Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Badan Enak Mahasiswi (Remake by Marcioz) - TAMAT

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
4 hari lagi updatenya ya. Ditunggu suhu marcioz
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kabar tewasnya Raharjo beserta senior Black Dimension lainnya tersebar seantero kampus Pelita Nusantara. Nabila mengisi orasi selebrasi di lapangan kampus ditemani oleh tiga srikandinya yaitu Dea, Cindy dan Nadya. Di tempat lain, para anggota BD menggunakan pakaian putih sebagai bentuk belasungkawa. Setelah upacara dukacita, Riky ke kampus lalu melihat ke lapangan dengan penuh dendam. “Awas lo Nab. Gue ga akan kasih ampun lagi.” Riky berlalu dari keramaian. Beberapa meter kemudian, ia bertemu Sofi sedang menjaga sekre BEM. Riky kemudian memberi kode untuk mengobrol di sebuah tempat. Kemudian mereka berdua bertemu di sebuah kamar hotel milik salah satu anggota BD.

“Bener dugaan gue. Ini semua ternyata ulah ketua lo.” ujar Riky. “Dia punya temen satu jaringan SMA dan dia pandai bikin peledak. Bom segitu masih enteng buatnya.” ujar Sofi sambil menghisap shisha. “Sialan ! Kali ini dia sama adeknya bakal gue bikin nyesel udah main-main sama BD.” ujar Riky. “Tenang tuan… aku akan bantu tapi jangan lupa ya.” Sofi memegang tangan Riky. “Lupa apa ?” ujar Riky. “Mmmhh…. Itu… pengen…” Sofi melihat ke selangkangan Riky. “Heh… kebetulan gue juga mau lampiasin kekesalan gue.” ujar Riky sambil mengelus kaki Sofi yang terbungkus legging. “Tapi jangan kasar-kasar yah…” Sofi kemudian bangkit lalu melepas semua pakaiannya kecuali jilbab warna krem. Ia lalu berbaring di ranjang sambil melebarkan kedua kakinya.

Riky kemudian melepas pakaiannya lalu menidih Sofi. Penisnya langsung ia sodokkan ke vagina Sofi. “mmmaaggh…” desah Sofi. Riky kemudian dengan penuh nafsu menggenjot penisnya keluar masuk diiringi erangan Sofi. “Auhh… pelan donghh… aaiihh..” Sofi menahan serangan bertubi-tubi Riky. Riky semakin bernafsu memaju mundurkan penisnya. “Nabila !! Bangsaatt !! Gue hamilin lo nanti !!! Ajg !!!” umpat Riky. Beberapa menit kemudian, Riky menidih Sofi dan dengan nafsu menyodokkan penisnya yang menyemburkan sperma di dalam vagina Sofi. Kemudian mereka berdua tertidur sambil berpelukan.

……….

Bulan ini Kampus Pelita Nusantara disibukkan dengan ujian akhir semester. Seluruh kegiatan mahasiswa berhenti sementara selama dua minggu. Beberapa hari sebelum UAS, jauh sebelum penyerangan ke markas BD kampus Pelita Nusantara mengadakan debat dan kampanye terbuka. Hampir sepanjang koridor tiap fakultas terpampang dua buah poster kampanye pemilihan pengurus tahun berikutnya. Seperti sebelumnya, persaingan kaum agamis dan kaum party kembali panas. Nabila dkk beserta organisasi rohani mengusung Nadya, sementara kubu seberang mengusung Wann yang sengaja menunda kelulusannya. Saat hari terakhir UAS, mahasiswa menggunakan hak suara dalam pemilihan tersebut. Hasil pemilihan akan diumumkan seminggu sebelum masuk semester baru. Sebelum pengumuman, Riky dan kawan-kawan melaksanakan rencana untuk mengakhiri aksi Nabila hingga seluruh anak buahnya.


Di sekretariat BEM



Nabila beserta para srikandinya menunggu hasil penghitungan suara dengan optimism tinggi. Ia yakin kubunya akan kembali memenangi pemilihan dan memberantas semua kegelapan di kampus. Ditambah lagi calon yang mereka ajukan adalah Nadya yang dikenal pandai berbaur dengan semua kalangan di kampus. Sedang asyik mengobrol, hp Nabila berbunyi lalu ia melihat nomor tidak dikenal menelponnya. Nabila kemudian izin keluar sebentar lalu menerima telpon tersebut.

“Halo Nabila sayang. Apa kabar ?” suara samar muncul dari telepon itu. “Mohon maaf. Ini siapa ya ?” ujar Nabila. “Masa ga kenal aku sih. Aku ini pacarmu Raharjo.” ujar suara di seberang. “Kamu jangan becanda. Dia sudah mati. Ini pasti anggota BD. Menyerah saja kalian, senior kalian sudah tidak ada.” ujar Nabila dengan nada kemenangan. “Oh gitu… *ssrkkk *srrkkk.. Nab… tolongg… “ suara di telepon kemudian berubah menjadi suara seorang gadis yang meminta tolong. “Ini… ga mungkin… Dini ?” suara Nabila menjadi merendah. “Kita udah tau siapa yang bikin senior kita tewas. Lo sekarang mending gausah macem-macem lagi.” suara di seberang berubah menjadi agak rusak. “Kalian kurang ajar ! Dimana posisi kalian ! Jangan apa-apakan dia !” ancam Nabila. “Oh… mau nyamper. Lo ke kontrakan Dirman malam ini kalo mau temen lo hidup. Ohiya, lo harus datang sendiri kesini. Kalo lo bawa srikandi kebanggaan lo, temen lo ini bakal gw sisain kepalanya aja. Hahahah….” Suara telpon itu kemudian terputus.

Nabila kemudian masuk kembali ke ruangan BEM tanpa mengucap satu kata pun. Saat di rumah setelah isya, Nabila memakai tas berisi sejumlah alat perlindungan diri. Ia memakai hijab panjang dengan atasan dan celana panjang longgar serba hitam. Ekspresi wajah Nabila seperti sedang marah bercampur dendam. “Kak Nab mau kemana ?” ujar Nadya. Nabila tidak menjawab dan langsung pergi keluar naik motor. Nadya yang penasaran diam-diam mengikuti Nabila menggunakan ojol. Sesampainya di kontrakan Dirman yang gelap dan sepi, Nabila memarkir motornya kedalam halaman kontrakan Dirman. Nadya berhenti jauh dari gang menuju kontrakan Dirman lalu ia jalan beberapa puluh meter di belokan sambil was-was.

Setelah Nabila memarkir motornya di dalam, Ia langsung menuju pintu depan dan menggedornya. “Masuk aja. Ga dikunci.” ujar suara di seberang. Nabila membuka pintu lalu merangsek masuk. Di dalam banyak laki-laki yang sedang bermain kartu, bermain gitar dan ada juga yang sedang mabuk-mabukan. Dirman dan Riky yang melihat kehadiran Nabila langsung turun dari lantai dua. “Selamat datang di istana gue. Lo dateng sesuai janji kan ?” ujar Dirman. “Iya. Sekarang lepasin Dini dan biarkan ia pergi dari sini.” ujar Nabila tegas.

Dirman kemudian menepuk tangannya kearah sebuah pintu. Pintu tersebut kemudian terbuka lalu dua orang bertubuh besar keluar dari ruangan tersebut sambil menyeret seorang gadis yang terikat dan dalam keadaan pingsan. kondisi tubuhnya tanpa pakaian lalu banyak bekas cambukan serta sisa sperma yang menetes dari mulut, vagina dan anusnya. Payudaranya juga sedikit bengkak dan putingnya terdapat bekas luka. Orang besar yang bernama Ji kemudian melempar tubuh Dini ke hadapan Nabila yang mematung. “Dini ! Kalian apakan dia !” ujar Nabila marah sambil mengusap Dini. “Yah kita cuma main-main sedikit sama dia. Btw, anaknya agresif juga bos sampe lemes gue.” ujar salah satu orang bernama Jo. “Dia ga akan mati kok. Paling jadi doyan ngentot aja.” ujar Ji sambil tertawa. Nabila kemudian menghampiri Ji lalu ia memukul wajah Ji hingga bibirnya berdarah. Jo yang mulai emosi kemudian memegang tangan Nabila lalu ia lempar hingga menubruk tembok. “Ugh…” Nabila memegangi bahunya yang menghantam tembok cukup keras. “Sabar Jo, gue ga apa-apa.” ujar Ji sambil mengelap darah di bibirnya. “Power lo boleh juga.” ujar Ji. Kemudian Dirman menyuruh Jo menyeret Dini masuk ke kamar kembali. “Kalian ! kembalikan Dini !” ujar Nabila yang berusaha bangkit. Ji kemudian merenggut jilbab Nabila lalu menariknya. “Lo kalo mau temen lo selamat harus bikin gue ngecrot. Kalo lo menang, temen lo bakal kita lepas dan kita pergi dari kota ini selamanya.” ujar Ji. “Waduh, selir gue bakal hancur nih.” bisik Riky pada Dirman. “Lo tenang aja.” Ujar Dirman. “Gue kasih waktu lo tiga hari buat latihan sebelom ketemu di villa X. Kami jamin temen lo ga akan kita apa-apain selama tiga hari itu sampe pertandingan selesai. Lo boleh bawa temen-temen lonte lo.” ujar Ji. “Sekarang lo pulang dan kita ketemu lagi di villa X.” ujar Dirman. Nabila kemudian pulang dari kontrakan Dirman sambil memegangi tangannya. Di perjalanan, Nabila dua kali hampir jatuh dari motor karena sakit.

Keesokan harinya, Nabila dkk melakukan rapat koordinasi dan briefing untuk acara perpisahan pengurus. Ia melihat timeline kerja acara yang ternyata bersamaan dengan acara ke villa X. Setelah rapat berakhir, Nabila memanggil Dea dan membisikkan sesuatu. “Eh, kok mendadak gitu ?” ujar Dea. “Udah ikutin aja. Bilang alasannya kita para atasan ada urusan penting.” ujar Nabila. “Tapi kamu yakin mau kesana ? Itu kan…” ujar Dea terputus setelah melihat ekspresi serius Nabila. “Oke… aku langsung jarkom ke anak-anak. Tapi aku mau nanya serius. Kenapa kamu mau ke tempat yang paling kamu benci sedunia itu ?” ujar Dea. “Aku harus kesana. Kamu, Cindy, Nadya, Sofi dan Ratu juga.” ujar Nabila. “Oke-oke… aku akan bilang di grup PI sekarang.” ujar Dea. “Makasih banget Dea. Kamu memang sahabat aku.” Nabila kemudian memeluk Dea lalu pulang untuk berkemas.
 
Kabar tewasnya Raharjo beserta senior Black Dimension lainnya tersebar seantero kampus Pelita Nusantara. Nabila mengisi orasi selebrasi di lapangan kampus ditemani oleh tiga srikandinya yaitu Dea, Cindy dan Nadya. Di tempat lain, para anggota BD menggunakan pakaian putih sebagai bentuk belasungkawa. Setelah upacara dukacita, Riky ke kampus lalu melihat ke lapangan dengan penuh dendam. “Awas lo Nab. Gue ga akan kasih ampun lagi.” Riky berlalu dari keramaian. Beberapa meter kemudian, ia bertemu Sofi sedang menjaga sekre BEM. Riky kemudian memberi kode untuk mengobrol di sebuah tempat. Kemudian mereka berdua bertemu di sebuah kamar hotel milik salah satu anggota BD.

“Bener dugaan gue. Ini semua ternyata ulah ketua lo.” ujar Riky. “Dia punya temen satu jaringan SMA dan dia pandai bikin peledak. Bom segitu masih enteng buatnya.” ujar Sofi sambil menghisap shisha. “Sialan ! Kali ini dia sama adeknya bakal gue bikin nyesel udah main-main sama BD.” ujar Riky. “Tenang tuan… aku akan bantu tapi jangan lupa ya.” Sofi memegang tangan Riky. “Lupa apa ?” ujar Riky. “Mmmhh…. Itu… pengen…” Sofi melihat ke selangkangan Riky. “Heh… kebetulan gue juga mau lampiasin kekesalan gue.” ujar Riky sambil mengelus kaki Sofi yang terbungkus legging. “Tapi jangan kasar-kasar yah…” Sofi kemudian bangkit lalu melepas semua pakaiannya kecuali jilbab warna krem. Ia lalu berbaring di ranjang sambil melebarkan kedua kakinya.

Riky kemudian melepas pakaiannya lalu menidih Sofi. Penisnya langsung ia sodokkan ke vagina Sofi. “mmmaaggh…” desah Sofi. Riky kemudian dengan penuh nafsu menggenjot penisnya keluar masuk diiringi erangan Sofi. “Auhh… pelan donghh… aaiihh..” Sofi menahan serangan bertubi-tubi Riky. Riky semakin bernafsu memaju mundurkan penisnya. “Nabila !! Bangsaatt !! Gue hamilin lo nanti !!! Ajg !!!” umpat Riky. Beberapa menit kemudian, Riky menidih Sofi dan dengan nafsu menyodokkan penisnya yang menyemburkan sperma di dalam vagina Sofi. Kemudian mereka berdua tertidur sambil berpelukan.

……….

Bulan ini Kampus Pelita Nusantara disibukkan dengan ujian akhir semester. Seluruh kegiatan mahasiswa berhenti sementara selama dua minggu. Beberapa hari sebelum UAS, jauh sebelum penyerangan ke markas BD kampus Pelita Nusantara mengadakan debat dan kampanye terbuka. Hampir sepanjang koridor tiap fakultas terpampang dua buah poster kampanye pemilihan pengurus tahun berikutnya. Seperti sebelumnya, persaingan kaum agamis dan kaum party kembali panas. Nabila dkk beserta organisasi rohani mengusung Nadya, sementara kubu seberang mengusung Wann yang sengaja menunda kelulusannya. Saat hari terakhir UAS, mahasiswa menggunakan hak suara dalam pemilihan tersebut. Hasil pemilihan akan diumumkan seminggu sebelum masuk semester baru. Sebelum pengumuman, Riky dan kawan-kawan melaksanakan rencana untuk mengakhiri aksi Nabila hingga seluruh anak buahnya.


Di sekretariat BEM



Nabila beserta para srikandinya menunggu hasil penghitungan suara dengan optimism tinggi. Ia yakin kubunya akan kembali memenangi pemilihan dan memberantas semua kegelapan di kampus. Ditambah lagi calon yang mereka ajukan adalah Nadya yang dikenal pandai berbaur dengan semua kalangan di kampus. Sedang asyik mengobrol, hp Nabila berbunyi lalu ia melihat nomor tidak dikenal menelponnya. Nabila kemudian izin keluar sebentar lalu menerima telpon tersebut.

“Halo Nabila sayang. Apa kabar ?” suara samar muncul dari telepon itu. “Mohon maaf. Ini siapa ya ?” ujar Nabila. “Masa ga kenal aku sih. Aku ini pacarmu Raharjo.” ujar suara di seberang. “Kamu jangan becanda. Dia sudah mati. Ini pasti anggota BD. Menyerah saja kalian, senior kalian sudah tidak ada.” ujar Nabila dengan nada kemenangan. “Oh gitu… *ssrkkk *srrkkk.. Nab… tolongg… “ suara di telepon kemudian berubah menjadi suara seorang gadis yang meminta tolong. “Ini… ga mungkin… Dini ?” suara Nabila menjadi merendah. “Kita udah tau siapa yang bikin senior kita tewas. Lo sekarang mending gausah macem-macem lagi.” suara di seberang berubah menjadi agak rusak. “Kalian kurang ajar ! Dimana posisi kalian ! Jangan apa-apakan dia !” ancam Nabila. “Oh… mau nyamper. Lo ke kontrakan Dirman malam ini kalo mau temen lo hidup. Ohiya, lo harus datang sendiri kesini. Kalo lo bawa srikandi kebanggaan lo, temen lo ini bakal gw sisain kepalanya aja. Hahahah….” Suara telpon itu kemudian terputus.

Nabila kemudian masuk kembali ke ruangan BEM tanpa mengucap satu kata pun. Saat di rumah setelah isya, Nabila memakai tas berisi sejumlah alat perlindungan diri. Ia memakai hijab panjang dengan atasan dan celana panjang longgar serba hitam. Ekspresi wajah Nabila seperti sedang marah bercampur dendam. “Kak Nab mau kemana ?” ujar Nadya. Nabila tidak menjawab dan langsung pergi keluar naik motor. Nadya yang penasaran diam-diam mengikuti Nabila menggunakan ojol. Sesampainya di kontrakan Dirman yang gelap dan sepi, Nabila memarkir motornya kedalam halaman kontrakan Dirman. Nadya berhenti jauh dari gang menuju kontrakan Dirman lalu ia jalan beberapa puluh meter di belokan sambil was-was.

Setelah Nabila memarkir motornya di dalam, Ia langsung menuju pintu depan dan menggedornya. “Masuk aja. Ga dikunci.” ujar suara di seberang. Nabila membuka pintu lalu merangsek masuk. Di dalam banyak laki-laki yang sedang bermain kartu, bermain gitar dan ada juga yang sedang mabuk-mabukan. Dirman dan Riky yang melihat kehadiran Nabila langsung turun dari lantai dua. “Selamat datang di istana gue. Lo dateng sesuai janji kan ?” ujar Dirman. “Iya. Sekarang lepasin Dini dan biarkan ia pergi dari sini.” ujar Nabila tegas.

Dirman kemudian menepuk tangannya kearah sebuah pintu. Pintu tersebut kemudian terbuka lalu dua orang bertubuh besar keluar dari ruangan tersebut sambil menyeret seorang gadis yang terikat dan dalam keadaan pingsan. kondisi tubuhnya tanpa pakaian lalu banyak bekas cambukan serta sisa sperma yang menetes dari mulut, vagina dan anusnya. Payudaranya juga sedikit bengkak dan putingnya terdapat bekas luka. Orang besar yang bernama Ji kemudian melempar tubuh Dini ke hadapan Nabila yang mematung. “Dini ! Kalian apakan dia !” ujar Nabila marah sambil mengusap Dini. “Yah kita cuma main-main sedikit sama dia. Btw, anaknya agresif juga bos sampe lemes gue.” ujar salah satu orang bernama Jo. “Dia ga akan mati kok. Paling jadi doyan ngentot aja.” ujar Ji sambil tertawa. Nabila kemudian menghampiri Ji lalu ia memukul wajah Ji hingga bibirnya berdarah. Jo yang mulai emosi kemudian memegang tangan Nabila lalu ia lempar hingga menubruk tembok. “Ugh…” Nabila memegangi bahunya yang menghantam tembok cukup keras. “Sabar Jo, gue ga apa-apa.” ujar Ji sambil mengelap darah di bibirnya. “Power lo boleh juga.” ujar Ji. Kemudian Dirman menyuruh Jo menyeret Dini masuk ke kamar kembali. “Kalian ! kembalikan Dini !” ujar Nabila yang berusaha bangkit. Ji kemudian merenggut jilbab Nabila lalu menariknya. “Lo kalo mau temen lo selamat harus bikin gue ngecrot. Kalo lo menang, temen lo bakal kita lepas dan kita pergi dari kota ini selamanya.” ujar Ji. “Waduh, selir gue bakal hancur nih.” bisik Riky pada Dirman. “Lo tenang aja.” Ujar Dirman. “Gue kasih waktu lo tiga hari buat latihan sebelom ketemu di villa X. Kami jamin temen lo ga akan kita apa-apain selama tiga hari itu sampe pertandingan selesai. Lo boleh bawa temen-temen lonte lo.” ujar Ji. “Sekarang lo pulang dan kita ketemu lagi di villa X.” ujar Dirman. Nabila kemudian pulang dari kontrakan Dirman sambil memegangi tangannya. Di perjalanan, Nabila dua kali hampir jatuh dari motor karena sakit.

Keesokan harinya, Nabila dkk melakukan rapat koordinasi dan briefing untuk acara perpisahan pengurus. Ia melihat timeline kerja acara yang ternyata bersamaan dengan acara ke villa X. Setelah rapat berakhir, Nabila memanggil Dea dan membisikkan sesuatu. “Eh, kok mendadak gitu ?” ujar Dea. “Udah ikutin aja. Bilang alasannya kita para atasan ada urusan penting.” ujar Nabila. “Tapi kamu yakin mau kesana ? Itu kan…” ujar Dea terputus setelah melihat ekspresi serius Nabila. “Oke… aku langsung jarkom ke anak-anak. Tapi aku mau nanya serius. Kenapa kamu mau ke tempat yang paling kamu benci sedunia itu ?” ujar Dea. “Aku harus kesana. Kamu, Cindy, Nadya, Sofi dan Ratu juga.” ujar Nabila. “Oke-oke… aku akan bilang di grup PI sekarang.” ujar Dea. “Makasih banget Dea. Kamu memang sahabat aku.” Nabila kemudian memeluk Dea lalu pulang untuk berkemas.
Manteb..tapi kentang lg suhu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Maaf suhu marcioz, apa mungkin ada part yg ketinggalan ya?tiba2 udah di bom aja markas BD..sekalian request kalo bisa adegan si Dini diperkosa dan disiksanya bisa didetailin biar bs bikin crottt:ampun:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd