Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Cerita Pendek: BIDUAN ORGAN TUNGAL

Sumandono

Tukang Semprot
Daftar
7 Nov 2019
Post
1.148
Like diterima
20.135
Lokasi
Bandung
Bimabet
BIDUAN ORGAN TUNGGAL

Malam itu, kami menghadiri resepsi pernikahan atasan kami yang menikahkan putrinya di sebuah gedung. Aku dan teman-teman yang masih bujangan, datang bergerombol dengan menggunakan mobil kantor. Acaranya sangat meriah dan makanannya enak. Para biduannya cantik-cantik dan seksi-seksi.

Semakin malam, acara semakin meriah. Kedua mempelai dan rombongan keluarga telah meninggalkan tempat, tapi MC acara mengumumkan kepada para tamu undangan untuk tidak meninggalkan tempat karena acara hiburan akan terus berlanjut sampai jam 12 malam.

Teman-temanku banyak yang berloncatan ke panggung untuk berjoget dengan para penyanyi tapi aku tidak ikut. Aku tidak bisa berjoget dan aku orangnya agak pemalu. Jadi aku duduk manis saja memperhatikan tingkah mereka.

Tiba-tiba datang seorang pria paruh baya, usianya mungkin sekitar 55 tahun, duduk di sampingku. Mungkin dia dari divisi lain atau kerabat dari mempelai, aku tak tahu. Tapi dia kelihatannya simpatik walau tampak agak tua. Dia menawariku rokok dan mengajakku berbincang ringan.
"Semuanya ada berapa biduan, coba tebak?" Katanya.
"Mungkin, 4 atau 5." Kataku.
"Tidak, semuanya ada 6 orang. Tuh, ada yang sedang duduk ditangga sambil mengoleskan lipstik. Aku tahu namanya." Kata Si Bapak tadi.
"Bapak kenal?" Tanyaku. Dia tidak menjawab. Dia hanya tersenyum misterius.
"Biduan itu namanya Santi. Dia adalah istri pemain keyboard yang juga sekaligus pemimpin organ tunggal itu."
"O." Kataku.
"Sebentar lagi dia akan tampil, dia akan menyanyikan 3 lagu. Kalau lagu terakhirnya pemuda idaman, aku akan menemuinya di belakang panggung. Kalau lagu lain, aku akan pulang." Katanya.
Baiklah hadirin dan tamu undangan yang berbahagia, kini kami tampilkan seorang biduan Top kota Subang yang akan menggoyang dan memanaskan suasana malam ini, kami tampilkan dengan bangga... inilah Saannnntiiiiii....
Musik latar langsung menggebrak dan biduan masuk kepanggung dan itu meliuk-liukan tubuhnya
"Masih pengen lanjuttttt???"
"Laanjjuttttt...." Seru hadirin
"Inilah lagu pertama...Pengalaman Pertama..."

Si Bapak yang duduk di pinggir bersedekap tangan, sambil tersenyum dia menyaksikan aksi biduan itu. Matanya tak berkedip.

Biduan itu menggunakan tanktop mini terusan berwarna merah yang sangat seksi kontras dengan kulitnya yang putih. Setelah menyanyikan lagu kedua dia kemudian menyapa.
"Baiklah para hadirin dan tamu undangan semuanya... untuk lagu ke tiga saya akan membawakan sebuah lagu yang akan menggoyang kita...."
Aku sekilas melirik ke arah si bapak itu, wajahnya tampak menunggu-nunggu.
"Ayo semuanya ikut goyang ya... " terdengar musik latar khas tarling Cirebonan. "Pemuda idaman jadi imipian...."

Si bapak di sebelahku tiba-tiba tersenyum, dia bangkit dari duduknya dan pergi.
"Mari, dik."
"I ya, Pak. Mari."

Lagu itu cukup panjang, apalagi jika diulang-ulang. Sebelum lagu itu selesai, aku pergi ke toilet karena ingin kencing. Kulihat si bapak itu ke luar dari gedung dan berjalan ke arah sebuah rumah kecil yang merupakan tempat pengelola gedung ini tinggal. Kebetulan mobil kantor yang kami pakai diparkir persis di pinggir rumah itu.

Entah mengapa aku penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh lelaki setengah baya itu. Aku lalu mendekati Pak Iwan yang menjadi sopir dan meminjam kunci mobil.
"Aku mau istirahat di mobil, kalau nanti tertidur, gedor aja."

Pak Iwan menyerahkan kunci dan aku pergi ke mobil, masuk ke dalamnya. Tiba-tiba kulihat biduan itu berjalan dengan mengendap-endap, setelah celingukan sebentar lalu dia meneliti mobilku, aku cepat bersembunyi di balik jok. Dia menarik nafas lalu memasuki rumah itu.

Sekali lagi, karena penasaran, aku membuka pintu mobil dan menutupnya pelahan, kemudian aku berjalan ke belakang rumah itu dan mendekati jendela yang terang karena penerangan lampu di dalam rumah.

Dengan hati-hati aku mengintip mereka. Aku melihat Santi, biduan itu, dengan ganas menciumi lelaki setengah baya itu. Dia lalu melepaskan celana pendek minimnya yang berwarna merah dan sementara si lelaki setengah baya itu melepaskan celana pantalonnya sekaligus celana dalamnya. Edan!!! Ternyata kontol lelaki setengah baya itu sangat besar dan panjang.
"Cepat sayang, sebelum istriku datang." Katanya. Santi lalu membungkuk dan mengemut dengan nikmat kontol besar itu. Menjilati buah pelirnya dan menciumi batangnya.
"Sudah... sudah..." Kata si Bapak setengah baya itu.

Santi cepat berbaring di ranjang sederhana itu dan mengangkangkan pahanya.
"Jilmek dulu, Pak. Jilmek." pintanya. Si bapak itu kemudian menjilati memek biduan itu dengan cepat dan lahap. Setelah itu, barulah dia memasukkan kontolnya yang besar dan panjang ke dalam liang memek Santi. Dia mengewe biduan itu dengan berirama. Beberapa saat kemudian kulihat memek biduan itu memuncratkan suatu cairan yang membasahi batang kontol si bapak.
"Terusshhh.... pakkk... yang cepetthhhh.... lebih cepethhhh lahhgiiii.... oughhhhh.... akhhhhhhh.....aku ..... kelllluuarrrrr....."

Si bapak setengah baya itu terus menggenjot tanpa henti dan akhirnya dia memuncratkan pejuhnya di dalam memek biduan itu. Selama beberapa saat mereka terdiam.
"Enak, san?"
"Enak banget, udah dua bulan kontol bapak tidak mengewe memek saya... saya kangen sekali."
"Tapi kan sekarang sudah diewe, masih kangen?"
"Masih, Pak. Pengen lagi. Tapi takut ibu keburu datang...."
"Cepat pake celanamu." Kata si bapak itu sambil mengenakan pantalonnya.

Setelah merapikan bajunya, Santi kemudian pergi menuju gedung untuk melanjutkan menyanyi. Aku sendiri kembali ke mobil dan menunggu teman-temanku datang untuk pulang. Beberapa saat kemudian sebuah mobil datang dan berhenti di depan rumah itu.
"Koq mamah lama sekali." Katanya. "Papah sampai pegel-pegel nunggu." kata Laki-laki setengah baya itu, dia kemudian masuk ke dalam mobil. Mobil itu kemudian melaju dan menghilang entah ke mana.

Tidak berapa lama kemudian, teman-temanku datang, aku pura-pura tidur.
"Woy, bangun. Kita pulang."
"Pulang? Okay!"


THE END
 
pertamax nih....lanjut bos....explore kisah biduan santi lainnya mungkin dgn POV santi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd