Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Wanita penunggu Hujan

BRUNO234

Guru Semprot
Daftar
6 Sep 2016
Post
582
Like diterima
97
Lokasi
Venus
Bimabet
Hai Om, suhu, kakak yg ganteng ² dan
kakak yg cantik ²

Ane newbi ingin sedikit menuangkan
ide kedalam sebuah cerita yg gak tau
ini menarik atau tidak.


Salam semprot

Selamat membaca​


By. BRUNO234™
________________________________________

~Evan POV~

Setiap pagi aku selalu bertemu dengannya, dipersimpa ngan jalan gang depan komplek perumahanku ini.
Selalu dan hampir dengan wajah yg sama, selalu terlihat sendu. Ia bahkan tak pernah tersenyum pada siapa saja yg melihatnya, maupun yg bertatapan dengannya. Entahlah dari pukul berapa ia sudah duduk di halte simpang komplek perumahanku. Yang jelas saat ini, aku berangkat kerja pukul 07.00 pagi, dia selalu sudah duduk disana.

Bahkan pada saat hari Minggu, saat aku berjalan mengelilingi kompek dengan anjing kesayanganku ia masih saja betah duduk di sana. Bahkan d kursi yg sama.Benerapa kalau matanya bertatapan dengan mataku, tetapi ia tak berbicara apapun. Hanya pandangan yg kosong dan sendu, yg ia berikan kepadaku. Kadang juga aku bingung harus menggunakan cara apa untuk bisa menyapa wanita itu, haaya seyuman kecil sekedarnya saja yg bisa aku hadirkan ke arahnya. Karena aku sendiri juga seorang pemalu dan pendiam.

Pagi ini hari Minggu yg cerah, aku mencoba memberanikan diri untuk duduk di sampingnya dan y kudapati tak ada reaksi apapun.

"Selamat pagi mbak" seruku menyapanya.

Ia masih saja diam. Matanya menatap jalanan yg masih sepi dihadapannya.

"Bolehkah saya sedikit berbincang-bincang dengan mbak_nya."

Tak ada respon sama sekali seperti berbicara sama batu.

"Maaf jika saya mengganggu mbak_nya. Saya hanya ingin berkenalan. Sudah sering melihat mbak_nya disini, nampaknya begitu betah sekali duduk di halte ini setiap pagi. Apa mbaknya menunggu seseorang." tanyaku.

Dia menolehkan wajahnya ke arahku, menatapku sendu, lalu menganggukkkan kepalanya. Pertanda membenarkan penuturanku tadi.
Ia sedang menunggu seseorang.

Detik berganti, menit berlalu, jarum jam terus berdentang membuat waktu terus berganti. Aku hanya diam disebelahnya yg sama terus terdiam lama,dan kami tak melanjutkan percakapan. Sikap yg teramat dingin dan aku yg pada dasarnya pemalu membuatku sedikit ragu untuk bertanya lebih jauh tentangnya.

Namun jujur saja, dia Sanga cantik, meski dengan matanya yg sendu. Namun ada hal yg selalu membuat pertanyaan di kepalaku setiap kali bertemu dengannya. Kenapa ia selalu memakai baju berwarna hitam, sangat misterius dan tertutup.

"Boleh saya tahu, nama mbak siapa yah!" Ucapku pelan. Aku tak mau ia merasa tidak nyaman dengan kehadiranku. Dan kemudian aku melangkah untuk pergi. Dalam alam pikirku masih banyak pertanyaan tentang wanita ini.

"Namaku", ia menunjuk dirinya sendiri seperti orang yang lupa dengan identitasnya.

"Iya. Nama mbaknya siapa?"

"Entahlah. Aku tidak ingin mengingat namaku sendiri."

"Kenapa. Bukankah nama itu identitas diri. Lalu bagaimana cara orang lain memanggil Anda mbak?"

Dia terdiam sejenak

"Apalah arti nama. Jika suatu saat nanti kau hanya bisa mengenangnya. Kenangan yg membuat orang yg mencintaimu terluka sangat dalam.

"Maksud mbak, apa yah? Saya gagal paham.

"Untuk apa kamu tahu namaku. Jika nanti setelah kamu tau, kamu hanya akan menceritakan hal-hal yg tidak pernah kuinginkan untuk kamu ceritakan pada orang lain.

Aku semakin tidak mengerti apa yg ia maksud. Ia menatapku dengan tatapan yg tidak begitu sendu lagi. Namun sekilas masih menyimpan kesedihan.

" Kamu pasti pernah jatuh cinta bukan. Dan saat kamu merasakan hal itu, kamu akan mencintai seseorang dengan setulus hati. Lalu,, suatu hal lain terjadi entah itu di hianatinya atau di tinggal pergi untuk selamanya menghadap sang maha pencipta. Pasti kamu akan merasakan sakit yg teramat, seharusnya kamu tidak pernah mengenal namanya. Karena saat nama di sebut akan membuka luka lama dan kepedihan itu kembali" paparnya.

Ia menundukkan kepalanya, disudut matanya perlahan mengalir butiran-butiran air mata membasahi pipinya yang putih bersih. Namun ia tetap menegaskan diri dan segera mengusapnya. Memperlihatkan kepadaku ia tak apa-apa. Meski aku tau ada apa-apa yg mungkin orang lain tak boleh mengetahuinya.

Kini aku mengerti mengapa ia tak mau menyebutkan namanya. Ada hal yg membuatnya merasakan sakit yang serius, ketika mengingat sebuah nama.

Pandanganku menatap ke jalanan yg di lalui segerombolan anak-anak dikkmplek ini dengan sepedanya.

"Oke. Jika mbaknya tak menyebutkan namanya tak apa. Bisakah mba_nya memberi tahu , dengan cara apa agar aku bisa memanggil mbak_nya."

Ia menatapku tajam.

"Apa kau begitu ingin tahu namaku"

"Iya tentu."

"Sedang dirimu sendiri tidak menyebutkan namamu sendiri sedari tadi. Apakah kamu orang yg selalu menunggu untuk mendapatkan sesuatu."

Aku terdiam mendengarkan ucapannya. Apa maksudnya?"namun aku berusaha mmemahami perkataannya, mungkin karena aku yg ingin berkenalan jadi seharusnya aku yg mengenalkan diri kepadanya.

"Maaf aku lupa. Namaku Evan."

"Evan. Iya Evan?" dia terus mengulang namaku , seperti ingin menghafalnya."

"Kenapa kamu tidak menyebutkan namamu."

"Namaku Sella.


____________________________________________


~Sella POV~

FLASBACK

Hujan begitu deras malam ini. Aku dan Vian terjebak hujan disebuah emperan toko di jalan Soekarno-Hatta (Pekanbaru). Malam ini, hari jadianku dengan Vian. Lebih tepatnya 1 tahun menjadi sepasang kekasih.

"Sayang!! Hujan tak juga reda. Ini sudah malam, bagaimana kita pulang?" Sahut Vian.

"Kita disini saja 1 jam, kasihan tubuh kamu sudah capek mengendarai motor. Kita tunggu sebentar lagi kelihatannya hujan akan segera reda. Aku ingin lebih lama lagi dengan kamu sayang, menikmati hujan ini " jawabku.

"Yakin kamu sayang, nggak apa-apa pulang telat" sahutnya.

"Yakin sayang! Kan aku keluar rumah juga sama kamu. Lagian mamah sama papah percaya kalau aku jalan sama kamu" timpalku.

Sesekali Vian memainkan air hujan dengan jari jemarinya, memercikan ke arah wajahku. Lalu kami saling memercikan air hujan kearah wjah kita satu sama lain. Tergelak, tersenyum bersama. Tak peduli orang disekitar kami.

Malam semakin larut namun hujan tak kunjung reda. Vian meremas jarinya meniupkan nafasnya yg hangat, menggenggam tanganku, agar tangnku ikut hangat.

"Kamu dingin" aku menggeleng.

Ia membuka jaketnya. Menambahkan ketubuhku yg sebenarnya juga sudah memakai jaket milikku sendiri.

"Nanti kamu kedinginan sayang. Pakai aja jaket ini untukmu, aku kan udah pakai jaket" ujarku menolak.

"Pakai saja untukmu. Tubuh perempuan lebih lemah dari laki-laki. Aku sudah biasa hujan-hujanan seperti ini" balasnya.

Tak terasa pelupuk mataku menitikkan bulir-bulir air mata bahagia. Pria yg aku cintai sungguh begitu baik dan penuh perhatian. Aku tersenyum ke arahnya.
Dia mengecup keningku, malam semakin larut hujan tak kunjung reda. Kami terpaksa harus bersabar hingga benar-benar reda.




Tunggu kelanjutannya...
______________________________________________
 
Terakhir diubah:
Lanjut ga ya kira2 mas bro
 
betul" gagal paham kalo cerita putus nyambung kelamaan. mksh
 
Dari Februari sampe sekarang nunggu kelanjutannya. Up deh
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd