Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

spesial kakak ku

king2001

Semprot Baru
Daftar
17 Dec 2012
Post
44
Like diterima
396
Bimabet
alam kenal. Namaku Rio, usiaku saat ini 20 tahun. Aku
anak bungsu dari 2 bersaudara. Aku memiliki satu orang
kakak perempuan bernama Tina, usianya berbeda kurang
lebih 5 tahun denganku. Dari SMP aku sudah mulai nakal
dan suka keluar malam. Begitu juga dengan kakakku yang
senang dugem, walaupun sekarang sudah jarang dia
lakukan karena saat ini dia sudah bekerja.
Saat ini, aku bekerja di salah satu klub terkenal di Jakarta.
Kak Tina (begitu aku biasa memanggil kakakku) bekerja di
salah satu Bank Swasta, juga di daerah Jakarta. Karena
perbedaan jam kerja, kami jadi jarang bertemu walaupun
tinggal satu rumah. Kami tinggal di daerah Bekasi hanya
bersama ibu kami. Ayah kami sudah lama meninggal dunia.
Secara fisik aku memiliki tinggi badan yang lumayan tinggi
(sekitar 167 cm), berukuran sedang, kulit sawo matang
dan wajah yang biasa saja. Sedangkan kakakku Tina,
juga berkulit sawo matang, tinggi badannya lebih pendek
sekitar 2 cm dari aku. Wajahnya terbilang cukup manis,
tapi yang paling menjadi pusat perhatian dari cowok-
cowok, termasuk aku, adalah bentuk badannya yang
sexy.
Kadang-kadang, aku memang suka membayangkan
bentuk tubuh Kak Tina. Soalnya memang dia sexy banget
sih. Terlebih sejak aku mengalami mimpi basah pertama
kali waktu SMP 1 dulu. Yang kuimpikan saja kakakku!! Paling
hebat saat aku melihat Kak Tina cuma berbikini saat
berenang, selebihnya cuma bisa dalam mimpi.
Kisah yang tak akan aku lupakan ini, terjadi ketika aku
sedang tidak ada shift di klub tempat kerjaku. Kurang lebih
jam 12 malam, aku yang belum bisa tidur karena terbiasa
tidur menjelang pagi, sedang berbaring di tempat tidur.
Sambil berbaring, pikiranku melamun pada sosok Tina,
kakak tercintaku. Saat mikirin aku ngaceng kenceng!! Gile
kupegang penisku, malah makin bikin tenda di selimutku
jadinya. Yah walaupun gak terlalu besar, hanya sekitar 15
cm. Lalu kulepas celana pendek, beserta celana dalamku,
lalu kuusap-usap sayang deh penisku. Tentu saja sambil
membayangkan bagaimana bentuk tubuh kak Tina yang
polos dalam keadaan bugil. Aku menghayalkan tubuh kak
Tina pasti mulus tanpa cacat, payudaranya yang
berukuran cukup besar pasti lumayan mantap kalau
dipegang, dengan puting cukup besar sehingga enak
dikulum. Lalu aku membayangkan pantatnya yang montok.
Sedang enak-enak berhayal begitu, tiba-tiba pintu
kamarku diketok.
''Tok.. tok.. tok..'' cuma tiga kali dan tidak kencang.
Karena kebiasaan menjaga privacy di keluarga kami,
sebelum masuk harus ketok pintu dulu, aku sih tidak
pernah mengunci pintu.
"Siapa?" tanyaku.
"Aku Yo..." jawab suara yang tidak asing lagi.
Ternyata kak Tina! Gadis yang sedang kuimpi-impikan
muncul mendatangiku! Aku terdiam bingung.
"Rio, kamu belum tidur pulas kan?" tanya kak Tina dari
balik pintu.
Lalu diam menunggu jawabanku. Aku semakin bingung
karena dalam keadaan sedang tidak memakai celana.
"Boleh masuk Yo?" tanya kakakku lagi, padahal aku baru
mau menyuruhnya masuk, tapi belum sempat.
"Iya, masuk saja kak.." kataku cukup keras supaya jelas
terdengar olehnya, kalau pelan-pelan entar dia tidak jadi
masuk lagi, kan bikin sedih jadinya.
Kak Tina pun masuk juga kemudian menutup pintu kamar
dengan sangat pelan.
Dia kemudian berbalik menghadapku dan berkata. "Yo,
lampunya dinyalain yah? Remang-remang banget nih..."
Maklum sebelum naik ranjang, lampu terangnya
kumatikan, cuma sisa lampu kecil saja, jadi remang-
remang. Wah benar juga idenya, jadi aku bisa melihat jelas
tubuh kak Tina, sepertinya cuma memakai baju tidur
waktu bayangannya terlihat saat memasuki kamarku.
"Iya deh.." jawabku, lalu sadar, wah, entar penisku yang
ngaceng kelihatan dong!
"Eh... kak...!!" belum sempat aku ngomong lagi, kakakku
sudah menyalakan lampu.
"Blar.." terang deh kamarku.
Aku memperhatikan kak Tina. Dia memakai baju tidur
favoritku, karena model baby doll, terusan cuma melewati
pantatnya dikit, warna putih dan agak transparan.
Biasanya kalau dia berdiri membelakangi lampu sih
kelihatan bentuk tubuhnya, dan pakaian dalamnya. Kali ini
belum kelihatan, kan lampunya di tengah ruangan, sedang
dia masih dekat pintu.
"Ada apa kak Tin?" tanyaku bingung juga dan heran, ada
apa malam-malam waktunya tidur begini dia datang yah?
Kalau masih sore sih aku tidak heran, paling dia mau
nanya soal komputer atau soal mobilnya.
Lalu kak Tina berjalan menghampiri ranjang sambil melihat
mataku terus. Wah untung tidak melihat ke arah penisku
yang masih ngaceng! Bayangkan sendiri deh cewek seksi
sedang berada di dekat ranjang kamu dan sambil
tersenyum manis sekali pada kamu.
Sewaktu dia makin mendekatiku, aku menggeser ke
tengah ranjang, jadi dia bisa duduk di tepi ranjang kalau
memang mau ngobrol agak lama. Nah saat makin dekat
itulah lampu kamar dibelakangi olehnya. Bayangan mulus
tubuhnya yang sempurna sekali, melengkung dan meliuk
indah, semakin jelas saja terlihat.
Benar saja dia duduk dekat pinggangku, persis sebelah
pinggang dan penisku yang ngaceng berat. Selimutku yang
bergeser membuat penisku mengangguk-angguk kegelian
karena gesekan itu. Tangan kiriku yang masih dalam
selimut terpaksa harus memegangi penisku. Kak Tina
berlagak tidak melihat dan tetap senyum manis sekali.
"Rio, kakak mau sesuatu yang spesial buat kamu, tapi
kamu nggak boleh cerita sama siapapun juga, setuju?"
Langsung saja aku mengangguk walaupun aku masih
bingung menduga-duga.
"Janji yah Yo..?" tanyanya lagi.
"Aku berjanji, kakakku tersayang.." kataku menegaskan
dari sekedar mengangguk.
"Rio, kakak mau tahu kamu kalo pacaran ngapain aja?"
tanya dia.
"Huh..!? Kok tiba-tiba nanya gitu? Paling ciuman bibir aja
sih..." kataku, kak Tina tersenyum makin lebar. Walaupun
aku bekerja di klub malam, bukan berarti aku terlibat
pergaulan bebas.
"Jadi belum pernah pegang-pegang tubuh cewek dong?"
tanyanya lagi, memancing dikit.
"Yah pegang sih belum cuma kalo melihat sering?" lanjutku
lagi.
"Oh ya? dimana?" tanya kakakku sedikit kaget.
"Di internet.." jawabku cepat, memang betul sih.
Dia tersenyum lagi, heran kayaknya makin lama melihat
tersenyum makin manis saja tuh senyumnya, wah aku
rasanya makin senang dan happy sekali melihat bibirnya
yang tersenyum.
"Jadi yang asli belum pernah dong?" kata kakakku masih
dengan tersenyum.
Bagiku ini bukan ledekan, tapi ucapan tulus kakak pada
adik yang memang akrab. Aku mengangguk.
"Kakak mau kasih sesuatu yang sangat spesial, tapi kamu
harus janji tidak boleh ngapa-ngapain kalo gak disuruh.
Mau nggak?" tanya kak Tina, kakak tersayangku ini. Aku
mengangguk.
"Eh janji dulu.." lanjutnya lagi.
"Iya deh Rio janji kak Tina sayang.." kataku memuaskan
keinginan kakakku.
"Siap menerimanya?" tanyanya lagi sambil menegakkan
badannya yang tadinya duduk santai.
Aku mengangguk lalu berkata "Siap kak...!"
Kakakku kemudian menaiki ranjang, sambil tangannya
mendorong perlahan tubuhku untuk bergeser sedikit.
Ranjangku sih cukup lebar, jadi muat saja kalau mau tidur
berduaan. Lalu kakakku berlutut tegak di sampingku,
memandang mataku lekat-lekat masih dengan senyum
manisnya. Kemudian secara perlahan-lahan dia mengambil
ujung bawah baju tidurnya.
Tiba-tiba kak Tina buru-buru dia turun ranjang, menuju ke
lemariku yang ada CD playernya. Dia pilih buru-buru salah
satu CD lalu diputarnya. Nah muncul lagu romantis,
dipasangnya cukup keras tapi tidak mengganggu keluar
ruangan. Mungkin sekedar supaya pembicaraan kami tidak
terdengar saja kali. Lalu dia berjalan ke pintu dan
mengunci pintu.
Aku merasa sedikit heran, mau ngapain nih. Kak Tina balik
lagi ke sampingku, berlutut di atas ranjang sambil
melenggok menari mengikuti irama lagu. Tangannya balik
lagi memegang ujung bawah baju tidurnya dan mulai
memilin sedikit-sedikit, lalu menarik perlahan ke atas. Wah
ini sih striptease. Kutungguin saja deh. Begitu bawah
bajunya mulai naik setinggi bawah selangkangannya, aku
makin deg-degan! Cepat sekali naik lagi perasaanku. Lalu
muncul celana dalamnya yang transparan berbentuk V
dan sebagian besar tali. Warnanya sih hitam, ada
merahnya sedikit persis ditengah dekat bawah pusarnya.
Gila! Belahan kewanitaannya terbayang dalam bungkusan
halus itu yang mengikuti bentuk bibir kemaluannya. Sialan
aku janji tidak boleh ngapa-ngapain. Wah pingin sekali
untuk menjamahnya. Tangan kiriku terpaksa memegangi
penisku. Makin keras saja ngacengnya nih.
Makin tinggi kakakku menarik bajunya, semakin jelas tubuh
putihnya terlihat. Begitu juga bagian bawah payudaranya
muncul. Aku sampai menelan ludah. deg-degan makin
keras. Sial ada bra-nya! Tapi bentuk bra-nya sexy banget!
warnanya juga hitam transparan dan puting susunya
yang kuduga cukup besar, benar saja muncul dan terlihat
jelas, kali ini aku tidak perlu menebak-nebak lagi, ternyata
warnanya merah sedang, nggak pink sih, lebih tua sedikit
tapi tidak coklat gelap. Saat bajunya melewati kepalanya,
aku ingin sekali memegang payudaranya. Tapi ingat janjiku
tadi.
Dan saat bajunya sudah lolos melewati kepala, kak Tina
langsung membuangnya ke atas lantai kamarku.
Tangannya kembali turun lagi yang membuat
payudaranya terlihat dan berbentuk semakin menonjol
saja. Aku udah nggak tahan nih. Kemudian kakakku
menggeser posisi berlututnya kali ini dia mengangkangiku.
Sepertinya aku semakin tidak tahan. Mana tangan kiriku
sudah tidak lagi memegang penisku lagi dan dengan posisi
baru ini otomatis kakakku menindih perutku. Dia masih
bergerak meliuk dan menari. Mungkin tidak nyaman menari
di atas selimut, dia menggeser dulu lalu mendadak
menyingkapkan selimut untuk membuangnya.
"Sorry Rio! Aku nggak tahu kalo kamu lagi gak pake
celana..." kontan kedua tanganku menutupi penisku.
Karena aku diam saja tidak berkata apa-apa, kak Tina
balik lagi berlutut di atas perutku menghadap wajahku
dengan sebelumnya mengambil tanganku untuk
melepaskan pegangan yang menutupi penisku. Terpaksa
tanganku posisinya seperti orang menyerah kalau berdiri,
kutaruh di samping kepala. Sepertinya kakakku sedang
bergerak menari sambil membuka bra-nya. Tapi susah
atau sengaja dibuat susah membukanya?
"Kak Tin, boleh aku bantuin membuka bra kakak?" tanyaku
berinisiatif.
"Memang kupikir tadinya mau nyuruh kamu yang bukain,
tapi kakak malu..." lalu sambil berkata begitu dia rebahan
dikit, tangannya menopang tubuhnya di samping kepalaku,
dengus nafasnya dekat sekali menyapu wajahku.
Karena posisi berlututnya di perutku, yah mulut dan
hidungku cuma kebagian lehernya saja. Wah wangi juga
lehernya. Tanganku mulai memeluknya dan mencari kaitan
bra di punggungnya. Biarpun sudah ketemu sengaja aku
lama-lamain. Enak banget memeluk tubuh hangat kakakku
seperti ini. Aku juga sempat melihat ukuran bra-nya yang
ternyata 34B. Pantas saja terlihat padat banget!
"Ayo Yo... jangan nakal! Kejutannya masih banyak.." kata
kak Tina lalu menggeser tubuhnya yang berada di atasku
sehingga menurun sedikit dan wajahnya berhadapan
dengan wajahku.
Dengus nafasnya yang menyentuh wajahku membuatku
ngaceng lagi dan semakin bernafsu. Tidak tahu siapa
yang memulainya, tahu-tahu bibir kami nempel dan lidah
kak Tina menyapu bibirku. Sepertinya sih kakakku ini juga
nafsu sekali mau menciumku kali, habis wajahku tetap
lurus, tapi wajahnya miring-miring kok.
"Buka mulut kamu Rio. Kakak ajarin ciuman yang
sebenarnya..." kata kakakku, yang sepertinya dapat
mengetahui kalo aku hanya berciuman bibir dengan cara
yang konvensional.
Lalu kuikuti kata-katanya tadi, dan mulai membuka mulut,
membiarkan lidah kak Tina masuk ke dalam mulutku. Dia
menyapu gigi depanku, lalu lidahku didorong-dorong dan
dibolak-balik segala, dan malah lidahku dikitik-kitik dengan
lidahnya juga, kami saling tukar menukar ludah.
Aku lupa bahwa tanganku sudah melepas bra-nya apa
belum yang jelas tanganku mengusap punggungnya
dengan bebas tanpa ganjalan bra segala. Kuusap-usap
terus punggungnya yang mulus dan hangat. Dada kami sih
masih terpisah oleh bra-nya dan kaosku. Baru aku bilang
masih terpisah, kakakku menarik kaosku dan bra-nya
untuk disingkirkan. Sambil ciuman begitu, otakku mikirin
bagian bawah kami. Wah senjataku tergesek-gesek sama
celana dalam mini si kak Tina nih.
"Kak Tina, boleh aku lepasin celana dalam kakak nggak?
Kontol aku sakit kegesek-gesek..." kataku melepaskan
ciuman sebentar. Akibatnya malah lepas terus-terusan
tuh.
"Jangan nakal dulu. Sudah bisa ciuman yang kuajarin...?"
tanya kakakku.
"Bisa donk..." jawabku sekenanya.
"Rio diam saja yah..." kata kakakku.
"kakak ngapain?!?" tanyaku sedikit tegang.
"Udah deh. Rio tenang aja." kak Tina pasti sudah gelap
mata, tidak memikirkan lagi yang di depannya adalah
adiknya sendiri.
Lalu dia bergerak semakin turun. Kali ini sampai dia duduk
di kakiku. Dia persisnya menduduki bagian ujung kakiku,
nggak diduduki habis sih, dia bersimpuh sedikit, sambil
bergerak perlahan-lahan wajahnya ikutan turun sambil
mencium badanku juga. Geli sekali loh, apalagi waktu dia
mencium putingku. Sampai kupegang kepalanya gara-gara
geli. Untung dia tidak marah. Waktu hidungnya kena bulu
kemaluanku, makin geli dan penisku mulai kena
dengusannya dan dikecup kepalanya, sepertinya sih kena
mata tunggal di kepala penisku. Geli banget rasanya.
Gila! Kali ini kuduga bakal dapat pengalaman disepongin
deh. Aku tidak sabar mau menikmati rasanya diisep oleh
kakak tersayang ini. Dimuliai dengan jepitan erat bibirnya
pada kepala kemaluanku, rasanya sukar dilukiskan, yah
geli-geli enak deh. Apalagi waktu bibir itu masih dalam
jepitan erat bergerak turun menyentuh lingkaran helm
penisku. Wah rasanya mau ngecret saat itu.
"Eehhh." aku merinding merasakan listrik seperti mengalir di
sekujur tubuh saat kakakku mulai menciumi batang
penisku.
Aku menikmati sensasi yang timbul saat bibir kakakku
makin turun menjalari batang penisku yang sudah sangat
keras. Gesekannya sukar dilukiskan, karena aku baru
merasakan pertama kali.
"Oohhh..enaakhhh.kaaakk Tinaaa.ooohh." aku mengerang-
erang mengeluh-eluhkan nama kakakku yang sedang
menjilati penisku.
Kakakku terlihat sangat menikmati alat kelaminku, tak ada
yang luput dari sapuan lidahnya. Penisku habis diemut-
emut dan dijilat-jilat oleh kak Tina. Penisku pun menjadi
bulan-bulan kakakku. Sekitar penisku pun sudah basah
kuyup dengan air liur kak Tina. Aku terus mendesah dan
mendongakkan kepalaku. Geli, hangat, dan nikmat terasa
di selangkanganku. Aku tak pernah membayangkan kalau
oral seks yang selama ini hanya ada dalam bayangannya
akan sangat nikmat, apalagi yang sedang mengoralnya
adalah cewek yang merupakan impianku, yaitu kakakku
sendiri. Semakin lama, kak Tina jadi semakin bersemangat
sendiri.
"Enaakhhh." lirihku merasakan penisnya basah, hangat,
dan nyaman karena seluruh batangnya telah berada di
dalam mulut kakakku sepenuhnya.
Kak Tina menggigit-gigit kepala dan leher penisku dengan
gemas. Tubuhku menggelinjang-gelinjang saat kakakku
menggunakan lidahnya untuk mengorek-ngorek habis
lubang kencingku.
Dan saat jepitan erat bibir kakak tersayangku ini semakin
turun kearah bulu-bulu kemaluanku yang mulai memenuhi
pangkal senjataku, ujung kepala penisku juga menyentuh
daging halus dan lembut langit-langit tenggorokan kak
Tina. Nikmat sekali!
"Cret.. cret.. cret.. cret.. cret.." beberapa kali aku ngecret.
Aku tak bisa menahan lagi dan akhirnya menumpahkan air
mani ke dalam mulut cewek untuk pertama kali, dan
cewek itu adalah kakakku sendiri.
"Aahh..udahhh kak Tinaaa. uuuhh." aku minta ampun
karena kak Tina terus mengemut-emut kepala penisku
yang mulai terasa ngilu.
Setelah yakin spermaku sudah benar-benar tak bersisa,
kak Tina pun mengeluarkan penisku dari mulutnya. Kak
Tina membuka mulutnya, menunjukkan mulutnya yang
penuh sperma ke aku sebelum akhirnya menelannya.
Kulirik ke mata kak Tina, pandangannya itu sexy sekali
(sering aku membayangkan dan terbayang-bayang terus
wajah kakakku saat dia sedang menghisap barangku).
Masih muda gini kak Tina sudah jago mengisap penis. Dia
suka lagi! Tidak setetespun cairan maniku yang meleleh
dari mulutnya. Kalo di film paling yang sampai meleleh
karena si ceweknya tidak mau menelan protein yang kita
keluarkan, atau mungkin di film sperma meleleh karena
memang asyik melihat dan menonton cairan yang meleleh.
"Gimana Rio? Enak gak?" tanyanya sambil tersenyum
nakal.
"Aduh... E..e..enakhh.. bangethh.. kak..." kataku merintih
perlahan. Kencang-kencang takut ibu kami mendengar.
"Rio.. hadiahnya belum selesai.. itu baru foreplay-nya...!"
Aku kaget sekaligus deg-degan lagi ketika tau masih ada
kejutan lain yang menanti.
"Sekarang Rio basahin memekku dengan ciuman yang tadi
aku ajarin yah. Kakak mau bikin kontol kamu tegang lagi..."
jawab kakakku santai.
Dia lalu berdiri dan membuka CD-nya secepat kilat.
Ternyata memek kakakku ini mulus tanpa bulu, mungkin
dia rajin sekali memotong bulu-bulu kemaluannya. Atau kak
Tina sengaja mencukur karena mau membuat kejutan ke
aku? Kemudian dia menungging mengambil posisi 69 persis
seperti di film-film yang sering aku lihat. Begitu kak Tina
dalam posisi mengangkang dengan pahanya terbuka
lebar, harum liang kewanitaannya langsung tercium
olehku, bau khas liang kewanitaan cewek yang membuat
aku semakin terangsang.
''Pantes saja banyak adegan orang lagi jilat memek di film-
film...'' pikirku.
Mula-mula kujilati dulu belahan liang kewanitaan kak Tina
yang terlihat sudah mulai basah, lalu setelah beberapa kali
dijilat dengan ujung lidah sampai badan lidahku juga,
gelambir bibir luar kak Tina yang warnanya kemerahan
dikit itu mulai membuka dan melebar.
"Aaahh.. enak Yo.. teruuuus.. teruuus.. Aaaahh..." desah kak
Tina.
"Iya kaaak.. slurp.. aku juga keenakaaan.. slurp.. slurp..
diisepin kakaaak.. slurp.." jawabku sambil terus menjilati
memeknya.
"Blp.. blp.. ehm.. blp.. blp..." tidak jelas deh apa jawaban kak
Tina, yang jelas aku ingin sekali jilatan dan isapannya
berlanjut terus sekalian juga aku membalas kenikmatan
pada kak Tina, biar sama-sama enak.
Saling jilat dan isep yang kami lakukan kuulangi lagi. Kali ini
kutambah dengan jurus baru, yang sering aku lihat di DVD
atau internet. Aku mencoba memasukkan lidah ke dalam
liang senggama kak Tina yang mungil. Lubang itu terlihat
semakin merangsang. Jelas terlihat memeknya membuka
dan menutup dengan gerakan-gerakan menambah
nafsuku. Kudorong-dorong lidahku memasuki lubang liang
kewanitaan kakakku yang sexy ini, sambil sesekali jurus-
jurus gerakannya kugabung dengan menjilat celah liang
kewanitaan dan mengulum semua bibir bawah kak Tina.
Nikmat sekali, untung saja kak Tina sudah memberi
kursus kilat cara ciuman memakai lidah dan disertai
kuluman.
Sukar dilukiskan kenikmatan yang kudapatkan deh,
bayangkan saja, kakakku yang sexy sedang menghisap
penisku, sementara liang kewanitaannya kujilati.
"Rio, kayaknya kamu udah siap menerima lanjutannya
deh..." kata kak Tina yang buru-buru bangun dan ganti
posisi, kali ini dia berjongkok di atas pinggangku. Dia sudah
tidak tahan. Pasti aku akan bersenggama dengan
kakakku ini. Yang jelas sih memang batang kejantananku
tidak ciut-ciut tuh. Alasan kak Tina saja untuk membuat
liang kewanitaannya lebih basah dulu supaya kami
bersetubuhnya lebih gampang, daripada alasan membuat
penisku ngaceng lagi.
Dengan satu tangan memegang penisku dan satu tangan
lagi membuka celah liang kewanitaannya, kak Tina
menunduk melihat jelas-jelas supaya tidak meleset
adegan persetubuhan kami yang pertama ini. Aku juga
sampai menaikkan kepala kok walau sudah diganjal bantal
tinggi. Gila kelihatan banget bibir kemaluan kak Tina yang
membuka dan siap disusupi oleh batang kejatantananku
yang ngaceng berat. Kak Tina perlahan-lahan
menurunkan pinggulnya ke arah penisku, helmku terasa
menyentuh belahan hangat basah liang kewanitaan
kakakku. Semakin kak Tina menurunkan pinggulnya, helm
penisku semakin tidak terlihat, dengan perasaanku yang
semakin keenakan.
Kak Tina yang tidak sabar begitu helm penisku hilang dari
pandangannya langsung menduduki pinggulku, akhirnya
amblaslah seluruh batang kejantananku dan lenyap dari
pandanganku.
"Aow.. sakit kak...!" maunya aku teriak, habis mendadak kulit
batang kejantananku tertarik oleh jepitan erat dinding
kewanitaan kak Tina. Terasa sekali gesekan dan tarikan
kulit itu.
"Sstt..!! Jangan berisik, aku juga sakit Yo.. kurang pas kali..."
kata kak Tina lalu dia mencabut batang kejantananku
dengan mengangkat pinggulnya lagi. Kenikmatan yang
dirasakan tidak terlukiskan deh. Tidak sampai lepas
semuanya, kali ini kak Tina menggoyang-goyang dulu
pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah
yang tepat, aku tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi
secara perlahan. Nah ini baru mantap. Pas masuknya.
Sambil kak Tina goyang kiri kanan dikit dan maju mundur
dikit, akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di
dalam liang kenikmatan kakak tersayangku. Ujung batang
kejantananku terasa menyentuh rahimnya.
"Oohh.. Rio! Adikku sayaaaang...!!" kakakku ini diam tidak
bergerak lagi punggulnya tetapi bagian atas tubuhnya
rebah menindihku. Dadanya yang padat berisi, menindih
dadaku, dan wajahnya dekat sekali di depan wajahku.
"Kak, aku boleh mengusap-usap badan kakak nggak?" aku
bertanya, takut melanggar janji.
Dia tersenyum lalu mengangguk saja, dan buru-buru
mulutku di cium. Bibirku sampai sakit karena kak Tina
menciumnya dengan disedot segala. Belum kaget aku
atas kejadian itu, dia mencium lagi kali ini bibirku dilumatnya
dan kami pun bersilat bibir lagi. Aku tersadar akan ujung
penisku yang menyentuh sesuatu di dalam sana.
"Kak Tina bisa hamil nggak nih?" tanyaku dengan nada
khawatir.
Gila aja sampai menghamili kakak sendiri. Bersenggama
dengan kakak kandung saja sudah perbuatan tabu,
apalagi kalo sampai hamil.
"Tenang Yo. Kakak baru saja selesai mens kok..."
jawabnya tenang.
"Kak Tina nggak perawan sejak kapan nih?" tanyaku.
"Eh.. nakal yah tanya-tanya..! Nggak usah di omongin deh,
nikmatin saja yah Rio sayang..." kata kak Tina.
Tapi kulihat dia jadinya sedih tuh gara-gara aku bertanya
soal itu. Kami memang terdiam jadinya. Kak Tina cuma
diam saat menindihku tanpa bergerak dengan
memiringkan kepalanya di wajahku. Hidung kami
bersentuhan. Aku menikmati sekali saat-saat ini. Saat-
saat indah bersatu dengan kakak tersayangku. Dengusan
nafas halusnya menyapu wajahku juga dengan
keharuman nafas segarnya. Tanganku mengusap-usap
punggungnya yang halus tapi sedikit berkeringat karena
kupegang dalam keadaan lembab. Mungkin posisinya
kurang enak, kak Tina menggerakkan bagian bawah
tubuhnya sedikit. Sensasi dalam lubang tempat kami
bersatu itu nikmat sekali.
"Kakakku sayang, ngapain lagi nih sekarang...?" tanyaku
bingung.
Tanpa menjawab dia bangkit dari menindih badanku. Kali
ini dia benar-benar menduduki pinggangku. Buah dadanya
yang mantap memerah karena tertindih tadi terlihat
semakin indah saja. Putingnya juga semakin mancung
karena rangsangan.
"Nikmati yah Rio, jangan bergerak-gerak pinggulnya..." kata
kakakku.
"Ok kak..." lalu mulailah kak Tina bergerak-gerak. Mula-mula
sih gerakannya cuma memaju-mundurkan pinggulnya saja
sehingga batang kejantananku yang terbenam dalam-
dalam tidak keluar sedikitpun, tapi didalam sana rasanya
sukar dilukiskan. Ujung kepala penisku terutama helmnya
menikmati banget gesekan-gesekan di dalam rongga
persetubuhan kami, sepertinya menyentuh benda yang
agak kenyal? seperti ada bola kecil di dalam sana. Apa iya
itu rahim? Kepala penisku mengelilingi dan menyenggol-
nyenggol bola itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa
enaknya, beneran aku terasa banget dan yakin, lubang
kecil helm penisku menyentuh dan disentuh sesuatu di
dalam sana.
"Oohh Yooo....!" desah kakakku.
"Enak... Kak..." sahutku sambil mendesah juga.
"Oohh Rio sayang.. enaaak banget..!! Kamu enak Yo...?"
tanyanya.
"Iya kakakku sayang... Nikmat sekali aaah.. enak..." aku terus
mendesah.
"Pegang dan remas-remas toketku dong..." kata kak Tina
dengan manja.
"Wah toket kakak mantap banget.. pas besarnya..
kenceng lagi.." pujian jujur dariku keluar.
"Oohh.. terus Yo.. lebih kuat remasnya..." sambil terus
mendesah.
"Ya kak... udah lebih enak?" tanyaku.
"Ooohh Rio.. teruuuus.. putingnya juga..." lanjut kakakku
Jari-jariku memilin puting susu kakakku yang mengeras,
kak Tina merintih lirih akibat gerakan nakal yang
kulakukan. Aku meremas dan menggelitiki putting susunya.
Dada kak Tina terangkat saat tanganku mengelusi
punggungnya, wajahku menunduk menghampiri payudara
yang membusung ke atas.
"Aaaa, AHHHHHHHHH..!! Ennggh Yoooo... Ahhhh hsssh
ahssshho-uhh..." kakakku mendesis keras saat mulutku
yang terbuka lebar mencucup puncak payudaranya.
Aku terus mengecupi buntalan payudara kak Tina.
Kucuran keringat semakin banyak melelehi belahan
payudaranya. Aku menjilati lelehan keringatnya sambil
mengecupi belahan payudara kakakku, habis sudah
buntalan payudaranya aku hisap.
"Ahh Rioooo. Uhhh... ahhh... " desah kakakku kenikmatan.
Berkali-kali wajah kak Tina terangkat keatas dengan
kedua mata terpejam menikmati jilatan-jilatan batang
lidahnya pada putting susu kakakku yang keras
meruncing, semakin sering pula tubuhnya terbungkuk-
bungkuk menahan rasa nikmat saat mulutku mengenyot-
ngenyot puncak payudara kak Tina bergantian yang kiri
dan yang kanan.
"Aduhhh Yooo..!!" kakakku kemudian mendorong kepalaku
saat aku menghisap kuat pada puncak payudaranya.
"Kenapa kak??" tanyaku.
"Sakit...Yo, sudah... ah, sudah, ahhh-emmmhh mmmhhhh.."
pinta kakakku.
"Oohh.. aahh Rio...!" lanjut kakakku setengah berteriak.
"Eh kak... jangan kenceng-kenceng..." kataku khawatir juga,
habis makin lama semakin kenceng saja desahan dan
suara kak Tina yang keluar dari bibirnya itu.
Kak Tina menunduk, mulutnya mencium mulutku lagi,
suaranya jadi teredam. Kali ini kak Tina mulai
menggerakkan pinggulnya naik turun. Gila, rasanya
gesekan batang kejantananku pada dinding liang
kewanitaan kak Tina yang menggenggam erat itu loh.
Sensasi yang di timbulkan sampai naik ke kepalaku,
buktinya waktu melewati leher dan mulut nafasku
semakin menderu-deru.
Cukup lama juga kak Tina melakukan olahraga turun naik
di atas pinggangku, pasti dia capek juga, habis biarpun AC
kamarku dingin punggungnya keringatan. Tanganku
sampai basah telapaknya waktu mengusap-usap terus
dari tadi. Tiba-tiba saja kak Tina menggerakkan
pinggulnya semakin cepat dan makin keras menghujam
kearah batang kejantananku, makin mantap deh
tusukan-tusukannya. Lalu lidahku disedot kuat-kuat dan
dia roboh lemas setelah tegang-tegang dikit sebelumnya.
Dia sepertinya sudah mencapai orgasme. Tapi suaranya
seperti sengaja ia tahan karena takut ketahuan oleh ibu.
Walau tidak disuruh, kugoyang pinggulku menyodok naik
dikit. Habis kak Tina diam sih, padahal tadi lagi asyik
menggoyangkan pinggulnya.
"Oohh Riooo.. kamu nakal yah..! Tapi enak... enaaak
bangeeett.. iya terus... kamu enak Yo?" tanya kak Tina.
"Iya.. kakakku sayang. Kakak sudah orgasme yah..? Licin nih
jadinya... tapi nikmat juga kok aah... enak kak.. enak
banget..!"
"Iya. Tadi kakak mencapai surga tuh..! Lidah kamu nggak
kegigit kan?" tanya kak Tina kuatir.
Dia tidak sadar tadi menyedot kuat-kuat lidahku, dan
dugaanku dia mencapai orgasme ternyata benar. Untung
tidak digigit lidahku.
"Rio.. biar kamu lebih menikmati kejutannya, ganti posisi
yah?" tawar kak Tina padaku.
"Gaya nungging yah kak?" tanyaku.
"Kamu mau gaya begitu?" kata kakakku.
"Iya.. kayak di internet..." aku mengiyakan.
"Hayo deh berhubung ini kejutan untuk kamu..." lanjut
kakakku tanda setuju.
Kamipun berganti gaya jadi doggy style. Cuma sebentar
saja, walaupun aku bisa melihat kak Tina dari belakang,
dengan kulit punggung mulus walau berkeringat,
pinggangnya yang ramping dan buah pantatnya yang
montok, jelas ini adalah pemandangan indah tersendiri.
Tapi ada yang bikin gaya ini jadi sebentar. Setiap kali
kusodok maju batang kejantananku semakin ke dalam
rongga liang kewanitaan kak Tina, dia seperti tersendak
kesakitan.
"Kakak nggak enak yah?" tanyaku pelan-pelan takut
menyakiti kakak tersayangku.
"Nggak apa-apa kok, terusin saja, yang penting kamu
senang..." jawab kak Tina.
Baru dua sodokan lagi reaksinya sama saja, kesakitan.
Aku tidak mau jadi adik tidak berbudi. Dikasih kejutan yang
sangat nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak
tersayang sih?
"Kak.. ganti gaya lagi deh. Gaya apalagi yang kakak anggap
akan menyenangkan kita berdua?" tanyaku bingung.
"Oh.. Rio sayang.. aku bener-bener sayang sama kamu
deh..." kata kak Tina begitu mengakhiri persetubuhan kami
dan berbalik menghadap dan memelukku dengan erat.
Lagi-lagi aku di cium olehnya, kali ini sebentar saja lalu dia
mengambil posisi persis di tengah ranjang dan
mengangkang lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai
dekat kepalanya. Ini posisi surga bagiku. Melihatnya saja
penisku terkejut. Bibir luar liang kewanitaan kak Tina
otomatis merekah, bibir dalamnya yang berwarna pink
dan tidak kalah sexy-nya di mataku ikutan merekah juga,
membuka gerbang surganya yang berupa lubang merah
muda, menantang untuk ditutupi oleh batang
kejantananku. Aku dengan masih berlutut bergerak
mendekati pintu surga itu, dan dengan posisi sedikit
berlutut itulah kutempelkan penisku di pintu surga dunia itu.
Kugesek sedikit seperti dalam film, lalu karena memang
masih becek-becek dikit jadi lancar saja kucelupin batang
kejantananku itu semuanya. Gesekan dinding liang
kewanitaan kakakku ini masih saja mantap dan kesat,
seret juga malah.
"Aaaahh.." kak Tina malah yang bersuara.
"Enak gak kak Tin?" tanyaku.
"Iyaaa... gerakin keluar masuk dong Yo..!!" pinta kakakku.
Aku menurut, kugerakkan pelan-pelan saja. Memang tidak
lama berlangsung, kakak tersayangku ini buru-buru
melebarkan kakinya lagi dan tangannya buru-buru meraih
leherku untuk diciumi lagi. Gila ciumannya buas sekali, cepat
dan penuh nafsu. Tiba-tiba saja aku yang tetap
mengatur enak-enak tusukan mantap dalam
persetubuhan kami terkaget lagi. Bibirku disedot keras lagi.
Kali ini karena aku tahu bahwa kak Tina mungkin
mencapai orgasme lagi. Aku siaga, sengaja mulutku makin
merapat, menjaga giginya kalau-kalau menggigit.
"Oohh.. Rio sayaaang.. enak sekali.. oohh.. sshh.." desah
kakakku.
"Iya.. kak Tina sayang.. aahh.. nikmat sekali.. aah.. enak..."
sahutku keenakan.
"Gila.. kamu belum mau keluar lagi yah?" tanya kak Tina
setelah agak reda capeknya.
"Adik siapa dulu dong..!?" sempat-sempatnya kami yang
sedang bercumbu bercanda juga.
"Enak nggak kejutanku?" tanya kakakku.
"Bukan enak lagi kak... tapi enak sekali..!! Aku nggak mungkin
bisa membalas kejutan seperti ini..." jawabku.
"Ah Rio.. kalau bukan adikku.. aku mau aja deh pacaran
sama kamu...!" kata kakakku.
"Loh memangnya sekarang kagak bisa apa?" candaku.
Akhirnya sambil bercinta dengan hot terus sebelum aku
ngecret lagi kami ngobrol-ngobrol sedikit. Aku tidak
menyinggung soal keperawanan dan pacarnya sekarang.
Dia cuma cerita batang kejantananku adalah yang
terpanjang dan terbesar yang pernah dia rasakan,
padahal dia baru mencoba 2 batang kejantanan selain
punyaku.
"Kak, gara-gara cerita seks dan soal batang
kejantananku yang super menurut kakak. Kayaknya aku
mau keluar lagi nih..." kataku.
"Aahh... Rio sayang.. jangan takut.. aku sayang banget
sama kamu. Silakan saja keluarkan di dalam rahimku..
jangan khawatirkan apa-apaaa.. aaahh..." kata kak Tina
sambil mengusap-usap punggungku kemudian wajahku.
Mana tahan aku melihat wajah manisnya yang sedang
tersenyum terus melihatku. Kupompa semakin cepat dikit
deh dan dalam-dalam setiap tusukannya.
"Oohh.. oooh.. aaah.. ahh..." begitulah suara kami berdua
akhirnya gara-gara aku mempercepat irama
persetubuhan kami.
"Riooo... aku keluar lagi nih.. aahh..." tampang sexy kak Tina
saat mencapai orgasme untuk yang ketiga kali ini tidak
bisa kutahan lagi deh, apalagi wajahnya yang memerah
berusaha tetap tersenyum senang dan tidak
memejamkan matanya tapi melihat ke dalam mataku.
"Cret.. cret.. cret..." entah berapa kali saat ini aku
mengeluarkan sperma. Yang jelas cairan hangatku
menembak bola kecil di dalam memek kakakku.
Kenikmatannya sukar dilukiskan. Aku sampai roboh
kecapaian dalam pelukan kak Tina yang masih ngangkang
terus.
"Kak Tina sayang..." panggilku.
"Yah.. adikku sayang.." jawab kakakku.
"Kejutan dari kakak sangat tak ternilai..." pujiku.
Malam itu kami tidur seranjang. Bohong besar kalau aku
cerita senggama sampai pagi. Aku kecapaian kok.
Sepertinya waktu baru berbaring sama-sama sebelum
tidur, karena kami sama-sama capek untuk matiin lampu,
aku melihat hari sudah pukul 3 pagi. Dalam ngobrol-ngobrol
sebelum pulas, sepertinya kak Tina cerita, perawannya
hilang sewaktu dia masih kuliah dengan pacarnya yang
berbeda kampus. Dan sebelum pulas kami juga berandai-
andai, siapa tahu saja bisa sama-sama terus setiap
malam minggu pergi barengan saja. Yang pasti kami terus
melakukan hal terlarang tersebut sampai saat ini.
- Fin -
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Widiiiiwww manttep gila mas bro ,
Di bekasi pula =))
Bekasinya dmn tuh biar di temenin tidur siapa tau masuk lagi klo malem =))

Btw mantep bro ;)
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd