dan memeriksa email dan aku menyiapkan sarapan pagi berupa nasi goreng yang mudah dan telur dadar setengah jam sudah rapi dan aku taruh di dekat mas Bram duduk aku masuk kamar ganti pakaian seragam sekolahku batik karena hari jumat

“Mas sarapan dulu nanti keburu dingin ngak enak” kataku

“Ia ia nih sebentar ngirim email dulu ya” kata mas Bram

“Selesai, nanti lagi” kata mas Bram sambil melangkah kearah aku dan mencium keningku

“Wangi” katana setelah mencium kening ku

“Sudah pas lah mas Bram memilih kamu menjadi istri mas Bram cocok, cantik, bisa masak, hot juga di atas ranjang sempurna” kata mas Bram sambil mencium bibirku

“Pasti deh kalau muji muji ada maunya” kataku sambil duduk di samping mas Bram

Aku mengambil piring dan aku isi dengan nasi goreng dan meletakan di depan mas Bram dan aku menuangkan lagi untuk aku selama sarapan pagi tidak banyak topic yang di ceritakan hanya cerita ringgan

Jam 6.30 aku berangkatke sekolah dan mas Bram masih tinggal di apartemen

“Jangan lupa mas nanti jam 8 ke sekolah Tasya, ya” kataku

“Pasti ngak lupa, jam 8 pas nanti udah sampai di sekolahmu” kata mas Bram

“Aku pamit dulu ya mas“ kataku sambil mencium biku biku tangannya dan mas Bram memberikan ciuman di kening dan kecupan di bibirku

Aku melangkah menuju bast camp untuk mengangambil mobil dan menghidupkan mesin sebentar dan keluar dari apartemen menuju ke sekolah sesampainya di sekolah mobil akan aku parkir di tempat parkir siswa tapi pak satpam menyuruh aku parkir di dalam di tempat parkir mobil guru guru biar aman katanya.

Keluar dari mobil melangkah banyak siswa memperhatikan aku mungkin juga mereka heran mobil aku parkir di dalam lingkungan sekolah, aku melihat Indri dan Sari adik adik kelasku berlari menyongsong aku

“Mbak Tasya” teriak mereka berdua

“Ada apa dik” kataku sambil berhenti meneti mereka mendekat

“Mbak ngak kenapa napa to” kata Indri

“Tenang aja dik mbak baik baik saja, kok” kata ku

“Kemarin sempat geger mbak semua melihat peristiwa mbak Tasya dengan Aldo dan aku sempat kawatir dengan keadaan mbak aku kan tau siapa Aldo itu” kata Indri

“Tenang aja dik percaya deh” kataku penuh keyakinan

“Ya udah aku duluan ya” kata ku

“Ya mbak” Jawab Sari dan Indri bersamaan

Diluar pagar sudah banyak montor yang terparlir dari teman teman Aldo dan di dalam pagar sekolah banyak teman teman yang simpati kepadaku saling ber gerombol mengantisipasi segala kemungkinan yang ada dari kelas X, XI dan XII Suasana semakin mencekam setelah aku dengar ada mobil pulisi datang dan beberapa anggota pulisi keluar dari mobil dengan pakain lengkap anti huru hura, benar benar mencekan di luar pagar ada anak anak geng montor dengan Aldo di belakangnya dan di dalam pagar sekolah teman teman OSIS berhasil menggalang dan membuat pagar betis di depan sekolah

Praktis pelajaran hari itu lumpuh walaupun bel jam pertama sudah berbunyi tapi ngak ada siswa yang masuk kelas semua bergerombol di di halaman sekolah tapi masih di dalam pagar sekolah

“Tasya, kamu udah datang” kata Diana sahabatku ketika melihat aku melangkah masuk ke dalan kelas


“Naik apa Tasya” tanya Diana

“Naik mobil” jawab aku

“Parkir di mana” kata Diana lagi

“Di dalam tu dekat parkiran guru guru” kataku

“Ya udah kalau begitu, aku khawatir Aldo semakin menggila” kata Diana

Aku hanya tersenyum melihat kekawatiran teman temanku. Sementara itu siswa yang laki laki bergerombol disepanjang pagar sekolah dan yang perempuan banyak yang bergerombol di lantai dua dan bayak mereka menyapaku dan menayakan ke adaanku sejak kemarin siang setelah peristiwa pengadangan oleh Aldo dan teman temannya .

---skip---

Pov: Bram Kusuma

Jam 8 lebih sebuah kendarai Jeep dauble kabin Rubicon di lengkapi dengan orator dan sirine memasuki pekarangan sekolah mobil berwarna hijau itu langsung terparkir di dekat mobil polisi, aku memakai pakai bisa dan jaket lengkap dengan tanda pangkat dan tanda kebesaran militer ada di dadanya, aku turun dari dari mobil dan seorang pulisi datang menghampiri ku dan memberi hormat secara militer

“Siap ndan” kata pulisi

“Eh kamu AKP Budiono kan” kata ku

“Siap ndan” kata Budiono

“Ada apa nih kok ramai sekali” kata ku

“Pihak kami di minta datang dengan pasukan anti huru hara untuk antisipasi kemungkinan terjadi tawuran antar pelajar” kata Budiono

“Memengnya ada masah apa” kataku

“Kalau masalah itu lebih baik tanyakan ke pihak sekolah” kata Budiono

“Ok saya tinggal dulu” kataku

“Siap ndan” kata Budiono

Aku masuk ke teras sekolah langsung di sambut oleh Santosa dan kami salin berjabat tangan

“Kok banyak anak anak di luar sih” kataku

“Ya anak anak ngak mau masuk kelas semua mereka membuat pagar betis kata ketua OSIS yang mengkoordinir mereka setelah melihat peristiewa kemarin siang beberapa siswa di cegat di depan sekolah dan anak anak merasa di lecehkan oleh kelompok Aldo sehingga mereka atas inisatif sendiri bikin pagar betis dan partisipasi dan toleransi itu om” kelas Santosa

“Oh gitu ya, lalu ada pulisi segala” kata ku

“Sebagai antisipasi aja om, kalau terjadi tawuran, mereka kan udah saling berhadap hadapan dan saling melotot saling ejek”kata Santoso

“Ngapain lama lama pegang dulu pimpinannya pasti anak buahnya pada bubar” kata ku

“Gimana mau tangkap pimpinan mereka kalau pimpinan mereka itu Aldo anak pak Samuel itu” kata Santoso

“Tangkap Samuel bereskan” kata ku sambil tertawa, lanjutnya ”Kalau berani”

“Om ini suka bercanda ya, mungkin hanya om yang berani menagkap mas Samuel” kata Santoso

“Ada ada saja kamu San, aku udah ndak punya gigi udah ompong” kataku

“Nanti sebentar lagi kalau pak Samuel dan ibu datang beres semua, Aldo hanya takut pada ayahnya saja sama ibu nya ngak takut apalagi dengan saya ngak ada hormatnya sama sekali” kata Santosa

“Benar kamu San, kemarin aku sempat bertemu dengan Aldo dalam rangka melindungi cucuku Tasya” kataku

“Jadi yang kemarin itu om ya, sudah ku duga, kata anak anak hanya melihat mobil jeep tentara dengan sirine membuyarkan kepungan teman teman Aldo, pantas” kata Santosa

“Aku harus ngelawan anak ingusan kayak gitu, ngak ada yang di banggain, kalah malu menang ngak tenar” kataku, lanjutnya “Benar kamu San, Aldo paling takut dengan Samuel, ketia aku sebut nama ayahnya dia agak grogi juga dan melepaskan Tasya dan teman temannya tapi tetap nengancam aku dan Tasya”

“Ya itulah Aldo om, jadi nanti ayah dan ibunya Aldo saya panggil ke sekolah dan udah saya konfermasikan juga bahwa mas Samuel mau datang ke sekolah ini” kata Santoso

“Kalau bukan kamu yang menghubungi dia mana mungkin dia mau datang, mungkin mengingat hubunganmu dengan jendral Ahmat ayahmu” kata ku

“Assalamualaikum” terdengan orang masuk ke ruang Kep Sek

“Walaikumsalam” jawab aku dan Santosa bersama

“Ih pak Ikwan dari mana” kata pak Sanrosa

“Dari kandep lah melaporkan peristiwa kemarin siang dan kondisi sekolah yang tidak kondosif kalau aku ngak ngapor salah lah aku” kata ikwan

“Terus langkah apa yang harus ditempuh” kata Santosa

“Ya seperti saranmu San, nanti kita kemukan pak Bram dan pak Samuel untuk mencari solosi terbaik untuk kedepannya” kata Ikwan

“Atau kita adu aja pak antara pak Samuel dengan pak Bram pasti asik yang satu kolonel aktif yang satu Let Jen Purnawirawan sama sama jebolan pasukan elit para” kata Santosa sambil tertawa

“Tak tembak kepalamu dulu San, pasti lebih asik” kata ku

“Canda om” kata Santosa

Sementara di luar suasana semakin memenas kedua kelompok saling ejek dan itu tak lepas dari pengamatan pulisi

Modil Toyota milik Kolonel Samuel masuk halamat sekolah dan agak terkejut keadaan sekolah yang tidak kondosif ini, menurut pengamatan sementara ada dua kelompok siswa yang satu di dalam pagar dan yang lain di luar pagar sekolah saling ejek Samuel dan Istri Santi keluar dari mobil langsung di sambut oleh Satosa di depan pintu

“Apa kabar mas Samuel dan mbak Santi” kata Santosa Ramah

“Baik san, kamu gimana” jawab Samuel

“Baik mas, mari silahkan masuk” kata Santosa sambil mempersilahkan Samuel dan ibu masuk ke ruangan Kepala Sekolah

“Semamat datang pak Samuel” kata pak Ikwan sambil berjabatan tangan

“Selamat datang ibu” ujar pak Ikwan dan menjabat tanggan Santi istri Samuel

“Hai mas Bram. wah lama ngak jumpa” kata Samuel setelah melihat aku ada di sini

“Baik Sam, gimana kabarnya” kata ku

“Baik Mas, aku ikut berbela sungkawa atas meningganya mbakyu Niken” kata Samuel

“Terima kasih Sam, udah lama banget udah 2 tahun lebih” kataku

“Mas Bram Bagai mana kabarnya, sehat” kata Santi sambil menyalami tangan ku

“Baik Santi, sehat juga kan” kataku

“Sehat mas” jawab Santi

“Maaf bapak bapak dan ibu sudah merepotkan bapak bapak dan ibu semua, sebentar San kamu panggil BP kelas XII dan Wali kelas XII IPa1 dan XII Sos2 dan juga Tasya dan Aldo dan Jangan lupa pak AKP Budiono juga dipersilahkan datang kemari biar semua jelas duduk permasalahannya” kata Pak Ikwan Kepala Sekolah SMA XX

“Siap” kata Santosa lalu keluar ruangam Kepala Sekolah dan Kembali lagi dengan orang orang yang di maksud tadi.

Begitu masuk mereka mengambil tempat duduk dan bergabung dengan mereka dan Tasya datang mengucapkan salam dan mengcium tangan masing masing orang yang ada di situ.

“Sini mbak, duduk dekat tante” panggil Santi ke Tasya supaya duduk di dekat wanita itu.

“Bagai mana kabar ibu mu Rini” kata Santi

“Baik bu” jawab Tasya

“Siapa Rini ma” kata Samuel ke istrinya

“Itu istri Wira Sakti pengusaha mebel” kata Santi

“Tante kenal sama mama” tanya Tasya

“Kenal dong, kan teman gereja tante” kata Santi

“Mana nih Aldo, Sam” tanya pak Ikwan

“Udah dipanggil tapi katanya teman ngak masuk hari ini” kata Santosa

“Ma anak mu masuk ngak hari ini” kata Samuel ke istrinya

“Masuk kok, tadi berangkat dari rumah juga” kata Santi

“Telpun aja mah” kata Samuel ke istrinya

Santi mengambil smartphone nya dari dalam tas nya dan mencari nomer Aldo dan menghubungi

“Aldo kamu kemana nak” kata Santi

“Aku di kelas ma, ada pelajaran juga” kata Aldo

“Jangan bohong kamu” kata Santi

Smatphone Santi diminta Samuel

“Kamu di kelas sebelah mana” kata Samuel

“Ya dikelas pa” kata Aldo

“Papa dan mama sekarang ada di kantor kepala sekolah kata temanmu kamu ngak masuk” kata Samuel

“Waduh ketahuan nih” kata Aldo, lanjutnya” ngapain papa mama ke sekolahanku”

“Kamu sekarang di mana” kata Samuel

“Aku lagi duduk duduk di depan sekolaham pah bersama teman teman” kata Aldo

“Cepat kamu kesini saya kasih waktu 10 menit harus sampai di sini” kata Samuel tegas

“Ya pa” jawab Aldo kenudian smartphone Santi di tutup dan di kembalikan ke pemiliknya

“Anak itu pamit berangkat tapi ngak sampai di sekolahan malah nongkong di depan sekolah” kata Samuel

“Sambil menanti kedatangan Aldo baiknya saya mulai saja pertemuan ini” kata pak Ikwan kepala Sekolah SMA XX, lanjutnya: “Sekali lagi saya sebagai orang yang di tuakan disini mohon maaf sudah menggangu ketenangan Bapak dan ibu semua, pak Bram yang sudah meluangkan waktu datang dari Sala dan pak Samuel dan ibu dan juga kepada pak Budiono selaku kapolsekta, Perlu di ketahui bahwa konsisi sekolah ini sudah tidak kondosif lagi para siswa menolak menerima pelajaran karena rasa solidaritas ke teman, Bapak bisa lihat sendiri kalau di luar ada dua kubu saling berhadap hadapan sehingga tadi pagi aku menghubungi pak Budiono minta bantuam pengamanan mengantisipasi terjadinya tawuran antar pelajar, di luar pagar halaman itu teman teman Aldo yang mungkin jumlahnya 100 – 150 anak dari berbagai sekolah dan di dalam pagar adalah anak anak kami yang berjaga untuk mengantisipasi perusak dari gang montor yang di ketuai oleh Aldo, maaf bapak Samuel terpaksa kami cerita yang sebenarnya semua demi kebaikan bersama” kata pak Ikwan

Terdengar ketukan pintu dari luar dan semua yang ada di dalam ruangan menoleh kea rah pintu

“Aldo sini ambil korsi dan duduk di sebelahku” kata pak Santosa

Aldo menngangkat korsi yang ada di pojol dan duduk di samping pak Santosa

“Saya lanjutkan lagi, Mungkin pak Samuel dan ibu bertanya apasih yang menjadi akar permasalan sehingga ada peristiwa ini dan nanti akan di jelaskan oleh bu Anik selaku guru BP kelas XII di SMA ini, silahkan bu Anik ceritakan duduk permasalahan yang sebenarnya tanpa di kurangi atau di tambah” kata pak Ikwan

“Terma kasih pak Ikwan yang telah memberi kepercayaan kepada saya untuk menyampaikan apa yang saya tahu” kata bu Anik guru BP, lanjutnya “Dua hari yang lalu, siang itu saya pak Santosa dan pak Martono baru berbincag bincang di ruang BP, tiba tiba Tasya datang ke tempat saya melapor bahwa dirinya kurang nyaman di sekolah ini hal ini karena ada gangguan dari Aldo yang mengganggunya ketika Tasya mau ke toilet dan karena teriakan Tasya maka anak anak kelas XI yang kelasnya berdekatan dengan toilet bergegas keluar dan itu membuat Aldo kabur. Laporan Tasya langsung di kordinasikan oleh pak Santosa sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan mengambil sikap memenggil ke dua anak tersebut untuk di mintai keterangan. Pagi harinya saya panggil Tasya dan Aldo ke kantor BP untuk mencari kebenaran dan mengambil langkah antisipasi kedepannya, Tasya dan Aldo menghadap dan seperti kemarinnya Tasya merasa tidak nyaman selalu di ganggu Aldo terus menerus semenjak awal kelas XII dulu hanya pakai SMS dan WA tapi no Aldo di Blokir setelah liburan dan masuk Aldo mulai menggangu buka lagi dengan SMS atau WA tapi juga dengan pegang pegang tagan secara fisik itu yang membuat Tasya menjadi tidak nyaman.

Setelah saya tanya dan jawaban Aldo sunggung di luar dugaan kami, ternyata Aldo jatuh hati ke Tasya dan Tasya pernah di tembak juga tapi semua itu di tolak karena masih mau belajar dan mengejar prestasi, tapi memang terbukti dalan segi akademis Tasya termsuk ranking 2 kelas pararel, Hal itu mungkin membuat Aldo penasaran saya sudah menyuruh Aldo untuk meminta maaf tapi Aldo tidak mau dan tidak merasa bersalah dengan pernyataan apakah mencintai seseorang itu bersalah tentu saya jawab tidak tapi kesalahanmu memaksakan kehendak supaya Tasya membalas cintamu, kemudian siangnya terjadi penghadangan terhadap Tasya dan 2 temannya di hadang oleh Aldo dan teman temannya, menurut teman teman Tasya penghadangan ini di lakukan oleh Aldo tapi seorang menolong Tasya dan membawanya ketempat aman, demikian bapak dan ibu cerita sebenarnya yang saya tahu dan situasi berkembang seperti saat ini.

“Terima kasih bu Anik selaku BP dan menjelaskan awal mula dari kondisi seperti ini, mungkin dari bapak ibu yang lain ingin menambahkan informasi atau dari Tasya atau Aldo sendiri” kata kap Ikwan

“Bapak ibu, tante dan om memeng saya merasa tidak nyaman sekali karena gangguan fisik yang di lakukan Aldo ke saya, waktu di depan toilet kemarin, sudah melampoi batas toleransi kalau hanya menghadang saya dan teman teman itu biasa, sampai kemarin siang ketika saya dan ke dua teman ku mau pulang di hadang oleh Aldo dan teman temannya dan Aldo sempat menarik tangan saya diajaknya pergi tapi tentu saya tidak mau terus di paksa di geret sanpai tangan saya kesakitan entah saya tidak tau apa yang akan terjadi kalau kemarin tidak ada eyang kakung yang menyemput saya mungkin saya sudah di perkosa dengan Aldo dan teman temannya dan saya tambah tidak respek lagi ketika Aldo mengancam eyang kakung dengan melepaskan saya untuk hari itu tapi tidak untuk hari besok besok, mungkin saya menjad target utama untuk Aldo dan kalau memang Aldo mencintai saya seharusnya Aldo mau menjaga saya bukan menyakiti saya saya merasa terancam dengan peristiwa kemarin dan Aldo sempat menantang eyang kakung untuk berduel tapi ancaman itu urung setelah eyang kakung menyebutkan nama om Samuel bukan sebagai teman tetapi sebagai anak buah eyang kakung dengan menyebutkan nama saja tanpa embel embel yang laim, baru Aldo melepas saya dan eyang kakung di biarkan pergi demikinan om tambahan saya” kata Tasya

“Ia Sam kemarin itu memang anakmu menantang aku tapi ngak aku ladeni lah ngak level ha ha ha” kata ku

“Hai Aldo, kamu tau siapa pak Bram eyangnya Tasya” kata Samuel ke Aldo

Aldo hanya menggelengkan kepalanya saja “Dia adalah bekas komanda papa dulu di pasukan elit yang di punyai TNI pasukan Para kamu ngak akan menang melawan nya walaupun kamu dengan 10 orang temanmu pun belum tentu menang” kata Samuel

Aldo terkejut mendengar pengakuan papanya tentang siapa senenarnya aku memamg pasukan komando bukan omong kosong pasukan gabungan ketiga TNI baik darat, laut dan udara

“Sudah berapa kali kamu bikin ulah seperti ini bukan di kampung bukan di rumah sekarang di sekolah papa muak atas kelakuanmu, dulu papa pernah bilang ke kamu kalau kamu bikin ulah lagi semua fasilitas yang di peroleh dari papa akan papa cabut atau namamu tak coret dari daftar keluarga” kata Samuel tegas

“Pah” kata Santi terputus

“Nah ini ni yang bikin kamu manja selalu dibela oleh ibunya apapun kembali ke mama sekarang terserah mama kalau mama masih sayang pada Aldo biarkan Aldo memilih antara dua yang pertama coret dari nama keluarga atau semua fasilitas nya papa cabut, bikim malu keluarga, papa malu dengan mas Bram ngak bisa mendidik kamu papa malu atas semua kelakuanmu selama ini di kira papa diam papa ngak tahu, papa tahu papa punya mata punya telingga semua tindakanmu papa tau sampai kamu menjadi ketua geng montor yang meresahkan itu papa tahu, kelakuanmu di luar sana papa tau dengan siapa saja kamu bergaul karena papa punya mata banyak laporan dari intel papa yang mengawasi selama 24 jam, setiap malam, cukup sebenarnya untuk menjebloskan kamu ke penjara tapi papa masih sayang kamu tapi kalau kamu masih sayang pada papa dan mama tinggalkan hanya ada satu jalan semua tinggalkan” kata Samuel penuh emosi

Aldo berdiri dan melangkah mendekati tempat duduk Samuel dan berlutut di bawah kakinya,

“Pah Aldo minta maaf pah, selama ini Aldo banyak selali menyusahkan papah Aldo berjanji akan meninggalkan semua nya teman teman Aldo, asalkan Aldo jangan di coret dari daftar keluarga ambil semua fasilitas yang di beri papa” kata Aldo sambil mengeluarkan dompet dan mengeluarkan ATM dan kartu Kridit yang dia bawa serta STNK dan kunci montor yang di pakainya semua diserahkan Samuel

Lalu Aldo mergeser di depan mamanya “Mah Aldo minta maaf selalu menyusahkan mama, Aldo berjanji akan berubah Aldo mulai saat ini” kata Aldo

Santi mengangkat wajah Aldo dan mencium keningnya sambil meneteskan air mata

“Ia Al mama sangat gembira kamu sudah berjanji mau berubah, dan sekarang kamu mita maaf kepada Tasya yang dapat membuka hatimu dan benar kata bu Anik cinta memeng tidak bisa dipaksa harus berjalan sejajar” kata Santi

“Ia ma, Aldo sadar” kata Aldo

Lalu Aldo bergeser ke arah Tasya dan memegang tangannya

“Tasya maafkan aku atas semua kelakuanku tapi aku minta kamu masih mau menjadi temanku, jangan benci aku sebab aku sunggung sayang kepadamu” kata Aldo

“Al semua yang sudah terjadi lupakanlah, aku masih mau menjadi temanmu asalkamu mau berubah dan satu lagi aku tidak bisa menerima cintamu sebab aku sudah punya kekasih, nanti pada saatnya kamu pasti tau siapa kekasihku” kata Tasya

“Iya Tasya, maafkan aku” kata Aldo

Aldo bergeser ke arahku dan masih keadaan berlutut”

“Om Aldo minta maaf Aldo tidak tahu siapa om sebenarnya andai Aldo tahu mana berani Aldo kurang ajar” kata Aldo

“Hai anak muda jangan cengeng, ya om maafkan lain kali harus lebih hati hati ya” kataku

Aldo menghadap ke guru guru dan semua yang ada di situ

“Pak Ikwan, Pak Sam, Bu Anik, Pak Martono, Bu Indah, dan Pak Sastro maafkan kelakuan Aldo selama ini yang selalu bikin uah dan menyusahkan bapak ibu semua” kata Aldo

“Aldo kami para guru sudah memafkan kamu sebelum kamu minta, hanya dirimu sendiri yang bisa merubah jadilah seorang pemuda yang membanggakan untuk keluargamu patuilah semua nasehat dari papa dan mama mu yang sungguh menyayagimu” kata pak Ikwan mewakili semua guru yang ada di situ

Aldo duduk kembali di tempat duduknya,

“Aldo, sekarang semua teman temanmu di suruh pulang dan bubar, kamu yang mengundang mereka jadi kamulah yang harus bertanggung jawab saya kasih waktu 30 menit untuk membubarkan diri kalau mereka ngak mau bubar saya ijinkan pak Budiono untuk menagkap siapa saja yang membangkang kamu ngeti maksudku” Kat Samuel

“Siap pah” kata Aldo keluar dari ruang kepala sekolah

Di ikuti oleh pak Budiono, pak Santosa dan beberapa guru sampai di depan pintu gerbang, melihat proses membubarkan diri anggota geng montor

Masih di dalam ruang kepala sekolah

“Sayang ya kamu udah punya calon suami kalau belum tante mau kok menjadikan menantu tante” kata Santi ke Tasya

Tasya ngak bisa menjawan tapi hanya tersenyum sambil matanya melirik kearah aku dan aku balas dengan senyum

===skip===


Pov Tasya Anggraeni

Setengah jam kemudian terdengar bel masuk entah jam pelajaran berapa sebeb dari pagi semua sisiwa menolak menerima pelajaran sebelum anak anak geng montor meninggalan area sekolah setelah gang montor bersih dari depan sekolah bel berbunyi semua siswa dengan patuh masuk ke kelas masing masing.

Aku melangkah meninggalkan ruang kepala sekolah menuju kelasku, teman teman se kelas menanti aku datang mereka duduk duduk di teras yang ada bangku panjang disana

“Wah hebat kau Tasya bisa ngusir teman teman Aldo dari geng mantor yang paling brutal” kata Kalvin teman sekelasku

“Bukan aku kok vin, tapi bokepnya yang menekan Aldo supaya membubarkan mereka” kata ku

“Gimana aku percaya, aku pernah lihat sendiri kalau Aldo itu anak mas mereka ngak pernah ada yang bisa menyakitin dia, kecubit sekikit nyokapnya bisa marah marah” kata Kalvin yang satu kelas denganAldo ketika di kelas X

“Mana aku tahu” jawab Tasya sambil menaikan bahunya

“Bener nih sya, Aldo tu anak mas mereka semua keinginan Aldo pasti terpenui tanpa kecuali ingat kasus Indri, tau siapa yang melindungi nya nyokopnya” kata Indra juga teman Tasya

“Iya sya, ketika kelas XI kan kelas Aldo di samping kelas aku, semua guru pun akan diam dan pura pura ngak tau soalnya takut akan nyokop Aldo, ngak usah jauh jauh masalahmu, adalah guru guru yang memberi suprot kepadamu” kata Ratna

“Ada tu Rat” kata ku

“Paling bu Indah, pak Santosa, bu Anik” lanjut Ratna

“Kamu kok tau sih Rat” kata ku

“Tau dong, mau tahu sya mengapa Aldo pilih jurusan IPS padahal nilainya bisa masuk jurusan IPA, karena ada guru guru itu yang paling ngak disukai okeh Aldo” lanjut Ratna

“Tapi bener kok tadi bukan aku yang membuat Aldo bersimpuh di depan papa dan mama nya setelah bokapnya marah marah dan mangultimatum akan di coret dari daftar keluarga juga dan setelah itu Aldo dengan relanya menyerahkan segala fasilitas yang diberi oleh papanya termasuk sepeda motor ninjanya di disita oleh papanya dan akan di kembalikan kalau Aldo sudah berubah dan akan menyerahkan kasus ini ke tangan polisi kalau Aldo ngak bisa memulangkan teman teman geng montor, gitu critanya pet” kata ku

“Kok pet sih, sya” kata Kelvin

“Ya kalian kopet belum madi bau kapur lagi” jawan ku sambil berlalu masuk kelas

“Asemmmmm” kata mereka bersama

Ternyata sampai bel panjang tidak ada pelajaran karena langung kepala Sekolah mengadakan Rapat bersama jajaran penguasa kota, bersama pak DanDim juga pak Kapolresta sampai menjelang jumatan termasuk mas Bram juga di daulat untuk ikut pertemuan dewan guru dan karyawan.

Aku ditemani oleh Diana dan Reni menanti mas Bram yang ikut di dalam ruang guru dan aku berjalan melewati ruang kepala sekolah melihat tante Santi duduk di dalam ditemani oleh bu Anik dan bu Indah, melihat aku tante Santi langsung memanggil ku

“Tasya sini temani Tante” kata tante Santi

“Ia tante” kataku sambil melangkah masuk ke ruang KS

“Ini siapa, teman teman kamu ya Tasya” tanya tante Santi

“Ia tante ini Diana dan ini Reni sahabat sahabatku tante” kataku

Diana mendekat dan menjabatan tangan sambil menyebutkan namanya demikian juga dengan Reni setelah Diana selesai berjabatan tangan

Serengah jam lebih aku, Diana, Rani, tante Santi bu Indah dan Bu Anik berbincang bincang dan Pak Samuel masuk ke ruangan Kep Sek mengajak tante Santi Untuk pulang

“Ayo mam kita pulang mas Bram katanya mau sholat jumat dulu” ajak Pak Samuel ke tante Santi

“Tasya kapan kamu main ketempat tante” kata tante Santi

“Nanti tante setelah ujian Nasional sekarang masih sibuk sekali menghadapi Ujian Nasional tante, pasti nanti setelah ujian aku mampir ke tempat tante” kata ku

“Ya udah di tunggu ya, awas kalau bohong” kata tante Santi

“Tante jalan dulu ya” kata tante Santi

“Ya tante” kata ku

“Tasya kamu ngak mau jumatan” ajak bu Indah

“Ngak lah bu ngak bawa mukena juga” kataku

“Ya udah aku tinggal dulu ya” kata bu Indah

“Ya bu aku tunggu eyang kakung di luar aja” kata ku

“Tunggu di mana” kata bu Indah

“Di kantin aja bu” kataku

“Ya udah kalau begitu” kata bu Indah

Aku bertiga keluar dari ruang kep Sek menuju kantin untuk sekedar membeli minum begitu duduk banyak teman teman dari berbagai tingkat menyamperin aku dan mereka pada duduk di sekitarku bahkan ada yang berdiri di sekitar tempat dudukku

“Mbak critain dong apa yang terjadi sebenarnya kok memdadak geng montor pergi setelah Aldo keluar” kata seorang teman

“Ngak ada yang perlu di critaan kok dik” kataku

“Masak sih jadi kepo banget sih aku” susul teman yang lain

“Oke tapi janji cerita ngak tersebar ke mana mana hanya untuk kalian saja yang ada disini” kataku

“Baik mbak aku janji” kata mereka serempak

“Jadi gini ya dik tadi ayah Aldo marah marah ke Aldo dengan ancaman akan mengijinkan pulisi menagkap mereka termasuk Aldo juga kalau perlu dan kayaknya Aldo ngak berani menentang perintah ayahnya sehingga dengan terpaksa Alo keluar dan membubarkan teman temannya” kata Tasya tanpa menyinggung peristiwa sebelumnya untuk menjaga prevasi Aldo dan keluarganya

“Siapa sih bokapnya Aldo” tanya seseorang

“Kamu tau ayahnya Dandim kota ini sama kekuasaan dengan Kapolresta atau setara wali kota tapi di bidang keamanan” kata Tasya tanpa menyebutkan nama seseorang

“Layak Aldo ngeper dengan bokapnya, mudah mudaham tidak lagi ada arogansi lagi di sekolah ini” kata salah satu teman Tasya yang lain

“Amin” jawab mereka bersamaan

Sementara aku dan ke dua temanku baru menikmati es sirup Hp ku bergetar ternyata dari mas Bram

“Assalamualikum mas, udah selesai jumatannya” kataku

“Wallaikumsalam cantik, udah nih, kamu dimana” tanya mas Bram

“Aku di kantin mas, kalau udah selesai kita pulang yok, ngnter temen ku dulu yang kemarin” kataku

“Ya udah ayo, Assalamualaikum” jawab mas Bram

“Tunggu ya, wallaikumsalam” balasku

Aku mengajak ke dua temamku meninggalkan kantin menuju tempat mas Bram berada dan mendapatkan mas Bram baru bincang bincang dengan pak Santosa dan pak ikwan di teras depan ruang kepala Sekolah

“Ayo eyang” kataku

“Sini dulu pamin sama gurumu dulu” kata mas Bram

Aku melangkah mendekati mereka dan mengulurkan tangan ke pak Santosa dan pak ikwan dan menciym biku biku tangannya dan diikuti oleh ke dua temanku

Aku pun berjalan bertiga menuju parkiran mobilku mas Bram tetap menunggu di tempat semula sebab mobil mas Bram ada di sekitas situ

Setelah aku dan temanku naik mobil ku dan menjalankannya dan berhenti didepan mas Bram bercerita dengan guruku dan mereka tampak bersalaman dan mas Bram mendekati mobilnya dan menaikinya aku menjalankan mobil kembali diikuti mobil mas Btram dari belakang.

Aku buka HP ku dan mengguhubungi mas Bram.\

“Mas aku laper, mampir cari makan ya” kataku

“Terserah kamu Tasya mas ikuti aja mau kemana” kata mas Bram ya udah ikuti aku ya sayang” kataku sambil mematikan HP ku

Mobil ku arahkan ke jalan Gajah mada sampau perempatan depok belok kiri dan masuk ke rumah makan sup kakap mobil aku parkir di depan warung makan tesebut dan turun di ikuti oleh ke dua temanku dan mas Bram juga memarkir mobilnya di samping mobil ku

“Ayo mas” kataku sambil menggandeng tangan mas Bram masuk warung makan

Setelah sampai di dalam dan memesan nasi sup kakap dan teh manis hangat dan kami menyantap sambil bercerita, mas Bram tampak menikmati makan siang nya dengan santai dan sekali kali melirik kearah ku sambil tersenyum setelah selesai aku bayar makanan kami di kasir dan mengantar pulang ke dua temanku sampau depan rumah masing masing dan langsung pulang menuju apartemen

“Capek juga ya mas” kataku sambil membuka baju yang aku pakai menyisakan cd dan bra saja demikian juga mas Bram juga melepas pakaian nya tinggal cd saja yag masih dipakainya mas Bram duduk di sofa sambil mencari cennel TV sementara aku bikin es sirup kawis 2 gelas dan menaruh di meja depan sofa.

“Mas minum dingin es kawis” kataku

“Aku mau minum susu segar dulu ah” kata mas Bram sambil menarik tubuhku dan duduk di pangkuannya

“Iya mas ini susu ku untuk mas Bram tapi peres sendiri ya” kataku sambil melepas iktan bra ku di punggung mas Bram memandang payudaraku tanpa berkedip dan aku membusung kan dadaku sehingga tanpak mencuat kedepan bibir mas Bram semakin mendekati putting susu ku dan sebelum mulut mas Bram mennyentuh putting ku mata mas Bram menanap mataku seakan minta pesetujuan aku tesenyum dan mengagukkan kepalaku satu menit kemudian aku merasa putingku dijilati oleh lidah mas Bram yang keluar menjilati putting ku denga sangat rakus, aku hanya bisa menikmati jilata jilanan lidah mas Bram yang kasar kearah putting dan sekitas rayudaraku, ke dua tanganku ke atas meremasi kepala dan rambut mas Bram dan menjiumi kening mas Bram yang dekat dengan mulutku, semakin seru juga jilatan ke putting aku dan aku merasakan payudara sebelah kiri di sedotdan di gigit kecil kecil sakit, geli tapi membuat jiwa melayang

“Mas terus buat cupangan di situ maaassss aahhhhh” kataku

“Maaaaas kuuuu piinnnteerrr aahhhh, teeerrruussss mas “ rancauku

“Iaaa massss terussss mmmaaaasssss” teriakanku semakin keras

Teriakanku siang hari itu menggema di ruangan apartemeku sampai aku kehabisan nafasku mas Bram berhenti sebentas dan melihat hasik karyanya cupangan kecil kecil di sekitas buah dadaku sementara mata kami saling memandang dan aku pum mulai memberi kecupan di bibir mas Bram semakin lama kecupan ku berubah menjadi ciuman semakin panas, tangan mas Bram masih dipinggulku dan bergeser meremasi pantatku dari samping, aku pun mengankat kaki kiriku dan mas Bram mengerti tangan kanan nya menyusup menyentuk memeku yang masih terbungkus cd jarinya mecari celah dan terus berhgerak sehingga mencapai titik sasaran memekku di belainya pelan sepanjang belahan dari atas kebawah sehingga menyentuh anusku dan kembali keatas dan berhenti di kelentit ku yang sudah membesar dan basah oleh cairan cintaku

Tiba tiba HP ku berbunyi dan mas Bram menghentikan kegitannya mengambil HP ku dan melihat siapa yang memanggil nafasku masih kejar kejaran tidak terakur

“Dari papamu jeng” kata mas Bram

“Nafasmu biar teratur dulu baru dinagkat 2 menit kemudian nafasku sudah teratus dan aku angkat panggilan dari papa

“Hallo pah” kataku

“Kamu di mana Tasya” tanya papa Jhon

“Aku ada di apartemen pah” kataku

“Ayah Bram besamamu” kata papa Jhon

“Ia pah ada bersamaku” kataku

“Aku ingin bertemu dengan ayah Bram” katanya

“Sebentar pah” kataku ambil mendekap mikrophon di HP ku

“Mas papa ingin ketemu” kata ku

“Mana HP nya” kata mas Bram

“Haloo Jhon ada apa” tanya mas Bram

“Ada sesuatu yang penting yah, yang harus aku bicarakan dengan papa soal Rini” jawab papa Jhon

“Posisi kamu di mana” kata mas Bram

“Masih di jalan yah” kata papa Jhon

“Ya udah aku tunggu di apartemen Tasya ya” kata mas Bram

“Ya yah setengah jam sampai” kata papa Jhon

“Ya udah saya tunggu” kata mas Bram

setelah HP ku di tutup

“Huh bikin kentang tu papamu” omel mas Bram

Aku hanya tersenyum

Tasya kamu pakai baju dulu mungkin setengah jam akan sampai di sini

“Iya mas” kataku dan melangkah memakai pakaian rumahhan aku pilih boby dol pakaian kesenaganku mas Bram juga memakai kaus dan sarung dan duduk kembali di sofa

“Tasya, pakai Bra mu lah itu kelihatan putting nya” kata mas Bram

“Biarin aja dengan papa Jhon ini” kata ku

“Ngak Tasya aku ngak rela papa Jhon melihat putting mu dan papa Jhon itu bukan ayah mu asli jadi bukan mukrimnya” kata mas Bram

“Ia ia aku pakai bra ku” kataku sambil masiuk kedalam kamar memakai bra ku dan cd kembali

Setelah aku kembali ke ruang tamu

“Lha gitu lebih baik Tasya” kata Mas Bram sambil mencium keningku

Tak lama kemudian pintu apartemen ku di ketuk dan mas Bram membukakan pintu untuk papa Jhon mereka saling menyapa dan bersalaman dan aku juga bersalaman dan mencium biku biku tangannya.

“Mau minum apa pah” kataku

“Apa saja boleh Tasya” kata papa Jhon

“Es sirup kawis ya pah” kataku

“Boleh” jawabnya

Setelah papa Jhon duduk dengan tenang

“Ada apa sebenarnya Jhon” kata mas Bram

“Pah Rini pah” kata papa Jhon terputus

“Iya ada apa dengan Rini” kata mas Bram

“Rini selingkung pah” kata papa Jhon

Mas Bram agak terkejut mendengar pengakuan papa Jhon

“Kamu jangan asal ngomong tanpa dasar ya” kata mas Bram agak keras

“Aku punya bukti nya yah” kata papa Jhon

Lalu papa Jhon mengeluarkan Smartphon nya dan menunjukan sebuah rekaman di dalam HP nya dan menunjukan kepada mas Bram

Mas Bram mengambil HP papa Jhon dan memperhatikan dengan seksama dan aku bergeser duduk di samping mas Bram dan melihat video yang berdusasi 15 menit itu

Di sebuah kafe mama Rini baru berciuman dengan seorang pemuda yang tak asing lagi, ciuman panas sampai tangan pemuda itu sampai masuk kedalam baju mama dan meremasnya dengan mesra dan mama sunggung menikmati remasan dan ciuman pemuda itu

“Dari mana kamu dapat video ini” kata mas Bram sambil matanya merah menahan amarah, aku segera memegang tangan mas Bram untuk meredakan kemarahannya remasanku membuat mas Bram sadar dan lama lama bisa mengendaikan diri

“Begini yah, setelah pertemuan dengan papa yang terakhir aku kesulitan sekali bertemu dengan Rini walau kami serumah pagi hari setelah Dion berngkat sekolah Rini juga langsung berkemas untuk pergi pamit si untuk ke butik dan persiapan bikin salon kecantikan dan perawatan kecantikan katanya sih join dengan teman temannya. Kalau aku ingin melihat pembukuan Butik nya pasti ada saja alasan untuk menghindar, pada malam hari juga begitu paling sore jam 9 malam baru sampai di rumah pernah juga sampai jam 11 malam sampai dirumah kemudian aku jurhat ke teman seprovisi dia menyarankan menyewa orang untuk mengamati selama 24 jam selama seminggu dan aku setuju karena aku penasaran sekali 3 hari berlalu dan aku mendapat laporan dari orang suruanku tadi mengirim video yang di buatnya di sebuah café di daerah sraondol, menurutnya café itu konsumsi para mahasiswa sebab berdekatan dengan beberapa kampus baru tadi siang aku mendapat video itu aku binggung harus kemana kemudian timbul keinginanku untuk minta pendapat ke ayah mungkin dapat jalan keluar dari masalah ini” kata papa Jhon

“Pah boleh Tasya berbicara dengan papa dan eyang kakung, senenarnya aku dan Dion sudah tahu lama pah” kataku

Papah dan mas Bram terkejut mendengar pengakuanku

“Hai kalau kamu sudah tau lama mengapa ngak pernah cerita” kata papa agak emosi

“Dengerin dulu penjelasanku pah” kata ku

“Pada pertengahan tahun lalu tepatnya sekitar bulan agustus setelah aku pulang dari konsentrasi menjadi paskibra di Sondrol aku mendengar kabar dari seorang teman kalau mengabarkan mama terlihat mesra dengan seorang pemuda di sebuah café di daerah Srondol dan Café itu selalu ramai oleh pengunjung baik dari kalangan mahasiswa dosen dan karyawan disekitar nya, mula mula aku tidak percaya omongan temanku itu, aku pun berunding dengan Dion untuk mengadakan penyelidikan lebih lanjut, pah asik juga jadi detektif seperti detektif konan gitu, aku memakai pakaina dan jaker tertutup dan Dion juga sama dengan masker untuk menutupi wajahku, pada suatu saat aku mendapat informasi dari temanku tadi langsung melunjur pah ke tkp bersama Dion dan aku mendapatkan mama baru pacaran denag pemuda ya persis dengan pemuda yang ada di video itu pah itu bulan agustus baru aku tahu mungkin sebelumnya sudah sering pertemuan semacam itu, Dion mau emosi dan melabrak mama tapi aku cegah kalau kamu ingin mendapatkan data detail nya jangan emosi tapi pakai otakmu.

Setelah itu aku dan Dion mencari informasi mengenai pemuda itu hampir selama 2 minggu aku mencari identitas pemuda itu, dia bernama Lionif seorang mahasiswa perguruan tinggi suasta yang berkampus di tembalang kalau tidak salah baru semerter 5 dan yang lebih mengejutkan lagi pa selain seorang mahasiswa juga berprofisi sebagai gigolo pemuas nafsu tante tante kesepian dan aku juga takut kalau aku cerita ke papa pada saat itu pasti papa rambah emosi dan kehancuran keluarga dan perceraian, dan itu yang aku dan Dion ngak mau terjadi sehingga aku dan Dion pada kesimpulan biar papa tau sendiri dan semoga itu menjadi pelajaran bagi papa dan mama, kalaupun cerai bukan dari aku dan Dion penyebabnya” kataku melihat reaksi papa dan mas Bram.

Pernah aku omong omong sama mama tentang papa ternyata mama sangat kecewa dengan papa dan terlalu kesepian sering kali di tingga sendiri dan lagi kalau papa dirumah mama merasa seperti di neraka semenjak papa marah dan sering main pukul saja tanpa menanyakan apa masalahnya sebenarnya apa lagi akhir akhir ini papa kebingungnan mencari dana tambahan mama takut modal yang di beri papa 2 tahun yang lalu di ambil kembali karena menurut mama butik nya berjalan lancar tapi selalu pas ngak untung dan ngak rugi seperti jalan di tempat mama sebernanya takut kalau modal yang 2 M itu di ambil papa kembali ditambah papa sering main tangan juga membuat mama ngak nyaman ada dirumah.

“Pah, aku juga wanita pah seperti mama juga, perasaan cinta itu bisa berangsur angsur hilang karena perasaan tidak nyaman, dan itu yang mama rasakan saat ini, kalau papa ingin mama kembali seperti dulu lagi papa harus bisa jujur pada mama, jangan jangan papa juga punya wil sehingga pancaran aura papa sampai ke mama juga” kataku

Papa Jhon termenung mendengar penuturan ku demikian juga mas Bram diam merenung tapi aku melihat sorot mata mas Bram sudah berubah tidak seperti tadi kelihatan merah menahan emosi sekarang kembali teduh, sejuk dan menenangkan hati.

“Aku malu kepada mu Tasya, aku tadi ngak bisa menahan emosi ku mendengar dan melihat perselingkuhan dari Rini melalui video dan ngak bisa berpikir secara jernih, terima kasih Tasya telah membuat aku sadar” kata mas Bram

Aku meraih tangan mas Bram dan menggenggam tangannya erat di depan papa dan tersenyum mungkin kalau tidak ada papa ciuman mas Bram pasti sudah mendarat di bibirku

“Jhon sekarang aku bertanya kepadamu, jawab se jujur jujurnya sebab berdasarkan jawabanmu aku akan mengambil sikap” kata mas Bram

“Apakah kamu punya Wil” tanya mas Bram

“Kalau Wil sih aku ngak punya kalau sekedar pacar ada beberapa sih, tapi semua tidak ada di kota ini” Jawab Jhon

“Apa bedanya Wil dengan pacar Jhon ha ha ha” kata mas Bram, lamjutnya “Katamu tadi ada beberapa pacarmu dan di kota mana”

“Ada di Surabaya, kudus, Jepara” jawab Jhon

“Apa dengan mereka kamu pernah janji untuk mengawini salah satu dari mereka” kata mas Bram

“Ngak pernah yah, aku ngak permah menjajikan apa apa dan mereka juga tahu kalau aku sudah punya istri sebab mereka juga mengenal Rini” kata Jhon

“Apakah mereka juga keluargamu” tanya Mas Bram

“Ada juga yang sudara sepupu atau ipar tapi juga ada yang hanya teman bisnis biasa” jawab Jhon

“Ternyata kamu juga play boy juga ya” kata mas Bram sambil tersenym, lanjutnya ”Sekarang bagai mana keinginnanmu saat ini”

“Aku masih sangat sayang dan masih cinta kepada Rini dan ingin kembali seperti dulu lagi sebab hanya dengan Rini aku menjadi tentram dan nyaman, tapi dengan mereka hanya nafsu belaka tanpa di dasari cinta” kata papa Jhon

“Ok Jhon aku sekarang mengerti keinginanmu dan aku akan membantumu mencari jalan keluar yang terbaik untuk keluargamu juga untuk keluarga ku juga sih sebab Rini bagaimana pun tetap menjadi anakku, tapi aku ingin mendengar dari Rini juga alasan mengapa dia berani selingkuh dan keingian Rini apakah masih ingin mempertahankan perkawinan yang sakral ini yang sudah di persatukan Tuhan lebih dari 15 tahun ini, aku tidak bisa menjanjikan apa apa semua ini tergantung dengan kalian berdua hal ini terjadi karena kamu dan Rini tidak ada keterbukaan dan ke jujuran itu kunci utama dalam membina keluarga ini bisa di buktikan aku dan ibumu Niken walau kami selalu berjauhan tapi kami selalu tebuka dan jujur sehingga dapat menghindari kesalahpahaman” kata mas Bram

“Ia yah, aku juga malu ke Tasya anakku sendiri sehingga dapat membuka wawasan pada diriku dulu hal ini saya anggap sepele aku punya pacar selama Rini ngak tau ngak menjadi masalah dan aku salah ternyata sekarang aku mengerti arti sebuah kejujuran dalam membina keluarga, dulu ketika Rini mau ikut aku meninjau proyek baik ke Surabaya ataupun di daerah lain aku berusaha melarangnya tapi kini aku sadar atas ketololanku selama ini dan aku sudah siap dengan apapun yang menjadi keputusan Rini” ujar papa Jhon

“Sekarag kamu pulang dulu nanti kalau Rini sampai jam 7 belum pulang kabari aku, biar aku dan Tasya menjadi detektif konan” kata mas Bram

“Diminum dulu pah mubadir nanti” kata ku

Papa Jhon segera meminum sirup yang telah aku bikin dari tadi demikian juga mas Bram juga minum sirup kawis yang aku buar tak lama kemudian papa Jhon mohon diri pulang kerumah.

Setelah papa Jhon pulang

“Huh bikin ketang aja si Jhon, sini” kata mas Bram memegang tanganku dan mendudukan aku di pangkuannya, dan ciuman bibir sangat lembut

“Jeng ini menjadi pelajaran buat kita ya selama tidak ada kejujuran di antara kita percuma juga ritual penyatuan jiwa dan raga kemarin” kata mas Bram

“Benar mas ke jujuran adalah kunci dari segala permasalahan hidup dan hubungan antara manusia sebagai human right” kata Tasya

“Wah pinter juga nih istri ku sekarang” kata mas Bram

“Istri siapa dulu dong, mas Braam” kataku sambil mencium kedua pipinya

Bersambung dulu kali ….

Ke part selajutnya part 30 …..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd