Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karena Mutia Aku Ketagihan Selingkuh

Part selanjutnya kepergok atau jangan dulu?

  • Ketahuan

    Votes: 2 100,0%
  • Jangan dulu

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    2
  • Poll closed .
Bimabet
Sedikit Updatean tapi isinya cuma obrolan ane, wulan sama ibu nya mutia karena ga
terlalu penting tapi emang harus di
ceritain makanya ane bikin spoiler jadi ga
bikin pembaca kecewa udah baca tapi
isinya ga penting hehehe

"Sumpah demi apapun ga ada sedikit niat papa mengkhianati mama, papa bener2
khilaf saat mutia kehujanan malam itu
ma, papa ga sengaja liat toket wulan dari
Rongga kaosnya yang membuat kontol
papa berdiri, niat papa mau melakukannya sama mama tapi papa lihat mama tertidur sama abang, karena papa takut ganggu
mama akhirnya papa lampiasin dengan
coli di kamar mandi karena kepalang
nafsu papa ga menutup rapat pintu
sehingga papa melihat mutia sedang
masturbasi dan terjadilah kejadian itu"
"Semua ini udah terjadi, waktu ga bisa di putar kembali ga ada guna nya lagi mama marah2, papa harus segera menemui ibu nya dan meminta restu untuk segera
menikahi mutia, masalah itu papa harus
usaha sendiri"
"Iya ma, papa sangat2 berterimakasih dan beruntung memilih mama sebagai
pendamping papa, papa sadar masih
banyak sekali kekurangan tapi mama mau menerima semua nya"
"Dari kejadian ini mama berharap papa
bisa belajar dan berjanji tidak akan
mengulangi nya lagi"
Gw peluk wulan sambil bersyukur karena gw memiliki istri yang sangat luar biasa
Ga berapa lama wulan keluar untuk
masak makan malam dan gw pun ke
kamar mandi, di bawah kucuran shower
gw melamun sambil bertanya2 gw harus senang? bersyukur? Atau menyesal? Atas kejadian ini gw hanya bisa berusaha
menepati apa yang sudah kami sepakati
Saat makan suasanapun terasa
aneh,kami hanya diam tanpa berkata2
Selesai makan kami bertiga duduk di
ruang tengah dan wulan membuka
obrolan
"Jadi kapan papa mau ke rumah mutia?
Menurut mama jangan di tunda2, bisa2
jadi bahan omongan kalo tetangga sampe tau"
Mendengar itu gw pun bingung,
sebenernya kalo pun di suruh besok gw
pasti bakal sanggupi
"Jujur aja kalopun mama minta besok papa pasti sanggupi"
"Yaudah ga ada alesan lagi, besok ani
mama minta utk menemani abang, lalu
kita berangkat ke rumah mutia"
"Apa ga terlalu cepat teh? mutia takut ibu kaget dan marah besar"
"Lebih cepat lebih baik mut supaya ga
berlarut2"
"Sebagai rasa tanggung jawab aa, aa akan terima apapun yang ibu kamu lakukan ke aa"
Besok pagi setelah ani datang, kami pun bergegas ke rumah mutia
selama di perjalanan kami semua merasa deg2an dan berusaha menutupi nya
25 menit kemudian kita sampai di rumah mutia , mutia langsung masuk memanggil ibu nya dan ga berapa lama keluar
"Asalamualaikum bu"
"Waalaikum salam, ehh nak riko"
"Kenalin bu ini wulan istri saya"
"Saya wulan bu" sambil menyodorkan
tangan untuk salim
"Anah ibunya mutia jawab ibu nya mutia
Silahkan duduk nak"
Wulan duduk di sebelah kanan ibu nya
dan gw di depan ibu nya
"Mut ambilkan minum sama cemilan"
Ga berapa lama mutia keluar sambil
membawa minum dan cemilan lalu duduk di sebelah kiri ibu nya
"Ayo silahkan di minum, maaf ala
kadarnya aja ya"
"Terima kasih bu" jawab gw dan wulan bersamaan
"Oiya ada apa ya sampe dateng kesini"
Karena gw ga ada banyak bahasan
akhirnya gw langsung to the point dan gw liat mutia hanya tertunduk
"Jadi maksud kedatangan saya dan istri ingin silaturahmi dan bermaksud ingin meminta restu untuk melamar anak ibu"
Seketika ibu nya kaget sambil merubah posisi duduknya
"Ibu ga ngerti maksud nak riko"
"Saya mencintai mutia anak ibu begitu
juga dengan mutia"
"Ga mungkin alasan nya hanya itu, apa
jangan2 mutia udah merusak rumah
tangga kalian? mutia coba jelaskan
semua ini!!! dengan nada tinggi apa benar kami sudah merusak rumah tangga nak riko? DASAR KAMU KU...... "
ibunya sangat marah dan ingin menampar mutia, seketika wulan menenangkan
ibunya yang mulai menangis
"Ibu yang sabar, mutia ga salah"
Dan gw pun menjelaskan
"Benar bu kalo ibu mau marah, marahi
saya, kalo ibu mau pukul, pukul
saya, karena saya yang salah"
mutia menangis dan memeluk ibunya
walaupun ibu nya sempat menolak
"Ibu ga nyangka anak yang ibu bangga2 kan berbuat seperti ini, anak yang menjadi harapan ibu satu2 nya telah menjadi
perempuan yang tidak bermoral"
Ibunya menangis sambil lemas bersandar di wulan
"Ibu yang sabar jangan menyalahkan
mutia sepenuhnya, semua ini terjadi
karena kekhilafan suami saya dan mutia"
"Maafin mutia bu,maafin mutia yang udah bikin ibu malu dan kecewa"
Kami pun membiarkan ibu nya meluapkan semua emosi nya setelah tenang gw
Ibu nya bertanya apa yang sebenarnya terjadi, setelah gw jelasin semua gw janji akan bertanggung jawab atas semua nya dan meminta maaf kepada ibu nya karena mutia harus menjadi istri kedua yang mungkin jauh dari harapan ibu nya
"Ibu ga tau harus berkata apa,sebagai perempuan ibu ikut merasakan apa yang nak wulan alami, ibu pun tidak ikhlas jika jadi nak wulan"
"Bu, wulan ikhlas menerima mutia di
keluarga kami lahir dan batin, karena
wulan adalah perempuan yang baik di mata wulan, walapun kekhilafan ini ga pernah terjadi, wulan akan tetap ikhlas"
"Ibu masih shock, ibu mau menenangkan diri di kamar"
"Boleh wulan temenin ibu?"
"Iya kalo nak wulan ga keberatan"

Wulan dan ibunya mutia
Aku menemani ibu anah ke kamar nya,
sampai di kamar ibu anah mengambil foto mendiang suami nya sambil mencurahkan kesedihannya
"Pak, ibu udah gagal mendidik mutia, ibu gagal menepati pesan terakhir bapak"
Saat mendengar itu hatikupun ikut bersedih dan air mataku menetes
"Ibu ga tau harus bagaimana pak, ibu bingung, nak wulan ini mendiang bapaknya mutia, bapaknya sangat keras mendidik mutia dan adiknya, ibu sadar sekarang bapak melakukan itu semua
agar hal seperti ini ga terjadi pada
anak2nya"
Aku hanya bisa terus menenangkan ibu
nya Dan ga tau harus berkata apa, aku
rasa wajar jika respon ibunya seperti ini
"Ibu dan mendiang bapak ga gagal
mendidik mutia, semua orang pasti
pernah khilaf termasuk mutia karena kita ini manusia yang tidak sempurna"
"Ibu mau tau kenapa nak wulan bisa
ikhlas dengan musibah ini"
"Wulan juga sama seperti yang ibu
katakan tadi, wulan udah gagal menjadi
seorang istri beberapa waktu yang lalu
ada kista di rahim wulan yang
mengharuskan rahim wulan di angkat dan diperparah dengan vonis dokter wulan mengalami menopause, karena itu wulan tidak bisa memenuhi kewajiban wulan sebagai seorang istri, wulan juga ga rela
kalo a riko jajan di luar sana, tanpa
bermaksud merendahkan mutia, maka
wulan yang meminta a riko untuk
menikahi mutia setelah wulan tau apa yang telah mereka perbuat"
"Sebagai perempuan wulan juga ga mau kalo mutia di cap sebagai pelampiasan nafsu laki2, maka dari itu wulan ingin a riko menikahi mutia bu"
"Ibu kagum sama kamu, kamu perempuan yang hebat, kuat dan tegar menghadapi dan menerima ini semua"
"Justru karena mutia orangnya wulan bisa ikhlas menerima nya, kalo saja bukan mutia mungkin wulan ga akan pernah ikhlas bu"
"Ibu butuh waktu untuk memutuskan ini, lebih baik sekarang nak wulan dan a riko pulang dulu"
"Baik bu, wulan dan a riko ga akan
memaksa ibu untuk merestui"
Setelah keadaan ibu anah tenang kami pun kembali ke ruang tengah dan tiba2 mutia bersimpuh mencium kaki ibu nya
"Mutia minta maaf bu, mutia udah bikin ibu kecewa"
"Ibu ga mau bahas ini dulu, lebih baik kamu masuk ke kamar sekarang", tanpa berkata2 mutia langsung menuruti
"Nak riko dan nak wulan juga sebaiknya pulang"
"Baik bu, kalo begitu kami pamit"
=end=

Di perjalanan pulang gw tanya ke wulan apa yang di bicarakan saat di kamar
"Ya intinya ibu anah merasa gagal
mendidik mutia"
"Andai aja papa bisa nahan nafsu,semua ini ga akan terjadi"
"Udah lah pa, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri, yang penting kita udah mengutarakan maksud kita, sekarang kita hanya berharap ada kabar baik dari bu anah"
Keesokan harinya gw pun seperti biasa kembali ke toko agar bisa melupakan sejenak masalah ini, malam hari nya saat makan gw ga nafsu makan karena terasa ada yang berbeda tanpa ada mutia, atau ini karena gw udah benar2 jatuh cinta dengan mutia?
"Pa kq ngelamun? Ada apa? Mikirin
mutia?"
"Ia ma,maaf papa kepikiran sama mutia"
"Udah pa, ga usah di pikirin, kalo emang papa berjodoh pasti ga akan salah"
"Ma, papa boleh chat atau tlp mutia? papa cuma mau menguatkan dia aja"
"Iya sok aja pa"
Gw coba chat mutia tapi ceklis 1, gw telepon nomornya ga aktif
"Nomornya ga aktif ma, kenapa ya?"
"Cba mama telepon"
"Iya pa ga aktif"
"Kenapa ya ma?"
"Mungkin mutia lagi pengen sendiri lagi menenangkan diri"
"Iya semoga ga terjadi apa2 ya ma, papa merasa bersalah"
"Yaudah papa selesai in makan nya"

Update seKANJUTnya nunggu kondisi fit dulu,
 
Sedikit Updatean tapi isinya cuma obrolan ane, wulan sama ibu nya mutia karena ga
terlalu penting tapi emang harus di
ceritain makanya ane bikin spoiler jadi ga
bikin pembaca kecewa udah baca tapi
isinya ga penting hehehe

"Sumpah demi apapun ga ada sedikit niat papa mengkhianati mama, papa bener2
khilaf saat mutia kehujanan malam itu
ma, papa ga sengaja liat toket wulan dari
Rongga kaosnya yang membuat kontol
papa berdiri, niat papa mau melakukannya sama mama tapi papa lihat mama tertidur sama abang, karena papa takut ganggu
mama akhirnya papa lampiasin dengan
coli di kamar mandi karena kepalang
nafsu papa ga menutup rapat pintu
sehingga papa melihat mutia sedang
masturbasi dan terjadilah kejadian itu"
"Semua ini udah terjadi, waktu ga bisa di putar kembali ga ada guna nya lagi mama marah2, papa harus segera menemui ibu nya dan meminta restu untuk segera
menikahi mutia, masalah itu papa harus
usaha sendiri"
"Iya ma, papa sangat2 berterimakasih dan beruntung memilih mama sebagai
pendamping papa, papa sadar masih
banyak sekali kekurangan tapi mama mau menerima semua nya"
"Dari kejadian ini mama berharap papa
bisa belajar dan berjanji tidak akan
mengulangi nya lagi"
Gw peluk wulan sambil bersyukur karena gw memiliki istri yang sangat luar biasa
Ga berapa lama wulan keluar untuk
masak makan malam dan gw pun ke
kamar mandi, di bawah kucuran shower
gw melamun sambil bertanya2 gw harus senang? bersyukur? Atau menyesal? Atas kejadian ini gw hanya bisa berusaha
menepati apa yang sudah kami sepakati
Saat makan suasanapun terasa
aneh,kami hanya diam tanpa berkata2
Selesai makan kami bertiga duduk di
ruang tengah dan wulan membuka
obrolan
"Jadi kapan papa mau ke rumah mutia?
Menurut mama jangan di tunda2, bisa2
jadi bahan omongan kalo tetangga sampe tau"
Mendengar itu gw pun bingung,
sebenernya kalo pun di suruh besok gw
pasti bakal sanggupi
"Jujur aja kalopun mama minta besok papa pasti sanggupi"
"Yaudah ga ada alesan lagi, besok ani
mama minta utk menemani abang, lalu
kita berangkat ke rumah mutia"
"Apa ga terlalu cepat teh? mutia takut ibu kaget dan marah besar"
"Lebih cepat lebih baik mut supaya ga
berlarut2"
"Sebagai rasa tanggung jawab aa, aa akan terima apapun yang ibu kamu lakukan ke aa"
Besok pagi setelah ani datang, kami pun bergegas ke rumah mutia
selama di perjalanan kami semua merasa deg2an dan berusaha menutupi nya
25 menit kemudian kita sampai di rumah mutia , mutia langsung masuk memanggil ibu nya dan ga berapa lama keluar
"Asalamualaikum bu"
"Waalaikum salam, ehh nak riko"
"Kenalin bu ini wulan istri saya"
"Saya wulan bu" sambil menyodorkan
tangan untuk salim
"Anah ibunya mutia jawab ibu nya mutia
Silahkan duduk nak"
Wulan duduk di sebelah kanan ibu nya
dan gw di depan ibu nya
"Mut ambilkan minum sama cemilan"
Ga berapa lama mutia keluar sambil
membawa minum dan cemilan lalu duduk di sebelah kiri ibu nya
"Ayo silahkan di minum, maaf ala
kadarnya aja ya"
"Terima kasih bu" jawab gw dan wulan bersamaan
"Oiya ada apa ya sampe dateng kesini"
Karena gw ga ada banyak bahasan
akhirnya gw langsung to the point dan gw liat mutia hanya tertunduk
"Jadi maksud kedatangan saya dan istri ingin silaturahmi dan bermaksud ingin meminta restu untuk melamar anak ibu"
Seketika ibu nya kaget sambil merubah posisi duduknya
"Ibu ga ngerti maksud nak riko"
"Saya mencintai mutia anak ibu begitu
juga dengan mutia"
"Ga mungkin alasan nya hanya itu, apa
jangan2 mutia udah merusak rumah
tangga kalian? mutia coba jelaskan
semua ini!!! dengan nada tinggi apa benar kami sudah merusak rumah tangga nak riko? DASAR KAMU KU...... "
ibunya sangat marah dan ingin menampar mutia, seketika wulan menenangkan
ibunya yang mulai menangis
"Ibu yang sabar, mutia ga salah"
Dan gw pun menjelaskan
"Benar bu kalo ibu mau marah, marahi
saya, kalo ibu mau pukul, pukul
saya, karena saya yang salah"
mutia menangis dan memeluk ibunya
walaupun ibu nya sempat menolak
"Ibu ga nyangka anak yang ibu bangga2 kan berbuat seperti ini, anak yang menjadi harapan ibu satu2 nya telah menjadi
perempuan yang tidak bermoral"
Ibunya menangis sambil lemas bersandar di wulan
"Ibu yang sabar jangan menyalahkan
mutia sepenuhnya, semua ini terjadi
karena kekhilafan suami saya dan mutia"
"Maafin mutia bu,maafin mutia yang udah bikin ibu malu dan kecewa"
Kami pun membiarkan ibu nya meluapkan semua emosi nya setelah tenang gw
Ibu nya bertanya apa yang sebenarnya terjadi, setelah gw jelasin semua gw janji akan bertanggung jawab atas semua nya dan meminta maaf kepada ibu nya karena mutia harus menjadi istri kedua yang mungkin jauh dari harapan ibu nya
"Ibu ga tau harus berkata apa,sebagai perempuan ibu ikut merasakan apa yang nak wulan alami, ibu pun tidak ikhlas jika jadi nak wulan"
"Bu, wulan ikhlas menerima mutia di
keluarga kami lahir dan batin, karena
wulan adalah perempuan yang baik di mata wulan, walapun kekhilafan ini ga pernah terjadi, wulan akan tetap ikhlas"
"Ibu masih shock, ibu mau menenangkan diri di kamar"
"Boleh wulan temenin ibu?"
"Iya kalo nak wulan ga keberatan"

Wulan dan ibunya mutia
Aku menemani ibu anah ke kamar nya,
sampai di kamar ibu anah mengambil foto mendiang suami nya sambil mencurahkan kesedihannya
"Pak, ibu udah gagal mendidik mutia, ibu gagal menepati pesan terakhir bapak"
Saat mendengar itu hatikupun ikut bersedih dan air mataku menetes
"Ibu ga tau harus bagaimana pak, ibu bingung, nak wulan ini mendiang bapaknya mutia, bapaknya sangat keras mendidik mutia dan adiknya, ibu sadar sekarang bapak melakukan itu semua
agar hal seperti ini ga terjadi pada
anak2nya"
Aku hanya bisa terus menenangkan ibu
nya Dan ga tau harus berkata apa, aku
rasa wajar jika respon ibunya seperti ini
"Ibu dan mendiang bapak ga gagal
mendidik mutia, semua orang pasti
pernah khilaf termasuk mutia karena kita ini manusia yang tidak sempurna"
"Ibu mau tau kenapa nak wulan bisa
ikhlas dengan musibah ini"
"Wulan juga sama seperti yang ibu
katakan tadi, wulan udah gagal menjadi
seorang istri beberapa waktu yang lalu
ada kista di rahim wulan yang
mengharuskan rahim wulan di angkat dan diperparah dengan vonis dokter wulan mengalami menopause, karena itu wulan tidak bisa memenuhi kewajiban wulan sebagai seorang istri, wulan juga ga rela
kalo a riko jajan di luar sana, tanpa
bermaksud merendahkan mutia, maka
wulan yang meminta a riko untuk
menikahi mutia setelah wulan tau apa yang telah mereka perbuat"
"Sebagai perempuan wulan juga ga mau kalo mutia di cap sebagai pelampiasan nafsu laki2, maka dari itu wulan ingin a riko menikahi mutia bu"
"Ibu kagum sama kamu, kamu perempuan yang hebat, kuat dan tegar menghadapi dan menerima ini semua"
"Justru karena mutia orangnya wulan bisa ikhlas menerima nya, kalo saja bukan mutia mungkin wulan ga akan pernah ikhlas bu"
"Ibu butuh waktu untuk memutuskan ini, lebih baik sekarang nak wulan dan a riko pulang dulu"
"Baik bu, wulan dan a riko ga akan
memaksa ibu untuk merestui"
Setelah keadaan ibu anah tenang kami pun kembali ke ruang tengah dan tiba2 mutia bersimpuh mencium kaki ibu nya
"Mutia minta maaf bu, mutia udah bikin ibu kecewa"
"Ibu ga mau bahas ini dulu, lebih baik kamu masuk ke kamar sekarang", tanpa berkata2 mutia langsung menuruti
"Nak riko dan nak wulan juga sebaiknya pulang"
"Baik bu, kalo begitu kami pamit"
=end=

Di perjalanan pulang gw tanya ke wulan apa yang di bicarakan saat di kamar
"Ya intinya ibu anah merasa gagal
mendidik mutia"
"Andai aja papa bisa nahan nafsu,semua ini ga akan terjadi"
"Udah lah pa, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri, yang penting kita udah mengutarakan maksud kita, sekarang kita hanya berharap ada kabar baik dari bu anah"
Keesokan harinya gw pun seperti biasa kembali ke toko agar bisa melupakan sejenak masalah ini, malam hari nya saat makan gw ga nafsu makan karena terasa ada yang berbeda tanpa ada mutia, atau ini karena gw udah benar2 jatuh cinta dengan mutia?
"Pa kq ngelamun? Ada apa? Mikirin
mutia?"
"Ia ma,maaf papa kepikiran sama mutia"
"Udah pa, ga usah di pikirin, kalo emang papa berjodoh pasti ga akan salah"
"Ma, papa boleh chat atau tlp mutia? papa cuma mau menguatkan dia aja"
"Iya sok aja pa"
Gw coba chat mutia tapi ceklis 1, gw telepon nomornya ga aktif
"Nomornya ga aktif ma, kenapa ya?"
"Cba mama telepon"
"Iya pa ga aktif"
"Kenapa ya ma?"
"Mungkin mutia lagi pengen sendiri lagi menenangkan diri"
"Iya semoga ga terjadi apa2 ya ma, papa merasa bersalah"
"Yaudah papa selesai in makan nya"

Update seKANJUTnya nunggu kondisi fit dulu,
Makasih suhu update an nya
Sehat sehat selalu
 
Blm bisa update hu, badan drop karena jagain anak lagi sakit, mohon di
mangapkeun
mungkin ane cicil dikit2 dlu di notepad
Moga suhu segera sehat dan bisa aktifitas di RL sambil sesekali lanjutin ceritanya. Semangat huuuuu
 
Sedikit Updatean tapi isinya cuma obrolan ane, wulan sama ibu nya mutia karena ga
terlalu penting tapi emang harus di
ceritain makanya ane bikin spoiler jadi ga
bikin pembaca kecewa udah baca tapi
isinya ga penting hehehe

"Sumpah demi apapun ga ada sedikit niat papa mengkhianati mama, papa bener2
khilaf saat mutia kehujanan malam itu
ma, papa ga sengaja liat toket wulan dari
Rongga kaosnya yang membuat kontol
papa berdiri, niat papa mau melakukannya sama mama tapi papa lihat mama tertidur sama abang, karena papa takut ganggu
mama akhirnya papa lampiasin dengan
coli di kamar mandi karena kepalang
nafsu papa ga menutup rapat pintu
sehingga papa melihat mutia sedang
masturbasi dan terjadilah kejadian itu"
"Semua ini udah terjadi, waktu ga bisa di putar kembali ga ada guna nya lagi mama marah2, papa harus segera menemui ibu nya dan meminta restu untuk segera
menikahi mutia, masalah itu papa harus
usaha sendiri"
"Iya ma, papa sangat2 berterimakasih dan beruntung memilih mama sebagai
pendamping papa, papa sadar masih
banyak sekali kekurangan tapi mama mau menerima semua nya"
"Dari kejadian ini mama berharap papa
bisa belajar dan berjanji tidak akan
mengulangi nya lagi"
Gw peluk wulan sambil bersyukur karena gw memiliki istri yang sangat luar biasa
Ga berapa lama wulan keluar untuk
masak makan malam dan gw pun ke
kamar mandi, di bawah kucuran shower
gw melamun sambil bertanya2 gw harus senang? bersyukur? Atau menyesal? Atas kejadian ini gw hanya bisa berusaha
menepati apa yang sudah kami sepakati
Saat makan suasanapun terasa
aneh,kami hanya diam tanpa berkata2
Selesai makan kami bertiga duduk di
ruang tengah dan wulan membuka
obrolan
"Jadi kapan papa mau ke rumah mutia?
Menurut mama jangan di tunda2, bisa2
jadi bahan omongan kalo tetangga sampe tau"
Mendengar itu gw pun bingung,
sebenernya kalo pun di suruh besok gw
pasti bakal sanggupi
"Jujur aja kalopun mama minta besok papa pasti sanggupi"
"Yaudah ga ada alesan lagi, besok ani
mama minta utk menemani abang, lalu
kita berangkat ke rumah mutia"
"Apa ga terlalu cepat teh? mutia takut ibu kaget dan marah besar"
"Lebih cepat lebih baik mut supaya ga
berlarut2"
"Sebagai rasa tanggung jawab aa, aa akan terima apapun yang ibu kamu lakukan ke aa"
Besok pagi setelah ani datang, kami pun bergegas ke rumah mutia
selama di perjalanan kami semua merasa deg2an dan berusaha menutupi nya
25 menit kemudian kita sampai di rumah mutia , mutia langsung masuk memanggil ibu nya dan ga berapa lama keluar
"Asalamualaikum bu"
"Waalaikum salam, ehh nak riko"
"Kenalin bu ini wulan istri saya"
"Saya wulan bu" sambil menyodorkan
tangan untuk salim
"Anah ibunya mutia jawab ibu nya mutia
Silahkan duduk nak"
Wulan duduk di sebelah kanan ibu nya
dan gw di depan ibu nya
"Mut ambilkan minum sama cemilan"
Ga berapa lama mutia keluar sambil
membawa minum dan cemilan lalu duduk di sebelah kiri ibu nya
"Ayo silahkan di minum, maaf ala
kadarnya aja ya"
"Terima kasih bu" jawab gw dan wulan bersamaan
"Oiya ada apa ya sampe dateng kesini"
Karena gw ga ada banyak bahasan
akhirnya gw langsung to the point dan gw liat mutia hanya tertunduk
"Jadi maksud kedatangan saya dan istri ingin silaturahmi dan bermaksud ingin meminta restu untuk melamar anak ibu"
Seketika ibu nya kaget sambil merubah posisi duduknya
"Ibu ga ngerti maksud nak riko"
"Saya mencintai mutia anak ibu begitu
juga dengan mutia"
"Ga mungkin alasan nya hanya itu, apa
jangan2 mutia udah merusak rumah
tangga kalian? mutia coba jelaskan
semua ini!!! dengan nada tinggi apa benar kami sudah merusak rumah tangga nak riko? DASAR KAMU KU...... "
ibunya sangat marah dan ingin menampar mutia, seketika wulan menenangkan
ibunya yang mulai menangis
"Ibu yang sabar, mutia ga salah"
Dan gw pun menjelaskan
"Benar bu kalo ibu mau marah, marahi
saya, kalo ibu mau pukul, pukul
saya, karena saya yang salah"
mutia menangis dan memeluk ibunya
walaupun ibu nya sempat menolak
"Ibu ga nyangka anak yang ibu bangga2 kan berbuat seperti ini, anak yang menjadi harapan ibu satu2 nya telah menjadi
perempuan yang tidak bermoral"
Ibunya menangis sambil lemas bersandar di wulan
"Ibu yang sabar jangan menyalahkan
mutia sepenuhnya, semua ini terjadi
karena kekhilafan suami saya dan mutia"
"Maafin mutia bu,maafin mutia yang udah bikin ibu malu dan kecewa"
Kami pun membiarkan ibu nya meluapkan semua emosi nya setelah tenang gw
Ibu nya bertanya apa yang sebenarnya terjadi, setelah gw jelasin semua gw janji akan bertanggung jawab atas semua nya dan meminta maaf kepada ibu nya karena mutia harus menjadi istri kedua yang mungkin jauh dari harapan ibu nya
"Ibu ga tau harus berkata apa,sebagai perempuan ibu ikut merasakan apa yang nak wulan alami, ibu pun tidak ikhlas jika jadi nak wulan"
"Bu, wulan ikhlas menerima mutia di
keluarga kami lahir dan batin, karena
wulan adalah perempuan yang baik di mata wulan, walapun kekhilafan ini ga pernah terjadi, wulan akan tetap ikhlas"
"Ibu masih shock, ibu mau menenangkan diri di kamar"
"Boleh wulan temenin ibu?"
"Iya kalo nak wulan ga keberatan"

Wulan dan ibunya mutia
Aku menemani ibu anah ke kamar nya,
sampai di kamar ibu anah mengambil foto mendiang suami nya sambil mencurahkan kesedihannya
"Pak, ibu udah gagal mendidik mutia, ibu gagal menepati pesan terakhir bapak"
Saat mendengar itu hatikupun ikut bersedih dan air mataku menetes
"Ibu ga tau harus bagaimana pak, ibu bingung, nak wulan ini mendiang bapaknya mutia, bapaknya sangat keras mendidik mutia dan adiknya, ibu sadar sekarang bapak melakukan itu semua
agar hal seperti ini ga terjadi pada
anak2nya"
Aku hanya bisa terus menenangkan ibu
nya Dan ga tau harus berkata apa, aku
rasa wajar jika respon ibunya seperti ini
"Ibu dan mendiang bapak ga gagal
mendidik mutia, semua orang pasti
pernah khilaf termasuk mutia karena kita ini manusia yang tidak sempurna"
"Ibu mau tau kenapa nak wulan bisa
ikhlas dengan musibah ini"
"Wulan juga sama seperti yang ibu
katakan tadi, wulan udah gagal menjadi
seorang istri beberapa waktu yang lalu
ada kista di rahim wulan yang
mengharuskan rahim wulan di angkat dan diperparah dengan vonis dokter wulan mengalami menopause, karena itu wulan tidak bisa memenuhi kewajiban wulan sebagai seorang istri, wulan juga ga rela
kalo a riko jajan di luar sana, tanpa
bermaksud merendahkan mutia, maka
wulan yang meminta a riko untuk
menikahi mutia setelah wulan tau apa yang telah mereka perbuat"
"Sebagai perempuan wulan juga ga mau kalo mutia di cap sebagai pelampiasan nafsu laki2, maka dari itu wulan ingin a riko menikahi mutia bu"
"Ibu kagum sama kamu, kamu perempuan yang hebat, kuat dan tegar menghadapi dan menerima ini semua"
"Justru karena mutia orangnya wulan bisa ikhlas menerima nya, kalo saja bukan mutia mungkin wulan ga akan pernah ikhlas bu"
"Ibu butuh waktu untuk memutuskan ini, lebih baik sekarang nak wulan dan a riko pulang dulu"
"Baik bu, wulan dan a riko ga akan
memaksa ibu untuk merestui"
Setelah keadaan ibu anah tenang kami pun kembali ke ruang tengah dan tiba2 mutia bersimpuh mencium kaki ibu nya
"Mutia minta maaf bu, mutia udah bikin ibu kecewa"
"Ibu ga mau bahas ini dulu, lebih baik kamu masuk ke kamar sekarang", tanpa berkata2 mutia langsung menuruti
"Nak riko dan nak wulan juga sebaiknya pulang"
"Baik bu, kalo begitu kami pamit"
=end=

Di perjalanan pulang gw tanya ke wulan apa yang di bicarakan saat di kamar
"Ya intinya ibu anah merasa gagal
mendidik mutia"
"Andai aja papa bisa nahan nafsu,semua ini ga akan terjadi"
"Udah lah pa, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri, yang penting kita udah mengutarakan maksud kita, sekarang kita hanya berharap ada kabar baik dari bu anah"
Keesokan harinya gw pun seperti biasa kembali ke toko agar bisa melupakan sejenak masalah ini, malam hari nya saat makan gw ga nafsu makan karena terasa ada yang berbeda tanpa ada mutia, atau ini karena gw udah benar2 jatuh cinta dengan mutia?
"Pa kq ngelamun? Ada apa? Mikirin
mutia?"
"Ia ma,maaf papa kepikiran sama mutia"
"Udah pa, ga usah di pikirin, kalo emang papa berjodoh pasti ga akan salah"
"Ma, papa boleh chat atau tlp mutia? papa cuma mau menguatkan dia aja"
"Iya sok aja pa"
Gw coba chat mutia tapi ceklis 1, gw telepon nomornya ga aktif
"Nomornya ga aktif ma, kenapa ya?"
"Cba mama telepon"
"Iya pa ga aktif"
"Kenapa ya ma?"
"Mungkin mutia lagi pengen sendiri lagi menenangkan diri"
"Iya semoga ga terjadi apa2 ya ma, papa merasa bersalah"
"Yaudah papa selesai in makan nya"

Update seKANJUTnya nunggu kondisi fit dulu,
sangat dramatis sekali,,, harusnya wulann pendekatan dulu sma maknya mutia sampe minta mutia married dngn si aa,,, pas beda rasa
 
Sedikit Updatean tapi isinya cuma obrolan ane, wulan sama ibu nya mutia karena ga
terlalu penting tapi emang harus di
ceritain makanya ane bikin spoiler jadi ga
bikin pembaca kecewa udah baca tapi
isinya ga penting hehehe

"Sumpah demi apapun ga ada sedikit niat papa mengkhianati mama, papa bener2
khilaf saat mutia kehujanan malam itu
ma, papa ga sengaja liat toket wulan dari
Rongga kaosnya yang membuat kontol
papa berdiri, niat papa mau melakukannya sama mama tapi papa lihat mama tertidur sama abang, karena papa takut ganggu
mama akhirnya papa lampiasin dengan
coli di kamar mandi karena kepalang
nafsu papa ga menutup rapat pintu
sehingga papa melihat mutia sedang
masturbasi dan terjadilah kejadian itu"
"Semua ini udah terjadi, waktu ga bisa di putar kembali ga ada guna nya lagi mama marah2, papa harus segera menemui ibu nya dan meminta restu untuk segera
menikahi mutia, masalah itu papa harus
usaha sendiri"
"Iya ma, papa sangat2 berterimakasih dan beruntung memilih mama sebagai
pendamping papa, papa sadar masih
banyak sekali kekurangan tapi mama mau menerima semua nya"
"Dari kejadian ini mama berharap papa
bisa belajar dan berjanji tidak akan
mengulangi nya lagi"
Gw peluk wulan sambil bersyukur karena gw memiliki istri yang sangat luar biasa
Ga berapa lama wulan keluar untuk
masak makan malam dan gw pun ke
kamar mandi, di bawah kucuran shower
gw melamun sambil bertanya2 gw harus senang? bersyukur? Atau menyesal? Atas kejadian ini gw hanya bisa berusaha
menepati apa yang sudah kami sepakati
Saat makan suasanapun terasa
aneh,kami hanya diam tanpa berkata2
Selesai makan kami bertiga duduk di
ruang tengah dan wulan membuka
obrolan
"Jadi kapan papa mau ke rumah mutia?
Menurut mama jangan di tunda2, bisa2
jadi bahan omongan kalo tetangga sampe tau"
Mendengar itu gw pun bingung,
sebenernya kalo pun di suruh besok gw
pasti bakal sanggupi
"Jujur aja kalopun mama minta besok papa pasti sanggupi"
"Yaudah ga ada alesan lagi, besok ani
mama minta utk menemani abang, lalu
kita berangkat ke rumah mutia"
"Apa ga terlalu cepat teh? mutia takut ibu kaget dan marah besar"
"Lebih cepat lebih baik mut supaya ga
berlarut2"
"Sebagai rasa tanggung jawab aa, aa akan terima apapun yang ibu kamu lakukan ke aa"
Besok pagi setelah ani datang, kami pun bergegas ke rumah mutia
selama di perjalanan kami semua merasa deg2an dan berusaha menutupi nya
25 menit kemudian kita sampai di rumah mutia , mutia langsung masuk memanggil ibu nya dan ga berapa lama keluar
"Asalamualaikum bu"
"Waalaikum salam, ehh nak riko"
"Kenalin bu ini wulan istri saya"
"Saya wulan bu" sambil menyodorkan
tangan untuk salim
"Anah ibunya mutia jawab ibu nya mutia
Silahkan duduk nak"
Wulan duduk di sebelah kanan ibu nya
dan gw di depan ibu nya
"Mut ambilkan minum sama cemilan"
Ga berapa lama mutia keluar sambil
membawa minum dan cemilan lalu duduk di sebelah kiri ibu nya
"Ayo silahkan di minum, maaf ala
kadarnya aja ya"
"Terima kasih bu" jawab gw dan wulan bersamaan
"Oiya ada apa ya sampe dateng kesini"
Karena gw ga ada banyak bahasan
akhirnya gw langsung to the point dan gw liat mutia hanya tertunduk
"Jadi maksud kedatangan saya dan istri ingin silaturahmi dan bermaksud ingin meminta restu untuk melamar anak ibu"
Seketika ibu nya kaget sambil merubah posisi duduknya
"Ibu ga ngerti maksud nak riko"
"Saya mencintai mutia anak ibu begitu
juga dengan mutia"
"Ga mungkin alasan nya hanya itu, apa
jangan2 mutia udah merusak rumah
tangga kalian? mutia coba jelaskan
semua ini!!! dengan nada tinggi apa benar kami sudah merusak rumah tangga nak riko? DASAR KAMU KU...... "
ibunya sangat marah dan ingin menampar mutia, seketika wulan menenangkan
ibunya yang mulai menangis
"Ibu yang sabar, mutia ga salah"
Dan gw pun menjelaskan
"Benar bu kalo ibu mau marah, marahi
saya, kalo ibu mau pukul, pukul
saya, karena saya yang salah"
mutia menangis dan memeluk ibunya
walaupun ibu nya sempat menolak
"Ibu ga nyangka anak yang ibu bangga2 kan berbuat seperti ini, anak yang menjadi harapan ibu satu2 nya telah menjadi
perempuan yang tidak bermoral"
Ibunya menangis sambil lemas bersandar di wulan
"Ibu yang sabar jangan menyalahkan
mutia sepenuhnya, semua ini terjadi
karena kekhilafan suami saya dan mutia"
"Maafin mutia bu,maafin mutia yang udah bikin ibu malu dan kecewa"
Kami pun membiarkan ibu nya meluapkan semua emosi nya setelah tenang gw
Ibu nya bertanya apa yang sebenarnya terjadi, setelah gw jelasin semua gw janji akan bertanggung jawab atas semua nya dan meminta maaf kepada ibu nya karena mutia harus menjadi istri kedua yang mungkin jauh dari harapan ibu nya
"Ibu ga tau harus berkata apa,sebagai perempuan ibu ikut merasakan apa yang nak wulan alami, ibu pun tidak ikhlas jika jadi nak wulan"
"Bu, wulan ikhlas menerima mutia di
keluarga kami lahir dan batin, karena
wulan adalah perempuan yang baik di mata wulan, walapun kekhilafan ini ga pernah terjadi, wulan akan tetap ikhlas"
"Ibu masih shock, ibu mau menenangkan diri di kamar"
"Boleh wulan temenin ibu?"
"Iya kalo nak wulan ga keberatan"

Wulan dan ibunya mutia
Aku menemani ibu anah ke kamar nya,
sampai di kamar ibu anah mengambil foto mendiang suami nya sambil mencurahkan kesedihannya
"Pak, ibu udah gagal mendidik mutia, ibu gagal menepati pesan terakhir bapak"
Saat mendengar itu hatikupun ikut bersedih dan air mataku menetes
"Ibu ga tau harus bagaimana pak, ibu bingung, nak wulan ini mendiang bapaknya mutia, bapaknya sangat keras mendidik mutia dan adiknya, ibu sadar sekarang bapak melakukan itu semua
agar hal seperti ini ga terjadi pada
anak2nya"
Aku hanya bisa terus menenangkan ibu
nya Dan ga tau harus berkata apa, aku
rasa wajar jika respon ibunya seperti ini
"Ibu dan mendiang bapak ga gagal
mendidik mutia, semua orang pasti
pernah khilaf termasuk mutia karena kita ini manusia yang tidak sempurna"
"Ibu mau tau kenapa nak wulan bisa
ikhlas dengan musibah ini"
"Wulan juga sama seperti yang ibu
katakan tadi, wulan udah gagal menjadi
seorang istri beberapa waktu yang lalu
ada kista di rahim wulan yang
mengharuskan rahim wulan di angkat dan diperparah dengan vonis dokter wulan mengalami menopause, karena itu wulan tidak bisa memenuhi kewajiban wulan sebagai seorang istri, wulan juga ga rela
kalo a riko jajan di luar sana, tanpa
bermaksud merendahkan mutia, maka
wulan yang meminta a riko untuk
menikahi mutia setelah wulan tau apa yang telah mereka perbuat"
"Sebagai perempuan wulan juga ga mau kalo mutia di cap sebagai pelampiasan nafsu laki2, maka dari itu wulan ingin a riko menikahi mutia bu"
"Ibu kagum sama kamu, kamu perempuan yang hebat, kuat dan tegar menghadapi dan menerima ini semua"
"Justru karena mutia orangnya wulan bisa ikhlas menerima nya, kalo saja bukan mutia mungkin wulan ga akan pernah ikhlas bu"
"Ibu butuh waktu untuk memutuskan ini, lebih baik sekarang nak wulan dan a riko pulang dulu"
"Baik bu, wulan dan a riko ga akan
memaksa ibu untuk merestui"
Setelah keadaan ibu anah tenang kami pun kembali ke ruang tengah dan tiba2 mutia bersimpuh mencium kaki ibu nya
"Mutia minta maaf bu, mutia udah bikin ibu kecewa"
"Ibu ga mau bahas ini dulu, lebih baik kamu masuk ke kamar sekarang", tanpa berkata2 mutia langsung menuruti
"Nak riko dan nak wulan juga sebaiknya pulang"
"Baik bu, kalo begitu kami pamit"
=end=

Di perjalanan pulang gw tanya ke wulan apa yang di bicarakan saat di kamar
"Ya intinya ibu anah merasa gagal
mendidik mutia"
"Andai aja papa bisa nahan nafsu,semua ini ga akan terjadi"
"Udah lah pa, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri, yang penting kita udah mengutarakan maksud kita, sekarang kita hanya berharap ada kabar baik dari bu anah"
Keesokan harinya gw pun seperti biasa kembali ke toko agar bisa melupakan sejenak masalah ini, malam hari nya saat makan gw ga nafsu makan karena terasa ada yang berbeda tanpa ada mutia, atau ini karena gw udah benar2 jatuh cinta dengan mutia?
"Pa kq ngelamun? Ada apa? Mikirin
mutia?"
"Ia ma,maaf papa kepikiran sama mutia"
"Udah pa, ga usah di pikirin, kalo emang papa berjodoh pasti ga akan salah"
"Ma, papa boleh chat atau tlp mutia? papa cuma mau menguatkan dia aja"
"Iya sok aja pa"
Gw coba chat mutia tapi ceklis 1, gw telepon nomornya ga aktif
"Nomornya ga aktif ma, kenapa ya?"
"Cba mama telepon"
"Iya pa ga aktif"
"Kenapa ya ma?"
"Mungkin mutia lagi pengen sendiri lagi menenangkan diri"
"Iya semoga ga terjadi apa2 ya ma, papa merasa bersalah"
"Yaudah papa selesai in makan nya"

Update seKANJUTnya nunggu kondisi fit dulu,
Ada sesuafu kah yg terjadindg Mutia hu? Kenapa jd rumit ya..? Hmm....
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd