Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

aku menjadi budak seks

needlenbitch

Guru Semprot
Daftar
5 Nov 2014
Post
531
Like diterima
291
Bimabet
Sudah lama aku menyimpan
hubunganku dengan kakak tiriku.
Mbak Afif sangat menikmati setiap
permainan seks yang kami lakukan.
Kami melakukannya tanpa
sepengetahuan ibuku. Tujuanku
sebenarnya adalah untuk
menghukum ibu yang sudah
berbuat tidak adil terhadap mbak
Afif. Dan kesempatan itupun tiba.
Aku saat ini sudah SMA. Dan mbak
Afif juga badannya makin dewasa.
Dadanya makin montok dan
tubuhnya makin seksi. Yang aku
heran adalah aku selalu
menyemprotkan maniku ke dalam
rahimnya, tapi sampai sekarang ia
tak hamil-hamil, padahal aku
berharap ia hamil, dan dari hasil
hubunganku itu bisa
menyelamatkan mbak Afif dari
deritanya, tapi ternyata tidak
begitu. Aku berhubungan dengan
mbak Afif tidak setiap hari, sebab
kami masih sekolah dan ada orang
tua kami di rumah. Aku melakukan
kalau sempat aja, tapi setiap
permainan kami makin hot.
Hari itu adalah aku masih di kelas
1 SMA. Pulang dari sekolah, aku
hanya mendapati mbak Afif yang
ternyata juga baru saja pulang.
Aku langsung masuk ke kamarnya,
kamar kami sekarang sudah
terpisah, tapi aku masih sering
main ke kamarnya, dan dia juga ke
kamarku. Aku langsung peluk dia
dari belakang.
“Mbak, Rendy kangen nih”, kataku.
Ia menoleh sambil tersenyum.
Aku melepaskan celanaku dan
celana dalamku. Dan aku rebahan
di tempat tidur. Seakan tahu
maksudku, mbak Afif segera
memegang penisku, lalu ia
memasukkannya ke mulutnya. Ia
hisap dan ia kocok dengan
mulutnya, sementara ia membuka
pakaian sekolahnya. Kini
dihadapanku ada seorang gadis
yang hanya memakai pakaian
dalam sambil mengulum penisku.
Ohh….nikmat sekali.
Aku menikmati setiap hisapannya,
Dan terkadang ia menjepit penisku
di tengah dadanya. Ia suka
melakukan itu. Siang itupun yang
terjadi adalah, mbak Afif
mengoralku dan memberikan
kepuasan terhadapku. Peniskupun
mulai keras. Sudah lumayan lama
sih ngulumnya, aku mau sampai,
aku cengkram pundak mbak Afif.
Ia faham dan mulai mempercepat
kocokan mulutnya, dan
AAAHHHH…..crot..crot…crot…
kusemprotkan di dalam mulutnya.
Ia menghentikan kocokannya,
sambil perlahan melepaskan
penisku dari mulutnya. Ia
mengurut penisku, sedikit sperma
tampak keluar dari ujung penisku.
Ia memuntahkan spermaku ke
penisku. Oh….bercampur air
liurnya membuatku puas, penisku
serasa disiram air hangat.
“Dek Rendy puas?”, tanya mbak
Afif. “Datang-datang koq langsung
kepengen”.
“Iya nih mbak”, jawabku.
Ia mengambil tisu dan
membersihkan spermaku. Kakakku
sudah sangat ahli dalam
memuaskanku. Dan aku ingin tahu
bagaimana caranya biar ibuku
takluk padaku. Dan mungkin aku
punya rencana.
 
Keesokan harinya, ibuku tidak
pergi ke kantor. Ia mengeluh sakit.
Sedangkan mbak Afif berangkat
sekolah. Aku juga tidak masuk
sekolah dengan alasan sakit.
Pokoknya hari ini aku ingin ibuku
takluk kepadaku.
Langkah pertama adalah aku ke
kamar ibu.
“Lho, ma, nggak berangkat?”,
tanyaku pura-pura tidak tahu.
“Mama lagi flu nih, nggak enak
body”, jawabnya.
Mamaku itu walaupun usianya
sudah hampir 40, tapi boleh
dibilang ia sangat menjaga
tubuhnya. Ia masih seksi,
bokongnya masih naik dan
dadanya masih montok. Aku sama
sekali tak melihat keriput di
wajahnya, sepertinya ia rajin
merawat tubuhnya. Kebetulan hari
itu ayah tiriku sedang ada tugas
lama ke luar kota, jadinya aku dan
ibuku sendirian di rumah.
“Waduh…gimana tuh ma?”,
tanyaku.
“Ya akhirnya mama nggak masuk”,
jawabnya singkat.
“Udah mandi ma? Mau Rendy
mandiin?”, tanyaku.
“Belum, dan terima kasih, mama
bisa mandi sendiri”, jawabnya.
“Tapi mamakan sakit, biar Rendy
yang mandiin”, kataku merayu.
“Nggak ah, anak mamikan sudah
besar, masak mau mandi bareng
mami?”
“Kan anak sendiri ma, emangnya
nggak boleh?”, tanyaku. “Takut
kenapa-napa ya? Mama ngeres!…”
Ibuku tertawa. “Yee, kan Rendy
udah punya pacar, ntar pacarnya
cemburu lagi.”
“Pacar? nggak punya tuh ma”,
kataku. “Kalau boleh sih, biar
Rendy yang mandiin mama, kalau
nggak juga nggak papa”
Mamaku diam sejenak. Mungkin ia
harus berpikir logis. Dan akhirnya
jawabnya, “Baiklah, mama akan
ijinkan, lagipula anak mama ini
sedikit genit.”
Dan pucuk dicinta ulam pun tiba.
Pertama-tama mama mencopot
bajunya, ia memang sedikit lelah,
bisa dilihat di matanya. Mamaku
benar-benar telanjang di
hadapanku, walaupun ia
membelakangi aku, aku bisa
melihat mulusnya tubuhnya. Mama
lalu mengambil handuk piyamanya
dan ia pakai.
“Yuk”, ajak mama. Akupun ikut,
aku lepas semua pakaianku dan
aku hanya pakai handuk untuk
menutupi pinggangku.
Kamipun ada di kamar mandi
sekarang. Di dalam bathup, mama
membelakangiku dan melepas
piyamanya, akupun melepas
handukku. Air shower mengucur
dari atas. Tubuhku dan tubuh
mama tersiram air yang hangat.
“Sini ma, Rendy gosok”, kataku.
Mama menurut saja. Akupun
mengambil sabun dan menggosok
punggung mama. Dan perlahan
akupun mendekat hingga sekarang
kakiku melingkar di pinggangnya,
dan penisku menempel di
pantatnya. Otomatis penisku
menegang. Posisi itu sangat pas
untuk dibuat bercinta. Tapi aku
tak mau memulainya, aku ingin
mama benar-benar takluk padaku.
Mama mungkin merasakan penisku
yang tegang.
“Wah, anak mami sudah panas
ternyata”, kata mama.
“Iyalah ma, normal, wong lihat
wanita secantik ini koq”, kataku.
Mama tertawa. Akupun mulai
mengusap-usap punggung mama.
Sambil aku memijatnya.
Mulanya pundak, lalu punggung.
Tampak mama sangat
menikmatinya. Dan akupun agak
sedikit berani menyentuh
payudaranya. Mama nggak marah.
“Ma, bagian belakang sudah nih,
bagian depan dong”, kataku.
Mamaku berbalik. Dan, bisa
dibilang pertama kali
pandangannya tertuju pada
batang penisku yang berdiri tegak.
“Barang anak mami ini ternyata
besar juga”, kata mamaku sambil
mencubitnya.
“Aw, ma…”, kataku sedikit manja.
“Sama mama sendiri koq bisa
terangsang sih?”, tanya mama.
“Lha mau gimana ma, mama masih
seksi, masih sintal dan benar-
benar mulus”, kataku.
“Bisa saja kamu”, kata mama.
Aku pun mengusap tubuh mama
bagian depan. Aku mengusap
dadanya. Awal menyentuh sih, aku
agak ragu, tapi aku perlahan
menyentuh dada bagian atas, lalu
mulai ke bawah, awalnya sih hanya
menggosok, tapi kemudian aku
sedikit memberikan pijatan.
Tampak mama hanya memejamkan
mata, serasa menikmatinya. Aku
lalu menggosok ketiak mama,
tangannya, pahanya, kakinya. Perlu
diketahui, posisi penisku dan
vagina mama saat itu sangat
dekat, aku seakan-akan sudah siap
untuk menusukkan penisku kalau
aku mau.
“Sudah ma, gantian dong”, kataku.
Mama seperti tersambar petir. Ia
membuka matanya dan agak
gugup. Ia mengambil sabun dan
menggosok dadaku, perutku dan ia
agak canggung untuk menggosok
penisku.
“Kenapa ma?”, tanyaku ketika
mama berhenti mau
menggosoknya. “kasih sabun dong
ma”
Mama pun akhirnya menggosok
penisku, oh…rasanya luar biasa.
Jemari mamaku yang lentik dan
bersabun itupun menggosok
penisku. Aku pun hanya bisa
memejamkan mata dan berkata,
“Ahh….enak ma…”.
“Waah, anak mami koq begitu
sih?”, kata mama.
“Ayo dong ma, terusin jangan
berhenti pliiisss, sudah terlanjur
basah nih”, kataku.
“Tapi cuma ini aja ya!”, kata
mama. “Janji!?”
“Janji deh”, kataku.
Mama pun akhirnya mengurut
penisku. Ia sangat profesional
sekali, jelaslah, kalau tidak mana
mungkin papa tiriku mau
dengannya. Punyaku terus dikocok
dengan kedua tangannya. Aku
tahu mama juga terangsang.
Terlihat nafasnya juga seakan
memburu. Ia menikmati
pemandangan diriku yang
terangsang akibat kocokan
tangannya.
“Oh maa…mama sangat
seksi….ahh…”, kataku merancau.
Mama diam saja. “Maa..oh…”.
Aku memberanikan diri untuk
menyentuh dadanya. Mama
membiarkannya. Aku dikocoknya
dengan sedikit lebih cepat dari
sebelumnya. Dan, kalau ini terus-
terusan aku bisa jebol nih. Aku
melihat mama melihat penisku, ia
seakan menikmatinya, kulihat
vaginanya yang bersih tanpa
rambut itu benar-benar mulai
dekat dengan buah pelirku, aku
mencoba bergeser sedikit dan
akhirnya vagina mama dan buah
pelirku bersentuhan
 
Sensasi ini
sungguh nikmat. Mama tampak
menikmatinya juga. Ia mencoba
menyembunyikannya dengan cara
mempercepat kocokan penisku.
Rasanya aku mau meledak.
Dan….”Ahhh….maaa….oh….”
Spermaku muncrat ke mana-mana.
Tampak sebagian ke wajah mama.
Nafasku tersengal-sengal dan
mama tampak merasa aneh. Aku
melihat ke wajahnya, bisa kulihat
sedikit sperma menempel di
dahinya. Mamaku
membersihkannya.
“Udah ya Ren, anak mami baru
saja onani pake tangan mami,
ternyata cukup besar juga
punyamu”, kata mama.
“Mami mau merasakan?”, tanyaku
sedikit berani.
“Hush, kamu itu anakku, cukup ini
aja!!”, kata mama.
“Kalau gitu sekarang gantian ma”,
kataku.
“Maksudmu?”
Tanpa babibu, aku langsung
menyentuh kewanitaannya.
Mamiku agak kaget dan langsung
berpegangan pada bathup. Aku
menggesek-gesek klitorisnya. Hal
yang sama aku lakukan kepadanya
seperti dia melakukan padaku. Aku
terus menggesek-geseknya sambil
kumasukkan jari telunjukku ke
dalamnya. Mama tak protes, ia
malah menikmatinya, bahkan
sekarang Mama benar-benar basah
sekali.
“Oh,…Ren…ackkhh…..penismu
besar Ren,…akhhh”, mama mulai
merancu. Dan tiba-tiba ia
memelukku dan mencengkramku
kuat. Aku percepat gesekan
tangaku di vaginanya. Iapun
menjerit. Nafasnya tersengal-
sengal.
Mama nggak ngerasa kalau
dadanya menempel di dadaku. Aku
keluarkan tanganku dan
kulingkarkan di pinggang mama.
Penisku menempel di perutnya. Ia
seakan bertumpu ke pundakku.
Mungkin mama lagi sakit makanya
ia capek luar biasa. Lama sekali
mama memelukku. Lalu ia kembali
ke posisinya semula. Ia
menyalakan shower membasahi
tubuhnya. Setelah ia
membersihkan tubuhnya, ia
beranjak dari bathup dan pergi
meninggalkanku sendirian.
Kejadian itu pasti diingat mama
terus. Malamnya, mama nonton tv
di ruang tamu. Mbak Afif ada
urusan ke rumah kakaknya.
Sepertinya penting dan harus
nginap. Jadi lagi-lagi di rumah ini
hanya ada aku dan mamaku.
Aku onani di kamarku, sambil
membayangkan mama. Cerita seks
sedarah seru lainya ada di
hceritadewasa17tahun.info Aku
sengaja melakukannya agar mama
melihatku. Biasanya mama tidur
jam 21.00. Saat itu sudah jam
21.00, mama mematikan tv-nya dan
berjalan ke kamarnya. Saat itu aku
sengaja membuka sedikit pintu
kamarku agar bsia dilihatnya.
“Oh mama, aahh..ahhh,…ayo ma,
digoyang ma…iya…ahhh”, kataku
sambil mengocok penisku.
Mamaku melihat itu. Ia
mengintipnya dari pintu. Aku terus
beronani hingga spermaku mau
keluar. “Maaa….Rendy mau sampe
nih ma..keluarin di mulut mama
aja ya…ahhh..ahhh…ma…nih
ma…”.CRoott…spermaku keluar
dan membasahi tanganku. Mamaku
melihat itu semua dari pintu, lalu
sebelum aku membersihkan
spermaku, mama sudah pergi.
Esoknya, mama tampak agak aneh.
Kami diam saja di meja makan.
Lalu ia bertanya, “Ren?”
“Iya ma?”, tanyaku.
“Kenapa Rendy berfantasi tentang
mami? Bukannya masih ada cewek
lain?”, kata mamaku.
“Habis peristiwa kemarin benar-
benar membuat Rendy terangsang
ma”, jawabku.
“Jangan Rendy, aku ini mamamu”,
kata mama. “Nggak sepantasnya
anak sendiri ingin ibunya”
“Tapi mama kemarin
menimatinyakan?”, tanyaku.
“Jaga mulutmu!”, jawabnya.
“Udah deh ma, nggak usah
munafik”, kataku.
PLAK!! mama menamparku. Aku
sedikit frustasi. Lalu aku
meninggalkan meja makan dan
menuju ke tv. Aku nyalakan video
player, setelah agak beberapa lama
kemudian muncullah tayangan
yang tida diduga oleh mama. Aku
sebenarnya memasang kamera di
kamar mandi mama, saat mama
mengonani aku dan aku
menggesek-geseknya. Mama
terkejut.
“Apa itu Rendy? Apa?”, tanya
mama.
“Ini video copy ma, kalau mama
nggak mau ini ada di tangan papa
sekarang. Maka mama harus turuti
kemauan Rendy”, kataku tegas.
“Apa maksudmu?”
“Rendy telah mengcopy banyak
sekali video ini dan Rendy kirim ke
teman-teman Rendy. Jadi kalau
terjadi sesuatu dengan Rendy,
maka video ini nggak cuma ke
papa aja, tapi juga ke teman, dan
orang lain, atau mungkin tersebar
di internet”, kataku.
“Kurang ajar kamu ya”, kata
mamaku marah. Ia mematikan
videonya.
“Eitt…ingat ma, aku masih punya
copy-an dan aku tidak
menggertak”, kataku.
“Apa maumu Ren? Aku ini
mamamu!”, katanya
“Aku tahu, dan aku ingin mami
jadi budakku untuk selamanya”,
kataku.
Mama tiba-tiba berlutut di
hadapanku. “Pliss Ren kumohon,
jangan lakukan itu…”
Mama tampak menangis. Ia benar-
benar tak ingin video itu tersebar
ataupun menuruti kemauanku.
“Simpel aja koq mam, mama turuti
aku aja.”
Mama agak berpikir panjang, aku
biarkan ia berlutut sambil
menundukkan kepala. Tapi aku tak
mau menunggu. Aku melepaskan
pakaianku satu per satu hingga
sekarang aku tak pakai pakaian
apapun. Mama melihatku.
“Mau apa kamu?”
“Mama, adalah budakku sekarang,
terima kenyataan ini deh ma”,
kataku.
Mama benar-benar tak bisa apa-
apa. Ia hanya pasrah. Akupun
makin menguasai keadaan. Mama
aku bopong ke sofa. Di sana aku
lucuti seluruh pakaiannya. Mama
benar-benar pasrah, air matanya
mengalir. Aku ciumi bibirnya,
kulumat lidahnya, kuhisap, lalu
kuremas dadanya. Aku menyusu
kepadanya sebagaimana aku
menyusu ketika masih bayi.
Mama hanya memejamkan mata.
“Nikmati aja ma, Rendy akan
berikan kepuasan yang tidak
diberikan oleh papa.”
Aku menciumi seluruh tubuhnya,
ketiaknya, bahunya, dadanya,
putingnya yang berwarna coklat,
pusarnya, pahanya, dan ketika aku
hisap jempol kakinya, ia
menggelinjang. Sepertinya mama
benar-benar pasrah. Kuketahui
setiap ciumanku di tubuhnya ia
mendesah.
Akupun ke vaginanya, dan tanpa
basa-basi aku jilati tempat itu,
tempat di mana aku lahir dulu.
Aku jilati, aku basahi dengan
ludahku, aku lumat, aku jilati
klitorisnya, mama nggak tahan.
Cairan kewanitaannya sangat
banyak yang keluar. Mungkin ia
mau orgasme.
“Ren…ahh…Ren…jangan Ren…
pliiisss, jangan perkosa mami”,kata
mami memohon. Tapi aku tak
tinggal diam. Mami meremas
rambutku, lalu aku naik ke
perutnya payu daranya kuhisap
lagi.
Aktivitasku aku hentikan. Aku
sudah siap untuk menancapkan
rudalku sekarang. Mama melihat
moncong rudalku. Ia pasrah dan
tahu bahwa benda itu akan masuk
ke vaginanya. Dan benar, aku
memasukkannya perlahan.
Pertama-tama hanya seperempat
yang masuk, ujungnya saja.
Mamaku sudah bergelinjang. Lalu
aku tekan sedikit hingga setengah
yang masuk. Itupun sudah aku
goyang maju mundur. Vaginanya
sangat basah, cairan
kewanitaannya sangat banyak, ia
mungkin sudah orgasme dulu. Aku
terus menekannya hingga penuh
benar punyaku masuk. Mama tak
bisa berkata apa-apa lagi sekarang,
malah dia mengimbangiku dengan
menekan pantatnya ke atas.
Akupun segera menggoyangnya
maju mundur. Kutindih mamaku,
dada kami bersatu dan kucium
bibirnya. Pantatku bergoyang
seperti bor. Mencoba menuju
puncak, untuk mengeluarkan
spermaku. Aku tidak merasa puas
dengan posisi seperti ini. Aku
kemudian menghentikan
gerakanku, kubalikkan tubuh
mamaku yang lemas. Aku sodok dia
dari belakang. Pantatnya sangat
seksi. benar sekali, sensai doggy
style ini luar biasa. Mama hanya
berkata, “aah…ahh..ahh..oh…
oh..ah..ahh..”
 
“Enak ma?”, tanyaku.
“Rendy….ah…terus Ren…perkosa
mama Ren…perkosa mama”,
katanya merancau. Aku pun tak
tinggal diam. Kupompa lebih cepat
lagi. Oh…pantatnya benar-benar
merangsangku, aku tak tahan lagi.
“Ma, Rendy mau keluar nih”,
kataku.
“Keluarin Ren, mama juga keluar”,
katanya.
CROOOOTT…..CROOOT…CROOT….,
banyak sekali spermaku yang
keluar ke dalam rahimnya. Aku
memeluk mama dari belakang. Dan
kami pun lemas. Aku peluk mama
sambil meremas dadanya. Penisku
masih di vaginanya. Posisi kami di
atas sofa dengan kedua tanganku
meremas dadanya, tubuh kami
bersandar sofa. Nafas kami
terengah-engah. Kamipun akhirnya
tertidur.
Satu jam kemudian aku terbangun.
Mama sudah tidak kupeluk lagi. Ia
duduk bersandar sofa. Matanya
tampak sembab. Ia merasa
bersalah.
“Kenapa ma?”, tanyaku.
“Rendy tega sekali ama mami”,
jawabnya..
“Tapi mama sukakan?”, tanyaku.
“Tapi, mama sudah mengkhianati
papi”, katanya. “Seharusnya tidak
seperti ini”.
Aku lalu memeluknya dari
belakang. “Tidak masalah ma, ini
akan kita jaga, rahasia ini akan kita
jaga, selama mama menjaga
rahasia juga”.
Mama diam.
Aku lalu beranjak dari sofa. Aku
berdiri di hadapannya.
“Kenapa Ren?”, tanyanya.
“Sepon penis Rendy dong, Rendy
belum puas”, kataku.
Mama kali ini langsung nurut. Ia
memegang ujung penisku. Dengan
perlahan ia urut penisku, penisku
yang masih tidur, langsung
tegang. Lalu perlahan-lahan ia
julurkan lidahnya, ia putar-putar
lidahnya ke ujung penisku, lalu ia
masukkan ke mulutnya. Yeah,
nikmat sekali.
Lalu ia basahi seluruh penisku
dengan lidahnya, dijilati, dicium,
dikocok diremas. Entah berapa
lama aku berdiri dengan diberi
kenikmatan itu, yang jelas, aku
benar-benar puas saat spermaku
muncrat di dalam mulut mamaku.
Mama menghisapnya habis,
menelannya bulat-bulat.
Setelah kejadian itu, aku jadi
makin berani dengan mamaku.
Setiap malam aku selalu minta
jatah. Setiap hari, bahkan mama
mulai mengeluh kalau misalnya
hamil bagaimana, aku tak peduli,
mama sekarang menjadi budakku.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
biar repost tapi enak ceritanya.

no cendol but thanks
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd