Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Amplas

Status
Please reply by conversation.
Hari ini entah kenapa perasaanku sangat bahagia. Apa karena batangku tadi pagi di sayang-sayang sama emak yaa. Aaahh nggak mungkinlah, aku malah berharap hal itu tidak akan terulang lagi. Aku nggak ingin emak menciun dan menjilati kepala kontolku lagi, apalagi sampai bersetubuh dengan emakku sendiri. Gimana jadinya nanti hubungan Ibu-anak antara aku dan emakkku kalau sampai itu terjadi. Bagaimana aku bisa menghormati beliau lagi sementara di waktu yang lain aku meminta emak untuk mengulum batangku. Aah jangan sampai terjadilah, aku harus sekuat tenaga memastikan hal itu tidak akan pernah terjadi.
"heii Dan"
"eeeh" kataku kaget dan malu.
"ngapain kamu ngelus-ngelus itu, kamu lagi terangsang yaa. Iiihh masih pagi juga." Kata Reni teman sekelasku. Reni ini duduk di samping meja aku dan Gepeng. Si Gepeng hari ini kayaknya terlambat, jadi aku duduk sendiri.
"ehh nggak kok Ran" Aku harus ngomong apalagi yaa. Masa iya aku bilang ke Rani: Aku nggak lagi terangsang kok Ran dan juga nggak lagi ngelus-ngelus kontol. Yang ada dia malah tambah curiga nanti.
Lalu Rani senyum-senyum ke arahku. Mungkin dia berpikir bahwa aku salah tingkah karena tertangkap basah lagi ngelus-ngelus batang. Aahh kenapa aku nggak bisa sedikit saja mewarisi sifatnya Gepeng sih. Pasti kalau si Gepeng tertangkap basah kayak gini sama Rani, dia bisa ngeles. Terus bikin cerita nggak jelas sendiri, yang intinya dia akan bisa keluar dari masalahnya. Dia pasti bisa bikin Rani berpikir bahwa dia tidak sedang mengelus kontol dan tidak terangsang.
Aku mencoba untuk berpikir seperti Gepeng saja. Kira-kira dia bakal ngomong apa ke Rani. Tapi belum selesai aku berpikir, Rani sudah ngomong duluan dengan suara agak berbisik.
"kamu nakal yaa, diem-diem tapi nakal. Nggak nyangka aku" kata Rani sambil geleng-geleng kepala. Dan aku balas juga dengan gelengan kepala. Seolah aku memohon ke Rani untuk tidak Suudzon.
"Please Ran udah, aku udah malu." kataku dalam hati. Dan berharap Rani tidak lagi melihatku dengan ratapannyanya seperti sekarang.
"please Ran, jangan liat ke sini lagi" batinku. Lalu aku menoleh ke depan ke arah Pak Fian yang sedang menulis di papan tulis. Tapi ekor mataku masih mengintip-ngintip ke arah Rani. Sialnya Rani ini ternyata orangnya iseng. Padahal biasanya, Rani ini masih 11-13 dengan aku. Sama-sama agak pendiam. Sekarang Rani melipat tangannya dimeja sementara wajahnya ditaruh di atas tangannya itu, dan wajahnya itu melihat ke arahku. Aah sial kenapa Rani jadi berani gini sih. Biasanya dia malu-malu.
"Dan,... Dan.... Adan" Rani memanggilku lagi agak berbisik. Aku bisa mendengar dia memanggilku, tapi bodoh amat, aku nggak akan mau menoleh ke arah dia.
Setelah Rani tidak mendapat reapon dariku. Aku kira dia bakal berhenti tapi ternyata tidak. Malah sekarang dia pindah duduk ke sebelahku. Aku menoleh saat dia sudah mulai duduk. Mejaku dan Gepeng ini berada paling pojok belakang. Karena Gepeng ini rada-rada berandal, sementara aku dipaksa duduk disampingnya agar bisa nyontek saat ada latihan atau ulangan.
"kenapa? nggak boleh aku duduk di sini?" Katanya manja. Tapi manjanya itu seperti memaksa. Aku yakin dia akan tetap duduk meskipun aku bilang nggak boleh.
"ehh nggak apa-apa kok, duduk aja Ran" kataku sok ramah.
tik tol tik tok... Satu menit berlalu, kami sama-sama diam. Tapi mataku ngintip-ngintip ke arah selngkangan Rani. Rani hari ini memakai rok lebar tapi bahannya jatuh, sehingga saat dia agak mengangkang begini, aku bisa melihat bentuk paha dalamnya dan ada sedikit gunung di pangkal pahanya.
"iiih tuh kan Adan mesum" rengeknya sambil mengambil tasku yang ada di meja untuk menutupi pahanya yang tadi aku intip.
"ehh nggak kok Ran" kataku agak keras karena aku agak kaget ditegur begitu saat lagi menikmati pahanya. Rendi yang duduk di depanku menoleh ke belakang. Tapi cuma sekilas saja, lalu dia menoleh lagi ke depan.
"apanya yang nggak Dan?" tanya Rani lagi.
"itu, aku nggak ngeliat paha kamu kok" eh mati aku, pasti ketahuan sekarang. Kenapa aku ngomong gitu sih.
"hihiiihiii Adaaan nakal yaa" Lalu Rani meletakkan lagi tasku di meja. Rani duduk seperti tadi lagi, sementara badanya menyadar ke belakang. Dan sekarang pahanya tidak lagi tertutup. Entah bagaimana, sekarang aku jelas melihat gundugan memeknya Rani. Pemandangan itu membuat aku semakin grogi. "Aah kenapa Rani jadi begini sih. Padahal baru saja dia bilang aku mesum. Harusnya kan makin ditutup, bukanya makin di buka gini. Aku kan jadi enak." Kataku dalam hati.
Aku lirik Rani, tapi Rani memandang ke arah depan. Aahh syukurlah, aku lihat lagi saja gundugan itu agak bebas. Aku berpikir "apa Rani ini sengaja yaa. Jelas-jelas kalau posisinya begini aku bisa melihat bayangan harta karunya ini.. Tapi dia malah cuek saja. Aaah apa iya dia sengaja." lagi, aku berkata dalam hati. Ya sudahlah aku coba tes lagi. Lalu aku tatap lekat-lekat ke arah selanglangannya Rani, Aaaah indah sekali. Batangku di dalam celana berontak ingin di belai. Paha Rani agak langsing kelihatan panjang. Rok bagian atasnya jatuh membalut gundugan memeknya, sehingga aku bisa melihat gundugan itu samar. Tanpa sadar aku membungkukkan kepalaku ke arah selangkangan Rani.
"plaak" Rani mengeplak kepala belakangku.
"duuh" ehh maaf Ran". Aku tersadar.
"iiih kamu mesuuum banget siih.. udah berdiri pula itu" kata Rani melirik jembulan batangku yang sudah mengeras gara-gara dia. Aku cuma diam saja. Mau apalagi? sudah tertangkap basah kok.
"iiihh ga nyangka kamu ternyata nakal yaa Dan" kata Rani mengerutkan keningnya, dan matanya agak membesar.
"maaf Ran" kataku.
"boleh pegang nggak?" tanyanya lagi.
"iya boleh" kataku reflek. Entah darimana kata-kata itu keluar. Lalu tangan Rani terjulur akhirnya menemukan batangku. "uuuhh enak sekali rasanya." Aku yang sudah berpikiran jorok sejak tadi pagi, saat batangku baru di pegang Rani begini rasanya sangat enak. Rani mengelus batangku dari balik celana, lalu di remas, di kocok-kocok. Sepertinya Rani sedang gemas. Kira-kira 5 menit Rani melakukan itu, dan sepertinya dia masih ridak puas. Lalu tangan Rani naik ke bagian atas celanaku. Kayaknya Rani mau masukin tangannya ke dalam celanaku. Treeeet treeet bel berbunyi 2x, tanda bahwa jam pelajaran pertama ini sudah selesai. Tidak lama setelah Pak Fian keluar dan teman-temanku mulai jingkrak-jingkrak. Aku lirik ke arah Rani, sepertinya dia masih gelisah. Rani diam saja tanpa ekspresi.
"kamu mau lanjut nggak" tanya Rani.
"eh iya mau" hah maksudnya lanjut apa sih ini.
"ikutin aku" Kata Rani berbisik. Lalu dia berdiri dan pergi keluar kelas. Aku ikutin saja Rani dari belakang. Lalu kami pergi ke luar sekolah setelah minta izin sama Satpam untuk mengantar Rani pulang karena sakit. Setelah aku tanya kita mau kemana, Rani bilang ke rumahnya. Meskipun pikiranku berkecamuk, aku tetap saja ngikutin Rani. Rumah Rani ini berada pas di samping sekolah, mepet ke pagar sekolah. Kalau ini rumahku, sudah pasti akan aku buat jalan pintas untuk keluar masuk sekolah.
"kamu pelan aja jalanya, aku lihat kondisi dulu, nanti aku panggil ok?" kata Rani sambil melanjutkan jalannya.
"ok" kataku memperlambat langkahku.
Setelah sampai di depan rumah Rani, Rani masih belum ke luar. Aku jalan saja terus melewati rumah Rani. Setelah beberapa meter aku putar lagi, berjalan pelan-pelan. Sebenarnya aku tidak melihat orang satupun di sekitar sini. Mungkin karena masih pagi, jadi mereka sedang sibuk bekerja atau sekolah. Tapi aku tetap waspada, siapa tahu di dalam salah satu rumah ini ada yang sedang melihatku.
"Adan" aku mendengar suara memanggilku pelan. Aku lirik ke arah suara, ternyata Rani. Dia memanggilku dari pintu samping rumahnya. Aku berjalan cepat-cepat ke arah Rani. Lalu masuk dari pintu samping yang agak kecil itu. Setelah sampai di dalam, aku baru sadar, ternyata pintu ini bukanlah pintu rumah Rani, tapi pintu kamarnya.
"aahh kok nakal sekali Rani ini? Ternyata dia mengajakku ke kamarnya. Gila bisa enak banget nanti. Dengan Fany aja aku belum pernah berada di dalam satu ruangan seperti ini. Hah kenapa aku malah mikirin Fany sih" Entahlah, apa karena aku merindukan Fany atau hanya karena iri belum pernah punya tempat se khusus seperti ini dengan Fany.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd