Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

A-NoTheR 48 Story

Berhubung udah ganti page, ane kebut nih chapter 3 sekaligus interlude chapter 4 yang bakal ada character baru. Siapa ? Tebak ndiri :D

Jadi silahkan menikmati dan hamburkan mani.


A-NoTheR-48 Story

Chapter 3

1st P.O.V​

“Disini tempatnya bil?” tanyaku karena tidak yakin dengan tempat yang ia maksud. What’s this place? Tanyaku dalam batin sambil menatap gedung 6 lantai tanpa papan nama yang biasanya terpampang disetiap pintu masuk sebuah gedung, Terutama gedung sebesar ini tambahku dalam hati.

“Uhuh, emang disini ko tempatnya, kenapa gak mau sama hadiahnya?” godanya membuatku tertawa ringan. “Ngga lah, bingung aja sama tempat ini” balasku membuatnya berkata “Udah gak usah bingung gih, masuk yuh”. Ditariknya tanganku melewati pintu masuk tempat itu.

Kami lewati pintu masuk itu dan menemukan diri kami disebuah lobi dengan sebuah meja resepsionis dibawah tangga lengkap dengan seorang pegawai. So it is some kind of a hotel huh. Kujelajahi lobi itu sementara ia mulai berbicara dengan resepsionisnya. Cukup sepi untuk sebuah hotel, ada yang nggak bener dengan semua ketenangan ini.

“Kak Ankh, aku udah dapet kuncinya, yuk naik keatas” suaranya mengagetkanku, kutengok ia telah berdiri dipertengahan tangga dan tengah menunjukan sebuah Pass-card ditangannya. “Tungguin napa” teriaku sambil kugerakan tubuhku mengikutinya menaiki tangga itu dan dirangkulnya leganku begitu aku sampai disampingnya.

Kami berjalan menaiki tangga hingga melewati dua buah lantai dan menemukan diri kami ada disebuah lounge yang lagi-lagi hanya dijaga oleh satu orang. Hutan, Bandara, Stasiun, Istana, Chinese Emperor, Kantor, Gym. Cara yang aneh untuk menamai kamar hotel. Batinku setelah kulihat beberapa kamar dengan papan nama yang cukup aneh.

“Sayang, kamu tunggu dilounge dulu aku mau ganti baju dulu yah, Please” pintanya membuatku semakin bingung, namun melihat raut memohonnya membuatku tidak tega menolaknya. “Yaudah sana, aku juga mau nyari snack dulu” ujarku yang ia balas “Makasih ya sayang, nanti kalo udah selesai aku invoice” Kuberikan acungan jempol tanda mengerti dan iapun mulai berjalan meninggalkanku dan masuk keruangan dengan papan nama bertuliskan Kelas diatas pintunya.

“Mau pesan apa tuan ?” Tanya sipelayan yang berdiri dibelakang counter mengagetkanku. “Ohh. . .sebentar yah” pintaku sambil melihat daftar menu yang tertulis disebuah papan tulis hitam dibelakangnya. Kuputuskan untuk memesan sebuah sandwich sapi dan kentang gorieg serta segelas orange juice. Kutunggu pesanananku sambil mengecek smartphoneku “Silahkan tuan dan selamat menikmati”.

Kunikmati makanan itu hingga sebuah panggilan masuk di invoice. Kubiarkan pelayan itu mengerjakan tugasnya dan kuperhatikan ia menutup telepon itu dan menghampiriku. “Tuan, silahkan memasuki kamar anda. Nona sudah menunggu”. Kuucapkan terima kasih dan mulai berjalan memasuki ruangan itu.

Kubuka pintu kamar itu dan kulihat tatanan ruang yang sangat mirip dengan tatanan kelas-kelas dijepang sana hanya keberadaan sebuah tempat tidur yang membuatku tau ini hanyalah sebuah kamar hotel. Well, I’ll be damned. It gonna look exactly like a real class without that bed.

Kumasuki ruangan itu dan sebuah sapaan menyambut “selamat siang sensei”. Sapaan dari nabilahku yang kini berseragam smu lengkap yang kekecilan dan berdiri membungkuk membuat payaduranya menggantung indah, suasana yang membuatku tau apa hadiah selanjutnya yang akan ia berikan. A role-playing huh, well I guess I could play as well. Batin sebelum aku menjawab “Selamat siang muridku, silahkan duduk” dan diturutinya.

Kulihat ia mulai mempersiapkan beberapa buku dan alat tulis. “Baiklah, seperti yang kamu tahu. Hari ini adalah pelajaran biologi, dan apa kamu tahu materi yang akan kita bahas hari ini?” Tanyaku membuatnya mulai mengecek bukunya sebelum menjawab ”sepertinya hari ini materi kita adalah perkembangbiakan sensei” sambil menunjukan sebuah gambar organ reproduksi yang ia temukan dibukunya.

“Baiklah saya mulai saja, seperti yang kamu ketahui. Semua makhluk hidup membutuhkan proses reproduksi untuk mencegah kepunahannya” jelasku sambil melihatnya menulis informasi itu di catatannya. ”Dan karena keanekaragamannya, makhluk hidup memiliki cara reproduksi yang berbeda-beda. Ada yang seksual dan aseksual, paham sampai sini murid cantiku”. Pujianku yang membuatnya mengangguk dan tersenyum manis dengan pipi merona.

“Sensei, bisakah anda menyebutkan makhluk huidup apa saja yang berkembang biak secara aseksual” pintanya manis yang kujawab “Tentu, beberapa contoh mahluk yang bereproduksi secara aseksual antara lain yaitu amoba, bakteri, jamur, dan beberapa makhluk sel tunggal lainnya”.

“Lalu yang berkembang secara seksual contohnya?” tanyanya yang kembali kujawab dengan sebuah penjelasan ”Contoh dari yang bereproduksi secara seksual yaitu hampir semua organisme banyak sel seperti unggas, ikan, beberapa amphibi, mamalia dan tentunya manusia”.

“Jadi kita juga bereproduksi secara seksual?” Tanya dengan kepala dimiringkan dan raut bingung yang sangat lucu. “Iya sayangku, apa kamu mau mempelajarinya” godaku membuatnya tersipu dan menjawab “Be . . . be . . . benarkah sensei mau mengajarkannya”

“Tentu, apa yang tidak akan kuberikan umtuk murid kesayanganku ini” jawabku sambil berjalan menuju mejanya. Membuatnya semakin menunduk malu dan membuatku tertawa ringan melihat tingkahnya.

Kuelus pipinya lembut setibaku disampingnya, membuatnya mendesah pelan. “Jadi bagaimana, apa kamu mau?” tanyaku disela elusanku. “Uhmmm . . . Apakah sakit nantinya sensei?” balasnya menggodaku dengan selingan sebuah kedipan nakal dari mata indahnya itu.

“Tentu saja tidak, malah kau akan merasa nikmat yang luar biasa cantik” jawabku meyakinkannya sambil menarik sebuah kursi dan duduk disampingnya. Iapun berpikir sejenak sebelum manjawab “Baiklah sensei, aku mau” jawabnya singkat.

“Anak pintar” ucapku sambil mulai menciumi belakang telinganya, membuat ia mendesah disela-sela ciumanku “Uhhhhh . . . sensei”. Kuciumi telinga dan lehernya dengan semangat, “Akan kubuat kau melayang sayangku” ucapku ditelinganya membuat ia bergidik merasakan nikmat. Kucumbu telinga dan lehernya dengan ciuman dan hisapan pelan membuatnya kembali mendesah “Sensei . . . geli . . . uhhhgggg . . . geli . . . sensei”

Kuhadapkan wajahnya dan kuciumi penuh semangat seraya kurasakan tangannya mulai mengelus lembut kepalaku. “Ahhhhmpppppp . . . . “. desahnya yang tiba-tiba tertahan pagutanku pada bibir mungilnya. “Uhmmmmm . . . . cluhhhhpppp . . . .slurpppp. . . . .slurpppp” suara yang dihasilkan dari bercampurnya liur kami di rongga mulut kami berdua.

Kuhentikan pagutan dan berkata “dan itulah yang biasa dilakukan pejantan untuk menaklukan betinanya” dan iapun mengangguk pelan disela nafasnya yang masih tak beraturan. “Sensei, setauku laki-laki dan perempuan punya bentuk tubuh dan organ reproduksi yang berbeda, benarkah itu?” kuanggukan kepalaku mengiyakan pertanyaannya.

“Kalau begitu, bolehkah aku melihat punyamu sensei?” pintanya padaku sambil dielusnya kejantananku pelan. “Tentu saja boleh” jawabku mengabulkan permintaanya. “Mohon bantuannya yah, sensei” kuanggukan kepala dan iapun mulai melepas kancing dan resleting celanaku.

*Sreetttt* dibukanya celanaku dan dikeluarkanya penisku dari sarangnya



Membuat ia memasang wajah terkejut namun penuh penasaran dengan benda dihadapanya. Disentuhnya pelan dengan ujung jarinya, bingung dengan apa yang harus ia lakukan padanya.

“Hihihihi . . . bentuknya lucu . . . .hihihi” ujarnya sambil mulai menyentil-nyentil kepala penisku gemas. “Uhhhh . . . nakalyah kamu, aku yakin kamu nggak bakal bilang itu kalau ia sudah bangun” godaku membuat ia dan berkata “Se. . .se . . . sebesar ini masih tidur, bagaimana besarnya kalau udah bangun” bergidik ia menunjukan penisku yang masih setengah tegang. Kujawab dengan “Tentu dong sayang”.

“Lalu, apa yang harus kulakukan untuk membangunkannya” memintaku menjelaskan apa yang harus ia lakukan dengan penis itu. “Coba kamu kocok sayang” ucapku.

“Seperti ini sensei?” ujarnya sambil mengocok pelan penisku, membuat mulai merasakan nikmat dari kocokan tangannya yang berkuli lembut dan seputih susu itu. “Betul sayang. . .lanjutkan sayang . . .Uhmmm” ujarku membuat ia semakin bersemangat melakukannya, hingga tiba-tiba

“Ahhhhrrrgggghhh” jeritku ketika ia meremasnya cukup kuat, membuatnya ia terkejut dan melepaskan pegangannya pada batang nikmat itu. “Ma . . ma . . maaf sensei. Apakah sakit?” iapun bertanya dengan nada penuh kekhawatiran. “Tidak tidak, lanjutkan kerja bagusmu itu” ucapku membuatnya menghela nafas.

“Haah . . . aku lanjutkan yah, sensei” dengan itupun ia mulai mengocok penisku lebih kencang dan remasan yang makin membuatku melayang.



*slep . . . clok . . . clok . . . clok* suara yang dihasilkan kocokannya pada penisku yang mulai basah oleh precumnya. Ughh . . . halus sekali tanganmu sayang batinku disela kocokannya.

“Sensei, cairan apa ini?” tanyanya sambil menunjukan telunjuknya yang ia colekan dengan precumku. “Itu namanya precum sayang, coba kamu rasa!” perintahku membuat mulai memasukan jarinya kedalam mulutnya meskipun ragu.

“Uhmmmmm . . . . enak sensei. Aku suka :D” ucapnya girang setelah merasakan cairan pelumas itu, dan dijilatnyalah jarinya sampai bersih dan bersemangat *Slurpppp . . . Slurpppp . . . Slurppppp* suara hisapannya yang kuat ditambah ekspresi nikmatnya membuat penisku mulai berkedut cepat dan semakin tegang.

“Hei . . . kamu tau, ada yang lebih enak lho?” tanyaku membuatnya memandangku dengan wajah kaget dan penuh harap “Benarkah . . . ada yang lebih enak dari ini sensei” Ughhh . . . ekspresinya bikin gak tahan . . . . artis JAV aja gak ada apa-apanya batinku melihat reaksinya. “Jelas ada, tapi kamu harus berusaha lebih keras untuk dapetinnya” tantangku.

“Berikan . . . berikan . . . berikan padaku sensei aku gak peduli seberapa keras usahanya aku mau lagi sensei, pleaseeeeeee” mohonnya dengan wajah penuh harap dan tatapan berkaca-kaca. “Baiklah, karena kamu udah memohon dengan baik. Sensei akan berikan itu dengan senang hati” ucapku membuat matanya makin berbinar mengetahui ia akan mendapat jamuan yang lebih nikmat.

“Lalu apa yang harus kulakukan sensei?” tanyanya untuk kesekian kalinya hari itu. Membuatku memintanya untuk mulai melakukan lebih “Coba kamu jilat penis sensei dengan baik, nanti hadiahnya keluar”. Membuatnya menganggukan kepala tanda kesiapannya.

Ia mulai dengan mencium kepala penisku dengan mesra dan diulangnya berkali-kali *cup . . .cup . . .cup* hanya itu yang terdengar dari kecupan mesranya diantara desahanku. Kuelus juga rambutnya lembut membuatnya semakin berani dan mulai mencium batang penisku juga. What a wonderful sight it is batinku melihatnya dengan telaten menciumi penisku.

“Apa kamu gak mau menjilatinya sayang” godaku membuatnya tersipu dan menatapku sebelum menjawabku “baiklah kalau itu maumu sensei” nada suaranya yang mulai berat oleh nafsu. “ahhhhh . . . terus sayang jilat batangnya sayang . . . terus sayang . . . jilat” ujarku menyemangatinya

*Slep . . . slep . . . . slurppppp* suara jilatannya terasa merdu dan mengairahkan. Kusingkirkan rambutnya yang menghalangiku untuk menatap wajah imutnya yang penuh keringat oleh semua kerja kerasnya. “Sensei ?” tanyanya mengembalikanku dari awan nikmat ini.

“Yah kenapa sayang?” tanyaku yang ia jawab “Kan udah aku jilat, ko belum keluar sih?” ujarnya dengan raut cemberut tak sabar ingin menikmati minumannya. “Itu tandanya kamu harus kerja lebih keras sayang, coba kamu hisap dengan mulut indahmu itu” jawabku membuat semangatnya kembali dan mulai membuka mulutnya lebar bersiap memakan penisku

*Uhmmmmm* bunyi mulutnya ketika ia berhasil memasukan kepala penisku kedalam kehangatan mulutnya. Luar binasah sensasi ini membatin diriku merasakan surga dunia ini, ditambah hisapanya yang begitu kuat membuatku semakin melayang.

*Slurppp . . . slurppp . . . cluphhh . . . slurphhhh* suara hisapannya yang begitu kuat membuat penisku semakin ngilu dibuatnya. Terlena oleh nikmat ini, kugerakan tanganku membenamkan kepalanya membuat penis masuk memenuhi mulut dan kerongkongannya. Hangat dan lembut hanya itu yang bisa penisku raskan saat itu.

*Hrook* suara tersedaknya membuatku melepaskan moment deepthroat luar biasa itu dan melepaskan kepalanya, memberi ia kesempatan untuk menarik keluar penisku dan menarik nafas yang ia butuhkan disela batuknya.

“uhuk . . . uhuk . . . sensei jahat main teken aja, keselekan akunya” rajuknya dengan raut marah membuatku mengelus kepalanya dan membujuknya agar memaafkanku. Butuh waktu lama untuk membuatnya kembali mau mengulum kejantananku. “Awas yah sensei. . . . jangan maen teken ajah, kalo gitu lagi aku gigit nanti” ancamnya dengan nada tinggi sambil memegang penisku dan mulai mengulumnya kembali.

Dikulumnya kembali kejantananku, mulanya lambat namu semakin lama semakin cepat membuat suara khas kecipak dari mulutnya kembali mengisi ruang ’kelas’ itu. “Akhhh . . . terus sayang . . . hisap nabilahku sayang . . . hisap yang kencang” pintaku yang lansung ia turuti dengan sebuah hisapan kuat dan sebuah deepthroat yang lain.

Ughhhhhh . . . . . I won’t last much longer if she keeps it up pikirku disela kenikmatan ini seakan tau ia mulai menarik penisku setengahnya hanya untuk kembali menenggelamkanya beberapa saat kemudian

*Slurrrrppp . . . hcrookkk . . . . . slurppppp . . . .chroookkkkk* suara itu terdengar berkali-kali setiap ia melakukannya. Merasakan batasku semakin dekat kupegang kedua kepalanya agar diam dan kumaju mundurkan penisku cepat. “Uhmmmm. . . .clorlkkkk . .uhmmmm. . . .clorkkkk”desahnya disela pompaanku. Kutengok keadaannya, yang terlihat hanya tatapan nanar dan liur yang menetes dari mulutnya membuat pompaanku mulai menggila.

Testisku terasa semakin kencang dan kedutan penisku semakin gila pertanda bahwa aku akan segera mengakhiri permainan ini, hingga “Ughhhh . . . . sensei mau keluar sayang, telen semua yah sayanhg telen Ughhhhh . . . .sensei keluargggg” jeritku ketika kurasakan penis mulai menyemburkan amunisinya dengan deras

“crottttt. . . .crottt . . crot. . . .crot. . . . crot . . . .crotttt* semprotan deras penisku membuat kakiku melemas dan bisa kurasakan ia mulai berlomba menelan semua itu. “gluppp . . . . slupp . . . gluppppp” usahanya berbuah hasil dengan tidak ada setespun maniku yang terlewat ia minum.



*Slurrpppp . . . . plop* suara yang ia hasilkan ketika ia mengeluarkan penisku dari mulutnya dan mulai mengeluskannya kewajah cantiknya memberiku pemandangan terindah didunia. “Bagaimana sayang rasanya, nikmatkah?” tanyaku yang ia jawab penuh semangat “Uhum. Nikmat sekali sensei, rasanya sungguh nikmat” dengan ekspresi penuh semangat karena sudah mendapat jamuannya. “Syukurlah kalau kamu suka” ucapku menanggapinya.

Ekspresi bingung kembali merayap diwajahnya dan iapun kembali bertanya “Tapi sensei, apa ini sudah cukup membuat manusia hamil?”. Kujawab “Tentu saja belum, agar hamil sperma itu harus masuk kerahimmu dan membuahi sel terlurnya”.

“ohhhh . . . sensei maukah kamu memompa spermamu kerahimku dan membuahinya?” pintanya yang jelas tak dapat kutolak Well I’m sure nobody will turn down such a generous offer such this one ucapku dalam hati dan mengabulkan permintaannya. “Ouwww . . . .thank you so much, sensei” ucapnya sambil berdiri dan memeluk erat sambil menggesekan dadanya menggodaku.

“Baiklah, sekarang sensei minta kamu lepas bajumu dan berbaring diatas meja dibelakangmu” perintahku yang ia patuhi dan segera naik ke meja dan mulai melepas bajunya. “Roknya gak usah sayang” ujarku agar ia tidak menanggalkan rok pendek sepahanya itu. “Seperti ini sensei” iapun berpose nakal dengan dua kaki mengangkang lebar memeperlihatkan vaginanya yang banjir itu.



“Bagus sekali sayang, sekarang sensei mulai yah” ujarku sambil mulai menggosokan penisku dibibir vaginanya. “ughhh . . . senseihh . . . terus senseih . . . ahhhh” desahnya disela gosokanku. Penisku mulai basah oleh cairan cintanya membuat penisku semakin mudah menggosok bibir vaginya.

“Senseihhhh . . . udah dong nggodainnya . . . ughhh . . . masukin cepethhhh” rengeknya tak sabar ingin merasakan batang perkasaku di dalam dirinya. “hehehe . . . gak sabaran banget, nih sensei masukin nih” ucapku sambil menusukan kepala jamurku menerobos sempitnya liang surganya itu.

“Ahhhhh . . . sensei, nikmat senseihhh . . . kimochi desu . . . uhhhhh” desahnya membuatku tak tahan dan langsung kubenamkan penisku sekuat tenaga. *Jlebbbbbb* “ahhhhhhh . . . penuh banget memekku senseih” jeritnya merasakan dirinya penuh oleh nikmat dan tentu saja penisku.

“Sensei mulai yah” kuperingatkan ia sebelum aku mulai memompa penisku diantara liang sempitnya. *slep . . . . slep . . . .slep . . . .slep* kumulai dengan pompaan lambat sambil kugerakan tanganku mengelus perutnya yang rata itu. Kupertahankan ritme ini beberapa menit sambil mulai merangsang klitorisnya juga, membuat tubuhnya melengking indah saking nikmatnya.

Cukup lama kupompa iapun meminta “uhhh . . . nikmat sekali sensei, lebih cepat lagi sensei” pintanya membuatku langsung menggenjotnya lebih cepat membuat payudaranya terguncang indah “uhhhh . . . sensei . . . uhhhh . . .terus sensei . . . nikmati tubuuhnku sensei”

“Arggghhh . . . nabilahku sayang . . .ughh mekimu nikmat sekali sayang” pujiku disela genjotanku membuat ia melayang bangga “Kan selalu kurawat hanya untukmu sensei” balasnya menggodaku dengan dikencangkannya pijatan mekinya itu Ughhh ini dia empotannya mantepp ughhhh batinku melayang meraskan pijatannya. Membuatku hilang akal dan langsung memompanya kencang.

“Kyahhhh . . . sensei dame dame uhhh. . .dame kudasai” jeritnya ketika merasakan pompaan gila-gilaanku ini. Takan kuhentikan sayang. . . .Ughh terlalu nikmat tubuhmu ini sayang batinku sambil mempercepat pompaan penisku membuat ia mendesah tak karuan dan tubuh melenting indah yak kuat menahan nafsu.

*Syurrrrr. . . .syurrrr . . . syurrrrr* kurasakan cairan hangat menyiram penisku tanda ia telah orgasme “Sensei . . . hiks . . . hentikan dulu . . . aku lemes senseih . . .Uh” keluhnya membuatku kesal. Kucabut penisku cepat dan kusilangkan tanganku tanda tak suka.

“Ya udah, kalo kamu mau berhenti. Sensei pulang ajah” ancam sambil bersiap meninggalkannya. “sensei jangan sensei. . . . .jangan tinggalin aku sensei” bujuknya ditengah kepanikannya membuatku semakin ingin menggodanya. Sambil melangkah pergi kukatakan “Yah mau gimana lagi, kamunya juga gak mau berusaha lebih keras. Lebih baik sensei pulang saja”

*Bug* suara benturan tubuhnya memelukku dari belakang dan terisak “Hikk . .hikksss . .tolong sensei . . . jangan pergigi . . . aku janji bakal berusaha lebih keras semsei hiksss. . . .shik” pintanya disela tangisannya membuatku sedikit goyah. “Bener kamu janji bakal usaha lebih keras” ujarku mencoba keyakinannya. “iyah . . .iyah . . . iyahhh . . . .aku janji sensei” balasnya penuh semangat sambil mulai mengocok penisku dari pelukannya.

“Yasudahlah” ucapku sambil membalikan tubuhku dan langsung memagut bibir mungilnya. “Uhmmmm uhmmmmm uhmmm ahmmmm” desahnya disela pagutanku, desahan yang semakin kencang ketika aku kembali meremas dua gunung kembarnya.

“I love you sensei . . .” ujarnya yang kubalas “love you too . . . my naughty student”.

Kuangkat satu kakinya dan kulingkarkan di pinggangku, iapun mengerti isyaratku dan langsung mengarahkan penisku dengan tangannya sendiri dan *jleb* dengan satu hentakan kuat penisku menembus mekinya dan membentur mulut rahimnya “Ughhhhh . . . mentok senseihhh”. Kujawab ia dengan langsung menggenjotnya dengan kecepatan sedang ”uhhhhh sensei . . .iyahhh . . . sensei terus sensei disitu sensei” ujarnya ketika aku terus menggesek g-spotnya dengan penisku.

*Plakk . . .plak . . . plak. . . .plok* suara benturan paha kami mengisi telingaku dengan indah membuatku memutuskan untuk meninggkatkan kecepatan genjotanku. “Kyahhh . . .sensei terus sensei . . . lebih cepat sensei . . .uhhhhhh” ujarnya memberiku semangat agar menggenjotnya lebih cepat.

Kuangkat satu kakinya lagi membuatnya sekarang hanya bertumpu pada tanganku yang memeluknya dan kutusuk tebih cepat sambil berjalan mengelilingi ruangan itu sebelum kujatuhka ia ke ranjang yang berada dibelakang ‘kelas’.



“ahhhhhhhhh . . .” jeritnya ketika tubuh mungilnya kuhempaskan kematras itu dan tanpa berhenti menggenjotnya “Gimana sayang, mau nyerah lagi?” godaku yang ia jawab dengan gelengan kepala cepat “nggak . . . kali ini aku gak bakal nyerah nggak uhhh” ujarnya disela lenguhannya yang makin menjadi. Membuatku tambah semangat dan menggenjotnya lebih keras dan memainkan payudara dan klitorisnya kembali.

“Ughhh . . . senseihhh . . .ughh . .dedek biyah mau kluar . . . .ughhh sensei” ujarnya tanda ia akan menyelesaikan orgasme keduanya. “Tahan bentar ugggghhhh sayang . . . ahhhhhhh sensei juga mau keluar sayang” kukatakan disela genjotanku yang mulai tak beraturan karena penisku mulai menegang hebat. “Sensei . . .uh . . ***k tahan . . . ayu . . . .keluarggggghhhhhhh” jeritnya ketika nikmatnya orgasme merenggut dirinya membuat vaginya meremas penisku begitu kuat membuatku “Arggghhhhhh . . . sensei juga keluargggghhhhhh”

*crottttt . . . .crot . . . .crot. . . . crtotttt. . . crotttttt* semburan spermaku membanjiri setiap inchi ruang rahimnya membuat tubuh masuk ke mode melayang. “ahhhhh . . . .ahhhhh . . .nikmat sekali . . . . mekimu sayang” ucapku sambil menikmati sisa orgasmeku. “hihihihihihihi . . . .penis sensei juga enak dan ughhhh . . .pejuhmu hangat dan penuh dirahimku” pujinya. Kucium keningnya sambil mengeluarkan penisku dari jepitan vaginanya membuat ia menggigit bibir bawahnya menahan ngilu nikmat luar biasa. Spermaku mengalir keluar tak dapat ia tampung didalam rahim mungilnya



Kujatuhkan tubuhku disampingnya sambil mengatur nafas menikmati kenikmatan yang mengalir disekujut tubuhku. “Hahhhh . . . gimana sayang hadiahnya, suka?” tanyanya dengan nada centil sambil mengubah tubuhnya dan memeluku. “heheheh . . . .suka” jawabku sambil membalas pelukanya. Iapun menciumi dadaku dan menyenderkan tubuhnya makin dekat. “Akhhhh . . . sayang” jeritnya ketika meraskan sesuat mengganjal perutnya Well, wrong move batinku belum sempat iapun mendahului dengan sebuah pertanyaan “belum turun lagi yah?” dengan wajah heran kujawab ia “emang biasaya sekali aja udah bisa nurunin dedekku?” membuatnya kembali menghela nafas dan bangun “Well, better go another round, we still have a night before we must checkout” ucapnya sambil menindih penisku yang langsung ia masukan kedalam vaginanya dan memulai babak selanjutnya. “I love my life” ujarku bahagia.

Terimakasih buat agan yang udah baca dan komen cerita abal-abal ini dan khususnya buat master-master sotosop yang karyanya udah ane pake Master Ndaskoplak, Master Ujang_NG, dan master sotosop lainnya yang ane gak bisa sebut satu" namanya.

Dan bila ada typo dan kesalahan lainnya tolong diingatkan biar ane makin :semangat:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ditambah mulustrasi jd tambah menarik dan mengacengkan.SATU KATA BUAT SUHU,LANJUTKAN
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd