Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

#4 Teman Tanpa Maaf (true story). No Quote.

Stifmeister

Semprot Lover
Daftar
3 Jul 2019
Post
264
Like diterima
603
Lokasi
Bandung
Bimabet
Sofia, seorang teman dari kelas identitas gw di kampus. Kelas identitas adalah kelas dimana selama setengah tahun pertama, seorang mahasiswa akan selalu sekelas dengan mahasiswa yang sama di mata kuliah yang berbeda, seperti waktu SMA.

Pada waktu itu, Sofia 'dekat' dengan teman kelas identitas gw juga yang bernama Andi. Gw ga terlalu ngikutin moment2 di kelas identitas karena gw sedang menikmati bebas2nya hidup sebagai mahasiswa baru bersama pacar gw yang berbeda kampus, gw hanya dengar kalau mereka 'pacaran'. Gw sendiri sekedar tau nama2 mereka dan saling tegur sapa aja kalau di kampus, tapi kalau mereka sering nongkrong dan jalan bareng rame2.

Bulan demi bulan berlalu, karena satu dan lain hal, hubungan gw dan pacar gw pun kandas. Selang beberapa lama, saya berpapasan dengan Sofia mengantri di depan lift.

G: "Hai sof, kok tumben sendiri? Yang lain kemana?"
S: "Hai, iya lagi beda kelas aja"
G: "Ooh tumben misah, biasa nya sepaketan terus"
S: "Iya awalnya udah sepakat satu jadwal, eh taunya jadwal itu banyak peminat juga, jadi cepet penuh kelasnya, terpencar deh jadi nya"
G: "Oooh"
S: "Lo kok jarang ikutan sih kalau ngumpul, seru tau"
G: "Haha, sibuk pacaran, lagian ga cocok gw sama anak2”
S: "Oh ya gimana kabar pacar lo? Ga cocok kenapa sama anak2?"
G: "Udah putus, hehe. Terlalu lurus, tiap gw bahas club, cabut kuliah, dan semacam nya langsung pada 'apaan sih.. apaan sih..' males gw lama2"
S: "Eh iya baru ngeh juga gw, ga pernah lho bolos bareng, nongkrong sampai malem, atau ngebir2, bener juga lo! Lho kok putus sih, kayanya mesra banget deh gw liat"

Lift tiba di lantai tujuan gw.

G: "Eh gw di lantai ini, lanjut next time ngobrolnya yaaa, bye"

Selesai kuliah gw hari itu. Cek jadwal film, eh ada yang bagus, nonton ah menghibur diri. Sampai di lobi, papasan lagi sama Sofia.

G: "Hai sof, udah selesai kuliah hari ini?"
S: "Udah, ni mau pulang, lo pulang juga?"
G: "Engga, mau nonton gw di stiabudi, ada film bagus baru tayang"
S: "Oh yang baru itu ya?! Lo sama siapa? Ikut dong!"
G: "Sendirian aja sih gw, yaudah ayo"
S: "Lah aneh banget lo nonton sendirian, haha"
G: "Sof, please deh, tiket bioskop dijual satuan kali ga pasangan"
S: "Bisa aja lo, yuk lah"

Pada saat beli tiket, karena nominal uang yang gw punya besar, jadi ya gw bayarin aja sekalian. Sofia menawarkan untuk sharing, tapi karena nominal uang nya pun besar dan gw ga ada kembalian, akhir nya gw relain aja, itung2 dapat teman nonton.

Selesai nonton, Sofia nanya lagi soal putusnya gw dan pacar gw, kami pun beli minuman dan duduk2 di taman tengah stiabudi building. Gw ga cerita kejadian nya, hanya bilang kalau gw diputusin karena gw salah.

S: "Lo sih bandel, sukurin diputusin, hahahah"
G: (dengan maksud becanda) "Ah bandel2 juga lo demen kan? Hahaha"
S: (wajahnya berubah panik) "Eh!! Lo tau darimana?! Si Wilson ya bilang ke lo?!"
G: (bingung) "Bilang apa? Maksud nya, lo suka sama gw Sof?
S: (makin panik, tersipu) "Eh engga kok, maksud gw.. ga gitu.. ahhhh anjir malah gw sendiri yang bocorin"
G: "Lha lo bukan nya deket sama si Andi? Gw denger malah lo udah pacaran?"
S: "Iya sih sempet deket, tapi si Andi malah jadian tuh sama Mela, ga jadi deh, tapi emang gw juga ga terlalu suka sih, cuma dia baik aja jadi gw ga enak"
G: "Trus kok tadi ada Wilson segala tuh? lo bilang sama Wilson kalau lo suka sama gw?"
S: "Aaaah kok lo nanya itu sih, malu tauuuu!!”
G: "Kenapa malu deh sama perasaan lo, haha, lagian gw jomblo kan.. ga mau bilang nih?"
S: "Iyaaaa gw suka sama lo! Puas?!" (berpaling karena malu)
G: "Hahahaha cerita dulu doooong gimana kok bisa suka sama gw? Sof... Ceritaa dooong..."
S: "Ya gw suka sama lo dari hari pertama, menurut gw lo aneh tapi lucu. Trus begitu gw tau lo punya pacar yaudah pupus deh. Si Wilson yang mergokin gw senyum2 ngeliatin lo"
G: "Trus.. trus.."
S: "Apaan terus2??”
G: "Udah gitu aja? Ehmmm kebetulan sih gw available, tapi kalau udah lewat perasaan sukanya sih yaa mau gimana lagi yaa"
S: "Iiiiih nyebelin baanget sih lo! Ya lo dong tanya atau bilang kek menurut lo gw gimana!”
G: "Ga ah! Kan lo yang suka duluan, gengsi dong gw, hih!"
S : "Hahahaha siaaal sial kenapa malah gw sendiri yang bocorin.. masih, gw masih suka sama lo, ya kalau boleh sih gw mau jadi pacar lo... Tuh gw nanya!"
G: "Nah gitu dong daritadi, kan ga berbelit2 jadi nya, hahahaha,, yaudah oke, gw mau jadi pacar lo, dengan syarat tapi..."
S: "Apa?"
G: "Gw ga mau diajak ngumpul sama temen2 lo yang suci itu, hahahaha"
S: "Hahaha jahat lo! Iya oke gw ga akan ngajak lo ke mereka"

Seperti pasangan baru pada umum nya, kami ngobrol ngalor ngidul sampai lupa waktu. Sofia kaget melihat sudah jam 8 malam, sedangkan bus terakhir nya untuk pulang hanya sampai jam 9 malam. Akhir nya kami bergegas dan gw antar pakai motor biar lebih cepat, untung nya sampai cawang jam 9 malam kurang dikit dan bus nya masih ada.

Sampai dirumah, gw mandi dan menunggu kabar dari Sofia, lalu telpon berbunyi.

S: "Sorry baru ngabarin, gw baru selesai mandi"
G: "Jauh ya rumah lo?" (11.30 malam)
S: "Rumah gw di antah berantah, haha. Di Cileungsi"
G: "Wah dimana tuh?”
S: "Lo tau Cibubur Junction ga? Kalau tau, masih 1 jam dari situ"
G: "Serius lo?!! Gila jauh banget lo kuliah ke kuningan?!! Kenapa ga kost aja?
S: "gw 3 bersaudara + sepupu gw, kasian orang tua gw kalau harus nambah pengeluaran buat kos"
G: "Lo dari kecil disana Sof?"
S: "Engga, jadi gini, dulu bokap gw punya perusahaan, gw dulu tinggal di komplek X di bekasi (lupa namanya, kategori komplek mewah pada jaman nya), trus bokap ditipu teman bisnisnya, eh abis itu bangkrut. Jadi kami sekeluarga jual semua aset dan pindah kesini demi survive dan bisa sekolah"
G: "Ooh, turut berduka ya Sof"
S: "Ah gapapa, udah lama kok"

Gw sama sekali ga kepikiran kalau keluarga Sofia punya background story seperti itu, karena Sofia terlihat seperti anak dari keluarga yang lumayan. Terlihat dari cara berpakaian dan perawakan nya, berkelas, putih, dan terawat.

S: "Duh, kenapa tadi waktu cepat banget sih, baru juga jadian, masih mau ngobrol sama lo"
G: "Iya ya, ga pengertian waktu nya, haha. Cieee Sofia, akhir nya jadian sama cowo idaman nya"
S: "Aaaah apaan sih kamu ih, malu tauuu, udah gitu aku lagi yang nembak"
G: "Aku kamu nih sekarang? Hehehe"
S: "Eh keceplosan haha, maaf maaf, gapapa kok kalau lo lebih suka gw lo"
G: "Haha gapapa kok, senyaman nya aja"
S: "Ga sabar besok nih, kangen..."
G: "Aku juga, yaudah tidur yuk, biar cepet besok"
S: "Keloniiii....n"
G: "Manjaaa deh"
S: "Kan udah pacar, boleh dong manja2 hihihi, yaudah sampai ketemu besok yaaa"
G: "Besok kamu sampai cawang jam berapa? Aku jemput ya?"
S: "Jam 10, yaudah kamu tunggu di tempat bus yang tadi yaaa"
G: "Okay, night Sof"
S: "Night pacarku, mmuach, hihi" (tutup telpon)

Beberapa haripun berlalu, selayak nya pasangan baru, kami sering menghabiskan waktu bersama dengan nonton, jalan2, ke caffe, dsb. Sampai suatu malam, Sofia bilang kalau saat kami bersama, waktu ga pernah terasa cukup, gw mengajak Sofia untuk menginap di hotel. Sofia pun menyetujui nya dan segera minta izin untuk menginap dirumah teman perempuan nya.

Esok hari nya setelah selesai kuliah, kami menuju hotel di daerah Cikini. Sesampai nya di kamar, kami ngobrol.

S: "Kamu udah pernah ML?"
G: "Udah, kamu?"
S: "Belum"
G: "Mantan2 kamu ga pernah minta?"
S: "Minta sih tapi aku takut, Andi pernah sih masukin jari ke vagina aku, tapi segitu aja"
G: "Kamu mau ML sama aku?"
S: "Mau, tapi aku takut"
G: "Yaudah coba aja dulu pelan2, kalau emang nanti masih takut gapapa"

Kami memulai berciuman dengan leluasa karena sebelum nya hanya bisa curi2 saat di kampus atau di bioskop. Gw mulai melepas pakaian Sofia satu per satu, begitupun Sofia ke gw. Saat tersisa pakaian dalam, Sofia bertanya apa perasaan gw ke dia. Saya sebagai laki2 yang dihadapkan dalam situasi tersebut, tentu mengeluarkan jawaban yang ingin dia dengar kalau gw sayang. Sofia terlihat lega dan menjawab hal yang sama.

Gw mulai melepas bra nya dan menjilati dadanya, dadanya tidak terlalu besar tapi padat dan kenyal. Setiap gw jilat putingnya, Sofia mendesah dan desahan nya sangat sexy, membuat saya semakin ingin berusaha ML ini harus terjadi bagaimana pun cara nya. Dari dada, gw mulai mencium perut nya dan terus turun ke bawah. Gw lihat di bagian tengah underwear nya ada noda basah, gw jilat vagina nya dari luar underwear dan desahan Sofia pun makin menjadi. Gw geser sedikit bagian underwear yan menutupi vagina nya dan gw jilat bagian bibir vagina nya. Vagina Sofia tidak berbau, tapi terasa sedikit asin yang masih bisa ditolerir, bulu2 tipis disekitar vagina nya terlihat sexy. Gw mulai menjelajah pada bagian tengah dan klitoris, Sofia menjambak rambut gw dan mengerang menikmati. Gw masukin 1 jari ke vaginanya dan mulai meregangkan, lalu 2 jari. Sofia masih terlihat menikmati dan saat gw rasa sudah cukup rileks dan basah, gw harus memanfaatkan sebelum dia berubah pikiran.

Gw lepas underwear gw dan mulai mengarahkan ke vagina nya. Gw mulai masukin perlahan, setiap gw melihat perubahan di mimik wajahnya, gw berhenti dan mencium bibir nya. Setiap terasa himpitan vagina nya melonggar, gw dorong pelan2, sampai akhir nya tertelan semua. Sofia tersenyum dan mengatakan kalau ternyata tidak sesakit yang dia kira. Gw mulai memompa perlahan dan Sofia terlihat sangat menikmati, bahkan saat gw masukin jari yang tadi gw pakai untuk memainkan vagina nya, langsung di hisap nya dengan penuh nafsu.

Vagina nya hangat dan basah, nikmat luar biasa dalam setiap dorongan dan tarikan. Sampai akhirnya gw orgasme di perut Sofia dan kami berciuman.

Sofia memakai kembali underwear nya dan menuju kamar mandi untuk bersih2, disitu gw sadar, proporsi tubuh Sofia sangat bagus sekali. Bagian punggung, pinggang, pantat, hingga kakinya seperti yang kita semua sering lihat di film porno.

G: "Sof, badan kamu bagus banget, kamu olahraga apa?"
S: "Ah, masa sih? Beneran? Engga kok aku ga pernah olah raga malah"
G: "Iya bagus banget, sexy"
S: "Aaah bikin malu aja!"

Sofia berlanjut ke kamar mandi dan bersih2. Begitu dia keluar dari kamar mandi, wajah nya tampak berubah seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

Sofia tiduran disebelah gw dan gw menyalakan rokok. Kami terdiam untuk beberapa saat dan lalu Sofia minta gw untuk mendengarkan apa yang dia akan katakan.

S: "Aku minta maaf ya"
G: "Minta maaf kenapa?"
S: "Aku bohong sama kamu, aku udah pernah ML sebelumnya, sama mantan aku waktu SMA. Aku takut kalau aku bilang sama kamu, pandangan kamu akan berubah ke aku"

Dalam hati gw berjingkrak2 senang karena terbukalah pintu kesempatan untuk meminta apapun yang gw mau.

G: (pura2 kecewa) "Oh ga nyangka lho kamu bohong, padahal tadi kan aku aja bilang udah pernah, didepan muka aku juga kamu bohong ya"
S: "Aku minta maaf banget sayang, aku tau harusnya aku jujur aja, tapi entah kenapa aku malah bohong"
G: "Aku ga masalah ya kamu pernah ngapain aja sama mantan kamu, itu masa lalu kamu yang aku juga ga bisa rubah. Tapi kalau bohong itu kamu lakukan sekarang ya, ga ada hubungan nya sama mantan kamu. Kaya gini aja bohong gimana yang lain nya"
S: (menangis) "Engga gitu sayang, aku minta maaf, aku takut kamu kecewa sama aku tapi malah aku ngecewain kamu beneran" (terisak2)

Kesempatan masuk.

G: (matiin rokok dan memeluk) "Yaudah, gapapa, aku maafin. Tapi jangan pernah kamu ulangin lagi! Aku mungkin bukan yang pertama, tapi sekarang kamu milik aku, dan aku mau milikin kamu total! Ga ada yang ditutup2in lagi, bisa?"
S: (sambil terisak) "Sekali lagi aku minta maaf ya sayang, aku ga akan ulangin lagi, iya aku milik kamu sepenuh nya, aku mau lakuin semua nya buat kamu"

Jreng.. Jreng.. Jreng........!!! Exactly seperti yang gw perkirakan.

Setelah berhenti menangis, gw ajak bercanda dan suasana hati nya segera membaik, gw hujani dengan pelukan dan ciuman serta kalimat2 rayuan jitu.

Gw tanya pertama kali sama mantan gimana dan Sofia pun menjelaskan. Dulu, saat bokapnya masih sukses, Sofia sekolah udah pakai mobil, pada jaman itu kalau sekolah udah bawa mobil sendiri sih dijamin populer dan Sofia pun mengiyakan. Banyak laki2 yang mau jadi pacar nya, ya gimana engga sih udah kaya, cantik, sexy, pintar, idaman lah. Suatu hari, Sofia kerumah pacar nya yang ga masuk sekolah karena sakit, sesampai nya dirumah, keadaan rumah sepi hanya ada pacar nya dan pembantu nya. Seketika Sofia sampai, pacar nya menyuruh pembantu nya beli makan di tempat yang jauh, alhasil mereka berduaan. Disitulah Sofia ditarik ke kamar, di tidurkan ke kasur, dan mulai dieksekusi.

G: "Secepat itu? Ga pakai dijilat2 dulu seperti aku tadi? Pasti sakit banget tuh pertama kali tapi langsung gitu"
S: "Ga langsung aja, makanya sakit banget!! Banyak darahnya"

Udah gitu setelah eksekusi dan pembantu nya pulang, Sofia disuruh pulang dan disuruh bawa sprei dengan noda darah untuk dibuang entah dimana terserah. Sofia pulang dengan menangis dan membuang sprei itu di tempat sampah pinggir jalan. Kasian sih perempuan diperlakukan gitu, timbul rasa iba dan mengerti kenapa tadi dia berbohong tentang masa lalu nya.

G: "Aku ngerti sekarang kenapa tadi kamu bohong, yaudah lupain aja, udah terjadi. Trus tadi berarti pengalam kedua kamu ML? Gimana? Suka?
S: "Suka! Sama kamu sih diapain aja aku suka! (menghujani gw dengan ciuman)
G: "Mau lagi?"
S: "Mauu!!"
G: "Yaudah isepin penis aku"

Sofia mulai menghisap dan terus bertanya apakah ini benar apa ga, enak apa ga, terlihat seperti ingin memuaskan gw dan ga mau bikin salah. Dalam pikiran gw, ini sih sudah terkunci. Gw pegang kepala nya dengan kedua tangan gw dan mulai menggerakan dengan ritme yang gw suka. Sofia begitu patuh, begitu gw minta jilat sini, hisap situ, tanpa ragu dia langsung melakukan nya. Gw minta dia untuk menjilat dan mengulum biji gw pun langsung dilahap nya.

Gw suruh dia berbalik arah jadi gw bisa sambil jilatin vagina nya juga. Kami saling menjilat dan menghisap, sampai seketika Sofia berdiri dan akan berlari ke kamar mandi dan gw tangkap tangan nya lalu cairan bercucuran dari vagina nya dan dia melemas di samping kasur. Gw tanya kenapa, dia menjelaskan saat gw jilatin tadi dia tiba2 dia ingin buang air kecil maka reflek berlari. Tapi dia pun merasa aneh, kenapa setelah keluar air seni nya lalu dia lemas dan merinding. Akhirnya gw jelasin kalau itu bukan ingin buang air kecil, tapi orgasme.

S: "Maksud kamu seperti kamu tadi?" (heran)
G: "Iya seperti aku tadi, beda nya kalau perempuan sih ada beberapa macam, ada yang hanya merinding aja, ada yang keluar cairan putih seperti sperma ku tadi, dan ada juga yang cairan seperti air yang dikenal dengan istilah squirt"
S: "Iiih tapi kok aku banyak gitu sih kaya air seni, bisa diobatin ga?"
G: "Sayang, 1. Itu alami dan ga bisa diobatin, 2. Aku suka banget ternyata kamu bisa squirt, 3. Lain kali, kamu squirt di mulut aku yah"
S: "Kamu ga jijik?"
G: "Masa aku jijik sama orang yang aku sayang, malah beruntung kamu bisa squirt, itu sexy banget sayang dan cuma sedikit cewe yang bisa gitu"

Gw minta dia kembali ke posisi sebelum nya dan kami mulai lagi. Gw jilatin sisa2 squirt yang menempel di paha dan vagina nya yang kini sangat basah. Saat menjilat, gw melihat sun hole nya bersih banget! Putih, tidak ada warna kulit menghitam seperti umumnya seharus nya ada. Iseng gw jilat juga sun hole nya, Sofia mengerang dan bilang kalau tadi geli banget. Membara semangat gw, gw tahan pantat nya dengan kedua tangan dan gw jilatin sun hole nya. Sofia mencoba melepaskan diri tapi ga sanggup, malah menghisap penis gw dengan sangat ganas dan mencengkeram biji gw.

Gw kembali menikmati vaginanya dengan gw masukan 1 jari ke sun hole nya, berharap akan cepat membuat nya orgasme. Beberapa saat kemudian, Sofia bilang kalau dia akan orgasme dan menyembur lah cairan yang sangat gw tunggu ke seluruh wajah dan mulut gw. Agak asin seperti rasa vagina Sofia dan tidak begitu cair seperti sedikit berminyak. Gw bisa rasakan seluruh tubuh Sofia bergetar diatas dada saya.

S: (dengan suara lirih) "e..enak.. enak banget sayang.. enak.." (nafas nya terengah2)
G: "Aku suka Sof, aku mau kaya gini terus, cairan kamu enak banget!"
S: (terengah2 nafas nya dan berbalik arah tubuhnya) "Ya ampun, banyak ya? Maaf ya sayang, kamu gapapa? Ga jijik?"
G: "Engga sayang, enak! Aku suka!"

Sofia menjilati cairan di wajah gw.

S: "Asin gini kok kamu suka? Ini kan keluar dari vagina aku"
G: "Kamu mau coba punya aku?"
S: "Iya aku mau juga"

Sambil gw cium bibir nya, gw peluk, dan gw masukin penis gw ke vagina nya. Saat masuk, Sofia mendesah dalam ciuman dan mengatakan enak. Vagina Sofia begitu licin, sehingga ga terasa seperti sudah masuk. Gw mulai memompa, Sofia mendesah dan menikmati setiap dorongan nya.

Kami sudah berganti2 posisi, orgasme demi orgasme Sofia gw nikmati, tapi karena begitu licin, jadi himpitan vagina nya seperti samar2 dan membuat gw belum merasa ingin orgasme. Sofia pun mulai melemah, seperti nya setelah beberapa kali orgasme pertama nya dia sudah lelah, tapi gw masih merasa tanggung. Akhirnya gw lepaskan penis gw, gw arahkan ke mulut nya, Sofia reflek menghisap dan gw bantu dengan tangan gw, disitu baru mulai terasa dan setelah beberapa saat, gw merasa udah mau orgasme, gw beri tanda ke Sofia untuk bersiap dengan membuka mulut nya dan tertumpah lah sperma ke dalam mulut Sofia.

S: "Uhhmmmmm.. kamu bener sayang, ini enak (memainkan sperma di mulutnya)

Sperma sedikit berceceran di sekitaran bibir Sofia, wajahnya tampak lemas, tapi menikmati sperma yang ada dimulut nya. Terbayang kan sexy nya seperti apa?

G: "Telan sayang"

Ditelan nya sperma gw dan di jilat sisa dimulut nya dan penis gw.

Gw peluk dia yang begitu lelah dari belakang, gw selimuti, dan dia pun tertidur lelap.

4 bulan sejak kami pacaran, belum sekalipun gw main kerumah Sofia. Sofia selalu melarang karena jarak yang sangat jauh, apalagi kalau ditempuh dari tempat tinggal gw di Jakarta Barat. Sampai akhirnya, gw mengusulkan untuk menghabiskan malam Minggu ini di Cibubur Junction dan setelah nya gw antar Sofia pulang ke rumah nya dan mampir sebentar menyapa keluarga nya.

Rumah nya super jauh! Itupun setelah ditempuh vi tol naik mobil, ga kebayang kalau naik motor. Sampai di rumah nya, keluarga Sofia menyambut dengan hangat dan berpakaian rapih. Gw pikir habis pulang kondangan dan belum ganti baju, ternyata Sofia memberi tau keluarga nya kalau malam Minggu ini gw akan mampir, jadi mereka berpakaian rapih dan menyiapkan sajian adalah untuk menyambut gw. Gw yang merasa merepotkan dan datang dengan tangan kosong merasa ga enak banget.

Setelah berkenalan, ngobrol2 dengan orang tua nya. Orang tua nya bilang mau istirahat duluan, gw yang merasa di kodein juga langsung pamit pulang. Lalu orang tua nya menjelaskan bahwa ga bermaksud ngusir, tapi memang cuma bilang mau tidur duluan dan gw dipersilahkan lanjut ngobrol dengan Sofia di lantai 2. Akhirnya gw naik ke atas, di atas hanya ada 1 kamar dan sisanya ruangan biasa dengan meja belajar dan beberapa sajadah tergelar di lantai. Sofia lalu mengajak saya ke kamar nya, saya kaget.

G: "Lho, kita ngobrol dimana sih? Kok ke kamar?
S: "Iya soalnya kalau di bawah nanti berisik, bokap sama nyokap kan mau tidur"
G: "Lha masa di kamar? Nanti kalau mereka naik gimana?"
S: "Ya gapapa, tadi kan memang udah diijinin ngobrol diatas kan?"
G: "Iya sih tapi aku ga merasa maksud mereka itu di kamar deh"
S: "Hahaha udah ah tenang aja, emang gitu kok, rumah ku sempit soalnya. Kakak sepupu ku juga kalau temen2nya main ya di kamar ini kok, aku bertiga disini sama ade aku yang pertama"

Setelah gw masuk kamar, Sofia menutup pintu dan mengunci nya. Gw yang mendengar suara pintu terkunci bingung.

G: "Kok kamu kunci?"
S : "Iiiih banyak nanya deh kamu kaya polisi, tenang aja, tadi aku dah bilang ke kakak sepupu aku, hihi. Dia sama ade2 aku tidur di bawah kok di ruang TV, jadi kita bebas!!"
G: "Bebas apaan! Orang tua kamu di bawah Sof, aku takut mereka naik! Aku ga enak mereka baik banget sama aku!"
S: "Sayang, dengerin, kamu memang pacar pertama aku yang bisa masuk ke kamar ini. Tapi kamu bukan cowo pertama, kakak sepupu aku sering bawa pacar nya ke sini dan aku yang jaga ade2 di bawah"
G: "Aduuuh jadi kakak sepupu kamu tau, iiih malu tau!!"
S: "Hahaha bisa malu juga kamu ternyata! Yakin mau malu2 nih?" (melepas kaos) "Kuat nahan malu atau nafsu?" (melepas celana)

Seperti yang pernah gw bilang, tubuh Sofia yang proporsional itu ga mungkin sih gw tolak, apalagi udah setengah telanjang.

S: "Aku udah nahan daritadi untuk ga merkosa kamu ya, jadi jangan minta aku untuk nahan lagi"

Sofia berbalik badan dan melepas underwear nya dengan perlahan.

G: "Fuuu...ck, kamu belajar dimana sayang? So hot!"
S: "Emang cowo aja yang bisa nonton porno"

Sofia melepas bra nya dan di depan gw berdiri perempuan cantik dengan tubuh proporsional seperti artis porno, menirukan gerakan artis porno. Gila gw kalau ga tergoda!

Gw lepas kaos dan jeans gw, Sofia berlutut dan melepas underwear gw dan mulai menghisap penis gw dengan mata menatap tajam ke mata gw.

Sofia menghisap dengan kedua tangan nya memainkan dada nya, begitu perlahan dan menggoda. Dia sesekali melakukan deep throat dan meludahi penis gw lalu menyeruput nya kembali.

Jantung gw berdebar kencang merasakan kenikmatan hisapan nya dan takut jika ada yang mendadak masuk ke kamar ini. Sofia seperti tidak perduli dengan perasaan itu dan begitu menikmati akting nya sebagai porn star demi memuaskan gw. Sofia berdiri dan berjalan ke arah pintu, membuka pintu nya, dan menoleh ke arah gw sambil melambaikan jari nya meminta gw untuk mengikuti nya. Di depan pintu kamar nya ada mesin cuci lama yang sudah tidak di pakai (seperti nya), dia menyandarkan siku nya pada mesin cuci dan membelai vagina nya dengan tangan satu nya. Gw seperti terhipnotis dan menghampiri, lalu gw masukin penis gw ke vagina nya.

S: (tanpa bersuara) "Ooooh... Enak banget"

Dari tempat gw berdiri, gw bisa melihat tangga ke bawah dengan jelas, yang membuat gw lebih tenang karena begitu gw melihat bayangan seseorang, kami bisa segera lari ke kamar dan berpakaian. Gw mulai memompa vagina Sofia yang sudah sangat basah, sambil gw remas dada nya yang menggantung. Sofia mencoba untuk tidak bersuara, tapi saat mendekati orgasme, gw bisa mendengar sedikit desahan yang makin bertambah perlahan. Gw tutup mulut nya dengan satu tangan dan sofia menghisap2 jari gw dan tubuh nya bergetar lalu cairan mengalir di penis gw, ke biji gw, dan menetes ke bawah. Sofia menjinjit menahan orgasme nya, gw bantu menahan badan nya yang melemas.

Dia lalu berjongkok, menghisap penis gw yang dilumuri dengan cairan nya dengan nikmat.

S: (tanpa bersuara) "Keluarin di mulut aku?"

Gw bantu dengan mengocok penis gw sendiri. Wajah sofia tepat berada di depan penis gw, dengan mulut nya terbuka menantikan sperma. Tangan nya meremas dada dan memainkan vagina nya. Pemandangan yang hanya gw pernah liat dalam film porno, membuat gw terbayang beberapa adegan serupa dan gw mencapai orgasme begitu hebat, hingga semburan sperma gw begitu kuat. Sperma berserakan di wajah nya, mulut nya, dan dada Sofia. Dia lalu menghisap penis gw seakan tidak ingin meninggalkan setetes pun, lalu menggunakan penis gw untuk ambil sperma yang berserakan dan dimasukan ke dalam mulut nya. Sofia memainkan sperma dengan mulut nya, lalu ditelan, dan ditunjukan ke gw. Gw hanya bisa menganga melihat nya melakukan itu dan baru sadar kaki gw melemas karena orgasme itu.

Kami berpakaian dan tiduran di kasur lalu ngobrol.

G: "Kamu sexy banget malam ini sayang, aku suka banget!"
S: "Syukur deh kamu suka, hihi"
G: "Kamu beneran nonton porno?"
S: "Hehe iya, punya kakak sepupu aku, kamu sih ngajarin aku yang engga2, aku jadi penasaran mau belajar bikin kamu puas"
G: "I love you"

Sofia memeluk gw begitu erat karena merasa usaha nya berhasil dan bangga. Kami lanjut berciuman, hingga sudah larut dan gw pamit pulang.

Hubungan kami berlanjut hingga berbulan2 berikut nya. Kami begitu sering ML sampai ga terhitung lagi, kami seperti tidak perduli lagi dengan dunia saat kami bersama dan begitu bahagia.

Sampai suatu saat, gw ga begitu ingat, tapi kami berdebat akan sesuatu yang berakhir gw mengakhiri hubungan gw dengan Sofia. Gw ingat Sofia beberapa kali memohon ke gw untuk menarik kata2 gw itu dan kembali padanya. Hingga pada akhir nya kami berpisah arah, tidak berteman, dan gw akan selalu acuh saat bertemu dengan nya di kampus.

Saat sudah memasuki dunia kerja, gw teringat akan Sofia dan betapa bahagia nya kami saat bersama. Gw yang udah lebih dewasa pada saat itu coba mengingat kenapa hubungan gw dan dia harus berakhir, dan sepertinya gw mengingat bahwa gw marah akan sesuatu hal yang bodoh dan ga penting, yang ga seharus nya sampai melontarkan kata putus itu. Gw terbayang betapa sakit hati nya Sofia pada waktu kejadian itu, gw coba menghubungi dia untuk meminta maaf dan mungkin membangun kembali kebahagiaan kami dan mungkin menikah karena kami udah sama2 bekerja.

Gw hubungi nomor nya yang lama sudah ga aktif, akhir nya gw mencari info ke teman2 yang mungkin tau nomor baru nya.

Sampai satu teman menyampaikan bahwa Sofia sudah meninggal akibat penyakit. Gw ga percaya dan segera menuju ke rumah nya. Orang tua nya mengingat saya dan membenarkan bahwa Sofia udah almarhum 1 tahun yang lalu (dari saat saya berkunjung).

Dan begitulah akhir nya, apapun yang gw lakukan sekarang, gw ga akan pernah bisa meminta maaf langsung pada Sofia atas keegoisan dan kebodohan gw mengakhiri hubungan yang perfectly baik2 aja untuk suatu hal yang sangat tidak penting.


Semoga bisa dipetik hikmah nya buat para suhu dan semoga menikmati cerita nya 🙏

...go to next series...
 
Terakhir diubah:
Kayaknya keren deh patut ditungguin ini kelanjutannya semoga jari ts gak pegel lagi:D
 
makasih apdetnya hu
mau beli cemilan dulu ah trus nyiapin kopi
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd