Miana
Semprot Holic
- Daftar
- 14 Apr 2020
- Post
- 397
- Like diterima
- 3.213
Setelah pertarungan yang yang cukup sengit antara aku dan pak Doni yang terjadi di dekat pintu rumah. Pak Doni mulai menarik kontolnya yang besar dan panjang dari memekku menuju ke ruang makan untuk mengambil makan malam.
Sementara itu aku masih terbaring dalam keadaan lemas mengingat pak Doni menyetubuhiku Secara brutal dan menumpahkan seluruh Peju yang dia miliki kedalam rahimku.
Aku bisa merasakan rasa hangat yang begitu kental tatkala peju pak Doni memenuhi rahimku hingga cairan Peju yang dia miliki mulai keluar dari memekku layaknya lelehan lava gunung yang baru meletus.
"Ah..... enaknya."
Aku mendesah kenikmatan tatkala Peju pak Doni meluber keluar dari memekku. Jujur saja sebagai seorang wanita yang sudah melakukan seks berkali-kali baik dengan orang yang dikenal maupun tidak di kenal. Aku sangat suka dengan sensasi ini.
Sebuah sensasi dimana sel telur yang aku miliki berusaha ditembus oleh jutaan sel sperma yang berusaha untuk membuahi sel telur yang aku miliki.
Terkadang aku berpikir untuk memiliki anak dari pria lain mengingat aku memiliki fantasi yang cukup ekstrim yaitu menjadi pabrik pembuat anak dan melatih mereka semua menjadi seorang pelacur sama seperti ibunya.
Aku sama sekali tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak laki-laki, aku hanya ingin memiliki anak perempuan dan melatih mereka menjadi budak seks yang bahkan lebih binal daripada ibunya sendiri.
Entah kenapa setiap kali aku memikirkan hal tersebut, tubuhku langsung panas dan becek seketika.
"Ah....pak Doni. Tunggu aku."
Aku mulai berjalan merangkak layaknya seekor anjing ke arah pak Doni dan menghisap habis kontolnya.
"HM.......enak....... kontol pak Doni..... enak.....HM....."
Aku menghisap dan menjilat Habis kontol pak Doni. Tidak hanya kontolnya yang aku bersihkan tapi buah zakarnya juga.
"Ah....., Seponganmu enak sekali, Alisa. Entah kenapa bapak ingin sekali menghamilimu." Puji pak Doni sembari mengelus kepalaku
"Ah.... bapak Doni. Bisa saja deh, memangnya bapak bisa?"
"Oh, jelas bisa. Jangankan mbak Alisa, anak mbak jika Sudah besar nanti bakalan saya hamili sama seperti ibunya."
"Ah...pak Doni bisanya suka bercanda deh"
Aku semakin semangat untuk menghisap kontol pak Doni. Entah kenapa di dalam pikiranku, aku ingin sekali memiliki anak dari pak Doni. Aku bisa membayangkan suatu saat nanti aku dan pak Doni menikah di ruangan terbuka dalam keadaan hamil besar.
Aku mengandung tiga anak dari pak Doni dengan memakai pakaian pernikahan yang terlihat cabul layaknya sebuah lingerie dengan tindik di kedua putingku. Tidak lupa juga sebuah tato berbentuk bayi sebanyak tiga buah di perutku.
Bukan hanya itu saja, setelah upacara pernikahan selesai. Aku dan pak Doni melakukan seks di depan umum dalam posisi doggy style sebagai bentuk cinta dan kasih sayang kami kepada seluruh orang yang sudah hadir di tempat tersebut.
Entah kenapa membayangkannya saja sudah membuatku becek.
'hm....HM..,...HM......"
Pak Doni mengeluarkan cairan pejunya di mulutku dan aku langsung menghisap habis pejunya.
"Ah..... enak....."
Seperti biasa aku langsung menjulurkan lidahku Kepada pak Doni sebagai pertanda bahwa aku sudah menghisap habis pejunya.
"Kamu sangat suka peju ya, Alisa?" Tanya pak Doni.
"Iya, pak Doni. Alisa suka banget sama Peju bahkan Alisa pernah meminum cairan Peju sebanyak satu gelas besar yang terdiri dari beberapa laki-laki." Jawabku cabul.
"Jadi, kamu suka gangbang dong."
"Ah, jangankan gangbang, Alisa bahkan suka kok di ikat dan diperlukan layaknya budak seks." Ucapku sembari menjilat dan mengulum kembali kontol pak Doni.
"Kalau begitu, bapak punya penawaran untukmu alisa tapi jika Alisa mau"
"Penawaran apa pak?" Tanyaku penasaran
Pak Doni mulai memintaku untuk berdiri disampingnya dan membisikkan penawarannya kepadaku.
"Bagaimana?"
Mukaku memerah seketika ketika mendengar penawaran dari pak Doni.
"Nanti, Alisa ngomong dulu sama suami Alisa, boleh g?"
"Boleh, sangat boleh. Tapi jangan lama-lama ya."
"Baik, pak."
Kemudian pak Doni menginap di rumah tersebut dan melakukan seks dengan Alisa selama satu malam penuh
Sementara itu aku masih terbaring dalam keadaan lemas mengingat pak Doni menyetubuhiku Secara brutal dan menumpahkan seluruh Peju yang dia miliki kedalam rahimku.
Aku bisa merasakan rasa hangat yang begitu kental tatkala peju pak Doni memenuhi rahimku hingga cairan Peju yang dia miliki mulai keluar dari memekku layaknya lelehan lava gunung yang baru meletus.
"Ah..... enaknya."
Aku mendesah kenikmatan tatkala Peju pak Doni meluber keluar dari memekku. Jujur saja sebagai seorang wanita yang sudah melakukan seks berkali-kali baik dengan orang yang dikenal maupun tidak di kenal. Aku sangat suka dengan sensasi ini.
Sebuah sensasi dimana sel telur yang aku miliki berusaha ditembus oleh jutaan sel sperma yang berusaha untuk membuahi sel telur yang aku miliki.
Terkadang aku berpikir untuk memiliki anak dari pria lain mengingat aku memiliki fantasi yang cukup ekstrim yaitu menjadi pabrik pembuat anak dan melatih mereka semua menjadi seorang pelacur sama seperti ibunya.
Aku sama sekali tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak laki-laki, aku hanya ingin memiliki anak perempuan dan melatih mereka menjadi budak seks yang bahkan lebih binal daripada ibunya sendiri.
Entah kenapa setiap kali aku memikirkan hal tersebut, tubuhku langsung panas dan becek seketika.
"Ah....pak Doni. Tunggu aku."
Aku mulai berjalan merangkak layaknya seekor anjing ke arah pak Doni dan menghisap habis kontolnya.
"HM.......enak....... kontol pak Doni..... enak.....HM....."
Aku menghisap dan menjilat Habis kontol pak Doni. Tidak hanya kontolnya yang aku bersihkan tapi buah zakarnya juga.
"Ah....., Seponganmu enak sekali, Alisa. Entah kenapa bapak ingin sekali menghamilimu." Puji pak Doni sembari mengelus kepalaku
"Ah.... bapak Doni. Bisa saja deh, memangnya bapak bisa?"
"Oh, jelas bisa. Jangankan mbak Alisa, anak mbak jika Sudah besar nanti bakalan saya hamili sama seperti ibunya."
"Ah...pak Doni bisanya suka bercanda deh"
Aku semakin semangat untuk menghisap kontol pak Doni. Entah kenapa di dalam pikiranku, aku ingin sekali memiliki anak dari pak Doni. Aku bisa membayangkan suatu saat nanti aku dan pak Doni menikah di ruangan terbuka dalam keadaan hamil besar.
Aku mengandung tiga anak dari pak Doni dengan memakai pakaian pernikahan yang terlihat cabul layaknya sebuah lingerie dengan tindik di kedua putingku. Tidak lupa juga sebuah tato berbentuk bayi sebanyak tiga buah di perutku.
Bukan hanya itu saja, setelah upacara pernikahan selesai. Aku dan pak Doni melakukan seks di depan umum dalam posisi doggy style sebagai bentuk cinta dan kasih sayang kami kepada seluruh orang yang sudah hadir di tempat tersebut.
Entah kenapa membayangkannya saja sudah membuatku becek.
'hm....HM..,...HM......"
Pak Doni mengeluarkan cairan pejunya di mulutku dan aku langsung menghisap habis pejunya.
"Ah..... enak....."
Seperti biasa aku langsung menjulurkan lidahku Kepada pak Doni sebagai pertanda bahwa aku sudah menghisap habis pejunya.
"Kamu sangat suka peju ya, Alisa?" Tanya pak Doni.
"Iya, pak Doni. Alisa suka banget sama Peju bahkan Alisa pernah meminum cairan Peju sebanyak satu gelas besar yang terdiri dari beberapa laki-laki." Jawabku cabul.
"Jadi, kamu suka gangbang dong."
"Ah, jangankan gangbang, Alisa bahkan suka kok di ikat dan diperlukan layaknya budak seks." Ucapku sembari menjilat dan mengulum kembali kontol pak Doni.
"Kalau begitu, bapak punya penawaran untukmu alisa tapi jika Alisa mau"
"Penawaran apa pak?" Tanyaku penasaran
Pak Doni mulai memintaku untuk berdiri disampingnya dan membisikkan penawarannya kepadaku.
"Bagaimana?"
Mukaku memerah seketika ketika mendengar penawaran dari pak Doni.
"Nanti, Alisa ngomong dulu sama suami Alisa, boleh g?"
"Boleh, sangat boleh. Tapi jangan lama-lama ya."
"Baik, pak."
Kemudian pak Doni menginap di rumah tersebut dan melakukan seks dengan Alisa selama satu malam penuh
