Raden Mubal
Semprot Lover
- Daftar
- 9 Oct 2016
- Post
- 212
- Like diterima
- 43
Agak laen emangGas d suhu d tunggu 3s nya
Agak laen emangGas d suhu d tunggu 3s nya
Siap, mungkin emang bener sih, toh dari ajaran agama juga nyaranin di pisahKalo untuk hidup satu atap, kayanya disisi seorang istri bakal berat. Mungkin dari sisi suami pengen ngeliat istri-istrinya adem ayem, rukun, tapi kalau ditilik lagi, bisa jadi hanya adem ayem di luar, tapi batin istrinya siapa yang tau. Bisa jadi mental dan batin istri bakal terganggu tanpa suami tau.
Kalau sudah ngomongin Syiar, contoh aja Zainab ketika mengantarkan piring berisi makanan ke rumah Aisyah. Aisyah lantas memukul piring tersebut sampai makananya jatuh. Itu untuk ukuran Aisyah yang jadi wanita Sholihah sepanjang masa, dan sekarang apa kabar wanita yg kesholihahannya dibawah Aisyah?
Akan lebih baik kalau rumah dipisah. Urusan keluarga dengan istri pertama tidak diketahui istri kedua dan urusan keluarga istri ke dua tidak diketahui istri pertama.
Bukan masalah apa-apa sih tapi kalau kesehatan mental seorang istri (katakanlah ibu) terganggu, efeknya besar. Bisa jadi anaknya jadi dikesampingkan karena istrinya selalu fokus berebut perhatian suami. Bisa jadi istri jadi mudah tersinggung begitu tau istrinya yg lain lebih jago masak, lebih jago di ranjang dibandingkan istrinya yg lain, dll.
Sekarang kalau misalkan suami istri lagi berantem, terus suaminya berpaling ke istrinya yang lain, apakah istrinya mendadak bakal mau berdamai dan nahan emosi, yang ada makin emosi kan. Jadi kalau nikah lagi menurut saya, istri tinggal di rumah sendiri2 itu lebih baik
Udah lama banget minta begitu, cuman pada akhirnya tetap bilang cari sendiri aja hu.Wf nya juga diminta nyariin calon juga aja hu.. siapa tau dapet yg sreg..haha.
Kan kalau di timteng dnger2 suka ada istri yg nyariin wanita lain untuk dipoligami suaminya..
jadi siapa tahu gt. ✌
Insyaallah 2 udah cukup sih, toh yang penting saya juga udah bisa dapetin harapan saya.Kalau krn nafsu, yakin tuh gak ada istri yg bakal jadi part 3, 4 dst ....
Ane kayaknya kurang setuju dengn statement ini hu. Buat ane, karena kita manusia maka adil itu harus dinilai dari sisi manusiawi, untuk keAdilanNya ada di akhirat kelak.Adil itu kan penilai mutlak nya yang maha kuasa ya.
Dan di Al-Qur'an yang di sebutkan adalah, apabila kamu khawatir tidak dapat berlaku adil, maka cukup satu saja.
Poligami untuk mengangkat derajat wanita yg ke 2. Pastinya derajat nya tdk lebih tinggi dr istri pertama. Bisa jd janda, bs jd anak yatim piatu, bs jd wanita mantan psk, bs jd hamba sahaya(budak)... Menurut sya ya suhu. Krn poligami jatuhnya ibadah.Istri saya ngasih ijin buat poligami.
Tapi sekarang saya yang bingung buat cari yang ke dua nya.
Secara, saya emang bukan orang yang jago SSI atau PDKT, dan gak mau arah nya jadi ke selingkuh.
Kalau saya nyari pembantu aja yg notabene nya yatim piatu, atau yang sebatang kara. Buat ngeliat sifat nya dia dulu sebelum jadikan dia istri ke dua.
Kira kira gimana ya?
Mohon masukannya ya.
Makasih
Poligami adalah ibadah...ibadah dengan istri pertma sudah cukup, mau beribadah ke 2, boleh. Istri ijinkan dg ke rela an hatinya. Boleh...1 karena nafsu saya, 2. Sebagai syiar, bahwa poligami lebih baik dari selingkuh.
Bisa jadi nih.... Istri ts ngasih ijin karena. Hal2 itu :Istri saya ngasih ijin buat poligami.
Tapi sekarang saya yang bingung buat cari yang ke dua nya.
Secara, saya emang bukan orang yang jago SSI atau PDKT, dan gak mau arah nya jadi ke selingkuh.
Kalau saya nyari pembantu aja yg notabene nya yatim piatu, atau yang sebatang kara. Buat ngeliat sifat nya dia dulu sebelum jadikan dia istri ke dua.
Kira kira gimana ya?
Mohon masukannya ya.
Makasih
Jatohnya selingkuh lagi wkwkwkMuterrr aja kayak gitu... Entah kapan punya istri keduanya.....
Haghaghaghag
Jangan gitu juga dong, heheBisa jadi nih.... Istri ts ngasih ijin karena. Hal2 itu :
1. Secara, saya emang bukan orang yang jago SSI atau PDKT, dan
2. gak mau arah nya jadi ke selingkuh.
3. Kalau saya nyari pembantu aja yg notabene nya yatim piatu, atau yang sebatang kara.
nah karena poin 1 dan 2, akhirnya agan nyari pembantu Yatim piatu, dikerjain dulu tuh Ama bini agan biar g betah di rumah agan... Boro2 jadi art, g berani lah jadi istri kedua ... Atut Ama istri agan...
haghaghaghag ....
Makasih banyak suhu atas nasehatnya.Ane kayaknya kurang setuju dengn statement ini hu. Buat ane, karena kita manusia maka adil itu harus dinilai dari sisi manusiawi, untuk keAdilanNya ada di akhirat kelak.
Karena kita sebagai manusia, apalagi sebagai suami di dunia ini, kitalah yang harus menjamin kehidupan istri kita, begitu juga dengan rasa nyaman, rasa aman, dan termasuk rasa adil.
Jadi ane relate dengan ini
Bukan berarti melarang poligami karena memang tidak ada larangan secara agama (ane juga ngga munafik, masih jauh standar agamanya), tapi bila orientasi poligami kita hanya karena nafsu semata, artinya sisi 'egois' om TS masih dominan. Sorry no judgement
seperti bisa jadi kisah sinetronBisa jadi nih.... Istri ts ngasih ijin karena. Hal2 itu :
1. Secara, saya emang bukan orang yang jago SSI atau PDKT, dan
2. gak mau arah nya jadi ke selingkuh.
3. Kalau saya nyari pembantu aja yg notabene nya yatim piatu, atau yang sebatang kara.
nah karena poin 1 dan 2, akhirnya agan nyari pembantu Yatim piatu, dikerjain dulu tuh Ama bini agan biar g betah di rumah agan... Boro2 jadi art, g berani lah jadi istri kedua ... Atut Ama istri agan...
haghaghaghag ....
Jangan sampai nafsu yang disalurkan secara halal dengan poligami ini malah menyakiti hati istri dan anak- anak. Saya tdk yakin istri TS benar2 mengijinkan atau jangan2 sekedar capek selalu didesak soal poligami ini hingga akhirnya pasrah. Bagaimana dengan anak2 TS? TS sudah punya dua anak, ga ada anak yang seneng punya ayah beristri dua, karena mereka merasa Ayahnya sudah menyakiti Ibunya dengan menghadirkan istrinya (entah ini mau satu rumah ataupun tidak). Hubungan antar ayah dan anak- anak pasti terganggu dan cenderung kearah yang tidak baik. Anak- anak akan merasa terabaikan, mental anak akan terganggu, anak merasa mendapatkan ketidakadilan dan bisa membenci ayahnya. Hubungan ayah anak semakin renggang, karena ayah harus membagi kasih sayang dengan keluarga yang lain. Biasanya satu minggu full bisa bercengkarama dengan anak- anak, ini harus membagi waktu dengan keluarga baru. Selain itu, dengan hadirnya keluarga baru tentu akan banyak masalah yang muncul. BIsa membayangkan saat TS pergi bersama keluarga baru dan bertemu dengan anak- anak TS di tempat umum? Anak2 TS pasti sakit hati dan tidak mungkin bangga.Tapi inilah nafsu, dan saya mau menyalurkan nya dengan cara yang halal secara agama
Ketakutan akan hal itu pastilah ada.Jangan sampai nafsu yang disalurkan secara halal dengan poligami ini malah menyakiti hati istri dan anak- anak. Saya tdk yakin istri TS benar2 mengijinkan atau jangan2 sekedar capek selalu didesak soal poligami ini hingga akhirnya pasrah. Bagaimana dengan anak2 TS? TS sudah punya dua anak, ga ada anak yang seneng punya ayah beristri dua, karena mereka merasa Ayahnya sudah menyakiti Ibunya dengan menghadirkan istrinya (entah ini mau satu rumah ataupun tidak). Hubungan antar ayah dan anak- anak pasti terganggu dan cenderung kearah yang tidak baik. Anak- anak akan merasa terabaikan, mental anak akan terganggu, anak merasa mendapatkan ketidakadilan dan bisa membenci ayahnya. Hubungan ayah anak semakin renggang, karena ayah harus membagi kasih sayang dengan keluarga yang lain. Biasanya satu minggu full bisa bercengkarama dengan anak- anak, ini harus membagi waktu dengan keluarga baru. Selain itu, dengan hadirnya keluarga baru tentu akan banyak masalah yang muncul. BIsa membayangkan saat TS pergi bersama keluarga baru dan bertemu dengan anak- anak TS di tempat umum? Anak2 TS pasti sakit hati dan tidak mungkin bangga.
Kalau dipandang dari kacamata anak-anak sama2 bikin sakit hati, anak- anak kalau bisa memilih ya punya satu ayah kandung dan satu ibu kandung, dengan kasih sayang yang melimpah dan tidak terbagi- bagi dengan keluarga lain. Anak- anak akan tumbuh sehat dan bahagia karena punya orang tua kandung yang kompak dalam mendidik mereka. Ga ada "Bunda" lain atau "adik-adik" yang "mengurangi" kebersamaan keluarganya. Anak- anak ga akan merasa kurang bahagia yang berakibat mencari kebahagiaan di luar yang tidak menutup kemungkinan ke hal- hal buruk.Lantas mana yang lebih baik?
TS sadar akan hal ini, tapi kenapa terus melanjutkan? Apa sebenernya yang mendorong TS sampai ijin seperti ini, selain nafsu atau ada dari dorongan lingkungan pergaulan?Kalau tentang hati istri saya, bahkan tanpa diberitahu pun, saya paham itu adalah hal yang berat untuk nya.
Kalau dipandang secara agama tentu selingkuh lebih buruk, tapi kalau prakteknya ternyata poligami tidak sesuai syariat dan malah menambah pihak- pihak yang tersakiti, bagaimana? Dua hal tersebut yang saya hindari, jadi sejauh mungkin tidak berdekatan dengan tindakan- tindakan ini, menurut saya sama2 akan mendatangkan hal- hal yang menyakiti diri sendiri bahkan orang- orang terdekat. Benar poligami akan mendatangkan pahala tapi kalau dijalani dengan rasa iri dengki, dan sakit hati apa ga malah nambah dosa, jadi saya memilih jalan lain, toh tidak diwajibkan juga.Apakah poligami itu lebih buruk dari selingkuh?
Apa sudah ada survey yang membuktikan kira2 lebih banyak yang "bahagia" atau kurang bahagia? Lantas yang "bahagia" ini apa benar2 "bahagia"?. Indikator bahagianya seperti apa? Saya punya kenalan, ada sepasang suami istri dengan ekonomi sangat mapan ketika itu, mereka LDM. Yah mungkin karena punya alasan tertentu, si suami ijin menikah lagi, kemudian si istri mengijinkan. Akhirnya dapatlah istri kedua dan tinggal di kota yang sama si suami bekerja. Seiring berjalannya waktu, ternyata perekonomian mereka diuji. Sampai akhirnya si suami menceraikan istri kedua, istri pertama tetap setia mendampingi untuk merintis usaha mereka dari awal lagi.kenapa kita enggak fair dan membuka mata juga, untuk melihat adanya keluarga yang lebih bahagia dengan berpoligami?
Ane izin kutip statement ini hu, pertanyaannya :Tapi untuk judgement bahwa istri saya akan bersedih selama nya, saya akan berdiri di depan untuk memastikan kebahagiaan istri saya, terlebih setelah saya punya 2.
Ya, emang panjang bahasannya suhu, kalau mengkaji semua itu.Kalau dipandang dari kacamata anak-anak sama2 bikin sakit hati, anak- anak kalau bisa memilih ya punya satu ayah kandung dan satu ibu kandung, dengan kasih sayang yang melimpah dan tidak terbagi- bagi dengan keluarga lain. Anak- anak akan tumbuh sehat dan bahagia karena punya orang tua kandung yang kompak dalam mendidik mereka. Ga ada "Bunda" lain atau "adik-adik" yang "mengurangi" kebersamaan keluarganya. Anak- anak ga akan merasa kurang bahagia yang berakibat mencari kebahagiaan di luar yang tidak menutup kemungkinan ke hal- hal buruk.
TS sadar akan hal ini, tapi kenapa terus melanjutkan? Apa sebenernya yang mendorong TS sampai ijin seperti ini, selain nafsu atau ada dari dorongan lingkungan pergaulan?
Kalau dipandang secara agama tentu selingkuh lebih buruk, tapi kalau prakteknya ternyata poligami tidak sesuai syariat dan malah menambah pihak- pihak yang tersakiti, bagaimana? Dua hal tersebut yang saya hindari, jadi sejauh mungkin tidak berdekatan dengan tindakan- tindakan ini, menurut saya sama2 akan mendatangkan hal- hal yang menyakiti diri sendiri bahkan orang- orang terdekat. Benar poligami akan mendatangkan pahala tapi kalau dijalani dengan rasa iri dengki, dan sakit hati apa ga malah nambah dosa, jadi saya memilih jalan lain, toh tidak diwajibkan juga.
Apa sudah ada survey yang membuktikan kira2 lebih banyak yang "bahagia" atau kurang bahagia? Lantas yang "bahagia" ini apa benar2 "bahagia"?. Indikator bahagianya seperti apa? Saya punya kenalan, ada sepasang suami istri dengan ekonomi sangat mapan ketika itu, mereka LDM. Yah mungkin karena punya alasan tertentu, si suami ijin menikah lagi, kemudian si istri mengijinkan. Akhirnya dapatlah istri kedua dan tinggal di kota yang sama si suami bekerja. Seiring berjalannya waktu, ternyata perekonomian mereka diuji. Sampai akhirnya si suami menceraikan istri kedua, istri pertama tetap setia mendampingi untuk merintis usaha mereka dari awal lagi.