Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
Mantap baca dri awal, mata melek trus... Lanjutkan suhu ceritanya buagus.. Cuma membayangkan sama tukang tambal ban yg terbelakang mental pasti seru.. Tapi cerita nya mantap suhu... :semangat:
 
Mantap suhu selalu di tunggu updat nya, sambil membayangkan sama tukang tambal ban dan kakeknya... Wih keren.. :thumbup:thumbup
 
mantap ceritanya suhu

di tunggu updatean pak RT nya hehe
 
#SemprotOriginalContent

CETAAARR!

Aku terbangun oleh suara petir. Masih jam 9 pagi, namun sedang terjadi hujan besar terjadi di daerah komplekku. Hari ini aku memang tidak berangkat ke kantor karena diberi izin oleh Pak Beni untuk tidak masuk karena semalam sudah menemani dia dan boss client perusahaan kami di club malam. Tentu saja kemarin malam tidak hanya minum alkohol dan joget-joget, tapi juga kami melakukan sex di VIP Room. Kemarin malam pak Beni membawa Fina juga untuk pasangan mainnya, aku menyerahkan tubuhku untuk boss client. Aku dan Fina ditelanjangi dan disetubuhi dengan pasangan kami masing-masing di ruangan itu. Kebiasanku kalo sambil dipengaruhi alkohol permainan sexku lebih liar walaupun biasanya aku tidak banyak ingat kejadian apa saja yang terjadi semalam.


Yang aku ingat aku orgasme beberapa kali dan vaginaku sudah dilumuri oleh sperma boss client. Tubuhku lemas ketika harus pulang dan memakai pakaianku, aku hanya langsung menggunakan blus dan rok, meninggalkan dalemanku dan harus dibantu jalan menuju mobil pak Beni. Fina tidak ikut pulang bersama pak Beni, sepertinya dia ikut bersama Boss Client. Entah apakah diantar pulang atau mereka melanjutkan permainannya di tempat lain. Seperti biasa sambil di antar pulang Pak Beni minta aku oral sambil nyetir. Tentu aku iyakan permintaannya.


Dan tepat sebelum masuk gerbang komplek spermanya menyembur di mulutku. Sebagian mengenai pipiku dan menetes disamping bibirku.

"Selamat malam Pak" ucap pak Beni menyapa satpam gerbang komplek rumahku. Sesuai SOP komplekku, satpam itu melihat ke arah dalam mobil memastikan tidak ada yg mencurigakan. Dia terlihat cukup kaget melihatku dengan blus dan rambutku yg agak berantakan, dan sepertinya bajuku cukup menerawang melihatkan dadaku tidak ditutup bra. Belum lagi ada bekas lendir di sekitar wajahku. Aku mencoba senyum kepadanya. Lalu Satpam itu membukakan gerbang komplek dan Pak Beni mengantarku sampai depan rumah. "Del, makasih ya hari ini, sepertinya si Boss senang dan akan melanjutkan kontrak kerja perusahaan kita 1 tahun kedepan, kamu ambil libur aja 2 hari kedepan, ketemu lagi hari Senin" ucap pak Beni. Aku senang "pekerjaan"ku hari ini tidak sia-sia. Aku turun dan langsung masuk rumah. Di kamar, aku buka pakaianku, terlalu lelah untuk memilih baju, lalu aku masuk kedalam selimut dan tidur dengan telanjang.

[Hide]
Aku bangun dari ranjangku yg masih kedaan telanjang. Aku ambil gaun tidur karena memang aku akan stay di rumah hari ini. Aku menuju dapur, tidak terlihat papa dan Mas Dinan, sepertinya karena hujan mereka ada di kamar masing-masing. Di dapur aku ambil segelas air dan tidak lupa ritual tiap pagiku meminum pil anti kehamilan.

"BRUG..GBRUG..GBRUUG"

Ada suara seperti tembok yg hancur dari kejauhan. Aku menerka suara apa itu sambil jalan ke depan pintu rumah. Aku dikagetkan dengan air bah mengalir siap memasuki rumahku. "BANJIIIR!" aku berteriak. Aku berlari ke kamar papa untuk memberitahunya. Papa membuka pintu kamarnya mendengar teriakanku. Mas Dinan juga tidak lama muncul. Air cepat sekali naiknya, kini sudah sebetis. "Ayo ke atas!" ajak mas Dinan. Kami bertiga berjalan ke arah tangga. Lalu aku teringat obat papa. "Mas Dinan duluan bantu papa ke atas, Dela mau ambil obat papa di kamarnya!" perintahku kepada Mas Dinan. Aku berjalan kembali ke kamar papa. Air mulai naik ke lutut.

Aku masuk kamar papa menuju laci di samping tempat tidur papa. Terpaksa sedikit jongkok untuk mengambil obatnya membuat tubuhku terendam air. Setelah memgang obat papa aku berjalan keluar kamar papa. Aku merasa perlu untuk mengambil handphone ku di kamar. Aku berjalan menuju kamar, air sudah sampai lutut. Aku ambil HP di atas ranjangku, dan langsung cepat-cepat menuju tangga.

Aku sampai ke lantai atas. Papa duduk di sofa tua dan Mas Dinan berdiri dekat jendela, keduanya melihat ke arahku. Aku baru sadar ternyata gaun tidur yg kukenakan dan basah ini membuat tubuhku tercetak dan transparan dimana aku tidak memakai daleman apapun.


Aku bertingkah cuek saja supaya tidak canggung dalam situasi ini. Aku liat sekeliling, aku jarang sekali kesini. Lantai 2 ini tidak besar, tidak ada kamar, hanya sebuah ruangan untuk menuju balkon jemuran baju. Di ruangan ini tersimpan furniture lama yang tidak terpakai, ada sofa, meja dan lemari tua. Nah, aku berharap ada pakaian disana. Aku buka lemari itu, cukup berdebu. Tidak kulihat adanya pakaian. Hanya dus piring-piring gelas.

"Kayaknya tanggul air depan komplek ini yang jebol pak" ucap Mas Dinan memantau dari jendela. Papa berdiri mendekati mas Dinan. Hujan besar turun 3 hari terakhir ini, dan ya wajar saja tanggul jebol apabila tidak ada maintanance rutin dari pengelola. Rumahku berada di bagian belakang komplek, dan memang dari pintu masuk hingga ke arah rumahku jalanan terus menurun, bisa dibilang 2 RT paling belakang komplekku ini berada di dataran yg paling rendah. Air tidak lanjut ke kampung belakang karena ada tembok besar yg membatasi antara komplek kami dan kampung, akibatnya air terjebak disini. Aku intip ke bawah tangga, air sudah naik, mungkin setinggi dadaku. Perabotan rumah mulai banyak yang ngambang di permukaan air.

Aku ambil HP ku, sial semalam pulang dugem aku ga sempat ngecas. Batereku dibawah 10%. Terpakasa aku hanya beri pesan singkat kepada Doni. "Don, rumahku kebanjiran. Tapi sekarang aman di lantai 2 dengan papa dan mas dinan. Kamu ga usah khawatir. Batere aku abis. Aku nyalain 3 jam lagi buat ngabarin kamu. I love you." Aku klik Send. Pesanku terkirim lalu aku matikan HP supaya hemat batere dan menyalakannya hanya ketika darurat. 'PETT!' lampu mati. Sepertinya listrik komplek dimatikan agar air tidak berbahaya mengaliri listrik. Walaupun masih pagi, tapi karena hujan lebat. Sinar matahari yg masuk hanya sedikit. Sehingga suasana tetep remang.

Aku duduk di sofa. Memeluk kedua tanganku. Cukup dingin juga dengan pakaian yg basah ini. Papa menghampiri duduk disebelahku dan memeluku dari samping agar aku tetap hangat. Mas Dinan ngecek ke tangga melihat keadaan dari atas tangga.

"Wah ada makanan2 kotak ngambang" ujar mas Dinan melihat beberapa stok makanan kotakan dari dapur ngambang dengan perabotan-perabotan lain. Mas Dinan jongkok dekat tangga meraih kotak2 makanan yg ngambang di dekat dia. Satu persatu dikumpulkan ke atas sampai ada satu kotak seperti hadiah yg diambil oleh mas Dinan.

"Belum dibuka itu hadiah dari Om Karyo del?" Tanya papa. "Iya pa, malem itu Dela kecapean lupa naro dimana terus ga inget ada titipan Om Karyo" ucapku. Malam itu memang aku lupa menyimpannya dimana sampe ditemukan barusan sama mas dinan. Mas Dinan memberikan kotak itu kepadaku.

Aku pelan-pelan membuka bungkusan itu. Aku terkejut. Isinya sebuah dildo 20cm baru masih dalam keadaan dibungkus. Ada sepucuk surat bertuliskan "Untuk Dela, biar ada temen mainnya"

Shit! Berarti Om Karyo yg waktu itu memang mengintipku masturbasi waktu aku dan papa nginep di rumahnya.

Aku menduduk malu. Papa dan Mas Dinan juga kaget melihat bungkusan dildo tersebut. "Mm.. maaf pa,, Dela udah nakal" aku berkata pelan dan malu. "Del, maafin papa, tapi papa juga ga tahan liat kamu.." papa mengubah pelukannya menjadi meraba dadaku. Aku tidak terlalu kaget dgn perlakuannya, aku memang merasa papa tiriku ini selama ini memang menjaga nafsunya terhadapku. Dan kali ini dengan pakaian tipis dan hadiah dildo yg "mengekspos" kenakalanku membuat dia lepas kendali.

Papa meraba dadaku dan mencium pipi dan leherku. Aku melihat mas Dinan membenarkan posisi penisnya dalam celana. "Paa.. ada mas Dinan" ucapku lirih memberi tahu papa. "Terserah kamu del.." ucap papa mulai menurunkan ciumannya ke dadaku. "Aaahhssshh.." aku tidak mengerti maksud ucapan papa. Mas Dinan tetap tidak beranjak hanya saja pelan-pelan mengelus penisnya dari luar.

"Mhhmm.. mas Dinan.. sini" aku tidak tahu malu memanggil mas Dinan. Mungkin sisa hangover alkohol semalam membuatku tidak bisa menahan keliaranku. Aku pelorotkan tali gaun tidur ini. Dadaku menyembul keluar, papa menjilat dada kiriku dan mas Dinan aku arahkan ke dada kananku. Keduanya memainkan pentilku dengan lidahnya. "Hhmmmmmh.." aku menahan nikmat menggigit bibir bawahku.

Tangan mas dinan meraba-raba perut bawahku. Tangan papa mengelus paha bagian dalamku sambil beberapa kali menyentuh vaginaku. Vaginaku mudah basah kalo pasanganku sudah memainkan dadaku, dan kali ini ada dua orang yg merangsangku, membuatku extra terhanyut dalam nafsu.

Papa mengambil dildo hadiah Om karyo itu. Lalu mulai memainkannya depan vaginaku. Vaginaku yg sudah basah tidak terlalu susah untuk dimasukkan dildo itu. Aku mendongak, mulutku membutuh huruf O tanpa keluar kata-kata menikmati penetrasi dildo itu sedikit demi sedikit.

Mas Dinan sepertinya sudah tidak tahan lagi. Dia berdiri membuka celananya dan mengeluarkan penisnya. Wow! Penisnya hampir seukuran dengan dildo yg dimainkan papa di vaginaku. Mas dinan mengarahkan tangan kananku untuk menggenggam penisnya. Hangat dan besar sekali. Aku sudah tidak sabar mas dinan mengocokan penisnya ke vaginaku. "Punya..papa.. mana?" Aku nengok ke arah papa yg masih belum membuka celananya. "Papa sudah lama impoten Del" ucap papa yg membuatku cukup sedih dia tidak bisa menikmati tubuhku secara langsung.

Papa mulai mengocokan dildo itu dalam vaginaku. Mas Dinan mendekatkan penisnya ke wajahku dan menampar-namparkan penisnya di pipiku. Aku genggam dan arahkan kepala penisnya ke mulutku. Aku kulum bagian kepala penisnya. "Hmmm.. ternyata kontol paling gede selama ini adanya di rumah" ucapku kepada mas Dinan yg dibalas senyumnya. Aku akui memang selama ini aku "jajan" dengan berbagai pria, punya mas Dinan lah yg paling panjang.

"Jilatin terus non, udah lama saya ngebayangin kontol saya disepong non dela" ucap mas dinan memajumundurkan penisnya dalam mulutku. Ini memang bukan threesome pertamaku, tapi disodok dengan dildo 20cm di vaginaku dan penis 20cm di mulutku membuat sensasi ini berbeda dan aku cepat sekali mencapai orgasmeku. Bagian pinggulku bergetar di sofa, papa masih terus mengocok dildo tersebut. "Aku sampee..aaaahhh" cairan vaginaku membasahi seluruh dildo yg hampir masuk seluruhnya.

"Pak, izin gantian ya pak" ucap mas Dinan masih berusaha sopan padahal saat ini penisnya sedang berada di mulut anak majikannya. Aku diminta mengungging oleh mas Dinan. Uhh, aku paling tidak sabar disodok penis panjang lewat posisi doggy.

"Papa siniin kontolnya, biar Dela coba" ucapku ke papa yg kemudian papa turuti dengan membuka celananya dan mengeluarkan penisnya. Karena tidak tegang memang jadi kecil. Aku ingin mencoba apa rangsanganku bisa membuat penis papa berdiri.


'Sleep..sleep' penis mas Dinan langsung masuk dengan tempo cepat karena vaginaku yg sudah licin. "Uuuhhmm.. enak mashh..." lirihku. Lidahku kujulurkan menyapu penis papa. Tangan papa memegang dadaku yg menggantung dan bergoyang mengikuti sodokan mas Dinan di belakang.

Aku jilatin dan aku kulum batang penis paoa masih saja penis papa tidak berdiri. Aku jilati biji zakarnya sambil tanganku mengelus batang penisnya. Perlahan aku merasakan penisnya sedikit mengeras. "Non, ini memek non terbaik se komplek ini!" Ucap mas Dinan yg membuatku bertanya dalam hati memang mas Dinan sudah nyobain berapa wanita di komplek sini?

"Hmm..hmm..mmh" masih dgn sodokan mas dinan di belakang dan penis papa yg coba ku bangunkan dengan kuluman. "Mhuaaaah.." Aku orgasme lagi. Mas Dinan menahan penisnya dalam-dalam ketika merasakan cairan vaginaku melumer di dalam.

Aku merasa Penis papa berdiri setengahnya dalam genggamanku. Aku pikir mumpung bisa aku ingin papa menikmati vaginaku. Aku melepas penis mas Dinan dan mencoba menaiki penis papa. Karena tidak terlalu keras cukup sulit memasukannya. Aku langsung menaik turunkan pantatku ketika penis papa sudah di dalam vaginaku. Tidak lama aku menggenjot penis papa dalam vaginaku, "Croot..crooot..crott" papa sudah orgasme dalam vaginaku. "Makasih del.. papa bisa rasain enaknya ngentot lagi". Selain impoten papa juga ejakulasi dini, biarpun waktunya sebentar tapi aku senang bisa membuat papa puas. Aku berdiri dari pangkuan papa melepaskan penis papa dari vaginaku yg dilumuri spermanya.

Mas dinan dengan penis masih tegang sedang melihat keadaan di luar dari jendela. Hujan entah dari kapan sudah berhenti. Aku hampiri mas Dinan seperti kucing mengharap ikan asin. Aku pegang batang penisnya dan ku kocok sambil berdiri. Mas Dinan memberanikan mencium bibirku. French kiss dengan lidah kami bertemu seakan hubungan ini didasari cinta dan seakan aku sedang melakukannya dengan pacarku.

Mas Dinan langsung mengambil posisi di belakangku. Tubuhku menghadap keluar jendela. Aku berpegangan pada jendela ketika penis mas Dinan mulai menyodok-nyodok vaginaku dari belakang. "Dela..su..kha.. kontol .mas..dinaan" ucapku terpatah-patah disela-sela sodokan penis mas dinan. "Siap non, mas Dinan siap kok ngentotin non dela tiap hari" ucap mas dinan mempercepat kocokannya.

Aku sudah terlalu lemas menahan tubuhku. Kini dadaku menempel langsung ke jendela luar. Entah di situasi ini apakah ada orang di luar yg melihat ke arah jendela ini.


Mataku sudah sayu, aku sudah setengah tenaga menahan tubuhku berdiri. 'Srrrtr..srrtt...srrrt' nikmat orgasme kembali kurasakan dengan posisi seperti ini. "Mas..dinan.. cepethh.. semprotin pejunya.. Dela udah ga tahan" aku memohon kepada mas Dinan.

Mas Dinan menahan pinggulku. Dia perlambat kocokannya tapi dia perdalam setiap tusukannya. Sungguh mas dinan adalah paket komplit sex ternikmat yg kurasakan. "Sleepp.." tusukan penis mas Dinan diujung rahimku dan 'Croott..crott..croot..' sperma mas Dinan membanjiri vaginaku. Terasa hangat dan aku benar-benar terpuaskan.

======

Jam 15.00 Air belum surut. Beberapa jam terakhir aku masih bertelanjang badan karena gaun tidurku dijemur agar kering. Kami bertiga sambil istirahat dan ngobrol-ngobrol kecil ditemani makanan kotak yg mas Dinan pungut ketika mengambang dekat tangga. Papa sempat tertidur tadi sekitar 2 jam dan aku dan mas dinan diam-diam sempat melakukan persetubuhan lagi. Kali ini mas dinan orgasme ketika penisnya sedang dijepit diantara kedua payudaraku. Katanya udah lama sange ngebayangin jepitan dadaku.


"Pak Anton.. Mas Dinan!" ada suara dari luar jendela. Ternyata ada pak RT dan tim bantuan dengan perahu karet. Mas Dinan mengambil gaun yg dijemur untuk dipakaikan kembali kepadaku.

"Ohh. Ada neng Dela juga di rumah" ucap pak RT yg terlihat senang melihatku hanya menggunakan gaun tidur. Ternyata evakuasi sudah dilakukan dari rumah ke rumah dengan perahu karet. Pak RT dan tim menjemput satu persatu warga dari rumahnya. Pak RT menginstruksikan ada yg menjaga rumah karena biasanya ada pencuri yg memanfaatkan situasi seperti ini ketika rumah ditinggalkan. Nanti untuk yg berjaga akan dikirimi bekal makanan dari pos evakuasi.

Aku berkata ke mas Dinan untuk bantu papa dulu cari hotel. Biar aku yg menjaga rumah. Sebelumnya papa dan mas Dinan ragu meninggalkanku, tapi aku sudah memberitahu mereka kalo aku sudah punya rencana dan pasti akan segera menyusul mereka di hotel.

"Neng Dela kami akan kembali bawa perbekalan" ucap pak RT membawa papa dan mas dinan naik ke perahu karet "Iya pak, jangan lama-lama ya" aku gunakan sedikit nada manja ke pak RT. Mas Dinan tersenyum sepertinya sudah bisa menebak rencanaku.
[/HIDE]

Bersambung: Page 31
 
Terakhir diubah:
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd