BAGIAN I : APAKAH ITU YANG NAMA NYA CINTA?
Pov Suyatmi
20 Januari 1987 di sebuah kost-an putri di kota Madiun....
Aku seorang akhwat berhijab berusia 17 tahun dilahirkan di daerah Gorang Gareng, Madiun Jatim. Saat ini aku masih berstatus seorang pelajar di sekolah perawat kesehatan di kota Madiun, saat ini aku ngekost bersama teman akhwat lain nya di kost khusus wanita di karenakan jarak dari daerah ke kota yang lumayan jauh.
Saat ini aku sudah di kelas 2 di sekolah perawat, dan selama bersekolah aku belum pernah kenal secara dekat dengan lelaki karena memang selain sifat ku yang pemalu, juga karena aku mengerti bahwa pacaran itu mendekati zinah dan di larang dalam agama yang ku anut.
Sementara teman-teman satu sekolah ada sebagian yang mempunyai pacar, cowok atau kekasih karena sering aku melihat setiap pulang sekolah beberapa cowok dari sekolah lain berdatangan menjemput beberapa teman dari sekolah ku.
Tuti adalah salah satu teman satu kost ku yang mempunyai pacar seorang calon bintara polisi yang masih mengikuti dari pendidikan secaba di kota magelang, dari dia aku mengenal suami ku sekarang karena ternyata mereka berdua satu angkatan dan sama-sama mengikuti pendidikan secaba tersebut.
Kami bertemu pertama kali di Madiun, ya tepat nya di kost-an putri, saat itu dia yang ku panggil mas tono datang bersama teman nya yang bernama Rusdi Wirawan untuk bertemu dengan pacar nya Tuti yang juga teman satu kost-an ku.
Saat itu lah aku pertama kali berkenalan dengan seorang pria, mas Rusdi memperkenalkan teman nya mas tono pada ku yang saat itu mereka berdua memakai pakaian polisi yang sedang mengikuti pendidikan secaba.
"Dik yatmi, kenalin teman mas, nama nya tono hartono, dia jumblo siapa tau kalian cocok", ucap mas rusdi memperkenalkan mas tono pada ku.
"Tono", ucap nya sambil mengulurkan tangan pada ku untuk berkenalan.
"suyatmi panggil aja yatmi mas", balas ku tapi ku tidak membalas uluran tangan nya.
"Eh...Iya maaf belum muhrim", ucap mas tono menyadari sikap ku barusan.
"Iya mas...! Maaf ya", sahut ku singkat.
Aku menjawab sambil menunduk kan wajah ku, ada rasa ingin seperti lain nya bisa dekat dan mengenal sosok lelaki, tetapi pikiran itu aku singkirkan karena aku tetap punya prinsip kuat dalam hal ini.
"Mas rusdi, mas tono, silahkan di minum mas", ucap tuti menawarkan minuman setelah ia meletakkan 2 gelas teh manis pada kedua lelaki gagah tersebut.
"Makasih dik tuti", ucap mas rusdi kemudian menyeruput minuman tersebut.
Mas tono terus menatap ku tanpa berkedip, itu ku sadari saat aku mengangkat wajah ku sempat kami berdua saling bertatapan dengan saling tersenyum.
"Nah biar kalian berdua saling kenal, ikut kami nonton ! Gimana mau ngga?", ucap mas rusdi menyadarkan mas tono dari keterpanaan nya melihat ku.
"Bo...Boleh kalo memang tidak mengganggu kalian pacaran", ucap mas tono sedikit gugup menjawab tawaran mas rusdi.
"Santai bro, kita kesini buat refresing sekalian buat cari pendamping heheheheh", ucap mas rusdi sambil bercanda.
Akhir nya kami berempat pergi nonton ke bioskop dengan naik angkot, dan setelah membeli tiket kami duduk nya terpisah, mas rusdi dan tuti di kursi no. 40 dan 41. Aku ean mas tono di kursi no. 50 dan 51, saat itu film yang kami tonton adalah film james bond 007.
Film mulai di putar aku berusaha bersikap rileks dan tetap waspada akan sosok laki-laki seperti pesan ortu ku di kampung, dan wejangan para guru ngaji ku, biar aku tidak terbawa arus pergaulan bebas dan perzinahan.
Mas tono sesekali melirik ke samping kiri menatap penuh kekaguman, dan seperti ada yang mau ia sampaikan tetapi takut aku marah.
"Dik yatmi, boleh mas ngomong!", ucap nya dengan suara pelan takut terdengar penonton lain nya.
"Ngomong aja mas", jawab ku singkat.
"Kamu sudah punya pacar atau tunangan ?", tanya nya sambil menatap ku dengan tatapan mata yang meminta jawaban yang jujur.
Aku hanya menggelengkan kepala,"belum ada seorang lelaki yang dekat sama yatmi, kenapa mas nanya seperti itu".
"Mas suka kamu saat pandangan pertama, mungkin kamu risih mas daritadi perhatiin kamu terus ya, maaf jika buat kamu jadi takut sama mas".
Aku hanya diam dan menunduk, apa yang mesti ku jawab? dan tiba-tiba tangan nya menggenggam tangan ku, aku mau menarik tangan ku tetapi dengan pintar ia berdalih,"jangan kamu takut mas tidak akan lebih dari ini kok".
Sepulang nya dari bioskop mengantar kembali kami berdua ke kost-an putri setelah itu mas rusdi dan mas tono pamit pulang ke rumah paman nya mas tono yang berada di kota madiun.
bersambung bagian 2......