Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
#SemprotOriginalContent

Pagi itu aku datang ke kantor dan melihat ada banyak polisi dan karyawan di luar kantor. Aku melihat Fina dan menghampirinya menanyakan ada apa. "Pak Beni diduga melakukan penipuan, Mba. Polisi lagi geledah kantor dan Pak Beni sekarang jadi buron" ucap Fina dengan cemas. Kecemasan yg sama aku rasakan, apakah kantor ini akan ditutup? Apa yang akan terjadi berikutnya? Kemana perginya pak Beni? Apa benar dia menipu?

Karyawan yang tidak mendapat kejelasan apa yg terjadi selanjutnya memutuskan untuk pulang. Aku dan Fina pun memilih pulang. Fina lebih dulu dijemput pacarnya. Ketika Fina menurunkan jendela mobilnya, pertama kalinya aku melihat wajah pacarnya Fina dan aku yakin pria itu yg melakukan sex car denganku di parkiran stasiun waktu itu. Ya itu Yudi. Aku tidak tau apakah Yudi mengenaliku juga atau tidak. Aku hanya melambaikan tangan dan melempar senyum dan Yudi juga membalasnya. "Duluan ya Mba Dela" pamit Fina sebelum mobilnya jalan. Tidak lama setelah itu taksiku datang.

Aku sudah kembali tinggal di rumahku. Walaupun kondisinya sudah kembali normal masih ada kecemasan banjir datang jika hujan lebat turun.

Saat aku pulang naik taksi, aku melewati rumah pak RT. Disana aku melihat mba Andin sepertinya baru pulang dari pasar membawa belanjaan dibantu dengan tukang ojeg. Yang lagi-lagi aku tidak percaya adalah pakaian yg dipakai mba Andin untuk ke pasar. Kausnya rendah dengan belahan dada yg sangat terlihat.


Aku juga melihat tukang ojeg yang mengantar belanjaan mba Andin masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya. Mau ngapain mereka? Pikiranku membawa ke lamunan jorok. Apakah abang ojek itu yg disebut pak RT dan para satpam punya penis besar? Haduh aku langsung kepikiran penis Mas Dinan lagi.

Sampai rumah aku lihat mas Dinan sedang beres-beres rumah. Papa tidak terlihat, sepertinya sedang dikamarnya. Aku tarik Mas Dinan ke kamarku, tanpa banyak tanya Mas Dinan ikut ke kamarku. Sampai kamar aku membua rok dan celana dalamku. Bagian bawah tubuhku sudah bugil. "Mba Dela kok bukannya ngantor malah pulang trus minta dientot?" Mas Dinan keheranan. "Mas Dinan mau ga memek Dela? Kalo gamau ya Dela cari yg lain" Pura-pura aku mengancam Mas Dinan. Tentu mas Dinan tidak banyak tanya lagi. Vaginaku yg bersih tanpa bulu sudah siap disajikan untuk Mas Dinan. Aku duduk di tepi kasur lalu Mas Dinan menurunkan badannya dan mendekatkan wajahnya ke vaginaku.



[HIDE]'Sllrrpppss..slrpppss..' suara lidah mas Dinan menyapu permukaan vaginaku. Aku merasa geli tapi nikmat. Mas Dinan terus menghisap dan memainkan vaginaku dengan mulut dan lidahnya sampai aku merasa akan klimaks. Tanganku meremas-remas dadaku yg masih tertutup pakaian untuk mengimbangi permainan lidah Mas Dinan. "Mash..Dinanhh..ehhmm.. enakkhh..Dela Sampe.. aahhhsss" ucapanku ketika mencapai klimaks. "Creett..creeet". Tanganku menggenggam seprei kasurku sangat kencang. Kedua pahaku menjepit kepala mas Dinan agar tetap disana disaat aku menikmati orgasmeku.

"Naaan, Dinan?" Suara papa mencari mas Dinan. Mas Dinan langsung berdiri mengelap mulut dan pipinya yg dilumeri cairan vaginaku. "Mba aku dipanggil papa dulu ya" izin Mas Dinan sebelum keluar dari kamarku. Aku masih terengah-engah mengatur nafas. Vaginaku semakin gatal dimasukkin penis. Aku mencari Dildoku di kamar tapi tidak ketemu. Apakah dildoku masih di lantai 2 ketika terakhir kali aku pakai? Aku malas keluar kamar lalu mencoba menahan gairahku dengan istirahat memejamkan mata. Dan tidak sengaja aku ketiduran.

"Teng tong!" Suara bel rumah berbunyi. "Teng Tong!" Kembali berbunyi dan tidak ada yg membukakan pintu hingga aku terbangun. Aku ambil baju tidurku seadanya menggantikan kemeja kerjaku lalu berjalan keluar kamar. Sepi tidak ada orang, mobil di garasi pun tidak ada sepertinya papa sedang pergi dengan Mas Dinan. Aku liat hari sudah siang sepertinya aku ketiduran cukup lama. "Teng Tong!" Suara bel kembali berbunyi.

Aku buka pintu rumah dan ternyata tukang antar paket. Dia seperi kaget melihatku mungkin lebih tepatnya kaget melihatku dengan pakaian yg terbuka.

"Paket ya pak? Dimana saya tandatangan?" Tanyaku memecah kekakuan. "Ehm.. disini.. mba.." jawabnya. Aku mendekatinya dan menandatangani bukti terima. Saat aku menunduk aku tau dadaku akan terlihat oleh Tukang Antar ini tapi aku cuek aja, masih horny karena gagal disodok penis Mas Dinan tadi


"Bapak daritadi nelen ludah terus, haus ya pak?" Aku basa basi sedikit menyindir dia yg daritadi melototin dadaku. Hanya dijawab senyum sambil cengengesan. Dasar otak mesum, ucapku dalam hati. Aku mengajak dia masuk ke arah dapur untuk aku bawakan minum. Sambil berjalan ke dapur aku lihat ke arah selangkangannya dan kulihat tonjolan besar disana. 'Hmm.. sebesar apa ya penisnya?'. Aku semakin horni tidak kuat menahan nafsuku.

Aku buatkan pengantar paket itu segelas kopi. Lalu kami ngobrol-ngobrol basa basi di dapur. Darisitu aku tahu namanya Pak Bowo usianya 39tahun. Dia bilang beberapa kali antar barang kesini selalu Mas Dinan yg terima dan baru tau ada cewe cantik tinggal di rumah ini. "Gombal deh pak Bowo ini" jawabku dengan tertawa centil.

Selagi ngobrol aku pura-pura tidak menyadari kalo bajuku sedikir melorot dan pentil dadaku sedikit mengintip. Tangannya beberapa kali memegang selangkangan membenarkan posisi penisnya yg sudah tegang


"Sesek pak? Keluarin aja. Kasian itu daritadi pengen berontak" godaku membuka jalan. Wajah Pak Bowo terlihat sumringah mendengar ucapanku. "Mba Dela juga buka tapi ya, itu bajunya kekecilan" jawabnya dengan mupeng penasaran liat dadaku polos tanpa tertutup apapun. "Toket aku ini pak yg kegedean bukan bajunya yg kekecilan" godaku sambil meremas dadaku dari luar.

Lalu aku membuka dasterku membiarkan tubuhku polos tanpa penghalang menghadap pak Bowo. Pak Bowo pun mengeluarkan penisnya dalam celananya. 'Waaaw' wajahku tidak bisa menutupi ekspresi kagum melihat penis pak bowo. Besaaar, bahkan sedikit lebih besar dari mas Dinan dan yg ini lebih berurat. "Mau coba mba?" Wajahnya seakan tau wanita manapun akan tergoda bila sudah melihat penisnya. Sekarang giliran aku yg dibuatnya menelan ludah.

Aku berlutut menggenggam penisnya dan kulihat sudah ada cairan precum di kepala penisnya. Langsung saja aku jilati mulai dari kepala penis, ke batangnya hingga ke bijinya tidak terkecuali. "Ahmm..sllrp..hmmmm..slrrpp" suara dari mulutku ketika mencoba mengulum kepala penisnya. "Ahhh.. enak mba.. jebolan komplek sini jagoan nyepong semua" ucap pak Bowo. Wah dia sudah pernah dengan siapa lagi? Lalu aku teringat, apakah penis pak Bowo ini yg dimaksud pak RT disukai mba Andin istrinya? Kalo aku lihat sih penis pak bowo ini masuk kriteria.

"Bapak pernah main sama Mba Andin?" Tanyaku ingin menghilangkan rasa penasaranku. "Mwahahaha!" Dia tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaanku. "Mba Andin mah bukan cuma pernah mba, tapi sering. Bahkan klo lagi sange banget, dia yg samperin saya ke rumah Mba. Gabisa lepas dari kontol saya dia mba" jawabnya sambil menyombongkan diri. Aku pun semakin penasaran dengan rasa penis pak bowo di vaginaku.

Aku lepas kulumanku. Lalu berdiri membelakanginya. Aku sedikit membungkukan badan di meja dapur. Pak Bowo sudah paham maksudku lalu ia arahkan penisnya ke arah vaginaku.



"Mba Dela, hati-hati ya, kontol bapak bikin nagih loh.. mwahaha" ucap pak Bowo ketika kepala penisnya sidah berada diujung mulut vaginaku. "Sshhh.. aaawhhh.. pelan-pelan paak" vaginaku terasa perih seperti perawan menghadapi penis besar pak Bowo. Dengan pelan tapi pasti pak Bowo terus memasukan penisnya kedalam vaginaku. "Mbaa.. memeknya ga pernah dicoblos kontol beneran ya? Sempit banget. Mwahaha" pak Bowo terus menyombongkan ukuran penisnya.

Kami mulai memaju mundurkan tubuh kami. Kocokan penis pak Bowo yg diawali rasa perlih, perlahan berubah menjadi kenikmatan.

"Plak plak plak" suara tubuh kami bertumbukan
"Aaah.. aaah.. aaah" suara kami memacu birahi
Tanganku bertumpu pada meja di dapur menahan tiap sodokan penis pak Bowo. Aku akui penis terlalu besar memang ada rasa sakit di vaginaku, tapi ini pertama kali juga aku merasa vaginaku sangat penuh. Penuh kenikmatan.

"Mba Dela, bapak mau keluar.." tiba-tiba pak Bowo membuyarkan kenikmatanku. Aku kecewa ternyata penis pak bowo biarpun besar tapi cepat keluarnya. "Jangan di dalam pak, keluarin di toket saya aja" aku ga sudi ngasih semprot sperma di dalam tanpa aku belum sampai ke orgasmeku.

Aku melepaskan diri dari pak Bowo. Lalu aku berlutut untuk menjepitkan penis pak Bowo di dadaku. Aku ludahi dadaku hingga licin, dan pak Bowo terus mengocokan penisnya dengan cepat. "Hegh.. ehhhmm..huaaaahh" "croooot..croooot..crooot" sperma pak Bowo muncrat dengan banyaknya. Sebagian mengenai bibir bawah dan daguku. Dadaku penuh lumuran spermanya.


Aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lalu aku kembali ke dapur masih menggunakan handuk dan kulihat pak Bowo sudah kembali menggunakan seragamya untuk kembali bekerja. Aku mengantarnya sampai depan pintu rumah. "Kalo kangen kontol bapak, panggil aja ya" ucapnya masih sombong. "Kalo mainnya udah bisa lebih lama kabarin aja pak" jawabanku mengubah senyum sombong di wajah pak bowo menjadi cemberut.

===== Sebulan kemudian ======

Sudah sebulan kantorku belum kembali beraktifitas. Pacarku Doni sudah memintaku mulai mencari pekerjaan baru. Aku sudah pernah coba kontak beberapa boss client kantor lama yg kira-kira bisa menerimaku bekerja, tapi semuanya menolak karena kasus penipuan kantor kami oleh Pak Beni dan belum jelas siapa saja yg terlibat.

Aku sempat mengunjungi Novi dan Om Iwan di kantornya. Aku hanya ngobrol sebentar dengan Novi karena Novi harus pergi meeting dgn vendor. "Kamu sehat kan Nov?" Aku bisa melihat wajah Novi yang kelelahan di balik make upnya. "Sehat kok Del, cuma lagi cape urusan dengan Vendor. Pasti mereka lagi ada maunya" ucapnya. Aku tidak menanyakan lagi apa "maunya" si vendor terhadap Novi, tapi Novi bilang "Mereka". Berapa banyak "mereka"?

Novi langsung beranjak pergi. Aku bertemu Om Iwan di ruangannya untuk menanyakan apa ada pekerjaan buatku disini. Tapi sepertinya posisiku belum ada dikantornya karena bisnisnya masih rintisan. "Tapi Del, Om mungkin bisa kenalin kamu ke beberapa temen om yg udah posisinya tinggi" ucap Om Iwan ingin membantuku. "Wah bener om? Boleh om nanti Dela titipin file CV nya" ucapku dengan semangat. "Ehmm.. anu..kenalan Om ini ga butuh CV kamu Del" Om Iwan seperti ingin menyampaikan sesuatu tapi ragu-ragu. "Ya kurang lebih biar keterima disana kaya Novi keterima kerja disinilah Del.. kamu ngerti kan?" Tanyanya memastikan. Ya aku mengerti maksud Om Iwan, kenalan om Iwan ini nerima pegawai diliat dari servicenya di ranjang.

Aku pikir gaada bedanya juga sih dengan pekerjaan sebelumnya dengan Pak Beni. Jadi aku menyanggupi dan meminta kontak kenalan Om Iwan. "Ambil di laci bawah situ Del, ada map isinya kontak kenalan om" Om iwan menunjuk meja kerja dibelakangku. Aku langsung mendekati laci itu dan membungkukan badan untuk mengambil map yg dimaksud.



"Del, Om Iwan kangen deh" ucap Om Iwan yg menggantikan kata "Nafsu" dengan "Kangen" ketika mengintip celana dalamku dari balik rok pendek yg kukenakan saat ini. Aku tau ini akan memancing nafsunya, dan karena om iwan juga sudah baik ingin membantuku apa salahnya aku "membantu" dia juga.

"Sama kok Om, Dela juga kangen kontol Om" aku menghampirinya lalu kami berciuman. Tangan Om Iwan langsung menggerayangi tubuhku. Ia meremas-remas dadaku dan pantatku. Aku balas dengan mengelus selangkangannya membangunkan penisnya. "Aaahh..hmmmm" lidah Om Iwan bermain di leherku.

"Tok tok tok!" Suara pintu ruangan ini di ketuk. "Paa, ini Mama!" Aku terkaget sepertinya itu suara istri Om Iwan. Om Iwan menyuruhku ngumpet dibalik meja kerjanya. Aku sangat panik dan mencoba mengatur nafasku di kolong meja.

"Cklek" kunci pintu dibuka. "Eh Mama.. eee.. tumben ga ngabarin dulu.. ee.. mau kesini?" Tanya Om Iwan sedikit gugup kepada istrinya. "Udah mama whatsapp tapi ga dibales.." jawabnya sambil ngeloyor masuk ke ruangan ini. Aku bisa melihat kakinya mendekat ke arah meja. Om Iwan dengan sigap langsung duduk di kursinya. "Eee.. anu..maa.. itu aku lagi sibuk kontakin vendor sample.. kerjanya ga beres-beres, barusan Novi aku suruh kesana buat ngecek langsung" jawab Om Iwan berbohong dengan istrinya. "Oh pantes di depan ga keliatan, aku kira dia lagi sama kamu di ruangan ini" istrinya sedikit curiga. "Duh Maah, Papa kan udah bilang jangan cemburu sama si Novi. Novi mana mau sama om-om kaya aku, Mah" Om Iwan terus berbohong dengan istrinya.

"Jadi ada perlu apa Mah, tumben sampe nyamperin?" Om Iwan coba mengalihkan topik pembicaraan. Ternyata istrinya ketinggalan dompet di rumah ketika di perjalanan menuju mall. Dia mampir untuk pinjam kartu kredit Om Iwan. Tapi setelah Om Iwan memberikan kartunya, istrinya tidak langsung pergi tapi masih lanjut ngobrol.

Rasa panikku tadi sekarang berubah menjadi nekat. Aku raba selangkangan Om Iwan. Om Iwan menahan ekspresinya agar tidak ketahuan istrinya yg duduk diseberangnya saat ini. Aku rasakan penis yg tadi sempat ciut kini mulai berontak kembali. Hihi.

"Jangan dibuka.." tiba-tiba Om Iwan menahanku membuka resleting celananya. "Apa paah yg dibuka?" Istrinya tidak mengerti ucapan om Iwan. "Anu mah.. itu paket kiriman yg di rumah jangan dibuka.. eee.. itu sample produk buat temenku.. aku yg mau anter ke kantornya nanti" Om Iwan ngeles. Aku pun semakin berani mengeluarkan penisnya dari balik celananya.

Om Iwan membenarkan duduknya agar penis tegaknya tidak keliatan istrinya. Dia merapatkan kakinya ke kolong meja mendekatkan penisnya ke wajahku. Yang mana aku pun sudah tidak sabar mengoral penis Om Iwan. "Slllrpp..slrrrp" aku jilati penis Om Iwan dengan perlahan agar tidak membuat suara. Ternyata permainanku membuat Om Iwan semakin keenakan. "Aaaaahh.." reflek desahan keluar mulutnya. Istrinya kebingungan. "Anuu..Ini maah.. papa lagi ngecek cashflow kantor ini.. dan papa lega tadi masih aman" lagi-lagi dia ngeles.



"Haagggh..gllgkk..glkkk" aku masukan seluruh penis Om Iwan kedalam mulutku hingga keujung tenggorokanku. "Uhh..damn!" Ucap Om Iwan sambil sedikit menggebrak meja. Tidak menunggu istrinya bertanya lagi Om Iwan langsung bilang kalo baru dapet email dari vendor yg telat produksi.

"Ehmm.. papa kayanya lagi sibuk ya.. mama tinggal dulu ya.. nanti malem kita ketemu di rumah" ucap istrinya sambil membungkukan badannya di meja dan mendekatkan wajahnya ke Om Iwan. Mereka berciuman tepat diatas meja, dan secara bersamaan aku dibawahnya sedang deep throat penis Om Iwan.

Aku mendengar langkah sang istri keluar ruangan dan menutup pintunya. "Aah..gila kamu Delaa.." ucap Om Iwan yang sekarang ku yakin perasaannya sedang tidak karuan. Aku kocokan penisnya yg berlumuran ludahku dengan cepat. "Del, Om Iwan mau sampee" ucap Om Iwan. "Keluarin om jangan ditahan" aku remas-remas dan terus kocok penisnya.

"Crooot..crooot..croot!" Spermanya menyembur dari penisnya ke seluruh wajahku. Aku terus kocok penisnya yg masih tegang dan beberapa kali masih mengeluarkan semprotan sperma.



"Banyak bangett oom" ucapku. Aku belum pernah disemprot sperma sebanyak ini di wajahku. Om Iwan mengatur nafasnya selesai orgasme hebatnya. "Del muka kamu nafsuin banget kena peju gini, tahan sebentar" 'ckrek' Om Iwan mengambil fotoku.

"Nah Foto ini mungkin yg bisa bikin kamu keterima kerja di tempat temen om" ucapnya. Aku pun mengambil kontak yang ada di map untuk mengirimkan CV ku dan om Iwan yg akan mengirimkan "portofolio" ku.
[/HIDE]

Bersambung : Page 45
 
Terakhir diubah:
This is awesome....

And biasanya saya ngga terlalu mentingin ilustrasi, but this time
The butt, under the table, and cif...

Just perfect....

Thank you
 
dela perlu di kasih banyak kontol kayaknya suhu, kalau bisa pas tes di terima kerja gak cuma sama kenalan om iwan aja suhu. di suruh muasin 6 laki laki sekaligus mampu gak dela nya. top banget karya suhu. terima kasih
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd