Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ada cinta di pulau tak berpenghuni

pitruk87

Semprot Holic
Daftar
14 Apr 2018
Post
372
Like diterima
230
Bimabet
Cerita ini hanyalah karangan fiksi semata, apa bila terjadi persamaan dalam cerita, terjadi karena kebetulan semata.
 
https://encrypted-tbn0.***********/images?q=tbn:ANd9GcR3m6bn1xPrkyzQFouK_Pmi7yG89Tk_8bH-C6So5um90pEE-wIT-w

Badai tadi malam benar-benar dasyat. Sisa-sisa awan hitam masih tampak sedikit terlihat di atas awan. Sinar matahari pagi tak kalah hebat. Dengan sigap sang mentari menunjukan betapa kuasanya ia atas awan hitam. Melalui beberapa celah sinar matahari mampu menembus barisan awan hitam. Pagi ini seperti pagi-pagi sebelumnya. Tidak ada bekas apapun pertanda telah terjadi badai besar kemarin malam. Burung-Burung berkicau dengan riang seolah tidak terjadi apa-apa. Benar-Benar pagi yang indah.

Diantara keramaian kicauan burung terdapat dua sosok manusia di pinggir pantai. Pemandangan yang asing bagi burung-burung yang biasa beterbangangan di pantai. Tapi tak mengusik pria dan wanita itu sedikit pun. Burung-Burung itu tetap mencari makan dan tak menghiraukan kehadiran dua makhluk asing yang entah mengapa pagi ini berada disana.

Terlihat seorang wanita pingsan yang di seret menjauh dari laut. Pria itu menyeret tubuh wanita itu seperti sedang menyeret tubuh binatang yang mati. Setelah berusaha sekian lama, akhirnya pria itu berhasil menyeret tubuh wanita itu di bawah pepohonan kelapa yang rindang. Dan pria itu membiarkan tubuh yang terlihat masih bernafas itu tertidur begitu saja. Pria itu kemudian duduk melepaskan lelah.

Beberapa saat kemudian, wanita itu mulai siuman. Ia langsung terbangun dan terlihat kaget mendapati dirinya di tempat yang tidak ia ketahui.

“Dimana aku” matanya mencoba mencari penjelasan pada sosok pria yang duduk di sampingnya.

“Percayalah, hanya Tuhan yang tahu dimana kita berada” jawab pria itu acuh tak acuh.

Wanita itu segera sadar sepenuhnya. Ia ingat kapalnya karam tadi malam. Yang ia ingat, terakhir ia naik sekoci penyelamat dengan tergesa-gesa bersama 5 penumpang kapal lainnya. Ia benar-benar bingung.

“Seperti kamu sudah sadar, hanya kita berdua yang berada di pulau ini. Aku sudah mencari penumpang lain di sekitar pantai. Tidak ada seorang pun kecuali kau yang sedang pingsan” jawab pria itu dengan itu begitu fasih berbicara. Cepat dan tepat. Membuat wanita itu terkesan.

“perkenalkan Namaku andika…” ucap si pria
“desi” jawabnya wanita itu singkat.

Kali ini dia benar-benar bingung. Meskipun ia sudah tersadar sepenuhnya, ia dilanda banyak kebingungan.

“Aku lapar dan haus. Panjatlah pohon kelapa ini dan petik beberapa buah” desi tiba-tiba membuyarkan lamunan pria itu.

Entah mengapa andika menurut saja. Ia segera memanjat pohon kelapa disampingnya. Tidak terlalu tinggi. Hanya dalam waktu sebentar aku sudah sampai di puncak pohon kelapa itu.

“Hati-Hati. Menjauhlah agar aku bisa menjatuhkan buah kelapa ini” andika berteriak .

Desi tipe wanita yang tidak suka diperintah. Dengan menahan jengkel dia pun menjauh dari pohon kelapa. Beberapa saat kemudian 6 buah kelapa segera menghujam bumi. Andika pun segera turun.

“Bagaimana kita bisa memakannya?” tanya andika sambil terengah-engah.

“Kamu kan lelaki. Pikirkan caranya” dia berjalan sambil memunggut buah kelapa yang jatuh itu.

Aku medongkol. “Dasar cewek tidak tahu diri” pikir andika.

Dan andika teringat tas ransel yang sempat dibawanya tadi malam. Di dalamnya ada belati yang tajam. Andika selalu membawa pisau yang didapat dari hadiah ulang tahunnya yang berasal dari seorang teman yang bekerja sebagai tentara. Dalam keadaan seperti ini, pisau macam ini pasti sangat berguna.

“Apa kamu gak melihat tas ranselku” tanya andika ke desi.

“Ada di pantai sana. Aku tidak membawanya. berat” desi menjawab dengan jelas.

Andika segera berlari ke arah yang ditunjuk oleh desi. Dan akhirnya menemukan tas ranselnya tergeletak begitu saja di pantai. Basah. Dan segera mengangkat tas ranselnya itu. Lumayan berat.

Kemudian segera kembali ke pepohonan kelapa dimana desi menunggunya. Kemudian andika mengambil pisau, membelah 2 buah kelapa dan memberikan satu kelapa untuk desi. Dan desi segera meneguk air kelapa. Begitu pun dengan andika. Segera setelah meminum air kelapa itu, kemudian andika mengeluarkan seluruh isi ransel nya. 3 celana panjang, 4 celana pendek, 2 buah sarung, 2 buah korek api dan sebuah jaket basah. kemudian dia langsung menjemurnya begitu saja di atas bebatuan sebelah timur pantai.
 
Terakhir diubah:
“Jadi apa yang harus kita lakukan” andika membuka percakapan dengan desi.

“Aku tidak tahu. Kita terdampar disini sendirian. Yang jelas aku lapar. Ayo kita masuk hutan untuk mencari makanan” gadis itu berdiri dari duduknya.

Andika terbengong. Kemudian ambil dan membawa pisau belatinya. Dan juga membawa tas ranselnya. “Siapa tahu nanti akan berguna” pikir andika.

Kami berjalan memasuki hutan. Setelah 1,5 KM berjalan, dan kami beruntung karena menemukan banyak pohon pisang.

“Akhirnya ketemu juga. Desi sudah sangat lapar” gadis itu berlari kecil melihat-lihat kumpulan pohong pisang.

Andika mengikuti di belakangnya. Tanpa dikomandoi, ia langsung menebang pohon pisang yang memiliki buah matang. Beberapa pohon pun tumbang. Desi terlihat tak sabar dan lansung memakan pisang di tempat itu juga.

“Kita beruntung. Jenis pisang susu. Rasanya manis” gadis itu mengunyah pisang sambil berbicara.

Andika melemparkan tas ransel kosong ke arah desi. “Masukan pisangnya ke tas. Aku akan menebang pohon lainnya” kemudian andika berlalu dan terus menebang pohon pisang yg lain. Setelah beberapa menit, ada lebih dari 20 cengkeh besar buah pisang.

“Ini cukup untuk 4 hari” kata andika.

“Tasnya sudah penuh tuh. Aku akan menggotong sisanya. Kamu juga harus mengotongnya” ucap andika memerintah.

Desi pun ikut mengotong sisa pisang. Mereka kembali ke pepohonan kelapa di tepi pantai.

Hari sudah sore ketika kami tiba di pepohonan kelapa. Kami duduk untuk melepaskan lelah.

Andika merasa haus kemudian membelah lagi sisa kelapa yang tergeletak di tanah. "Praaaak" andika membelah kelapa itu menjadi dua. Satu ia berikan pada desi.

“Kita tunggu tim SAR ya. Pasti mereka sedang mencari kita” kata andika sambil meneguk air kelapa.

“iya. Semoga mereka cepat datang” balas desi.

“Aku akan mencari kayu di tepi hutan. Kamu tunggu di sini. Oh ya… Ambil semua pakaianku di bebatuan itu” andika menunjuk bebatuan di sebelah timur pantai dan langsung berjalan meninggalkan gadis itu.

2 jam kemudian, andika kembali membawa banyak kayu bakar. Dan langsung menghampiri gadis itu yang tampak tiduran bersandar di batang pohon kelapa.

"Hash... Hash... Hash..Kamu ikut aku. Masih banyak kayu bakar yang kukumpulkan. Untuk persediaan selama dua hari” ucap andika terlihat letih.
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gadis itu beranjak dari tempat duduknya. Mengikuti andika. Memang Kayu bakar yang di dapatkan cukup banyak. Mereka harus bolak balik 10 kali sampai semua kayu terangkut. Hari sudah mulai gelap ketika mereka selesai mengangkut kayu bakar itu. Cuaca mulai terasa dingin. Andika langsung mengambil jaket ditumpukan pakaian yang tergeletak di pinggir pohon kelapa itu dan memakainya. “Pakailah sarung ini agar tidak kedinginan” andika melemparkan sarung ke arah desi.

Kali ini desi menurut. Ia mengenakan sarung tersebut. Setelah itu andika segera menyusun tumpukan kayu tersebut. Mengambil korek api dan menyalakannya. Dan api unggun pun menerangi tempat yang mereka tempati. “hehehe..Ternyata pengalamanku selama 6 di pramuka berguna juga” gumam andika pada dirinya sendiri sambil tersenyum.

Andika dan desi mengobrol ditemani api unggun. Mereka saling memperkenalkan diri. Dimana mereka bekerja, dimana rumah mereka, dan obrolan-obrolan canggung lainnya. Tak lama berselang, mereka pun dibuai mimpi. Tertidur pulas karena kelelahan.
 
Terakhir diubah:
Masih banyak yg perlu diperbaiki tapi menarik idenya. Ditunggu lanjutannya.
 
singkat bgt suhu.. Sekalian saran deh, tolong dibikin ilustrasi tempat/pulaunya gitu. Ilustrasinya dalam bentuk narasi lho ya, itung2 manjangin cerita lah.. Masih belom kebayang nih pulaunya kayak apa, somehow jadi gampang amat dapet makanan dll.. Trims
 
singkat bgt suhu.. Sekalian saran deh, tolong dibikin ilustrasi tempat/pulaunya gitu. Ilustrasinya dalam bentuk narasi lho ya, itung2 manjangin cerita lah.. Masih belom kebayang nih pulaunya kayak apa, somehow jadi gampang amat dapet makanan dll.. Trims
Iya soalnya bingung mw cari pulau pulaunya msh lom ketemu. Aq aja msh bingung cari mulustrasinya.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ketika pagi tiba andika terbangun karena sinar matahari sangat terang. Dan segera bangkit dan memperhatikan sekitar. Ada sekumpulan burung terbang di langit, suara deburan ombak, dan udara pagi yang menyegarkan. Sejenak ia merasa de javu. Seperti hari kemarin. Hanya saja kali ini tidak ada wanita yang ia seret tubuhnya ketika pingsan. Sambil tersenyum sendiri ketika memikirkan perbedaan hari ini dan hari kemarin.

Sementara itu desi tampak tidak peduli dengan andika yang baru saja bangun. Dia melihat jauh ke arah lelautan, berharap tim SAR akan segera menolong dirinya. Sesekali ia juga memakan buah pisang yang didapat kemarin. Entah mengapa ia tetap mengunyah, sedangkan lidahnya sudah bosan dengan pisang karena sejak kemarin ia hanya memakan pisang saja. Tidak ada pilihan menu lainnya.


“Hai des, pagi yang indah, bukan?” andika membuka percakapan dengannya. Walaupun tadi malam dia dan desi telah mengobrol sampai lelah, tapi tetap saja ada kecangungan ketika mulai berbicara pagi itu.

“Tidak lebih baik dari kemarin.” dia menjawab singkat. Dan tetap tidak mau mengalihkan pandangannya dari lautan seolah pria yang berada tidak kurang dari satu meter di sebelahnya benar-benar tidak ada.

“enaknya ngapain ya hari ini, des?, Apa kita perlu mencari makanan lagi di hutan seperti kemarin?”

Desi bangkit dari duduknya. Ia tidak suka dengan gurauan andika. Bagaimana pun juga mereka baru kenal. Hanya karena nasib yang sama. Seandainya mereka tidak sama-sama terdampar, mungkin desi tidak akan pernah bercakap-cakap dengan nya.

“Terserah kamu. Yang jelas aku akan jalan-jalan sebentar.” desi pun perlahan meninggalkan andika.

“Oh ya…. kalau bisa kamu tetap disini saja dulu. Siapa tahu ada tim SAR. Tidak lucu jika mereka lewat dan tidak menyadari bahwa ada korban kecelakaan yang selamat. Nanti siang giliranku yang jaga. Sekarang aku mau jalan dulu.” desi pun melanjutkan kata-katanya, kemudian pergi begitu saja.

Andika pun tampak kesal. Ia tidak habis pikir mengapa gadis itu selalu menyuruhnya. Dan anehnya, ia selalu saja menurut tanpa bisa membantah. Andika melihat desi semakin menjauh. Dan ia sendiri tidak tahu apa yang harus ia lakukan hari ini.

“Tentu saja menunggu tim SAR itu. Jika mereka lewat, maka aku akan berteriak sekuat tenaga agar mereka menyadari keberadaanku” Pikir andika dan tersenyum geli dengan pikirannya sendiri.

Ia kemudian mengambil beberapa buah pisang. Setelah itu ia bersandar di sebuah pohon kelapa, tempat dimana desi duduk tadi. Mengupas pisang, kemudian memakannya. Ia tampak santai. Pandangannya menuju laut lepas, dan harapannya sama dengan harapan desi, melihat kapal-kapal penyelamat yang mencari korban kecelakaan kapal dua hari lalu.
 
Terakhir diubah:
30 menit kemudian, ia mulai cemas. Bagaimana jika desi bertemu hewan buas? Atau bagaimana seandainya jika desi tidak tahu arah alias tersesat? Ia tahu itu hanya pikiran buruk yang peluang terjadi kecil. Tapi tetap saja dan mengkhawatirkan gadis yang baru ia kenal sehari yang lalu. bagaimana pun ia mencoba tenang, pikiran-pikiran buruk terus menyerangnya. Aq tak tahan lagi. Ia kemudian bangkit dan mengambil ranting-ranting pohon yang ia kumpulkan kemarin.

“Ranting pohon bisa dicari lagi. Setidaknya persediaannya akan cukup untuk nanti malam.” Gumam ku.

Dengan demikian, jika ada kapal penyelamat, mereka akan tahu bahwa ada orang di pulau ini. Asap dari ranting-ranting yang dibakar akan menjadi pertanda yangi bagus. Tapi juga juga sadar bahwa ia harus bergegas. Ranting yang dibakarnya mungkin hanya akan bertahan 20 menit. Paling lama 30 menit. Dan dalam waktu tersebut ia harus menemukan desi.

Andika berlari ke arah dimana terakhir ia melihat desi. Terus berlari kecil menyusuri pepehonan. Sampai ia mendengar suara gemericik air. Ia mengikuti suara tersebut dan menemukan sungai di bawahnya. Tingginya dari sungai sekitar 3 meter. Andika berjalan santai mencoba mencari jalan menuju ke bawah. Kemarin tubuhnya basah karena air laut. Dan rasanya lengket sekali di badan. Tidak pernah ia bayangkan sebelumnya bahwa mandi di sungai merupakan kenikmatan tersendiri sampai ia terdampar di pulau yang entah dimana letaknya. Ia seolah lupa bahwa tujuannya saat ini adalah menemukan gadis itu. Ia sudah tidak peduli dengan hal tersebut.

Andika tiba-tiba kaget. Dibawahnya ada sesosok tubuh yang sedang mandi di sungai. Andika menemukan desi. Hanya saja ini bukan waktu yang tepat untuk menyapa dia karena desi sedang dalam keadaan telanjang bulat. Secara reflek andika merunduk, takut ketahuan oleh desi. Ia tidak pernah mengintip sepanjang hidupnya, namun kali ini andika terdiam, kaku, mengagumi tubuh desi yang indah tanpa sehelai benang pun.

Desi tampak riang. Ia tersenyum dan bermain-main air. Ia tidak menyadari bahwa ada mata lelaki yang menikmati keindahan tubuhnya. Dan ia tetap menggosok tubuhnya. Tiba tiba hasrat libidonya muncul ketika ia menggosokkan jarinya ke bagian kewanitaannya.
uuuuuh ssssssh . desi terangsang terus menggosokkan dengan jari tangan kirinya semakin cepat sedangkan tangan meremas gundukan di dadanya sambil sesekali melintir putingnya. Dan tak lama dia merasakan klimaks cairan di kewanitaannya keluar. Nafasnya masih tersenggal senggal karena nafsunya terpenuhi. Setelah ia mandi ia bergegas keluar dari sungai itu agar pria yang menunggunya tidak kawatir akan dirinya. Bahkan ia akan memberi tahu Thomas bahwa ada sungai yang bisa dipakai untuk mandi atau minum.

Andika pun segera berjingkat dan perlahan-lahan menjauh. Andika takut membuat suara kecil sehingga desi tahu keberadaannya. Setelah agak jauh, ia segera kembali ke pantai. Ke tempat dimana mereka biasa duduk dan tidur, dibawah pepohonan kelapa. Tapi sepertinya api yang dibuatnya tidak berguna sama sekali. Tidak ada tanda-tanda kehadiran tim penyelamat. Ia sudah membuang-buang persediaan kayu. Dan ia berjanji akan mencarinya sendiri tanpa bantuan desi mengingat kebodohannya menyalakan api tersebut. Andika pun duduk. Bayangan kemolekan tubuhnya yang telanjang tidak bisa hilang dari pikirannya. Tanpa ia sadari kebanggaannya bangun dan mengeras. Ia pun bingung "aaaaiiiish ini lagi. Kenapa harus tegak sih" gumam andika melihat tonjolan yanga ada d celananya.

20 menit kemudian, sosok desi mulai tampak dari kejauhan. Dan dalam waktu singkat, tiba-tiba desi sudah berada disamping andika.

“Aku menemukan sungai di sebelah sana. Kamu bisa mandi jika kamu mau. Rasanya menyenangkan.” Kali ini desi tersenyum pada andika. Sepertinya ia bahagia.

“Baiklah. Aku akan kesana. Kamu tunggu disini. Siapa tahu akan ada kapal penyelamat” andika bangkit dari duduknya.

“Mengapa kamu membakar kayu? Apa kamu memasak sesuatu?” desi mengarahkan pandangannya kepada andika.

“Tadi aku sempat mengkhawatirkanmu. Jadi aku menyalakan api agar tim penyelamat tahu keberadaan kita. Sementara itu aku pergi mencarimu. Namun tidak ketemu.” ucap andika berbohong.

“Baiklah kalau begitu. Apa sebaiknya aku mengantarkanmu ke sungai yang kumaksud? Memang mudah menemukan sungainya, tapi mungkin kau akan kesulitan untuk sampai ke bawah?” desi menawarkan bantuan dengan tulus.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
:panlok2:mantap nih cerita.Kalau ngak salah nih cerita hampir mirip kisahnya Ama game nds lost in blue.Suhu bisa check sendiri.Siapa tau suhu mau ngambil map dari sana.Cukup saran Dr sana.mudah"Han ceritanya makin hari makin tambah baik.maaf banyak omong:pandaketawa:#Pertamax
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd