Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Saat Cemburu Berkubang Nafsu

Status
Please reply by conversation.

elang75

Semprot Holic
Daftar
11 Apr 2018
Post
397
Like diterima
2.655
Bimabet
Salam hormat untuk Admin dan Moderator...
Terkhusus untuk semua suhu dan agan tercinta...Mohon ijin Kali ini Ane coba tampilkan cerita yang gagal tayang sewaktu even akbar LKTCP tahun ini. Maklum sampai deadline yang ditentukan cerita Ane belum selesai.

Nah...Ane coba robah kedalam bentuk cerbung siapa tahu ada yang suka He heee..
Dan untuk dua part pertama masih asli atau orisinil cerita panas yang gagal tayang tersebut.

So....Kelanjutannya tentu menunggu arahan, petunjuk, masukan dan keripik dari Suhu suhu...Apakah layak untuk dilanjutkan atau tidak...
Terima kasih.

Informasi Update:

Part-1. Partner Sableng.....................Page-1
Part-2 Nafas Buatan..........................Page-1
Part-3 Persekongkolan Mesum...Page-15 dan Page 22
Part-4a Selingkuh yang Diizinkan...Page 27
Part-4b Selingkuh yang Diizinkan...Page 36
Part 5 Ultimate Fantasy (tamat)....Page.....
 
Terakhir diubah:
Part-1. Partner Sableng

Akhirnya…
Pekerjaanku selesai juga. Setelah dalam seminggu ini Aku disibukkan dengan pekerjaan penting tentang rencana pengembangan perusahaan yang baru di daerah Riau. Betapa tidak, Aku ditunjuk sebagai penanggung jawab oleh perusahaan untuk melakukan misi penting ini. Mungkin karena Aku dinilai mampu untuk melakukan tugas ini, disamping itu Aku juga merupakan putra asal Riau yang sudah bekerja di perusahaan PT Elang Drillindo selama dua tahun lebih.

Selama dua tahun pula Aku terpaksa berpisah dari keluargaku yang ada di kota Pekanbaru Provinsi Riau karena karirku sangat bagus diperusahaan ini. Selama ini Aku kerja selalu gonta ganti perusahaan di daerahku Riau.
Aku tak dapat memboyong keluargaku ke Jakarta karena istriku merupakan seorang guru PNS yang mengajar di SMP negeri di Pekanbaru.

Istriku menjadi PNS setelah menikah denganku. Aku yang menyuruhnya untuk melanjutkan kuliah, karena Kami menikah saat istriku masih kuliah.
Dan akhirnya beberapa bulan yang lalu Dia ikut tes CPNS, dan Lulus…!

Oya..Namaku Syaiful Fajri 30 tahun orangnya lumayan ganteng lah…Namun yang pastinya Aku begitu pandai menundukkan hati mertuaku disaat melamar Lala istriku.
Tidak ada pacaran diantara Kami, yang ada hanyalah ta’aruf, acara lamaran dan kemudian menikah. Karena Lala adalah anak Pak Haji yang terkenal ketat menjaga anak anak gadisnya.

Sedangkan istriku, namanya Layla Hanum biasa dipanggil Layla atau Lala saja. Putri bungsu dari tiga bersaudara. Dia adalah seorang guru yang memiliki paras yang cantik, imut dan manis .
Aku tahu Lala membuat banyak laki laki penasaran dan ingin dekat bahkan menggodanya. Namun Aku percaya, Lala adalah istri yang setia dan tidak akan mengkhianati kepercayaanku. Selain alim dan taat beribadah, Dia juga seorang yang baik hati, cenderung pendiam namun tegas sehingga membuat para lelaki mesum berfikir berulang kali untuk menggodanya.

Jika pekerjaan ini selesai dan lancar, maka selanjutnya Aku akan kembali bekerja di Riau, artinya Aku dapat berkumpul kembali dengan keluargaku.
Saat ini Aku sedang berada di Hotel yang telah disiapkan oleh perusahaan untuk istirahat, karena besok pagi Aku akan terbang ke Pekanbaru. Jadi bukan di apartemen lagi yang selama ini Aku tempati.
Karena tidak ingin ada yang kurang, di hotel kembali Aku periksa semua dokumen yang Aku perlukan.

“Huuuuff….Ahhh”
Aku hanya ingin tidur dan istirahat total malam ini , karena besok pagi harus terbang ke kota Pekanbaru Provinsi Riau daerah asalku untuk mempersiapkan segala sesuatu tentang pembukaan cabang perusahaan Kami di sana.
Karena rasa lelah, pusing dan mengantuk tak dapat kutahan lagi, menyebabkan Aku tak sempat menutup laptop untuk mengakhiri dan membersihkan pekerjaanku.

Tuut tuut tuuut…
Aku tersentak dan terbangun karena mendengar suara dering HP.
Dalam keadaan mengantuk karena terlelap tadi, Aku paksakan tanganku meraba raba untuk mencari Hp yang berbunyi tersebut, setelah HP tersebut Aku temukan, tanpa melihat siapa yang menelpon langsung saja Aku angkat.

“Hallo…”
Suaraku masih serak dan berat khas orang yang sedang mengantuk atau bangun tidur.

“Maaf Pak Syaiful, mengganggu waktu istirahatnya”
Aku langsung duduk begitu mendengar suara yang tidak asing lagi ditelingaku.
Suara itu adalah suara Pak Heru, atasanku di perusahaan.

“Mmhh...Anu…Eh.. Pak, Maaf Saya ketiduran. Jadi, lambat angkat telepon Bapak..”
Aku jadi sedikit malu dan grogi karena tidak menyangka Pak Heru akan telepon malam malam begini.

“Nggak Pak Syaiful, Saya yang harusnya minta maaf Pak. Tadi sore Saya lupa memberitahukan, bahwa untuk melakukan tugas berat ini, selama sebulan kedepan Pak Syaiful akan dibantu oleh seorang partner, mungkin sebentar lagi Dia akan datang ke sana”

“Baik..Siapa orangnya Pak..?” Jawabku setelah terdiam beberapa saat.
Sebenarnya Aku merasa sedikit kurang nyaman jika harus bekerja sama dengan orang yang belum Aku kenal.
Namun Aku tak punya pilihan, nama nya aja bos tentu tak bias dibantah.

“Tunggu saja…Mungkin sebentar lagi Pak Beny akan datang, dan Saya sudah melihat kemampuannya. Dia bekerja seperti konsultan gitu, yakin lah…Dia profesional, cerdik dan dapat Kita andalkan untuk pekerjaan ini”

“Oya Pak…Mungkin orangnya sudah datang, Saya mendengar seseorang sedang mengetuk pintu.”
Kataku menjawab dengan cepat.
“Ya sudah…Kalian harus bekerjasama dengan baik ya, semoga sukses”
“Ya Pak…”
Pembicaraanku dengan Pak Heru pun selesai.

Saat Aku membuka pintu…
Didepanku berdiri seseorang yang membuatku kaget, ragu dan khawatir karena melihat penampilannya.
Jujur, penampilannya diluar bayangan dan ekspektasiku.
Dia terlihat tinggi besar, mungkin tingginya mencapai 180 cm dan berkulit agak gelap. Dia memakai celana jeans ketat dan kaos oblong putih yang juga ketat sehingga mempertontonkan tubuhnya yang athletis dan kekar. Rambutnya juga panjang sebahu tapi diikatnya dengan rapi.

Saat mataku melihat ke bawah Aku juga heran bercampur kagum melihat Dia memakai sepatu kulit yang mengkilap, mungkin harga sepatunya sangat mahal.
Sekilas Dia terlihat seperti seorang bule Amerika latin yang sangat gagah.
Dia terlihat hanya membawa tas kecil, mungkin hanya muat untuk dua atau tiga stel pakaian saja.

Aku hanya memandang diam penuh selidik, Aku tak mau gegabah untuk mempersilahkan dia masuk, siapa tahu Dia orang jahat dan bukan orang yang dimaksudkan oleh Pak Heru.

“Selamat malam …Maaf,Saya Beny..Pak Heru menugaskan Saya untuk membantu Bapak dalam pembukaan cabang perusahaan di Riau.”

Aku tak langsung menjawab, karena masih bimbang.
Mungkin Dia tahu Aku ragu, maka beberapa saat kemudian Kulihat Dia menelpon seseorang.
“Ya Pak…Saya sudah berjumpa dengan Pak Syaiful” katanya berbicara dengan seseorang.

Tiba tiba HP nya diberikan kepadaku.
“Silahkan, Pak Heru ingin berbicara dengan Bapak…”

Tentu saja Aku gelagapan sambil berbicara dengan sedikit grogi.
“Ya Halo…”
“Pak Syaiful, Dia Pak Beny…Partner Bapak untuk tugas di Riau.” Kata Pak Heru menegaskan
“O ya Pak..Maaf”
“Percayalah, Dia bisa diandalkan… Penerbangan besok pagi dan hotel tempat penginapannya sudah Saya atur semua.”
“Iy yaa ya Pak…” Jawabku kembali gagap.

Setelah Aku yakin memang ini orang yang di maksudkan oleh Pak Heru, segera saja Aku persilahkan Dia masuk.

Namun Aku jadi dongkol melihat sikapnya saat berada di dalam kamar. Bagaimana tidak, Dia sok akrab, Aku melihat Dia dengan lancangnya mengambil air botol mineral sisa minumanku. Padahal, masih ada botol lain yang masih utuh.
Dengan wajah tanpa dosa Dia langsung meminum minuman itu.

“Maaf Pak Syaiful mohon dikoreksi jika Saya salah, Nama Bapak adalah Syaiful Fajri, 30 tahun Seorang Sarjana Teknik Industri, sudah bekerja di perusahaan ini selama dua tahun. Istri Bapak bernama Layla Hanum, berprofesi sebagai seorang guru SMP di kota Pekanbaru. Bapak tinggal di kompleks perumahan Elang permai Blok D nomor…”

“Cukup…! Aku butuh partner untuk membantuku dalam pengembangan perusahan, bukan seorang intel atau mata mata yang kerjanya hanya cari data dan alamat seseorang”
Aku mulai emosi dan langsung membentak nya sambil mendengus gusar.

Aku berharap Dia akan jaga sikap, tidak lagi sok akrab dan menganggap remeh kemampuanku.
Padahal, sejujurnya Aku sangat kaget Dia dapat menyebutkan semua data tersebut dengan benar. Tapi Aku gengsi untuk mengakuinya, bahkan merasa Dia sudah sangat lancang dan melecehkanku.

“Ha ha haaa…Betul kata Pak Heru, Bapak memang seorang pekerja keras, rajin dan cerdas. Tapi hanya untuk di kantor, sedangkan untuk turun kelapangan…Hmmmh, Bapak masih hijau dan harus lebih banyak belajar lagi…!”

Tubuhku mulai bergetar menahan amarah, tanganku terkepal…Namun saat teringat kata kata Pak Heru membuatku hanya diam sambil mengatur strategi untuk menghindar dari pembicaraan yang Aku rasa tidak perlu ini.

“Sudah… Aku capek sekali dan ingin tidur..” Kataku sambil rebahan ditempat tidur tanpa mempedulikannya lagi.
Dia hanya tersenyum tipis dan mengangguk.

“Mampus lo, emang enak dicuekin He he heee…” gumamku dalam hati.
Aku pun langsung berakting seolah olah sudah tertidur pulas. Padahal setiap garak geriknya berada dalam pengawasanku.

Mungkin sudah setengah jam berlalu, masih sunyi dan Aku jadi semakin penasaran dengan kegiatan apa saja yang sedang dilakukan olehnya.
Aku yang sedang berpura pura sudah tidur terpaksa mencari momen yang tepat untuk memutar tubuh agar langsung dan lebih leluasa mengawasinya.

Braaakk…!
“Ha ha haaaa…Akhirnya Kau kudapatkan manis”

Aku yang sedang konsentrasi berpura pura tidur, tentu saja sangat terkejut dan dengan spontan langsung duduk memandang ke arah nya dengan pandangan gusar.
Rupanya gebrakan tangannya ke meja kecil disamping tempat tidur yang menyebabkan suara keras tadi.

“Hei bung….! Jangan berisik. Jangan buat kesabaranku habis” Bentakku kesal

“He ehh…Maaf Pak hanya aksi spontan. Aku sangat bahagia karena cewek yang sangat sulit untuk ditaklukkan dan bikin Saya penasaran selama ini akhirnya nyerah juga. Tuh Dia mengirimkan nomor WA nya. Dia ngeselin banget dan selalu bikin kentang he heee…” kata Beny dengan wajah yang sumringah.

Aku yang awalnya sangat dongkol melihat sikapnya tadi, perlahan malah menjadi geli melihat tingkahnya seperti anak kecil tersebut.
“Kesempatan nih, membalas perlakukannya tadi” gumamku dalam hati.

“Ah…Urusan perempuan Saya pikir Anda seorang professional, nyatanya hanya seorang berbadan besar tapi memiliki otak ingusan seperti ABG….!”
Ucapku dengan mimik mengejek.

Dia hanya tersenyum kecut mendengar kata kataku.
“Pak Syaiful, eh Kita seumuran loh…Aku panggil Ipul aja lah ya biar akrab gitu. Dan panggil aja Saya Beny” Katanya mungkin berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Enak aja, Saya bukan Syaiful Jamil yang biasa dipanggil Bang Ipul…!” ucapku cepat.
Tapi Beny terlihat tidak ada reaksi, Dia masih sibuk mengetikkan sesuatu di HP nya.

“Maaf Ben, Aku tak ada waktu untuk bincang tentang cewek malam ini..Aku tak tertarik dengan semua itu karena Aku sudah punya istri. Malam ini Aku hanya ingin istirahat, jangan bikin keributan lagi…!”
Sengaja Aku berucap dengan nada datar dan berat agar terlihat serius dan berwibawa sehingga Beny tidak lagi menggangguku.

Beny hanya mendengus kecil tanpa melirik ke arahku. Bisa jadi Dia tidak dengar apa yang Aku ucapkan. Aku semakin kesal karena tidak dianggap, bahkan Aku lihat Beny tetap asyik memainkan HP nya sambil senyum senyum sendiri. Akhirnya karena dongkol, kembali Aku rebahan untuk mencoba benar benar tidur dan istirahat.

“Achs..Ssshhh…Achhh…Sayang, terus sayannngg…”
Samar samar Aku mendengar desahan wanita didalam kamar ini.

Rupanya Aku benar benar ketiduran, dan tak tahu sudah jam berapa sekarang.
Aku membuka mata sedikit untuk melihat…

Degh..
Hampir saja Aku berteriak karena kaget.
Sekarang Aku membuka mataku lebar lebar untuk memastikan apa yang sedang Aku lihat.

Ternyata Beny sedang duduk dikursi tepat didepanku.
Dia sekarang hanya memakai baju kaos oblong putih yang dipakainya tadi, sedangkan celananya terlihat sudah berserakan dilantai.
Yang membuatku tercekat adalah saat Aku melihat sambil memegang HP Dia mengocok pelan kontolnya yang sedang tegak.
Aku bergidik melihat ukuran kontolnya yang sangat besar, hitam dan panjang itu.
Aku perkirakan ukuran kontolnya mungkin lebih dari 20 cm, tentu beda jauh dariku yang hanya 12-13 cm saja.


Dan….”Oh tidak, Kontol Beny tidak disunat…!”

Aku hanya diam dan menahan nafas setelah memastikan bahwa Beny sedang Video Call dengan seorang wanita.

“Jangan jangan cewek yang di incarnya tadi telah dapat dikuasai” gumamku dalam hati.
Kalau memang cewek yang baru dikenal itu berani VC seks dengannya, kuakui berarti Dia memang sangat jago dalam hal menaklukkan seorang wanita.
Tanpa disadari Aku semakin penasaran dengan partner ku ini.

Tiba tiba Beny melirik kearahku..
Tentu saja Aku kembali pura pura tidur karena Aku akan sangat malu jika ketahuan mengintip .

“Sayang…Sebentar ya, Aku ke toilet dulu… Nih silahkan kenalan dengan rekan ku..”
Tubuhku serasa menggigil begitu didepanku diletakkan sebuah HP yang diganjal dengan sebuah bantal.
Aku mencoba mengintip dengan membuka mata agak lebar.

Duarrr…
Aku menahan nafas begitu melihat dilayar HP ada seorang perempuan cantik yang sedang bugil, mendesah, pandangan sayu dan tangannya sedang mengobel memeknya yang terlihat tidak berbulu.
Aku sedikit lega saat mengetahui bahwa Beny tidak ada disana.

“Hai ganteng…kenalan yok, Aku Alin…Acsh…Hei….Ya Kamu…”
Aku yakin perempuan telanjang itu memanggilku, tapi untuk beberapa saat Aku hanya bengong memandangnya dengan nafas yang mulai memburu.
Sekarang Aku sudah tidak pura pura tidur lagi, pelan namun pasti HP tersebut Aku ambil sambil tersenyum kecut malu malu.

Aku mulai sudah duduk sambil sedikit gemetaran tetap mempelototi tubuh telanjang perempuan yang sangat cantik dan merangsang itu.

“Dia istriku…Namanya Alin…”
Tiba tiba HP ditanganku di ambil oleh seseorang, siapa lagi kalau bukan Beny yang sudah memakai celana pendeknya kembali.
Aku tidak tahu sejak kapan Beny ada di belakangku, namun yang pasti mukaku langsung berobah menjadi merah karena malu.

“Udah Say…Met bobo ya…Muuuaaach…”
Aku hanya melongo melihat Beny tiba tiba memutuskan sambungan Video Call nya tersebut.

“Ben..Maaf, beneran itu is is istrimu…?” Kataku terbata taba karena masih malu dan bingung.
“Iya…Santai aja bro…Gimana, cantik nggak istriku…?
“Iy iyyaa..Cantik banget, putih dan seksi” jawabku sekenanya.

Kami sama sama terdiam beberapa saat sibuk dengan fikiran masing masing.
“Bro…Mau nggak kencan dengan istriku…?” Tiba tiba Beny berkata kepadaku dengan intonasi datar seakan hal biasa yang diucapkannya.
Walau Beny berucap lembut tapi sudah cukup membuatku panas dingin seakan tersengat listrik.

“Apa…? Kamu gila…nggak, ini tidak bener..Jangan bercanda lah..” Ucapku dengan nada tinggi.
“Aku serius..Tadi Alin sendiri yang bilang, katanya kamu ganteng, imut dan menggemaskan..Dia ingin kencan denganmu”
Kembali Aku terhenyak mendengar setiap kata yang diucapkan oleh Beny.

Aku tak sanggup lagi berkata kata, hanya diam melongo memandang Beny sambil menggeleng berulang seakan tidak percaya dengan pendengaranku. Yang pasti Aku kaget, bingung bercampur nafsu jika membayangkan tubuh mulus Alin tadi.

“Alin adalah istri yang setia dan sangat kucintai…Alin berusia 24 tahun, Kami memiliki dua orang putri yang cantik”
Aku perhatikan Beny memandang plafon cukup lama. Mungkin Dia sedang serius kali ini.

“Bro…Kami sudah empat tahun menikah. Aku sangat beruntung dan sangat bahagia memiliki istri seperti Alin..Kami sangat open Mind dan saling jujur dalam segala hal, termasuk dalam urusan ranjang…bahkan berbagai fantasi seks sudah Kami lakukan seperti, swinger, Cuckold dan gangbang…! Ha ha haaa”

“Kalian keluarga sableng..”
Aku tak tahan untuk tidak berkomentar mendengar cerita Beny yang menurutku sangat aneh dan gila itu.
Tapi kemudian Aku mulai khawatir melihat ekspresi Beny yang tersenyum sinis melangkah mendekat sambil memegang bahuku dengan kuat.

“Aku tahu Elo LDR dengan istri hampir dua tahun belakangan ini. Waktu bersama istri hanya sekali dalam sebulan…Kasihan kali Kau…! Aku yakin istrimu jelek dan tidak menarik sehingga Elo tahan untuk tidak menyentuhnya dalam waktu yang lama he he he”
Nada bicara Beny mulai meninggi, dengan seringai sinis dan mengejek Dia menatapku dengan tajam.

Sebenarnya hatiku menjadi panas karena dikatakan kalau istriku jelek dan tidak menarik, namun Aku tak mau berdebat dengan Beny karena Aku masih bingung dengan kepribadiannya.
“Hmmm…Benar benar sableng” Hanya gumaman yang ada dalam hati sambil menenangkan fikiranku mendengar ucapannya tadi.

Beny melepaskan cengkeramannya yang kuat dibahuku.
Saat Aku masih mengatur nafas untuk menenangkan diri, tiba tiba Beny kembali menyodorkan HP nya di depanku.
Dengan cekatan tangan nya menggeser cursor layar HP nya itu beberapa kali.

“Nah yang ini, foto pernikahan Kami….Dan yang ini foto Alin yang lainnya, Elo masih meragukan kalau Alin itu istriku…?”
Aku hanya diam sambil tersenyum melihat foto Alin. Ku akui istrinya memang cantik, putih dan seksi mungkin keturunan tionghoa.

Rupanya Beny tidak puas sampai disitu, Aku kembali disuguhkan dengan foto foto syur Alin yang lainnya. Mulai dari foto pakaian lengkap sampai dengan foto bugil bahkan ada dibeberapa foto terlihat Alin sedang bercinta dengan orang lain atau dengan dan tiga orang sekaligus…!

Nafasku mulai tidak teratur melihat foto yang disuguhkan oleh Beny. Yah…rasa kantukku tiba tiba hilang berganti dengan nafsu yang mulai berkuasa.

“Ben…Ini…Ini beneran Alin…? Kenapa…Kenapa Dia bercinta dengan orang lain…? Bahkan dengan beberapa orang sekaligus..! Kamu tidak marah atau cemburu gitu…?”

Sejujurnya Aku sangat penasaran dan bingung melihat kehidupan keluarga Beny yang menurutku sangat aneh ini. Makanya Aku langsung memberikan pertanyaan yang bertubi tubi kepadanya.

“He he heee...Mungkin ente menganggap keluargaku aneh, menyimpang bahkan gila…Tapi Aku berani bertaruh kalau Aku lebih bahagia dibandingkan denganmu..Kehidupan Kami penuh warna, penuh tantangan dan banyak variasi untuk kehangatan ranjang Kami. Dalam sehari Kami bercinta terkadang tiga sampai empat kali dengan nafsu yang menggebu gebu seperti pengantin baru. Kami sangat terbuka dalam segala hal dan memiliki komitmen yang kuat untuk menjalankan keterbukaan ini. Coba bayangkan jika tidak ada keterbukaan boleh jadi Dia selingkuh atau berbohong dibelakang Kita, itu lebih menyakitkan Bro…!”

Aku terhenyak mendengar penjelasan Beny yang masih belum bisa Aku terima tersebut.
“Aku bahagia kok dengan pernikahanku, bukankah kebahagiaan itu bukan hanya urusan seks melulu…? Rasa cinta, perhatian dan pengertian jauh lebih penting…?”
Aku menjawab dengan sengit sambil berdiri karena tidak terima dengan perkataan Beny yang menganggap kehidupannya lebih bahagia dariku.

Beny kembali mendekat, dalam jarak dekat Dia berkata seakan berbisik di dekat telingaku.
“Bung…Kebanyakan laki laki itu egois, mau menang sendiri….! Istri itu bukan robot yang dapat Kita perlakukan seenak Kita. Disamping perhatian, perlindungan dan pengertian…Ada hal lain yang lebih penting yaitu kebutuhan seks nya. Coba bayangkan jika Dia tidak mendapatkan kepuasan seksual dari suaminya, mungkin sebagian perempuan dapat menyalurkan libidonya dengan masturbasi, atau kegiatan lain yang positif. Namun sebagian lagi tentu akan melepaskan hasratnya kepada laki laki lain. Apalagi kalau istri tersebut memiliki gairah seks yang tinggi, masih muda dan menemukan seseorang yang dapat membuatnya nyaman, tentu dapat dipastikan akan terjadi perselingkuhan diantara mereka….!”

Aku hanya diam tak mampu menjawab setiap ucapan yang keluar dari mulut Beny.
“Bro…memang gairah setiap wanita berbeda beda, namun secara umum seks yang normal dan sehat itu dilakukan minimal tiga sampai tujuh kali dalam seminggu…! Bagaimana dengan istrimu Bro…? Apakah Dia terpuaskan olehmu dalam sebulan sekali itu…? He he heee”

Aku bagaikan dihantam palu godam yang besar mendengar kata kata yang keluar dari mulut Beny. Aku tak dapat membantah, hanya diam dan melongo sambil membuka gallery foto di HP ku sebagai pelampiasan kegundahan hati. Aku mulai berfikir, kalau perkataan Beny ada benarnya.

“Tidak…! Istriku tidak mungkin selingkuh hanya gara gara urusan seks. Aku tahu bagaimana pribadinya…Dia sangat mencintaiku. Aku bekerja membanting tulang siang dan malam juga demi Dia, Aku…Aku…Ah tidak, kenapa harus ada pembicaraan ini…?
Aku bergumam dan meracau sendiri sambil memandang foto foto istriku digaleri HP.

Disaat Aku sedang bingung sambil membayangkan dan memperhatikan istriku yang cantik dan solehah di galeri HP, tiba tiba HP ku dirampas…Siapa lagi kalau bukan si Beny yang sableng…!
Aku tak dapat mencegah saat Beny merampas HP tersebut. Aku hanya diam sambil menunggu reaksinya melihat foto istriku.
Dengan lincah tangannya menggeser cursor di layar HP tersebut untuk melihat foto foto istriku yang lumayan banyak dalam berbagai gaya.

Terlihat wajah Beny terkadang tersenyum, terkadang mengangguk atau menggeleng bahkan kadangkala terlihat menyeringai seperti orang yang berfikir mesum saat memperhatikan foto foto di HP ku itu.
Aku tidak khawatir karena tidak ada satupun dari semua foto istriku tersebut yang terlihat seksi, menggoda apalagi foto telanjang. Hanya ada dua buah foto yang menampilkan istriku saat tidak memakai jilbab. Aku berharap mudah mudahan Beny tak melihat foto itu.

“Gimana Ben…? Istriku tak kalah cantik dari istrimu kan…? ucapku untuk membalasnya tadi yang mengatakan kalau istriku jelek dan tidak menarik.

“Ipul…Luarbiasa, istrimu cantik dan manis …Kalau Alin hanya cantik ..Aku tak menyangka istrimu begitu menarik dan penuh pesona… Aku perkirakan Dia berumur 20 tahun, tinggi sekitar 160 cm. Wajahnya teduh, berhijab, bibirnya tipis, ada lesung pipinya lagi. Dan…Matanya itu lho, berbinar indah. Mmmmh..Istrimu mirip dengan artis Vanessa Angel…. yah, Vanessa...! Tapi jauh lebih cantik dan manis istrimu. Jujur…Istrimu lebih menarik dibandingkan dengan istriku…”

Aku yang awalnya geram karena dipanggil Ipul, namun kemudian berubah menjadi bangga dan senang mendengar pengakuan Beny yang mengatakan kalau istriku lebih menarik dibandingkan dengan Alin istrinya. Aku jadi sumringah dan merasa diatas angin.

“Ha ha haaa..Kamu benar, istriku memang cantik dan manis. Tapi Dia sudah 25 tahun bro…Bahkan Kami sudah punya seorang putra berusia 3 tahun. Ehh…tadi Kau ngomong istriku cantik dan manis…emang ada bedanya antara cantik dan manis…?”
Beny hanya mengangguk angguk sambil tetap memandang foto istriku dengan seksama.

“Kalau Kita pandang, sicantik biasanya hanya akan menimbulkan nafsu syahwat yang menggebu gebu untuk Kita nikmati. dan kalau sudah Kita dapatkan, biasanya Kita akan cepat bosan. Sedangkan kalau si manis penekanannya lebih kepada pancaran pribadi yang anggun, terpancar melalui aura positif yang membuat banyak orang semakin penasaran. Jadi tidak membosankan..Begitu Bro…He heee” Kata Beny memberikan penjelasan.

Aku yang mendengarkan penjelasan Beny lambat laun mulai merasa kalau Beny ini adalah sosok partner yang asyik dan memiliki pengalaman dan pandangan yang luas.
Hatiku tidak lagi penuh rasa dongkol dan marah melihat sikapnya diawal pertemuan Kami tadi. Aku bahkan senyum senyum sendiri melihat ekspresi Beny yang tanpa malu malu memuji dan menikmati foto istriku.

Kemudian Beny tetap mempelototi foto foto istriku yang ada di HP ku itu.
Sebenarnya tanpa kusadari, ada sesuatu semacam aliran aneh didalam tubuhku yang merasa bangga, semangat dan bahagia saat foto istriku dinikmati dan dipuji puji oleh Beny. Aku tak tahu perasaan apa yang sedang menggerogotiku saat ini, namun yang pasti perasaan ini seakan memacu adrenalinku untuk lebih memamerkan kecantikan istriku kepada Beny. Tapi tentu saja perasaan itu tidak Aku perlihatkan kepadanya.

“Ipul…Aku lihat di salah satu foto istrimu yang tidak berhijab tadi, saat Aku zoom…Kelihatan lengan dan pergelangan tangannya…Itu tangan ada bulu bulu halusnya ya…Ough…Perempuan dengan bulu bulu halus di tangan dan kakinya itu seksi men…Biasanya kalau Kita sentuh bulu bulu itu akan meremang dan berdiri...Wuiiih…Maaf Pul, Sepertinya….sepertinya Aku jatuh cinta dengan istrimu…!”

Aku jadi diam dan melongo mendengar perkataan Beny. Begitu detailnya Dia menilai foto foto itu bahkan bulu halus di pergelangan kaki dan tangan pun tak luput dari pengamatannya.

Saat Beny mengatakan jatuh cinta kepada istriku walau hanya dengan memandang foto, membuat Aku jadi merinding dan Perasaanku tidak menentu. Ada rasa marah, cemburu, geli dan kesal. Namun dibalik itu semua Kata kata Beny juga membuatku menjadi gelisah, nafasku mulai memburu. Yah…Aku tidak tahu perasaan apa ini, tapi yang pasti Aku ingin Beny tetap memuji dan menikmati foto foto istriku.

“Ipul…”
Aku tak menyahut karena masih belum terima dipanggil seperti itu.

“Ipul…”
“Hmm..” Hanya dengus kecil yang Aku berikan
“Kasih liat dong foto hot tubuh istrimu yang lain…Aku yakin tentu akan sangat luar biasa menggoda. He heee”

“Hey…Jaga mulutmu tuh…Nggak ada foto kek gituan di HP ku tauk…”
Sebenarnya Aku hanya pura pura sewot aja kepada Beny saat Dia meminta foto foto hot istriku. Tanpa disadari Aku mulai membayangkan jika foto telanjang istriku di lihat oleh orang lain.
“Ahhhh…Kenapa Aku jadi begini...? “ Gumamku yang merasa aneh saat Aku ingin memamerkan tubuh istriku kepada orang lain…”

“ Wow…Betul betul alami, kecantikan luar dalam seorang guru yang berhijab lebar…Namanya Layla Hanum kan…?”
“Iya…boleh dipanggil Layla atau Lala aja” Jawabku singkat

“Eh…Ipul, boleh ya Aku kenalan nanti dengan Lala…Biar Aku dapat menikmati kecantikannya yang alami ini..boleh yaaa pliiiss..”
Mimik Beny begitu lucu saat memohon kepadaku, Aku bertambah senang dan mungkin terangsang membayangkan jika nanti Lala istriku benar benar dekat dengan Beny. Tapi perasaan ini tidak Aku ucapkan secara langsung kepadanya. Yah, Aku masih malu dan belum yakin dengan perasaan ku ini.

“Yeee… Enak aja, Lala bukan untuk dibagi bagi bro…Cukup Aku saja yang menikmatinya. Tapi kalau untuk kenalan, so pasti karena Kita akan berangkat besok pagi ke Pekanbaru…Nanti Aku kenalkan Kau dengan Lala..” Jawabku dengan fikiran mesum entah kenapa mulai tumbuh di hatiku.

“Terima kasih Bro..Aku akan buktikan kalau Aku akan dapat membuat rumah tangga kalian semakin berwarna, penuh cinta dan tidak monoton seperti sekarang..” jawab Beny penuh semangat. Terlihat Jelas kegirangan dan wajah mesum di wajahnya, tapi Aku pura pura tidak tahu.

“Eh..Tapi Ipul, pernahkah Kau berfikiran kalau Lala itu memiliki affair gitu sama seseorang disana…? Coba bayangkan…Dia cantik, masih muda dan hanya dapat bersama denganmu beberapa hari saja dalam sebulan. Oke lah kalau Dia memiliki iman yang kuat, namun Jika ada orang yang suka dan tergila gila dengannya…Dengan berbagai cara bisa jadi Lala akan berhasil didapatkannya….” Kata Beny berbicara hati hati.

“ Tidak…! Lala tidak mungkin menghianatiku… Aku percaya dengannya, sudah…Tidak usah membahas itu lagi…” Jawabku ketus.
Sebenarnya Aku tidak siap dengan perkatan Beny…Lambat laun Aku dapat juga menerima kemungkinan kalau Lala istriku selingkuh dan mencari kepuasan dibelakangku. Namun perasaan itu selalu Aku lawan dan memberikan sugesti kepada diriku bahwa Istriku seorang sholehah dan tidak mungkin menghianatiku.

Beny seperti tidak mendengarkan kata kataku, mungkin Dia kecewa karena tidak menjumpai foto foto seksi Lala di HP ku. Sehingga kemudian HP ku pun dikembalikan, dan Dia kembali asyik memainkan HP nya.

“Yes, Yess…Yeeeesss…!”
Aku terperanjat mendengar suara kegirangan yang ditunjukkan oleh Beny. Walau dongkol karena kaget, namun melihat Ekspresi nya itu sungguh membuatku penasaran dan ingin tahu apa yang membuatnya gembira seperti itu.

“Apaan sih…Bikin kaget, kayak anak kecil aja…!” Kataku yang penasaran
“Ini Bro…Gimana nggak gembira…Akhirnya cewek hijab manis yang kuceritakan tadi, yang berhasil membuatku penasaran selama ini ternyata bernama Lany…He he heee. Dia juga kirim foto..Nih Lihat cantik dan manis kan…?”
Aku kembali dongkol karena berfikir sikap sableng Beny kembali kumat sehingga seakan Aku berhadapan dengan ABG yang sedang jatuh cinta.

“Udahlah Bro..Aku malas dengan urusan seperti itu” Jawabku dan dengan setengah hati melihat layar HP Beny yang disodorkan didepanku.

Duuaaarrr…!
Aku bagai disambar geledek begitu melihat foto yang ada di layar HP Beny.
Aku melihat foto itu sepintas mirip dengan Lala istriku tercinta…!
HP tersebut dengan cepat Aku rampas. Dan dengan tangan gemetar langsung saja Aku perbesar gambarnya untuk memastikan.

Dengan dada berdegup kencang Aku terus meneliti foto tersebut. Namun Aku harus kecewa Karena tak mendapatkan kepastian apakah foto itu memang Lala atau tidak.
Foto cewek itu diambil dalam jarak yang lumayan jauh, pastinya terlihat manis dan anggun. Cewek itu memakai baju gamis, jilbab lebar dan cadar berwarna serba hitam. Belum lagi latar belakang foto juga di blur dan di sensor sehingga semakin menyulitkanku untuk memastikannya.

“Gimana Pul..cantik dan manis kan ceweknya…? Kata Beny tiba tiba sambil mengambil kembali HP nya.
“Cantik apanya…wajahnya aja gak jelas gitu..” ucapku untuk menutupi keterkejutanku tadi.

“Eh, Pul..Justru disitu tantangannya…Hanya soal waktu bro…Kita harus sabar untuk membuka pakaian itu satu persatu…He he heee..Cewek ini sangat spesial Pul, Biasanya cewek yang Aku SS tidak sesulit ini untuk Aku dapatkan. Dan yang membuatku semakin penasaran adalah Dia seorang ummahat gitu, Istri orang lagi…!”

“Hah… Kamu sangat jahat Ben..!” Jawabku spontan.

“Ha ha haaa…Jahat apanya…? Justru Aku membantu pekerjaan suaminya untuk memuaskan hasrat istrinya itu. He he heee..” Jawab Beny dengan mimik mesum sambil meleletkan lidahnya.

Aku merasa percuma saja berdebat dengan Beny dalam masalah ini. Aku hanya diam melihat aksinya yang kembali asyik dengan HP.
“Hmmm.. Yang penting wanita itu bukan Lala istriku..” gumamku dalam hati.

Begitulah, tanpa terasa hari sudah mendekati shubuh…
Kami masih asyik dengan bercerita banyak hal terutama tentang istri istri Kami.
Aku semakin nyaman dengan Beny. Tak tau entah kenapa, sikapnya yang cepals ceplos namun cerdik dan penuh kejutan membuatku bersemangat dan mulai terbuka dalam hal hal pribadi kepadanya.
Satu hal yang pasti…Malam ini Beny telah berhasil merobah mindset ku tentang seks. Bahkan Beny berhasil membuatku menjadi penasaran dengan berbagai fantasy seks suami istri yang selama ini masih tabu bagiku.

Beberapa jam kemudian, Kami bersiap siap berangkat ke bandara untuk terbang ke Pekanbaru melaksanakan tugas penting perusahaan. Walau sangat lelah karena kurang tidur, namun Aku sangat bersemangat karena tidak sabar akan berjumpa dengan istri dan anakku tercinta.
 
Terakhir diubah:
Part-2. Nafas Buatan


Cuaca mendung dan gumpalan awan yang bertumpuk tumpuk di langit mengiringi perjalananku menuju rumah tempat keluarga kecilku berada di Pekanbaru.

Sedangkan Beny telah berangkat ke hotel untuk istirahat.
Sebenarnya sempat terjadi perdebatan diantara Kami saat di bandara tadi. Yah, Beny masih ngotot untuk ingin berjumpa dan berkenalan secepatnya dengan istriku.
Tentu saja Aku jadi marah dan menolak mentah mentah rencananya itu. Terus terang Aku jadi cemburu bercampur khawatir melihat ekspresi Beny malam tadi saat memandang foto istriku.
Aku beralasan ingin istirahat dulu, mengingat hari ini adalah hari minggu dan malam tadi juga kurang tidur sehingga akhirnya Beny mengalah dan langsung pergi ke hotel yang sudah di siapkan untuknya.

“Duh…Maaf Pak, di depan sepertinya ada kecelakaan…Jadi Kita belum bisa melanjutkan perjalanan karena macet…” Kata sopir taksi yang Aku tumpangi.

Aku tak langsung menjawab, namun mataku dengan tajam memperhatikan sekeliling,
“Oh…Kita terjebak disini , Ya deh Bang…Mau gimana lagi..” Ucapku pasrah.

Karena bosan menunggu, segera saja Aku keluarkan HP untuk menelpon Lala istriku.
Namun, Aku urungkan karena tiba tiba muncul ide untuk memberikan kejutan kepada Lala.
Aku jadi senyum senyum sendiri membayangkan reaksi yang akan ditunjukkan olehnya jika tahu bahwa Aku sekarang berada di Pekanbaru.

Sebenarnya rencana kepulanganku adalah sekitar satu minggu lagi. Namun karena tugas dari perusahaan yang mengharuskan Aku untuk pulang sekarang. Biasanya Memang Kami melakukan video call minimal sekali dalam sehari untuk melepas kerinduan.

Tiba tiba Aku terbayang semua percakapanku semalam dengan Beny.
“Hmmh..Kau memang benar Ben, Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga sering mengabaikan keluarga” gumamku sambil membayangkan masa masa indah Kami diawal awal pernikahan.

Kembali ku tatap foto foto cantik Lala yang tertutup dengan pakaian muslimahnya itu.
Dan ada beberapa foto Lala dengan pakaian kerjanya sebagai seorang guru.
“Sayang…Maafkan Abang, mulai sekarang Abang akan memberikan kehangatan, cinta dan perhatian yang lebih besar kepadamu.” Ucapku lirih dalam hati.

Sambil membayangkan kehangatan pelukan istriku tercinta nantinya, Aku memeluk Hp ke dada seakan memeluk Lala yang sedang berpakaian seksi..
Lalu…Aku mulai menguap beberapa kali…kemudian pelan namun pasti, semua mulai memudar, gelap dan Akupun terlelap…

“Pak…Sudah sampai…” Kata supir taksi yang berhenti persis didepan rumah Ku, atau lebih tepatnya rumah mertuaku.
Memang Mertuaku mengharapkan Kami untuk tinggal lebih lama disana, karena Mereka merasa kesepian. Sedangkan dua orang saudara perempuan Lala tinggal di luar kota mengikuti suaminya.

Sebenarnya Kami telah juga membeli rumah di Pekanbaru. Namun karena Aku yang bekerja diluar kota, sehingga Aku setuju dan merasa lebih aman jika istri dan anakku sementara waktu tinggal dengan orang tuanya.

“Hmmm…Kok sepi ..Kemana Istri, anak dan mertuaku ya…?” Gumamku saat melangkah mendekati pintu depan rumah.

Kreeekk…
Pintunya ternyata tidak dikunci, Kemudian perlahan Aku menyelinap ke dalam untuk memberikan kejutan kepada Lala istriku. Aku tidak lupa untuk kembali menutup pintu agar istriku tidak curiga supaya rencana kejutannya akan berhasil.

Tiba tiba Aku mendengar suara langkah kaki seseorang dari arah dapur menuju ruang tamu.
Aku yang ingin memberikan kejutan ke Lala istriku, spontan saja langsung bersembunyi dibalik sofa kursi tamu yang besar.
“He he heee…Gila…! Aku kok deg degan begini ya, padahal Aku hanya ingin memberikan kejutan kepada Lala.” Gumamku karena merasa konyol dengan tindakanku.

Dengan hati hati Aku mencoba untuk mengintip, rupanya memang Lala istriku yang cantik dan manis itu datang sambil memainkan HP. Mungkin Lala sedang menelpon seseorang.
Walaupun Lala saat ini hanya memakai baju daster merah tanpa hijab, Aku sadari, betapa anggun dan cantiknya Lala di pagi ini. Kecantikan alami yang memancar tanpa polesan make up.

“Hmmm…Apakah Lala sudah mandi…?” gumamku sambil tersenyum simpul.
Kalau menurutkan perasaan rinduku, rasanya Aku ingin langsung menubruk dan memeluk dengan hangat. Aku memutuskan untuk menunggu agar Dia lebih dekat lagi ke tempatku bersembunyi.

Aku semakin deg degan saat Lala melangkah semakin dekat denganku..

“Nggak…! Aku nggak mau…pokoknya nggak…”
Aku tersentak mendengar ucapan Lala dengan HP nya itu, sehingga Aku kembali bersembunyi untuk mendengarkan lebih lanjut.

“Hmmm…Apa yang Dia nggak mau…?” gumamku penasaran.

Hampir saja Aku ketahuan bersembunyi . Untung Lala masih asyik menelpon sehingga tidak memperhatikan tempatku berada dengan seksama .

“Nggak Om…Anu,…Hmmm…Itu, Aku malu…Aku kan jelek Om…Ntar diketawain lagi hi hi hi…Atau Om screenshot nanti…Nggak lah Om” Kata Lala sambil menghempaskan pantatnya yang montok persis di kursi tempatku berada. Sehingga Kami saat ini hanya dipisahkan oleh sandaran kursi yang tebal dan tinggi itu.

Nafasku jadi sesak, sedapat mungkin Aku menahan rasa marah mendengar beberapa kata kata yang keluar dari mulut Lala istriku ini.
Tanganku mengepal dengan kuat, Aku mulai gemetaran menahan rasa marah yang mulai tak dapat Aku tahankan…

“Tidak…Aku harus dapat menahan diri, Aku harus membongkar semua ini..!” Gumamku dalam hati sambil tetap mendengarkan dengan seksama.

Terlalu dini jika Aku menuduh kalau Lala sedang berselingkuh dengan seseorang yang dipanggilnya Om tersebut. Aku tahu Lala tidak mungkin berbuat demikian.

Aku mencoba untuk mendengarkan percakapan mereka dengan mengangkat kepala mendekati Lala yang sedang duduk.
Karena jarak Kami yang begitu dekat, sehingga saat telingaku hampir bersentuhan dengan kepala Lala membuatku secara samar dapat mendengar pembicaraan seseorang di telepon Lala.

Suara itu Aku dengar berbicara dengan berat dan tenang.
“Kalau nggak mau video call, ya udah,,,kirimkanlah foto seksinya …Kan Kamu udah janji…Untuk bahan coli nih He he heee..”

Walau agak samar, tetapi karena Aku dekat , suasana rumah juga dalam keadaan sepi sehingga Aku masih dapat mendengar Kata Om di HP lala itu.

Aku semakin lemas mendengar Kata kata Om tersebut. Dapat Aku pastikan sekarang kalau Lala istriku sudah selingkuh…!

Aku terjerembab kelantai dibelakang kursi yang diduduki oleh Lala.
Aku mulai tidak tahan…Aku marah, cemburu dan benci dengan Lala…!
Aku rasakan mataku panas, tanganku gemetar, mulutku mendesis dan bersiap mencengkeram atau menjambak rambut Lala yang masih asyik bercerita ria dengan sang penelpon tersebut.

Namun…Aku terbeliak kaget saat tanganku tidak mendapatkan apa apa..
Aku yang penasaran segera melihat, ternyata Lala sudah tidak ada di sana,

“Hmmm…Kemana Dia…?” rungutku dalam hati.
Aku menjadi khawatir kalau Lala telah mengirimkan foto foto seksinya kepada si penelpon tadi.

Aku segera melompat keluar dari tampat persembunyian untuk mencari keberadaan istriku.
Tanpa pikir panjang langsung saja Aku periksa dapur, kamar mandi dan beberapa ruangan dibelakang…Namun Lala tidak Aku jumpai.

O ya…Aku baru ingat, karena terburu nafsu ingin segera menemukan Lala, sehingga Aku lupa untuk memeriksa kamar tidur Kami.
Padahal kamar tidur Kami berada paling dekat dengan ruang tamu. Dan kamar itu sudah Aku lewati berulang kali dari tadi.

Kreeek…
Aku membuka dengan cepat pintu kamar Kami.

Aku tertegun dan hanya mematung saat melihat Lala istriku sedang berada diatas pembaringan Kami.
Posisinya saat ini sedang membelakangiku.
Sebenarnya bukanlah hal aneh jika menjumpai Lala dalam posisi seperti itu,
Namun bagiku pemandangan saat ini sungguh membuatku berdebar tegang menahan nafas.

Betapa tidak, Lala masih memakai baju daster merahnya tadi, namun bagian bawahnya sudah tersimbah sampai ke pinggang. Aku makin tercekat saat memastikan kalau Lala tidak memakai celana dalam…!
Pantat putih montok Lala yang tidak tertutup itupun dapat Aku lihat dengan jelas.

Aku diam mematung menyaksikan Lala yang masih asyik telponan dengan seseorang.
Dia bahkan tidak menyadari kehadiranku.

“Udah Om…Segitu aja dulu, nanti ada saatnya kelihatan muka …Ini aja udah sangat malu Om…He he heee”
Aku sangat kaget mendengar perkataan Lala yang menyiratkan kalau Dia sudah mengirimkan foto foto panas kepada Om yang di panggilnya di telepon itu.

“Bodoh…! Apa yang terjadi dengan diriku saat ini…?”
Aku memaki diriku sendiri yang tidak dapat mencegah kejadian itu.
Seharusnya Aku sudah menghajar Lala yang telah nyata nyata sedang selingkuh dengan seseorang Paling tidak Aku telah merebut dan memecahkan HP itu.
Aku menggeleng beberapa kali berusaha membenarkan tindakan yang Aku ambil ini.

Bathinku membela diri bahwa Aku harus menyelidiki lebih jauh sebelum menuduh yang macam macam.
Tapi tidak…!
Aku semakin bingung dengan perasaanku.
“Kenapa…Kenapa disamping perasaan marah dan cemburu tingkat tinggi, Aku malah bersemangat dan ingin tetap menyaksikan aksi Lala yang terlihat binal itu…?”
Aku merasakan tubuhku berkeringat dan gemetaran menahan sesuatu…

Lala menutup teleponnya dengan memberikan kecupan kecil di HP nya,. Aku lihat Dia senyum senyum sendiri sambil menggeliat kesamping .

Lala memekik tertahan…
Aku pastikan Lala terbeliak kaget dan melongo sambil melotot begitu Dia menyadari kehadiranku.
Mata Kami saling beradu, Kami saling diam untuk beberapa saat.
Aku sengaja memasang wajah dingin sambil memandang tajam ke arahnya.

Dengan cepat Lala duduk dan memandangku tak berkedip..
“Ab Abbaaang…Ssseejak ka kapan Abang ada disini….?”

Aku tak menjawab pertanyaan Lala yang tiba tiba menderita gagap itu.
Sedangkan Aku masih tetap diam sambil mendekat kepadanya .

“Adek tak perlu tahu sejak kapan Abang disini…Yang pasti Abang tau kalau Adek telah menyia nyiakan kepercayaan Abang…Adek telah membuat Abang kecewa…!”
Ucapku dengan nada berat dan dingin.

Lala terlihat sangat pucat, putus asa dan mulutnya bergetar hebat. Mungkin Dia sadar dengan posisinya sehingga tanpa dapat ditahan tangis nyapun pecah,,
Lala segera turun dari pembaringan, kemudian sambil terisak Dia langsung memeluk kakiku dengan erat.

“Abang…Adek bisa jelaskan…Semua yang Abang lihat tidak seperti kejadian yang sebenarnya..Adek…Adek….”
Aku yang merasa diatas angin semakin leluasa untuk menekan

“Cukup…! Tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas. Adek sudah selingkuh…!”
Bentak ku dengan keras membuat Lala terhenyak dan semakin putus asa.

Sebenarnya Aku mulai tidak tega melihat Lala yang menangis sesegukan bersimpuh sambil memegang kakiku.
Yah…Senjata pamungkas Lala adalah tangisnya itu. Biasanya kalau Dia sudah menangis, Aku selalu memaafkan dan memilih untuk mengalah. Namun, saat ini situasinya berbeda…Aku merasa harga diriku sebagai laki laki sudah dilecehkan olehnya.

“Adek tau… Abang bekerja banting tulang di Jakarta adalah demi Adek dan Refan anak Kita. Dan selama itu Abang tak pernah main sama perempuan lain…Dan sekarang… Tidak…! Adek bukanlah istri Abang yang dulu…Istri yang sayang dan setia dengan Abang…Padahal tadi Abang pulang sengaja tidak memberitahukan Adek terlebih dulu untuk memberikan kejutan…Tapi nyatanya Adek yang memberikan kejutan ini…”
Suaraku mulai serak dan bergetar, Aku bahkan tak dapat menahan butiran air mata yang mengalir di pipiku.

Perlahan Lala mengangkat kepalanya…Kemudian Dia memandangku dengan sayu, menyiratkan keputusasaan yang mendalam sambil menggeleng berulang ulang.

“Tidak Bang…Hiks..Ampuni Adek…Adek bisa jelaskan semuanya…Percayalah Adek sangat sayang, setia dan cinta dengan Abang....Bang…Setidaknya dengar dulu penjelasan Adek..”
Tanganku bergetar dan Siap untuk menampar wajahnya yang penuh dengan air mata itu. Namun aksi tersebut Aku urungkan karena Aku melihat Lala hanya memejamkan matanya seakan siap untuk menerima tamparan yang Aku lakukan.

“Ayo..Tampar dan pukul saja Adek…Atau lakukan apapun yang Abang mau…Jika hal itu dapat membuat Abang puas…Hiks hiks hiks…”
Sekarang Aku yang merasa bodoh, Aku tak tahu apa yang akan Aku lakukan. Aku marah, kecewa dan kesal dengan Lala…

Plaak…Dugh…
Lala terpekik saat tanganku menampar dan meninju dinding kamar Kami.
Tanganku terasa sakit, bahkan jari tanganku seperti remuk dan mengeluarkan darah…!
Aku tak peduli…Sakit tak lagi Aku rasakan.
Akhirnya Aku hanya mendengus gusar sambil menjatuhkan badan ditempat tidur sambil telungkup.

Aku yang galau dan kelelahan membenamkan wajahku di bantal.Entah berapa lama waktu berlalu, tidak Aku ketahu karena Aku telah larut didalam tidur yang pulas.

“Oh tidak Aku tertidur….”
Aku yakin hari sudah sore, karena cahaya matahari biasanya masuk ke kamar Kami pada sore hari.
Artinya Aku sudah tidur beberapa jam, bahkan posisi tidurku saat ini sudah berobah menjadi telentang.

Aku mengedarkan pandangan, saat itu Aku tertegun karena menyadari bahwa ada kepala seseorang di atas dadaku.
Kepala itu, wajah itu…yah siapa lagi kalau bukan wajah cantik Lala dengan rambutnya yang tergerai menutupi sebagian wajahnya. Kepala Lala naik turun seirama dengan nafasku yang berat.
Lama ku pandang wajah yang sangat ku cintai ini…Wajah itu begitu teduh dan terlihat sedang tertidur.
Sesekali Lala terlihat seperti cegukan dan bergetar tertahan diantara nafasnya yang halus dan teratur. Aku tahu kalau Lala sekarang sedang tertidur dalam tangis.
Pipinya yang lembut dan putih itupun masih menyisakan air mata yang belum mengering. Bahkan dadaku sekarang juga menjadi sedikit basah.

Tanganku bersiap hendak membelai rambut dan wajah yang sangat ku cintai itu, namun Aku urungkan karena melihat tangan kananku sekarang sedang tertutup oleh perban.
Aku baru ingat, saat marah tadi Aku sempat menghantam dinding yang menyebabkan tangan kananku berdarah.
“Pasti Lala yang telah mengobati luka ditanganku ini…” Gumamku dalam hati

Sejenak kemudian kembali kupandang wajah Lala yang masih tertidur.
Perasaanku jadi tak menentu melihat kondisi Lala yang berantakan begini.
Rasa sesal menyeruak ke dalam hatiku begitu ingat dengan perlakuan kasarku tadi kepadanya.
Aku terlalu egois dan emosi sehingga tidak mendengarkan penjelasannya.
Bahkan jika benar benar Lala ada affair dengan seseorang, hal itu tak lepas dari kesalahanku juga. Selama ini Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan, cuek dan kurang perhatian kepadanya.

“Huff…Maafkan Abang sayang… Abang akan memperbaiki semuanya..Abang tak dapat hidup tanpa Adek…Abang mencintai Adek…” ucapku pelan dan serak sambil menghapus air mata yang belum kering di pipinya dengan lembut.
Saat tanganku yang tertutup perban itu masih mengusap wajahnya dengan lembut, tiba tiba Lala terbangun.
Matanya yang indah itupun terlihat sembab dan agak bengkak.
Aku tahu matanya sembab begitu karena terlalu lama menangis.

“Maafkan Abang…Tadi Abang telah bersikap kasar sama Adek…” Ucapku pelan sambil terus mengusap wajah dan tersenyum memandangnya dengan hangat.

“Hiks hiks…Adek yang salah…Ampuni Adek… …Sebenarnya Adek…Adek…”
“Sssstt..Sudahlah…Abang percaya dengan Adek..Abang tahu kalau Adek tak mungkin selingkuh…” Kataku memotong ucapannya sambil menempelkan telunjukku di bibir tipisnya itu.

“Jadi….Jadi Abang memaafkan Adek…?”
“Iya sayang.. “ Kataku sambil mengangguk dan tersenyum mesra kepadanya.
“Bang…”
“Ya…”
“Adek begitu takut jika Abang marah…Adek takut jika Abang pergi meninggalkan Adek…. Abang harus tahu bahwa Adek tidak ada selingkuh…Adek hanya merasa kesepian sehingga…”

“Sudahlah Dek…Kan tadi udah Abang katakan, kalau Abang sayang dan percaya dengan Adek…Nanti aja diceritakan “ kataku kembali memotong pembicaraan Lala.
Sebenarnya Aku belum siap aja kalau memang ada pengakuan dari Lala nantinya. Aku tidak siap jika memang Lala telah berselingkuh dengan seseorang. Tapi, Aku juga tak mengerti dengan perasaanku saat ini, Ada rasa aneh yang mulai mengalir dalam jiwaku. Rasa semangat atau dorongan nafsu membayangkan kalau Lala benar benar selingkuh dengan seseorang.
Perasaan itu Aku pendam dalam dalam. Aku menarik nafas dengan tenang agar Lala tidak mengetahui hal ini.

“Abang…”
“Ya sayang…”
“Beneran Abang sudah memaafkan Adek…?”
“Iya…Abang sudah memaafkan Adek…”

“Terimakasih…Adek berjanji tak akan membuat Abang marah lagi…Adek akan patuh dengan semua yang Abang katakan. Apapun yang Abang inginkan, kalau hal itu dapat membuat Abang senang akan Adek lakukan…” kata Lala sambil kembali memelukku dengan erat.

Kembali tangis Lala pecah, namun Aku tahu kalau tangisannya sekarang adalah tangisan bahagia karena sudah Aku maafkan.

“Hmm..Beneran nih mau lakuin apa aja demi Abang…?”
“Iya…Bang, apapun itu…Yang penting Abang jangan marah marah lagi dan jangan tinggalkan Adek ya…hiks hiks “
“Seandainya…Seandainya Adek Abang suruh untuk selingkuh beneran, apakah Adek akan lakukan…?” Kataku dengan berat dan nafas yang mulai memburu.

Lala tak menjawab, matanya hanya memandangku dengan tajam.
“Abang jangan ngaco ah…Mana mungkin Adek lakukan itu…Iiiih, Abang…” Kata Lala sambil menyubit perutku dengan kencang.
Aku meringis dan menyeringai menahan cubitan Lala diperutku
“Lha…Tadi katanya akan lakukan apapun demi Abang…” Kataku mengingatkan janjinya tadi.
“Iya sih…Adek janji, tapi mana mungkin Abang akan suruh yang begituan…itu namanya Abang tak sayang dan tidak cemburu pada Adek” Kata Lala cemberut sambil menyembunyikan wajahnya di dadaku.

“Yah, daripada Adek kesepian dan tidak puas selama ini oleh Abang, tentu Abang akan minta tolong sama orang lain untuk memuaskan Adek He he hee…” Kataku mulai terangsang mengingat kata kata yang pernah disampaikan Beny kepadaku tadi malam.
“Tau ah…Adek tak mau bahas yang begituan…Adek puas kok selama ini oleh Abang…Abang ni aneh aneh aja, masa istri sendiri disuruh selingkuh…Istigfar bang…”
Aku hanya menyeringai dan garuk garuk kepala yang tidak gatal mendengarkan jawabannya.

“O ya…Refan jagoanku kemana …?
Tanyaku karena tidak melihat anakku dari tadi, disamping itu Aku juga ingin mengalihkan pembicaraan yang menurutku mulai tidak enak untuk dibahas.

“Refan ikut dengan Ayah dan Ibu ke Padang Bang... Karena Kak Siska akan menjalani operasi sesar dalam dua hari ini …Mereka berangkat tadi subuh ke Padang, Mungkin sekitar seminggu ini mereka disana”

Aku hanya manggut manggut mendengar penjelasan Lala. Siska adalah Kakak Lala yang tinggal di kota Padang mengikuti suaminya. Aku tahu Refan memang lebih dekat dengan kakek dan neneknya dibandingkan dengan Aku dan Lala. Hal ini tidak berlebihan, Refan sering diperlakukan sangat manja oleh mereka.

Aku kemudian bangkit lalu memandang Lala dengan pandangan mesum…
“Berarti dalam seminggu ini Kita hanya berdua dong dirumah ini….Hmmm…Saatnya Kita membuat Refan bahagia dengan memberikan Dia seorang adik he he hee…”
Lala hanya tersenyum penuh arti sambil tetap memelukku dengan hangat.
.
Kriut kriuut kriuuut…
“Bang…Perut Abang tuh…Pasti Abang lapar…Ayo makan dulu…Tadi sudah Adek siapin di meja makan sewaktu Abang tertidur” Kata Lala di saat Kami sudah sama sama bugil bersiap untuk bercinta.
“Sial…Perut ini memang tak tau apa orang lagi sange begini…” Kataku dengan mimik lucu.
Lala hanya tertawa melihat aksiku tersebut.
“Nggak kok …Hanya lapar dikit..He he heee…Nanggung nih.” Ucapku sambil tetap mencumbu tubuh polos yang cantik dan indah itu.

Lala sangat mengerti dengan kerinduan yang Aku alami, sehingga dengan segenap hati Dia kembali memejamkan mata, mendesah dan mengggeliat erotis disaat mulutku menyusuri lehar dan dadanya. Namun tiba tiba Aku melepaskan pelukanku karena menyadari kalau tubuh Lala sangat panas…!

“ Dek…”
“Hmmm…”
“Tubuh Adek sangat panas, Adek demam ya…”
“Nggak kok Bang…biasa aja” jawab Lala berusaha untuk tetap memelukku dengan hangat.

Aku yang memang sudah merasa tanggung dan sangat bernafsu langsung saja mencoba memasukkan kontolku ke memeknya yang sudah terkangkang didepanku.
“Achs…Abang…Ahhh….”

Aku semakin bersemangat mendengar rintihan yang keluar dari mulutnya.
Melalui beberapa hentakkan yang kuat, akhirnya kontolku berhasil masuk ke memek Lala yang sangat sempit itu.
Memek Lala memang masih sangat sempit seperti gadis karena waktu melahirkan Lala melakukan operasi sesar di rumah sakit.
Kata dokter, tulang pinggul Lala yang tergolong kecil tidak memungkin untuk melahirkan secara normal.

Saat kontolku yang sudah mengacung sempurna itu mengaduk aduk memek Lala, Sebenarnya Aku merasakan mulut dan memek Lala begitu panas. Tapi karena nafsu yang tak tertahankan, tetap saja Aku lakukan genjotan dengan tempo yang cepat.
Hingga Akhirnya…
Hanya lima menitan kemudian, mungkin karena terlalu bernafsu sehingga tak dapat lagi kutahan…
Crot croot croot..
Spermaku menyembur dengan derasnya di dalam memek Lala.
Dengan nafas yang masih memburu, kembali Aku cium mulut Lala dengan sedikit seringai karena malu…

“Maaf Dek…Abang sudah sampai hanya beberapa menit saja…Sedangkan Adek belum”
“Iya Bang…Adek puas kok…Mungkin Abang kelelahan…Ayo mandi dan makan sana. Abang juga belum sholat Ashar tuh…” Kata Lala sambil tersenyum.
Aku tahu Lala hanya berusaha menyenangkanku saja dengan mengatakan kalau Dia sudah puas dengan percintaan Kami.
“Iya Dek…Nanti malam Kita ulang lagi ya, Abang janji akan membuat Adek puas…”

Lala hanya tersenyum dan mengangguk sambil tiduran dan menarik selimut yang ada didekatnya.
Aku membiarkan Lala untuk istirahat.
Sebelum pergi mandi dan makan, kembali Aku kecup kening Lala dengan perasaan yang bahagia.

Akupun tak mau mengganggu Lala yang tertidur, lalu Aku mandi di kamar mandi belakang dekat dapur.
Setelah selesai mandi dan makan, kembali Aku lihat Lala di kamar untuk membangunkannya karena hari sudah hampir maghrib.
Aku jadi geleng geleng Lala yang masih tidur dengan selimut tebal menutupi tubuhnya.
Aku memahami, mungkin pertengkaran Kami tadi membuat lala menjadi shock dan lelah sehingga Dia masih tidur sampai saat ini.
Tiba tiba Aku ingin menggoda dengan menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya itu.

Aku jadi senyum sendiri melihat Lala rupanya sudah membersihkan diri di kamar mandi yang ada di kamar. Lala juga sudah berpakaian, walau yang dipakainya itu hanya BH dan celana dalam saja,
Terlihat Dia masih tertidur dengan pulas. Malah Aku jadi ragu untuk membangunkannya saat ini.

Tit tiiit tiiitt…Brum bruuum bruuuum…
Tiba tiba Aku mendengar bunyi klakson sebuah motor di depan rumah, Aku juga mendengar namaku dipanggil berulang ulang.

Dengan bergegas Aku langsung saja ke ruang tamu untuk melihat siapa yang datang.
Melalui kaca di jendela, dapat Aku lihat siapa yang datang
Terlihat sebuah motor gede berada didepan rumah, namun Aku tak percaya dengan pandanganku, pengendaranya adalah seorang yang tinggi besar dengan pakaian kaos oblong ketat dan celana jeans yang juga ketat. Rambutnya yang panjang sebahu dibiarkan tergerai, kacamata hitam juga terpasang diwajahnya yang terlihat gagah itu. Dia turun dari motor gedenya sambil berjalan mendekati pintu rumahku.

“Huff…Dia lagi….!” Aku mendengus gusar melihat siapa yang datang… siapa lagi kalau bukan si Sableng Beny…!
Aku tak habis pikir, motor siapa pula yang dipakainya di Pekanbaru, dan Dia juga datang diwaktu hari sudah hampir maghrib begini.
Akupun menjadi tidak sabaran dan langsung membuka pintu untuk menegurnya.

“Hei Ben…Bukankah Kita mulai bertugas besok pagi, sekarang kan hari Minggu. Tolong jangan ganggu istirahatku ya…” Kataku dengan pandangan kurang senang dengan kedatangannya.
“Maaf…Aku hanya jalan jalan dan mampir sebentar, sekalian mau memberikan info penting untuk tugas Kita besok”
“Eh… info penting apaan…?” Tanyaku penasaran
“Nah Lo…Kita kan belum dapat tempat untuk dijadikan Yard, kantor dan workshop perusahaan. Ini yang sebenarnya masalah Kita. Kebetulan Aku ada kenalan dengan seseorang yang memiliki tempat bekas perusahaanya. Tapi tempat tersebut sudah tidak digunakan lebih dari satu tahun karena perusahaannya kalah tender. Aku rasa tempat tersebut cocok dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh Pak Heru.Tempatnya juga strategis, bisa Kita sewa atau beli sekalian“
“Jadi maksud elo besok Kita menjumpai kenalanmu itu. Hebat juga Kamu ya……” Spontan Aku memuji Beny.

Beny hanya mengangguk tersenyum.
“Beny gitu loh…He hee..Eh..Istrimu mana Ipul…Aku kok tak disuruh masuk…? “
“Namaku Syaiful Bro, Bukan Ipul…Istriku lagi tidur didalam tak boleh diganggu…!” jawabku dengan ketus.

“Aku minta air putih hangat dong…Haus kali nih..” Kata Beny tak menghiraukanku sambil bersiap untuk masuk kedalam rumah.
“Hei…Main nyelonong aja…Tunggu…!”
Karena percuma saja melarang Beny yang Aku tahu orangnya sableng, dengan terpaksa Aku pun mengikutinya masuk kedalam rumah.

Diruang tamu Beny langsung Aku cegat dan menarik tangannya sambil mempersilahkan duduk.
“Silahkan duduk dulu Ben, biar Aku ambilkan minuman hangat untukmu”

Beny tak punya pilihan.
Sambil tersenyum dan mengangkat bahu, akhirnya Dia duduk menungguku mengambilkan minum.
“Rasain…Kau Kira rumah ini milik elo…Main nyelonong aja ke dalam…” gumamku dalam hati karena puas melihat Beny sudah duduk.

Ketika melewati kamar, sontak Aku terkejut begitu menyadari kalau pintu kamar tidak Aku tutup sewaktu melihat Beny tadi.
“Hmm…Syukurlah tadi Beny tidak langsung nyelonong kedapur”
Aku tak dapat membayangkan kalau Beny melihat Lala yang sedang tidur seperti ini…

Betapa tidak, saat ini Lala masih tidur dengan nyenyaknya.
Tapi selimut yang tadi menutupi hampir semua anggota badannya, sekarang selimut itu sudah teronggok disamping kiri Lala.
Bahkan selimut itu dijadikan bantal guling oleh nya.

Aku menahan nafas melihat pemandangan ini, Lala hanya memakai BH dan celana dalam saja.
Karena Lala tidur menyamping, sehingga bagian belakang tubuhnya jadi terekspos dengan jelas. Hanya tali BH dan celana dalam saja yang menghalangi pandanganku.
Aku lupa dengan janjiku untuk mengambilkan minum untuk Beny karena melihat istriku yang sedang tidur berpakaian seksi itu.
Tak dapat dipungkiri, nafsuku kembali bangkit. Hal ini ditandai dengan menggeliatnya kontol yang mulai tegang dibalik celanaku.

Perlahan Aku masuk dan naik ke pembaringan.
Dengan lembut tanganku mulai mengelus bongkahan pantat dan paha Lala yang menggoda tersebut.
Aku gembira begitu merasakan kalau suhu tubuh Lala tidak sepanas waktu Kami bercinta tadi.
Bahkan tubuh Lala terlihat mulai berkeringat, walau AC masih dalam kondisi tetap ON.

Ketika tanganku hendak meremas payudara Lala yang masih tertutup BH tersebut, Aku terbeliak kaget begitu melihat di samping ku atau diujung pembaringan sudah berdiri seseorang.
Siapa lagi kalau bukan Beny yang sableng itu…!
Untuk sesaat Aku hanya ternganga dan melotot menyaksikan ekspresi Beny yang menurutku sangat mengerikan dan kurang ajar…!
Matanya melotot tajam, nafasnya memburu dan mulutnya mengeluarkan suara desisan seperti menelan ludahnya sendiri. Dan yang lebih parahnya tangan kanan Beny terlihat sedang mengelus elus selangkangannya dengan tangan yang bergetar.

Setelah Aku dapat menguasai diri…
“Hei…! Ngapain elo masuk ke kamarku…Ayo keluar…!” bentakku dengan nada yang sedikit ditahan.
Aku tak mau Lala nanti terbangun dan menjumpai Beny berada didalam kamar ini.
Tentu akan sulit menjelaskan kepada Lala, kenapa Beny ada di kamar ini disaat Dia sedang tidur.

Beny hanya diam, tapi sorot matanya menyiratkan permohonan agar Dia diperkenankan untuk tetap berada didalam kamar.
Aku menjadi tidak sabaran dan benar benar marah melihat Beny masih memandang tubuh Lala dengan sorot mata mesum nya itu.
Aku pun turun dari pembaringan sambil mendorong beny untuk segera keluar.

“Jangan buat Aku nekat Bung…ayo keluar, nanti Kita bicara di luar…” ancamku dengan tatapan dingin kepada Beny.
Mungkin Beny menyadari kalau Aku benar benar marah sehingga Dia mulai keluar sambil berjalan mundur.

Namun…. saat Beny sudah sampai dipintu, Tiba tiba secara samar Aku mendengar suara erangan dan desisan seseorang.
Dengan cepat Aku memandang Lala yang sedang tidur…
Degh…
Aku sangat panik begitu mengetahui kalau suara erangan dan desisan itu adalah suara Lala yang sekarang terlihat menggigil sambil memeluk selimutnya. Lala terlihat kesulitan bernafas.

“Istrimu demam tinggi Bro…Matikan AC, ambilkan bawang putih, bawang merah, jahe dan gula merah. Dan minyak kayu putih sekalian. Sepertinya ada angin jahat yang terkepung di perutnya. Sehingga aliran darahnya menjadi tidak lancar dan saluran nafasnya juga terganggu.”

Aku hanya bengong dan tidak dapat mencegah saat melihat Beny tiba tiba sudah naik ke atas pembaringan.
Tangan kanan Beny bahkan langsung menggenggam dengan erat pergelangan tangan kanan Lala.
Tangan kirinya mengusap kening dan leher Lala secara bergantian.

Aku hanya mendengar Beny menyuruh untuk mematikan AC, maka dengan cepat AC pun Aku matikan.
“Minggir woi…Aku mau bawa istriku kerumah sakit…” bentakku dengan kasar sambil mendorong Beny untuk menjauh dari Lala yang masih menggigil.

Karena Beny tidak siap dengan dorongan tiba tiba yang Aku berikan, sehingga Dia terjengkang kesamping dan posisinya sekarang menjadi telentang disamping Lala.
Namun Aku tak pernah menduga… Akibat dorongan yang Aku lakukan, rupanya tangan kanan Lala masih digenggam dengan kuat oleh Beny. Sehingga saat Dia terjengkang otomatis menarik tangan Lala yang sedang digenggam nya itu…

Dapat dipastikan, karena tangan kanan Lala ditarik oleh Beny sewaktu jatuh membuat tubuh Lala ikut tersentak dan tertarik menjadi telentang.
Aku menjadi panik melihat tubuh bagian depan Lala sekarang terekspos total. Untung ada BH dan celana dalam yang masih melindungi area sensitifnya. Bahkan gundukan payudara Lala yang tertutup BH itu sekarang jelas terlihat naik turun seirama dengan nafas nya yang berat dan panjang karena kesulitan bernafas.

Aku berniat menyambar selimut untuk menutupi tubuh Lala yang telanjang.
Namun…
Beny segera mencegahku berbuat demikian.

“Jangan Ipul…Istrimu sekarang dalam keadaan kritis. …Lihat Dia pingsan! Tubuhnya harus terbuka agar pori pori ditubuhnya tidak tertutup. Kita tidak punya banyak waktu, kalau dibawa kerumah sakit Aku khawatir nyawa istrimu tidak tertolong….!”

Aku terhenyak mendengar penjelasan Beny yang begitu mengejutkan.
Aku tak tahu apa yang harus dilakukan, hanya termenung dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

“Sorry Bro…Bukannya Aku lancang dan kurang ajar… Titik titik syaraf sensitif ditubuh istrimu harus Aku urut agar angin jahat keluar dan darahnya kembali normal. Tapi suplay oksigen ke paru parunya harus di tambah dan distabilkan dulu dengan nafas buatan…”
Beny menatap tajam ke arahku seakan memohon pengertian dengan kondisi Lala saat ini.

Aku yang shock melihat kondisi Lala kembali hanya mampu diam dan mulutku bahkan terbuka lebar tidak mampu menghalangi Beny yang sudah duduk dan bersiap untuk mengurut beberapa bagian tubuh Lala.

“Tidak…! Biar Aku saja…” Ucapku tiba tiba saat Aku melihat Beny yang sudah siap memberikan nafas buatan kepada Lala.
Tubuh besar Beny kembali Aku dorong kesamping, Aku masih belum terima jika Beny memberikan nafas buatan kepada Lala. Artinya…Beny akan memberikan nafas dari mulut ke mulut, tentu mulut Lala akan di cium berulang ulang oleh Beny. Dengan cepat tubuh Lala kembali Aku selimuti sampai ke dadanya.

“Oke…Silahkan Kau lakukan sendiri…, Aku pulang ya…Jangan salahkan siapa siapa jika terjadi sesuatu yang buruk dengan istrimu nanti..” Kata Beny sambil bersiap untuk turun dari pembaringan.
Aku melihat Lala sesaat, kemudian memandang Beny dengan bingung.
“Bukan begitu Ben…Aku belum siap jika Lala kamu cium…Dan, dan biasanya nafas buatan itu diberikan kepada korban kecelakaan, tenggelam atau tersengat listrik. Sedangkan Lala hanya demam. Jadi…”

“Ya sudah, silahkan Bro…Aku tak mau berdebat dalam hal ini. Tapi ketahuilah sobatku yang budiman…Istrimu ini sekarang bukan demam biasa, Dia seperti shock, kelelahan dan masuk angin. Kalau orang tuaku menyebutnya Dia terkena angin duduk, bisa merembet kepada kelainan jantung. Kalau tak cepat di beri pertolongan akan berakibat fatal…Walau kayak Gini Aku pernah belajar ilmu medis herbal lho… Tapi…Ya sudah, Kamu tidak percaya denganku. Aku permisi ya…Semoga beruntung bro…”

Aku semakin bingung dan pucat mendengar penjelasan dari Beny. Aku lirik Lala sesaat, terlihat Dia semakin pucat dan getaran tubuhnya juga semakin lemah. Melihat kondisi Lala seperti itu, membuat rasa sesal yang dalam dihatiku karena sudah salah menilai Beny. Aku terlalu cemburu dan menganggap Beny hanya modus untuk meraba dan menikmati Lala sehingga akal sehatku jadi tumpul.
Sadar kalau Beny telah berjalan keluar,maka dengan cepat Akupun mengejar Beny yang sudah ada di ruang tamu.

“Hei ben…Tunggu…!”
Beny menghentikan langkahnya kemudian memandangku dengan sinis
“Sorry Ben…Maafkan Aku….Aku mohon, bantu Aku untuk mengobati Lala…”

“Baiklah…Aku akan coba, mudah mudahan belum terlambat.. Ayo…Kita tidak punya banyak waktu, Kamu ambilkan semua yang Aku minta tadi….! ” jawab Beny sambil berjalan dengan cepat kembali masuk ke kamar.
Karena lupa dengan apa yang diminta oleh Beny tadi, terpaksa Aku mengikutinya masuk ke kamar.

Perlahan, Beny kembali menyingkirkan selimut tebal yang menutupi tubuh Lala. Jadilah Lala sekarang kembali hampir telanjang dalam posisi telentang. Hanya BH dan celana dalam putih tipis saja yang tersisa ditubuhnya.
Dapat Aku pastikan kalau tangan Beny bergetar hebat saat menyentuh bibir Lala. Tidak hanya sampai disitu, kemudian Beny membuka mulut Lala dengan kedua tangannya. Aku memandang tak berkedip dengan nafas yang mulai sesak melihat aksi Beny yang menyentuh dan mempermainkan Bibir Lala yang tipis itu.
Dan…Melalui tarikan nafas yang panjang, akhirnya Beny menghembuskan nafasnya dimulut Lala yang terbuka lebar itu.
Mulut istriku yang basah dan tipi situ kini telah dicaplok oleh mulut Beny….!
Sepintas terlihat Beny seakan memberikan ciuman panjang dan liar kepada Lala.

Aku tak dapat mencegah dan hanya melongo melihat dua mulut masih beradu didepan mataku.
Aku rasakan tubuhku berkeringat dan bergetar hebat melihat aksi Beny tersebut. Aku menggeleng berulang ulang seakan memaki ketidakberdayaanku melihat mulut istriku di pegang dan dicium dengan liar oleh Beny.
“Tidak…Ini salah…! Aku tidak mungkin terangsang melihat Beny yang sedang memberikan nafas buatan kepada Lala….Ini semua demi kesembuhan Lala…” Gumamku dalam hati berusaha menolak kenyataan kalau Aku terangsang. Bahkan saat ini kontol didalam celanaku mulai berontak dan menggeliat.

Aku semakin hanyut dalam suasana nafsu ketika Beny melepaskan mulutnya, terlihat tubuh Lala seperti bergerak gerak sesaat. Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena mulut Lala kembali disumbat oleh mulut Beny yang memberikan nafas buatan selanjutnya. Sekarang yang terdengar hanya suara cipokan dari beradunya kedua bibir mereka.
Tubuhku semakin menggigil menahan perasaan aneh yang mengehentak didalam dada. Kerongkonganku terasa kering, nafasku sesak tak beraturan, Yah….Tak dapat kupungkiri, Aku terangsang hebat…!
Mataku tak berkedip menyaksikan lelehan ludah di pipi Lala. Mungkin ludah itu adalah campuran ludah mereka yang saat ini masih berpagut dan beradu secara liar itu.

Tanpa sadar, tanganku mulai membetulkan posisi kontol dalam celanaku yang terasa sesak dan sakit karena posisinya kurang nyaman.
Namun saat Aku masih berusaha membetulkan posisi kontol, Aku dikejutkan dengan panggilan dan bentakan dari Beny.
“Hei Pul…! Kenapa masih disini…? Mana bahan yang Aku minta tadi…Buruan, Kita tidak punya banyak waktu…!”
Aku tersentak kaget bercampur malu karena terciduk oleh beny.
“He eh…Iya, maaf Ben…Aku…Aku lupa apa aja bahan yang Kau minta tadi…?” jawabku dengan polosnya.

“Weeeeh…Dasar pelupa…Itu, ambilkan cepat bawah putih, bawang merah, gula merah, jahe dan minyak kayu putih. O ya…Sekalian minyak goreng juga…Ayo cepetan…! “
Aku tergagap dan hanya mengangguk lemah mendengar bentakan Beny yang mengharuskanku meninggalkan Dia berdua saja dengan istriku yang sedang pingsan itu.

Brak…Klentaang…!
Mangkok dan beberapa piring berserakan karena tersentuh oleh tanganku.
Karena buru buru dan ingin cepat menemukan bahan yang diminta oleh Beny, membuatku mengacak acak tempat bumbu di dapur.
Aku menjadi tidak fokus, pikiranku terus memikirkan apa yang dilakukan Beny saat ini dengan Lala.

“Jangan jangan Lala saat ini sudah di entot oleh Beny..! “ gumamku dalam hati yang membuatku selalu berdebar dengan nafas yang memburu.
Aku membayangkan, kalau sampai hal itu terjadi mungkin memek Lala akan robek oleh kontol jumbo Beny yang kemarin malam Aku lihat tak bersunat itu.”

Karena semakin dipermainkan oleh fikiran mesum tentang Beny dan Lala, membuatku uring uringan seperti orang sinting dengan tangan dan kaki gemetaran masih mengobok obok lemari bumbu dan kulkas berulang ulang. Aku ingin secepatnya menyudahi pencarian ini agar dapat mengintip kegiatan Beny di kamar.
Entah kenapa disamping rasa cemburu yang menggelora , Aku juga merasakan debaran nafsu yang menginginkan tubuh Lala dilihat, disentuh atau di nikmati oleh beny.
Membayangkan hal itu, membuatku menyeringai penuh nafsu sambil melangkah kembali ke kamar. Walaupun belum semua bahan sesuai permintaan Beny Aku temukan.

Saat sampai di depan kamar, Aku merasakan debaran nafsu yang semakin memuncak. Dengan mengendap endap Aku mendekat berharap Beny tidak mengetahui kehadiranku. Sepertinya Aku lebih penasaran dengan apa yang dilakukan Beny dibandingkan dengan kesembuhan Lala.

Degh..
Jantungku seakan copot dan berhenti memompa darah keseluruh tubuh, nafasku sesak, kakiku menjadi lemas seakan tak bertulang dan mulutku kelu saat melihat pemandangan didalam kamar.
Beny yang tadinya memberikan nafas buatan berada di samping kanan, namun saat ini Beny sudah menindih dan berada diatas tubuh Lala...!
Dan yang lebih mengejutkanku adalah, Lala sudah tidak tidak memakai BH lagi…!
Beny terlihat bukan seperti mengobati Lala, namun terlihat sedang mencumbu dan mengentot Lala yang lemah dan pasrah.

Aku menelan ludah…Tenggorokanku seperti kering saat melihat Beny dengan rakus mencaplok dan menghisap payudara kanan Lala. Mulut Beny secara bergantian selalu pindah menelusuri mulut, leher dan payudara Lala. Sedangkan kedua tangan Beny juga tak tinggal diam, memelintir payudara, mengusap bibir, leher bahkan terkadang mengusap usap memek Lala yang masih tertutup oleh celana dalam.
Lala terlihat kembali mulai menggeliat, matanya masih terpejam, mulutnya seperti mengeluarkan rintihan dan erangan tertahan.

“Mungkinkah Lala sudah siuman…?” Gumamku sambil berdebar penuh nafsu.
Aku juga bingung karena kontolku kembali tegang di dalam celana. Bahkan terasa kepala kontolku sudah mulai basah, mungkin cairan pelumasnya udah keluar.
Karena rasa cemburu dan nafsu yang berperang didalam bathinku terus membuatku menjadi uring uringan, tanpa sadar bahan bahan yang dipesan oleh Beny terlepas dari genggamanku.

Prook…!
Kantong plastik kecil tempat bahan itu terjatuh kelantai, hal ini sudah cukup membuat Beny terkejut dan segera menggelosor kesamping. Beny hanya memandangku tak berkedip, mungkin Dia merasa bersalah karena telah melepaskan BH Lala tanpa seizinku.

“Ap…Apppaa yang Kau lakukan Beennn…?” Ujarku bergetar karena cemburu bercampur nafsu.
Beny tak langsung menjawab, terlihat Dia salah tingkah menatapku sambil menyeringai mesum berusaha bersikap tenang.

“Oh…Ya, Udah lengkap bahannya Bro…? Ini…Hmmm…Anu, pori porinya sudah kebuka sebagian. Lihat, nasafnya tidak sesak seperti tadi. Maaf ya BH nya sengaja Aku lepas karena menghambat aliran darah ke dada dan lehernya.”
Terlihat jelas Beny salah tingkah dan terbata bata dalam menjelaskannya kepadaku.
Aku tahu, itu semua adalah akal akalan Beny untuk dapat menikmati tubuh istriku.
Namun anehnya Aku tidak marah bahkan semakin berdebar dan semangat berharap Beny akan berbuat lebih jauh terhadap Lala. Tapi tentu saja hal itu tidak Aku perlihatkan kepadanya. Aku masih sangat malu mengakui kalau saat ini Aku terangsang hebat saat melihat Beny mencumbu tubuh telanjang istriku.

“Nggak lengkap Ben, Gula merah sama minyak kayu putihnya gak ada” Jawabku untuk mencairkan kekakuan yang terjadi.
“Waduh…Kamu harus usahain dong, tanpa gula merah tentu jahenya jadi kurang enak dan kurang berasa sewaktu diminumkan kepada istrimu nanti. Sedangkan minyak kayu putih, harus Kita lulurkan di sekujur tubuh istrimu agar anginnya semakin cepat keluar…Tenang bro, istrimu aman bersamaku…Aku akan menjaganya disini”

Aku semakin berdebar membayangkan jika kembali Beny Aku tinggalkan bersama dengan Lala di kamar.
“Apakah tubuh Lala kembali akan dicumbu oleh Beny…?” bathinku bergetar.
Sedangkan waktu Aku didapur saja Dia masih sempat membuka BH Lala, tentu saat Aku pergi ke kedai depan nantinya Dia akan berbuat lebih jauh lagi.
Terus terang Aku sangat cemburu dan khawatir jika nanti Lala akan dilecehkan, dientot bahkan diperkosa oleh Beny. Namun, anehnya rasa penasaran dan nafsu lebih dominan dan berkuasa lagi didalam hatiku.
Membayangkan tubuh telanjang Lala nanti akan di geluti oleh Beny membuatku kembali bernafsu tingkat tinggi.

Aku sudah mengambil keputusan, entah kenapa Aku ingin meninggalkan istriku dengan beny di kamar.
Berbagai Pikiran mesum dikepalaku kembali membuatku linglung dan tidak dapat berfikir jernih.
Rencananya, setelah mendapatkan minyak kayu putih dan gula merah Aku akan mengintip aktifitas Beny melalui jendela depan kamar yang Aku tahu jendelanya belum dikunci.
“Hmmm…Kedai itu hanya dua belokan dari sini, disimpang tiga. Palingan Aku butuhkan waktu sepuluh menit untuk mendapatkan bahan tersebut. Setelah itu…Aku ingin melihat keberanian dan kegilaan apa yang akan dilakukan Beny terhadap istriku…” Ucapku dalam hati sambil menahan nafas karena nafsu yang sudah semakin memuncak.

“Ipul…Ayo segera, kok masih bengong sih…Ambilkan Aku minyak kayu putihnya…!” teriak Beny membuyarkan lamunan mesumku.
“He ehh…Iy yaa…Aku per pergi…” jawabku kembali gugup saat memandang Beny yang kembali mulai mengusap leher Lala.

“Om Edo…Ohhh…Om…Achsh…”
Aku menghentikan langkah saat mendengar desahan tertahan dari Lala…

Tiba tiba Beny seakan tersedak dan batuk beberapa kali disaat Lala menyebut Om Edo, Aku memandang Beny dan Lala bergantian penuh dengan tanda Tanya dan rasa penasaran.
“Mungkinkah Om Edo yang dimaksud Lala adalah Om yang dipanggilnya di telepon pagi tadi…?” ucapku dalam hati merasa bingung dan penasaran.
Mata Lala masih terpejam, artinya Lala sekarang sedang mengigau memanggil Om Edo nya..

“Permisi Bro…Aku ingin minum dan ke kamar mandi sebentar” Kata Beny tiba tiba sambil tetap batuk batuk pergi menuju kearah dapur.

Menyadari Beny sudah keluar dari kamar, dengan cepat pintu kamar Aku kunci untuk melihat kondisi Lala yang masih tertidur itu.

Sesekali Lala terlihat masih menggeliat sambil menyebut nama Om Edo dengan lemah.
Hal ini sudah cukup membuatku menjadi semakin penasaran, marah dan dendam kepadanya.
“Siapakah Om Edo itu…? Apakah mereka sudah lama berhubungan…? Apakah Lala sudah melakukan hubungan badan dengannya…?” berbagai macam pertanyaan dan rasa cemburu bercampur kesal kembali berkecamuk didadaku. Namun anehnya, seperti tadi rasa cemburu dan kesal tersebut pelahan berubah menjadi nafsu dan dendam dihatiku.

Aku menyeringai dan memandang tubuh Lala yang masih telentang setengah telanjang di pembaringan.
Aku lupa kalau siang tadi Lala sudah Aku maafkan.
Dan Aku lupa kalau perempuan yang sedang sakit dan tergolek dipembaringan ini adalah Lala istriku yang sangat Aku cintai.
Sekarang yang ada hanyalah nafsu binatang yang ingin Aku tuntaskan untuk membalas dendam..!
Dengan kasar kedua payudara Lala Aku terkam dan ku hisap dengan kuat.

Masih kurasakan aroma nafas dan ludah dari Beny di mulut, leher dan payudara Lala, namun hal itu tidak membuatku jijik.
Malah, hal itu semakin membuatku gelap mata dan semakin bernafsu untuk mempermainkan tubuh Lala sesuka hatiku.

“Bang….Abang kenapaa…? Augh…Sakit Bang…Hiks..”
Aku tersentak mendengar Lala memanggilku dengan lemah.
Ternyata Lala siuman, dan Dia menangis…!
Mungkin karena Aku sangat bernafsu, sehingga tidak menyadari Lala sudah siuman dan merasa kesakitan dengan ramasan kuat tanganku ditubuhnya.

Melihat kondisi Lala seperti itu, tiba tiba rasa sesalpun datang…
“Kenapa Aku begitu kasar dengan Lala…? Dan…Tadi tubuh nya juga telah dipermainkan oleh Beny atas ijinku. Bahkan barusan Aku juga hendak memperkosanya dikala Dia sakit...Aku yang egois..tidak mau mendengarkan penjelasan Lala tadi siang…” pikirku dalam hati sambil memeluk Lala dengan hangat.

“Kamu sudah siuman sayang…Tadi Abang panik melihat Adek demam dan pingsan…” kataku sambil menghapus air mata di pipinya.
Lala hanya tersenyum dan membalas pelukanku dengan hangat.
Terlihat jelas diwajahnya kalau Dia begitu sayang dan takut kehilanganku.
Akupun memaki kekonyolan yang telah Aku lakukan.
Begitu mudahnya pribadiku berobah, terkadang cemburu, marah, nafsu, bahkan merasa dendam dengan penghianatan yang mungkin telah dilakukan Lala.

Tok tok tok…
“Ipul…Buka pintunya dong, kalian baik baik aja kan…?” Terdengar suara Beny memanggil.
“Iya…Kami baik baik aja…Istriku sudah siuman Ben…Tunggu aja diruang tamu sebentar ya…” jawabku dengan keras.
“Oke bro…” jawab Beny dari luar.
Kemudian terdengar langkah Beny menuju ruang tamu.

“Siapa itu Bang…?” Tanya Lala
“Hmmm… anu…Dia Beny, rekan kerjaku dari Jakarta.” Jawabku gugup
“Tapi kenapa Dia begitu lancang masuk kerumah ini tanpa permisi dulu Bang…?”

Aku duduk dan memegang dagu Lala dengan lembut.
Lala pun kemudian duduk sambil menutupi tubuhnya yang telanjang.
“Dengar sayang…Maafkan Abang…Sewaktu Kamu demam tadi, tubuhmu sangat panas, nafasmu sesak dan Kamu pingsan. Abang sangat panik dan tak tau apa yang harus Abang lakukan”
Aku diam sesaat menunggu reaksi Lala.

“Adek gak kenapa kenapa kok Bang…Hanya sedikit pusing..”
“He heee…Ya iyalah Dek…Kan udah diobati oleh Beny” kataku dengan nada yang berat karena kembali mulai nafsu membayangkan Beny memberikan nafas buatan kepada Lala tadi.
“Mengobati kek gimana Bang…? Emang Bang Beny itu seorang dokter…?”
“Bukan…Dia bukan dokter, tapi orang yang tahu dengan pengobatan herbal..” Jawabku sekenanya

Lala hanya termenung sambil mengerenyitkan dahinya, mungkin Dia masih bingung dengan penjelasanku.
“Jadi gini…Tadi sewaktu pingsan, nafas Adek sesak, tubuh Adek juga panas tapi menggigil kedinginan. Kata Beny Adek terkena angin duduk. Jadi tidak cukup waktu untuk dibawa ke rumah sakit.Sumpah…Abang panik dan tak tau apa yang harus Abang lakukan. Untung ada Beny yang mengurut titik titik syaraf penting ditubuh Adek sekalian memberikan nafas buatan…! “

“Apaaaa…? Nafas buatan…? Abang jangan ngaco ah…Abang bercanda kan…?” Kata Lala yang sangat terkejut mendengar tentang nafas buatan tersebut.
“Iya Dek…Tadi itu waktu nya sangat pendek karena Adek sedang kritis…Abang tak punya pilihan, jadi terpaksa memgijinkan Beny untuk melakukan pijitan dan nafas buatan …Lagian, Abang ada disini kok selama pengobatan berlangsung” kataku setenang mungkin agar Lala tidak shock mendengar tentang nafas buatan itu.

Lala memang terlihat shock dan malu.
Terlihat beberapa kali Dia mengusap dan memegang bibirnya yang tipis itu, mungkin Dia malu membayangkan sudah ada seseorang yang telah mencium nya sewaktu pingsan, walau orang tersebut hanya menolong.
Aku berusaha menyakinkannya bahwa apa yang dilakukan Beny adalah murni untuk pertolongan pertama kepada Lala yang sedang kritis.
Setelah memperlihatkan bahan bahan pengobatan yang dipesan Beny tadi, Lala mulai yakin dan tenang mendengarkan penjelasanku.
“Dek…:
“Hmmm…”
“Om Edo itu siapa sih…Adek sering memanggil manggil namanya sewaktu tidur tadi…” Tanyaku penuh selidik untuk mengalihkan pembicaraan.

Lala mengangkat kepalanya, matanya yang indah itu pun membesar, mungkin Dia tidak menduga Aku akan bertanya tentang Om Edo nya itu.

“Bang…Maafkan Adek, Om Edo itu bukan siapa siapa, bahkan Kami belum pernah berjumpa…”
Kata Lala berusaha setenang mungkin untuk menutupi kegugupannya.
Aku hanya tersenyum sinis sambil mengangkat bahu seakan tidak percaya dengan kata katanya.

“Denger ya Bang…Adek berani bersumpah, Kami belum pernah berjumpa. Bahkan wajahnya aja Adek tak tau. Kami berkomunikasi hanya melalui media sosial…Abang harus percaya sama Adek…Dan…dan maafkan Adek…Hiks hiks”
Kata Lala sambil menggenggam tanganku dengan erat.
Kembali senjata pamungkas dikeluarkan oleh nya, yaitu sedu sedan tangisan yang selalu dapat membuatku luluh.

Aku merangkul Lala dengan hangat.
“Iya Dek…Abang percaya dengan Adek, hanya saja Abang penasaran kenapa Adek dapat kenal dengannya bahkan berkirim foto segala”

“Itu lah Bang…Sekali lagi Adek minta maaf, sebenarnya hal itu terjadi karena Adek kesepian..Waktu itu, Mbak Rika sebelah rumah yang mengenalkan Adek dengan forum forum dewasa gitu… Awalnya Adek tak mau, tapi terus didesak, hingga akhirnya Adek pasrah aja dibuatkan akun di forum itu.”

“Hah…Forum dewasa…? Dan Mbak Rika yang membuatkan akun Adek disana…?” sergahku dengan cepat.
Aku tahu Mbak Rika adalah janda disebelah rumah Kami yang terkenal nakal dan liar.
Mbak Rika malahan sering tidur dirumah ini jika mertuaku pergi keluar kota.
“Iya Bang…Baru satu hari aja sudah banyak yang minta pertemanan dengan Adek, tapi tak adek layani. Karena mereka pada mesum dan modus semua. Bahkan sekarang Adek sudah tidak aktif lagi di forum tersebut. Hanya Om Edo yang Adek tanggapin, sehingga Adek memberikan nomor WA. Dia orangnya sopan, dewasa dan bijaksana…”

“Sopan dari hongkong…Itu minta foto foto seksi istri orang apa sopan namanya Dek…?” Kembali Aku bantah ucapan Lala.
Sebenarnya Aku sudah tidak marah lagi dengan Lala, malah sekarang Aku jadi semakin penasaran bercampur nafsu membayangkan jika Lala benar benar selingkuh dengan Om Edo itu. Namun perasaan aneh yang Aku rasakan tetap Aku pendam dan merasa malu untuk mengutarakan kepada Lala.

“Sebenarnya…Sebenarnya Adek yang mulai dan memancing pembicaraan ke arah itu Bang…Bahkan Mbak Rika juga ikut ngebalas chat Om Edo dengan kata kata menggoda. Baiknya Aku blokir aja nomornya ya Bang, biar nggak mengganggu lagi Kata Lala sambil mencari HP nya.”

“Eh…Jangan…! Abang masih penasaran dengan Om Edo itu, terus aja lah Adek berkomunikasi dengannya…Sampai Adek menyelesaikan semuanya, Jangan takut…Kan ada Abang…Yang penting Adek harus jujur …” Kataku bergetar karena mulai nafsu lagi.

Lala memandangku tajam sambil menarik nafas dalam. Mungkin Dia ingin memastikan kata kataku.
“Benaran Bang…? Abang ijinkan Adek untuk komunikasi dengan Om Edo…?”
“Jangankan komunikasi, berjumpa aja boleh” kataku tertahan karena nafasku mulai sesak akibat nafsu.

“Ah…Abang hanya bercanda dan menguji Adek ya…”
“Nggak…Abang serius”
“Abang tak cemburu kalau Adek dekat dengan Om Edo…?”

Aku heran dan merasa aneh dengan diriku saat ini, kenapa Aku malah nafsu dan terangsang membayangkan kalau Lala nanti benar benar dekat atau selingkuh dengan Om Edo itu.

“Cemburu itu pasti Dek…Tapi…Abang sadar, mungkin selama ini Abang terlalu sibuk bekerja sehingga Adek sering kesepian. Lagian…Kata Beny, rumah tangga itu memang perlu keterbukaan dan mencoba sesuatu yang baru agar tidak membosankan”

“Kalau misalnya Adek merasa nyaman dengannya dan Dia menginginkan lebih apa Abang juga mengijinkan…?” Kata Lala tiba tiba

Degh..
Aku terdiam, karena sebenarnya Aku sendiri belum terlalu yakin dengan perasaanku. Namun yang pasti, kontolku kembali menggeliat mendengar pertanyaan dari Lala.

“Iy ya..Ya, kalau…Kalau Adek nyaman dan selalu jujur dengan Abang, tentu…Tentu Abang akan ijinkan.” Kataku dengan berat.
Aku tak percaya kalau Aku mengijinkan istriku untuk dekat bahkan selingkuh dengan seseorang.

“Bang…”
“Ya…”
“Abang serius dengan semua ini…?”
“Ya seriuslah Dek…Abang hanya ingin membuat Adek lebih nakal dikit, puas dan bahagia”
“Tapi Adek puas dan bahagia kok selama ini..”
“Adek harus jujur, kalau puas dan bahagia…Kenapa Ada Om Edo diantara Kita Hah….?”

Lala hanya diam sambil tetap menggenggam tanganku dengan erat.
“Bang…”
“Hmmm..”
“Maafkan Adek…Adek mau jujur sama Abang…Adek telah mengirimkan foto foto seksi ke Om Edo. Tapi wajah Adek nggak keliatan kok”

Aku hanya diam sambil menahan nafas karena cemburu dan nafsu.
“Ya Dek…Tak apa apa…Yang penting Adek nyaman dan juga menikmatinya” ungkapku hampir tak terdengar.
“Jadi kalau….Kalau Adek dekat dengan Om Edo, itu kan namanya selingkuh Bang…Masa sih Abang ijinkan Adek selingkuh…? Abang sudah tak sayang namanya…”

Aku sangat hati hati menjawab pertanyaan Lala, mungkin Dia ragu dengan semua ucapanku. Untung Aku masih ingat dengan semua kata kata yang diucapkan Beny.

“Beda lah Dek…Seperti tadi Abang katakan Jangan ragukan cinta Abang, namun terkadang fantasi dan obsesi suami atau istri itu perlu juga untuk realisasikan. Agar kehidupan rumah tangga menjadi penuh warna. Yang penting harus ada komitmen dan keterbukaan diantara keduanya” Kataku berkata sebijak mungkin.

“Apakah Abang senang dan terangsang jika Adek dekat atau disentuh cowok lain…?”
“Hmmm…Nggak…Hmmm…Anu…Itu…Itu” Kataku gugup.
Aku jadi melongo dan gugup mendapat pertanyaan yang mengejutkan itu dari Lala. Aku hanya diam.

“Bang…”
“He eh…Ya”
“Om Edo sudah kirim foto kontolnya yang besar, panjang dan hitam kepada Adek lo Bang…Kontolnya itu mengerikan sekali bentuknya, sepertinya tidak disunat gitu…Hiii…”

Aku semakin melongo dan terdiam, tak mampu berkata kata lagi.
“Aihhh…Kontol Abang tegang kali tuh…Abang terangsang ya…” Kata Lala mengejutkanku.
Tangan Lala juga langsung meremas kontolku yang memang sudah mulai basah dan tegak didalam celanaku.

Aku tak peduli lagi dengan kondisi Lala yang belum sepenuhnya sehat. Rasa cemburu yang Aku rasakan dikalahkan oleh nafsu yang menggelora mendengar setiap ucapan yang dikatakan olehnya. Aku juga sangat terangsang mengingat beberapa menit yang lalu tubuh Lala juga sudah diraba dan dinikmati oleh Beny dengan nafas buatannnya.
Seperti harimau lapar, Aku terkam tubuh Lala dengan erangan nafsu yang sudah tidak dapat lagi Aku tahan. Mulut, leher, dada dan memeknya Aku perlakukan dengan kasar penuh nafsu.

Lala terlihat sangat kaget melihat nafsuku yang tiba tiba sangat menggebu gebu itu. Namun, Aku menyadari kalau Lala juga terlihat sangat menikmati diperlakukan kasar seperti ini
Beberapa detik kemudian, tubuh Kamipun sudah sama sama polos.Dengan tergesa gesa segera saja Aku tusukkan kontolku yang sudah sangat keras ke memek Lala yang sudah sangat basah pula.

“Adek sudah sangat nakal ya sekarang…Adek harus di hukum..Argh…” Aku tak dapat berkata normal lagi karena nafsu yang menggelegak saat ini Aku rasakan.
“Iya Bang…Hukum Aja Adek sepuasnya, sebelum Om Edo juga akan menghukum Adek…Achs…”

Aku seperti dilambungkan ke langit ketujuh dan tercampak ke kubangan nafsu mendengar desahan Lala yang tetap menyebut Om Edo disaat Kami bercinta.
Hal ini membuat Aku semakin bersemangat memompa memeknya,bahkan Lala sampai berteriak teriak nikmat setiap menerima sodokan kontolku yang Aku rasakan saat ini sangat perkasa.

“Bang…Apa bener Abang ijinin Adek deket dgn Om Edo …?” Kata Lala disela sela erangan nikmatnya
“Boleh Dek…Terserah Adek mau ngapain sama Dia…” Jawabku sambil ngos ngosan tetap menggempur memeknya dengan RPM tinggi.

“Bang…Augh…”
“He ehhh…Iya Dek…”
“Kalau Adek dirayunya…Dia minta Adek jadi pacarnya apakah bo..booo…leeeh…Ach”
“ Iya Dek…Terserah Adek… Dan kalian boleh jadian ..” Jawabku sambil tetap memompa dengan kekuatan penuh.

“Kalau kebablasan gimana…? Nanti Dia minta Adek menemaninya tidur, boleeeh…?”
Aku tidak langsung menjawab karena nafsuku sudah sangat memuncak, mungkin sebentar lagi Aku akan orgasme.
Karena tidak ingin cepat keluar, maka Aku segera mencabut kontolku. Kemudian tubuh Lala Aku telungkupkan untuk merobah gaya permainan Kami.
Lala semakin histeris dan mengerang nikmat menerima sodokan yang Aku lakukan dari belakang.

“Boleh Dek…Adek boleh bercinta hanya dengan Om Edo…Abang ijinin..” Kataku mulai merasakan akan keluar lagi karena semakin nafsu mendengar erangan dan kata kata Lala.
Terpaksa kembali Aku cabut kontolku dari memek Lala.
Walaupun Lala terlihat agak kecewa karena tiba tiba kontol Aku cabut, tapi kemudian Lala berbalik dan kembali memandangku sendu .Aku pun kembali mencaplok mulut mungil Lala dengan liar.

“Bang…Boleh Om Edo keluarkan pejunya didalam memek Adek…?”
“Bo boleeeh sayaaang…”
“Jadi boleh dong Om Edo hamilin Adek…?”
“Iy yyaaa…Boleh sayang, terserah Adek…Yang penting Adek puas…Arghh”

“Jadi…Boleh ya Adek bayangin di entot sama Om Edo…”
“Boleh… Sayang...Nih, nikmati kontol besar dan panjang Om Edo…”

“Om…Ayo…Lala mau sampai Om…Enak Om…”
“Iya Sayang…Om juga mau sampai…Memekmu enak…He heeee” Kataku mengikuti ucapan Lala yang mulai berfantasi sedang disetubuhi oleh Om Edonya.

Tiba tiba pinggang Lala terangkat, kakinya menjepit dengan kuat…
“Om…Lala sampai….Aughhhh…Lala sayang Om…”
Melalui lenguhan panjang akhirnya Lala mencapai klimaks, mungkin ini lah klimaksnya yang paling liar dan nikmat. Dia terlihat sangat puas dan sangat lemas.

Beberapa genjotan kemudian, Akupun tak dapat lagi menahan...
Aku melenguh panjang sambil memeluk Lala dengan kuat.
Crot croot crooot….
Tidak seperti biasanya, kali ini Spermaku menembak dengan kuat dan banyak. Bahkan spermaku sampai meluber keluar disaat kontol Aku cabut.
Aku merasakan kenikmatan dan kepuasan tiada tara dengan percintaan Kami kali ini.

Saat menggelosor kesamping, Aku cium Lala dengan lembut penuh cinta kasih.
“Terima kasih sayang …Abang sangat puas…”
“Iya Bang…Adek juga sangat puas..Abang begitu perkasa tadi…”

Aku tersenyum sambil membelai rambut Lala yang menutupi sebagian wajahnya.
“Gimana nggak perkasa…Adek membuat Abang sangat terangsang…Adek udah binal diranjang sekarang…He heeee”
“Gimana…Abang suka kan, kalau Adek binal diranjang…”
“Iya Dek…Abang suka…Tapi…Adek serius dengan semua ucapan Adek tadi…?”
“Ucapan yang mana Bang,,,?”
“Itu tuh kalau Adek akan selingkuh dengan Om Edo…!”

Lala tersenyum sambil mencium bibirku dengan lembut.
“Ya nggak lah Bang…Adek takut dan tak mau menghianati Abang…Semua ucapan itu hanya sekedar fantasi untuk membuat Abang cemburu…”

“Jadi…Hanya fantasi…?..Lha, itu tadi Adek udah berkirim foto dengan Om Edo…Apa nggak selingkuh namanya…?”
“Iya Bang…Adek minta maaf, dan Adek berjanji tak akan mengulangi lagi. Adek terlalu bodoh mengikuti pergaulan Mbak Riska itu”

Sebenarnya dalam keadaan normal, Aku seharusnya bahagia dan senang mendengar ucapan Lala yang sudah jujur menyadari kesalahannya. Diapun berjanji tidak akan mengulangi lagi. Namun, Aku pun tak mengerti dengan perasaani…Kenapa Aku malah kecewa mendengar Lala tidak mau merealisasikan fantasi ini…
Tapi setidaknya untuk saat ini Lala sudah mulai terbuka dan jujur.

“Bang…Maafkan Adek yang telah menyakiti hati Abang…”
“Iya Dek…Abang sudah memaafkan…lupakanlah semua itu…”
“Terima kasih Bang…Adek beruntung dapat suami seperti Abang…Berjanjilah Abang tak akan pernah meninggal Adek…”
“Iya…Abang Janji tak akan meninggalkan Adek, akan selalu mencintai Adek sampai tua bahkan sampai ajal …”

Lala kembali memelukku…Dan, Aku rasakan kalau Dia kembali menangis…Tapi Aku tau tangisannya itu adalah tangisan bahagia dan terharu

Tiba tiba Aku teringat dengan Beny, dimana Dia sekarang…?
Aku segera mendorong Lala dengan lembut.
“Dek…Abang lupa, Ada Beny diluar…Abang tengok Dia dulu ya…”

Lala pun tak kalah terkejut mendengar kalau ada Beny diluar.
“Iya Bang…Abang tengoklah keluar dulu…Adek bersih bersih dulu…”

Dengan tergesa gesa Akupun memakai pakaian untuk menjumpai Beny yang menunggu diruang tamu.
Aku sangat malu dan merasa sangat bersalah.
Padahal Tadi Beny telah mengobati Lala, disaat Lala sudah siuman…Aku malah bercinta dengan Lala dan melupakannya.

Namun…Beny tidak kujumpai diruang tamu, di teraspun Beny tidak ada. Aku menjadi putus asa setelah tidak melihat keberadaan motor besar Beny yang tadi terparkir disini.
Artinya Beny telah pergi…
Dengan tergopoh gopoh Aku kembali kedalam berniat untuk mengambil HP agar dapat meminta maaf kepadanya.
Namun…Sebelum HP kutemukan, mataku secara tak sengaja melihat secarik kertas terletak di atas meja.
Langsung saja Aku sambar kertas itu untuk ku baca.

Sorry Bro…Aku pulang dulu…
Aku tak mau mengganggu percintaan Kalian yang luar biasa…
Oya…Istrimu kelihatannya sudah pulih, jadi tak perlu lagi pengobatan lanjutan.
Sekali lagi maaf atas kelancanganku yang telah menyentuh istrimu…
Kamu beruntung bro… Karena mendapat istri yang cantik, imut, manis, seksi dan setia seperti Lala.
Jangan sia siakan Dia.
Janga kesehatan…Karena besok Kita sudah mulai bekerja.
Titip salam untuk Lala ya.
Thanks…

(Beny)
 
Terakhir diubah:
Salam hormat untuk Admin dan Moderator...
Terkhusus untuk semua suhu dan agan tercinta...Mohon ijin Kali ini Ane coba tampilkan cerita yang gagal tayang sewaktu even akbar LKTCP tahun ini. Maklum sampai deadline yang ditentukan cerita Ane belum selesai.

Nah...Ane coba robah kedalam bentuk cerbung siapa tahu ada yang suka He heee..
Dan untuk dua part pertama masih asli atau orisinil cerita panas yang gagal tayang tersebut.

So....Kelanjutannya tentu menunggu arahan, petunjuk, masukan dan keripik dari Suhu suhu...Apakah layak untuk dilanjutkan atau tidak...
Terima kasih.
Lah jadi cerbung dong eheh
 
Lanjutkan hu, mantap... tqpi kl boleh saran jangan buru2 lala dientot sama orang laen... jd pelan2 syaiful mendidik lala
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd