Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Cewek-Cewek Sombong, Starring @RedVelvet

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
PART 2


Aku hanya sempat gosok gigi pagi ini, kumur-kumur cuci muka, pakai parfum sisa, hasil campuran air keran.

"Gila, kesiangan gue," umpatku sambil menarik-narik lubang kaki jeans ketatku.

"Joe! Woy!" Han Do Ko sudah mulai teriak-teriak dari bawah.

"Kalem bangkek! Gua turun!" Kusambar kemeja kerja lusuhku.

"Udah lompat aja langsung!" Han memperhatikan jam ponselnya.

Bruk!!!

"Woy bangsat!"

"Huahahahaha...," tawaku menggema, kulempar jatuh sneakersku tepat di kepala Han dari lantai 4 ini.

Suara berisik kami pagi-pagi diperhatikan banyak tetangga disana, padahal sudah turun tangga sambil nyeker biar gak kedengaran, tapi bodo amat lah, udah hampir telat ini.

~~~~~\\\~~~~~

"Gila lu Joe, gara-gara lu coli semaleman, kita harus naik kereta cepat kan pagi ini, tekor bandar aing! Mahal su!"

"Wait? What? Kok lo asal nuduh gitu, gua cuma telat bangun gara-gara hape lobet, alarmnya jadi mati kan," kilahku.

"Anjir gak ngaku nih bocah, gua semalem denger suara plak-plok~plak-plok lo kali, mau minta gula buat kopi, eh lo lagi asik gituan, hoek jijik gua ceritanya," celotehnya di tengah istirahat siang kami yang singkat.

"Bangsat, ya gak usah diceritain lah!" Kesalku menghabiskan sisa susu dan makan siangku.

"Huahahaha, btw bacolin siapa mas bro," sikutnya.

"Ada lah, gua abis video call-an sama cewek gue," abaiku.

"Bangkek, hapelo mana bisa v-call-an curut!" Sendoknya menggeplak kepalaku.

Kusudahi pembicaraan jorok dalam warung makan seadanya ini karna pengunjung yang lain tampak sedang mencuri dengar, bisa hancur image-ku sebagai si miskin yang innocent.

Aku lanjutkan pekerjaan di tengah teriknya kota Seoul ini.

Sebenarnya pikiranku sudah tak fokus pada pekerjaan, mataku selalu mengawasi lantai bawah, juga jendela sekitar, berharap ada kejadian menarik lagi, tempat parkir, serta halaman dan jalan tak luput dari pengawasanku. Seharusnya aku menjalankan misi jahatku hari ini, tapi apesnya kenapa hapeku mati, dan tak ada satu pun disini yang punya casan hape jadul, parah.

~~~~\\\\~~~~

"Serius Joe kamu ada urusan?," Kernyit Han, kami sudah berada di tepi jalan sore itu.


“Iya, lo duluan aja balik, gua harus ke kota sebentar ada urusan mendadak, masalah TKI, biasa,” terangku meyakinkannya.


“Yaudah kalo gitu, apa mau gua temenin? Sekalian jalan-jalan juga, udah lama juga gue gak menikmati hidup,” tawarnya.


“Nggak deh, Han, lo ngerepotin,” kusulut rokokku sambil meladeninya.


“Yee si bangsat, yaudah gua pulang duluan, awas kalo ada apa-apa panggil-panggil gue,” dengusnya berlalu.


Gua cuma ketawa mendengar celotehannya.


“Kosan gue jangan dibobol yah, masih ada mie instantnya itu 2 biji,” candaku yang disambut dengan lemparan botol air mineral yang ditemukannya di tengah jalan, kubiarkan sobatku mendapatkan tumpangan umumnya baru ku mulai pergi juga dari tempat itu, kusempatkan menengok sekitar sambil berharap ada si gadis siang hari itu memunculkan batang dada hidungnya.


~~~~////~~~~


~Senja berganti malam di langit-langit Seoul~



“Bos, bukan dapet nyuri kan?” selidik si tukang counter hape curiga, aku mendudukkan diri di atas bangku plastik, sambil menawarkan rokok padanya.


“Nggak lah, itu punya cewek aku, do’i lupa sandinya, bisa aja kita format ulang, tapi dia bilang gamau data-data kenangan kita hilang katanya,” kekehku mencairkan suasana, padahal itu cewek siapa juga gue mana tau.


“Bisa aja sih bos kita bongkar, cuma yah gabisa sekarang juga, paling 3 harian baru beres,” jelasnya sambil menolak halus tawaran rokokku.


“Lama juga yah, kita ini turis mas,” bohongku, “gak bisa lama-lama disini,” melasku.


Si pria counter itu hanya menggumam.


Dalam suasana saling membalas klakson serta riuhnya malam ini membuat pikiran nekatku bekerja.


“Gini aja deh mas, saya kasih dana lebih 300 ribu, asal mas private aku dalam kisaran waktu 1 atau 2 jam untuk membongkar hape ini, nanti sisanya biar saya yang bongkar sendiri di tempat motel saya menginap,” tawarku membujuk, habis-habis deh tabunganku.


Ia tampak berpikir panjang dan melarak-lirik sekitar, namun raut wajahnya menunjukkan tanda setuju.


“Oke deh mas, silahkan ke ruang kerja saya,” ajaknya menyetujui penawaranku, “Gon, jaga meja depan dulu yah, gua mau servis hape dulu,” kulihat jempol temannya menunjukkan simbol oke.


~Di ruang kerja~



Kuhabiskan waktu malam ini dengan beberapa catatan dari si mas-mas counter yang belum kutahu namanya, setelah bercakap-cakap mencoba saling mengakrabkan diri, ia akhirnya mengambil sendiri rokok yang kutaruh terbungkus di atas meja, kulirik jam di dinding sudah pukul 10 malam.


“Bosnya menginap di motel mana gitu?” tanyanya tiba-tiba membuatku gelagapan.


“Aah, gak jauh dari sini kok, Motel B-Seoul, cari yang murah-murah aja, lumayan ada wifi dan komputer gratisnya untuk dipakai selama disana,” ujarku mengarang.


“Ooh, si bosnya sudah cukup jelas kan cara bongkarnya?” Tanyanya.


“Sudah, sudah mas, sudah mulai larut juga, saya harus kembali ke tempat asal saya,” candaku mulai membereskan catatan-catatanku.


“Oh iya bos, nama saya Kang Uu-Duk, tadi lupa gak sempat kenalan, buru-buru sih,” juluran tangannya kusambut.


“Paijo mas, gausah panggil bos lagi, saya cuma rakyat biasa kok.” Cengirku.


“Oke, Park Gi-Joe, salam kenal.”


Aku menghela napas sambil berlalu pamit, telinga orang-orang disini mungkin memang bermasalah.


~~~~\\\\~~~~


~Berjalan-jalan dalam larutnya malam kota Seoul~



Aku tidak ada niatan pulang malam ini, kuusap lagi smartphone yang kutemukan lusa lalu, dengan sedikit ilmu yang kudapat tadi mungkin aku bisa membongkarnya lain hari jika ada kesempatan dan waktu.


Kudapati beberapa hotel berbintang di kawasan ini, bukan, aku bukannya ingin menginap di hotel itu dan tidak pulang, bisa gak makan aku besok-besoknya, aku hanya masih penasaran dengan si gadis pada siang hari itu, ingin mencoba peruntunganku lagi dengan mengawasi satu atau dua hotel yang berdekatan, kalau ini bukan kebetulan, bertemunya disini berarti keberuntungan, takdir jahat yang digariskan yang di Atas padaku serta cewek itu, khayalku mulai lapar.


~~~~\\\\~~~~



Aku tercekat sesaat setelah sekian lama menunggu, melihat sebuah Mercy mewah menurunkan kedua penumpangnya di depan salah satu lobby hotel yang ku awasi, berambut klimis dan tegap, aku kenal pria itu, serta seorang wanita disampingnya, perawakan agak tinggi dan rambut tebal hitam bergelombang, meski ditutup cadar ala arabian pun, aku paham siapa dia, si gadis hot pada siang hari itu.


~~~~\\\\~~~~


Aku bergegas melewati rerumputan hotel di tengah semilirnya angin perkotaan malam itu, mencoba berakting ngos-ngosan di depan penjaga lobby, “ma’af pak, mbak yang tadi baru masuk itu menjatuhkan secarik amplop, bisa tolong berikan pada beliau, barangkali ini penting buatnya.” Ujarku berbohong lagi dan lagi, entah untuk yang keberapa kalinya hari ini.


“Oh boleh mas, masnya dapet dari mana ini?” Ujarnya setelah menerima amplop dariku.


“Di jalan mas, tadi mbaknya kebetulan belanja di toko saya sebelum kesini, aku kejar karna ada barangnya yang ketinggalan, gak jauh kok dari sini, yaudah mas saya pulang dulu yah,” Pamitku berlalu.


“Oh iya mas, hati-hati, saya kasihkan nanti pada beliau.” Ucapnya sopan.


“Oke pak, terima kasih, saya pamit dulu, toko gak ada yang nunggu.” Senyumku tanpa dosa.


~~~~\\\\~~~~


“Permisi, Hotel Room Service.”


“Iya sebentar,” seorang wanita membukakan pintu kamarnya.


“Oh, ma’af nyonya, ganggu, tadi ada mas-mas yang nitip ini amplop, katanya punya si mbak yang tak sengaja menjatuhkan di jalan tadi.”


“Amplop? Amplop apa ya, Pak?”


“Wah ma’af, saya kurang tahu nyonya, ini amplopnya mohon diterima,” wanita itu tampak enggan mengambil amplopnya.


“Saya permisi dulu nyonya.” Security itu izin tuk kembali lagi ke posnya.


~~~~\\\\~~~~


Wanita itu membolak-balik amplop sambil bertanya-tanya.


“Gak inget gua punya amplop kaya gini,” ia tetap membuka amplopnya walau penuh tanda tanya.



Dear baby girl-ku yang cantik, aku mengetahui apa yang terjadi di gedung SM Town pada siang hari kemarin, temui aku setelah kau menerima surat ini, sebelum suatu hal buruk akan terjadi.



My Number: XXXXXXXXXXX


~~~~\\\\~~~~


“Ada apa, Joy?”


Wanita itu tampak kaget dan menutup kembali amplopnya.





#Joy.


Bersambung…



Ma’af suhu kalau kurang berkenan untuk part 2 ini, karna aku harus membangun plot ceritanya dulu sebelum beralih ke konflik dan ekse, tapi aku akan terus berusaha untuk menyajikan cerita yang bisa membakar gairah forum kita tercinta ini, selamat membaca semuanya :D .
Bhuakakkaka..
Kang uu dhuk..
Kaga berenti2 ktawa gw bacanya..
Bisa aja huuu..
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd