Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

(Cerpen) Menghamili Teh Lina (Copas edit)

Terima kasih suhu sudah berkenan melanjutkan cerita yang bagus ini:tepuktangan:salah satu favorit ane nih. Dan lanjutannya juga dari cerita yg ane suka ternyata

Ane bukan penulis asli, cuma setelah baca cerita asli kok rasanya kentang. Kebetulan barusan ketemu template yang pas
 
Lohhh.... Ada lanjutannya ternyata šŸ˜šŸ˜šŸ˜

Makasih updatenya hu

Makasih update
Bagus cerita ni

Makasih updatenya @db84x , semangat lanjut lagi

Ditunggu updatenya hu..

Di Kamar Mandi Kontrakan Teh Lina

10211521_20201201054939.png


Di dapur, aku tidak menemukan Teh Lina. Segera kulirik ke kamar mandi di sebelah dapur. Lewat pintu yang sedikit terbuka kulihat Teh Lina menangis di kamar mandi, dengan jilbab, baju longgar dan rok panjang yang masih ia pakai. Segera kusiapkan air minum yang sudah kucampur pink love, lalu akupun segera menyerobot masuk. Teh Lina tidak sempat berteriak karena tiba-tiba aku sudah memeluknya. Tubuhku yang kekar berpakaian lengkap sudah basah penuh keringat nafsu, memeluk Teh Lina erat-erat. wanita manis berjilbab lebar itu tidak berani berteriak karena malu terhadap Zuraida. Dengan air mata yang ia tahan wanita manis berjilbab lebar itu pasrah akan apa yang kulakukan.​

Tanpa membuang waktu kubuka relesting celanaku dan membebaskan batang kemaluanku yang mengeras. Batang kemaluanku yang berwarna hitam kecoklatan masih mengkerut dan menggantung lunglai, namun tetap membuat wanita berkulit putih berjilbab lebar itu berdebar-debar. Kemudian aku duduk di tepi bak mandi keramik dengan kaki yang terbuka. Kutarik tubuh Teh Lina yang masih berpakaian lengkap ke dalam pelukanku dan kulumat bibir guru muda yang manis itu dengan rakusnya.

indonesia_skandal_mesum_karawang.jpg


Mulut Teh Lina masih tertutup saat lidahku mulai mencoba menerobos masuk ke dalam mulut Teh Lina. Karena tidak tahan dengan sapuan-sapuan lidahku yang mendesak-desak bibir Teh Lina, akhirnya bibir wanita berkulit putih berjilbab lebar itu pun terbuka. Aku segera menyusupkan lidahku ke dalam mulut Teh Lina dan mendorong-dorong lidah Teh Lina. Mula-mula Teh Lina diam saja, namun lama-kelamaan guru santun berjilbab itu jadi terangsang juga. Apalagi batang kemaluanku yang tadinya mengkerut perlahan-lahan mulai mengembang dan mengganjal perut Teh Lina yang nasih tertutup baju dan jilbab. Teh Lina mulai bereaksi. Lidah mantan guruku yang cantik itu tanpa sadar membalas dorongan lidahku.

Tubuh Teh Lina mulai menggerinjal saat tanganku mulai menggerayangi buah pantat wanita manis alim itu dari luar rok panjangnya. Tanganku dengan gemas meremas dan memijat buah pantat Teh Lina lalu kutarik tubuh guru muda yang manis itu hingga semakin ketat lengket dalam pelukannya.

Setelah puas bermainkan lidah dalam mulut Teh Lina, tanganku menekan kepala Teh Lina hingga mantan guruku yang santun berjilbab itu kusuruh berlutut di depan selangkanganku. Batang kemaluanku yang sudah keras nampak mengacung tegak di depan wajah Teh Lina yang putih dan halus itu. Kutarik wajah Teh Lina ke selangkanganku dan kusuruh mulut Teh Lina menciumi batang kemaluanku. Awalnya Teh Lina berusaha menolak, namun karena cengkeraman tanganku begitu kuat, wanita lugu yang berjilbab lebar itu tak bisa menghindar. Apalagi aku terus menepuk-nepukkan batang kontolku yang besar dan coklat juga keras itu kewajah Teh Lina sehingga membuat guru muda berjilbab berwajah cantik itu semakin terangsang. Dengan pelan Teh Lina membuka mulutnya dan mulai menciumi batang kemaluanku yang sudah mengeluarkan sedikit cairan.​

Tanganku yang mencengkeram kepala akhwat manis alim itu yang masih terbungkus jilbab mendorong kepala Teh Lina maju mundur hingga batang kemaluannya mulai bergeser keluar masuk dalam mulut Teh Lina. Kerongkongan Teh Lina tersodok-sodok ujung kepala kemaluanku yang keluar masuk dalam mulut wanita berkulit putih berjilbab lebar itu. Teh Lina dengar napasku mulai menggebu. Batang kemaluanku semakin mengeras dalam kuluman mulut guru muda yang manis itu.​

indonesia_skandal_mesum_karawang-1.jpg


Mungkin karena tak tahan, aku segera menarik tubuh Teh Lina agar berdiri lalu mendudukan wanita manis alim itu di sisi bak mandi. Tanganku dengan kasar menyampirkan jilbab lebar Teh Lina kesamping, membuka baju longgar wanita santun berjilbab bertubuh sekal itu, dan memelorotkan bra Teh Lina kebawah, membuat payudara putih bersih kenyal milik guru muda berjilbab berwajah cantik itu terpampang jelas. Aku langsung membuka mulutku dan segera mencecar payudara Teh Lina kanan dan kiri silih berganti. Teh Lina menggelinjang hebat manakala mulutku dengan rakusnya mempermainkan kedua puting payudara wanita santun berjilbab itu. Tanganku pun tak tinggal diam. Tanganku mulai merayap ke selangkangan Teh Lina yang masih tertutup rok hitam dan mulai meremas gundukan bukit kemaluan wanita berkulit putih berjilbab lebar itu. Lalu dengan kasarku menyingkap rok Teh Lina ke pinggang dan merenggut lepas celana dalam guru muda yang manis itu, dan kembali meremas gundukan bukit kemaluan Teh Lina.

Teh Lina sampai megap-megap mendapat rangsangan seperti itu. wanita manis alim itu semakin tersiksa oleh gejolak nafsu. Mulutku lalu merayap menyusuri perut Teh Lina dan mulai menjilati gundukan bukit kemaluan wanita santun berjilbab bertubuh sekal itu. Kukuakk kedua bibir kemaluan Teh Lina dengan jari-jariku lalu lidahku menyusup ke dalam lubang kemaluan guru muda yang berjilbab lebar itu.

Tubuh ustadzah manis alim itu yang duduk di sisi bak mandi hampir saja terjatuh karena menggelinjang saat lidahku mulai menggesek-gesek dinding lubang kemaluannya. Tanpa sadar tangan Teh Lina mencengkeram rambutku dan menekankan kepalaku agar lebih ketat menekan bukit kemaluan guru muda berjilbab berwajah cantik itu.

Teh Lina semakin blingsatan menahan rangsangan yang kuberikan di selangkangan wanita santun berjilbab bertubuh sekal itu. Tanpa sadar mulut Teh Lina mendesis-desis dan duduk guru muda yang manis itu bergeser tak karuan. Perut Teh Lina mulai mengejang menahan desakan gejolak yang meledak-ledak. Tubuh Teh Lina terasa mulai mengawang dan pandangan mata wanita santun berjilbab itu nanar. Akhirnya dengan diiringi rintihan panjang Teh Lina mencapai orgasme.
c96609a34adfdf84fda249157db8a435.18.jpg


Sebelum Teh Lina mengatur napas aku sudah berdiri di hadapan wanita berkulit putih berjilbab lebar itu. Lalu kudorong tubuhnya agar menyandar ke dinding kamar mandi. Kutekuk kakiku dan kubuka kakinya, kuarahkan batang penisku yang sudah mengacung kaku. Batang kemaluanku yang keras kucocokkan ke bibir kemaluan Teh Lina lalu kugesek-gesekkan ujung kepala kemaluanku ke bibir kemaluan wanita manis alim itu yang sudah basah dan licin. Teh Lina menggelinjang lagi saat benda hangat itu mulai menerobos masuk ke dalam bibir kemaluannya. Bibirku dengan rakusnya mulai melumat bibir Teh Lina sambil mendorong pantat hingga batang kemaluanku semakin melesak ke dalam jepitan bibir kemaluan Teh Lina. Blesssshhhhhā€¦.. batang penisku mulai meyeruak memasuki liang vaginanya yang serasa seret karena terkena air dingin, namun memberikan sensasi nikmat yang beda. Akupun mulai mengayunkan pantatku untuk mengocok-ngocok batang penisku di dalam liang vaginanya. ā€œAuwā€¦ auwā€¦. Auwā€¦ ā€œ erangan nikmat yang khas mulai diperdengarkan oleh Teh Lina.​

Lalu kulepas semua baju Teh Lina, tanpa ada perlawanan yang berarti dari Teh Lina yang sudah sangat terangsang. Akhirnya terlepas semualah baju longgar wanita santun berjilbab bertubuh sekal itu, kecuali jilbab yang memang kubiarkan tetap dipakai Teh Lina. Segera kubalik tubuh Teh Lina hingga wanita manis alim itu berdiri dengan tangan bertumpu bak mandi. Laluku menempatkan diri di belakang Teh Lina dan mulai mencoba memasukan batang kemaluanku ke dalam bibir kemaluan Teh Lina dari celah bongkahan pantat wanita manis alim itu.​

Punggung Teh Lina kudorong agar sedikit membungkuk hingga setengah menungging. Kupentangkan kedua kaki guru muda yang manis itu lebar-lebar lalu kucucukan batang kemaluanku ke gundukan bukit kemaluan Teh Lina. Setelah arahnya tepat, aku mulai mendorong pantatku hingga kembali batang kemaluanku menerobos masuk dalam jepitan bibir kemaluan Teh Lina.

Kembali Teh Lina mulai merasa ada suatu benda hangat menyeruak ke dalam lubang kemaluan wanita muda yang berjilbab lebar itu. Dinding-dinding lubang kemaluannya serasa dikilik-kilik. Batang kemaluanku yang terjepit ketat dalam lubang kemaluan Teh Lina berdenyut-denyut. Napasku mulai memburu semakin kuat mengayunkan pantatku maju mundur hingga gesekan batang kemaluanku pada dinding lubang kemaluan Akhwat manis alim itu semakin cepat.

Pinggul wanita berkulit putih berjilbab lebar itu yang kupegang terasa agak sakit karena jari-jariku mulai mencengkeram. Pinggul Teh Lina kutarik dan kudorong seiring dengan ayunan pantatnya. Tubuh Teh Lina mulai terhentak dan Teh Lina mulai limbung. Kembali guru muda berjilbab berwajah cantik itu merasa melayang karena desakan gejolak yang meledak-ledak. Semakin kuat kuayunkan pantatku dan napasku semakin menderu.​

207_1000.jpg


Pantat Teh Lina yang kutarik dan kudorong maju mundur semakin cepat bergerak. Cengkeraman jari-jariku semakin terasa di pinggul Teh Lina. Gerakan ayunan pantatku semakin tak terkendali. Tak lama kemudian wanita santun berjilbab bertubuh sekal itu kembali mencapai orgasme. Teh Linapun mengira aku mencapai puncak kenikmatan karena Teh Lina merasa ada semburan cairan hangat yang menyemprot dari batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Teh Lina dengan diiringi geraman yang keluar dari mulutku.

Aku tetap membiarkan batang kemaluanku terjepit dalam lubang kemaluan Teh Lina selama beberapa saat. Napasku yang mulai teratur terasa hangat menerpa kulit pipi wanita santun berjilbab itu. Tulang kemaluanku menekan kuat di bukit buah pantat Teh Lina. Teh Lina merasa sedikit geli karena rambut kemaluanku menempel ketat dan menggesek buah pantat Teh Lina. Batang kemaluanku yang masih keras terasa berdenyut-denyut dalam jepitan lubang kemaluan Teh Lina. Setelah menyemprotkan sisa-sisa air maninya batang itu mulai mengendur dan terlepas dengan sendirinya.

Tubuh guru muda yang manis itu sudah terasa lemas tak bertenaga. Teh Lina hanya memejamkan mata karena lemas dan malu karena untuk sekian kalinya wanita manis alim itu berhasil kugagahi. Teh Lina membiarkan saja saat kumemandikan Teh Lina seperti bayi. Tanganku menyibak lepas jilbab Teh Lina, menampakkan rambutnya yang panjang digulung hingga menampakkan leher yang jenjang. Kulit Teh Lina begitu putih, di bagian dalam kedua pahanya yang mulus tampak mengalir spermaku. Tubuh Teh Lina kembali menggerinjal saat tanganku yang kokoh mulai menyabuni payudara Teh Lina yang membusung padat dan ranum tersebut. Puting wanita manis alim itu yang mencuat kupermainkan dengan gemas.

Tubuh Teh Lina semakin menggelinjang saat tanganku mulai menyentuh perut Teh Lina lalu meluncur turun dan mulai menyabuni gundukan bukit kemaluan Teh Lina yang baru mulai ditumbuhi rambut satu-satu. Jari-jariku menyisir celah sempit di tengah gundukan bukit kemaluan Teh Lina dan berlama-lama menyabuni daerah itu dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi liang senggama Teh Lina, kali ini Teh Lina merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.​

Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Teh Lina kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Teh Lina dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Teh Lina membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Teh Lina. Teh Lina melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Teh Lina dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.

10211521_20201201054820.png


Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Teh Lina. ā€œAuwā€¦ auwā€¦. Auwā€¦ā€ erangan nikmat yang khas mulai diperdengarkan oleh Teh Lina. Bercinta di kamar mandi, menimbulkan sensasi nikmat tersendiri, dan kami betul-betul menikmati persetubuhan itu hingga akhirnya tubuh Teh Lina melenting kaku dengan kaki terjinjit dan menjerit ā€œAaaakkkkkhhhhā€¦ā€¦ā€ rupanya Teh Lina sudah meraih puncak orgasme di kamar mandi ini. Kupeluk tubuhnya agar tidak jatuh dengan mempertahankan agar batang penisku tidak lepas dari liang vaginanya. Saat teh Lina terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua. Sementara itu tivi yang ada diruang dalam tidak terdengar lagi suaranya dan terdengar suara kamar ditutup.
 
Terakhir diubah:
Di Kamar Mandi Kontrakan Teh Lina

10211521_20201201054939.png


Di dapur, aku tidak menemukan Teh Lina. Segera kulirik ke kamar mandi di sebelah dapur. Lewat pintu yang sedikit terbuka kulihat Teh Lina menangis di kamar mandi, dengan jilbab, baju longgar dan rok panjang yang masih ia pakai. Segera kusiapkan air minum yang sudah kucampur pink love, lalu akupun segera menyerobot masuk. Teh Lina tidak sempat berteriak karena tiba-tiba aku sudah memeluknya. Tubuhku yang kekar berpakaian lengkap sudah basah penuh keringat nafsu, memeluk Teh Lina erat-erat. wanita manis berjilbab lebar itu tidak berani berteriak karena malu terhadap Zuraida. Dengan air mata yang ia tahan wanita manis berjilbab lebar itu pasrah akan apa yang kulakukan.​

Tanpa membuang waktu kubuka relesting celanaku dan membebaskan batang kemaluanku yang mengeras. Batang kemaluanku yang berwarna hitam kecoklatan masih mengkerut dan menggantung lunglai, namun tetap membuat wanita berkulit putih berjilbab lebar itu berdebar-debar. Kemudian aku duduk di tepi bak mandi keramik dengan kaki yang terbuka. Kutarik tubuh Teh Lina yang masih berpakaian lengkap ke dalam pelukanku dan kulumat bibir guru muda yang manis itu dengan rakusnya.

indonesia_skandal_mesum_karawang.jpg


Mulut Teh Lina masih tertutup saat lidahku mulai mencoba menerobos masuk ke dalam mulut Teh Lina. Karena tidak tahan dengan sapuan-sapuan lidahku yang mendesak-desak bibir Teh Lina, akhirnya bibir wanita berkulit putih berjilbab lebar itu pun terbuka. Aku segera menyusupkan lidahku ke dalam mulut Teh Lina dan mendorong-dorong lidah Teh Lina. Mula-mula Teh Lina diam saja, namun lama-kelamaan guru santun berjilbab itu jadi terangsang juga. Apalagi batang kemaluanku yang tadinya mengkerut perlahan-lahan mulai mengembang dan mengganjal perut Teh Lina yang nasih tertutup baju dan jilbab. Teh Lina mulai bereaksi. Lidah mantan guruku yang cantik itu tanpa sadar membalas dorongan lidahku.

Tubuh Teh Lina mulai menggerinjal saat tanganku mulai menggerayangi buah pantat wanita manis alim itu dari luar rok panjangnya. Tanganku dengan gemas meremas dan memijat buah pantat Teh Lina lalu kutarik tubuh guru muda yang manis itu hingga semakin ketat lengket dalam pelukannya.

Setelah puas bermainkan lidah dalam mulut Teh Lina, tanganku menekan kepala Teh Lina hingga mantan guruku yang santun berjilbab itu kusuruh berlutut di depan selangkanganku. Batang kemaluanku yang sudah keras nampak mengacung tegak di depan wajah Teh Lina yang putih dan halus itu. Kutarik wajah Teh Lina ke selangkanganku dan kusuruh mulut Teh Lina menciumi batang kemaluanku. Awalnya Teh Lina berusaha menolak, namun karena cengkeraman tanganku begitu kuat, wanita lugu yang berjilbab lebar itu tak bisa menghindar. Apalagi aku terus menepuk-nepukkan batang kontolku yang besar dan coklat juga keras itu kewajah Teh Lina sehingga membuat guru muda berjilbab berwajah cantik itu semakin terangsang. Dengan pelan Teh Lina membuka mulutnya dan mulai menciumi batang kemaluanku yang sudah mengeluarkan sedikit cairan.​

Tanganku yang mencengkeram kepala akhwat manis alim itu yang masih terbungkus jilbab mendorong kepala Teh Lina maju mundur hingga batang kemaluannya mulai bergeser keluar masuk dalam mulut Teh Lina. Kerongkongan Teh Lina tersodok-sodok ujung kepala kemaluanku yang keluar masuk dalam mulut wanita berkulit putih berjilbab lebar itu. Teh Lina dengar napasku mulai menggebu. Batang kemaluanku semakin mengeras dalam kuluman mulut guru muda yang manis itu.​

indonesia_skandal_mesum_karawang-1.jpg


Mungkin karena tak tahan, aku segera menarik tubuh Teh Lina agar berdiri lalu mendudukan wanita manis alim itu di sisi bak mandi. Tanganku dengan kasar menyampirkan jilbab lebar Teh Lina kesamping, membuka baju longgar wanita santun berjilbab bertubuh sekal itu, dan memelorotkan bra Teh Lina kebawah, membuat payudara putih bersih kenyal milik guru muda berjilbab berwajah cantik itu terpampang jelas. Aku langsung membuka mulutku dan segera mencecar payudara Teh Lina kanan dan kiri silih berganti. Teh Lina menggelinjang hebat manakala mulutku dengan rakusnya mempermainkan kedua puting payudara wanita santun berjilbab itu. Tanganku pun tak tinggal diam. Tanganku mulai merayap ke selangkangan Teh Lina yang masih tertutup rok hitam dan mulai meremas gundukan bukit kemaluan wanita berkulit putih berjilbab lebar itu. Lalu dengan kasarku menyingkap rok Teh Lina ke pinggang dan merenggut lepas celana dalam guru muda yang manis itu, dan kembali meremas gundukan bukit kemaluan Teh Lina.

Teh Lina sampai megap-megap mendapat rangsangan seperti itu. wanita manis alim itu semakin tersiksa oleh gejolak nafsu. Mulutku lalu merayap menyusuri perut Teh Lina dan mulai menjilati gundukan bukit kemaluan wanita santun berjilbab bertubuh sekal itu. Kukuakk kedua bibir kemaluan Teh Lina dengan jari-jariku lalu lidahku menyusup ke dalam lubang kemaluan guru muda yang berjilbab lebar itu.

Tubuh ustadzah manis alim itu yang duduk di sisi bak mandi hampir saja terjatuh karena menggelinjang saat lidahku mulai menggesek-gesek dinding lubang kemaluannya. Tanpa sadar tangan Teh Lina mencengkeram rambutku dan menekankan kepalaku agar lebih ketat menekan bukit kemaluan guru muda berjilbab berwajah cantik itu.

Teh Lina semakin blingsatan menahan rangsangan yang kuberikan di selangkangan wanita santun berjilbab bertubuh sekal itu. Tanpa sadar mulut Teh Lina mendesis-desis dan duduk guru muda yang manis itu bergeser tak karuan. Perut Teh Lina mulai mengejang menahan desakan gejolak yang meledak-ledak. Tubuh Teh Lina terasa mulai mengawang dan pandangan mata wanita santun berjilbab itu nanar. Akhirnya dengan diiringi rintihan panjang Teh Lina mencapai orgasme.
c96609a34adfdf84fda249157db8a435.18.jpg


Sebelum Teh Lina mengatur napas aku sudah berdiri di hadapan wanita berkulit putih berjilbab lebar itu. Lalu kudorong tubuhnya agar menyandar ke dinding kamar mandi. Kutekuk kakiku dan kubuka kakinya, kuarahkan batang penisku yang sudah mengacung kaku. Batang kemaluanku yang keras kucocokkan ke bibir kemaluan Teh Lina lalu kugesek-gesekkan ujung kepala kemaluanku ke bibir kemaluan wanita manis alim itu yang sudah basah dan licin. Teh Lina menggelinjang lagi saat benda hangat itu mulai menerobos masuk ke dalam bibir kemaluannya. Bibirku dengan rakusnya mulai melumat bibir Teh Lina sambil mendorong pantat hingga batang kemaluanku semakin melesak ke dalam jepitan bibir kemaluan Teh Lina. Blesssshhhhhā€¦.. batang penisku mulai meyeruak memasuki liang vaginanya yang serasa seret karena terkena air dingin, namun memberikan sensasi nikmat yang beda. Akupun mulai mengayunkan pantatku untuk mengocok-ngocok batang penisku di dalam liang vaginanya. ā€œAuwā€¦ auwā€¦. Auwā€¦ ā€œ erangan nikmat yang khas mulai diperdengarkan oleh Teh Lina.​

Lalu kulepas semua baju Teh Lina, tanpa ada perlawanan yang berarti dari Teh Lina yang sudah sangat terangsang. Akhirnya terlepas semualah baju longgar wanita santun berjilbab bertubuh sekal itu, kecuali jilbab yang memang kubiarkan tetap dipakai Teh Lina. Segera kubalik tubuh Teh Lina hingga wanita manis alim itu berdiri dengan tangan bertumpu bak mandi. Laluku menempatkan diri di belakang Teh Lina dan mulai mencoba memasukan batang kemaluanku ke dalam bibir kemaluan Teh Lina dari celah bongkahan pantat wanita manis alim itu.​

Punggung Teh Lina kudorong agar sedikit membungkuk hingga setengah menungging. Kupentangkan kedua kaki guru muda yang manis itu lebar-lebar lalu kucucukan batang kemaluanku ke gundukan bukit kemaluan Teh Lina. Setelah arahnya tepat, aku mulai mendorong pantatku hingga kembali batang kemaluanku menerobos masuk dalam jepitan bibir kemaluan Teh Lina.

Kembali Teh Lina mulai merasa ada suatu benda hangat menyeruak ke dalam lubang kemaluan wanita muda yang berjilbab lebar itu. Dinding-dinding lubang kemaluannya serasa dikilik-kilik. Batang kemaluanku yang terjepit ketat dalam lubang kemaluan Teh Lina berdenyut-denyut. Napasku mulai memburu semakin kuat mengayunkan pantatku maju mundur hingga gesekan batang kemaluanku pada dinding lubang kemaluan Akhwat manis alim itu semakin cepat.

Pinggul wanita berkulit putih berjilbab lebar itu yang kupegang terasa agak sakit karena jari-jariku mulai mencengkeram. Pinggul Teh Lina kutarik dan kudorong seiring dengan ayunan pantatnya. Tubuh Teh Lina mulai terhentak dan Teh Lina mulai limbung. Kembali guru muda berjilbab berwajah cantik itu merasa melayang karena desakan gejolak yang meledak-ledak. Semakin kuat kuayunkan pantatku dan napasku semakin menderu.​

207_1000.jpg


Pantat Teh Lina yang kutarik dan kudorong maju mundur semakin cepat bergerak. Cengkeraman jari-jariku semakin terasa di pinggul Teh Lina. Gerakan ayunan pantatku semakin tak terkendali. Tak lama kemudian wanita santun berjilbab bertubuh sekal itu kembali mencapai orgasme. Teh Linapun mengira aku mencapai puncak kenikmatan karena Teh Lina merasa ada semburan cairan hangat yang menyemprot dari batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Teh Lina dengan diiringi geraman yang keluar dari mulutku.

Aku tetap membiarkan batang kemaluanku terjepit dalam lubang kemaluan Teh Lina selama beberapa saat. Napasku yang mulai teratur terasa hangat menerpa kulit pipi wanita santun berjilbab itu. Tulang kemaluanku menekan kuat di bukit buah pantat Teh Lina. Teh Lina merasa sedikit geli karena rambut kemaluanku menempel ketat dan menggesek buah pantat Teh Lina. Batang kemaluanku yang masih keras terasa berdenyut-denyut dalam jepitan lubang kemaluan Teh Lina. Setelah menyemprotkan sisa-sisa air maninya batang itu mulai mengendur dan terlepas dengan sendirinya.

Tubuh guru muda yang manis itu sudah terasa lemas tak bertenaga. Teh Lina hanya memejamkan mata karena lemas dan malu karena untuk sekian kalinya wanita manis alim itu berhasil kugagahi. Teh Lina membiarkan saja saat kumemandikan Teh Lina seperti bayi. Tanganku menyibak lepas jilbab Teh Lina, menampakkan rambutnya yang panjang digulung hingga menampakkan leher yang jenjang. Kulit Teh Lina begitu putih, di bagian dalam kedua pahanya yang mulus tampak mengalir spermaku. Tubuh Teh Lina kembali menggerinjal saat tanganku yang kokoh mulai menyabuni payudara Teh Lina yang membusung padat dan ranum tersebut. Puting wanita manis alim itu yang mencuat kupermainkan dengan gemas.

Tubuh Teh Lina semakin menggelinjang saat tanganku mulai menyentuh perut Teh Lina lalu meluncur turun dan mulai menyabuni gundukan bukit kemaluan Teh Lina yang baru mulai ditumbuhi rambut satu-satu. Jari-jariku menyisir celah sempit di tengah gundukan bukit kemaluan Teh Lina dan berlama-lama menyabuni daerah itu dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi liang senggama Teh Lina, kali ini Teh Lina merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.​

Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Teh Lina kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Teh Lina dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Teh Lina membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Teh Lina. Teh Lina melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Teh Lina dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.

10211521_20201201054820.png


Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Teh Lina. ā€œAuwā€¦ auwā€¦. Auwā€¦ā€ erangan nikmat yang khas mulai diperdengarkan oleh Teh Lina. Bercinta di kamar mandi, menimbulkan sensasi nikmat tersendiri, dan kami betul-betul menikmati persetubuhan itu hingga akhirnya tubuh Teh Lina melenting kaku dengan kaki terjinjit dan menjerit ā€œAaaakkkkkhhhhā€¦ā€¦ā€ rupanya Teh Lina sudah meraih puncak orgasme di kamar mandi ini. Kupeluk tubuhnya agar tidak jatuh dengan mempertahankan agar batang penisku tidak lepas dari liang vaginanya. Saat teh Lina terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua. Sementara itu tivi yang ada diruang dalam tidak terdengar lagi suaranya dan terdengar suara kamar ditutup.
Makasih apdet lanjutannya
 
Cerita ini saya copas dan edit dari blog sebelah. Mungkin beberapa agan dan mastah sudah pernah membaca cerita ini. Cerita ini saya posting untuk yang tidak puas dengan endingnya. Sekaligus memberikan hiburan kepada semprot lovers yang belum pernah membaca cerita ini.
=========
Kisah ini berawal dari dari seorang guru baru diperkenalkan di sekolahku, tentu saja setiap guru baru apalagi seorang wanita mendapat perhatian lebih. Maklum di sekolahku wanita termasuk barang langka. Aku sekolah di STM dan ambil jurusan lguruk. Namanya Bu Lina, guru bahasa inggris kami yang baru, wajahnya yang teduh, bibir tipisnya yang selalu menyungingkan senyum. Tampak anggun dengan baju safari dipadu jilbab putih lebarnya. Tingginya sekitar 160-an, dan dari perawakannya yang tidak kurus dan tidak gemuk terpampang sosok tubuh yang ideal bagi seorang wanita. Kulitnya yang bersih, semakin memancarkan kecantikannya. Dia baru lulus kuliah dan baru menjadi tenaga honorer di sekolahku.

Pada pelajaran ini aku sulit sekali konsentrasi, pikiranku meracau kemana-mana membayangkan tubuhnya, apalagi ketika dia merunduk ketika melulis di papan yang agak bawah, hatiku semakin tidak karuan. Walaupun sudah memakai jilbab lebar namun lekukan di dadanya masih sulit disembunyikan, aku bayangkan sepasang payudara yang menantang dan sangat indah, aku taksir sekitar 36 A atau 36 B. ā€œRusdiā€¦apa yang kamu pikirkan? kamu sakit?ā€ suaranya memanggilku, aku tersentak, cepat sekali dia hafal nama murid di sini. ā€œMaaf Bu, tidak ada apa-apaā€ sahutku. ā€œOke guys, give me an attention please.ā€ katanya untuk mengambil perhatian kami.

ā€œHai Rus, rumah kamu di sini juga ya?ā€ seseorang memanggilku saat sedang duduk di halaman rumah. ā€œOh Ibu, ya Bu, Ibu tinggal disini juga?ā€, ā€œJangan panggil Ibu, panggil teteh aja, Panggil Ibunya di sekolah saja yaā€ sahutnya ramah, ā€œiā€¦iya Bu, ehā€¦Tehā€. Sosok wanita yang sangat diidamkan pria, cantik, ramah, dan shalehah. Ternyata dia kos di kontrakan yang tidak jauh dari rumahku, setiap sore rumahnya selalu ramai oleh anak-anak yang belajar mengaji padanya. Sedangkan aku sendiri semakin terlarut dalam fantasiku membayangkan Teh Lina, hampir setiap kesempatan. Apalagi setiap pagi selalu lewat depan rumahku, dan terkadang kita berangkat bersama ke sekolah. Dia sudah menganggapku seperti adiknya sendiri, padahal aku sendiri menyimpan perasaan yang tidak mungkin aku ungkapkan. Dia adalah guruku, 8 tahun lebih tua dariku.

Suatu siang, aku beranikan mengetuk pintu rumah kontrakannya, ā€œSiang Tehā€. ā€œEh Rusdi, ada apa? ada yang bisa teteh bantu?ā€ ā€œEnggak teh, cuma tadi masih ada yang blum mengerti tentang tenses yang teteh ajarkan, mau kan mengulangi lagi mengajarkan?ā€ tanyaku sedikit berbohong, padahal aku ingin sekali bertemu dengannya. ā€œKenapa tadi tidak disekolah saja?ā€, ā€œGak enak teh terlalu banyak tanya, kasihan temen-temen jadi tergangguā€. ā€œOhh..kalau begitu baiklah tapi diluar saja ya, tidak enak sama tetanggaā€, ā€œBaā€¦baik Teh, sahutkuā€ sayang sekali padahal aku ingin berdua dengannya di dalam. Siang ini dia begitu cantik dengan balutan gamis warna pink dan jilbab putih yang menjuntai, tak lupa kaos kaki yang semakin membuatku penasaran seperti apakah kakinya, yang pasti jenjang dan menarik. Bedua dengannya saja sudah membuatku berdebar, aroma tubuh wanita yang has tercium membangkitkan kelaki-lakianku. ā€œRusā€¦gimana sudah faham?ā€, ā€œehā€¦yang mana Tehā€, ā€œkatanya mau belajar, kok malah melamun terus, kamu harus konsentrasiā€, ā€œI..iya tehā€. Tak terasa hari beranjak sore. ā€œAssalaamuā€™alaikumā€¦ā€ terdengar suara beberapa anak-anak yang memanggil, ā€œMaaf yah Rus, teteh harus mengajar anak-anak, lain waktu dilanjutkan ya, jangan sungkan kalau masih ada yang tidak fahamā€, ā€œIya teh, terima kasih yaā€

Kecantikannya dalam sekejap menjadi buah bibir di desaku, namun sayang setiap laki-laki yang menyatakan cinta padanya selalu ditolak dengan cara halus, bahkan seorang anak saudagar terkaya di desa kamipun tidak mampu menaklukan hatinya. dan tidak sedikit yang mulai sakit hati padanya. November ini hujan mulai sering turun, sore ini Teh Lina, mampir ke rumahku, menitipkan kunci, kebetulan ayahku adalah ketua RT di sini. ā€œTeteh mau pulang dulu, sudah lama tidak menengok orang tuaā€, yang aku suka semakin hari kita semakin akrab, walaupun sebatas pertemanan saja. ā€œTidak besok pagi saja teh? hari ini hujan dan sudah gelap, nanti kalau ada apa-apa gimana?ā€, dia tersenyum manis padaku ā€œTerima kasih atas perhatiannya adikku sayangā€¦mudah-mudahn tidak ada apa-apa di jalan.ā€, akupun membalas senyumannya. Namun, hatiku tidak tenang, setelah Teh Lina pergi aku pun menyusulnya.

Ternyata, Bertus anak saudagar kaya itu sakit hati dan punya niat jahat padanya. Dia dan teman-temannya merencanakan sesuatu. Tanpa curiga Teh Lina memberhentikan ojeg yang sebenarnya adalah anak buah Bertus. Aku berusaha mencari Teh Lina dengan menggunakan sepedaku namun sepeda motor yang membawanya keburu hilang dari pandangan mata. Hujan semakin lebat, tiba-tiba motor yang ditumpangi Teh Lina berbelok dari arah terminal yang dituju. ā€œlhoā€¦ini mau kemana pak, saya mau ke termina, tolong antar sayaā€, ā€œLewat sini aja neng, lebih cepatā€ ujar si tukang ojek. Tiba-tiba muncul 2 sepeda motor yang masing-masing berisi dua orang mencegat ojeg itu, ā€œCepat turun jangan macam-macamā€, sambil mengacungkan senjat tajam, keempat orang bertopeng itu segera menghentikan ojeg itu. ā€œTolongā€¦ada apa ini pak, tolong jangan apa-apakan sayaā€ Teh Lina mulai ketakutan. ā€œSudah jangan banyak cingcong ikut sajaā€, sambil menarik paksa Teh Lina, ā€œPak tolong sayaā€ sambil memohon pada tukang ojeg, namun ternyata si tukang ojeg itu kini sudah mengenakan topeng. Hujan semakin lebat, payung yang dibawa juga sudah entah kemana. Hujan yang lebat membasahi seluruh pakaian Teh Lina, sehingga lekuk tubuhnya nampak tercetak di tubuhnya. Sambil menangis, Teh Lina memohon untuk dilepaskan. Sampai tiba di sebuah rumah tua ditengah kebun. Tampak rumah itu sangat tidak terurus, atapnya 80 persen sudah tidak pada tempatnya. Hujan yang besar membuat suasana semakin mencekam, hanya suara hujan yang terdengar, tangisan dan jeritan tolong Teh Lina hampir tidak terdengar.

Sesampainya di rumah itu telah menunggu seseorang yang juga menggunakan topeng. ā€œHahahaā€¦akhirnya si cantik datang juga, teruslah minta tolong jika ada yang bisa menolongā€, ā€œSiapa kamu, tolong lepaskan akuā€, ā€œkamu lupa sama saya ya? sekarang tidak hanya cintamu yang dapat aku miliki, bahkn tubuhmu hahahaā€¦ā€ sambil tangan Bertus membelai pipi Teh Lina yang basah, Teh Lina hanya bisa memalingkan wajahnya karena kedua tangan Teh Lina dipegang erat dua orang dan yang lainnya mengamati situasi. ā€œLepaskan, tolongā€ jeritan itu tidak dihiraukan Bertus, terus diciumi wajah Teh Lina, dengan sedikit keberanian Teh Lina menendang perut Bertus hingga terjerembab ke belakang. ā€œSialan, aku balas sekarang dengan yang lebih menyakitkanā€, ditampar wajah Teh Lina sehingga terhuyung dan jatuh ke tanah. Jilbabnya masih tampak rapih ditengah kuyup basah karena hujan yang membasahi, saat jatuh betisnya yang putih tersingkap bahkan gelappun tak mampu menyembunyikannya.

Bertuspun mulai menindih Teh Lina dan menciumi pipi dan bibirnya, Teh Lina ters memalingkan wajahnya sambil berupaya mendorong Bertus. ā€œJokoā€¦Jarotā€¦pegang tangannya, Tunggulā€¦Bondan pegang kakinyaā€ Bertus memberi perintah, Teh Lina semakin tidak berdaya. dia hanya bisa menangis sambil menggigit bibirnya. Bertus mulai meraba betis hingga naik ke pahanya, sekaligus menyingkap roknya yang lebar. ā€œHahaha sekarang aku bisa melakukan apa saja padamuā€, tangan kiri Bertus memegang payudara kanan Teh Lina dari luar jilbabnya sambil meremas, Aaaā€¦.sakiā€¦ itā€¦.tolong lepasinā€ Bertus semakin bersemangat meremas payudara Teh Lina. Teh Lina hanya mengerang dan pasrah. Bertus mulai leluasa menindih tubuh Teh Lina, kemudian menarik bagian atas gamisnya hingga robek, nampak dua buah payudara yang indah dan putih seakan ingin melompat dari bra yang dikenakannya, payudara wanita yang selalu terawat dan masih sangat kencang. Bertus menyibak jilbab Teh Lina yang lebar ke ata sehingga bagian dada dan lehernya yang jenjang terlihat. tidak menunggu waktu lagi langsung mencium kedua payudara itu kemudian nik ke leher, dan menggigitnya. Sekali lagi Teh Lina hanya bisa mengerang kesakitan sambil mengigit bbir bawahnya. Tangan Bertus semakin tidak erkendali, tangan kanannya yang sedari tadi mengelus paha Teh Lina mulai berani menyeruak ke selangkangan dan mengelus daerah vagina Teh Lina. ā€œTolongā€¦jaaaā€¦ngaannā€¦apapun yang kamu mau, tapi tolong jangan renggut itu dariku, sekali lagi tolong,ā€¦apapun akan aku lakukanā€, Bertus tersentak, dan kemudian menghentikan kegiatannya. ā€œBenar, mau melakukan apa saja?ā€, ā€œyaā€¦apa saja, amu mau ambil uangku, HPku silahkan saja semuanya, tapi tolong lepaskan akuā€ Teh Lina sedikit memiliki harapan. ā€œKalau itu aku sudah punya banyak, tapi aku hargai perkataanmu, ayo semuaā€¦lepaskan pegangannyaā€ anak buah Bertuspun melepaskan pegangannya.

Teh Lina mulai dapat bernapas lega, dan beringsut menutupi bagian dadanya yang terbuka dan menarik ke bawah roknya yang tersingkap. Bertus mulai melepaskan celananya, terlihat penis Bertus yang mengacung bak tombak yang akan menghujam saat pertempuran. Teh Lina mulai terduduk sambil terus menutupi dadanya menggunakan jilbabnya yang sudah tidak karuan warnanya. ā€œAyo sini mendekatā€¦katanya kamu mau melakukan apapunā€, Teh Lina mendekati Bertus hingga tepat wajahnya di depan penis Bertus yang mengacung. Wajah Teh Lina terus menunduk ke bawah dan terus menangis tersedu. ā€œkatanya kamu mau melakukan apapun, sekarang jilat penisku!ā€ Teh Lina masih terdiam dan tidak berani melakukan apapun. ā€œcepat! atau aku paksa kamu menyerahkan mahkotamuā€ Teh Lina mulai berani mendekat, dipegangnya penis Bertus dengan tangan kiri dan mulai menjilatnya. ā€œhahahaā€¦sekarang kamu milikkuā€ Teh Lina semakin terguncang, tangisnya mulai mengeras. ā€œKok cuma sekali, ayo teruskanā€ Teh Lina mulai menjilat-jilat kembali penis Bertus, Bertus mlai merasakan geli yang sangat di jung penisnya. Tanan kanan Bertus memegang kepala belakang Teh Lina, kemudian mendorong sehingga wajah Teh Lina semakin masuk ke dalam selangkangannya. ā€œUhhmmā€¦.phhmmffā€¦ā€ seluruh mulut Teh Lina penuh oleh penis Bertus yang hanya terlihat setengahnya saja. Tangan Bertus mulai memaju mundurkan kepala Teh Lina sehingga penis Bertus keluar masuk ke mulut Teh Lina yang mungil. ā€œuhhā€¦uhā€¦mhhpppā€¦ā€ Teh Lina tak dapat berkata apapun. Sedangkan Bertus mulai merasakan kenikmatan.

Sedangkan aku masih terus memacu sepedaku mengikuti jejak sepeda motor yang ditinggalkan, sudah lama aku berputar-putar tapi masih belum menemukannya Teh Lina. ā€œmhhā€¦bukannya ini payung yang dipakai Teh Linaā€ gumamku ketika menemukan payung kecil yang cantik teronggok dipinggir jalan. Aku merasa ini jalan yang sudah benar. Hari yang gelap dengan hujan yang deras semakin menyulitkan pencarianku, jas hujan yang kupakai sudah tidak mampu menahan air karena derasnya hujan sehingga tembus hingga kedalam.

ā€œAahhā€¦enakā€¦terus sayangā€ teriak Bertus, ā€œhahaha lihat wanita alim itu, sok gaya menolak bos kita sekarang tau akibatnyaā€ ujar kawanan anak buah Bertus. ā€œBos, kalau sudah puas jangan lupa bagi-bagi ya, kita juga belum pernah nih ngerasain wanita alim yang sok suci iniā€, Mata Bertus mulai merem melek merasakan kenikmatan, sedangkan Teh Lina hanya pasrah ketika angan Bertus memaksa kepalanya untuk maju mundur di depan selangkangan pria itu. Sampai akhirnya ā€œAaahhā€¦Lina aahhā€¦ā€ Bertus mengejang, gerakan tangan yang memajumundurkan kepala Lina semakin kencang, danā€¦ā€aahhā€¦ā€ mulut Lina merasakan sesuatu yang hangat menyemprot ke dalam rongga mulutnya, sesuatu yang sangat menjijikkan. ā€œhukā€¦.mhhh..ppffā€¦hukā€ Lina terbatuk. ā€œAyo telan, jangan dibuang sedikitpunā€ Lina pun menjilati sisa sperma yang masih menetes di ujung penis Bertus. Jilbabnya mulai acak-acakan, dan sesekali sisa sperma Bertus yang muncrat mengenai wajah Teh Lina. Bertus terduduk dan menikmati hal fantastis yang baru dia alami, seorang wanita yang masih terbalut dengan jilbabnya melakukan oral padanya. Sedangkan Teh Lina terus menunduk dan menangis.

Aku terus menerobos pekatnya hujan dan menuju ladang milik orang tua Bertus, aku curiga sesuatu terjadi dengan Teh Lina, aku tidk mau seseorang yang aku sayangi terluka. Tanpa menunggu komando, anak buah Bertus menyerbu Lina yang masih terpaku, ada yang menarik tangannya, ada yang menarik kakinya, ada yang meremas-remas payudaranya. ā€œJangan dibuka jilbabnya, biarkan sja biar kita merasakan tubuh wanita alim ini hahahaā€ seru Joko. Teh Lina semakin tak karuan dan menangis dalam diamnya. Aku mulai menemukan sebuah rumah tua yang nampak gelap dan tidak terurus, nampaknya seperti bekas gudang milik keluarga Bertus. Aku mengendap-endap mendekati rumah kosong itu, sambil memperhatikan keadaan sekeliling. dan aku menemukan suara gaduh didalamnya. gelak tawa beberapa laki-laki dan jeritan yang terputus-putus dari seorang wanita yng suaranya saya kenal sekali.

ā€œAhā€¦.jangan sakitā€¦tolong lepaskanā€¦ahhā€¦ā€ pinta Teh Lina memelas, ketika dua tangan kasar meremas kedua payudaranya. sedangkan seorang lagi nampaknya mulai melepskan celana dalam Teh Lina. Aku yang melihat pemandangan itu segera berpikir dan cari akal apa yang harus aku lakukan karena untuk melawan mereka sangat tidak mungkin. Rok Teh Lina mulai disingkap ke atas, kedua kakinya direntangkan sehingga terlihat jelas selangkangannya yang samar oleh sedikit cahaya bulan. Hujan nampaknya mulai mereda, tapi tangis Teh Lina semakin menjadi. Sosok tubuh gempal mulai menurunkan celananya, dan mendekati ke selangkangan Teh Lina. Teh Lina hanya bisa memalingkan wajahnya dan tak tahan terhadap apa yang dia alami. Sehingga penis pria gempal itu mulai mendekati dan menempel pada bibir vagina Teh Lina. Aku semakin cepat berpikir, apa yang harus aku lakukan. Sesaat sebelum pria itu melepaskan hajatnya tiba-tiba Buuā€¦ukkā€¦ tubuh gempal pria itu terjengkak. ā€œBodoh kau Bondan, itu bagianku tahuā€¦!!!ā€, ā€œIyā€¦iya boss, maafkan sayaā€, ā€œhampir saja kamu merusak acaraku bodohā€, ā€œsekali lagi maafkan sayaā€. Sekarang terlihat Bertus yang mulai jongkok diantara selangkangan Teh Lina, Teh Lina hanya bisa menangis lemah. penis Bertus yang masih loyo setelah tadi memuntahkan lahar hangat mulai ditempelkan dan digessek-gesekkan ke vagina Teh Lina. Teh Lina terlihat pasrah terhadap nasibnya, dia hanya terus menangis.

Aku akhirnya menemukan ide, aku ambil besi yang teronggok disebelahku. Penis Bertus yang mulai tegang kembali sepertinya siap menembus pertahanan terakhir Teh Lina yng mulai lemah tak berdaya. Aku mulai beraksi, ketika penis itu mulai menempel di bibir vagina Teh Lina, aku pukulkan keras-keras besi yang aku ambil tadi ke tiang lguruk yang ada didekatku untuk membangunkan warga. Mendengar dentingan suara tiang lguruk Bertus dan kawannya kaget, dan segera melarikan diri. ā€œSialanā€¦siapa itu, sambilā€ umpat Bertus sambil membetulkan celananya. sedangkan teman-temannya sudah kabur duluan. Aku segera mendekati Teh Lina yang terbujur lemah, dan menutup badannya dengan jas hujan yang aku pakai. ā€œAyo teh cepat sebelum warga datangā€ aku memapah Teh Lina ke arah sepedaku dan memboncengkannya, sampai akhirnya saat warga datang aku sudah hilang ditelan malam.

ā€œSialanā€¦ada apa sich sampai pukul tiang lguruk segala, aku kira ada malingā€ umpat warga yang mulai berduyun-duyun datang ke sumber suara tadi. Namun mereka tidak menemukan apapun. Aku sendiri bersykur tidak diketahui Bertus dan teman-temannya jika saja mereka tahu bisa mampus aku. dan Teh Lina juga bisa selamat. ā€œterima kasih ya Rus, entah jika tidak ada kamu apa yang terjadiā€, ujar Teh Lina lemas ketika sampai di kosnya. ā€œya sudah Teh Lina istirahat saja, mau aku temani?ā€, ā€œhusā€¦jangan apa kata orang nanti kalau lihat kamu tidur di rumahku, bisa jadi fitnahā€, ā€œbaiklah aku pulang, tapi aku panggil dulu ya si asih adikku ntuk menemani tetehā€, kebetulan adikku juga sering diajar mengaji oleh Teh Lina. ā€œTerima kasih ya Rus, tapi ingat peristiwa ini hanya kita saja yang tahu, teteh malu kalau orang lain sampai tahuā€, ā€œbaiklah teh, aku janjiā€

Sejak itu aku semakin akrab saja dengan Teh Lina, bahkan sudah seperti keluarga sendiri. Namn perasaanku terus berkecamuk, nampaknya Teh Lina belum menyadari apa yang aku rasakan. sebenarnya akupun menginginkan dia, bisa bersama dia, mereguk cinta terindah di dunia.

Sore itu hujan sangat lebat di bulan desember ini, ada seorang anak kecil datang mencari ke rumah. Aku diminta datang ke rumah Teh Lina, untuk memperbaiki jaringan lguruk rumahnya yang rusak. ā€œCepat ya, Mas. Sudah ditunggu Teh Linaā€ ujar anak SD murid mengaji Teh Lina.

Dalam hati, aku sangat girang. Betapa tidak, guru bahasa inggris ini rupanya makin lengket dan akrab denganku. Sesampainya di rumah Teh Lina, ā€œRusā€¦tadi waktu ngajar lguruknya tiba-tiba mati, mana mau hujan lebat lagi, aku takut sendirian kalau lampu masih mati begini, tolong perbaiki yaā€, ā€œOke teh, asal bayarannya jelasā€ aku berseloroh, ā€œemang bayarannya berapa sih? sama teteh sendiri aja pake bayaranā€, ā€œmahal atuh teh, pokoknya sesuatu yang mahalā€, ā€œapa itu?ā€ Teh Lina penasaran, ā€œada aja dech tehā€ ujarku, ā€œawas kamu ya kalu mikir yang macem-macemā€ ancam Teh Lina sambil tersenyum, yang semakin memancarkan kecantikannya dalam balutan jilbab pink, dan dia sat itu mengenakan kemeja lengan panjang warna biru bermotif bunga dipadu rok hitam polos yang nampak ketat mengikuti lekung pinggulnya, hanya saja terturup oleh kemejanya yang diurai keluar. rok seperti itu maka lekukan panggul Teh Lina semakin nampak, seperti gitar spanyol yang indah, aku tertegun memandang tubuhnya yang penuh misteri. ā€œRusdi, please donā€™t look at me like thatā€ dia mulai jengah kuperhatikan tubuhnya, ā€œapa artinya tuh teh?ā€ ā€œmakanya belajar anak bandelā€ sambil melihatku gemas yang membuat aku semakin berdegup dan gemas padanya.

Di rumah kontrakan Teh Lina, suasana sepi. hampir malam dan mendung membuat sore itu seakin pekat. ā€œBoleh khan aku masuk teh?ā€ ā€œkalau kamu gak masuk gimana bisa diperbaiki?ā€, ā€œya biasanya khan aku gak boleh masuk sama tetehā€, ā€œiya tentu, tapi ini kan darurat,ā€ pintanya.

Darahku mendesir ketika membuntuti langkah Teh Lina. Betapa tidak, walaupun tertutup darah pinggul dan pantat tetap membentuk dan terbayang sangat indah ketika kulihat dari belakang. ā€œAnu, Rusā€¦ akhir-akhir ini lguruk rumahku mati melulu. Mungkin ada ada kabel yang konslet. Tolong betulin, yaā€¦ Kau tak keberatan kan?ā€ pinta Teh Lina kemudian. Tanpa banyak basa-basi menunjukkanku tempat MCB dan sekering berada yang kebetulan dekat sekali dengan kamarnya

ā€œNah saya curiga jaringan di kamar ini yang rusak. Buruan kau teliti ya. Nanti keburu mahrib dan hujanā€

Aku hanya menuruti segala permintaannya. Setelah merunut jaringan kabel, akhirnya aku memutusukan untuk memanjat atap kamar melalui ranjang. Tapi aku tahu persis, kamar itu pasti tempat tidur Teh Lina jika dilihat dari Linda letak ruangan yang rapih dan bau yang mewangi di sekitarnya. Celakanya, ketika aku menelusuri kabel-kabel, aku belum menemukan kabel yang lecet. Semuanya beres. Kemudian aku pindah ke ruangan sebelah. aku juga tak bisa menemukan kabel yang lecet. Kemudian pindah ke ruangan lain lagi. Celakanya lagi, ketika hari telah gelap, aku belum bisa menemukan kabel yang rusak. Akibatnya, rumah Teh Lina tetap gelap total. Dan aku hanya mengandalkan bantuan sebuah senter serta lilin kecil yang dinyalakan Teh Lina.

Lebih celaka lagi, tiba-tiba hujan deras mengguyur seantero desa. Tidak-bisa tidak, aku harus berhenti. Maunya aku ingin melanjutkan pekerjaan itu besok pagi. ā€œWah, maaf teh aku tak bisa menemukan kabel yang rusak. Kupikir, kabel bagian puncak atap rumah yang kurang beres. Jadi besok aku harus bawa tangga khusus,ā€ jelasku sambil melangkah keluar kamar. ā€œYah, tak apa-apa. Tapi sorry yah. Akuā€¦. merepotkanmu,ā€ balas Teh Lina. ā€œItu teh hangatnya diminum dulu.ā€

Sementara menunggu hujan reda, kami berdua berakap-cakap berdua di ruang tengah. Cukup banyak cerita-cerita masalah pribadi yang kami tukar, termasuk masalah yang sensitif. Entah bagiamana awalnya, tahu-tahu nada percakapan kami berubah mesra dan menjurus ke arah yang pribadi. Aku memberanikan diri memegang tangan Teh Lina, ā€œihhā€¦Rusdi apa-apaan sichā€ bentaknya agak kaget sambil menarik tangannya. ā€œMaaf teh, hanya ingin aja memegang tangan teteh, abis menggemaskan sekali jari teteh yag lentik ituā€, ā€œmhhā€¦kamu ini, hayo sudah berapa wanita yang kamu perdaya dengan rayuan gombalmu itu?ā€ tanya Teh Lina, ā€œwah gak keitung teh, cuma yang belum pernah yang seperti tetehā€, ā€œkamu nihā€¦ā€ sambil tangannya mulai berani mencubit lenganku, ā€œaku tuh sudah menganggap kamu tuh seperti adik teteh sendiriā€, ā€œaku khan cuma bercanda teh, emang teteh belum pernah disentuh laki-laki ya?ā€ tanyaku mulai memancing, ā€œtidak jugaā€ jawabnya singkat, ā€œteteh gak pernah pacaran ya?ā€ tanyaku lagi, ā€œmhhā€¦pernah juga sich dulu waktu SMU, tapi sejak kuliah aku sudah tidak mau pacaran lagiā€, ungkapnya mulai terbuka. ā€œkalau kamu pasti sering ya?ā€ Teh Lina balik bertanya, aku hanya menjawab dengan senyuman. ā€œwaktu pacaran teteh gak pernah disentuh? cium atau apa gitu?ā€, ā€œya paling cium, sama pegangan tangan ajaā€, ā€œapanya yang dicium?ā€ aku semakin mencecar ā€œbibir?ā€, Teh Lina hanya terdiam, aku yakin jawabannya pasti iya. ā€œwaktu teteh dicium itu, apa teteh tidak merasakan sesuatu?ā€. ā€œihhā€¦Rusdi kamu kok nanyain begituan sich?, teteh khan manusia normal juga, ya pasti merasakan lah, dan itu salah satu alasan teteh gak mau pacaran, takut tidak bisa terkontrolā€, ā€œberarti ada dong teh rasa terangsang, atau dorongan seksual?ā€, sambil agak melotot ā€œya iya atuuhhā€¦teteh khan manusia bukan malaikatā€, ā€œRusdi kira orang seperti teteh gak pernah merasakan ituā€, sambil aku mulai memegang tangannya lagi. Tapi anehnya sekarang dia tidak menarik tangannya. Aku mulai berani melakukan belaian lembut ke tangan Teh Lina, Teh Lina tidak bergeming dan tidak marah, aku mulai berani menaikan tanganku ke arah lengannya yng tertutup lengan dari gamisnya. Suasana hening saat itu, aku menaksikan wajah Teh Lina yang bersemu merah dari cahaya lilin yang terpendar. Aku mulai berani naik keatas dan merangkul pundak Teh Lina, Teh Lina hanya terdiam saja ketika kepalanya mulai kusandarkan ke bahuku. yang kurasakan badannya begitu panas seperti api yang membara, nafasnya mulai terengah-engah tanda dia tidak dapat mengontrol dirinya.

Merasa di atas angin aku bahkan tak segan-segan membelai wajah Teh Lina, membelai hidungnya yang bangir, mata, hingga bibirnya dan sebagainya. Tak sadar, tubuh kami berdua jadi berhimpitan hingga menimbulkan rangsangan yang cukup berarti untukku. Apalagi setelah dadaku menempel erat pada payudaranya yang berukuran lebih besar dari yang aku kira. Dan tak ayal lagi, penisku pun mulai berdiri mengencang. Aku tak sadar, bahwa aku sudah terangsang oleh guru sekolahku sendiri! Namun hawa nafsu birahi yang mulai melandaku sepertinya mengalahkan akal sehatku. Teh Lina sendiri juga tampaknya juga mulai kehilangan akal sehatnya. bahkan dia tidak bergeming ketika aku dekatkan wajahku ke wajahnya dan mengecup lembut bibirnya yang tipis. Dia tidak bereaksi, tidak marah juga tidak membalas.

Akhirnya, nafsuku sudah tak tertahankan lagi. Sementara bibirku masih tetap terus memagut, tanganku mulai menggerayangi tubuh guru sekolahku itu. Kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dada Teh Lina yang masih berpakaian lengkap. Dengan segera kuremas-remas bagian tubuh yang sensitif tersebut. Semua kulakukan masih dari luar pakaiannya dan masih terhalang oleh jilbabnya yang masih nampak rapih.

Tiba-tiba ā€œAaahā€¦Rusdiā€¦janganā€¦ā€ Teh Lina menepis tanganku yang berada di payudaranya, dan bibirnya melepaskan dari bibirku. matanya masih terpejam, nafasnya tidak teratur sepereti sehabis berlari. hujan semakin lebat disertai kilatan petir yang terus menggelegar, seorangpun tidak daat mendengar aktivitas yang kami lakukan. kubelai lembut wajahnya, matanya terpejam dan bibirnya masih membuka. Teh Lina cantik sekali malam ini, aku tahu dia sebenarnya merasakan sesuatu yang sangat fantastis.

Aku beranikan kembali memagut bibirnya, bibir yang begitu tipis dan hangat. Bergantian kupagut bibir bawah dan bibir atasnya. Teh Lina masih tidak bereaksi, hanya desah nafasnya semakin tidak beraturan, aku rasakan detak jantunya pun semakin kencang. Kuberanikan tanganku menyusup dibalik jilbabnya, masih dari luar kemejanya. Aku mulai meremas payudaranya yang sangat kencang dan menantang itu. Anehnya, kali ini Teh Lina tidak bereaksi menolak dan menepis tangaku. Aku pikir dia mulai menikmati itu. Mengetahui Teh Lina tidak menghalangiku, aku semakin berani. Remasan-remasan tanganku pada payudaranya semakin menjadi-jadi. Sungguh suatu kenikmatan yang baru pertama kali kualami meremas-remas benda kembar indah nan kenyal milik guru sekolahku itu yang selama ini selalu terlihat tertutup dibalik jilbab dan gamisnya. Kuusap-usap terus payudaranya yang begitu menggiurkan itu. Tubuh Teh Lina mulai bergerak menggelinjang tak beraturan.

ā€œUuuuhhhā€¦ Rusā€¦..aaahhā€¦ā€ Teh Lina mendesah saat jamahan tangan kiriku mendarat di selangkangannya. Penisku pun bertambah menegang akibat pantat Teh Lina yang begitu kencang dan montok berulang kali menempel di selangkanganku, membuatku bagian selangkangan celana panjangku tampak begitu menonjol. Aku yakin Teh Lina juga merasakannya, membuatku semakin bernafsu meremas-remas payudaranya dengan tanganku itu dari kemejanya yang masih tertutup rapat. Nafsu birahi yang menggelora nampaknya semakin menenggelamkan kami berdua, sehingga membuat kami melupakan hubungan kami sebagai guru-murid.

ā€œAaauuhhā€¦ Rusā€¦ uuuhā€¦..ā€ Teh Lina mendesis-desis dengan desahannya karena remasan-remasan tanganku di payudaranya bukannya berhenti, malah semakin merajalela. Matanya terpejam merasa kenikmatan yang begitu menghebat.

Tanganku mulai membuka satu persatu kancing kemeja Teh Lina dari yang paling atas hingga kancing terakhir, kemudian aku sibak jilbabnya ke atas. Aku terpana sesaat melihat tubuh guru sekolahku itu yang putih dan mulus dengan payudaranya yang membulat dan bertengger dengan begitu indahnya di dadanya yang masih tertutup beha katun berwarna merah. Tetapi aku segera tersadar, bahwa pemandangan amboi di hadapannya itu memang tersedia untukku, terlepas itu milik guru sekolahku sendiri.

Tidak ingin membuang-buang waktu, bibirku berhenti menciumi bibir Teh Lina dan mulai bergerak ke bawah. Kucium dan kujilati leher jenjang Teh Lina yang terbuka karena jilbabnya aku singkapkan, membuatnya menggelinjal-gelinjal sambil merintih kecil. Sementara itu, tanganku kuselipkan ke balik beha Teh Lina sehingga menungkupi seluruh permukaan payudara sebelah kanannya. Puting susunya yang tinggi dan mulai mengeras begitu menggelitik telapak tanganku. Segera kuelus-elus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. Kepala Teh Lina tersentak menghadap ke atas sambil memejamkan matanya. Tidak puas dengan itu, ibu jari dan telunjukku memilin-milin puting susu Teh Lina yang langsung saja menjadi sangat keras. Memang baru kali ini aku menggeluti tubuh indah seorang wanita yang begitu menjaga kesuciannya. Berbeda dengan pacar-pacarku yang lain, begitu murah menjual tubuhnya demi kepuasan dan harta.

ā€œIiiihhā€¦.. auuuhhhā€¦.. aaahhhā€¦..ā€ Teh Lina tidak dapat menahan desahan-desahan nafsunya. Segala gelitikan jari-jemariku yang dirasakan oleh payudara dan puting susunya dengan bertubi-tubi, membuat nafsu birahinya semakin membulak-bulak. Aku yakin, baru kali ini dia merasakan sensasi yang begitu fantastis, sensasi manusia normal secara umum, yang mungkin dia sendiri tidak akan menyangka akan merasakan ini dengan seorang muridnya sendiri.

https://m.geishi-sh***/fbjav/wp-content/uploads/2015/11/tumblr_nfvxuvYoRK1tm2dn4o2_500-1.jpg

Kupegang tali pengikat beha Teh Lina lalu kuturunkan ke bawah. Kemudian beha itu kupelorotkan ke bawah sampai ke perut Teh Lina. Puting susu Teh Lina yang sudah begitu mengeras itu langsung mencelat dan mencuat dengan indahnya di depanku. Aku langsung saja melahap puting susu yang sangat menggiurkan itu. Kusedot-sedot puting susu Teh Lina. Kuingat saat aku menyedot payudara pacarku. Bedanya, payudara Teh Lina ini jauh lebih terawat dan kencang karena belum terjamah oleh siapapun. Teh Lina menggeliat-geliat akibat rasa nikmat yang begitu melanda kalbunya. Lidahku dengan mahirnya tak ayal menggelitiki puting susunya sehingga pentil yang sensitif itu melenting ke kiri dan ke kanan terkena hajaran lidahku.

ā€œOoohā€¦. Ruuuuuuuusā€ desahan Teh Lina semakin lama bertambah keras. Untung saja hujan masih deras dan letaknya rumah kontrakannya yang memang agak berjauhan dari rumah yang paling dekat, sehingga tidak mungkin ada orang yang mendengarnya.

Belum puas dengan payudara dan puting susu Teh Lina yang sebelah kiri, yang sudah basah berlumuran air liurku, mulutku kini pindah merambah bukit membusung sebelah kanan. Apa yang kuperbuat pada belahan indah sebelah kiri tadi, kuperbuat pula pada yang sebelah kanan ini. Payudara sebelah kanan milik guru sekolahku yang membulat indah itu tak luput menerima jelajahan mulutku dengan lidahnya yang bergerak-gerak dengan mahirnya. Kukulum ujung payudara Teh Lina. Lalu kujilati dan kugelitiki puting susunya yang tinggi. Puting susu itu juga sama melenting ke kiri dan ke kanan, seperti halnya puting susu payudaranya yang sebelah kiri tadi. Teh Lina pun semakin merintih-rintih karena merasakan geli dan nikmat yang menjadi-jadi berbaur menjadi satu padu. Seperti tengah minum soft drink dengan memakai sedotan plastik, kuseruput puting susu guru sekolahku itu.

ā€œRuuusssā€¦.. Aaaahhhhhā€¦..ā€ Teh Lina menjerit panjang.

Lidahku tetap tak henti-hentinya menjilati puting susu Teh Lina yang sudah demikian kerasnya. Sementara itu tanganku mulai bergerak ke arah bawah. Kusingkap rok yang Teh Lina kenakan. Terpapang didepan mata paha yang putih mulus dan jenjang, paha yang belum tersentuh oleh lelaki manapun. Kemudian tanganku berpindah ke selangkangannya, kurasakan celana dalam yang Teh Lina kenakan sudah basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya. Aku makin berani dengan menanggalkan celana dalamnya itu ke bawah hingga terlepas dari mata kaki. Tubuh bagian bawah Teh Lina sekarang tek tertutup sehelai benangpun. Samar-samar kulihat rambut di vaginanya tercukur rapih. Hanya menyisakan bulu-bulu yang kecil dan membuat geli ketika kupegang.

https://m.geishi-sh***/fbjav/wp-content/uploads/2015/11/tumblr_nfvxuvYoRK1tm2dn4o10_500-1.jpg

Tak ayal, jari tengahku mulai menjamah bibir vagina Teh Lina di selangkangannya yang sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu tipis kehitaman. Kutelusuri sekujur permukaan bibir vagina itu secara melingkar berulang-ulang dengan lembutnya. Tubuh Teh Lina yang masih terduduk di sofa melengkung ke atas dibuatnya, sehingga payudaranya semakin membusung menjulang tinggi, yang masih tetap dilahap oleh mulut dan bibirku dengan tanpa henti.

ā€œOooohhhā€¦.. Ruuusssdddyyyyā€¦.. Aaaahhhā€¦.. Ruuusssā€¦..ssshhhā€¦aaahhhā€¦.!ā€

Jari tengahku itu berhenti pada gundukan daging kecil berwarna kemerahan yang terletak di bibir vagina Teh Lina yang telah dibasahi cairan-cairan bening. Mula-mula kuusap-usap daging kecil yang bernama klitoris ini dengan perlahan-lahan. Lama-kelamaan kunaikkan temponya, sehingga usapan-usapan tersebut sekarang sudah menjadi gelitikan, bahkan tak lama kemudian bertambah lagi intensitasnya menjadi sentilan. Klitoris Teh Lina yang bertambah merah akibat sentuhan jariku yang bagaikan sudah profesional, membuat tubuh pemiliknya itu semakin menggelinjal-gelinjal tak tentu arahnya. Jilbabnya yang sudah tersingkap semakin tidak karuan, aku mulai melihat rambutnya yang panjang dan legam membuat penampilan Teh Lina malam itu semakin erotis. Wajah dan lehernya mulai ditumbuhi titik-titik keringat walaupun sesungguhnya malam itu cukup dingin.

Melihat Teh Lina yang tampak semakin merangsang, aku menambah kecepatan gelitikanku pada klitorisnya. Dan akibatnya, klitoris Teh Lina mulai membengkak. Sementara vaginanya pun semakin dibanjiri oleh cairan-cairan kenikmatan yang terus mengalir dari dalam lubang keramat yang masih perawan itu.

Puas menjelajahi klitoris Teh Lina, jari tengahku mulai merangsek masuk perlahan-lahan ke dalam vagina guru sekolahku itu. Setahap demi setahap kumasukkan jariku ke dalam vaginanya. Mula-mula sebatas ruas jari yang pertama. Ruusssā€¦jangan sakkii..iittā€¦jangan Ruusss aku masih perawanā€ Dengan susah payah memang, sebab vagina Teh Lina memang masih teramat sempit. ā€œRuussā€¦..sakiittā€¦.aahhhā€¦ā€ Kemudian perlahan-lahan jariku kutusukkan lebih dalam lagi. Pada saat setengah jariku sudah amblas ke dalam vagina Teh Lina, terasa ada hambatan. Seperti adanya selaput yang cukup lentur.

ā€œAiiihhā€¦ Ruusssā€¦ā€ Teh Lina merintih kecil seraya meringis seperti menahan rasa sakit. Saat itu juga, aku langsung sadar, bahwa yang menghambat penetrasi jari tengahku ke dalam vagina Teh Lina adalah selaput daranya yang masih utuh. Ternyata guru sekolahku satu-satunya itu benar-benar masih perawan. Dan untuk menghargainya, aku memutuskan tidak akan melanjutkan perbuatanku itu.

ā€œRusssā€¦.. Kok distopā€¦..ā€ tanya Teh Lina dengan nafas terengah-engah. Aku yakin kalimat itu diluar kesadarannya, tapi itu adalah perkataan yang jujur terhadap apa yang dialaminya. ā€œteteh, teteh kan masih perawan. Nanti kalo aku terusin kan teteh bisaā€¦..ā€. ā€œTeteh mau kalau aku teruskan?ā€ aku tak mendengar jawaban dari mulutnya, nafasnya terus mendesah dan terengah.

Kutuntun tangan Teh Lina menggapai selangkanganku. Begitu tangannya menyentuh ujung penisku yang masih ada di dalam celana pendek yang kupakai, penisku yang tadinya sudah mengecil, sontak langsung bergerak mengeras kembali. Ternyata sentuhan lembut tangannya itu berhasil membuatku terangsang kembali, membuatku tidak dapat membantah apapun lagi, bahkan aku seperti melupakan apa-apa yang kukatakan barusan.

Dengan secepat kilat, Aku memegang kolor celana pendekku, lalu dengan sigap pula celanaku itu kulucuti sebatas lutut. Yang tersisa hanya celana dalamku. Tanganku menuntun tangan Teh Lina untuk meremas-remasnya penisku, membuat penisku itu semakin bertambah keras dan bertambah panjang. Kutaksir panjangnya sekarang sudah bertambah dua kali lipat semula. Bukan main! Semua ini akibat rangsangan yang kuterima dari guru sekolahku itu sedemikian hebatnya. Kali ini aku lihat Teh Lina membuka matanya, dan terperangah melihat penisku yang sudah sangat menegang dan kaku. Mungkin baru kali ini dia melihat penis laki-laki didepan matanya langsung. Penisku ini memang sedikit diatas ukuran pada umumnya laki-laki di indonesia. Dengan panjang yang hampir mencapai 20 cm dan diameter 5 cm, aku yakin psti akan dapat memuaskan wanita yang kutiduri.

ā€œTehā€¦.. aku buka dulu ya,ā€ tanyaku sambil menanggalkan celana dalamku. sehingga bagian bawahku tidak mengenakan apapun. Teh Lina terdiam, yang aku tau jika wanita diam tandanya setuju, atau masih terkesima dengan penisku.

Penisku yang sudah begitu tegangnya seperti meloncat keluar begitu penutupnya terlepas.

ā€œAw!ā€ Teh Lina menjerit kaget melihat penisku yang begitu menjulang dan siap tempur. Namun kemudian kuraih tanganya dan mengarahkan ke penisku kemudian perlahan-lahan ia menggosok-gosok batang ā€˜meriamā€™-ku itu tanpa aku perintah dan aku bimbing, sehingga membuat otot-otot yang mengitarinya bertambah jelas kelihatan dan batang penisku itu pun menjadi laksana tonggak yang kokoh dan siap menghujam siapa saja yang menghalanginya. Kali ini Teh Lina melakukannya dengan melihat langsung penisku tanpa memejamkan matanya. Kemudian aku menarik tangan Teh Lina yang masih menggenggam penisku dan membimbingnya menuju selangkangannya sendiri. Diarahkannya penisku itu tepat ke arah lubang vaginanya.

ā€œRuusā€¦aku masih perawanā€¦janganā€¦ā€ Sekilas, aku seperti sadar. Astaga! Teh Lina kan guru sekolahku sendiri! Apa jadinya nanti jika aku sampai menyetubuhinya? Apa kata orang-orang nanti mengetahui aku berhubungan seks dengan guru sekolahku sendiri? atau kalau dia sampai hamil, pasti akan heboh jika wanita yang selama ini menutup dan menjaga tubuhnya tenyata bobol juga.

Akhirnya aku memutuskan tidak akan melakukan penetrasi lebih jauh ke dalam vagina Teh Lina. Kutempelkan ujung penisku ke bibir vagina Teh Lina, lalu kuputar-putar mengelilingi bibir gua tersebut. Teh Lina menggerinjal-gerinjal merasakan sensasi yang demikian hebatnya serta tidak ada duanya di dunia ini.

ā€œAaahhhā€¦.. uuuhhhhā€¦..ā€ Teh Lina mendesah-desah dengan kerasnya sewaktu aku sengaja menyentuhkan penisku pada klitorisnya yang kemerahan dan kini kembali membengkak. Sementara bibirku masih belum puas-puasnya berpetualang di payudara Teh Lina itu dengan puting susunya yang menggairahkan. Terlihat payudara guru sekolahku itu dan daerah sekitarnya basah kuyup terkena jilatan dan lumatanku yang begitu menggila, sehingga tampak mengkilap. Kini jilbabnya sudah kusut tidak karuan walau masih tetap menutupi sebagian rambutnya, kemejanya sudah hampir telepas dari tubuhnya yang indah, dan roknya telah tersingkap ke atas. Selangkangannya terbuka seakan siap menerima hujaman tombak tumpulku, matanya terpejam dengan bibir yang terbuka, nafasnya naik turun tidak teratur. Aku tau dia sedang berada di puncak fantasinya.

Aku perlahan-lahan mulai memasukkan batang penisku ke dalam lubang vagina Teh Lina. ā€œaaahhā€¦***ussdiiā€¦aahhā€¦ā€ ucapnya sambil semakin memejamkan matanya seperti sedang menahan rasa sakit. Sengaja aku tidak mau langsung menusukkannya. Sebab jika sampai kebablasan, bukan tidak mungkin dapat mengoyak selaput daranya. Aku tidak mau melakukan perbuatan itu, sebab bagaimanapun juga Teh Lina adalah guru sekolahku, seseorang yang sudah aku anggap seperti tetehku sendiri!

Teh Lina mengejan ketika kusodokkan penisku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Kurasakan sekali himpitan rongga vaginanya yang masih sangat sempit, sekian kali aku masukan sekian kali Teh Lina berteriak tertahan menahan rasa sakit. Sewaktu kira-kira penisku amblas hampir setengahnya, ujung ā€œtonggakā€-ku itu ternyata telah tertahan oleh selaput dara Teh Lina, sehingga membuatku menghentikan hujaman penisku itu. Segera saja kutarik penisku perlahan-lahan dari liang surgawi milik guru sekolahku itu. Gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku dengan dinding lorong vagina Teh Lina membuatku meringis-ringis menahan rasa nikmat yang yang tak terhingga. Baru kali ini aku merasakan sensasi seperti ini. Lalu, kembali kutusukkan penisku ke dalam vagina Teh Lina sampai sebatas selaput daranya lagi dan kutarik lagi sampai hampir keluar seluruhnya.

Kulihat Teh Lina malah menikmati apa yang aku lakukan, giginya menggigit bibir bawahnya, tidak nampak rasa penderitaan dari wajahnya, hanya kenikmatan dan sesasi yang baru dialaminya. DIa sudah tidak ingat lagi komitmennya untuk memberikan kesucian hanya pada suaminya kelak, yang dia tau adalah bagaimana hasratnya saat itu tertuntaskan. Akal sehatnya sudah tidak bekerja lagi, kenikmatan duniawi yang baru dia rasakan telah merasuk keseluruh tubuhnya. Walau dalam hatinya menolak, tapi tubuhnya tidak dapat berbohong tentu agar syahwatnya terlepaskan.

https://m.geishi-sh***/fbjav/wp-content/uploads/2015/11/tumblr_nfvxuvYoRK1tm2dn4o4_500-1.jpg

Begitu terus kulakukan berulang-ulang memasukkan dan mengeluarkan setengah batang penisku ke dalam vagina Teh Lina. Dan temponya pun semakin lama semakin kupercepat. Gesekan-gesekan batang penisku dengan dinding vagina Teh Lina semakin menggila. Rasanya tidak ada lagi di dunia ini yang dapat menandingi kenikmatan yang sedang kurasakan dalam permainan cintaku dengan guru sekolahku sendiri ini. Kenikmatan yang pertama dengan kenikmatan berikutnya, disambung dengan kenikmatan selanjutnya lagi, saling susul-menyusul tanpa henti. Baru kali ini aku merasakan vagina seorang perawan, dan tidak tanggung vagina seorang yang selalu menjaga kesuciannya.

Tampaknya setan mulai merajalela di otakku seiring dengan intensitas gesekan-gesekan yang terjadi di dalam vagina Teh Lina yang semakin tinggi. Kenikmatan tiada taranya yang serasa tidak kesudahan, bahkan semakin menjadi-jadi membuat aku dan Teh Lina menjadi lupa segala-galanya. Aku pun melupakan semua komitmenku tadi.

Dalam suatu kali saat penisku tengah menyodok vagina Teh Lina, aku tidak menghentikan hujamanku itu sebatas selaput daranya seperti biasa, namun malah meneruskannya dengan cukup keras dan cepat, sehingga batang penisku amblas seluruhnya dalam vagina Teh Lina. ā€œAhhā€¦russsā€¦ddiiā€ jeritnya tertahan sambil menggigit bibir bawahnya, rasanya cukup menyakitkan. Vaginanya yang amat sempit itu berdenyut-denyut menjepit batang penisku yang tenggelam sepenuhnya.

ā€œAaaauuuuwwwwā€¦..ā€ Teh Lina menjerit cukup keras kesakitan. Tetapi aku tidak menghiraukannya. Sebaliknya aku semakin bernafsu untuk memompa penisku itu semakin dalam dan semakin cepat lagi penetrasi di dalam vagina Teh Lina. Tampaknya rasa sakit yang dialami guru sekolahku itu tidak membuat aku mengurungkan perbuatan setanku. Bahkan genjotan penisku ke dalam lubang vaginanya semakin menggila. Kurasakan, semakin cepat aku memompa penisku, semakin hebat pula gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku itu dengan dinding vagina Teh Lina, dan semakin tiada tandingannya kenikmatan yang kurasakan.

Hujaman-hujaman penisku ke dalam vagina Teh Lina terus-menerus terjadi sambung-menyambung. Bahkan tambah lama bertambah tinggi temponya. Teh Lina tidak sanggup berbuat apa-apa lagi kecuali hanya menjerit-jerit tidak karuan. Rupa-rupanya setan telah menguasai jiwa kami berdua, sehingga kami terhanyut dalam perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh dua guru dan murid.

ā€œAaaahā€¦.. Russdyyyā€¦.. aaahhhā€¦..ā€ Teh Lina menjerit panjang. Dia sudah tidak merasakan sakit namun kini telah berganti menjadi kenikmatan yang tiada taranya. Tampaknya ia sudah seakan-akan terbang melayang sampai langit ketujuh. Matanya terpejam sementara tubuhnya bergetar dan menggelinjang keras. Peluh mulai membasahi tubuh kami berdua. Kutahu, guru sekolahku itu sudah hampir mencapai orgasme. Namun aku tidak mempedulikannya. Aku sendiri belum merasakan apa-apa. Dan lenguhan serta jeritan Teh Lina semakin membuat tusukan-tusukan penisku ke dalam vaginanya bertambah menggila lagi. Teh Lina pun bertambah keras jeritan-jeritannya. Pokoknya suasana saat itu sudah gaduh sekali. Segala macam lenguhan, desahan, ditambah dengan jeritan berpadu menjadi satu.

Akhirnya kurasakan sesuatu hampir meluap keluar dari dalam penisku. Tetapi ini tidak membuatku menghentikan penetrasiku pada vagina Teh Lina. Tempo genjotan-genjotan penisku juga tidak kukurangi. ā€œRussā€¦jangan keluarkan di dalamā€¦aku takut hamilā€ keluh Teh Lina sambil terus menikmati orgasme panjang yang ia rasakan. Dan akhirnya setelah rasanya aku tidak sanggup menahan orgasmeku, kutarik penisku dari dalam vagina Teh Lina secepat kilat. Kemudian dengan tempo yang tinggi, kugosok-gosok batang penisku itu dengan tanganku. Tak lama kemudian, cairan-cairan kental berwarna putih bagaikan layaknya senapan mesin bermuncratan dari ujung penisku. Sebagian mengenai muka Teh Lina. Ada pula yang mengenai payudara dan bagian tubuhnya yang lain. Bahkan celaka! Ada pula yang belepotan di jok sofa yang diduduki Teh Lina. Ditambah dengan darah yang mengalir dari dalam vaginanya, menandakan keperawanan guru sekolahku itu berhasil direnggut olehku, murid yang sudha dianggap adik kandungnya sendiri!

Dan akhirnya karena kehabisan tenaga, aku terhempas begitu saja ke atas sofa di samping Teh Lina. Tubuh kami berdua sudah bermandikan keringat dari ujung rambut ke ujung kaki. Aku hanya mengenakan kaus oblong saja, sedangkan Teh Lina hampir telanjang bulat dengan jilbab yang tersingkap keatas tak karuan, kemeja yang tidak dapat lagi menutupi kemolekan tubuhnya, serta rok yang tersingkap ke atas sampai di perutnya.

Sesaat Teh Lina merasakan kenikmatan yang baru ia rasakan, tak lama kemudia ia mulai tersadar menangis terhadap apa yang kami lakukan. Aku tahu rasanya seseorang yang baru saja kehilangan mahkotanya, anehnya dia tidak marah padaku. Mungkin karena diapun menikmatinya, mungkin karena aku pernah menolongnya, atau mngkin karena aku yang melakukannya. Aku mulai mendekap tubuhnya dan kamipun tertidur kelelahan dalam pikuknya suara hujan dan guntur yang terus bergemuruh.

Sejak itu, Teh Lina memang agak menarik diri dan menahan diri setiap bertemu denganku, mungkin karena malu, takut atau rasa bersalah. Tapi setiap aku ā€œmenginginkannyaā€ aku selalu datangi rumah kontrakannya, dan ā€œmelakukanā€ hal itu lagi dengannya walau dengan sedikit memaksa. Walau tidak setuju dan tidak merespon terhadap yang kulakukan, tapi dia tidak marah dan melaporkan atas apa yang aku lakukan. Dan akupun tahu diri, aku tidak pernah menumpahkan spermaku di rahimnya, tapi terkadang memintanya untuk mengulum dan menumpahkan dalam mulutnya, dadanya, atau bahkan perutnya.

Namun sejak sebulan lalu, dia diterima menjadi PNS di kota, akupun kesulitan untuk menghubunginya lagi. Demikian sekelumit ceritaku dengan guruku yang tak mungkin aku lupakan. Beruntung kiraā€“kira setahun yang lalu saya mendapat pekerjaan di kota yang sama dengan teh Lina, berbekal alamat dari Asih adikku setelah aku sogok HP Samsung keluaran terbaru akhirnya aku berhasil mendapatkan alamat Teh Lina.

Aku menetap di kos-kosan yang letaknya berada di belakang dekat kontrakan Teh Lina, setiap aku dalam perjalanan berangkat menuju tempat kerja aku terkadang memperhatikan para karyawan wanita yang bekerja di kota tersebut. Namun hanya Teh Lina, wanita cantik yang selalu membuat Aku menelan ludah saat melihatnya, karena tidak hanya cantik namun tubuh dari guru muda ini juga cukup menggiurkan banyak lelaki karena Teh Lina memiliki tubuh dan pinggul yang cukup montok, selain itu payudaranya yang cukup besar pun selalu saja menonjol dibalik jilbabnya yang lebar. Akhirnya aku pun mulai menyusun rencana untuk meniduri mantan guruku itu.

==================================================================================================

Lanjutan ane edit soalnya kurang puas plotnya

Pertemuan kembali
Di Kamar Mandi Kontrakan Teh Lina
Mantaaaabbbbb
 
Lanjut lagi hu

Di dapur dan kamar Teh Lina​

Dengan kontolku masih berada di dalam lubang kemaluan Teh Lina, aku terus membopongnya. Kubawa Teh Lina ke dapur dan meminum setengah minuman yang kupersiapkan sebelumnya lalu kusodorkan sisanya ke mulut Teh Lina. Namun Teh Lina terus melawan, akhirnya kupegang pipi Teh Lina dan memaksa membuka mulutnya, kutuangkan minuman itu ke mulut Teh Lina.

Teh Lina sedikit tersedak namun meminumnya walau ia berusaha memuntahkannya.

ā€œRusdi masukin apaā€¦.??? Kamu mau racunin Tetehā€¦.??ā€ Ucap Teh Linaā€¦..

Wajahnya masih penuh air mataā€¦. Ia menatap dengan penuh amarah

ā€œhahahahah bukanā€¦ tapi obat buat Teteh bisa nikmatin kontol iniā€¦ā€ ucapku sambil mengocok batang penisku di dalam liang vagina Teh Lina​

ā€œJangan Rusā€¦ cukup Rusā€¦.ā€ Teh Lina pun mulai memohon lagi. Aku yang masih begitu nafsu memeluk erat Teh Lina sambil menciumi bibirnya dan kugoyangkan kembali selangkanganku. Nafas Teh Lina terdengar jelas, Ia mendesah namun terhalang bibirku yang terus menciumnya. Tak henti ku genjot sambil ku cium lalu lehernya kujilat hingga ke payudaranya. Dengan penuh rasa gemas dan sadis, kuremas bergantian kedua buah dada putih mulus itu. Kuciumi dengan rakus dan kucupangi ketiak Teh Lina serta bukit susu kebanggaannya itu, kemudian kucaplok kedua puting yang begitu peka, lalu kupilin dan kugigiti serta kuhisap-hisap bagaikan bayi kehausan yang ingin menyedot susu segar langsung dari sumbernya. Sementara kontolku terus menggenjot memek Teh Lina cukup lama.

8f130a34387d5e31849ccb64ea3b4643.14.jpg

Aku terus menerus memancing keluar hormon kewanitaan Teh Lina yang biar bagaimanapun adalah wanita normal, tubuhnya sedang diperkosa habis-habisan, semuanya dirasakan bagaikan siksaan di neraka. Namun para iblis di neraka tak henti-hentinya menyebarkan jaringan dan jeratan rasa lain di tubuh Teh Lina. Sakit, ngilu, perih tak hentinya, namun dari sudut dan dasar paling dalam di benaknya muncullah rasa lain; rasa panas, geli dan nikmat. Semua bercampur baur, bergantian menerpa ujung-ujung ribuan syaraf tubuhnya. Semua panca indera Teh Lina yang semula hanya mengenal satu : kemuakan dan kebencian terhadapku, perlahan-lahan ditransformasi menjadi rasa keinginan untuk mempertahankan apa yang sedang dialami.

Telingaku yang sudah sedemikian ahli menangkap perubahan dari jeritan dan rintihan sakit menjadi desah dan dengusan nafas memburu seorang wanita yang dipengaruhi rasa birahi!

ā€œMulai enak ya, Teh? Ngaku lah, nggak ada salahnya jujur ama Rusdi. Ntar lagi Teteh akan masuk firdaus, Rusdi cepetin nih genjotannya. Bilang ya kalo udah mau nambah, heheheā€¦ā€ ujarku yang melihat tanda-tanda Teh Lina itu mulai hancur pertahanannya yang terakhir. Oleh karena itu aku makin meningkatkan tempo genjotan dan tusukanku.

ā€œHmmpfhā€¦ ssshā€¦ aaahā€¦ Rus, ooohhā€¦ u-udah, Rusā€¦ saya nggak kuat lagi, ooohā€¦ā€ Teh Lina mulai hanyut terbawa arus godaan dan bujukan rasa hangat gatal di seluruh tubuhnya, terutama di bagian kemaluannya yang semakin lama semakin terasa panas akibat tergesek-gesek dengan batu lumpang daging.

Wajahku tepat kubenamkan di antara payudara Teh Lina. Sambil terus menggenjot kuemut putting kanan dan kiri secara bergantian. Teh Lina tak menjerit kesakitan justru malah mendesah. Desahannya menandakan ia merasakan nikmat​
50936569df3f3911b8ce56b8785c7821.28.jpg
main-qimg-e381e8e794202d0a520dd8d3416cd263


ā€œAahhhhhhh udahhh cukupā€ ucap Teh Lina. Teh Lina berusaha melawan.. walau ia mulai merasakan nikmat tapi ia masih berfikir bahwa rasa nikmat yang ia rasakan itu salah. Genjotan kencang dari kontolku terasa setrum dari memek Teh Lina mengalir ke seluruh tubuh Teh Lina

ā€œNikmat kan Tehā€¦.ā€ Ucapku sambil terus menggenjotnya​

ā€œOohs Rus...ahhssā€ Teh Lina hanya mendesis tak menjawabku. Kupegang wajah Teh Lina dan langsung kucium bibirnya. Selangkanganku pun terus maju mundur.

ā€œPlok.. plokkā€¦ plok.. plookkā€¦crrpppā€¦ crrpppā€¦ crrrpppā€¦ srrrppā€¦ srrpppā€¦ā€ Bunyi keras terdengar dari persenggamaan ketiga kalinya olehku dan Teh Lina.

ā€œRusdiā€¦.. ouhhh pelan, ā€¦!ā€ desis Teh Lina sambil meringis kesakitan.​

Kemaluannya terasa nyeri dan pinggulnya pegal karena agresivitasku yang seperti kuda liar. Akhirnya aku mulai mencapai orgasme. Kubenamkannya mukaku pada buah dada Teh Lina dan ditekankannya badannya kuat-kuat sambil menghentakkan pinggulnya keras berkali-kali membuat badan Teh Lina ikut terdorong. Muncratlah air mani dari kontolku mengguyur rahim dan kemaluan wanita alim tersebut. Karena banyaknya sampai-sampai ada yang keluar membasahi lantai dapur

Kedua mata Teh Lina terpejam dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku cuma menggumam, menenggelamkan kepalaku di antara dua payudara Teh Lina yang lembut. Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita alim ini. Teh Lina hanya bisa terlentang tak berdaya, meskipun hanya sekedar memakai pakaiannya kembali.

Puas dan berhenti sampai situ ? tentu tidak bagi diriku yang sudah lama merindukan vagina Teh Lina, mantan guruku yang alim dan montok. Kubopong Teh Lina, lalu kubawa ia ke tempat tidur. Setelah kututup pintu kamar, kugenjot Teh Lina yang masih lemas dengan sangat bernafsu dalam keadaan tubuh yang masih basah.

ā€œOoohh.. Russ.. ngghhā€erang mantan guruku ketika penisku menyeruak masuk kedalam liang vaginanya yang sempit. Aku perlahan-lahan menggenjot vagina itu, tapi makin lama makin cepat sehingga desahan Teh Lina menjadi erangan panjang.

Teh Lina kusetubuhi dari depan, sambil menyodok, kepalaku merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudara wanita alim itu yang sudah tak tertutup apa-apa lagi. Buah dada Teh Lina nampak sangat montok dan indah. Buah dada yang putih mulus dengan puting susu yang kemerahan membuatku tak sabar untuk meremas dan menyedot putting susunya. Sedetik kemudian, payudara wanita berjilbab ini telah berada dalam mulutku yang menyedot dengan nafsu secara bergantian. Puting susu yang telah tegak mengeras tersebut di hisap dan diremas-remas membuat Teh Lina terpekik kecil menahan kenikmatan birahinya. Payudara Teh Lina yang putih mulus itu dalam sekejap basah oleh liurku.​

Rupanya ustadzah alim bertubuh putih mulus itu telah membuatku ketagihan, aku yang sudah kalap menggerakkan pinggulku lebih cepat. Mantan guruku yang alim initerlihat mulai terhanyut sensasi itu. rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.

main-qimg-aae058abd411286a6eeccc3262691277


ā€œOh..ohā€¦ā€ hanya itu yang keluar dari mulut Teh Lina. Mata Teh Lina terlihat terbelalak seolah merasakan kenikmatan yang tiada tara. Malah kini wanita alim itu juga ikut menggoyang-goyangkn pantatnya secara aktif. Melihat Teh Lina sudah `in` aku makin bersemangat. Lalu kuganti posisi, kulepas penisku lalu duduk berselonjor dan menaikkan tubuh wanita muda bertubuh putih mulus itu ke penisku. Aku ingin memberi wanita alim itu kepuasan lebih dengan cara wanita alim itu yang memegang kendali. Ustadzah muda itu terlihat sudah sangat pasrah dan terhanyut birahinya. Dengan refleks Teh Linapun menggenggam penisku sambil menurunkan tubuhnya yang sintal itu hingga benda perlahan-lahan itu amblas ke dalam memeknya. Rambut panjangnya turun menutupi buah dadanya yang sudah terbuka, namun aku tidak peduli. Justru sang gadis semakin cantik merintih-rintih sambil mengikuti naluri hewaniahnya, menggenjot penisku.​

ā€œAiihhā€¦sakiit Ruusā€¦ā€ kata guru muda yang cantik itu merintih kesakitan sebentar kala penisku makin dalam menyentuh liang wanita alim itu. Tapi setelah berhenti sebentar Teh Lina pelan-pelan mulai menaik turunkan tubuhnya yang putih mulus itu perlahan-lahan. Kupegangi kedua bongkahan pantat Teh Lina yang padat berisi itu, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh. Desahan kami bercampur baur, tubuh Teh Lina tersentak-sentak tak terkendali, kepala Teh Lina digelengkan kesana-kemari. Tubuhnya sudah basah oleh keringat kami berdua.

Semakin lama, terlihat wanita alim berbuah dada sekal itu semakin bernafsu. Teh Lina menggoyangkan pinggulnya semakin cepat diatas tubuhku, bahkan Teh Lina dengan kedua belah telapak tangannya meremasi payudaranya sendiri yang bergoyang-goyang.​

pacaran-seharian.jpg


ā€œAyoā€¦goyang sayaaanghhā€¦oohh!ā€ Aku ketagihan dengan goyangan wanita muda bertubuh putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas dada Teh Lina, bahkan sesekali dicondongkannya wajahku untuk melumat payudara wanita alim itu. Kontan Teh Lina menjerit-jerit makin kuat. Jeritan Teh Lina membuatku makin bernafsu.​

ā€œAh uh ah..ah..uh..auuhhā€¦mmhh..ā€suara-suara itu membahana disudut kamar Teh Lina, suara nista lenguhanku yang sedang menggagahi Teh Lina. Teh Lina juga akhirnya pasrah dan dipaksa menikmati persetubuhan nista itu.

Tanganku merayap ke bawah menggerayangi payudara Teh Lina. Dia sangat pandai meremas-remas titik sensitif wanita muda bertubuh putih mulus itu, sehingga wanita alim itu dibuatnya terpekik-pekik penuh kenikmatan.

ā€œAuugghhh..oohhhmmā€¦Ruuusā€¦Teh Linaaaā€¦.mauuu..mauuuā€¦ā€, Teh Lina meracau terpekik-pekik bahwa sebentar lagi dia orgasme.

ā€œMmmhhh..tahan sayaaaangghhhā€¦Rusdi juga sudah maauuuā€¦.ā€ aku terus menggenjot dari bawah, ebrusaha segera meraih kenikmatan. Sampai akhirnya kuremas pantat Teh Lina erat-erat dan memberitahu Teh Lina akan segera keluar, perasaan yang ditahan-tahan itu pun dicurahkan juga.

ā€œAaaahhhhhā€¦.!!ā€ jeritan panjang tertahan keluar dari mulut Teh Lina, kepala wanita alim itu mendongak ke atas menatap langit sore. Kami orgasme bersamaan dan aku menumpahkan sperma kentalku di dalam vagina sempit Teh Lina. Sperma yang tidak tertampung meleleh keluar di daerah selangkangan wanita muda bertubuh putih mulus itu.

Teh Lina ambruk ke depan, ke dalam pelukanku. Kupeluk tubuh Teh Lina sambil penisku tetap dalam vagina Teh Lina, kami berdua basah kuyup keringat yang mengucur.

Aku lalu melepas tubuh Teh Lina yang sangat lemas dan mengambil air minum di dapur. Sebelumnya aku melirik ke kamar sebelah ruang tengah. Lalu aku berpaling ke pintu satunya, yang tertutup. Segera aku berjongkok untuk mengintip dari lubang kunci, dan ketika aku mengintip, terkejutlah aku teramat sangat. Birahi yang tadi telah lepas, kini kembali datang. Aku melihat Zuraida, gadis alim berjilbab yang wajahnya terlihat lugu itu tidur terlentang. Baju, jilbab, kaus kaki putih dan roknya masih ia pakai, namun roknya sudah tersingkap keatas, memperlihatkan pahanya yang putih mulus. Keterkejutanku ialah karena Zuraida, sang gadis cantik berjilbab itu sedang menyusupkan tangannya ke balik celana dalamnya dan meraba-raba memeknya sendiri.

Sesaat kemudian Zuraida melepaskan celana dalam putih berendanya, membuat Zuraida semakin terkesima melihat bentuk memek Zuraida yang indah, dihiasi bulu-bulu tipis. Zuraida merasakan nafsu birahi kembali bangkit, batang kemaluannya kembali mengeras. Aku terus mengintip, Tanganku turun ke kontolnya dan mengelus2nya.​

Detik-detik selanjutnya, gadis berjilbab itu kembali melanjutkan aktivitasnya. Tangannya meraba-raba bibir memeknya yang merah merekah, sambil mulutnya tak berhenti mendesah. Pemandangan selanjutnya semakin membuat perasaanku tak karuan. Dimana, Zuraida mencucuk-cucuk memeknya sendiri dengan irama yang semakin lama semakin cepat. Namun melihat sang gadis ayu berjilbab itu masturbasi tanpa melepas jilbab dan bajunya tetap membuatku semakin birahi.

main-qimg-04d2bd333d153f2ff98f8907d6e887d6


ā€œAkkhh.. oohh.. oughhtt.. ouhh.. akhh..ā€ desahan dan rintihan yang keluar dari mulut Zuraida semakin keras, sampai suatu saat aku melihat tubuh gadis alim itu terhentak-hentak, pantatnya terangkat dan tubuhnya mengejang beberapa saat untuk kemudian terkulai lemas dan tertidur. Rupanya Zuraida sudah mencapai orgasme, pikirku dalam hati​

Aku yang sedari tadi mengintip tak dapat lagi membendung nafsu birahinya yang kembali datang. Setelah mengambil minum di dapur dan pakaian kami yang ada di kamar mandi, segera aku masuk ke kamar Teh Lina, dan menindih Teh Lina. Teh Lina yang terkejut tidak mampu berbuat apa-apa.

ā€œRuusā€¦ udahhhā€¦ampuuunnnā€¦ jangaaannā€¦ aku capeeeekā€¦ā€ rintih Teh Lina sambil terisak-isak, namun aku tidak peduli. Kemudian tubuh Teh Lina olehku dipaksa dibalikkan dalam posisi menungging lalu kutepuk-tepuk pantat wanita muda bertubuh putih mulus itu yang montok. Puas menepuk sekarang giliran lidahku yang merasakan kelembutan kulit pantat Teh Lina. Mulutku dengan rakus menciumi pantat wanita alim itu. Lidahku menelusuri vagina Teh Lina dari atas kebawah. wanita alim itu semakin menggelinjang ketika lidahku memjilati anus Teh Lina. Tanpa perasaan jijik masih terus kujulurkan lidahku ke anus Teh Lina sehingga membuat Teh Lina itu terus menggelinjang.​

Puas merasakan nikmatnya vagina dan anus wanita muda bertubuh putih mulus itu, kemudian kuludahi bagian dubur wanita alim itu beberapa kali. lalu digosok-gosokkan dengan jariku ke daerah itu. Teh Lina terlihat memejamkan mata pasrah. Teh Lina terlihat terkejut ketika aku mulai menggesekkan penisku dibibir lubang anus Teh Lina. Teh Lina kontan menarik pantatnya. Tapi kutarik wanita muda bertubuh putih mulus itu, Teh Lina itu terkejut dan mencoba berontak.

ā€œJangan Rusā€¦jangan di situā€¦. sakitā€ iba Teh Lina.​

ā€œTahan dikit sayang, masih baru emang sakit, tapi ntar pasti enak kokā€ katanya dengan tenang.

Aku perlahan-lahan mendorong penisku masuk ke anus Teh Lina. Anus wanita alim itu kontan mengerut. Aku kesulitan memasukkan penisku kedalam dubur sempit Teh Lina. wanita alim itu merintih menahan rasa perih akibat tusukan benda tumpul pada dubur Teh Lina yang lebih sempit dari vaginanya. Air mata wanita muda bertubuh putih mulus itu kembali meleleh keluar.

ā€œAduuhhā€¦ Sudah Rusdiā€¦ Teh Lina nggak tahanā€ rintih Teh Lina kesakitan. Tapi aku itu tidak menghiraukannya. Dengan paksa terus dimasukkannya penisku ke anus wanita alim itu.

ā€œUuhhā€¦ Sempit banget nih anus kamuā€¦ā€ kukomentari wanita alim itu dengan wajah meringis menahan nikmat.

Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya mentok juga penisku. Pekikan Teh Lina semakin keras. Kudiamkan sebentar penisku disana untuk beradaptasi sekalian menikmati jepitannya. Kesempatan ini juga dipakai Teh Lina untuk membiasakan diri dan mengambil nafas.​

main-qimg-e5772f04cc6f56790905c7de67856659


ā€œAuhhhā€¦.sakitā€¦ā€ Teh Lina menjerit keras saatku itu mulai menghujamkan penisku. Secara bertahap sodokannya bertambah kencang dan kasar sehingga tubuh Teh Lina pun ikut terhentak-hentak. wanita muda bertubuh putih mulus itu mengerang dan memekik keras merasakan perih. Tanpa menghiraukan Teh Lina, kuentot dubur wanita alim itu. Untuk merangsang Teh Lina, tangannya kedepan meraih kedua payudara wanita alim itu yang bergoyang dan diremas-remasnya dengan lembut.

ā€œRusdi..u..da..ahā€¦.Teh Lina..sa..kitā€ jerit wanita muda bertubuh putih mulus itu panjang. Keringat dan air mata wanita alim itu terus bercucuran. Jeritan Teh Lina itu tampaknya justru membuatku itu makin bernafsu. Dengan keras dia sodok-sodokan penisku dan payudara Teh Lina yang menggantung diremas-remas dengan brutal. Suara rintihan Teh Lina saling beradu dengan lenguhan Lambat laun jerit kesakitan wanita muda itu berkurang, walaupun begitu air mata wanita muda bertubuh putih mulus itu tetap bercucuran. wanita alim itu mengaduh setiap kali kukirim hentakan dan remasan keras, namun terkadang terlihat wanita alim itu mengimbangi goyanganku. Terkadang Teh Lina harus menggigit bibir untuk meredam jeritannya.​

Pelan-pelan terdengar pekikan kesakitan sang wanita alim karena sodokkan penisku mulai berkurang, berganti dengan rintihan nikmat, apalagi waktu kutarik wajah Teh Lina dan memagut bibir Teh Lina, kucium wanita muda bertubuh putih mulus itu dengan lembut. Sungguh suatu perpaduan keras-lembut yang fantastis, kuperlakukan anus dan dada wanita alim itu dengan kasar, tapi di saat yang sama kuperlakukan mulut Teh Lina dengan lembut.

Akhirnya setelah aku semakin cepat menggoyang pinggulku menggagahi anus wanita alim itu, sang wanita alim itu mengerang panjang dan mengejat-ngejat, wanita alim itu mengalami orgasme panjang dengan cara kasar seperti ini, tubuh Teh Lina menegang beberapa saat lamanya hingga akhirnya lemas seperti tak bertulang. Aku sendiri menyusul Teh Lina itu tak lama kemudian, aku menggeram dan makin mempercepat genjotannya. Kemudian dengan nafas masih memburu aku mencabut penisku dari wanita muda bertubuh putih mulus itu dan membalikkan tubuh Teh Lina. Spermaku muncrat dengan derasnya dan berceceran di sekujur dada dan perut wanita alim itu.

Teh Lina terlihat lemas sekali. Ia hanya terbaring pasrah di ranjang yang spreinya acak-acakan. Terdengar sisa isak tangisnya. Nafasnya masih menderu karena orgasme-orgasme yang ia alami.

ā€œMakasih Teh Lina buat hari iniā€ bisikku lalu kukecup kupingnya. Setelah beberapa kemudian, aku berbaring terlentang disamping Teh Lina, kehabisan tenaga. Beberapa saat istirahat, aku kembali merapikan bajuku dan beranjak pergi. Tidak lupa aku mengambil gambar Teh Lina yang sedang tertidur telanjang dari beberapa pose, dan foto ini aku gunakan sebagai ancaman kalau dia berani melaporkan perbuatanku.​
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd