Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG HARI - HARI SETELAH MENIKAH (DINA - SETETES NODA PERKAWINAN)

Kampung Halaman Bag. 1
POV DINA

Seminggu setelah acara pernikahan ku dengan mas Bagas di Rumah ku, rencananya kami pun akan mengadakan sedikit syukuran di Kampung mas Bagas. Karena keluarga mas Bagas ada yang tidak bisa hadir saat acara pernikahan dirumah ku. Kampung mas Bagas sendiri berjarak 4 sampai 5 jam dari kota. Aku dan mas Bagas berangkat pada hari Minggu pagi jam 08.00 WIB dengan perkiraan sampai tujuan pukul 16.00 WIB, karena malamnya ada syukuran dari keluarga mas Bagas atas pernikahan kami. Rencananya, aku dan mas Bagas hanya seminggu dikampung halaman mas Bagas, selain ada karena ada acara syukuran sekalian berkenalan dengan keluarga mas Bagas yang tidak dapat hadir pada saat acara pernikahan dirumah ku.

Singkat cerita, kami pun sampai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Setelah beristirahan sejenak, aku pun mulai membantu membereskan makanan sekalian berkenalan dengan keluarga dan kerabat mas Bagas. Pukul 20.00 WIB acara syukuran pun dimulai, hingga pukul 22.00 WIB acara selesai. Pada saat warga bubar, mas Bagas memperkenalkan ku kepada seorang teman dekatnya yang bernama Anto. Bang Anto sendiri lebih tua 1 tahun dari mas Bagas mungkin 26 atau 27 tahun lah. Bang Anto datang bersama istrinya Marni. Perawakan bang Anto ini cukup tinggi, kurus dengan rambut cepat namun berbadan kekar. Kata mas Bagas, bang Anto ini bekerja sehari – sehari sebagai kuli bangunan. Acara pun selesai, semua peralatan kotor dan bungkusan sudah diberikan kepada warga yang hadir. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB. Karena kelelahan, aku akhirnya tidur lebih dulu. Sementara mas Bagas masih bercengkrama dengan keluarga dan beberapa warga yang masih ada diluar.

Hingga keesokan harinya, aku pun dibangun kan oleh mas Bagas. Karena hari ini mas Bagas ada rencana mau mengurus surat tanah lahan perkebunannya di balai Desa bersama ibunya. Karena Ayah mas Bagas sendiri sudah lama berpulang. Sedangkan adik mas Bagas sudah berangkat ke sekolah dan pulang sampai sore. Karena tubuhku yang masih lelah, aku pun memutuskan untuk tidak ikut bersama mas Bagas dan mertua ku, sehingga aku hanya sendirian dirumah.

Pukul 09.00 WIB pun aku selesai melakukan kegiatan ku, mencuci beberapa pakaian yang kotor. Hari ini aku memakai piyama dengan celana pendeknya yang berwarna putih bercorak bunga. Kemudian aku mulai menjemur pakaian yang sudah aku bilas disamping rumah mertua ku. Saat aku sedang menjemur, ada seorang lelaki yang menyapa ku.

“Dinaaa… Bagas nya mana, kok kamu sendirian..” Ucap nya kepada ku. Setelah aku amati, ternya yang menyapa ku adalah bang Anto temannya mas Bagas. “Iyaa bang, mas Bagasnya sedang pergi sama ibu ke balai Desa, mau mengurus surat tanah bang…” jawab ku kemudian.

“Oooh iyaa, abang kok ada disini…. ???” tanya ku kembali kepada bang Anto. “Loohh, abang kerja disini Dina,, ini lagi bangun rumah..” Jawab bang Anto kembali.

“Sopo kui Nto (siapa itu Anto)…??” Tanya seorang laki – laki yang berjalan mendekati ku dan bang Anto yang sedang mengobrol, namun tidak hanya ada 1 laki - laki, tetapi ada 2 laki – laki yang mendekati kami.

“Iki loh pak, bojo ne Bagas (Ini loh pak, istrinya Bagas).. “ ujar bang Anto yang memperkenalkan ku dengan kedua lelaki tersebut..

“Dek, kenalin, ini namnya pak Bejo (40 Tahun) dan ini pak Tarsan (45 Tahun).. pak Tarsan ini mandornya dek, kalau pak Bejo tukangnya.. abang yang jadi pembantunya.. “ ujar bang Anto kepada ku menjelaskan siapa lelaki yang datang mendekati kami..

“Dina pak, istrinya mas Bagas… “ jawab ku sambil menyalami kedua bapak – bapak tersebut.

“Ohhh iki toh bojo ne Bagas (ini ya istrinya Bagas), Cantik yoo….” Ucap pak Tarsan kepada ku.. “Maaf ya dek, tadi malam bapak gak sempat hadir sampaikan sama bagas yaa..” ucap pak Tarsan kembali, sambil matanya melirik sedikit ke arah dada ku. Namun saat itu aku masih bersikap biasanya.

“Bener cakep tenan istrinya Bagas iki…” ujar pak Bejo kemudian, menimpali sambil matanya jelalatan melihat ku dari bawah sampai atas.

“Makasih bapak – bapak,, Dina jadi malu… Oh iyaa silahkan dilanjutkan pekerjaan bang.. Dina mau masuk dulu… permisi” ucap ku kepada bang Anto dan beserta pak Bejo dan Tarsan untuk melangkah masuk kembali kedalam rumah. Aku pun mengambil handuk untuk mandi karena sudah banyak keringat yang keluar karena panasnya cuaca di kampung mas Bagas, padahal masih pagi. Namun sebelumnya aku terlebih dahulu mengunci semua pintu rumah.

Sesampainya dikamar mandi, aku mulai melepas pakaian ku. Tentunya hal ini yang membuat ku tersadar kalau sedari tadi aku tidak menggunakan BH. Pantasnya pak Bejo dan pak Tarsan menatap ku dengan tajam, apakah mereka tau kalau tadi aku tidak menggunakan BH. “Aaaahhh sudah lah…” ujar ku yang langsung menyiarami tubuh ku dengan air. Tak lama kemudian aku pun selesai mandi, karena dirumah sepi jadi aku memutuskan hanya menggunakan handuk saja menuju kamar.

Dikamar ada jendela yang langsung mengarah ketempat dimana bang Anto, pak Bejo dan pak Tarsan bekerja. Jendela dengan kaca berwarna hitam sehingga hanya bisa tembus pandang kalau dilihat dari dalam. Saat itu mereka sedang duduk dibawah sebuah pohon yang berjarak tidak jauh dari jendela kamar yang ku tempati. Aku bisa mendengar samar – samar obrolan mereka, yang tidak salah lagi sedang menceritakan tentang ku. Aku pun berniat untuk menguping obrolan mereka dan menunda menggunakan pakaian ku. Hanya dengan berbalut handuk, aku pun mulai mengendap – ngendap mendekati jendela untuk mendengar obrolan dari bang Anto, pak Bejo dan pak Tarsan.

Bejo : Ayuuuu tenan yoo nto, bojo ne Bagas… (ucap pak Bejo kepada bang Anto, yang langsung ditanggapi oleh bang Anto kemudian)

Anto : Iyoo pak,, cakep poooollll… Beruntung benget si Bagas.. punya bojo secakep Dina… (jawab bang Anto kepada pak Bajo)

Bejo : Iyoooo… wes cakepp… putihh….. jauh beda karo bojo ku di rumah… hahaha… wissss tuekkk…. (ujar pak Bejo kembali sambil tertawa saat membandingkan antara aku dan istrinya)

Tarsan : Hahahahaha… bojo mu kan wes tuek toh joo… Sama Marni, bojo ne Anto aja… bojo mu masih kalah jauh Joo.. hahahha opo meneh karo istri ne Bagas… (ejek pak Tarsan kepada pak Bejo)

Anto : Bisa aaeee koee pak,, ojo bawak bawak bojo ku lah… wkkwkwkwkw… Cinta mati awak ku si Marni bojo ku… (timpal bang Anto sambil tertawa dengan ocehan pak Tarsan)

Bejo : Assuuuu tenan,, hahahha…. Kalau tak liat samar – samar dek Dina gak pakai BH loh pak… susu ne goyang – goyang pas menjemur pakaian tadi… (ucap pak Bajo yang mengagetkan ku, ternyata dugaan ku benar, pak Bejo mengetahui kalau tadi aku tidak menggunakan BH.)

Anto : Mosok iyooo pak,, bohong aja sampeeann iki… (ucap bang Anto)

Bejo : Sumpah,, ora bahong aku…. aku liat tenan, kalau susu ne bojo Bagas goyang – goyang..

Tarsan : Bener pak Jo, aku liat juga kok… malahan dari samping, pentilnya nongol… hahahhaah (ucap pak Tarsan sambil tertawa)

Anto : Weehhh …. Weeehhh… rejeki kok bagi – bagi sihh… piyeee …. Rugi dong aku…. (ucap bang Anto saat mendengar ucapan pak Bejo dan Tarsan yang melihat kondisi ku tadi tanpa BH yang tentunya tidak aku sadari.)

“Astaga… aku terlalu ceroboh…” batin ku, dan kembali menguping obrolan mereka yang kali semakin liar menurut ku.

Bejo : Si Bagas ****** tenan yo Nto,, kalau aku jadi Bagas, mungkin sedetik pun gak akan ku lepas si Dina… hahahaha… tak gancet teruss…. (ujar pak Bejo)

Tarsan : Hahahaha ngawur aaee sampean iki Jo,, mosok di gancet teruss… (timpal pak Tarsan kembali)

Anto : Iyoo,, pak Bejo iki pikiran ne wes melayang iki Bosss… hahahaha wess menghayal yang aneh – aneh iki pasti… hahahahhhaa

Bejo : Hahahaha,, iyoo pak,, wes melayang pikiran ku iki…. Mumet, pengen rasakne tak caplok susu ne bojo Bagas kuii lohhh…. Gemes aku pak, wess ayu,, cakep,, putih,, susu ne mantep pulak… pengen tak remess…. Hahahahahah (ucap pak Bejo, seharusnya aku marah dengan ucapan – ucapan mesum dan kotor yang keluar dari mulut pak Bejo, pak Tarsan dan Anto. Namun justru batin ku semakin penasaran dengan apa yang mereka bayangkan dari ku.)

Tarsan : Waahhh,, kok pikiran kita sama toh pak.. Hahahahaha… Pentil le pengen tak tarek biar manjang wkwkkwkw… (celetuk pak Tarsan menimpali pikiran mesum pak Bejo)

Bejo : Aku yang kanan yo boss… hahahah …

Tarsan : WKwkwkkww enak aee koee… aku yang kanan, koe yang kiri…

Anto : Lah aku gak kebagian iki… (timpal bang Anto)

Bejo : Koe balek aeeee toh Nto,, bojo mu dirumah kan ada.. wkwkwkwkwk remas aee susu ne itu… (ujar pak Bajo meledek bang Anto…) ahahahahhahaha

Tarsan : Wesss… wessss… kerjo meneh,, Wiss siang iki… (ucap pak Tarsan sebagai mandor)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd