Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bertahan Hidup

Status
Please reply by conversation.
Mantab bener imajinasinya om. Detail pengambaran dan istilah mudah dipahami.
Izin pantau trus om
 
Mata Air yang Tercemar

Seorang wanita pertapa paruh baya terlihat sedang duduk bersila, tak sedikitpun terdapat gerakan dari anggota badannya.

Ia bernama Kalea, kulitnya berwarna putih kehijauan, terdapat beberapa bintik hitam karena racun di sekujur tubuhnya, ia juga sedikit berjamur dan berlumut karena saking lamanya bertapa.

Tubuh telanjangnya terduduk diantara bebatuan yang berlumut, diantara bebatuan tersebut mengalir mata air yang amat jernih mengenai langsung ke salah satu payudaranya yang terpampang bebas.

Pertapa tersebut tak sempat mengganti pakaiannya, karena jika saja ia beranjak dari tempat itu, maka masalah besar akan terjadi, sehingga pakaiaannya lebur seiring berjalannya waktu bertapa selama puluhan tahun.

Beberapa burung hinggap dengan tenang di pundak dan kepalanya, seakan tak menghiraukan ancaman dari elf paruh baya tersebut.

Tempat ini begitu menyeramkan, berkabut misterius, padat dipenuhi oleh pepohonan hingga pertapa tersebut tersamarkan dengan amat sempurna, keberadaannya tak mungkin disadari jikalau saja ia tak bergerak atau bersuara.

Ia duduk bersila di atas sisa-sisa akar pohon raksasa yang permukaannya kini datar karena pohon tersebut telah lenyap.

Tempat menyeramkan ini dikenal dengan sebutan Bukit Kesedihan.

Seperti namanya, bukit ini senantiasa memancarkan mata air secara terus menerus seperti air mata seseorang yang tengah bersedih, yaitu sumber mata air utama yang nantinya akan mengalir dan beredar ke seluruh tanah Borneo.

Namun naasnya, mata air di tempat ini telah tercemar, itu adalah alasan Kalea berusaha mati-matian untuk memurnikan mata air di tempat ini semenjak dahulu kala.

Sampai pada seminggu yang lalu tubuhnya sudah berada pada ambang batasnya, kekuatannya semakin berkurang seiring dengan energi kehidupannya yang menipis karena senantiasa menyerap racun yang seharusnya bercampur dengan mata air.

Karena kondisi tubuhnya yang memburuk, beberapa air yang belum termurnikan bocor lalu mengalir ke sungai kecil menuju suku Fenrir, entah apa yang terjadi pada mereka karena kejadian ini.

Tempat menyeramkan ini berjarak hanya sekitar satu kilometer dari perkampungan Fenrir, seseorang yang tak diinginkan di tempat ini akan kebingungan serta akan mengalami hal-hal di luar nalar diantaranya berhalusinasi, gila, bahkan bisa-bisa depresi lalu bunuh diri.

Anomali aneh tersebut muncul karena sisa-sisa serangan sihir ruang dari Dark Elf Maripossa di masa lalu, peristiwa tersebut terjadi sebelum penyihir kuat itu kehilangan raganya.

Kaum yang sering terpengaruh anomali aneh tersebut adalah warga Fenrir.

Pengaruhnya begitu terasa kepada warga Fenrir karena mereka adalah warga yang terdekat, berkemungkinan paling besar menghirup kabut misterius dari bukit kesedihan.

Di samping itu mulai seminggu yang lalu, penduduk Fenrir juga minum air langsung dari mata air tercemar yang sebagiannya belum dimurnikan oleh pertapa, konsumsi air tercemar tersebut secara terus menerus berkemungkinan menyebabkan sebagian besar suku serigala menjadi buas.

Mereka warga Fenrir yang selalu meminum mata air tercemar ini berkemungkinan menjadi semakin liar dan sifatnya akan lebih dominan dikendalikan oleh nafsu.

“Kita sampai” ucapan burung kecil yang menuntun langkah kaki Lina sampai di tempat menyeramkan itu.

Gemercik suara aliran air yang mengalir melewati tubuh pertapa mengiringi perbincangan mereka.

“Perkenalkan, namaku Mir, sebenarnya aku adalah nature sylph yang menjelma menjadi burung” lanjut hummingbird kecil yang terlihat kelelahan.

“Uhuk-uhuk . . . Kau telah pulang Mir?” ucap wanita tua yang baru saja membuka matanya lalu berbicara, namun anggota tubuhnya yang lain masih saja diam tak bergerak.

Pertapa Kalea terbatuk-batuk, sepertinya tubuhnya sudah diambang batasnya, kemampuannya menyerap racun berangsur-angsur kian melemah.

“Ya, aku telah kembali, lihat siapa yang aku bawa ini pertapa tua kukukuku!” ucapan Mir yang kemudian mengubah tubuhnya menjadi bentuk sesungguhnya yaitu sylph berwarna hijau tua bersayap tipis khas peri pemelihara alam.

“Siapa dia?” tanya pertapa karena penasaran.

“Namanya adalah Lina, ia adalah water priestes, pengguna pusaka kalung pemurnian, dia pasti bisa menyembuhkanmu” penjelasan Mir kepada pertapa.

“Pe . . . perkenalkan, nama saya Lina, sebenarnya apa yang bisa saya bantu?” ucap lina mencoba memperkenalkan diri, namun ia juga masih bingung, takut, dan gelisah dengan keadaan.

“Aku paham, kau pasti adalah salah satu dari pembuka gerbang piramida Bjarki, tak bisa kubayangkan berapa penderitaan yang telah kau alami Lina sampai bisa menyelesaikan rintangan piramida itu. . .“ ucapan pertapa yang kagum dengan Lina.

“Bagaimana anda bisa mengetahuinya?” tanya Lina heran dan penasaran.

“Aku sangat tahu karena sesungguhnya aku dahulu adalah salah satu warga Eikhtyrnir yang rajin mempelajari perkamen tua peninggalan leluhurku bersama pertapa agung Sage Ewien Veleinor, uhuk uhuk uhuk” ucapan pertapa.

“Jangan buang-buang waktu, aku mohon cepat sembuhkan dia Lina!” ucapan Mir khawatir dengan kondisi Kalea yang semakin memburuk.

“Tunggu, berarti kau tadi membohongiku Mir?”

“Kau bilang anak-anakmu sedang dalam bahaya, tapi mana? Tak satupun aku melihat anak-anak sylph di tempat ini” protes Lina.

“Maafkan aku, sepertinya bahasa kita sedikit berbeda, aku adalah peri alam, sehingga lumut, pohon, burung, semuanya ku sebut dengan anakku” ucapan Mir menjelaskan.

“Oh jadi begitu, baiklah akan kulakukan sebisaku” lanjut Lina.

Lina segera memusatkan konsentrasinya, ia fokus, bermohon kepada dewa air Denif.

Liontin yang dikenakannya memancarkan cahaya biru, lalu sekujur tubuh Lina diselimuti oleh air jernih.

Kedua tangannya mendekat ke arah mata air yang berada tepat di atas pertapa Kalea.

Tak lupa ia mengusap seluruh tubuh pertapa untuk menyembuhkannya dari racun.

“Luar biasa, baru hitungan hari kau miliki pusaka suci itu, namun kau sudah sangat terampil menggunakannya, pasti ini takdir” decak kagum pertapa ketika ia diobati.

Secara ajaib, seketika Kalea sembuh dengan kemampuan pemurnian dari Lina, racun dalam tubuhnya menghilang, bintik hitam di tubuhnya kini juga menghilang, tak terdengar lagi batuk dari mulutnya.

“Terimakasih Lina” ucap pertapa begitu ia sembuh, Kalea sehat kembali, namun anehnya racun masih terus mengalir dari mata air tersebut, tapi tak apa, setidaknya pertapa Kalea kini dalam kondisi sehat, ia dapat menyaring racun itu kembali seperti sedia kala.

“Sepertinya dugaanmu benar Mir! sumber racun itu berada di kedalaman tanah, bahkan dengan kemampuan Lina sekalipun masih belum cukup mencapai akarnya” ucap Kalea.

“Sudah ku bilang kan, satu-satunya cara untuk memurnikan mata air ini secara total adalah dengan cara itu” ucap Mir.
“Tapi degan cara itu akan sangat berbahaya Mir!” tegas Kalea.

Sementara itu di tempat lain Ardian tengah sibuk mencari jejak Lina, jejaknya lumayan jelas karena terdapat salju.

Jejak kaki Lina mengarahkan mereka menuju ke lembah kesedihan.

Beberapa kabut asap misterius menyelimuti tempat tersebut.

“Tunggu tuan, jangan hirup asap itu, ada sesuatu yang aneh” ucap Lizbeth memperingatkan.

“Sebaiknya kita cari jalan lain!” usulan Sariel.

Lalu akhirnya ketiganya menelusuri pinggiran bukit Kesedihan, sampai langkah kaki mereka memasuki lembah wilayah suku Fenrir.
“Auuuuuuuuuuuu” suara serigala yang bersahut sahutan di tanah yang lebih tinggi.

“Grrrrrrrrr” suara dari balik semak, mereka bertiga ternyata dikepung oleh beberapa serigala raksasa, tubuhnya besar dan bentuknya cenderung tidak normal, mereka adalah Warewolf.

“Llie ira vena nuo essere emeso vien dal, lupus” ucap mantera penjinak hewan Lizberh yang biasanya ampuh, namun kali ini sepertinya tak mempan, bahkan ia mengulanginya sampai dua kali namun serigala-serigala itu masih tetap saja menggeram tak bergeming.

“Ini aneh, baru pertama kali ini manteraku tidak bekerja untuk menjinakkan hewan” keluh Liz dalam hati.

Tubuh Ardian, Lizbeth, dan Sariel segera merapat, membentuk segitiga bertahan saling memunggungi, mereka bertiga waspada dan bersiap menyerang dengan masing-masing senjatanya apapun nanti yang muncul dari balik semak tersebut.

“Srek” suara dari balik semak.

Pertahanan mereka bertiga mengendur karena tiba-tiba dari balik semak muncul seorang wanita yang sudah cukup berumur, namun parasnya masih saja cantik, di tangan kanannya terdapat senjata Scythe, sedangkan tangan kirinya senantiasa merapatkan dua jari.

Scythe merupakan sabit raksasa yang biasanya digambarkan sebagai senjata dewa kematian, sedangkan dua jari yang dirapatkan merupakan teknik totok rahasianya.

“usss usss usss usss usss tenang serigala-serigala manisku!” ucapan wanita tersebut menenangkan serigala-serigala buas yang menggeram, lalu ia menyenderkan scythe nya di pepohonan.

Tangannya lalu menjulur seakan mengajak berjabat tangan dengan Ardian, namun tak disangka, ternyata ia malah mengeluarkan jurus totok “Wolf Art: Twin Claw”.

“Wolf Art: Twin Claw” ucapnya sambil mendaratkan totokan.

Wolf Art: Twin Claw merupakan teknik totok rahasia yang dapat menghentikan kemampuan otot untuk bisa bergerak, serangannya dapat seketika menghentikan aliran chakra membuat korbannya seketika lumpuh kaku tak bisa bergerak.

“tok . . . tok . . . tok . . .” tiga totokan mendarat di leher Ardian, Sariel, dan Lizbeth, sehingga tubuh mereka diam tak bergerak.

Senjata pedang, wand, dan cermin pun jatuh ke tanah karena tangan ketiganya kaku seketika saat itu juga.

“Perkenalkan namaku Ratu Burbuja, pemimpin suku Fenrir, karena kalian telah berani memasuki wilayah Fenrir secara diam-diam, maka aku akan menginterogasi kalian!” ucapnya sambil tersenyum sinis.

“Aku akan memperkenalkan kelima serigala terbaikku ini, anggap saja sebagai kebaikan hatiku memperkenalkan mereka sebelum kalian kubunuh, dia adalah Locky, Blacky, Sguza, Mewa, dan Neil”

“Tunggu sebentar, ush ush ush ternyata kau tampan juga ya . . . ” ujarnya sambil menggelengkan kepala, sedangkan tangannya membelai wajah Ardian.

Secara tak terduga lidahnya sendiri dijulurkan, kemudian menjilati bibir Ardian dengan lidahnya yang basah.

“Ashhh nikmatnya bibir pemuda tampan ini” ujarnya sambil mendesah, Ardian masih dalam kondisi tak bisa bergerak.

Wanita tersebut sepertinya telah terkontaminasi sumber mata air misterius dari bukit kesedihan sehingga membuatnya selalu dikendalikan nafsu.

“Kalau begitu akan kubunuh kedua wanitamu dahulu lalu setelah itu kita akan bercinta sampai puas” perkataan Burbuja yang kini sudah mengambil senjata scythe miliknya.

“Tunggu-tunggu nanti malam kan bulan purnama, waktu puncak di musim kawin mereka, sperma mereka pasti sedang matang-matangnya, kalau begitu sebelum aku bunuh aku akan menggunakan dua gadis ini sebagai pemuas nafsu para warewolf kesayanganku hahahaha” ujar Burbuja sambil tertawa.

“Wahai anak-anakku, perkosa saja kedua gadis itu, kalian bebas mengawininya di semua lubang! Buat diri kalian puas, pastikan sperma di buah zakar kalian habis sampai tak tersisa!” perintah Burbuja pada para warewolf yang berjumlah lima ekor.

Para warewolf kegirangan, wujudnya yang tadinya murni serigala besar kini berubah menjadi manusia serigala yang bisa berjalan dengan dua kaki, dada mereka bidang berbulu, tangan mereka memiliki kuku yang tajam.

Mulut kelima warewolf itu terbuka, lidahnya menjulur meneteskan beberapa air liur saat melihat dua wanita cantik diam pasrah seperti patung.

Mereka seret Sariel dan Lizbeth ke pangkuan mereka, lalu mereka robek-robek pakaian anggun mereka berdua sampai tak bersisa.
Payudara Lizbeth sungguh sangat menggoda, postur tubuhnya yang lebih pendek daripada Sariel membuat dirinya menjadi sasaran pertama.

Begitu mudahnya vaginanya dimasuki alat kelamin warewolf yang tak kalah besar dengan milik Ardian.

Vagina Lizbeth sesak karena di hujam-hujam secara brutal oleh para warewolf secara bergantian, air liur mereka yang menjijikkan sering kali mendarat di rambut pirangnya dan tubuhnya yang mulus hingga tubuhnya mengkilap.

“Ash . . .Ouuugh” ucap desah Lizbeth saat dihujam paksa kelima warewolf secara bergantian tanpa jeda.

Tubuhnya sama sekali tak bisa bergerak, hanya mulutnya yang bisa mendesah saat merasai vaginanya ditusuk-tusuk secara bergiliran.
“Grrrrrrrrhhh” terdengar hanya geraman dari mulut warewolf yang sedang merasai kenikmatan.

Bentuknya lonjong, berurat, dan berwarna merah terang, dari ujungnya selalu mengucur cairan putih yang menjijikkan.

Salah satu warewolf menyeret tubuh Sariel, kakinya yang jenjang membuat nafsu salah satu warewolf itu memuncak, ia jilati seluruh bagian kaki milik Sariel sampai basah merata.

Alat kelamin warewolf yang menegang tak sabar ingin segera dipuasi oleh Sariel, ia sodorkan kelaminnya yang besar ke arah mulut Sariel, dari pucuknya juga menetes cairan putih seperti rekan warewolf lainnya.

Wajah Sarie berpaling karena menolak namun tetap saja batang kelamin itu dijejalkan secara paksa di mulut Sariel.

“Hoek hoek” terdengar suara seperti orang muntah dari mulut Sariel karena bau anyir, namun para Warewolf tak memperdulikannya, salah satunya malah semakin semangat menghujamkan batang kelaminnya di mulut Sariel.

Warewolf lainnya terlihat sedang menghujam paksa anus Sariel, lalu memaju mundurkan batang kelaminnya secara cepat dan brutal.
“Jruotttt Jruooot Jrooot” sperma mereka satu persatu akhirnya keluar.

Mulut Sariel terbatuk-batuk karena tak mampu menampung deposit sperma yang keluar di mulutnya, warewolf lainnya mengeluarkan spermanya ke anus Sariel.

Sedangkan Lizbeth dikepung tiga warewolf, mulut, anus, dan vaginanya sedang dibombardir secara cepat lalu akhirnya,
“Jruooot Jruuuoot Jruuuoot” ketiga sisanya mengeluarkan spermanya ke masing-masing lubang milik Lizbeth sampai meleleh karena saking penuhnya.

Kelima warewolf tersebut amat puas setelah menuntaskan hajatnya di musim kawin mereka.

Namun kedua gadis tersebut kelelahan, dari lubangnya masih mengalir sperma-sperma kental, pakaiannya sudah robek-robek tak bersisa.

Lizbeth dan Sariel masih terkapar lemas,tubuh mereka masih tak bisa bergerak karena pengaruh totok Burbuja si ratu Fenrir.

Ia berusaha lepas dari totokan Burbuja dengan memusatkan energinya ke tangan sebelah kanan.

“Jika saja aku bisa meraih tongkatku” ucapan Lizbeth di dalam hati sambil telapak tangan kanannya bergerak-gerak.

Sementara itu di sudut lain, Ardian kembali ditotok bagian bawah pusarnya, totokan untuk menyuplai darah ke alat kelaminnya.

Efeknya, alat kelamin Ardian yang tadinya tidur karena khawatir dengan para gadis kini seketika menjulang ke atas setelah ditotok Burbuja, batangnya menjadi kaku sempurna.

“Asssh keras sekali” ucapan Burbuja sambil menjilati kelamin Ardian.

Burbuja menelanjangi tubuhnya sendiri lalu vaginanya ia arahkan tepat ke arah batang Ardian yang mengeras.

“Lalu ia menghentak-hentak dengan gerakan naik turun karena tubuh Ardian kini dalam posisi terlentang.

“ashh ahh ouuuhh enak . . . aaaahh ouuhh” racau Burbuja.

Terkadang ia ciumi mulut Ardian yang diam, ia jilati sekujur tubuh Ardian lalu setelah lama melakukan gerakan naik turun akhirnya ia sampai.

“Syuuuuurrrrrr” cairan hangat mengguyur batang kemaluannya, sensasi hangat itu akhirnya juga mengantarkan Ardian pada orgasmenya yang hebat.

Tubuhnya masih kaku tak bergerak namun bokongnya mengejang hebat ke arah atas lalu “crot crot crot” sperma Ardian mengisi rongga rahim milik Burbuja.

Tuntasnya ejakulasi hebat tersebut meyebabkan kaki Ardian lepas dari totok pelumpuh, kini kedua kakinya dirasanya dapat digerakkan, namun tubuh bagian atasnya masih tak bisa digerakkan.

Terbesit kepuasan pada semua orang di tempat itu, namun Burbuja tiba-tiba bangkit dari duduknya, menyebabkan sebagian sperma Ardian meleleh keluar.

Tak disangka ternyata ia mengambil scythe miliknya lalu mengayunannya.

“Swush . . . Splash . . .”

“Dia sangat cepat, tidak Sariel . . . !” ucapan Ardian dalam hatinya melihat gerakan tebasan scythe ke leher Sariel.

Burbuja masih telanjang bulat mengayunkan senjatanya dengan cepat kepada Sariel, ia tebas leher Sariel sampai mengeluarkan darah, sampai Sariel mengejang menjelang kematiannya.

Tebasan Burbuja amatlah cepat, namun mata Lizbeth bisa melihatnya seperti slow motion.

“Tuan . . . tolong gunakan kaki anda untuk meraih tongkat milik saya, arahkan tongkat tersebut pada saya” bisikan Lizbeth kepada Ardian dengan menggunakan kemampuan telepatinya.

“Degh” perasaan Ardian menyadari ada bisikan dari Lizbeth, ia kesampingkan dahulu rasa sedihnya kehilangan Sariel, ia gerakan kakinya untuk menendang tongkat meteor milik Lizbeth selagi sempat.

“Prang” suara tendangan kaki Ardian.

Tendangan tersebut menyebabkan tongkat Wand tersebut terlempar sampai ke arah Lizbeth, namun masih berjarak sekitar satu jengkal dari tangan kanannya.

“Ayolah . . .” ucapan Lizbeth dalam hati sambil tangan kanannya berusaha meraih tongkat Wand milikya.

“Cek” setelah beberapa detik berusaha keras akhirnya ia dapat meraih tongkatnya.

“Splash” ia tusukkan keras-keras bagian bawah tongkatnya yang cukup runcing ke arah kakinya sendiri sampai berdarah untuk membangunkan Beatrice secara paksa.

Sedetik kemudian ia bisa bergerak karena Beatrice berhasil mematahkan totok jari kembar milik Burbuja di tubuh Lizbeth, namun sepertinya terlambat, scythe berlumur darah Sariel itu kini mengarah juga ke lehernya.

“Swish” . . .

Mata kiri Lizbeth tiba-tiba terbuka lebar saat scythe itu mencapai lehernya.

Lalu keadaan menjadi aneh, tiba-tiba Ardian, Lizbeth, dan Sariel kembali berada di tempat semula saat ia menggunakan posisi bertahan membentuk segitiga sama persis seperti di awal tadi.

Hanya saja tiba-tiba Lizbeth terduduk bertumpu pada tumitnya karena kehabisan energi setelah menggunakan sihir pengulang waktu, mata kirinya kini tertutup karena dirasanya amat perih.

Waktu kembali berulang, ini merupakan efek dari sihir waktu yang dimiliki Lizbeth, yang menyadari terulangnya waktu ini hanyalah Ardian, Lizbeth, dan Sariel.

Ia menyadari teknik ini setelah membaca seluruh isi matera sihir ruang dalam dark grimore milik Maripossa saat di Bjarki.

“Ruang itu tak terdefinisi, sedangkan waktu itu tak terhingga” kalimat yang selalu diingat Lizbeth, kalimat yang memberinya petunjuk melakukan lompatan waktu.

Baru kali pertama ia melakukannya bermodalkan nekat, namun syukurlah kemampuannya ternyata berguna juga walaupun efek sampingnya ternyata berat juga, namun sepertinya itu sepadan antara fungsi dan efeknya.

Kejadian kembali terulang,

“Grrrrrrr” suara dari balik semak.

“usss usss usss usss usss tenang serigala-serigala manisku!” ucapan Burbuja yang kemudian meletakkan Scythenya di pepohonan.

Tangannya lalu menjulur seakan mengajak berjabat tangan dengan Ardian, namun untuk sekarang berbeda, Ardian segera tangkis lalu mengunci tangan milik Burbuja.

“Wolf Art: Twin Claw, kau berniat menggunakan jurus itu kan Burbuja?” perkataan Ardian.

“Bagaimana kau bisa tahu jurus rahasiaku dan juga namaku?” ucapan Burbuja terkaget heran karena ada orang asing yang tahu nama dan jurus rahasianya, bahkan laki-laki didepannya itu bisa menebak serangan tipudayanya.

Locky, Blacky, Sguza, Mewa, Neil” keluarlah kalian!” ucapan Sariel dengan nada tinggi, tatapan matanya amat dendam pada kelima serigala tersebut karena di waktu lain tadi merekalah yang memperkosa Sariel.

“Tenanglah Sariel! Sepertinya kini saatnya kita balas dendam!” ucapan Ardian sambil tertawa sinis, sesuatu hal mesum nan kejam tengah melintas di pikirannya.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd