Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menurut pembaca siapa tokoh yang bakal MATI di episode akhir cerita 'Astaga Bapak' ?

  • Suhardi

    Votes: 92 16,4%
  • Dahlia

    Votes: 24 4,3%
  • Yuda

    Votes: 27 4,8%
  • Bayu

    Votes: 23 4,1%
  • Mang Ujang

    Votes: 394 70,4%

  • Total voters
    560
Status
Please reply by conversation.
[HIDE]Update Pemanasan Jelang Hari Selasa/Rabu

"Hoaaaaheeemmm....."
"Males banget hari ini sekolah...", pagi-pagi buta, suara ayam berkokok membangunkan aku yang sedang tertidur pulas. Tahu saja ayam itu kalau aku punya kewajiban berangkat sekolah pagi ini. Padahal, aku masih mengantuk berat. Setiap pergelangan sendiku pula terasa pegal. Barangkali, efek kurang istirahat selama liburan kemarin di rumah kakek bayu. Belum lagi bagian belakang leherku, masih terasa sakitnya dipukul benda keras malam itu, sehingga aku sempat tak sadarkan diri. Apalagi yang memukulku sampai saat ini masih menjadi tanda tanya. Waktu kutanya bayu tentang hal tersebut ia masih mengakunya tak tahu menahu. Sedangkan, sudah kuketahui dari polisi dia berkomplot bersama pak bejo telah membunuh sang kakek.

Sambil mengubah posisi dari berbaring hingga duduk, kupikir-pikir Sepenuhnya masalah bayu belum tuntas. Pak bejo yang masih tanda tanya keberadaannya. Ditambah, aku heran bagaimana mungkin pak arso bisa memiliki perladangan yang katanya milik kakek bayu. Apakah pak arso pernah membelinya dari kakek bayu tanpa sepengetahuan keluarga bayu. Aku belum mendapat kepastian akan hal itu. Di sisi lain, ibunya bayu juga masih tidak menyadari bahwa putranya sedang ditahan polisi di Garut sana. Malahan, ia tahunya bayu bersama bapakku. Begitulah tante linda yang terpaksa membohongi kawannya tersebut, demi tidak membuat sang kawan terkejut

"Tok,..tok...tok....,tok....,"

"Yud, yudaa...!"
"Bangun yud, kamu sekolah gak hari ini...?!", kudengar suara merdu tante linda berteriak di depan pintu kamarku. Semalam ia tidur bersama ibunya bayu.

"Iya tante!!! Yuda udah bangun kok!", sahutku dari dalam.

"Bagus deh kalo gitu, oh iya yud..."
"Tante boleh masuk gak? Ada yang mau tante omongin sama kamu nih..."

"Boleh kok tante, masuk aja...!!"
"Pintunya lagian juga gak dikunci....", aku mempersilahkan tante linda masuk. Lagipula kamar ini adalah kamarnya berdua denganku. Lalu, setelah kupersilahkan, tante linda membuka pintu kamar perlahan-lahan. Ia berjalan menghampiriku yang sedang duduk di dipinggiran ranjang.
"Yud, kamu lihat ibunya bayu gak?"


Tante Linda's outfit

"Hah? ibunya bayu?"
"Yah gak tahu, aku juga ini kan baru bangun banget tante..."
"Memangnya kenapa? Bukannya tante semalaman tidur sama ibunya bayu ya?", tanyaku heran memandangi mimik wajah tante linda yang tampak kebingungan.

"Hmmm gak tahu yaa.."
"Iya sih, tapinya pas tante bangun tidur tadi, tahu-tahu ibunya bayu udah gak ada di samping tante..."
"Tante kirain tuh ke kamar mandi, eh pas tante cari gak ada sama sekali dimana-mana."
"Mobilnya juga gak ada yud..."
"Kemana ya kira-kira...", ucap tante linda mengadu kepadaku. Padahal, ia semalam yang tidur bersama ibunya bayu.

"Mmm.. palingan keluar sebentar..."
"Aku sih gak tahu percisnya kemana...", balasku menduga-duga.

"Iya kali yaa...."

Tiba-tiba aku teringat pembicaraan tante linda dan ibunya bayu kemarin, mengenai bapakku. Karena penasaran, lantas sekalian kutanyakan kepada tante linda yang sedang berdiri menatapku. "Oh ya tante, semalam tante ngomong apa aja sama ibunya bayu tentang bapak?"

"Ngomong apa?! Ih, kamu pengen tahu banget ih ya urusan tante-tante..."
"Nguping yaa??"

"Yaa pengen tahu aja, lagian aku gak sengaja kok dengerinnya, bukannya nguping loh", jawabku pasrah tante linda mau menceritakan atau tidak.

"Oohh gitu.,"
"Yaudah deh tante kasih tahu deh.."
"Intinya, ibunya bayu itu kepengen tahu bapak kamu orangnya kayak gimana..."
"Yaudah tante ceritain deh..."

"Seriuss???!!!! Wah kacau deh....", aku langsung cemas, khawatir ibunya bayu mengetahui perangai buruk bapak, terutama masa lalunya.

"Tenang yud, yang jeleknya gak tante ceritain kok..."

"Hmmm, syukur dehh.."
"Terus cerita apa aja?", ucapku merasaku lega.

"Yaaa tante bilang aja bapak kamu itu orangnya baik, bertanggung jawab, sayang sama anaknya..."
"Sampai-sampai, kamu kabur dari rumah aja, ia masih bau ngasih uang jajan ke kamu..."

"Terus, tanggapan ibunya bayu bagaimana?"

"Yaah ibunya bayu seneng ajaa.."
Oh ya, yud masa ibunya bayu sempet nanya begini semalem ke tante..."
"Bapak kamu urusan ranjang jago gak?"

Aku tersenyum ketika mengetahui ibunya bayu bertanya demikian kepada tante linda. "Hah?! Serius?! Terus tante jawab apa?"

"Yaaa tante bilang aja jago..."
"Lagian gak mungkin kan tante bilang jago karena tante pernah ngerasain yang namanya digituin sama bapak kamu...."

"yaa janganlah...."
"Hehe..."
"Oh iya tante, aku mau nanya nih..."
"Tapinya jangan kaget yaa...", mendadak timbul pertanyaan nyeleneh dalam benakku. Namun, aku agak ragu menanyakannya kepada tante linda.

"Mau tanya apa? Yaudah tanya aja kali..."

"Hhmmmm... payudara ibunya bayu gede gak?", tanyaku sedikit nyengir, karena selama ini aku penasaran dengan penampilan molek ibunya bayu. Lagipula, aku bertanya seperti itu ada alasannya, yakni tipikal bapak ya memang menyukai wanita yang bertubuh montok nan berisi.

"Ck, pagi-pagi ngomongnya udah begitu aja..."
"Yaudah kamu buru mandi gih..."
"Nanti telat...", tante linda tak menjawab pertanyaanku. Justru ia pergi meninggalkan kamar selagi mengingatkanku kembali untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah. Akan tetapi, aku duduk melamun sejenak. Mengetahui percakapan tante linda dan ibunya bayu, entah mengapa aku jadi antusias bapak menikahi ibunya bayu. Tidak hanya karena senang bayu nanti bakal menjadi saudaraku, melainkan aku aneh saja kepengen melihat bapak beradegan suami istri dengan ibunya bayu. Kalau benar terjadi, pasti kuminta bayu merekam kala mereka berdua berhubungan badan di atas ranjang kasur. Aku begitu yakin bayu bakal setuju.

Di sisi lain, jika bapak benar menikahi ibunya bayu nanti, aku cemas bagaimana dengan masa lalu keduanya yang sama-sama kelam. Apakah keduanya mau sama-sama saling menerima satu sama lain, termasuk menerima masa lalu masing-masing. Rasa-rasanya hal itu yang menurutku akan paling menyulitkan. Terlebih, ibunya bayu belum tahu masa lalu bapak. Sebaliknya bapak juga belum tahu masa lalu ibunya bayu. Rencananya, aku akan mendiskusikan hal itu dengan tante linda. Apalagi dialah yang mempunyai ide menjodohkan bapak dengam ibunya bayu.

Sambil berjalan mengambil handuk dan pakaian dalam, tiba-tiba aku teringat tante dahlia. Barangkali karena aku terlalu memikirkan ibunya bayu yang akan menjadi ibuku kalau benar dia menikah dengan bapak. Aku jadi terhenyak akan tante dahlia yang telah merawatku sejak kecil. Dia yang memperlakukanku seperti anak kandung sendiri, walaupun aku harus menerima kenyataan bahwa dia bukanlah ibu kandungku. Ikatan emosional dan batin sungguh tidak bisa kupungkiri. Aku jadi rindu tante dahlia, wanita yang pernah menjadi ibuku. Apakah aku masih pantas mengemis belas kasih sayang dari tante dahlia karena ibu kandungku sendiri sudah tak bisa lagi kuharapkan? Aku rindu menyebut kata ibu...

Kalau sudah begini, rasa-rasanya aku salah jika membenci tante dahlia. Ia hanya korban, korban dari ide gila bapak. Oleh karena kerinduan itu, tampaknya di sekolah aku akan kembali menyapa rina. Rina juga korban. Tak sepantasnya ia kucuekki hanya karena aku tak menerima realita bahwa tante dahlia adalah ibunya. Di samping bertemu rina, aku berencana menemui ibunya, tante dahlia. Tak hanya untuk meminta maaf kalau aku telah salah membencinya, tetapi juga untuk menyambung tali kekeluargaan yang telah putus karena sifat emosionalku setelah mengetahui ulah bapak.

.........................​

"Adduhh jadi telat kan, gara-gara yuda sih ini..."
"nia juga kemana sih belum balik-balik..."
"Untung yuda dikasih jajan sama bapaknya..."
"Jadinya bisa sampai kantor...", linda yang mengeluh sendiri, baru saja turun dari taksi. Ia hampir terlambat karena sudah menunggu lama sang kawan, nia, yang menghilang entah kemana. Tak hanya itu, gara-gara aktivitas di kamar mandi dengan keponakannya ia nyaris datang terlambat ke kantor. Beruntung dengan berbekal uang jajan yuda seakan timbal balik, ia bisa naik taksi ke kantor. Ya, Ia berangkat bersama yuda yang sudah lebih dulu tiba di sekolahnya. Kini, setelah turun di depan kantornya, linda malah dikejutkan oleh kehadiran seseorang, seseorang dari masa lalu yang pernah menjahatinya.

"Pagi mbak lindaa....", dengan wajah yang masih sangar ia menyambut ramah linda.

"Iya pak... eh?!! Pak tigor??!!"
"Kok bisa di sini lagi???!!!"

"Aduh si mbak... kemarin-kemarin kan saya giliran jaganya malam..."
"Sekarang saya baru jaga pagi lagi nih..."
"Memangnya kenapa mbak??? Kangen ya sama saya..."
"Hehee....", tertawa nakal pak tigor di depan linda. Hanya saja, linda tak mau berlama-lama meladeni pembicaraan satpam kantornya tersebut. Ia lekas buru-buru saja masuk ke dalam. Sesampainya di dalam ruangan kerja, dia sudah disambut arif. Arif agak heran menatap linda yang pagi hari ini sudah seperti orang ketakutan.
"Lin, kamu kenapa?"
"Udah kayak habis diuber-uber anjing..."

"Enggak, gapapa kok..."
"Aku cuma sesek aja, soalnya aku jalan buru-buru banget ke dalem..."
"Ya khawatir telat absen....", linda tak mengaku kalau ia ketakutan berhadapan dengan pak tigor yang dahulu pernah menidurinya.

"Ohhh...."
"Ehh iya lin, kapan-kapan jalan lagi yuk ke Garut..."
"Tapi kali ini kita berdua aja gimana...?"
"Soalnya aku mau nunjukkin kampung halamanku ke kamu..." sayangnya, ucapan arif tidak ditanggapi oleh linda. Linda berjalan melewatinya begitu saja. Karena diperlakukan demikian, timbul sesuatu di dalam batin arif. Entah apa yang ia sedang pikirkan terkait linda. Tak lama berselang, ada sambungan telepon masuk ke telepon genggam milik arif. Alhasil, arif menjauh dari linda.

Linda awalnya tak ngeh dengan apa yang arif ucapkan barusan. Akan tetapi, ia agak heran ketika arif dalam penglihatannya menelepon secara sembunyi-sembunyi, sedangkan arif tak biasanya seperti itu. Karena kepengen tahu, linda segera menguping. Ia mengendap-ngendap mendekati arif.

"Iya pak, saya coba usahakan..."
"......"
"Mengancam?? Tapi saya gak biasa begitu pak..."
"......"
"Oke saya tahu anak yang namanya bayu itu sudah sama bapak sekarang. Tapinya, saya kan gak mungkin ngelakuin itu ke temen saya..."
"......"
"Iya pak, saya bakal laksanain kok, tapi saya mohon bapak jangan lapor macam-macam sama pak arso ya..."

Begitulah ucapan arif yang terdengar oleh linda. Sayangnya, linda tak bisa mendengar ucapan orang yang berbicara dengan arif melalui sambungan telepon. Berbekal informasi demikian, linda segera pergi sebelum arif mengetahuinya memguping. Gara-gara arif barusan, linda jadi tak fokus lagi dengan pekerjaannya. Ia jadi menaruh curiga arif terlibat dalam masalah bayu, sehingga bayu dipenjara. Malahan, dalam informasi yang didengar linda dari mulut arif bayu sudah dibebaskan. Lantas, siapa yang membebaskannya??? Linda pun dibikin bingung.

######​

Tak hanya linda yang pergi bekerja pagi itu. Meskipun hari-harinya penuh kesendirian sampai saat ini di rumah, suhardi tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang bapak. Suhardi terlihat sedang mengenakan sepasang sepatunya. Ia kan berangkat mencari nafkah untuk keluarganya. Ya, yuda satu-satunya yang ia miliki sekarang setelah dahlia tidak lagi menemaninya di rumah. Yuda pula yang menjadi alasannya untuk tetap semangat mengaiz rezeki walaupun anak itu sedang benci padanya. Akibat, ulah masa lalu yang ia lakukan. Dalam batin suhardi, ia merasa menyesal mengapa dahulu berbuat demikian. Alhasil, buah dari perbuatannya sedang ia nikmati. Kalau saja, ia bisa memutar waktu, suhardi tak menghendakki perbuatan gilanya dulu. Bagaimanapun, karena ulahnya, ia juga sudah merusak rumah tangga orang. Akan tetapi, suhardi tak mau terlalu terhanyut semua yang sudah terjadi. Lagipula, hidup berjalan terus. Sekarang yang terpenting dia sudah bersikukuh tak bakal mengulangi perilaku buruk di masa lalu.

Selesai mengenakan sepasang sepatunya, suhardi bergegas berdiri. Tak lama ia mendengar suara klaskon mobil dari depan rumahnya.

"Tin...tin...tin....tin..!!!"

Karena bunyi klakson yang terlalu keras, ditambah tak henti-hentinya klakson itu sengaja dibunyikan, suhardi naik pitam. Ia merasa orang yang sedang berada di dalam mobil sedan mewah itu sedang mengerjainya. Bersamaan dengan amarah yang mulai menyala, suhardi bergegas keluar sekaligus membuka pintu.
"Wooyyyy!!! Berisikkkk!!! Masih pagi ini!!!" Teriak lantang suhardi memberi peringatan. Akan tetapi, dikira kan menurut, klakson itu terus dibunyikan oleh pengemudinya yang masih berada di dalam mobil seakan memang sengaja ingin mencari masalah dengan suhardi. Akibatnya, karena peringatannya tak digubris, suhardi makin emosi. Ia coba menghampiri si pengemudi mobil sekaligus tak sabar ingin memberinya pelajaran.
"Ini orang pagi-pagi udah cari masalah aja....."
"Kebetulan udah lama gak nonjok orang...."

Suhardi segera menggeser pagar rumahnya, ia dekati mobil tersebut dengan tergesa-gesa, seolah-olah tak sabar ingin melihat tampang orang yang pagi-pagi sudah mengundang keributan. Akan tetapi, emosi suhardi tiba-tiba melunak, reda seketika kala yang berada di dalam mobil keluar.

"Suhardi..... apa kabar???" Sapa orang tersebut, yang mengenakan kemeja dan celana jins. Ia sepertinya tak sabar berjabat tangan dengan suhardi.

"Pak arso??" Ya, orang itu adalah pak arso. Orang yang pernah menjadi atasan suhardi dan juga sahabat dari ayah suhardi. Darinya pula suhardi bisa bekerja seperti sekarang. Pak arso adalah atasan suhardi dahulu. Banyak jasa pak arso kepada suhardi, begitu pula suhardi sebagai mantan anak buah. Perpindahan posisi dan jabatanlah yang telah memisahkan mereka berdua.

"Wah, saya merasa makin sepuh saja kalau sudah melihat kamu seperti sekarang ini...."
"Bagaimana kabarmu sekarang??? Sudah jadi bos kamu?", tanya pak arso menyalami suhardi.

"Baik pak, ya beginilah adanya. Lagipula saya tidak seperti bapak yang banyak jaringan dan kenalannya...", sambut ramah suhardi kepada bosnya.

"Hahaha... bisa saja kamu suhardi..."

"Ayo pak duduk dulu di dalam....", suhardi tak sungkan menjamu pak arso. Ia segera membujuk pak arso masuk ke dalam rumah.

Sembari berjalan bersama, terjadi percakapan antara suhardi dan pak arso. Percakapan mengenang saat mereka masih bekerja bersama.
"Masih aktif bekerja pak sekarang??"

"Ya seperti itulah saya, kalau tidak ada kesibukan saya gampang bosan..."
"Lagipula har, saya masih terus dipercaya jadi pimpinan di beberapa perusahaan..."

"Hmmm...."
"Andai saya jadi bapak, mungkin saya lebih memilih istirahat di rumah...."
"Hehe....", timpal suhardi.

"Ohh ya kamu ini mau berangkat bekerja???", tanya pak arso melihat penampilan suhardi

"Yaa sekarang, saya jamu bapak dulu saja..."
"Lagipula kita sudah jarang ketemu..."
"Ayo duduk dulu pak arso...", karena posisi pak arso strategis dan punya nama, suhardi tidak terlalu khawatir kalau ia datang terlambat ke kantor.

"Wah saya jadi gak enak..."
"Terima kasih suhardi, kamu ini memang anak buah saya yang dari dulu paling saya percaya..."
"...."
"Ngomong-ngomong, binimu mana har, kok nggak kelihatan...???", pak arso melirik-lirik ke arah ruangan dalam rumah suhardi.

"Ooh dahliaa..."
"Saya sudah pisah dengan dia pak....", tak malu suhardi berkata jujur mengenai rumah tangganya.

"kok bisa...??!!"
"Rugi kamu har, ngelepas istri secantik itu...", balas pak arso yang menyesali sikap suhardi berpisah dengan dahlia.

"Yaa namanya, mungkin belum jodoh terbaik buat saya..."
"Oo ya, mau minum apa pak? Kopi mungkin?"

"Hmmm, gak usah repot-repot har...."
"Cukup sudah saya merepotkan kamu dulu..."
"....."
"Oke Jadi gini, maksud kedatangan saya kemari, saya itu mau ajak kamu jalan-jalan ke villa saya di Garut, bagaimana?"
"Hitung-hitung saya balas kebaikan dari pengabdianmu dulu'lah..."

"Bukannya saya tidak mau..."
"Tapi, pekerjaan saya di kantor hari ini bagaimana?", tanya suhardi kepada pak arso. Sebetulnya suhardi sudah tahu pak arso bakal mengatur hal itu.

"Aduh har, har,..."
"Kamu ini masih polos saja atau memang pura-pura polos???"
"Itu saya yang bakal atur, kamu terima beres saja..."
"Lagipula saya kenal atasan kamu sekarang..."
"Yasudah, bagaimana kamu mau?", pak arso menanyakan kembali kesediaan suhardi.

"Oke pak..."
"Lagipula saya akhir-akhir ini penat sekali di rumah melulu..."

Kunjungan pak arso ke rumah suhardi pagi itu, ternyata bukan sekedar silaturahmi saja. Pak arso berencana mengajak suhardi jalan-jalan ke villanya di Garut. Lagipula, suhardi juga sudah pernah beberapa kali kesana ketika masih menjadi anak buah pak arso. Kali ini suhardi berencana merehatkan pikirannya setelah masalah menimpanya beberapa kali, terutama masalah dahlia dan yuda. Bersama pak arso, ia yakini penat itu hilang. Apalagi pak arso ia kenal sangat baik memperlakukan anak buahnya. Kini, tak ingin membuang-buang waktu suhardi bergegas meninggalkan rumah. Ia kunci rapat-rapat pintu rumah dan pagarnya. Setelah itu, bersama pak arso, ia berjalan santai menuju sedan mewah milik pak arso yang terparkir di depan. Tak lama, keduanya memasuki mobil. Di dalam, pak arso segera menghidupkan mesin. Lalu, tanpa basa-basi, bersama suhardi, ia meluncur pergi.

Sepanjang perjalanan, banyak yang mereka obrolkan berdua. Entahlah tentang situasi ekonomi dan bisnis kekinian hingga kenangan masa lalu yang menyenangkan. Akan tetapi, sampailah di sebuah pembicaraan dimana suhardi kurang berkenan mendengarkannya. Terlebih, itu mengenai masa lalu suhardi. Dimana dahulu ia senang melakukan, tetapi benci mendengar ceritanya sekarang. Sebab, karena ulahnya itu rumah tangganya jadi berantakan, termasuk hubungannya dengan yuda.

"Har, kamu serius pisah dengan istrimu yang namanya siapa itu....??? Saya lupa..."

"Dahliaa...."

"Nah, iya dahlia...."
"Kamu serius sudah berpisah dengan dia???", tanya pak arso seakan masih tak percaya.

"Iya betul, sudah pak..."
"Sudah 3 tahun yang lalu...", jawab suhardi demikian karena ia tak mau pak arso mengetahui dirinya berpisah baru-baru ini. Sebab, ia khawatir pak arso akan memendam rasa dengan dahlia.

"Wah sayang sekali yaaa...."
"Padahal, har...."
"Kamu masih inget dulu, waktu kamu ngizinin saya dan pak darmo ngerjain istri kamu..."
"Waduhh istri kamu itu luar biasa har..."
"Kewalahan saya sama pak darmo ngerjain istri kamu...."
"Hehe..."
"Tapinya sih, di akhir istrimu kalah jugaaa...." dihadapan suhardi, tak segan pak arso menceritakan kenangan itu. Kenangan dimana suhardi menggadaikan istri demi jabatan dan pekerjaan semata. Bagaimanapun Suhardi yang mendengarkan jelas, merasa terhina walaupun itu sudah nyatanya kelakuan suhardi dahulu. Ia merasa ingin memukul wajah pak arso yang barangkali sengaja betul menceritakan hal tersebut di depan suhardi.

"Tolong cari-cari info tentang dahlia, har..."
"Siapa tahu aku bisa memperistrinya..."
"Lagipula kamu sudah berpisah dengan dia kan???", lanjut pak arso dengan terus terang mengatakan keinginannya pada suhardi.

#######​

"Muka Pak ujang kayaknya cerah betul pagi ini...."
"Ada apa yaa?", tanya bu sarni yang pagi hari sudah menghidangkan secangkir kopi hangat dan sejumlah gorengan untuk mang ujang.

"Memang teh begitu kelihatannya ya, bu?"
"Barangkali karena saya teh seneng sudah hampir berhasil bersihin rumah ibu dari gangguan setan atuh...", jawab mang ujang yang sebetulnya sedang bahagia karena semalam ia berhasil memyetubuhi dahlia sekaligus menanam benihnya di rahim dahlia yang sedang memasuki masa subur.

"Wah pantes saya ngerasa udah beda aja sekarang kondisinya pak...", bu sarni merasakan gangguan makhlus halus di rumahnya sudah tak begitu dirasakan lagi semenjak mang ujang berupaya memgatasi persoalan tersebut. Bu sarni pun turut berbahagia. Apa yang sudah ia upayakan demi mang ujang nyatanya menampakkan hasil yang berarti.

"Beda bagaimana atuh maksud ibu??", tanya mang ujang penasaran.

"Ya beda aja, kalo dulu kerasa banget saya dihantuin..."
"Denger suara-suara, lihat yang aneh-aneh..."
"Sekarang malah udah gak berasa lagi itu pak...", terang bu sarni.

"Wah bagus atuh bu kalo begitu..."
"Hehe...", sambil tertawa terkikih-kikih layaknya lelaki paruh baya yang sedang gembira bukan main, mang ujang menanggapi cerita bu sarni. Akan tetapi, sepintas ia lekas terdiam sejenak usai mendengar suara di telinganya yang tak jelas asal-usul darimana.

"Ingat, pak tua!! Jangan lupa janjimu kepadaku....!!!", dengan nada terkesan mengancam begitulah suara tersebut terdengar di telinga mang ujang. Entah apa maksudnya sehingga ekspresi bahagia mang ujang lantas berhenti. Setelah mendengar pesan dari suara tersebut, kemudian kepada bu sarni mang ujang berkata, "bu, saya boleh memohon sesuatu?"
"Ini masih ada kaitannya sama rumah ibu..."

"Boleh pak silahkan..."
"Apalagi terkait rumah saya....", tersenyum bu sarni mendengar ucapan mang ujang.

"Hmmm...jadi begini teh, saya minta tolong sama ibu, selama saya tinggal di sini, sering-sering atuh ibu antar makanan ke dahlia..."
"Saya takut dia teh kelaparan..."
"Apalagia dia lagi bermasalah sama suaminya..."

"Emmm itu aja pak?"
"Ada yang lain???"

"Iya atuh itu saja bu......", mang ujang mengangguk. Setelah mengatakan hal tersebut, mang ujang malah mendadak khawatir. Entah apa yang ia cemaskan, yang jelas ia memiliki janji dengan penunggu rumah bu sarni yang selama ini menghantui bu sarni. Dalam batin mang ujang, ia ragu dahlia masih bisa diajak bersetubuh atau tidak. Selebihnya, ia yakin dahlia jadi was-was setelah kejadian semalam sehingga tak mudah lagi mengguna-guna wanita itu.

Berbeda dengan mang ujang dan bu sarni yang sedang duduk bercengkerama, dahlia masih terkapar di kasurnya. Ditutupi oleh sprei sebagai selimut yang menutupi ketelanjangan tubuh, dahlia masih lelah usai melayani nafsu mang ujang semalam. Dalam lamunan selagi malas bangun, Dahlia sedikit bingung bagaimana mungkin mang ujang kembali ke kontrakkannya. Padahal, semalam ia sudah mengunci seluruh akses ke dalam kamarnya. Alhasil, dahlia jadi percaya bahwa mang ujang punya kekuatan gaib sehingga ia bisa menembus pintu yang sudah terkunci.
Tak hanya itu, selain berpikir demikian, dahlia berencana hari ini kan menemui rina, putrinya, karena khawatir rina bakal mencari. Apalagi dahlia tak mau bertahan di dalam kontrakkan sendiri, takut mang ujang kembali mencabuli.

"Mudah-mudahan benih mang ujang gak berhasil menghamili aku...", ucap dahlia sembari meraba vaginanya yang lengket karena semalam berhasil disembur sperma mang ujang.














[/HIDE]
 
Wooww update

Makaasih suhu

Teaser sepotong2
Ditunggu lengkapnya
Kayaknya nia ke garut yaa
 
Terakhir diubah:
Mantap jiwa suhu, jadi gak sabar buat nunggu update yg malam selasa
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.

Similar threads

Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd