Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menurut pembaca siapa tokoh yang bakal MATI di episode akhir cerita 'Astaga Bapak' ?

  • Suhardi

    Votes: 92 16,4%
  • Dahlia

    Votes: 24 4,3%
  • Yuda

    Votes: 27 4,8%
  • Bayu

    Votes: 23 4,1%
  • Mang Ujang

    Votes: 394 70,4%

  • Total voters
    560
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
ye ye asoy nih mau update..siapin kopi+rokok ini sih haha ditunggu suhu...
 
Update

Jangaan dong mang, jaaangggaann....."
"Udaahhh, marniii capeee....", dengan menggunakan telapak tangannya, ibu menutupi rapat-rapat kedua buah dadanya yang ranum. Sementara itu, selangkangannya masih basah usai disirami benih lelaki.

"Marniii, mamang berdua atuh habis berhubungan badan denganmu teh jadinya haus sayang..."
"Ayo dong, susuin mang asep sama mang dayat atuh sayang..."
"Hehe....", mang dayat dan mang asep baru saja ejakulasi di dalam vagina dan lubang anal milik ibu, tetapi mereka tampak belum puas menikmati jengkal demi jengkal bagian anggota tubuh ibuku.

Itulah potongan percakapan terakhir yang kudengar sebelum pergi meninggalkan ibu kandungku. Selanjutnya, sudah kupastikan kedua lelaki biadab itu bakalan sibuk melumat puting susu ibu. Tak mau melihatnya keterusan, aku langsung pergi dari rumah itu secara diam-diam, tanpa ketahuan sedikitpun, sambil membawa perasaan kecewa yang begitu mendalam.

Lantas, tubuhku gontai rasanya. Kaki berjalan langkah demi langkah malas sekali. Birahi yang tadi sempat memuncak sebab melihat setiap adegan demi adegan yang ibu lakukan kini turun drastis. Moodku pun jelek sekali. Belum lagi di hadapanku bayu dan tante linda bakalan menginterogasiku karena sudah membuat mereka lelah menunggu.

"Yudaaa, kemana sih lo?!! Bete njir lama-lama nungguin lo...", sambil berdiri menyandarkan badannya ke mobil, bayu memandang jelak ke arahku yang sudah tahu bakalan dicerca. "Iya nih, kamu yuda. Tante kan udah bilang tadi. Kalo kamu udah ketemu ibu kamu, kamu seharusnya temuin kita dulu. Biar kita gak dibikin lama nunggu gini..., lagian kita gak bakalan ganggu kamu kok, yud", samahalnya dengan bayu, karena kubuat jenuh, tante linda melampiaskan emosinya kepadaku.

"Maaf deh, maaf...."
"Lagian aku gak ketemu ibuku juga kok..."
"Daritadi di dalam, aku cuma kelamaan nyarinya ajaa..."

"Hah?! Maksud kamu?!",

"Iya, pas di dalam aku enggak ketemu ibuku sama sekali..."
"Malahan, aku ketemunya sama bapak-bapak yang gak aku kenal.."
"Terus, bapak itu malah bilang kalau gak ada yang namanya marni di rumahnya..."...

"Lah? Kok bisa begitu sih?!", Tante linda keheranan mendengar apa yang kuceritakan.

"Iya emang bisa begitulaah..."
"Nah, aku kelamaan soalnya nanya-nanya warga sekitar situ dulu. Barangkali aja ada yang kenal sama ibuku..."

"Terus, ada yang kenal mereka???", tanya tante linda yang semakin penasaran setelah mengetahui aku yang sudah berlama-lama, nyatanya tidak bertemu ibuku sama sekali.

"Emmm, enggaakk...", dengan agak gugup aku menggeleng-geleng kepalaku.

"Hmmmmmm.....", terkesan kecewa, tante linda menghela nafas panjang.

"Yaudah, jadinya sekarang gimana nih?"
"Kita jalan cari lagi????", tanya bayu yang raut wajahnya masih bete sekali denganku.

Tante linda tiba-tiba menyela omongan bayu, sepertinya ia tidak percaya dengan apa yang aku sampaikan barusan, "kamu bener gak tadi rumah yang kamu datengin rumah ibu kamu, yud?"
"Jangan-jangan kamu salah rumah lagii..."

"Aduuuhh tanteee"
"Beennerrr kokkk...."
"Sesuai dengan yang ditunjukkin bapak-bapak yang di tengah jalan tadi.."
"Aku yakinnn gak salaah....", jawabku seyakin-yakinnya.

"Aneh ya, kok bisa salah yaa..."
"Padahal, bapak-bapak tadi nunjukkin kita alamat dan arahnya udah bener padahal..."
"Eemm...."
"Kamu yakin tadi udah nanya sama warga sekitaran situ, yud?"

"Aduhh si tantee..."
"Udah kok tante, udaaahh aku tanyaain kok ....."
"Gak percayaan banget sih...."

"Yaudah, yaudah, sekarang jadinya bagaimana ini??? Bayu mencoba menengahkan aku dan tante linda.

"Hemmm...."
"Kita langsung berangkat ke Garut aja yukk..."
"Kalau nyari lagi kelamaan, ujungnya nanti paling salah alamat lagi....", balasku yang rasa-rasanya ingin buru-buru angkat kaki

"Jadinya, kita ke Sukabumi gak dapet hasil apa-apa nih ceritanyaa..???"
"Heeehhhh.... kalo gini ceritanya mendingan kita langsung ke Garut aja, ck...", tampak tante linda kecewa sekali bahwa perjalanannya bersama bayu menemaniku ke sukabumi tak membawakan hasil apapun. Padahal, sudah susah payah mencari-cari sebelumnya.

"Jadinya kita langsung ke Garut nih sekarang??", tanya bayu mencoba memastikan.

"Iyyaaaaaaaa...."
"Yaudah yuk, kita buru berangkat yuk.."
"Ngapain lagi lama-lama di sini...", tante linda yang sungguh terlihat gontok karena perjalanan ke sukabumi sia-sia belaka masuk terlebih dulu ke dalam mobil. Lalu, selepasnya tante linda berada di dalam, bayu membisikiku... "yud, njritt, daritadi gue sama tante linda bawaannya ngaceng terus, yud..."

"Waduhhh, kok bisa???"

"Yaaa lo tahu sendiri..."
"Gara-gara nungguin lo kelamaan tadi di dalam mobil, gue jadinya ngelihatin bodinya tante linda mulu, yudd..."
"Ehh iya, rencana kita jadi kan?"

"Rencana apaan?!", aku pura-pura tidak tahu di depan bayu.

Kemudian sambil mendorong pundakku bayu mengatakan,
"Aah masa lo lupa sih...."
"Kita kan mau threesome sama tante linda, yud..."
"Gimana sih elo..."

"Oooohh iyaaa yaa.., kok gue bisa lupa ya..."
"Elo inget aja, bay..", jawabku seakan betul-betul lupa.

"Yaudah, kita langsung berangkat ke Garut, yud..."
"Gak sabaran gue nih, keburu ujungnya nanti malah ngocok di tengah jalan gue.....", bujuk bayu yang menyusul masuk tante linda ke dalam mobil.

"Maafin gue bay, maafin aku tante..."
"Yuda udah bohongin kalian berdua..", itulah untaian kata yang tiba-tiba keluar dari mulutku. Sejujurnya aku tak ingin membohongi mereka yang telah rela lelah letih menemaniku mencari ibu kandungku. Akan tetapi, aku tidak bisa jujur kepada kalian bahwasanya aku sudah menemukan ibu kandungku. Bagaimanapun, peristiwa yang terjadi di rumah tempat ibuku tinggal, merupakan aib untukku juga. Tidaklah mungkin aku menceritakan kepada tante linda dan bayu kalau ibu yang kucari selama ini, kulihat sedang melayani nafsu lelaki layaknya pelacur.

Aku saja sangat kecewa, bagaimana dengan kalian nanti? Benar juga kata bapak tiada guna bagiku mencari tante marni kalau begini adanya. "Oh Tuhan, buruk sekali nasibku sebagai anak"
"Salah apa aku ini sehingga Engkau menciptakan orang tua macam sedemikian rupa untukku". Rapuh keadaanku sebetulnya sekarang. Rasa-rasanya aku sudah tak mempunyai orang tua lagi. Kepada siapa aku harus bersandar saat ini? Lagipula tak mungkin aku lama-lama berada di rumah bayu. Akankah aku hidup sebatang kara? Atau, ada baiknya berdamai dengan bapak?

"Heh yuda!! Ngapain kamu masih berdiri lama-lama disitu..?!!", tiba-tiba tante linda memarahiku dari kaca jendela mobil yang terbuka.

"Iyaa tante, maaf....", tak menimpali, aku lekas masuk ke dalam mobil.

Setelah aku berada di dalam mobil, tak basa basi, mungkin karena sudah tak sabaran mau hubungan badan dengan tante linda, bayu lekas menginjak gas mobilnya, meninggalkan kota Sukabumi yang tak ada satu hasil maksimal pun diraih. Pada akhirnya kami lebih memilih meluncur menuju kota Garut untuk berlibur, melepaskan penat, melampiaskan hasrat yang terkubur sejenak gara-gara melihat sesuatu yang membangkitkan gairah.

Hanya saja, dalam perjalanan menuju Garut, aku tak bisa duduk tenang sembari menemani bayu mengemudi. Bagaimana tidak, Tante linda terus mengoceh masalah sia-sianya petualangan kami di Sukabumi. Tenaga dan pikiran yang terkuras membuat Ia seolah-olah masih belum terima kenyataan bahwa aku telah membohonginya. Kini, ia coba menyindirku, membuatku sebal dan gusar seakan mendesakku berkata jujur. Namun, tak sedikitpun aku luluh, kukuh hatiku tak mau bercerita kalau aku berhasil ketemu ibu kandungku. Alhasil, kudengarkan saja ocehan nan bawel dan cerewet yang keluar dari mulut tante linda.

"Eghhh.. ngapain cape-cape muter-muterin kota Sukabumi kalau udah tahu hasilnya nol besar..."
"Aturan kita awal berangkat tadi langsung ke Garut aja..."
"Kalo udah gini kan yang ada cuma boros bahan bakar...."
"Aduh,..Yudaa..., yuda....,"

"Yaudah kali tante, namanya juga yuda udah usaha..."
"Mau gimana lagi coba...", ucapku membela diri.

"Usaha sih usaha, yud.."
"Tapi kalau gini kan, usaha kita sia-sia..."
"Lagian juga kamu itu kan pergi ngajak orang..."
"Bukan sendirian...", tante linda tak mau mengalah, ia merasa paling benar.

"Hmmmm..."
"Terus mau gimana lagi dong, tante??", balasku agak emosi dengan sikap tante linda.

"Ya gak gimana-gimana..."
"Makanya lain kali kalo mau pergi ke suatu tempat"
"Mantep-mantepin dulu alamat yang mau dituju.."
"Kalau kejadiannya kayak begini kan repot yudaa...", makin cerewet saja tante linda. Namun, aku tetap menahan diri dan tidak terpancing sama sekali. Dalam hatiku, supaya tante linda diam, bawaannya ingin menyumpal saja mulut tanteku yang sedang cerewet itu dengan batang penis. "Sabar yak, yud....", lirih bayu yang sempat melirik ke arahku. "Iya bay...." timpalku sambil menengok ke arahnya.

"Nanti balasnya di Garut aja, yud..."
"Di kamar...."
"Hehe....."
"Lagian gue juga punya rencana menarik buat tante linda..."
"Kali aja lo suka...",....

"Rencana? Rencana apaan sih? Perasaan lo ngomong itu mulu deh tadi...", bayu membuatku ingin tahu saja dengan rencananya yang misterius tersebut.

###​

Firman tertegun memandangi lisa mendekap erat rido. Meskipun masih bingung apa yang sebenarnya terjadi, pemandangan itu layaknya mimpi bagi firman. Tak percaya ia bahwa lisa sedang berada di rumah kakaknya. Ditambah, wanita itu tak segan memanggil rido, putra semata wayangnya bersama firman. Padahal, lisa baru-baru ini saja ketemu rido. Namun, tak ada kesan kekakuan yang nampak. Mungkin, luapan emosi yang mencairkan hal tersebut.

Melihat pertemuan ibu dan anak yang amat mengharu biru, membangun harapan bagi firman untuknya berkeluarga bersama lisa. Tapi, apa mungkin? Dahulu saja hubungannya dengan lisa sudah ditentang habis-habisan oleh keluarga besar, terutama kakak kandungnya, dahlia. Parahnya lagi gara gara hal itu, firman dan lisa dipisahkan layaknya bercerai. Alhasil, rido menjadi korban yang tak tahu apa-apa akibat hubungan bapak dan ibunya. Tak sadar bahwa statusnya masih sah suami linda, firman mendadak mau memperjuangkan hubungannya bersama lisa.

"Eh kamu, man....."
"Baru nyampe???", mas suhardi muncul. Ia yang baru keluar dari kamarnya lalu berjalan menghampiri firman, menyambutnya sambil menyalami hangat.

"Iya nih baru banget, mas....."
"Oh ya, yuda sama mbak dahlia mana ya, mas? Kok enggak kelihatan...", sempat melihat-lihat ke arah dalam, firman bertanya kepada mas suhardi kemana gerangan kakak kandung dan keponakannya. Akan tetapi, tiba-tiba muncul dahlia yang berjalan dari arah dapur. "Udah dateng kamu, man..." dahlia mendekati sang adik. "Iya nih, mbak...", kemudian firman lekas mencium tangan sang kakak.

"Sehat mbak?", tanya firman menatap cerah dahlia. "Sepenglihatan kamu bagaimana? sehat enggak kakakmu ini?" Namun, dahlia malah bertanya balik. Oleh karenanya, firman melihat rupa sang kakak yang nyatanya masih seksi dan berisi. Ia pun tersenyum mengambil kesimpulan sendiri bahwa kakaknya sehat-sehat saja. Di sisi lain, ia jadi teringat dosa dirinya di masa lalu ketika mengizinkan mang ujang menyetubuhi kakaknya demi rido. Sampai saat ini, firman masih merahasiakan bahwa dirinya'lah yang jadi biang keladi. Lelaki itu hanya tak mau sang kakak berubah benci dirinya.

"Ayo duduk dulu, man..."
"Tuh mumpung ada lisa, barangkali kamu kangen sama lisa...", mas suhardi lantas merangkul firman, membimbingnya duduk bersebelahan dengan lisa. Sementara mas suhardi memilih berdiri, membiarkan dahlia duduk tak berdampingan. "Oh ya, kamu minum apa man sama rido?", dahlia baru ingat untuk menawarkan minum pada adiknya.

"Minumnya nanti aja deh, mbak..."
"Intinya begini aja deh dulu....."
"Sebenernya ini ada apa sih, mas, mbak....?? Aku sampai heran loh...", duduk di sebelah lisa yang sedang memangku rido, firman cengar cengir bahagia. "Tanyalah sama kakakmu... yang jelas kamu bakal bahagia mendengar berita ini..", mas suhardi hanya membuat firman kian penasaran.

"Mmm... iya jadi gini, man..."
"Mbak sama mas suhardi sengaja ngundang kamu dan lisa kemari untuk memberitahukan sesuatu yang kiranya sangat penting buat masa depan kamu dan lisa berdua..."...

"Maksud mbak?? Sangat penting bagaimana??", firman tak begitu mengerti maksud ucapan sang kakak.

"Heeemmm....."
"Iya, mbak kepengen kalian berdua menikah...."

"Menikah???!! Aku sama lisa menikah, mbak??!!"
"Seriuss ini mbakk??!! Mbak enggak lagi bercanda 'kan sama aku??!!", terkejut bukan main firman mendengarnya.

"Kamu lihat di wajah mbak..,.."
"Ada kesan mbak lagi bercanda sama kamu, man??", dahlia menunjukki wajahnya sendiri

"Enggak sihh, mbaak..."
"Tapi firman masih gak ngerti aja..."
"Gak ada hujan gak ada panas..."
"Mbak dahlia tiba-tiba ngomong begini...."
"Apalagi mba dulu kan paling keras nentang hubungan aku sama lisa....", firman masih butuh penjelasan lebih dari sang kakak.

"Yaudah gini aja deh man..."
"Kamu mau nikah sama lisa atau gak??", mendadak naik intonasi dahlia.

"Mau 'lah mbak..."
"Tapi aku masih gak ngerti maksud mbak...",...

"Yaudah mbak minta kamu gak usah pikirin masalah kenapa mbak tiba-tiba berubah pikiran begini..."
"Mendingan kamu sekarang pikirin tuh bagaimana sama lisa ngedidik dan ngebesarin rido bareng-bareng..."

Tak lama mas suhardi ikut menambahkan,
"iya betul, man"
"Sekarang ada baiknya kamu sama lisa ngobrol berdua..."
"Siapa tahu kalian saling kangen 'kan.."
"Tuh lihat, man..., si lisa senyum-senyum..."

"Ah mas suhardi bisa aja...
"Hemm oke deh kalo begitu...",
"Oo ya, tapi masalah nanti sama keluarga besar bagaimana, mbak?"...

"Masalah sama keluarga, nanti biar mbak aja yang ngomong..."
"Kamu lebih baik pikirin kapan kamu mau nikah sama lisa.."
"Kalau udah jelas, nanti kamu ngomong sama mbak yaaa, man..", dengan pelan-pelan dahlia menerangkannya pada firman.

"Iyaa mbak", betapa bahagianya firman menyadari kalau mbak dahlia akhirnya merestui hubungannya dengan lisa. Di lain hal, firman lupa bahwa dia belum bercerai dengan linda.

"Yasudah, sampai sini aja dulu.."
"mbak mau pergi dulu ya, man, lisa..."
"Mbak lagi buru-buru nih..."
"Mbak cuma bisa pesen Jaga baik-baik hubungan kaliann..", dahlia yang terduduk serong menghadap firman dan lisa beranjak berdiri. Ia lekas pamit dengan pasangan yang dulu dirinya tidak restui.

"Loh mau kemana mbak???"
"Buru-buru banget.."
"Aku juga baru nyampe...", firman agak bingung memperhatikan sang kakak yang pergi melengos, cuek sekali.

"Kakakmu masih ada urusan di luar, man.."
"Maklumin saja...."
"mending sekarang kamu ngomong berdua deh sama lisa dan rido..."
"Mas suhar juga lagi pengen istirahat di kamar..", ketika dahlia pergi, mas suhardi turut meninggalkan firman dan lisa, membiarkan keluarga kecil itu berkumpul.

Diberi mas suhardi kesempatan, Firman justru termangu diam memperhatikan lisa yang sedang asyik bermain bersama rido. Mulut firman mendadak gagu kala harapannya sebagian sudah terwujud, yakni hubungan yang harmonis kembali bersama lisa. Masih tak percaya dengan peristiwa yang terjadi hari ini, buat firman sulit memulai percakapan dengan lisa seakan terbayang-bayang dosa masa lalu. Di lain hal, pikirannya terbang melayang menatap lisa, sepupunya, yang dulu ia sebadani hingga berujung kehamilan. Meski batin firman sudah mantap betul untuk segera menikahi lisa setelah direstui kakaknya, firman terganjal oleh statusnya yang masih sah suami linda. Oleh karena itu, ia perlu mencari linda untuk membahas perceraian.

Besar hasrat firman untuk hidup satu atap bersama lisa, membesarkan dan mendidik rido bersama-sama, sebuah mimpi masa lalu yang sepertinya akan terwujud dalam waktu dekat. Selebihnya, ia yang lama tak berhubungan intim dengan seorang wanita penasaran dengan lisa yang dulu pernah disentuhnya. Rupa tubuh lisa yang masih terawat baik bikin firman seolah-olah amat siap buatkan rido seorang teman bermain, adik.

"Mama jangan tinggalin rido lagi yaa...", celetuk firman membantu rido yang bingung tak bisa berkata-kata saat berhadapan dengan lisa.

"Hmm..Mama gak akan ninggalin rido lagi kok..."
"Mama bakal deket sama rido teruss, selamanya...", jawab lisa sambil memandangi sang putra yang sedang duduk manis di pangkuannya.

"Lis,.."
"aku seneng kita akhirnya bisa baikkan lagi hubungannya...", sambil tersenyum firman mengucapkan kalimat pertamanya kepada lisa.

"Terus kenapa, mas?", lisa malah mencuekki firman

"Ya gak kenapa kenapa..."
"Aku seneng aja, akhirnya hubungan kita direstuin juga..."
"......"
"Hmmm...Kamu mau 'kan nikah sama aku, lisa?", tanya firman menatap serius.

"Enggak,.....", balas lisa agak ketus.

"Hmm?!! Kenapa lisa?!"
"Ini 'kan kesempatan yang kita tunggu-tunggu dari dulu?!"

"Mas firmaaann, iya aku tahu ini kesempatan yang dari dulu kita tungguin..."
"Tapinya kan mas...."
"Kamu 'kan masih punya istri..."
"Masa mau kamu ceraiin gitu aja istri kamu, mas?", lisa membalas tatapan mata firman.

"Demi kamu, lis..."
"Aku rela ceraikan istriku kok...", memelas wajah firman di hadapan lisa.

"Ck.., kalo alasan kamu itu, sama aja kamu nyakitin aku sebagai perempuan, mas..."
"Lebih baik kalau kita sama-sama besarin rido, tapinya status kita gak harus suami-istri, bagaimana?"
"Lagian... jangan kamu paksain sesuatu yang belum jadi takdir..."
"Kamu masih sah istri seseorang, tapi kamu paksakan ceraikan istri kamu demi berumah tangga denganku..."
"Itu 'kan gak baik....",...

"Adduh Lisaa...."
"Tapinya, Akunya kan cintanya sama kamu, lisss...."
"Ini momen yang tepat untuk kita hidup bersama-sama...",..

"mas firmaann...."
"Kalau jodoh gak akan kemana kok, mas....",..
"Lagipula jika memang Allah takdirkan kita berdua sebagai suami-istri, ya tetep bakalan kejadian.."
"Kamu gak usah khawatir...", lisa memberikan pengertian.
"....."
"Yaudah deh, aku sama rido mau jalan-jalan dulu berdua..."
"Ohh ya, gak usah kamu bahas dulu masalah kayak gini kalau memang waktunya masih belum tepat...", lisa pamit untuk mengajak rido jalan-jalan. Sementara firman agak gusar keinginannya tidak begitu ditanggapi lisa.

Setelah mendengar pernyataan lisa, luntur seketika semangat firman. Padahal, niatnya sudah kuat sekali menikahi wanita itu. Mau bagaimana lagi, lisa benar adanya kalau ia tak mau dinikahi firman sebab firman masih mempunyai seorang istri. Apalagi lisa tak mau diduakan. Namun, yang terpenting bagi firman saat ini, ia tak seorang diri lagi mengurusi rido. Ada lisa yang akan menopangnya, meski belum jadi istri firman. Sebaliknya firman tak mau menyerah. Ia keras memikirkan cara bagaimana kiranya bisa nikahi lisa walaupun Ia pula dipusingkan dengan keberadaan linda yang tak jelas dimana. Lalu, bagaimana mungkin firman bisa menikah dengan lisa kalau kondisinya demikian??

"Ohhh iyaaa, arifff.....!!!"

###​

"Heeeeeemmmmmmmhhhhhhh"
"Sejukkkknyaaaaa......", kubuka lebar-lebar kaca jendela mobil melalui sebuah tombol penekan otomatis, setibanya di kota Garut sore hari. Turun perlahan, mengenyahkan pelan-pelan pengapnya udara pendingin di dalam mobil. Meskipun kabut dingin belum turun, rileks sekali pikiranku saat pertama kali bernafas di kota ini, dihibur pula aku oleh pemandangan nan hijau perbukitan yang dihias tinggi menjulangnya Gunung Gede dan Papandayan.

Lalu lalang kendaraan yang melaju sempat kuperhatikan, sembari menunggu bayu mengantarkan kami ke rumah almarhum kakeknya. Oleh karena itu, sepanjang jalan ocehan demi ocehan tante linda yang tak puas dengan petualangan kami di Sukabumi cepat sekali kulupakan. Malahan, merangsangku untuk merasakan kehangatan tante linda di tengah dinginnya kota Garut seperti yang diceritakan banyak orang. Di sisi lain, aku penasaran dengan rencana yang bayu yang masih rahasia itu. Kiranya apa yang ingin ia perbuat sehingga begitu disembunyikan. Aku tak terlalu peduli, yang jelas bersama temanku itu malam ini, kami akan bahu membahu menakali tante linda. Greget aku memasukkan batang penisku ke mulut tante linda yang hari ini cerewet sekali.

"Awas bayu, jangan sampai nyasar kayak yuda....", sindir tante linda sambil tersenyum kecut ke arahku.

"Tenang, tante. Aku udah hafal betul kok jalan ke rumah kakek...", jawab bayu memberi senyum sepintas.

Ketika untuk kesekian kalinya tante linda berusaha menyindirku, aku tak menanggapinya. Lagipula kebohongan terpaksa kusampaikan demi menutup aib ibu kandungku. Biarlah aku terus dibeginikan daripada mereka berdua tahu ibuku melakukan sesuatu hal macam pelacur. Maka, kualihkan pikiranku sambil melihat-lihat pemandangan di Kabupaten Garut ketimbang aku terpancing untuk berbicara jujur.

Di lain hal, sudah cukup lama kutatap panorama alam dan aktivitas masyarakat di sepanjang jalanan kota Garut, faktanya perjalanan yang lumayan panjang ini belum juga berakhir. Hingga ocehan tante linda tak lagi terdengar, hingga keberadaanku disambut oleh hamparan ladang jagung yang cukup luas, barulah bayu memberi sinyal bahwa kami sebentar lagi sampai di rumah kakeknya. Begitu juga dengan tante linda yang juga mengabarkan kepadaku bahwa kami hampir tiba. Anehnya, tiba-tiba ia berubah sikap kepadaku. Aku pun lantas teringat dengan ceritanya dulu yang pernah mampir ke rumah kakek bayu. Di samping itu, mendadak tante linda menghampiri telingaku, membisikkan sesuatu yang sifatnya masih tak jelas kupahami, tetapi berkaitan dengan cerita tante linda dulu.

"Yuda, nanti kamu bantuin tante yaa..,"
"Ingetkan cerita tante waktu itu???", bisik tante linda, namun aku hanya mengangguk "ya" saja.

Pada saat aku hampir sampai di sebuah rumah yang mulai kelihatan dari jauh, yang kukira rumah kakek bayu, aku melihat seseorang bertubuh tambun, namun kekar berdiri dipinggiran jalan dengan pakaian compangnya. Aku duga ia mau menyetop mobil kami, nyatanya tidak sama sekali. Malahan menatap bingung kami bertiga yang sedang berada di dalam mobil dan melintasinya. Misterius sekali orang itu menurutku, seakan ia punya banyak hal yang ingin disampaikan.

"Nah ini rumah kakek gue, yud...", benar dugaanku tadi.

"Oohh ini...", semakin dekat dengan rumah kakek bayu, aku malah bergidik takut karena situasi rumah kakek bayu dari luar memberi kesan menyeramkan. Bagaimana tidak, rumah yang terlihat usang dan rapuh ini, lampunya tak menyala sama sekali, sedangkan hari semakin lama semakin sore, memasuki petang, menjelang Maghrib. Ditambah, tak ada rumah di sekitarannya. "Enggak ada yang nungguin rumah kakek lo, bay?", lantas kubertanya kepada bayu.

"Enggak ada, yud.."
"Kemarin-kemarin aja gue baru mampir sama nyokap dan tante linda cuma untuk bersih-bersih..."
"Iya 'kan tante linda?"

"Iyaaa....", sahut tante linda.

"Terus bapak-bapak yang berdiri tadi siapa?", tanyaku penasaran.

"Ooh itu, dia namanya pak bejo..."
"Dia orang kepercayaan almarhum kakek gue buat ngurusin ladang jagung ini...."

"Emmm...."
"Dia tinggal dimana?"
"Nah, kenapa gak itu orang aja yang disuruh nungguin rumah kakek lo?"

"Dia tinggalnya sekitaran sini juga..."
"Dulunya sempet ditawarin sih yud, tapi beliaunya gak mau...",..

"Hhmmm....", gumamku melirik ke arah tante linda.

Rumah kakek bayu sudah di hadapan mataku. Tak lama lagi bayu akan memarkirkan mobilnya tepat di sana. Sementara Aku coba melamun sejenak, mengingat-ngingat cerita yang pernah disampaikan tante linda kepadaku. Aku tidak bisa bohong entah mengapa perasaanku mendadak ada sesuatu yang ganjil setibanya di dekat rumah kakek bayu. Ditambah, melihat pak bejo lelaki yang kumisnya melebihi bapak tadi, seakan ada misteri terpendam dalam raut wajahnya. Entah apa itu.

"Akhirnyaa sampai jugaa...."
"Yuk turun, yukkk.....",...
"Oh yaa, yud, tante, aku masuk duluan yaa....", seperti terburu-buru bayu meninggalkan aku dan tante linda ketika kami sudah sampai di depan rumah kakek bayu.

"Ohh yaa bay, silahkan...", seolah-olah diberi kebebasan masuk, aku dan tante linda ditinggal masuk begitu saja oleh bayu. Namun, aku memanfaatkan momen tersebut untuk berbicara empat mata dengan tante linda yang pernah mengunjungi rumah ini.

"Kenapa yud? Kok ngelihat tante kayak orang bingung gitu...??"

"Kok aku ngerasa ada yang aneh ya dengan bapak bapak tadi?"
"Selain itu, aku ngerasa ada yang ganjil aja kalo ngelihat suasana sekitar sini..."
"Sepi bangett....", ucapku ke tante linda.

"Hhmmm... kan tante udah pernah cerita ke kamu..."
"Malahan sekitar ladang jagung ini yud, ada kuburan kakeknya bayu..."
"Tante ngelihatnya gak lazim aja ada kuburan di sekitar situ..."
"Hmmm... makanya kalo begini, kamu mau 'kan bantu tante buat nyelidikin hal-hal yang menurut tante, bayu tutup-tutupin???", tante linda menatapku serius.

"Emm,, mau gak yaa...", aku pikir sejenak selagi menimbang-nimbang. Apalagi sepanjang perjalanan tante linda amat cerewet kepadaku.

"Tante linda mohon, yud..."
"Bantu tante yaa..."
"Hmmm..kalau nanti kita berdua berhasil ngungkapin hal aneh di sini,...."
"Tante linda janji bakalan mau tidur sama kamu seharian..."
"Tertarik gak???", tante linda merayuku dengan hadiah yang cukup menggiurkan. Padahal, aku punya rencana menggaulinya malam ini.

"Yaah kalo cuma tidur ssharian mah ngapain tante...", jawabku ketus.

"Ishh kamu ini, bukan cuma tidur seharian yuda, keponakan tante yang suka ngeseks sama tantenya ini....."
"Kita berhubungan badan seharian yuda sayaangg, kamu mau 'kan?...."
"Tante bakal layanin kamu deh sampai kamu puas....."
"Gimana....???", tante linda tersenyum nakal.

"Nahh gitu dong baru....."
"Iyaa deh aku mau...."
"Tapi, sebentar deh..."
"Tante linda kok ngebet banget buat cari tahu hal janggal yang ada yang disini. Padahal, 'kan belum tentu adaa..."

"Tante yakin ada...!!", balas tante linda yakin sekali.

Setelah percakapan sekaligus membangun kesepakatan antara aku dan tante linda, kami berdua lekas keluar dari mobil sambil membawa barang bawaan kami. Di lain hal, tidak kulihat bayu ketika mulai melangkah masuk ke rumah kakeknya. Ia seperti menghilang sesaat tanpa pamit. Di dalam rumah kakek bayu, aku yang belum tahu dimana kamarku hanya memperhatikan tante linda yang sepertinya sudah tahu saja kamar tidurnya. Selain itu, aku melihat-lihat seisi rumah kakek bayu yang nampak memang terkesan tua bak rumah yang ditinggal cukup lama oleh pemiliknya.

"Yud, sini...!!", tiba-tiba aku mendengar suara bayu memanggilku, aku menoleh kesana kemari mencari sumber suara, ternyata ia berada di sisi lebih dalam rumah. Lekas kusampari bayu. Selanjutnya ia berjalan membimbingku ke sebuah kamar di dekat dapur. "Masa aku temannya ditempatkan di kamar yang pantas buat pembantu ini...", itulah kesan pertama yang kudapat ketika bayu mengantarkanku masuk ke sebuah kamar.

"Nah gini, yud..."
"Ini kamar tempat eksekusinya...."
"Kita bakal muasin tante linda di sini...", ucap bayu.

"Terus gue tidur di sini nih???", jawabku agak kecewa.

"Ya enggaklah.."
"Lo sekamar sama gue..."
"Biar sekalian kita bisa susun rencana buat nanti malam..."

"Oke deh sip...", aku mengangguk-ngangguk saja.

Ketika aku berbincang-bincang dengan bayu, kami berdua melihat sekilas tante linda lewat berjalan membawa handuk menuju kamar mandi. Tante linda yang kukira ingin mandi sore itu mungkin tidak melihat kami berdua karena pintu kamar yang berada di dekat dapur hampir separuhnya tertutup. "Yud, ngintip yuk...", keluar sebuah ajakan kotor dari mulut bayu. Akan tetapi, Aku tak membalasnya sejenak. Sengaja, karena memang ingin memastikan tante linda benar-benar ingin mandi dan sudah melepas seluruh pakaiannya. "Ngintipnya dari mana?", tanyaku yang sudah sigap mengintip tubuh bugil tanteku.

Lalu, bayu justru mengajakku ke kamarnya, tempat aku akan tidur di sana juga. Bukannya mengintip, tetapi bayu malah membuka sebuah laptop. Laptop yang kukira sudah ada di kamar itu. Entah kapan bayu membawanya. Sembari menunggu laptop betul-betul bisa dijalankan, aku melihat seisi kamar bayu. Kupandangi sebuah bingkai foto ia bersama bapak dan ibunya saat ia masih kecil.

"Nah, ini yud.....!!"

"Gila!! canggih banget lo ngintipnya...!!"
"Niat banget ya lo naro CCTV di kamar mandi..."
"Gak bakalan ketahuan nih???"

"Tenang yud..."
"Aman deh pokoknya....", bayu menenangkanku.

Kini, melalui laptop yang bayu punya, aku dan bayu sama-sama menyaksikan tante linda yang sedang asyik membersihkan tubuhnya di kamar mandi, tanpa dirinya tahu ada CCTV di sana. Kami perhatikan tante linda yang sedang menyabuni bukit kembarnya.

"Anjir yud, toket tante linda...."
"Lumayan gede njir..."
"Udah gitu pantatnya oke juga..."
"Jadi gak sabaran gue nih entot dia...", bayu mulai terangsang.

"Yaiyalah...."
"Ohh ya bay, rencana yang lo mau bilang ke gue apaan?" jawabku yang tiba-tiba baru teringat apa rencana nakal yang bayu ingin sampaikan kepadaku, selain kami berdua yang akan threesome dengan tante linda.

"Ooh ya yang itu...."
"Jadi gini yud..."
"Lo penggemar berat Jav 'kan?"
"Jadinya gue punya rencana bikin film jav nih, yud..."

"Hah Jav?! Maksud lo?"

"Iya jadinya gue mau ngajak lo bikin film jav di rumah ini..."
"Nah, artisnya jav-nya tante linda....", bayu akhirnya mengatakan rencana yang sudah ia rahasiakan jauh-jauh hari tersebut.

"Nah terus?? Aktornya kita berdua gitu??", tebakku

"Bukan, jadinya tuh setelah kita habis seneng-seneng sama tante linda..."
"Gue punya ide bikin film jav yang temanya pemerkosaan gitu, yud.."
"Terus sebagai aktornya nanti bukan kita, tapi bapak-bapak yang tadi lo lihat, pak bejo..."
"Pengen banget gue, yud, lihat tante linda diuber-uber terus diperkosa pak bejo...."
"Ohh ya tante linda beneran mandul 'kan?"
"Soalnya gue pengennya nanti, pak bejo numpahin spermanya di dalam vagina tante linda..."..

"Gilaa loo bayyyyyyy!!!!!"
"Kacauu paraahh!!!!", sangat terkejut diriku mendengar rencana gila bayu. Akankah aku menyetujui rencana itu? Sedangkan, tante linda saja memerlukan bantuanku.

"Hmmmmm.... bingung....."

###​

Di bawah masih ada, sedang saya edit...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Akhirnya setelah nunggu sung go kong ngambil kitab suci ke barat baru update juga ceritanya suhu..
 
Status
Please reply by conversation.

Similar threads

Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd