Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah Si Tukang Ledeng dan Sepotong Pipa

nakeddevil

Semprot Baru
Daftar
18 Dec 2011
Post
25
Like diterima
13
Bimabet
Kisah Si Tukang Ledeng dan Sepotong Pipa

Hanya rangkaian kalimat-kalimat amatirannlah yang bisa saya tulis untuk menuangkan cerita ini, kurang lebihnya saya mohon maaf.

“Napi” begitulah sebagian temenku memberi nama julukan karena potongan rambutku yg sering plontos telor ceplok seperti Narapidana sewaktu jaman aku SMA, aku berasal dari Bangkalan Madura kelahiran 84 dan temenku yang dijuluki “Ubur-ubur”(Almarhum) oleh sebagian temennya tapi aku sendiri gak tahu kenapa dia dijuluki itu, temen dari desa sebelah kelahiran 79, aku kuliah di salah satu PT dimadura semester 5 pada tahun 2004 dimana kisah ini berlangsung sebelum Ubur-ubur meninggal tahun 2006 akibat Drugs, sedangkan Ubur-ubur kuliah di PTS Malang yg kampusnya deket dengan kos-kosan dijalan “Tripple S” aku yakin pembaca yang pernah kuliah di Malang pernah denger nama itu, Kos-Kosan Putra-Putri yg terkenal Bebas dan sepengetahuanku gak ada cowok ato cewek alim yang kos disana dan juga karena sering main-main kesanalah aku tahu yang namanya pergaulan bebas, yahhh Ubur-ubur Masih ngekos disitu sampai saat itu dan gak lulus-lulus karena akibat pergaulannya itu.

Pagi itu aku diajak Ubur-ubur untuk menemani dia memperbaiki pompa air dirumah seorang preman kelas kakap yang mempunyai banyak wilayah kekuasaan di daerah Surabaya, juga punya bisnis-bisnis hiburan malam, bisnis besi tua , dan kemungkinan juga bisnis-bisnis illegal lainnya. Bang “Komet”(Alias) nama yg hampir seluruh preman-preman wilayah madura-surabaya tahu, preman sekelas Hercules ato John Kei kalo di Jakarta. Bokapnya Ubur-ubur adalah seorang tukang ledeng yg terkenal hampir satu kota karena dia pernah ikut proyek pemipaan PDAM di kota kami dan juga karena masih jarangnya tukang ledeng di daerah kami. Sering kali kalo Ubur-ubur lagi ada di Madura dia disuruh memperbaiki mesin pompa air ato pemasangan pipa dll, yahh sebenernya sih bahasa kasarnya ngasih uang rokok secara gak langsung ke kita yang memang masih belum kerja dan kebetulan Ubur-ubur udah tahu banyak tentang kerjaan bokapnya itu.

Sekitar Jam 7 pagi kita berangkat kerumahnya bang Komet pake motor bututku Suzuki Smash 2003 karena motornya Ubur-ubur udah dijual sama bokapnya buat biaya Ubur-ubur yang Masuk panti rehab Drugs beberapa bulan kemaren, ini juga bukan pertama kali aku menemani Ubur-ubur nguli, sebenarnya sih aku kurang paham tantang kerjaan seperti ini tapi apa boleh buat yang penting ada uang rokok dan Ubur-ubur butuh transport jalan deh. Kita berdua gak tahu persis dimana rumah bang komet tapi sesuai dengan tebakanku ternyata gak sulit nyari rumahnya orang yg banyak dikenal orang. Sekitar jam 8 kita nyampe rumah bang komet, yahhh lumayan jauh sih karena harus melewati satu kecamatan dari rumah Ubur-ubur.

“Ting tong ting tong” begitulah bunyi bel yang kita pencet di depan rumah berlantai dua yang terlihat mewah dan angkuh memandang remeh rumah-rumah desa disekitarnya itu, kemudian keluarlah sesosok gadis berkulit putih mulus sekitar umur 20 tahun yang tingginya sktr 165cm karena tinggiku sekitar segitu juga dengan payudara bulat padat berisi ideal dengan body nya yang sexy mungkin saya contohkan seperti body dan toked si koki sexy Farah Quinn mengenakan hot pants jeans dengan kaos ketat berwarna biru muda dari rumah itu yang aku pikir anaknya bang komet,
“Abang ini yang mau memperbaiki mesin pompa air yaa ?” ujarnya dari pintu rumah dengan logat sundanya yg Masih kelihatan, “loh kok berlogat sunda ya ?” gumamku dalam hati.
“Iya, Mbak” balas kita,
“Sudah Langsung Masuk aja pintu pagarnya gak dikunci kok” ujarnya,
Sambil membuka pintu pagar aku berbisik-bisik menghadap kebawah “Bur, kok dia ngomong pake logat sunda yaa ?”
“kali aja pembokat ato simpenannya, ahhh bodoh amatlah” balas Ubur-ubur pelan,
“ya sudahlah yg penting bisa cuci mata hahaha” ucapku lirih, yah emang aku ggak bakalan berani macam-macam dirumah ini, bisa-bisa cuman tinggal nama doang pikirku.
“Mbak, Pompa airnya ada dimana yaa ??” ucap Ubur-ubur,
“Mari bang langsung saya antar ke halaman belakang rumah” balasnya,
Kita iring-iringan mengikutinya dari belakang sesekali Ubur-ubur mengerlingkan matanya kepadaku sambil berkata “Mantap” dengan pelan melihat sajian hamparan paha putih mulus dengan lenggak lenggok pantat yang begitu bulat, “ohhh mantap nih cewek, berani bayar 1 juta deh untuk short time kalo ada kayak ginian diluar sono” gumamku dalam hati yang rada ngaco kayak orang sinting, jangankan 1 juta ini juga mau beli rokok aja gak punya duit hehehe.
“itu bang pompa airnya, dari kemaren air kran di dapur dan shower kamar mandi gak keluar, ya sudah bang saya tinggal buat air minum dulu yaa” ucapnya.
Oh iya gan ane lupa jelasin di daerah kita banyak yang pake sumur bor termasuk punya bang komet ini.
Sambil berjalan menjauh dari kita, mata kita pun ikut mengiringi kepergiannya “ohhh benar pantat yg nikmat untuk di doggy style” gumamku dalam hati.
“Udah bur g usah terus2an bengong ntar kerjaan kita gak kelar-kelar” ucapku,
“hahaha, OK” jawabnya.
Setelah Ubur-ubur mencoba menghidupkan mesin pompa airnya ternyata “creeett creettt sreeett” bunyi air yang keluar dari sambungan pipa yg menuju kebawah tanah,
“Oalah ini bukan mesinnya yang rusak, ini cuman sambungan pipanya aja yg bocor” ucap Ubur-ubur,
“ya sudah Pi matikan mesinnya dulu terus Bantu aku melepaskan pipanya dulu, kita lem ulang aja” ” ucap Ubur-ubur kepadaku
“Ok, deh” jawabku, kitapun siap beraksi melepaskan sambungan pipa dan sekaligus mengelem ulang dan juga menambah lem campur semen dibagian luar sambungannya.
Alat-alat seperti Lem, semen sekitar ½ kilo dan kunci-kunci lainnya slalu ada dalam tas menemani kita kemanapun kita pergi.
Setelah pekerjaan selesai kita sambil mengebulkan asap rokok dihalaman belakang sambil menunggu semen dan lemnya kering tiba-tiba si empunya rumah yg cantik itu datang lagi membawa dua gelas minuman sirup orange yg dingin,
“nahhh, mari bang diminum dulu sepertinya Abang ini udah haus dari tadi” ucapnya dengan senyuman bibir tipis syaiton yg terkutuk yg slalu menggoda umat manusia untuk berbuat mesum hahaha,
“Mbak, itu bukan mesin pompanya yg rusak, itu cuman sambungan pipanya yg bocor yg mengakibatkan sedotan mesin dari atas jadi lemah” jelas Ubur-ubur
“Oh, jadi cuman itu doang,… udah kelar dibetulin ?” tanyanya
“Ohh iya sudah mbak tinggal nunggu lem kering aja, udah itu bisa langsung dipake” jawab Ubur-ubur
“Dari tadi aq clingak-clinguk noleh kanan kiri kok gak orang lain yaa,” gumamku dalam hati, maksud hati sih mau bicara langsung kerusakan sama biaya servisnya ke bang komet.
“Kalo boleh tahu pak komet kemana yaa kok nggak ada dari tadi?” Tanyaku
“oh iya saya lupa kasih tahu kalo Bang komet lagi ke Jakarta ada urusan Bisnis Besi Tua, mungkin seminggu lagi dia pulang” jawabnya, “loh kok bang bukannya panggil bapak ato ayah” gumamku dalam hati,
“Maaf Mbak, Kalo boleh tahu mbak ini anaknya ato adiknya pak komet yaa ???” tanyaku lagi
“Saya istri bang komet bang, kenapa ? apa lebih pantes jadi anaknya ? hehehe” jawabnya sambil tersenyum sedikit malu,
Ubur-ubur dan aku pun saling bertatap muka seakan-akan berkata “Brengsek, Beruntung sekali bang komet ini punya istri secantik dan semuda ini, kita-kita pun yang muda belum tentu dapat yang kayak beginian”, kadang-kadang juga aku berpikir ngapain aku susah-susah kuliah S1 kalo jadi preman aja bisa kaya dan punya istri secantik ini, Tapi yahh apalah daya gak mungkin juga orang yang tumbuh besar dirumahan memegang sebatang pensil seperti aku dibandingkan orang yang tumbuh besar dijalanan memegang sebilah clurit.
“Waduh, Maaf Mbak, Kita gak tahu kalo mbak istrinya pak komet,… Saya panggil mbak aja yaa ?, soalnya kelihatannya kurang pas kalo saya panggil ibu” ucapku dengan sedikit cengar-cengir.
“hahaha, gak papa bang, nyantai aja lagi,… panggil aja dina(Alias) bang, gak usah panggil ba bi bu lagi,… saya Masih cukup muda dan imut kok hahaha” jawab nya dengan tawa kecil yg terpancar dari wajahnya, seakan-akan sebuah tawa yang terpendam begitu lama.
“ahh nggak mbak saya gak berani panggil nama langsung, ntar kalo didengar orang-orang dikiranya saya mau kurang ajar sama istrinya pak komet” lanjutku,
“aalah bang kalo cuman itu aja sih gak papa, kalo colak-colek tubuh saya, baaru itu namanya kurang ajar… hahaha… ” balasnya dengan tawa yg semakin lepas dari bibir tipis yg pasti enak buat mengulum kontie.
“Lagian gak ada siapa-siapa disini kok… kalo bang komet lagi ada dirumah siang malem selalu banyak tamu pulang pergi… tapi kalo bang komet sedang gak dirumah yaa beginilah bang, sepi, bosan” lanjutnya dengan mimik wajah yang kontras dengan tawa yang lepas sebelumnya seakan-akan menahan rasa kesepian dalam-dalam di lubuk hatinya.
“Mbak, cantik banget deh” ucap Ubur-ubur memotong pembicaraan,
“Ohhh shitttt, mulai deh tanduk setannya Ubur-ubur muncul kepalanya” gumamku dalam hati, entahlah aku gak tahu maksud ubur-ubur berbicara begitu, mungkin saja dia mencoba menghibur ato bisa saja coba-coba menggodanya, tapi yang pasti cowok seperti ubur-ubur yang sudah malang melintang kurang lebih 8 tahun dengan para ayam-ayam kampus sampe tante-tante girang tidak mungkin tidak tahu gelagat kesepian yang ditunjukkan istri bang komet itu, aku cuman berharap ubur-ubur gak bertingkah aneh dirumah ini, akupun tak mau munafik kalo aku pun juga bernafsu melihat cewek sebening dan sesexy ini, tapi aku sendiri juga gak mau cuman gara-gara kenikmatan sesaat berbuah malapetaka.
“Ahh Abang, bisa aja” balasan singkat dengan sipuan malu yg terpancar dari matanya,
“Apalah arti kecantikan bang, kalo itu gak berguna” lanjutnya lagi dengan mimik wajah yang kontras menghilangkan sipuan malu dari wajahnya itu. Semakin jelaslah arah pembicaraan itu.
Skitar 30 menit berlalu dari waktu pengeleman, kita cek kayaknya lemnya sudah mongering, “Mesinnya sudah bisa dipake mbak, kalo mbak butuh air buat nyuci dll, monggo silahkan” ucap ubur-ubur mengalihkan tema pembicaraan kita,
“Mumpung Abang lagi disini, tolong sekalian dicek kran-kran sama pipa-pipa di seluruh kamar sama didapur, kali aja ada yang bocor lagi ato perlu dikencengin !” pintanya “Ohh yaa Abang, langsung aja Masuk pintu-pintu kamarnya gak ada yang dikunci kok” lanjutnya lagi seakan-akan tanpa sedikit rasa curiga terhadap orang yang baru dikenal dan perasaan takut ada benda-benda berharga yang hilang dirumahnya, tapi yahh then again siapa sih yang mau nyolong dirumah bang komet yang emang kenyataannya sebagian besar maling dan rampok didaerah itupun Masih tunduk sama bang komet.
Setelah percakapan itu dia membalikkan badannya dengan senyum tipis yang masih lengket dimulut kecilnya itu diiringi goncangan kecil payudara khas Farah Quinn itu, diapun melangkah dengan pelan dengan goyangan pantat yang sayang untuk tidak dilihat menuju ke dalam rumah.
Seusai memanjakan mata kita dengan pemandangan-pemandangan gratis itu kitapun beraksi melanjutkan pekerjaan kita untuk mengecek kran-kran ato pipa-pipa yang bermasalah, tapi setelah kita mengecek beberapa titik tempat tidak ada masalah yg serius, ubur-ubur cuman mengencangkan kran yang ada didapur saja meskipun itu tidak bocor, tinggal dua kamar dilantai atas aja yang belum kita cek. Tanpa perasaan curiga ataupun niat jahat kitapun masuk ke salah satu kamar dilantai atas akan tetapi setelah kita memasuki kamar itu terdengarlah siraman suara shower dari kamar mandi yang terletak didalam kamar itu, kitapun saling beradu pandangan melihat kejadian itu dan kitapun tahu siapa yang ada dalam kamar mandi itu karena cuman si dina isteri bang kometlah yang ada di rumah saat itu. Timbullah tanduk setan di kepala ubur-ubur untuk iseng mengintip istri bang komet yg sexy itu, aku juga gak mengerti kenapa pintu kamar mandi tidak ditutup sepenuhnya oleh si dina yang memancing mata ubur-ubur untuk bertamasya ria melihat pemandangan surga dunia itu. Aku coba menghentikan langkah pelan ubur-ubur waktu itu “Bur, Jangan” ucapku lirih, tapi dia mengisyaratkan aku untuk diam dengan tanda jari dimulutnya”bentar aja” katanya lirih, “oohh damn, aku gak bisa mencegah ubur-ubur berbuat iseng” gumamku dalam hati, akupun terdiam tidak ikut-ikutan melangkah supaya tidak menambah suara langkah kaki, jantungku mulai berdebar dengan cepat karena rasa takut sambil berharap kelakuan kita gak ketahuan sama si dina. Langkah-langkah kecil ubur-ubur telah mendekati celah pintu yang tidak tertutup rapat itu berharap bisa mengintip hamparan tubuh putih si dina di dalam kamar mandi itu dan kejadian sangat tidak aku harapun terjadi “Kalo jantan, Masuk aja gak usah ngintip-ngintip seperti itu” cetus dina, “Ohhh shittt, kita tertangkap basah” gumamku dalam hati, “Deg deg deg deg” bagaikan disambar petir di siang bolong jantungku berdebar begitu cepat mendengar perkataan seorang gadis sexy dibalik pintu kamar mandi itu, entahlah si dina tahu dari mana kalo ada orang yang coba mengintip, Apakan Bayangan? Suara kaki ? entahlah aku juga tidak tahu,
Apakah ini sebuah Ancaman ? ataukah ini sebuah ajakan dari seorang wanita kesepian ?, pertanyaan-pertanyaan yang muncul membuat debar jantung makin tidak karuan, aku yang masih berdiri di dalam kamar itu melihat ubur-ubur mundur selangkah demi selangkah mendengar perkataan dina tadi itu, bunyi shower pun berlanjut tanpa sepatah kata lanjutan dari si dina, ubur-ubur melangkah mendekati tempat tidur di kamar itu dan duduk sambil menghela nafas panjang, akupun melangkah mendekati ubur-ubur dan duduk disampingnya,
“Bur, lebih baik aku kehilangan uang satu juta buat booking wanita panggilan diluar sana dari pada aku mati konyol dirumah ini” ucapku berbisik dengan kaki yang masih gemetaran saat itu,
“Bur, kamu diam aja, aku yang akan berusaha ngomong baik-baik dan minta maaf, mungkin kita masih bisa keluar rumah ini dengan selamat” lanjutku dengan rasa gelisah yang begitu melandaku saat itu, Ubur-ubur pun diam tanpa sepatah kata hanya dengan anggukan kecil sambil menatap ke arah lantai seakan terpancar penyesalan dari dalam hatinya. Masih terasa begitu hangat dan segar dalam memoriku pembunuhan seorang istri dan selingkuhannya di atas ranjang oleh suaminnya yang masih dalam daerah wilayah kecamatanku tinggal, dan juga pembunuhan seorang pegawai administrasi tata usaha rektorat PT tempat aku kuliah, dia dibacok dipinggir jalan oleh sepupu dan adiknya suami dari perempuan yang dia selingkuhi, bayang-bayang kejadian itu bertambah kekacauan yang melanda jiwaku, mungkin aku sedikit memberikan informasi kepada pembaca yang dari luar madura, penduduk masyarakat madura tradisional tidaklah kejam dan bengis seperti kebanyakan orang duga kecuali para premannya, mereka adalah orang yang penuh ramah tamah tapi jangan salah urusan wanita/istri itu adalah nomer 1 diatas harta dll dan itu berlaku hampir pada semua lapisan masyarakat tradisional baik itu masyarakat biasa ataupun premannya. Mungkin kalau pembaca ingin tahu lebih lanjut bisa menbaca-baca Jurnal ato Karya Ilmiah tentang budaya Carok di Madura yang menyatakan penyebab utamanya adalah Wanita.
Tidak habis pikir aku yang selalu berpegang teguh pada prinsip tidak akan mengganggu wanita orang itu sekarang terjebak didalamnya, entahlah itu sebenarnya prinsip atau hanya ketakutanku yang berlebihan saja. Kitapun masih duduk terdiam di tepi tempat tidur menunggu si dina keluar dari kamar mandi, kemudian pelan-pelan suara kamar mandi terbuka keluarlah si dina telanjang bulat tanpa balutan apa-apa sambil mengusap-usap tubuh bahenolnya dengan handuk sambil memamerkan toked yang benar-benar fantastik, toked bulat putih yang mancung kedepan tidak terlalu besar menggelantung dengan puting kecil yang masih merah kecoklatan itu, toked indah yang melambangkan belum banyak orang yang menyipinya, dan sosok belahan meki yang tanpa bulu itu tertutup terbuka seiring langkah kaki dina. Yaaa kitapun gak mau munafik untuk tidak melihat hamparan pemenadangan itu, mata kitapun terperanjat oleh kemolekan tubuhya, tapi yang lebih membuat aku heran kenapa si dina tidak membalut tubuhnya dengan handuk ?
“apakah ini pertanda lampu hijau ?” gumamku dalam hati dengan rasa takut yng bercampur aduk, “Lampu hijau ataupun merah aku gak mau macam-macam dirumah ini, aku Cuma pengen pergi dari rumah ini baik-baik” lanjutku dalam hati, aku pun berdiri dengan pelan dari tempat tidur itu dengan niat minta maaf,
“Mbak, saya mohon maaf atas kelancangan kita terhadap mbak dina, tolong mbak jangan sampai pak komet tahu masalah ini, saya cuman pengen cari selamat aja mbak” ucapku sambil menundukkan wajahku ke bawah lantai,
“Kalian ini sama aja dengan para pemuda dan laki-laki di daerah sini, semuanya pengecut, beraninya cuman curi-curi pandang dari kejauhan saja, padahal kalian semua pada pengen menyetubuhi aku kan? aku tahu dari tatapan-tatapan nakal kalian” ujarnya sedikit kesal, tanpa membuat merubah posisi kita, ubur-uburpun masih duduk terdiam meskipun sedikit belingsatan medengar kata “pengecut” yang keluar dari mulut dina itu,
“Kalo saja aku bukan siapa-siapanya bang komet mungkin saja kalian sudah memperkosaku dari tadi... dulu sewaktu aku dijakarta, tidak sedikit om-om dan hidung-belang seperti kalian rela membayar mahal untuk sekedar menyipi tubuhku ini, dipuja-puja, disayang-sayang,.. sekarang… diobral gratispun tidak ada yang mau termasuk kalian ini… ahhh… benar-benar aneh… sudah hampir satu tahun aku menanti-nantikan kesempatan ini… aku inigin mengakhiri kesepian ini…” lanjutnya lagi, kitapun masih terdiam tanpa sepatah katapun, entah ada apa dengan si dina ini,
“apakah dia lama tidak disentuh dengan bang komet karena bang komet sudah tidak perkasa lagi? Ataukah bang komet punya istri-istri ato simpanan lain yang lebih cantik diluar sana ?” bisik hati masih dalam diamku itu, akupun tak heran kalau si dina adalah bekas gadis panggilan yang dinikahi bang komet, tidak sedikit diantara para preman kacangan disekitar rumahku yang menikahi wanita bekas perek.
“Maaf Mbak, kami gak ingin nyawa kami disamakan dengan uang, kami mohon untuk diperbolehkan pergi” ucapku yang masih menunduk tidak bisa menatap matanya,
“Justru kalo kalian gak mau mengikuti keinginanku akan mati konyol tanpa mendapat apa-apa, kalian tahu kan hampir semua preman daerah sini tunduk sama bang komet ?” ancamnya dengan sedikit senyum mengejek penuh kemenangan
“Tapi kalo kalian menuruti keinginanku, kemungkinan kalian selamat masih besar, dan bisa menikmati indahnya hidup… Lagi pula kalianlah yang memulai ini bukan aku, jadi kalianlah yang harus menyelesaikannya… hahaha” lanjutnya lagi dengan tawa penuh kemenangan,
Bagaikan buah simalakama dua pilihan yang sangat sulit, pilihan yang keduapun tidak menjamin keselamatan kita seratus persen, “jangan-jangan ini memang skenario si dina yang pura-pura menyuruh kita mengecek kran seluruh kamar, hmmm.. kalo emang iya benar-benar bajingan si dina ini” gumamku dalam hati yang semakin menambah kekacauan pikiranku, yah whatever lah mungkin hanya dengan jebakan seperti inilah si dina bisa mendapatkan kehangatan tubuh seorang laki-laki lagi.
“Sorry Pi, Aku pilih opsi yang nomer dua, paling tidak kalo pun aku harus mati setelah ini aku masih bisa menikmati surga dunia untuk yang terakhir kali” ucap ubur-ubur yang berdiri dari duduknya dan dengan cepat membuka pakiannya,
“Hahaha gitu dong, tenang saja kalian akan aku buat seenak mungkin, kalian belum tahu kan rasanya tubuh si dina gadis panggilan kelas atas ini” cetusnya dengan tawa bangga penuh kemenangan, entahlah mungkin aku kira dina bukan cuman merasa kesepian saja tapi juga mengalami stress berkepanjangan yang bisa dia lepaskan saat ini. Entahlah apa yang ada didalam pikiran ubur-ubur saat ini yang tampak lebih tenang daripada aku yang terus-teruan gelisah tak berujung, “Apakah ini cuman ketakutanku yang berlebihan saja karena belum pernah selingkuh dengan istri orang ? ataukah jangan-jangan si ubur-ubur sudah sering selingkuh dengan istri-istri orang desa ?” pertanyaan-pertanyaan tak berujung yang tak punya jawaban.
Melihat ubur-ubur yang sudah melepaskan pakaiannya yang masih disampingku itu melangkahlah dengan centilnya si dina dengan tubuhya sudah mengering dan mendaratkan bibirnya ke bibirnya ubur-ubur dengan pelan dengan mata sayup yang dibuatnya sangat sensual melirik kearahku seakan-akan mencoba menggodaku, gaya sensual yang mengingatkanku pada peran Sharon Stone dalam Film Basic Instinct, wanita iblis yang tidak bisa ditolak godaannya oleh lelaki manapun,
“Kok, masih bengong ? tubuhku nikmat lhooo” ucapnya lagi dengan senyuman setan alasnya yang sangat menggoda,
“Kalo bang komet tiba-tiba datang gimana ?” ucapku dengan degub jantung yang masih tak menentu,
“Tenang bukan cuman kalian aja yang mati, akupun juga pasti dibunuhnya… hahaha” balasan dengan tawanya yang tanpa beban apapun,
“Bedebah, ini sudah bukan jawaban wanita normal lagi” gumamku dalam hati, mungkin benar si dina mengalami tekanan batin yang sudah lama ia pendam, ubur-ubur pun seakan sudah tidak peduli dengan perkataan dina barusan.
“Ahhhh... Maafkan aku ibu bapak, kalau-kalau esok lusa namaku terpampang didepan surat kabar Radar Madura yang tewas dibunuh akibat selingkuh dengan istri orang “ gumamku dalam hati, akupun melepaskan seluruh pakianku dengan cepat aku sudah tidak peduli lagi apa yang terjadi setelah ini, aku bagaikan di tengah medan perang yang tidak pilihan lain selain terus melangkah kedepan apapun resikonya, paling tidak aku bisa merasakan sesuatu yang indah untuk sementara waktu sebelum kehilangan segalanya,
“Nahhhh gitu dong sayang, mari kita berpesta… Hahahaha” ucapnya lagi yang rupanya dia semakin senang aja,
Sekarang kami berganti posisi, dina merebahkan dirinya diatas kasur dan menarik si ubur-ubur untuk menjulurkan batang kontinya yang mulai ngaceng itu ke mulut si dina, melihat itu aku hanya dapat jatah hamparan dua gunung yang sangat indah untuk dihisap, sedangkan tangan kananku pun mulai menjamah daerah meki si dina yang mulai basah itu, “benar-benar perek bedebah, belum apa-apa sudah basah” gumamku dalam hati, yang mungkin saja si dina sudah merangsang karena harap-harap cemas mengharap kehadiran konti dari tadi, kontiku pun tak mau munafik perlahan tapi pasti mulai berdiri melihat sepongan seorang cewek cantik yang mempunyai jam terbang tinggi itu terhadap teman baikku. Kusibakkan bibir meki putih mulus yang yang tak berbulu itu sedikit demi sedikit, kumasukkan perlahan jemari tengahku kedalam rekah bibir meki sebelah atas dan akupun menyentuh sebuah tonjolan kecil yang menyebabkan bunyi “hmmmm” dari mulut yang dihunus konti itu, si dina sudah mulai tidak tenang lagi, kaki, paha, pantat dan tubuhnya pun sudah mulai bergerak-gerak merasakan sebuah rasa yang mungkin sudah lama tidak dinikmatinya, detik demi detik kuputar-putar jemariku di belahan meki sebelah atas itu tanta melepaskan mulutku yang masih menempel lekat di gundukan gunung terlarang itu, dan akhirnya lepaslah kuluman konti ubur-ubur dari mulut mungilnya itu seakan-akan dia tak kuasa menahan nikmat yang tiada tara itu, sepertinya dia sudah tidak peduli akan konti yang menancap di mulutnya tadi itu, dia hanya ingin merasakan betapa hanngatnya tangan laki-laki yang masih mengusap-usap didaerah yang paling berharganya yang dia rawat baik-baik, perlahan dia membuka matanya yang dia tutup itu sejak lepasnya kulupan konti dari mulutnya itu,
 
"yang... tolong dong memekku dikecup.... meskipun dulu aku sering di booking hidung belang... jarang sekali dari mereka yang mau mengecup kemaluanku... paling tidak aku ingin merasakan sekali lagi hangatnya lidah laki-laki" ucapnya lirih dengan irama nafas yang teratur itu, akupun melepaskan mlutku dari toked si dina menoleh ke arah ubur-ubur untuk mengetahui reaksinya yang sudah tidak dihiraukan lagi sama si dina, tapi tampaknya dia tidak keberatan mempersilahkan dengan isyarat tangannya. Perlahan kutarik kepalaku kebagian bawah tanpa mengucapkan kata "ya" dari mulutku, kusibak belahan meki putih itu, warnanya sangat merah meskipun dia tadi berkata dia adalah gadis panggilan, perlahan kujulurkan lidahku kearah tonjolan kecil bagian atas meki itu,
"Ohhh" cuman sepatah kata itu yang keluar dari mulutnya sebelum gigi atasnya menggigit bibir bawahnya waktu lidahku menempel di tonjolan kecil, itu seakan-akan melukiskan kenikmatan yang sudah hilang dalam memorinya, seluruh tubuhnya pun tak diam begitu saja seakan tak kuasa merasakan rasa baru yang ia rasakan, mekinya tidak begitu pesing, bau sabun khusus meki yang mungkin dia pake sewaktu mandi masih tercium begitu jelas dan menambah gejolak darah mudaku saja, ubur-ubur pun melihat ke arahku mungkin dia heran sejak kapan aku mau mengoral meki cewek, yaaa memang aku dulu jijik untuk mengoral seorang wanita tapi tidak lagi setelah aku mengencani janda umur 30 tahun beranak dua yang hampir membuatku benar-benar jatuh cinta.
Ubur-uburpun sepertinya tidak tahan melihat pemandangan itu diapun mencoba mencium bibir si dina yang masih dia gigit dengan giginya itu, setelah bibir ubur-ubur menyentuh bibirnya si dinapun membalas ciuman itu dengan bringas seperti kesetanan, sepertinya ubur-uburlah yang kewalahan melawan balasan ciunan si dina yang semakin menggila itu. Detik terlampaui menit-menit pun terlewati dengan adegan seperti itu yang akhirnya si dina melepaskan ciuman dari mulutnya ubur-ubur,
"yanggg,... aku sudahhhh gakkk kuuuatt... ayooo cepat dimasukkan" dengan nafas yang masih tersengal-sengal, entahlah dia berbicara kepada siapa, aku melihat ke ubur-ubur mendengar perkataan si dina itu tapi sekali lagi dia mengganggukkan kepala mengisyaratkan aku untuk ngentot duluan, entahlah apa yang dia pikirkan mungkin saja karena kontiku sediit lebih kecil daripada punyanya, yaaa badan ubur-ubur lebih tinggi dariku aku taksir tingginya sekitar 169cm.
Masih dalam posisinya yang tengkurap akupun mencoba menggagahi si dina dengan gaya kalsik dan si dina pun tampak enggan merubah posisi itu, perlahan aku tuntun burung kebanggaanku ke mekinya yang sudah basah dengan air ludah dan cairan mekinya sendiri,
"hfffffttttt " begitulah sepatah kata yang keluar dari bibirnya yang digigit gigi atasnya itu ketika kontiku mulai masuk kebibir mekinya, kucoba dengan pelan mendorong lebih dalam kontiku mungkin sedikit merasakan rasa sakit tapi aku juga tidak gegabah mendorong masuk kedalam meki sempit itu yang mungkin sudah lama tidak terpakai, dan akhirnya "bleeeppp" kontiku masuk sepenuhnya kedalam meki sempit itu dengan licinnya cairan itu yang membantu kita, kubiarkan saja terdiam sebentar kemudian kugerakkan maju mundur pelan setelah dapat isyarat dorongan bokong darinya, benar-benar fantstis seandainya tidak ada rasa gelisah yang berkecamuk di dalam hatiku. Ubur-uburpun mengambil kursi kayu didalam kamar itu dan duduk disamping kita, tampaknya dia tak ingin mengganggu kita dan hanya melihat aksi kita sambil menunggu gilirannya datang.
Ku genjot maju mundur pelan tapi tampaknya dia melawan perlakuan itu, dikit demi sedikit kupercepat irama genjotanku,
"sssssstttttttttt.... hmmmmm" hanya itulah yang keluar dari mulutnya menit-menit berlalu dan akhirnya,
"yang cepetin genjotannya dong..." kata-kata itu keluar dari mulutnya dengan nafas tersengal-sengal, akupun mulai menambah laju genjotanku itu,
"ahhhh... ayooo terus yangg... terus yangg .... terus yangg" kata-kata itu tak henti hentinya keluar dari mulutnya putus-putus dengan gelijangan-gelijangan tubuh yang sudah tidak terkontrol lagi,
"mungkin dia sudah hampir orgasme, padahal baru sekitar 5 menit" pikirku dalam hati, terlalu cepat buat seorang wanita dalam permainan cintanya tapi yaa mungkin saja faktor sudah lama tidak orgasme atau rangsangan yang begitu tinggi saat aku menjilati clitorisnya, hujaman hujaman kontipun terus menghunus tajam meki yang sudah begitu becak dari tadi itu dan akhirnya,
"Ohhhhhh... oohohoho....hmmmmmm" desahan panjang yang sudah tak terelakkan lagi keluar dari mulutnya itu dengan pontang-pantingan kepala kekanan kekiri diiringi kejang-kejangan tubuhnya, sepertinya ada siraman cairan hangat yang menyelimuti batang kontiku dan kuhentikanlah hujaman untuk sementara waktu, ada sesuatu yang terpancar di raut wajahnya yaitu senyuman sebuah kepuasan yang diimpi-impikannya,
"yang terima kasih yaa... telah memberikan rasa indah yang sudah lama terlupakan... skrang giliranku membuat kamu enak... " ucapnya dengan nafas yang belum begitu teratur, kontikupun masih menancap dengan gagah didalam meki yang sudah sangat becek,
"yang tolong dong ambilkan tissue diatas meja itu !!!" ucapnya dengan menatap ke arah ubur-ubur, ubur-uburpun segera mengambil tissue di atas meja yang kursinya di ambilnya tadi, kemudian tissue itu diberikan ke tangan si dina dan si dinapun berkata " yang kamu sabar dulu yaa, aku mau membuat laki-laki diatasku ini berteriak kenikmatan.... hahaha", sempet juga dia bercanda dalam sengal-sengal nafasnya itu, akupun menatap ke arah ubur-ubur ingin tahu bagaimana reaksinya
"santai aja, yang penting dapat giliran aja... hahaha" cetus si ubur dengan tawanya,
"hohoho, jangan khawatir aku bakalan tanggung jawab kok, aku juga yang sudah membuat kalian ngaceng... tenang aku layani kalian meski sampe pingsan... hahaha" lanjutnya lagi dengan candanya, sementara aku cabut kontiku dari mekinya yang basah biar dia leluasa untuk mengelap mekinya supaya tidak terlalu basah,
"aku sudah siap sayang... sekarang kamu di bawah aja, biar aku yang mlayani kamu" lanjutnya lagi dengan centil setelah mengelap bagian luar mekinya yang becek tadi, aku tak ambil pusing kurebahkan saja tubuhku diatas kasur, perlahan dia masukkan ujung kontiiku yang masih menegang dari tadi,
"Sleeeeppp" ya begitulah yang aku rasakan, hanya bagian luarnya saja yang kering di dalam mekinya yang hangat itu masih saja tetep basah meski tak sebecek tadi, tak ada kesulitan sama sekali dia memasukkan kontiku ke dalam mekinya, goyangan demi goyangan dia raih, goyangan indah seorang yang sangat berpengalaman, tidak sampai 5 menit dia berhenti dari goyangannya dia bilang capek, diapun meminta gaya doggy style akupun mengiyakan tanpa keberatan, kuhujam dari belakang dengan ritme semakin cepat sambil menikmati bokongnya yang indah, menit-menit berlalu desahan-desahan yang pelan tadi itu bertambah keras dan bertambah sering keluar dari mulutnya, mungkin sekitar 10 menit kita dalam posisi itu, ada yang aneh dengan diriku waktu itu, aku yang biasanya hanya bertahan tidak lebih dari 15 menit kalau tanpa di bawah pengaruh alkohol atau obat-obat kuat itu masih saja tidak ada tanda-tanda ada yang mau keluar dari kontiku, akhirnya dia meminta kembali keposisi klassik seperti semula, mungkin saja dia mau orgasme pikirku, untuk sekedar info buat pembaca sesuai pengalamanku kebanyakan wanita lebih senang melepas orgasmenya dalam posisi klassik,
Tanpa proses panjang si dina pun kembali merabahkan diatas tempat tidur akupun menghunuskan burung yang gagah itu kedalam mekinya yang sudah bertambah basah, hujaman hujaman kontiku sudah kutambah percepat lagi,
"hmmmm, enak yang... enak yangg" celoteh mulut joroknya yang sudah ngigau merasakan kenikmatan, 3 menit pun berlalu dengan cepat yang sampai akhirnya,
"ayo cepetin lagi yang..." lanjutnya dengan nafas putus nyambungnya bak orang dikejar setan, hujaman-hujaman kontipun tak henti-hentinya ku pacu dalam kecepatan tinggi, dan
"hmmmmm....ohhhhhh....ohhhhhhh..hohoho" suara yang keluar untuk yang kedua kalinya disertai kejangan-kejangan tubuh yang menghentak-hentak tubuhku yang masih gagah diatasnya, pelacur bedebah ini orgasme untuk yang kedua kalinya, masih juga belum ada tanda-tanda cairan yang akan keluar dari kontiku itu, mungkin aku berada dibawah sebuah kondisi psikologis tertentu yang menyebabkan aku susah untuk orgasme itu, yaaa rasa takut itu memang tidak hilang begitu saja meskipun aku coba singkirkan dengan menikmati tubuh bahenol tadi,
"hahahaha, aku tidak salah memilih kamu untuk memuaskan nafsu terpendamku yang... kamu benar-benar hebat sudah bisa membuat aku orgasme dua kali" ucapnya dengan tawa puas dari nafsu yang dia lepaskan tadi,
"biarkan aku bernafas dulu sebentar kali ini aku benar-benar akan membuat kamu keluar" lanjutnya lagi masih dengan nafas yang tersengal-sengal,
Mungkin dia tidak tahu baru kali ini tahan selama itu tanpa pengaruh apapun, mungkin nafsuku benar-benar dikalahkan rasa takutku,
"ahhh sudahlah mbak tidak usah, biasanya tidak kurang dari satu jam permainan untuk bisa membuatku keluar... kasihan si ubur-ubur yang sudah menunggu gilirannya dari tadi... dia juga ingin menikmati tubuh mbak" ucapku dengan senyum yang sengaja kubuat dan pura-pura tampak bangga dengan pujiannya sambil mencabut kontiku yang masih belum ciut juga, aku juga pengen secepat mungkin keluar dari rumah ini tak peduli aku sudah puas apa belum, toh nanti aku masih bisa cari perek disurabaya kalo aku memang masih kepengen ngentot, pikirku dari tadi,
"Wow... Satu Jam ? boleh dong kapan-kapan kita janjian diluar ? mau dong, klenger kena hajaran kontol selama satu jam... hahaha" pintanya dengan tawa centilnya,
"yaaa, gampang nanti bisa diatur ..." balasku yang tak mau pusing meskipun aku tidak ada niat untuk menemui dia lagi, sambil berbaring sebentar disampingnya untuk melepaskan rasa lelahku ubur-uburpun sudah beranjak dari tempat duduknya dan menyodorkan kontinya ke mulut si dina sedangkan tangannya tampak begitu sibuk memegang payudara dan bermain-main dengan putingnya, tampaknya ubur-ubur juga sudah tidak sabar tubuh yang sexy itu, mungkin sekitar 5 menit si dina mengulum batang konti si ubur-ubur dan tampaknya dia sudah mendapatkan tenaganya kembali dan mungkin juga sudah mulai terangsang, akupun pindah duduk di kursi yang diduduki si ubur-ubur tadi, ubur-uburpun sudah mencabut batang kontinya yang sudah tegang itu dan sudah siap mengeksekusi si dina yang masih dalam posisi berbaring, mungkin si dina tidak mau bergaya macam-macam kali ini karena faktor kelelahan, ubur-ubur sudah mulai menyibak bibir meki si dina dengan batang kontinya, pelan pelan batang konti itu pun masuk kedalam meki yang merah merekah tanpa kesulitan lagi dan "slurrppp", "hmmmm " suara yang hampir bersamaan dari kedua mulut mereka, genjotan-genjotan pelan sudah mulai bergerilya, si ubur-ubur tampak sangat menikmati tubuh cantik itu, aku juga yakin tidak sering dia mendapatkan tubuh secantik dan seseksi itu meskipun ubur-ubur sudah malang-melintang dalam pergaulan bebasnya, sesekali kecupan dibibir dan diputing payudara dilontarkan oleh ubur, desah-desah kecilpun mulai bermunculan memecah keheningan suasana saat itu, goyangan-goyangan pantat si dina, hujaman-hujaman konti si ubur-ubur tampak sudah tidak pelan lagi, benar-benar pemandangan yang sangat indah meskipun gelisahku tetap tidak reda, entahlah berapa menit sudah berlalu erangan-erangan kecil juga mulai bermunculan,
"yang memekmu enak yang... hmmm... enak yang..." kata-kata kotor yang bermuculan dari mulut si ubur-ubur diringi hujaman-hujaman konti yang menghunus tajam meki si dina,
"sama yang... kontolmu enak yang... hajar terus yangg" kata-kata yang tak kalah kotornya itu juga keluar dari mulut si dina,
ubur-ubur benar-benar tidak malu lagi mengeluarkan kata-kata itu walaupun dia tahu aku berada didalam kamar itu juga, meskipun kita sudah bersahabat lama dalam melewati kehidupan malam, tapi hanya baru kali ini kita threesome, "apakah ini ubur-ubur sebenarnya kalo sudah beraksi ? ataukah dia ingin melepaskan semua beban-bebannya seolah-olah ini akan menjadi permainan sexnya yang terakhir ?" pikirku dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak henti-henti didalam kekacauan pikiranku, tapi satu yang pasti, ubur-ubur memang tampak begitu expresif dia lontarkan saja apa yang dia rasakan, seolah-olah tanpa rasa beban dan rasa takut, mamang sedikit berbeda dengan aku.
Mereka bergelut begitu hebat, AC dinginpun tak bisa mendinginkan permainan mereka yang memanas, yaaa tak kalah hot dengan permainanku tadi, si dina tampak begitu sangat bersemangat seolah-olah tidak peduli dengan rasa capek dari orgasme yang dia dapat dua kali itu, mungkin dia merasakan rasa baru yang lain dari permainan sebelumnya.
"yang akuuu... hampir keluar lagi yang..." suara engah-engah yang keluar dari mulut si dina, genjotan ubur-uburpun bertambah menggila "bretttt....breetttt...breeett" begitulah bunyi yang keluar dari hasil pertemuan dua alat kelamin itu,
"yannggg,.... Dikit lagi yang.. dikit lagiii... dikit lagi yanggg.... Hmmmmmmmm... ohhohhohhohh.... huhuhuhhhuuuu" desahan-desahan panjang yang keluar yang sudah menandakan klimaks nya si dina untuk yang ketiga kalinya, benar-benar beruntung bedebah itu mendapatkan orgasme yang bertubi-tubi,
"bentar yang.... Tanggung.... Sedikit lagiiiii" kata-kata yang keluar dari hempasan nafas si ubur-ubur yang sudah tidak teratur yang tidak peduli lagi dengan pasangannya yang barusan orgasme itu, dan ......
"hhhhmmmm... ohhhhh... ohhhh..hoooooohohoho" suara kepuasan yang terlontar dari mulutnya ubur-ubur yang tak kuasa lagi menahan nikmatnya surga terlarang itu, perlahan-lahan tubuh ubur-ubur terhempas menindih tubuh si dina yang sedikit basah dengan cucuran tetes keringat mereka berdua, hanya suara hempasan mereka berdua terdengar di kamar itu....
"hahaha... kalian berdua memang benar-benar fantastis... benar-benar hebat" ucapnya dengan tawa yang sangat bahagia,
"aku benar-benar ingin mendapatkan hajaran-hajaran kontol kalian lagi lain waktu" lanjutnya lagi dengan nafas yang belum teratur itu,
Pelan-pelan ubur-ubur mencabut konti yang masih tertanam dalam-dalam di dalam meki yang sudah basah dengan cairan orgasme si dina dan spermanya sendiri, kuberikan tissue ke tangan si dina yang masih terkapar di atas kasur akibat ulah nikmatnya sendiri, si ubur-uburpun terkapar di tempat tidur disamping si dina, si dina mulai buka mulut angkat bicara tentang kehidupannya yang serba kesepian, tentang kerinduannya akan hangatnya tubuh seorang laki-laki yang disebabkan sudah lama tidak disentuh bang komet, si dina sendiri kurang mengerti bang komet itu masih perkasa apa tidak, yang pasti bang komet sering pergi dengan urusannya, kalaupun sedang dirumah anak-anak buahnya dan tamu-tamunyapun datang silih berganti siang-malam tak ada henti-hentinya yang menyebabkan mereka sulit untuk berdua, menjelang tidurpun bang komet tak sempat menyentuh si dina akibat kelelahannya yang menemui tamu-tamunya seharian. Si dina juga masih menaruh curiga bang komet punya perempuan lain diluar sana, meskipun dia belum punya bukti-bukti yang kuat. Terlepas dari kesepiannya akan seorang laki-laki, si dina juga bercerita kehidupan sosialnya yang seakan-akan terasing dalam sepi, para ibu-bu dan wanita di sekitar itu sikapnya masih terlalu formal terhadap si dina yang mengakibatkan si dina se akan-akan tidak mempunyai teman ngobrol, tertawa dan curhat, hanyalah dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan-pekerjaan rumah tanggalah dia bisa sedikit mengisi kesepian itu, ada tetangga dekat yang membantu membersih rumahnya 2-3 hari sekali yang dia bayar harian. Yaaaa itu sebagian kisah cerita kehidupan seorang anak manusia.
Detik-detik berlalu menitpun berlalu, entahlah sudah lama dia bercerita waktu itu jam dinding kamar itu menunjukkan pukul 10.15 WIB, akupun berniat memakai baju dan pamitan pergi dari rumah itu, tapi niatan itu masih di tolaknya mentah-mentah dia masih berniat untuk melanjutkan permainan berbahaya itu tapi masih ingin istirahat dulu, seperti dalam lagu doel sumbang apa boleh buat tai kambing bulat-bulat.
Aku yang masih duduk dalam gelisahku hanya bisa terdiam, si ubur-uburpun meladeni obrolan-obrolan dan guyonan-guyonan si dina, mereka tampak begitu asyik dengan obrolannya seperti tanpa merasakan takut sedikitpun, kita bertiga masih belum memakai apa-apa, ketakutan yang berlebihan itupun menjadi sebuah kenyataan setelah ada suara dari seorang gadis muda yang aku taksir seumuranku di pintu kamar yang memang kita tidak tutup tadi, entahlah kita benar-benar tidak mendengar apapun masuk kedalam rumah yang sepertinya memang tidak dikunci tadi,
"Kalau urusan kalian dengan perek ini sudah selesai aku tunggu di ruang tamu !!!, jangan coba-coba lari !!!" ujar gadis itu dengan marah dengan menggunakan bahasa maduranya seraya membuang muka dan meninggalkan pintu kamar,
"Deg deg deg deg" detak bunyi jantungku, aku tidak bisa berpikir saat itu yang ada hanya bayangan-bayangan mata pisau yang tajam siap menghunus dadaku.
"mbak, tadi itu siapa ?" Tanya ubur-ubur dengan nada yang agak gugup,
"Itu, Erma(Alias) anak bang komet" jawabnya singkat dengan nada yang juga gugup, rupanya mereka juga takut tidak seberani tadi untuk menghadapi bahaya di depan mata, tanpa sepatah kata lagi aku bergegas mengambil pakaianku dan memakainya, tindakankupun juga langsung diikuti si ubur-ubur tanpa banyak bicara, setelah kita berpakaian kita pun beranjak keluar dari kamar itu, sekilas kulihat si dina yang masih diam dalam ketelanjangannya di atas tempat tidur itu tampak ketakutan di raut wajahnya, 'benar-benar wanita bedebah penyebab kekacauan semua ini" gumamku dalam hati yang sangat kesal, aku tak tahu apa yang terjadi dengan si dina setelah itu, langkah demi langkah kita angkat dari kaki yang sangat terasa amat berat itu menuju ke ruangan tamu, kulihat sosok gadis madura yang cantik tadi itu duduk diruang tamu melihat bengis kearah kita seakan mau melahap kita mentah-mentah, kitapun menghampiri dengan rasa takut,
"Mbak, kami benar-benar minta maaf kita sudah berbuat lancang dirumah ini, tolong jangan sampai bang komet tahu kami hanya ingin cari sel... ", "Duduk !!!", ucapan tulusku yang terpotong oleh kata dengan nada tinggi dari mulutnya si erma, kitapun duduk di sofa panjang berdampingan dengan mata melihat kebawah lantai,
"Mbak, Kami...", "Diam !!!", kata-kataku yang bermaksud minta maaf itu terpotong untuk kedua kalinya,
"Aku minta KTP kalian !!" perintah si erma,
"Jangan Mbak, kita masih pengen hidup" pintaku yang memelas waktu itu,
"Kalian Diam saja, turuti perintahku !!! ato kalian mau aku panggil preman-preman disini ??? " ancam si erma dengan wajah bengisnya itu, kitapun diam mendengar ancaman itu, akupun membuka dompet menyodorkan KTP, aku emang sengaja membawa dompet yang isinya ada STNK sama SIM takut-takut ketemu Polantas iseng cari rokok di jalan,
"Maaf Mbak, saya gak bawa dompet, KTPku ada didalam dompet" ucap ubur-ubur sambil berdiri memperlihatkan kantong celana pendeknya yang kosong melompong hanya sebungkus rokok di saku sampingnya,
"Ya sudah cukup satu aja, tinggalkan No telepon yang bisa dihubungi... tapi awas kalo tidak bisa dihubungi, kucari kalian ke alamat KTP ini..." ancam si erma masih dengan wajah sadisnya, si ubur-ubur menoleh ke arahku untuk yang kedua kali, aku tahu ubur-ubur tak pernah pegang HP dalam waktu yang lama, HP yang dibelikan ortunya slalu ia jual buat beli drugs, apa boleh buat kuberikan saja no HP ku tanpa mengetahui maksud dari si erma, aku pegang HP dodol hitam putih pada waktu itu. Si erma yang melihat status pelajar di KTP ku pun bertanya apakah aku masih kuliah, kujelaskan saja semua dan juga termasuk si ubur-ubur, tak lama dari itu kitapun diperbolehkan pergi sama si erma tanpa memberikan ongkos pipa air yang kita perbaiki dan kitapun tidak mencoba memintanya, diperbolehkan pergi hidup-hidup saja sudah sangatlah beruntung, tapi satu hal yang masih menjadi ganjalan dalam hatiku, buat apa dia minta KTP dan no Hp kita ???, yaaa whatever lah paling tidak kita masih bisa pulang dengan selamat hari itu, selama perjalanan pulangpun sama-sama tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kita, mungkin di dalam hati kita masih banyak timbul pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban yang jelas.

Setelah sekitar dua minggu akhirnya aku tahu maksud si erma yang mungkin nanti aku ceritakan dalam judul "Tragedi Rumah Bordil",tidak terjadi real sex antara aku dan si erma, tapi aku meniduri wanita lain yang membuat si erma benar-benar marah kepadaku, si ubur-ubur meninggal tahun 2006 pada waktu bulan puasa, dan aku benar-benar lega setelah mendengar kabar bang komet meninggal karena lumpuh yang mungkin aja stroke menurut kabar di jalanan sekitar tahun 2007 aku tidak ingat benar bulannya yang pasti beberapa bulan setelah kejadian pembunuhan seorang kepala desa yang masih satu kecamatan dengan bang komet yang di lakoni anak buahnya bang komet dan juga sebelum aku kerja di Bali tahun 2008.

In Memory of Ubur-ubur (1979-2006)

S E K I A N

Tidak usah di rate, tapi kalo kalian suka tolong di komen ato sekedar say hi, biar bisa terangkat dan bisa dibaca yang lain, terima kasih.
Bagi Para Maestro Ditunggu Komment nya
 
Terakhir diubah:
boleh tahan bro ceritanya mantap..dan ditunggu sambungan,nya


mantab broo critax...

Saja mantap bikin :ngaceng: plus pengen....

makasih buat agan-agan yang sudah mampir, sebenarnya ane masih minder ceritaku itu bisa diterima para semproter ato tidak....
nanti ane tulis kisah selanjutnya tapi mungkin agak lama sktar 2 minggu, soalnya agak sibuk ma kerjaan gan...
 
Real story ya gan, mantap deh. Soalnya detil banget jalan ceritanya. Di tunggu kelanjutannya.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd