LOUNGE Angkutan online versus angkutan konvensional

ephoyman_1977 said:

Sebetulnya Permenhub no 32 itu adil atau enggak ya teman2 semua??? Mengingat maraknya bentrokan yg terjadi....siapa yg memprovokasi??? Siapa yg diuntungkan???Siapa yg diuntungkan??? Siapa yg dirugikan??? Apa ada semacam konspirasi antara pihak yg berseteru?? Ayo kita bahas disini....

Click to expand...

Kalau menurut pandangan gw.

FAQ
Q: siapa yg memprovokasi???
A: Supir Angkutan

Q: Siapa yg diuntungkan???
A: Supir Angkutan

Q: Siapa yg dirugikan???
A: Masyarakat Luas

-------------------------

Untuk kemajuan dari segi tehnologi dan perkembangan angkutan umum, Sah aja bila ada transportasi online.

1. Membuka lapangan kerja.
2. Mengurangi kemacetan.
3. Biaya yang terjangkau untuk semua kalangan.
4. Sefty

untuk point 1. Dsni kita sudah banyak melihat dimana penganguran sudah mulai berkurang dikarenakan loker yang selalu dibuka dan mudah nya SOP kerja dr transportasi online.

Point 2. banyak perusahaan besar mulai berkerjasama oleh transportasi online yg membuat cost pengluaran perusahaan lebih efesien "Dirut perusahaan tmn ane pernah blng, sekarang saya ga perlu punya supir pribadi dan sampai memakai mobil memikirkan ganti oli dll, justru dengan adanya online ini., supir saya dimana2 dan selalu ganti mobil trs"

point 3. kita ga bs munafikan dengan, biaya yang murah.


untuk Supir angkutan sendiri, saya pernah dulu pada saat jaman SD s/d SMP memakai angkutan tp jasa mereka bikin kita kecewa.

1. Sering Ngetem
2. Membawa kendaraan ugal2an
3. tarif tembak (sesuka mereka dan kadang melihat penampilan)
4. kita tegor untuk tidak ngetem + bawa mbl yg bnr, malah disuruh turun
5. Tidak pernah patuhi lalu lintas

Skrng giliran ada win solusi, malah demo? malah protes?

skrng banyak yg dirugikan atas pro kontra dengan kejadian bentrok angkutan ini.

ane tidak judge atas angkutan umum namun ane berfikir kesemua.
Rezeki sudah, ada yang atur.
kembali ke diri masing2 dan mana yg bnr istiqomah mencari rezeki.

CMIW

borrays said:

Aplikasi transportasi online ini gak memanusiakan manusia. Gw malah lebih respek sma perusahaan2 taxi konvensional. Sepait2nya perusahaan taxi konvensional mperlakukan karyawan nya msh lbh baik dbanding nasib driver2 aplikasi online yg gak jelas status nya. coba bayangin tarif rendah, kompetitor yg smakin banyak, padahal lo msh harus keluarin duit sndiri utk bensin, spare parts, dan itu msh ditambah promo2 yg hmpir ga masuk akal yg smakin bikin kering isi dompet.

Click to expand...

Alangkah baik nya bertanya dahulu dengan driver online bro, tarif sesuai kok dengan jarak dan buat promo sendiri, mereka dpt insentif dr perusahaan langsung.

tmn ane banyak jd driver bike dan car brofree, mereka mayoritas untung dan beberapa tmn ane jg ada yg buntung. namun yg buntung dalam kategori malas ambil order jauh, dan kebanyakan nongkrong nyadi..

jangan judge dahulu bro jika tidak tau dalam nya

ephoyman_1977 said:

Naaaah.... sekedar info aja neh bro...ane adalah driver online aktif selama 2 thn... Alhamdulillah ane udh dapet enaknya jadi Armada online.....kalo ada yg bilang rugi gak juga....disini kita dituntut untuk jadi pekerja pintar...kalo kita pintar mensiasati jam kerja...lokasi kemacetan..***mpang kok...yg penting intinya KEMAUAN KERJA...jgn kayak sopir angkot yg kalo gak ada penumpang malah ngedumel...siapa suruh ngetem...jalan aja.. penumpang pasti ada kan mereka butuh...gitu agan agan semua

Click to expand...

ane jg driver online suhu....
kenyataan pahit sekarang ada lah ojol makin meraja lela.. dan yg parah asal ngetem aja... ane suka ngingetin buat jaga perasaan opang dan angkot tto aja msh ngetem smbarangan... padahal kalo melipir jg kalo emang jatah ny yea kecantol...


kemaren hmpir clash... di terminal gara" ojol ngetem dsna... pdhal sebelum nya gak pernah.. mrka ngetem agak jauhan.. masuk wktu pnjemputn nya...

ini mngindikasikan mau ambil bagian di terminal... yg mlah bikin opang geram...


ane bukan jelek" ojol.. krena ane jg ojol... tpi tolong mengerti lah sedikit... jaga perasaan angkutan laen.. jgn krna alesan pakai aplikasi... qta bisa ngetem dmn aja...



wktu clash di tnggerang ane ngeliat nya parah... lalu merambah keluar daerah laen...

mencoba jadi medium gagal.... yea udah akhr nya clash dah....

Kalau saya bilang, ketimbang ngedumel, angkutan umum lebih baik berbenah. Timing angkutan online kalau saya bilang ada limit yang gak bisa dia jangkau. Misalkan, nanti kawasan sudirman-thamrin gak bakal bisa dilintasin sepeda motor motor. Sedangkan, taksi online tarifnya sudah berubah.

Akan tetapi, khusus untuk daerah-daerah non-kota besar, saya lebih menginginkan perimbangan jumlah angkutan yang tersedia. Khawatir gesekan-gesekan bakal terjadi. Lagipula, karakter konsumen di gak sama dengan DKI, terutama dari segi penghasilan.

borrays said:

Ane bicara bgini krn ane punya temen yg jd driver online bro, ini pengalaman dya sendiri yg cerita & kaya nya bakal smakin banyak cerita kaya bgini k depan nya. transportasi online itu memang sangat menguntungkan klo dilihat dr persektif konsumen+penyedia aplikasi, tp untuk driver blm tentu. Tarif rendah, kompetitor yg setiap hari bertambah, blm lg ongkos bensin, servis, dll ditanggung oleh driver sendiri. ini yg harus nya dilihat utk ke depan nya.

Click to expand...

ente betul bro, kembali ke driver masing2 bro untuk rugi atau tidak nya. kalau ane pribadi sih, angkutan online ini seperti bisnis bro, jika memang kita pandai olah uang yg kita dapat, untung kok.

ni suhu ephoyman yang ane spoiler pengendara online, komentar nya lihat aja, ane spoiler. mungkin suhu kelewat baca komennya.

Dunia terus berkembang, pintar-pintarlah menyiasati kemajuannya

Ikut nimbrung ya suhu.

Pada jaman dulu ketika muncul angkutan (bermotor) konvensional apakah para sopir itu memikirkan nasib tukang becak atau kusir dokar. Kini ketika mereka mendapat pesaing dari angkutan online; mereka "berontak". Memang harusnya angkutan konvensional berbenah. Memperbaiki pelayanan terhadap konsumen.

Lebih baik mencontoh Pak Pos yang setia menghantarkan surat tanpa memprotes kehadiran yah**, gma**, dll.

Ane dapat info baru ni untuk angkutan online.

[NEWS]Kartel Penetapan Tarif Taksi Online
Diterbitkan : 17/04/2017 14:42


Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengkhawatirkan adanya potensi kartel yang dilakukan pelaku usaha dari kebijakan tarif batas taksi berbasis teknologi yang dibuat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beberapa waktu lalu.
Budi Karya sebelumnya merevisi Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 26 Tahun 2017 tentang Perubahan Permenhub Nomor 32 Tahun 2016 yang mengatur hal tersebut.

Anggawira, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hipmi bahkan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membatalkan aturan itu.
“Penetapan tarif taksi online bisa menjadi inspirasi praktik kartel di industri sejenis maupun industri lainnya,” kata Anggawira dikutip dari kantor berita Antara, Senin (17/4).

Hipmi menemukan banyak kejanggalan dari aturan yang diciptakan untuk membuat persaingan yang sehat dengan perusahaan taksi konvensional. Terlebih otoritas yang diberikan wewenang untuk menetapkan tarif adalah Pemerintah Daerah, sehingga tidak menutup kemungkinan pelaku usaha mempengaruhi pemerintah dalam menetapkan tarif.

"Bagi industri, akomodasi kebijakan ini menjadi sebuah disinsentif, iklim investasi menjadi tidak atraktif. Kalau bermain sehat taksi online ini sudah menang besar, menciptakan jutaan lapangan kerja baru, mendorong kewirausahaan, menurunkan inflasi," paparnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menyarankan agar pemerintah menetapkan aturan main yang jelas mengenai taksi onlinedan taksi konvensional.

"Pemerintah tidak perlu masuk dalam pengaturan bisnis taksi. Untuk aktivitasnya, serahkan saja pada mekanisme pasar. Kalau pemerintah ikut campur, akan terjadi distorsi," kata Enny.
Menurut Enny, apabila pada akhirnya masyarakat lebih memilih memanfaatkan jasa taksi berbasis teknologi, maka sebaiknya pelaku usaha taksi konvensional menyesuaikan diri dengan dinamika tersebut agar penghasilannya tidak tergerus.