praharabuana
Guru Besar Semprot
Samar-samar lantunan lagu berbahasa Jepang milik L'arc~en~ciel terdengar dari ruang tengah, tentunya dari speaker televisi yang sedang ditonton Bapak dan Ibu. Diam-diam, aku tertawa geli.
Sekarang Bapak dan Ibu jadi penggemar lagu-lagu beraliran japanese rock, ya? batinku. Tertulari aku, yang memang udah sejak lama tertarik dengan budaya Jepang?
Namun, dugaan di dalam hatiku tentang Bapak dan Ibu segera teralihkan oleh fakta betapa aku tahu benar makna dari lirik lagu yang tengah berkumandang dari televisi di ruang tengah tersebut.
Tooku no kaze wo mi ni matou
Anata ni wa todokanai
Kotoba narabete mite mo
Mata shisen wa dokoka mado no mukou
[aku bersembunyi dalam pikiran yang jauh
aku tidak dapat menggapai dirimu
meskipun kunyatakan perasaanku dengan kata-kata
matamu masih memandang ke luar jendela]
Anata ni wa todokanai
Kotoba narabete mite mo
Mata shisen wa dokoka mado no mukou
[aku bersembunyi dalam pikiran yang jauh
aku tidak dapat menggapai dirimu
meskipun kunyatakan perasaanku dengan kata-kata
matamu masih memandang ke luar jendela]
Kurang apa lagi aku ini, Kang? tanyaku di dalam hati. Apakah pembuktian tentang perasaan aku terhadap Akang, masih kurang?
Seingatku, aku sudah berusaha keras untuk fokus dengan hubungan yang telah hampir setahun kujalin dengannya. Berusaha meyakinkannya, bahwa saat ini, dirinya adalah pengisi terbesar hatiku. Berusaha meyakinkannya, bahwa masa laluku hanyalah pemanis belaka, yang tak pernah lagi kugunakan sebagai penyedap utama hidupku.
Megurikuru toki ni
Yakusoku wo ubawaresou
Kono ryoute sashinobete mo
Kokoro wa hanarete
[seiring berubahnya musim, janji kita pun memudar
meskipun kubuka tanganku padamu,
hatimu akan tetap menjauh]
Yakusoku wo ubawaresou
Kono ryoute sashinobete mo
Kokoro wa hanarete
[seiring berubahnya musim, janji kita pun memudar
meskipun kubuka tanganku padamu,
hatimu akan tetap menjauh]
Tapi kenapa hati Akang tetap menjauh? lirih hatiku. Kenapa... meski senyum Akang selalu hadir saat bersamaku, tapi hal tersebut nggak lantas bikin hatiku nyaman?
Why do you stare at the sky
with your blurry eyes?
[Mengapa kau menatap langit
dengan mata burammu?]
with your blurry eyes?
[Mengapa kau menatap langit
dengan mata burammu?]
Ya, kenapa Akang terus menatap langit dengan bola mata yang buram itu? tanya hatiku lagi. Akang menangisi masa lalu yang udah menjauh? Akang menangisi kegagalan di masa lalu itu? Akang menangisi… dia?
+ + + + + + + + +
+ + + + + +
+ + + + + +
+ + + + + + + + +
+ + + + + +
+ + + + + +
Terakhir diubah:
