Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Aku dan 3 sepupuku

lupa_user_name

Semprot Baru
Daftar
1 Mar 2013
Post
29
Like diterima
1.829
Bimabet
Sebelumnya kuperkenalkan
diri namaku Rudy tinggi 170
cm berat badan 55 kg umurku
sekarang 20 tahun asalku dari
Sragen sekarang aku telah
masuk jenjang perguruan
tinggi negeri di kota Solo.
Pengalaman seks yang
pertama kualami terjadi
sekitar 4 tahun lalu, tepatnya
waktu aku masih duduk di
bangku SMU kelas 1 berumur
16 tahun. Karena rumahku
berasal dari desa maka aku
kost dirumah kakakku. Saat
itu aku tinggal bersama kakak
sepupuku yang bernama Mbak
Fitri berusia 30 tahun yang
telah bersuami dan
mempunyai 2 orang putri
yang masih kecil-kecil, namun
di tempat tinggal bukan hanya
kami berempat tapi ada 2
orang lagi adik Mbak Fitri
yang bernama Wina waktu itu
berumur 19 tahun kelas 3
SMK dan adik dari suami kak
Fitri bernama Asih berusia 14
tahun.
Kejadian tersebut terjadi
karena seringnya aku
mengintip mereka betiga saat
mandi lewat celah di dinding
kamar mandi. Biarpun salah
satu dianatara mereka suadah
berumur kepala 3 tapi kondisi
tubuhnya sangat seksi dan
menggairahkan payudaranya
montok, besar dan belahan
vaginanya woow…terlihat
sangat oh…oooght nggak ku-
ku bo…
Saat malam hari saat aku
tidur dilantai beralaskan tikar,
di ruang tamu yang gelap
bersama Mbak Wina, awalnya
sich aku biasa-biasa saja tapi
setelah lama seringnya aku
tidur bersama Mbak Wina
maka aku akhirnya tak tahan
juga. Malam-malam pertama
saat dia tertidur pulas aku
cuma berani mencium kening
dan membelai rambutnya
yang harum. Malam
berikutnya aku sudah mulai
berani mencium bibirnya yang
seksi mungil, tanganku mulai
meremas-remas buah dadanya
yang padat berisi lalu
memijat-mijat vaginanya
yang, oh ternyata empuk
bagai kue basah yang……oh…
oh.., aku melihat matanya
masih terpejam pertanda ia
masih tertidur tapi dari
mulutnya mendesah dengan
suara yang tak karuan.
“Ah…..ught…..hhhhhh….
hmmmm” desahan Mbak Wina
mulai terdengar.
Tanganku terus bergerilya
menjamah seluruh
tubuhnya.saat aku menciumi
vaginanya yang masih
tertutup calana, ia mulai
terbangun aku takut sekali
jangan-jangan ia akan
berteriak atau marah-marah
tapi dugaan ku meleset.
Ia malah berkata, ”Dik
teruskan….. aku sudah lama
mendambakan saat-saat
seperti ini ayo teruskan
saja……..”
Bagai mendapat angin segar
aku mulai membuka t-shirt
yang ia gunakan kini
terpampang buah dada yang
seksi masih terbungkus BH.
BH-nya lalu kubuka dan aku
mulai mengulum putingnya
yang sudah mengeras gantian
aku emut yang kiri dan kanan
bergantian.
“Mbak, maafkan aku tak
sanggup menahan nafsu
birahiku!”
“Nggak apa-apa kok dik aku
suka kok adik mau melekukan
ini pada mbak karena aku
belum pernah merasakan yang
seperti ini” jawab Mbak Wina.
Setelah puas kupermainkan
payudarnya lalu aku mulai
membuka rok
bawahannya.biarpun kedaan
gelap gulita aku tahu tempat
vagina yang menggiurkan,
terus kubuka CD nya, lalu
kuciumi dengan lembut.
“Cup…cup…sret….
srettttttttttt”, suara jilatan
lidahku.
“Ought……ought….terus dik
enak…..!!!”
Karena takut ketahuan
penghuni rumah yang lain aku
dengan segera mengangkan
kedua kakinya lalu
kumasukkan penisku yang
mulai tegang kedalam
vaginanya yang basah.
“Ehmm…oh…ehhhhh….
mmmmhhh”, rintih kakakku
keenakan.
Setelah kira-kira setengah jam
aku mulai merasakan
kenikmatan yang akan segera
memuncak demikian juga
dengan dia.
“Crot..cret…crettttttt….
crettttttttttt”, akhirnya
spermaku kukeluarkan di
dalam vaginanya.
“Oh……”
Rupanya ia masih perawan itu
kuketahui karena mencium
bau darah segar.
“Terima kasih dik kamu telah
memuaskan Mbak, Mbak
sayang padamu lain kali kita
sambung lagi yach?”
“Ok deh mbak”, sahutku.
Setelah selesai memakai
pakaian kembali aku dan dia
tidur berpelukan sampai pagi.
Sebenarnya kejadian malam
itu kurang leluasa karena
takut penghuni rumah yang
lain pada tahu,sehingga suatu
ketika kejadian itu aku ulang
lagi.
Masih ingat dalam ingatan
hari itu minggu pagi,saat
mbak Fitri dan adiknya Asih
bersama keuarga yang lain
pergi ke supermarket yang
tidak terlalu jauh dari rumah
kami.Karena keadaan rumah
yang sepi yang ada hanya aku
dan Mbak Wina, aku mulai
menutup seluruh pintu dan
jendela. Kulihat Mbak Wina
sedang menyeterika dengan
diam-diam aku memeluknya
dengan erat dari balakang.
“Dik jangan sekarang aku lagi
nyetrika tunggu sebentar lagi
yach…… sayang….!” pinta Kak
Wina.
Tapi aku yang sudah bernafsu
nggak memperdulikan
ocehannya, segera kumatikan
setrika, kuciumi bibirnya
dengan ganas.
“Hm…eght…. hmmmmm…….
eght…!”
Karena masih dalam posisi
berdiri sehingga tak leluasa
melakukan cumbuan, aku
bopong ia menuju ranjang
kamar.
Kubaringkan ia di ranjang
yang bersih itu lalu segera
kulucuti semua pakaiannya
dan pakaian ku hinggas kami
berdua telanjang bulat tanpa
sehelai benang pun yang
menempel. Wow……tubuh
kakakku ini memang benar
sempurna tinggi 165 cm berat
sekitar 50 kg sungguh sangat
ideal, payudaranya
membusung putih bagaikan
salju dengan puting merah
jambu dan yang bikin dada ini
bergetar dibawah pusarnya itu
lho……. bukit kecil kembar
ditengahnya mengalir sungai
di hiasai semak-semak yang
rimbun.
Kami berdua tertawa kecil
karena melihat tubuh lawan
jenis masing-masing itu
terjadi sebab saat kami
melakukan yang pertama
keadaan sangat gelap gulita
tanpa cahaya. Sehingga tidak
bias melihat tubuh masing-
masing.
Aku mulai menciumi muka
tanpa ada yang terlewatkan,
turun ke lehernya yang
jenjang kukecupi sampai
memerah lalu turun lagi ke
payudaranya yang mulai
mengeras, kujilati payudara
gantian kanan kiri dan kugigit
kecil bagian putingnya hingga
ia menggelinjang tak karuan.
Setelah puas bermain di bukit
kembar tersebut aku mulai
turun ke bawah pusar, ku
lipat kakinya hingga
terpampang jelas seonggok
daging yang kenyal di
tumbuhi bulu yang lebat.
Lidahku mulai menyapu
bagian luar lanjut ke bagian
dinding dalam vagina itu, biji
klitorisnya ku gigit pelan
sampai ia keenakan
menjambak rambutku.
“Ught..ugh…hah
oh….oh…..”desahan nikmat
keluar dari mulut Kak Wina.
Setelah kira-kira 15 menit aku
permainkan vaginanya rasanya
ada yang membanjir di
vaginanya rasanya manis asin
campur aduk tak karuan
kusedot semua cairan itu
sampai bersih, rupanya ia
mulai orgasme. Mungkin
saking asyiknya kami
bercumbu tanpa kami sadari
rupanya dari tadi ada yang
memperhatikan pergumulan
kami berdua, Mbak Fitri dan
adik suaminya, Asih sudah
berdiri di pinggir pintu.
Mungkin mereka pulang
berdua tanpa suaminya dan
kedua anaknya yang masih
mampir ke rumah Pakdhenya
mereka ketuk pintu tapi nggak
ada sahutan lalu mereka
menuju pintu daur yang lupa
tak aku kunci. Aku dan Mbak
Wina kaget setengah mati,
malu takut bercampur
menjadi satu jangan-jangan
mereka marah dan
menceritakan kejadian ini
pada orang lain. Tapi yang
terjadi sungguh diluar dugaan
kami berdua, mereka bahkan
ikut nimbrung sehingga kami
menjadi berempat.
“Dik main gituan kok kakak
nggak di ajak sich kan kakak
juga mau, sudah seminggu ini
suami kakak nggak ngajak
gituan”, ucap Mbak Fitri.
“Ini juga baru mulai kak!”
sahutku.
“Mas aku boleh nyoba seks
sama Mas?” tanya Asih.
“Boleh”.
Aku dan Kak Wina selanjutnya
menyuruh mereka berdua
melepas seluruh pakaiannya.
“Ck.. ck…ck……ck……”, guman
ku.
Sekarang aku dikerubung 3
bidadari cantik sungguh
beruntung aku ini.
Mbak Fitri tubuhnya masih
sangat kencang payudaranya
putih agak besar kira-kira 36
B vaginanya indah sekali.
Sedangkan Asih tubuhnya agak
kecil tapi mulus, dadanya
sudah sebesar buah apel
ukuranya 34 A vaginanya
kelihatan sempit baru
ditumbuhi bulu yang belum
begitu lebat. Pertama yang
kuserang adalah Mbak Fitri
karena sudah lama aku
membayangkan bersetubuh
dengannya aku menciumi
dengan rakus pentilnya
kuhisap dalam-dalam agar air
susunya keluar, setelah keluar
kuminum sepuasnya rupanya
Mbak Wina dan Asih juga
kepingin merasakan air susu
itu sehingga kami bertiga
berebut untuk mendapatkan
air susu tersebut, sambil
tangan kami berempat saling
remas, pegang dan
memasukam ke dalam vagina
satu sama lain.
Setelah puas dengan
permainan itu, aku meminta
agar mereka berbaring baris
sehingga kini ada 6 gunung
kembar yang montok berada
di depanku. Aku mulai
mengulum susu mereka satu
per satu bergantian sampai 6,
aku semakin beringas saat
kusuruh mereka menungging
semua, dari belakang aku
menjilati vagina satu persatu
rasanya bagai makan biscuit
Oreo di jilat terus lidahku
kumasukkan ke dalam vagina
mereka.
Giliran mereka mengulum
penisku bergantian.
“Hoh…. hoooooooooo……
hhhhhhhhhh……
ehmmmmmmmmm”, desah
mereka bertiga.
Aku yang dari tadi belum
orgasme semakin buas
memepermainkan payudara
dan vagina mereka, posisi
kami sekarang sudah tak
beraturan. Saling peluk cium
jilat dan sebagainya pokok nya
yang bikin puas, hingga
mereka memberi isyarat
bahwa akan sampai puncak.
“Dik aku mau keluar”
“Mas aku juga”
“Aku hampir sampai”, kata
mereka bergantian.
“Jangan di buang percuma,
biar aku minum!”, pintaku
“Boleh”, kata Mbak Fitri.
Aku mulai memasang posisi
kutempelkan mulutku ke
vagina mereka satu persatu
lalu kuhisap dalam-dalam
sampai tak tersisa, segarnya
bukan main.
“Srep.., srep”.
Heran, itulah yang ada di
benakku, aku belum pernah
nge-sex sama mereka kok
udah pada keluar, memang
mungkin aku yang terlalu
kuat.
Karena sudah tidak sabar aku
mulai memasukkan penisku de
dalam vagina Mbak Wina
kugenjot naik turun pinggulku
agar nikmat, sekitar 5 menit
kemudian aku gantian ke Kak
Fitri, biarpun sudah beranak 2
tapi vaginanya masih sempit
seperti perawan saja.
“Dik enak……. Uh……
oh…..terussssssss!”, desahnya.
“Emang kok Kak…….. hhhhhhh
ehmm…..”
“Mas giliranku kapan..?”,
rupanya Asih juga sudah tak
tahan.
“Tunggu sebentar sayang.“
Sekitar 10 menit aku main
sama kak Fitri sekarang giliran
Asih, dengan pelan aku
masukkin penisku, tapi yang
masuk hanya kepalanya.
Mungkin ia masih perawan,
baru pada tusukan yang ke 15
seluruh penisku bisa masuk ke
liang vaginanya.
“Mas....... sakit..... mas......
oght........ hhohhhhhh.......”,
jerit kecil Asih.
“Nggak apa-apa nanti juga
enak, Sih!”, ucapku memberi
semangat agar ia senang.
“Benar Mas sekarang nikmat
sekali... oh.. ought..”
Rupanya bila kutinggal
ngeseks dengan Asih, kak Fitri
dan Kak Wina tak ketinggalan
mereka saling kulum, jilat dan
saling memasukkan jari ke
vaginanya masing-masing.
Posisiku di bawah Asih, di atas
ia memutar-mutar pinggulnya
memompa naik turun
sehingga buah dadanya yang
masih kecil terlihat bergoyang
lucu, tanganku juga tidak
tinggal diam kuremas-remas
putingnya dan kusedot,
kugigit sampai merah.
Karena sudah berlangsung
sangat lama maka aku ingin
segera mencapai puncak,
dalam posisi masih seperti
semula Asih berjongkok di
atas penisku, kusuruh Mbak
Fitri naik keatas perutku
sambil membungkuk agar aku
bisa menetek, eh..., bener
juga lama-lama air susunya
keluar lagi, kuminum manis
sekali sampai terasa mual.
Mbak Wina yang belum dapat
posisi segera kusuruh jongkok
di atas mulutku sehingga
vaginanya tepat di depan
mulutku, dan kumainkan
klitorisnya.
Ia mendesah seperti
kepedasan.
“Ah......... huah........
hm.......!”
Tanganku yang satunya
kumasukkan ke vagina Mbak
Fitri, kontolku digarap Asih,
mulutku disumpal kemaluan
Mbak Wina, lengkap sudah.
Kami bermain gaya itu sekitar
30 menit sampai akhirnya aku
mencapai puncak kenikmatan.
“Ought......... hmmmmmm......
cret... crot.....”
“Enak Mas.......!” desah Asih.
Spermaku ku semprotkan
kedalam vagina Asih dan
keluarlah cipratan spermaku
bercampur darah menandakan
bahwa ia masih perawan.
Kami berempat sekarang telah
mencapai puncak hampir
bersamaan, lelah dan letih
yang kami rasakan.
Sebelum kami berpakaian
kembali sisa-sisa sperma di
penisku di jilati sampai habis
oleh mereka bertiga. Setelah
kejadian itu kami selalu
mengulanginya lagi bila ada
kesempatan baik berdua
bertiga maupun berempat.
Namun sekarang kami sudah
saling berjauhan sehingga
untuk memuaskan nafsu
birahiku aku sering jajan di
kafe-kafe di kota Solo ini
ataupun dengan teman-teman
wanita di tempat kuliah yang
akrab denganku. Tapi tak satu
pun dari mereka yang menjadi
pacarku.
 
kalau beneran gini, angkat topi dah !!!
 
Ente termasuk orang bejo gan , dapat 3 cewek sekaligus .. , mantap gan ..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sebelumnya kuperkenalkan
diri namaku Rudy tinggi 170
cm berat badan 55 kg umurku
sekarang 20 tahun asalku dari
Sragen sekarang aku telah
masuk jenjang perguruan
tinggi negeri di kota Solo.
Pengalaman seks yang
pertama kualami terjadi
sekitar 4 tahun lalu, tepatnya
waktu aku masih duduk di
bangku SMU kelas 1 berumur
16 tahun. Karena rumahku
berasal dari desa maka aku
kost dirumah kakakku. Saat
itu aku tinggal bersama kakak
sepupuku yang bernama Mbak
Fitri berusia 30 tahun yang
telah bersuami dan
mempunyai 2 orang putri
yang masih kecil-kecil, namun
di tempat tinggal bukan hanya
kami berempat tapi ada 2
orang lagi adik Mbak Fitri
yang bernama Wina waktu itu
berumur 19 tahun kelas 3
SMK dan adik dari suami kak
Fitri bernama Asih berusia 14
tahun.
Kejadian tersebut terjadi
karena seringnya aku
mengintip mereka betiga saat
mandi lewat celah di dinding
kamar mandi. Biarpun salah
satu dianatara mereka suadah
berumur kepala 3 tapi kondisi
tubuhnya sangat seksi dan
menggairahkan payudaranya
montok, besar dan belahan
vaginanya woowterlihat
sangat ohoooght nggak ku-
ku bo
Saat malam hari saat aku
tidur dilantai beralaskan tikar,
di ruang tamu yang gelap
bersama Mbak Wina, awalnya
sich aku biasa-biasa saja tapi
setelah lama seringnya aku
tidur bersama Mbak Wina
maka aku akhirnya tak tahan
juga. Malam-malam pertama
saat dia tertidur pulas aku
cuma berani mencium kening
dan membelai rambutnya
yang harum. Malam
berikutnya aku sudah mulai
berani mencium bibirnya yang
seksi mungil, tanganku mulai
meremas-remas buah dadanya
yang padat berisi lalu
memijat-mijat vaginanya
yang, oh ternyata empuk
bagai kue basah yangoh
oh.., aku melihat matanya
masih terpejam pertanda ia
masih tertidur tapi dari
mulutnya mendesah dengan
suara yang tak karuan.
Ah..ught..hhhhhh.
hmmmm desahan Mbak Wina
mulai terdengar.
Tanganku terus bergerilya
menjamah seluruh
tubuhnya.saat aku menciumi
vaginanya yang masih
tertutup calana, ia mulai
terbangun aku takut sekali
jangan-jangan ia akan
berteriak atau marah-marah
tapi dugaan ku meleset.
Ia malah berkata, Dik
teruskan.. aku sudah lama
mendambakan saat-saat
seperti ini ayo teruskan
saja..
Bagai mendapat angin segar
aku mulai membuka t-shirt
yang ia gunakan kini
terpampang buah dada yang
seksi masih terbungkus BH.
BH-nya lalu kubuka dan aku
mulai mengulum putingnya
yang sudah mengeras gantian
aku emut yang kiri dan kanan
bergantian.
Mbak, maafkan aku tak
sanggup menahan nafsu
birahiku!
Nggak apa-apa kok dik aku
suka kok adik mau melekukan
ini pada mbak karena aku
belum pernah merasakan yang
seperti ini jawab Mbak Wina.
Setelah puas kupermainkan
payudarnya lalu aku mulai
membuka rok
bawahannya.biarpun kedaan
gelap gulita aku tahu tempat
vagina yang menggiurkan,
terus kubuka CD nya, lalu
kuciumi dengan lembut.
Cupcupsret.
srettttttttttt, suara jilatan
lidahku.
Oughtought.terus dik
enak..!!!
Karena takut ketahuan
penghuni rumah yang lain aku
dengan segera mengangkan
kedua kakinya lalu
kumasukkan penisku yang
mulai tegang kedalam
vaginanya yang basah.
Ehmmohehhhhh.
mmmmhhh, rintih kakakku
keenakan.
Setelah kira-kira setengah jam
aku mulai merasakan
kenikmatan yang akan segera
memuncak demikian juga
dengan dia.
Crot..cretcrettttttt.
crettttttttttt, akhirnya
spermaku kukeluarkan di
dalam vaginanya.
Oh
Rupanya ia masih perawan itu
kuketahui karena mencium
bau darah segar.
Terima kasih dik kamu telah
memuaskan Mbak, Mbak
sayang padamu lain kali kita
sambung lagi yach?
Ok deh mbak, sahutku.
Setelah selesai memakai
pakaian kembali aku dan dia
tidur berpelukan sampai pagi.
Sebenarnya kejadian malam
itu kurang leluasa karena
takut penghuni rumah yang
lain pada tahu,sehingga suatu
ketika kejadian itu aku ulang
lagi.
Masih ingat dalam ingatan
hari itu minggu pagi,saat
mbak Fitri dan adiknya Asih
bersama keuarga yang lain
pergi ke supermarket yang
tidak terlalu jauh dari rumah
kami.Karena keadaan rumah
yang sepi yang ada hanya aku
dan Mbak Wina, aku mulai
menutup seluruh pintu dan
jendela. Kulihat Mbak Wina
sedang menyeterika dengan
diam-diam aku memeluknya
dengan erat dari balakang.
Dik jangan sekarang aku lagi
nyetrika tunggu sebentar lagi
yach sayang.! pinta Kak
Wina.
Tapi aku yang sudah bernafsu
nggak memperdulikan
ocehannya, segera kumatikan
setrika, kuciumi bibirnya
dengan ganas.
Hmeght. hmmmmm.
eght!
Karena masih dalam posisi
berdiri sehingga tak leluasa
melakukan cumbuan, aku
bopong ia menuju ranjang
kamar.
Kubaringkan ia di ranjang
yang bersih itu lalu segera
kulucuti semua pakaiannya
dan pakaian ku hinggas kami
berdua telanjang bulat tanpa
sehelai benang pun yang
menempel. Wowtubuh
kakakku ini memang benar
sempurna tinggi 165 cm berat
sekitar 50 kg sungguh sangat
ideal, payudaranya
membusung putih bagaikan
salju dengan puting merah
jambu dan yang bikin dada ini
bergetar dibawah pusarnya itu
lho. bukit kecil kembar
ditengahnya mengalir sungai
di hiasai semak-semak yang
rimbun.
Kami berdua tertawa kecil
karena melihat tubuh lawan
jenis masing-masing itu
terjadi sebab saat kami
melakukan yang pertama
keadaan sangat gelap gulita
tanpa cahaya. Sehingga tidak
bias melihat tubuh masing-
masing.
Aku mulai menciumi muka
tanpa ada yang terlewatkan,
turun ke lehernya yang
jenjang kukecupi sampai
memerah lalu turun lagi ke
payudaranya yang mulai
mengeras, kujilati payudara
gantian kanan kiri dan kugigit
kecil bagian putingnya hingga
ia menggelinjang tak karuan.
Setelah puas bermain di bukit
kembar tersebut aku mulai
turun ke bawah pusar, ku
lipat kakinya hingga
terpampang jelas seonggok
daging yang kenyal di
tumbuhi bulu yang lebat.
Lidahku mulai menyapu
bagian luar lanjut ke bagian
dinding dalam vagina itu, biji
klitorisnya ku gigit pelan
sampai ia keenakan
menjambak rambutku.
Ught..ughhah
oh.oh..desahan nikmat
keluar dari mulut Kak Wina.
Setelah kira-kira 15 menit aku
permainkan vaginanya rasanya
ada yang membanjir di
vaginanya rasanya manis asin
campur aduk tak karuan
kusedot semua cairan itu
sampai bersih, rupanya ia
mulai orgasme. Mungkin
saking asyiknya kami
bercumbu tanpa kami sadari
rupanya dari tadi ada yang
memperhatikan pergumulan
kami berdua, Mbak Fitri dan
adik suaminya, Asih sudah
berdiri di pinggir pintu.
Mungkin mereka pulang
berdua tanpa suaminya dan
kedua anaknya yang masih
mampir ke rumah Pakdhenya
mereka ketuk pintu tapi nggak
ada sahutan lalu mereka
menuju pintu daur yang lupa
tak aku kunci. Aku dan Mbak
Wina kaget setengah mati,
malu takut bercampur
menjadi satu jangan-jangan
mereka marah dan
menceritakan kejadian ini
pada orang lain. Tapi yang
terjadi sungguh diluar dugaan
kami berdua, mereka bahkan
ikut nimbrung sehingga kami
menjadi berempat.
Dik main gituan kok kakak
nggak di ajak sich kan kakak
juga mau, sudah seminggu ini
suami kakak nggak ngajak
gituan, ucap Mbak Fitri.
Ini juga baru mulai kak!
sahutku.
Mas aku boleh nyoba seks
sama Mas? tanya Asih.
Boleh.
Aku dan Kak Wina selanjutnya
menyuruh mereka berdua
melepas seluruh pakaiannya.
Ck.. ckckck, guman
ku.
Sekarang aku dikerubung 3
bidadari cantik sungguh
beruntung aku ini.
Mbak Fitri tubuhnya masih
sangat kencang payudaranya
putih agak besar kira-kira 36
B vaginanya indah sekali.
Sedangkan Asih tubuhnya agak
kecil tapi mulus, dadanya
sudah sebesar buah apel
ukuranya 34 A vaginanya
kelihatan sempit baru
ditumbuhi bulu yang belum
begitu lebat. Pertama yang
kuserang adalah Mbak Fitri
karena sudah lama aku
membayangkan bersetubuh
dengannya aku menciumi
dengan rakus pentilnya
kuhisap dalam-dalam agar air
susunya keluar, setelah keluar
kuminum sepuasnya rupanya
Mbak Wina dan Asih juga
kepingin merasakan air susu
itu sehingga kami bertiga
berebut untuk mendapatkan
air susu tersebut, sambil
tangan kami berempat saling
remas, pegang dan
memasukam ke dalam vagina
satu sama lain.
Setelah puas dengan
permainan itu, aku meminta
agar mereka berbaring baris
sehingga kini ada 6 gunung
kembar yang montok berada
di depanku. Aku mulai
mengulum susu mereka satu
per satu bergantian sampai 6,
aku semakin beringas saat
kusuruh mereka menungging
semua, dari belakang aku
menjilati vagina satu persatu
rasanya bagai makan biscuit
Oreo di jilat terus lidahku
kumasukkan ke dalam vagina
mereka.
Giliran mereka mengulum
penisku bergantian.
Hoh. hoooooooooo
hhhhhhhhhh
ehmmmmmmmmm, desah
mereka bertiga.
Aku yang dari tadi belum
orgasme semakin buas
memepermainkan payudara
dan vagina mereka, posisi
kami sekarang sudah tak
beraturan. Saling peluk cium
jilat dan sebagainya pokok nya
yang bikin puas, hingga
mereka memberi isyarat
bahwa akan sampai puncak.
Dik aku mau keluar
Mas aku juga
Aku hampir sampai, kata
mereka bergantian.
Jangan di buang percuma,
biar aku minum!, pintaku
Boleh, kata Mbak Fitri.
Aku mulai memasang posisi
kutempelkan mulutku ke
vagina mereka satu persatu
lalu kuhisap dalam-dalam
sampai tak tersisa, segarnya
bukan main.
Srep.., srep.
Heran, itulah yang ada di
benakku, aku belum pernah
nge-sex sama mereka kok
udah pada keluar, memang
mungkin aku yang terlalu
kuat.
Karena sudah tidak sabar aku
mulai memasukkan penisku de
dalam vagina Mbak Wina
kugenjot naik turun pinggulku
agar nikmat, sekitar 5 menit
kemudian aku gantian ke Kak
Fitri, biarpun sudah beranak 2
tapi vaginanya masih sempit
seperti perawan saja.
Dik enak. Uh
oh..terussssssss!, desahnya.
Emang kok Kak.. hhhhhhh
ehmm..
Mas giliranku kapan..?,
rupanya Asih juga sudah tak
tahan.
Tunggu sebentar sayang.
Sekitar 10 menit aku main
sama kak Fitri sekarang giliran
Asih, dengan pelan aku
masukkin penisku, tapi yang
masuk hanya kepalanya.
Mungkin ia masih perawan,
baru pada tusukan yang ke 15
seluruh penisku bisa masuk ke
liang vaginanya.
Mas....... sakit..... mas......
oght........ hhohhhhhh.......,
jerit kecil Asih.
Nggak apa-apa nanti juga
enak, Sih!, ucapku memberi
semangat agar ia senang.
Benar Mas sekarang nikmat
sekali... oh.. ought..
Rupanya bila kutinggal
ngeseks dengan Asih, kak Fitri
dan Kak Wina tak ketinggalan
mereka saling kulum, jilat dan
saling memasukkan jari ke
vaginanya masing-masing.
Posisiku di bawah Asih, di atas
ia memutar-mutar pinggulnya
memompa naik turun
sehingga buah dadanya yang
masih kecil terlihat bergoyang
lucu, tanganku juga tidak
tinggal diam kuremas-remas
putingnya dan kusedot,
kugigit sampai merah.
Karena sudah berlangsung
sangat lama maka aku ingin
segera mencapai puncak,
dalam posisi masih seperti
semula Asih berjongkok di
atas penisku, kusuruh Mbak
Fitri naik keatas perutku
sambil membungkuk agar aku
bisa menetek, eh..., bener
juga lama-lama air susunya
keluar lagi, kuminum manis
sekali sampai terasa mual.
Mbak Wina yang belum dapat
posisi segera kusuruh jongkok
di atas mulutku sehingga
vaginanya tepat di depan
mulutku, dan kumainkan
klitorisnya.
Ia mendesah seperti
kepedasan.
Ah......... huah........
hm.......!
Tanganku yang satunya
kumasukkan ke vagina Mbak
Fitri, kontolku digarap Asih,
mulutku disumpal kemaluan
Mbak Wina, lengkap sudah.
Kami bermain gaya itu sekitar
30 menit sampai akhirnya aku
mencapai puncak kenikmatan.
Ought......... hmmmmmm......
cret... crot.....
Enak Mas.......! desah Asih.
Spermaku ku semprotkan
kedalam vagina Asih dan
keluarlah cipratan spermaku
bercampur darah menandakan
bahwa ia masih perawan.
Kami berempat sekarang telah
mencapai puncak hampir
bersamaan, lelah dan letih
yang kami rasakan.
Sebelum kami berpakaian
kembali sisa-sisa sperma di
penisku di jilati sampai habis
oleh mereka bertiga. Setelah
kejadian itu kami selalu
mengulanginya lagi bila ada
kesempatan baik berdua
bertiga maupun berempat.
Namun sekarang kami sudah
saling berjauhan sehingga
untuk memuaskan nafsu
birahiku aku sering jajan di
kafe-kafe di kota Solo ini
ataupun dengan teman-teman
wanita di tempat kuliah yang
akrab denganku. Tapi tak satu
pun dari mereka yang menjadi
pacarku.
Asoy ceritanya.. Jd fantasi nih. Gaspoll
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd