Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A High Class First Love Story (BUCIN)

Next update kapan? ><


  • Total voters
    72
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Dodo Meninggal Dunia...
wkwkw wkwkwkw kwkwkw Maksudnya meninggalkan dunia dan keluar angkasa.
garing ya? receh ya?
biarin...
yang penting FLAT IS JUSTICE.

katanya dodo keluar angkasa buat ngecek apakah Bumi itu sedatar nenen pini?

Iiiiiiihhhhhhh
Nb.: Video punya org :Peace:

FYI semua penganut paham bumi datar memiliki otak yang datar juga :D
 
ish kak dodo lucu deh,
Cium jangan?

Iiiihhhhh cucok deh
s_sm_maho.gif
 
Part XIV: Handshake Event

Sudah dua minggu dari pendaratanku di bumi, dan sudah seminggu pula aku diperbolehkan untuk beraktivitas seperti biasanya setelah seminggu aku berada di rumah sakit untuk masa pemulihan. Yah sebenarnya sekarang juga masih sih, tapi aku paksa aja untuk keluar dari rumah sakit dan berobat jalan, toh tubuhku sudah cukup kuat dan tidak terasa sakit lagi. Selama seminggu itu juga Viny selalu menemaniku di rumah sakit, memang bucin.

Sekarang adalah hari Minggu, dan aku sekarang sedang berada di dalam Aston Martin-ku untuk menuju ke sebuah gedung tempat Viny sekarang berada. Kebetulan JKT48 sedang mengadakan acara rutin mereka yang bernama handshake. Ya, handshake, salaman. Memang kapitalis sekali tempat Viny bekerja, salaman saja harus bayar. Padahal aku yang sudah pernah bersetubuh dengan tiga di antara mereka saja gratis kok, ehehe.

Tujuanku ke sana bukan hanya untuk menengok Viny saja, bukan juga untuk Shani, tapi untuk Yona. Ya, aku akan menyelesaikan masalahku yang tertunda karena pekerjaanku kemarin.

Setetelah memarkirkan DB11 milikku, kini aku berjalan masuk ke dalam aula tempat di adakannya acara. Yah seperti biasa, aku dapat melihat ratusan laki-laki yang kini memenuhi aula ini. Pengunjung perempuan sangat sedikit sekali, malah sepengamatanku jauh lebih banyak staff perempuan dan anggota JKT48. Wajar kalau seperti itu sih.

Kini di hadapanku adalah bilik tempat Viny melakukan handshake. Tentunya untuk bisa bersalaman perlu tiket dong, dan aku kini tak memilikinya. Itu tandanya aku harus membeli tiketnya terlebih dahulu, tapi bagaimana ya?

Yah aku nekat aja. Kini aku sedang mengantri di sebuah loket pembayaran. Paling di sini tempat beli tiketnya, lah di sampingnya terdapat banner, peraturan, dan tata cara handshake kok.

"Permisi mbak. Beli tiket handshake di sini?"
"Iya." Mukanya judes bat.
"Bisa beli tiket untuk Shani, Viny, dan Yona masing-masing 10 tiket?"
"Semuanya udah sold out. Ada lagi sesi selanjutnya." Nyolot bat.

Tanpa basa-basi, perempuan itu kini sibuk dengan laptop yang berada di depannya melayani pembelianku. Ya, memang melayani, tapi mana ada pelanggan umum yang betah jika dilayani seperti ini.

"Eh mbak, untuk Yona sebaiknya sesi selanjutnya lagi saja."

Ya, rencananya aku akan menemui Shani, kemudian Viny, lalu Yona. Aku ingin pertemuanku dengan Viny dan Yona berada di saat-saat terakhir sesi itu, karena tentunya tak boleh ketahuan para wt. Mbak-mbak kasir yang mendengar permintaanku tadi kini memandang sinis diriku ini. Kurang ajar memang.

"Totalnya jadi sejuta lima puluh." Ucapnya dengan nada judesnya itu.

Aku pun kini menyerahkan sepuluh lembar uang seratus ribu tupiah dan selembar uang lima puluh ribu rupiah.

"Barcode-nya?"
"Hah?"
"Iya barcode mypage. Masnya udah daftar belum? Ah elah. Masnya sambil nunggu buka minggir dulu." Buset ngegas dong.

Dengan segera, aku keluarkan ponselku dan membuka halaman mypage yang terdapat foto Viny di sana. Ah ribet sekali.

"Ini mbak." Aku berikan ponselku kepada mbak-mbak judes itu.

Setelah layar ponselku dia arahkan pada barcode scanner, dia memberikan ponselku kepadaku lagi. Setalah diberikan, aku tetap berdiri di depan mbak-mbak itu, kali saja belum beres.

"Apa lagi?"
"Nungguin mbaknya, udah selesai belum?"
"Udaaaah, minggir. Ayo selanjutnya."

Ga habis pikir aku bagaimana seorang yang langsung berhubungan dengan pelanggan melayani para pelanggan dengan sifat teramat judesnya. Kalau aku jadi atasannya, mungkin sudah aku pecat.

Sekarang aku berada di dalam barisan handshake mikik Shani. Tentunya, aku harus berbaris dong, di dekat para wt yang baunya sangat menyengat ini. Semoga aku ga pingsan.

Kini giliranku untuk bertemu dengan Shani. Aku memberikan ponselku kepada penjaga sebagai bukti pembelian tiket lalu lalu masuk ke dalam bilik itu.


"Halo kak..."

Ucap Shani dengan senyuman cantik khasnya itu sambil tangannya yang menyambut kedua tanganku, sebelum dia menyadari keberadaanku.

"Kak Dodo! Kak Dodo ngapain?!" Shani nampak kaget, namun tangannya memegang tanganku dengan erat.
"Mau ketemu Shani ehehe." :)
"Ih nanti aku bilangin kak Viny loh." Ancamnya sambil memasang muka cemberut.
"Eh jangan gitu dong cantik."
"Beneran nih aku bilangin ke kak Viny."
"Ya aku kan udah beli tiket kamu, masa ga boleh sih."
"Ya iya sih..."

Kami pun terdiam untuk waktu yang cukup lama. Ya ga lama-lama juga sih, gue hanya punya waktu kurang lebih 100 detik kok. Kini kepala Shani menunduk menghadap ke bawah sambil terus menggenggam erat tanganku.

"Hmm.... Kakak, kok ga ke rumah sakit? Bukannya sekarang jadwal kontrolnya kakak ya?" Tanya Shani yang kini menatapku. Terlihat wajahnya kini yang sedikit berwarna merah.
"Yaa... Sehabis dari sini sih. Tapi bagaimana bisa pergi kalau tangan aku digenggam erat sama kamu."

Mendengar kata itu, dengan cepat Shani membanting tangannya melepaskan genggaman tanganku ini. Tubuhnya menyamping ke sebelah kirinya, dia sedang mencoba untuk tidak menatap langsung diriku ini. Jari telunjuk tangan kanannya pun kini berada di mulutnya. Matanya memandang ke arah bawah, walaupun aku tahu sesekali dia melirikku. Aku juga dapat melihat wajah sampingnya yang mulai tambah merah.

"Hahaha bercanda kok Shani. Aku cuman pengen ke Yona aja. Kamu udah tau kan ceritanya? Ya, aku mau menyelesaikannya sekarang."

Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku."

"Mas mas udah mas."

Yah sudah habis, cepet bat.

"Yaudah ya Shani aku keluar dulu. Dadah." Ucapku kepada Shani yang tidak mengubah posisinya itu.

Kini aku sedang menunggu di depan bilik tempat Viny. Tidak di depan persis sih, kan aku mau jadi orang terakhir yang berjabat tangan dengan Viny di sesi ini.

Beberapa saat sebelum barisan ditutup, aku masuk ke dalam antrian. Kini aku menjadi orang terakhir dalam barisan ini. Setelah menunggu, kini giliranku tiba. Aku memberikan ponselku kepada penjaga sebagai bukti pembelian tiket lalu masuk ke dalam bilik. Namun sesaat sebelum aku masuk...

"Mas, diem aja ya."

Ucapku kepada samg penjaga sambil memberikan 20 lembar uang seratus ribu rupiah yang digulung.


"Halo kakak..."

Ucap Viny dengan senyuman manis khasnya itu sambil tangannya yang menyambut kedua tanganku, sebelum dia menyadari keberadaanku.

"IIIIIHHHHHH....." Viny memasang muka sok sebalnya itu kepadaku. Namun tangannya menggenggam erat tanganku, jauh lebih erat dibandingkan genggaman Shani.
"Siapa yaaa??? Wlekkkk." Ucap gue sambil menjulurkan lidah.
"Iiihhhhhh kamu nyebelin tau ga?! Kamu ke sini ga bilang-bilang!" Jadi ngegas kan.
"Ya udah sih, iseng doang kok. Kalau kamu ga suka anggap aja aku wt."
"Ih dasar wt. Udah jelek, dekil, bau, mesum lagi." Sindir Viny yang dari cara menyindirnya aku tahu dia hanya bercanda saja.
"Hey aku ga seburuk itu ya. Dasar Viny nakal."
"Katanya kamu mau disamaain sama wt." Tampak Viny ketawa kecil mengejek diriku ini.
"Yaa aku sih tadi baru aja handshake sama Shani sih, ehehe." :)
"IIIIIHHHHHHHHHH.......!!!!!!!!"

Viny pun melepas genggaman tangannya yang erat itu. Kini dia mengambil posisi miring sambil menyilangkan tangannya di dadanya dan berusaha menghindari kontak mata denganku. Gaya ngambeknya memang terlihat lucu kek gitu.

"Sayang kok kamu gitu sih."
"Bodo! Kamu bilang katanya mau kontrol, malah ke sini! Ga bilang-bilang lagi. Huft. "
"Iya iya. Aku kesini buat nyelesaiin urusan sama Yona. Aku pikir sekarang adalah saatnya."
"Ih!"

Aku meraih tubuh Viny memeluknya sehingga tubuhnya kini berhadapan dengan tubuhku, walaupun pelukannya jelas tidak erat karena terhalang properti handshake. Dengan sekejap, aku langsung menyumpak mulut Viny dengan mulutku, kami berciuman.

"Mmphhhh...."

Viny nampak kaget dengan perlakuanku pada dirinya ini, walaupun dia dapat menerimanya. Kini kami berciuman dengan decakan ciuman kami yang terdengar cukup pelan, kami melakukannya dengan tempo yang sangat pelan. Lidahku kini beradu dengan lidah Viny, dan air liur kami saling bertukar. Kini aku dapat merasakan setiap sisi dari mulutnya itu yang teramat lembut. Rasa manis dan lembut khas mulut Viny selalu aku membuatku ingin berlama-lama menikmatinya. Namun...

"Mas, sudah habis ma...."

Aku dapat merasakan sang penjaga kini kaget tak percaya dengan apa yang kami lakukan ini.

"Eh maaf mas ganggu, tapi waktunya udah habis." Ucap sang penjaga yang buru-buru keluar dari bilik setelah mengatakan ini.

Kami pun melepaskan ciuman kami. Ya sebal sekali sih rasanya, namun mau bagaimana lagi.

"Tuh yang, keluar gih sana."
"Dih ngusir."
"Bodo amat. Bye jelek, wlekkkk."

Viny pun menjulurkan lidahnya kepadaku dan menyuruhku untuk pergi, memang kesayangan. Sementara aku kini sudah berada di luar bilik tersebut.

"Maaf ya mas udah ngelamain sama ngeganggu masnya."
"Ga apa-apa kok mas. Malah terimakasih banget loh mas."
"Iya ga apa-apa. Jangan bilang siapa-siapa ya."
"Siap mas."

Kini aku berjalan pergi keluar dari area handshake, walaupun masih di dalam aula. Kini aku bingung apa yang akan aku lakukan untuk menunggu sesi selanjutnya pda satu jam lagi. Para wt sih sekarang sedang berada di depan panggung menyaksikan semacam MC teater, tapi enggak lah ya, ngapain juga kalau ga ada Viny. Mending aku keliling-keliling aja ke booth sponsor, kali aja ada jajanan yang enak, apalagi bisa godain SPG-nya, ehehe.

One hour later.

Sekarang aku sudah berada di barusan paling terakhir di depan bilik milik Yona. Aku sudah bersiap untuk bertemu dengannya, setelah diriku ini sukses dikerjai oleh para SPG minuman kemasan untuk membeli 2 lusin produknya yang terbagi menjadi 4 bungkusan ini. Nocan ga dapat, kembung iya. Satu bungkusan sudah aku minum, dan rasanya kembung sekali. Semoga belum tidak kebelet deh sebelum urusanku dengan Yona selesai. Mana ada tiga bungkus lagi yang belum terminum. Ada-ada saja, hadeeehhhh.....

"Mas, ini minuman saya nitip di sini ya mas."
"Oh ya mas, ga apa-apa. Banyak amat tuh mas."
"Iya, dikerjain SPG. Hahaha."

Aku pun menaruh tiga bungkus minuman ini di lantai, persis di samping si penjaga. Kini aku giliranku untuk bertemu dengan Yona. Seperti dua sebelumnya, aku memberikan ponselku kepada sang penjaga untuk dipindai lalu masuk ke dalam bilik. Juga tentunya, aku memberikan sebuntalan uang kepada sang penjaga sama seperti kepada mas-mas penjaga bilik Viny.

====\\====
Narrator POV, again.

Di dalam sebuah aula yang berada di sebuah gedung di daerah ibukota, nampak seorang wanita yang berumur hampir seperempat sedang berada di balik salah satu bilik kecil yang terdapat di dalam aula tersebut. Perempuan itu sedang melakukan pekerjaannya. Ya, wanita itu bernama Yona. Yona merupakan salah satu dari puluhan wanita muda lainnya yang bekerja pada sebuah perusahaan Jepang. Para perempuan muda tersebut diharuskan untuk dapat menari dan bernyanyi, dan tentunya 'melayani' hasrat masyarakat luas terutama kaum adam tentang asmara. Memang cukup menyedihkan mendengarnya.

Yona sekarang sedang melakukan pekerjaannya, bersalaman kepada orang-orang. Ya, orang-orang membayar sekian rupiah kepada sang korporat agar dapat bersalaman dengan para gadis itu. Memang cukup aneh bisnis ini, namun terbukti laku keras. Dunia memang sudah menggila.

"Terimakasih ya kak." Ucap Yona kepada seorang yang baru saja bersalaman dengannya ini dengan sangat lembutnya, wajahnya pun terlihat amat menawan saat mengucapkan kalimat itu.

Tentunya Yona sudah sangat capek dengan pekerjaannya yang sudah dia jalani selama 6 tahun ini. Yona sudah sangat ingin untuk berhenti dari pekerjaannya ini. Namun, dia harus menjalani ini. Keuangan lah yang memaksa Yona untuk terus bekerja di sini mencari uang. Penghasilan orangtua yang tidaklah seberapa dan harus membiayai dirinya dan adiknya menempuh perkuliahan menjadikannya harus seperti ini.

Kini Yona sedang beristirahat, mengistirahatkan badannya yang sudah terasa letih itu. Namun, nampak ponsel pintar wanita itu menyala dan menampikan sebuah pesan.

"Yona, bsk bisa LT ga? Ada yg mau."

Yona kini memandang ponselnya dengan pandangan hampa.

"Bisa." Balas sang wanita.
"Ok nanti dikasih tau lg. Bayaran biasa."

Yona kini tertunduk, menyembunyikan wajah jijik dan marahnya pada dirinya sendiri. Ini semua berawal dari tiga tahun yang lalu, di mana bisnis keluarganya kena tipu sehingga bangkrut dan kini keluarganya menanggung hutang yang cukup banyak. Seluruh surat-surat rumah, tanah, mobil, dan apapun yang dimiliki kini sudah berada di bank sebagai jaminan pinjaman. Sejak saat itu pula, Yona juga bekerja menjajahkan salah satu aset berharganya itu pada laki-laki hidung belang melalui seorang mucikari. Bayaran yang Yona dapatkan terbilang cukup tinggi, sudah hampir sepersepuluh hutang keluarganya terbayarkan dengan usahanya ini. Tentunya, Yona melakukan hal ini tanpa sepengetahuan keluarga dan teman-temannya. Yona tak ingin ada orang yang mengenalinya mengetahui bahwa dia sudah sangatlah kotor.

Setelah cukup beristirahat, Yona kembali bekerja bersalaman melayani orang-orang di dalam biliknya itu. Yona selalu melayani siapapun yang datang ke dalam biliknya ini dengan sangat ramah. Sampai ada seseorang pria yang datang ke dalam biliknya itu.


"Halo kak..."

Yona menyambut sang pria dengan wajah yang ceria dan tangannya yang siap untuk bersalaman. Namun ketika Yona menyadari siapa pria yang datang, kini dirinya berubah π radian (derajat sudah mainstream ea.)

"Lo ngapain di sini?!" Yona sontak menjauhkan tangannya. Nampak Yona terlihat emosi, terlihat dari tangannya yang ia kepalkan itu memukul meja.
"Gue beli tiket HS lo. Kenapa? Ga boleh?" Sang pria pun juga tak mengeluarkan tangannya dari saku jaket kulitnya yang sedang dia kenakan.
"Jangan harap ya gue bakal maafin lo!"
"Ha ha ha ha. Sudahlah, gue dah tau semua tentang lo, termasuk kejadian itu. Gue tau lo punya kerjaan lain selain ini."
"Terus apa?! Apa hubungannya sama lo?! Lo ga suka?! Lo mau hina gue?! Gue ga peduli! Gue yakin lo ke sini cuman pengen manfaatin gue?! Ga akan!!! Dasar lo laki-laki hidung belang!!!"
"Hahahaha. Terserah lo aja, gue ga ada banyak waktu buat urusan sama lo. Tolong lo pake dengan bijak, biar lo ga usah ngelonte lagi."

Pria itu mengeluarkan sebuah amplop kecil berwarna putih dari saku kanan jaketnya dan meletakannya di depan sang wanita. Kini sang pria langsung pergi dari dalam bilik, meninggalkan sang wanita dengan wajah yang teramat emosi itu.

"Mas, waktunya masih banyak loh."
"Ga apa-apa, sudah cukup."
"Ngomong-ngomong ini buat saya mas?" Ucap sang penjaga dengan wajah yang tak percaya itu.
"Iya, itu buat masnya. Kalau masnya keberatan nanti mas sumbangin aja. Oh ya minumannya ambil juga sekalian, ga akan habis kalau sama saya."
"Wah makasih banyak ya mas."
"Iya mas, sama-sama."

Sepuluh menit kemudian, kini sang wanita sedang beristirahat di dalam ruangan khusus para anggota. Kini di tangannya terdapat sebuah amplop pemberian seorang pria yang berhasil membuat emosinya naik itu. Dengan malas, dibukalah amplop itu, nampak beberapa lembar kertas dari dalam amplop itu. Pandangannya kini tertuju pada sebuah kertas kecil yang sang wanita lihat pertama kali saat dia mengeluarkan isi dari amplop itu.

"ATAS PENYERAHAN CEK INI BAYARLAH KEPADA Viviyona Apriani A̶T̶A̶U̶ ̶P̶E̶M̶B̶A̶W̶A̶ ̶U̶A̶N̶G̶ SEJUMLAH dua ratus lima puluh juta rupiah (Rp.250.000.000). Anggara Widodo. Tanda Tangan dan Nama Lengkap/Cap Perusahaan Penarik."

Isi secarik kertas kecil itu yang tertandatangani. Sang wanita nampak kaget tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya kini.

"Hah?! Gak mungkin! Pasti penjahat kelamin itu punya rencana lain! Pasti cek kosong. Ga akan aku maafkan dia!"

Pikiran perempuan itu masih saja menyangkal apa yang ada dihadapanya kini.

"Gak mungkin!!! Gak mungkin!!!" Ucap sang wanita yang kini memandang sebuah kertas yang posisinya berada di belakang kertas kecil tadi. Ya, kertas yang sedang dia pandang itu adalah surat keterangan lunas dari hutang keluarganya itu, dengan total pembayaran berjumlah lebih dari satu miliar rupiah. Tubuhnya pun langsung lemas ketika melihat kertas itu.

Wajah sang wanita pun kini nampai tak percaya, air matanya pun mulai mengalir. Nampak di kepalanya kini terlintas wajah kedua orang tuanya yang sedang menangis bahagia itu ketika menerima kabar tentang ini. Kini tak terlintas lagi pikiran buruk tentang sang laki-laki di kepalanya itu.

Sekarang sang wanita membuka kertas yang berada di posisi paling belakang. Nampak sebuah sebuah kertas HVS yang di atasnya berisi penuh tulisan yang amat jelek itu. Nampaknya itu merupakan surat yang ditulis dari sang pria.

"Halo Yona.

Gue cuman mau nanya aja sih, kenapa lo mau lakuin hal itu? Maksud gue, lo kenapa mau di suruh sama orang Jepang buat ngerjain gue? Gue sih tau apa yang orang itu inginkan dan apa perintahnya kepada lo. Oh ya lo tau kan orang itu dibunuh tak lama setelah kejadian itu? Ya, itu gue yang bunuh. Gue bayar orang buat bunuh bangsat itu.

Terus, kenapa lo harus bohong kepada Viny? Lo ga terima sama apa yang gue lakuin ke lo itu? Kalau iya, gue minta maaf sebesar-besarnya, Yon. Tolong maafkan gue. Namun kalau lo tetep ga mau maafin gue, ga apa-apa lo marah sama gue. Akan tetapi tolong banget jangan ganggu Viny, tolong jangan ganggu teman sekaligus anggotamu itu tim kamu itu. Aku tak mau karena ini semua, rusak pertemananmu dengan Viny.

Yon...

Apapun itu, tolong hentikan ini semua. Tolong hargai dirimu ini. Jangan pernah kembali lagi ke dunia gelap itu, apapun alasannya itu. Dirimu jauh lebih berharga dibandingkan uang lima juta rupiah itu. Ya, gue mengerti lo terpaksa ngelakuin itu demi keluarga lo yang tertipu, dan usaha keluarga lo bangkrut. Gue amat sedih mendengarnya. Gue bisa rasain apa yang lu rasain, dulu keadaan gue juga seperti lo.

Mungkin gue ga bisa banyak bantu lo. Tapi dengan ini semua, gue harap lo bisa bangkit lagi hidup seperti normal sebagai wanita lainnya yang tidak dapat dibeli dengan uang. Anggap aja sebagai paket permintaan maaf gue kepada lo. Maaf juga kalau dulu lo nyadar beberapa hari setelah kejadian itu lo ngerasa sering dibuntuti sama orang-orang yang gue suruh. Tolong pergunakan ini semua dengan bijak. Gunakan untuk memajukan keluarga lo sekarang agar tidak terjebak dalam kondisi seperti ini lagi.


Salam hangat,
Dari anak seorang kuli dan buruh cuci."

Air mata itu mulai tambah deras ketika dia membaca sebuah kertas kecil yang juga berasal dari amplop itu. Kini pandangan semua orang yang berada di ruangan itu tertuju pada sang wanita itu. Seorang wanita lainnya kini mendekati sang wanita yang kini sedang menangis dengan kerasnya itu. Wanita itu adalah Viny.

"Kak Yona..."

Dalam sekejap Yona yang menangis itu langsung memeluk wanita yang baru saja menghampirinya itu.

"HUAAAAAAA........ :("
"Kak..."
"Aku minta maaf Vin... Udah bohongin kamu... Huuhuu..." :(
"Ga apa-apa kok kak. Kan kemarin udah minta maaf."
"Tapi... Kenapa dia..."
"Jangan bingung. Itulah sifatnya, yang membuat gue langsung jatuh cinta sama dia."

Kini semua orang yang berada di sekitar mereka nampak kebingungan. Di ruangan ini, hanya kedua gadis ini yang mengerti tentang masalah ini. Sementara itu, Yona nampak tak percaya dengan apa yang diucapkan Viny itu.

"Walaupun dia nyebelin banget, tapi dia orangnya baik, baik banget. Dia sangat perhatian kepada orang-orang yang berada di sekitarnya. Dia rela melakukan apapun supaya orang terdekatnya tidak menderita."

Mendengar kata itu, Yona langsung yak dapat berbuat apa-apa. Tubuhnya pun kini tersungkur jatuh yang langsung di tahan oleh Viny dan Shani yang baru saja memasuki ruangan ini.

"Vin, aku pengen ketemu sama kak Dodo..."
"Iya, nanti aku bakal ngomong sama dia. Dia juga pasti sangat senang bertemu dengan kakak."

Kini ketiga perempuan itu saling berpelukan sampai jadwal kerja mereka selanjutnya. Sementara itu, sang pria langsung pergi menuju ke rumah sakit untuk menjalani kontrol rutin yang harus dia jalani itu.

"Lo dari mana aja kampang, gue nungguin lo." Ucap salah satu dokter yang merupakan temannya itu.
"Gue ada urusan dulu cuk. Lo tau kan masalah gue setahun yang lalu?"
"Tau lah, yang sama Yona?"
"Ya yang mana lagi emangnya."
"Lo beresinnya tadi?"
"Iya, di HS tadi."
"Jadi tadi lo HS?"
"Iya lah, mang napa."
"Kaga kok, eh bentar gue bisikkin dulu..."

Kini mulut sang dokter itu berada di sisi kanan sang pasien yang sedang terduduk itu, tepat di hadapan telinganya.

"WT LO ANJENGGG...!!!!!"

Dokter itu berteriak dengan kencang di samping si pasien. Sontak seluruh orang yang berada di ruangan itu kaget, apalagi sang pasien.

"COK!!!"
"Mampus lu wt."
"Tau gini tadi gue grepe-grepe Shani sekalian."

Tiba-tiba leher pasien itu disentil oleh sang dokter tepat di jakunnya. Sontak seluruh orang yang berada di ruangan itu tertawa, sementara sang pasien nampak kesal menerima perlakuan pada dirinya itu.

Pada malam harinya, sang pria kini kembali berada di dalam mobil mewahnya itu dan menjemput kekasihnya yang baru saja selesai bekerja itu. Kini mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju rumah sang wanita. Sudah lama mereka tidak melakukan hal ini, yang membuat perjalanan mereka kali itu nampak sangatlah romantis. Sungguh indah melihatnya.
 
Terakhir diubah:
Gajadi minggu, sekarang aja.
BTW besok nyai ultah hore :baris:

Nb.: Maaf ya kalau cerita ini mirip dengan ceritanya suhu @FreezerBunny alias Yusange alias suhu a(* 11x)r. Karena memang ane terinspirasi langsung dari dia :Peace:
 
  • Like
Reactions: Rm1
Cakep cerita Yonanya :cup:

Nungguin Yona ngasih hadiah gak ke kak dd :dansa:
 
baru sempet jejak suhu, hehe
padahal dari kemaren dah ngikutin ceritanya

Gajadi minggu, sekarang aja.
BTW besok nyai ultah hore :baris:

Nb.: Maaf ya kalau cerita ini mirip dengan ceritanya suhu @FreezerBunny alias Yusange alias suhu a(* 11x)r. Karena memang ane terinspirasi langsung dari dia :Peace:

pantes serasa dejavu, ternyata memang sama
 
Anjir gw ngira gw dlu mimpi baca ginian ternyata emg copasan dari sbelah, ini mah bukan mrip tapi sama coeg, kata2 ke yona nya juga
Tapi nice update hu
 
Hmmm.... bingung mau ngomong apa soal plotnya Yona

Waaaa kenapa hu? ><


Wah namanya keren kak..

Nama kak Tama juga bagus kok :)


WT LO ANJENGGG...!!!!! 🖕🏿

Trisum lah nanti sekalean :(

Waaaa suhu kenapa? Kok spoiler sih #eh ><


yare yare, dekopin alias sentilan Yosef kepake juga disini. Bisa ae nih

Nyentil di jakun ga harus kenceng sih :D


Cakep cerita Yonanya :cup:

Nungguin Yona ngasih hadiah gak ke kak dd :dansa:

Hadiahnya apa yaa... :D


baru sempet jejak suhu, hehe
padahal dari kemaren dah ngikutin ceritanya



pantes serasa dejavu, ternyata memang sama
Mantab suhu, ijin ninggal jejak siapa tau update lebih cepat :Peace:



Makasih hu :)


Keren hu, besok siap siap viny grad🙁🙁🙁

JANGAN GITU DONG :(:(


Anjir gw ngira gw dlu mimpi baca ginian ternyata emg copasan dari sbelah, ini mah bukan mrip tapi sama coeg, kata2 ke yona nya juga
Tapi nice update hu

Ane hanya sedikit meniru cara tokoh utama menyelesaikan masalahnya sama Yona aja sih
Kalau untuk HS sama Viny dan Shani ane angkat dari ceritanya Lord Rio
Yaa ATM lah (Amati, Tiru, Modifikasi)
:D

Sebenarnya konsep awalnya itu pulang dari villa langsung dipanggil buat berangkat
Cuman karena pada pengen nambah karakter, jadilah ane ubah
Ya emang terlalu datar juga sih kalau gitu :hammer:

Juga, ane kagum banget sama plot twist cerita itu
 
Bimabet
Anggara Widodo...

Hmmm...

Risetnya boleh juga hehehe
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd