Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

lebih cocok mana buat fantasy?

  • Thalia Ivanka Elizabeth - Riskha Fairunissa

  • Beby Chaesara Anadila - Frieska Anastasia Laksani

  • Citra Ayu Pranajaya - Cindy Hapsari Maharani

  • Shani Indira Natio - Shania Gracia


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.

MisterBrightside

Guru Semprot
Daftar
15 Jul 2017
Post
519
Like diterima
480
Bimabet
Setelah membaca dan ngikut join di beberapa treath suhu-suhu besar hehe, ijinkan ane upload karya ane, masih percobaan hehe...

monggo...



PART 1


Suatu pagi seperti biasa, aku sudah disibukan dengan kegiatan mempersiapkan perlengkapan kuliahku. Hari ini kelas pagi, aku sudah mandi masih dengan handuk melingkar di badanku menutupi daerah pinggang kebawah sibuk mencari baju yang akan aku kenakan...

Oiya, namaku Yovie. Aku sudah memasuki semester tujuh dengan jurusan Sastra Indonesia. Masih bingung tiba-tiba adikku masuk ke kamarku...

"Ih kakak porno! Belom pake baju!"

Adikku ini Cindy Dea Yuvia. Biasa di panggil Yuvia atau yupi, Dia sudah kuliah semester 3. Meskipun begitu postur tubuhnya cukup proposional. Diam-diam aku suka memperhatikannya...

XRHJRch7_o.jpg


"Kamu lagian ngapain? Subuh-subuh udah bangun!" Celetukku sedikit kesal karena kaget tiba-tiba dia masuk kamarku.

"Abis pintunya kebuka, ya aku masuk aja..." Dia cengengesan.

"Yeee, kalo kamu masuk pas kakak buka handuk, gimana?" Balasku menatapnya.

"Ya paling aku teriak terus keluar!" Dia ganti cekikikan.

"Udah sana keluar dulu. Kakak mau ganti baju!" Aku mendekatinya dan mendorongnya keluar kamar.

Percakapan sesaat tadi, aku sempat curi-curi perhatian ke bagian-bagian tubuhnya, dia memiliki badan yang tidak terlalu kurus tapi tidak terlalu gendut jadi pas, belum lagi ukuran payudara yang nampaknya lumayan, aku tidak bisa taksir berapa ukurannya, dengan celana pendek yang dia kenakan menceplak bulatan pantatnya, Duh penisku tegang...

***

Aku sudah di jalan menuju kampus, nampaknya hampir telat. Sampai kampus buru-buru berlari menuju kelas, fokusku terbagi karena harus mengecek perlengkapanku sampai akhirnya aku menabrak seseorang...

Kenyal-kenyal

"Apa ini?"

Kenyal-kenyal-kenyal-kenyal...

"
Oh, shit..."

"Eh, maaf-maaf..."

Aku terjatuh terlungkup diatas seorang gadis, dan tanganku tepat di payudaranya...

"I-iya, gapapa..." Gadis itu berusaha tersenyum,

Aku memerah menatap gadis itu, aku malu karena baru saja menyentuh payudaranya.

"Kamu gapapa bener? Maaf ya ke-kepegang..." Bisikku pelan,
"I-iya gapapa kok..." Gadis itu memerah,

Aku bergegas meninggalkannya, tiba-tiba...

"Kak?" Gadis itu memanggilku.
"Iya?" Aku menoleh,

"Bisa bantu aku?" Gadis itu memerah menatapku.
"Bantu apa?" Aku berbalik kearahnya.

"Aku mahasiswi baru, bisa tunjukin dimana layanan mahasiswanya?" Bisik gadis itu pelan,

Aku terdiam sesaat, kalo aku bantu dia, aku bakalan telat masuk kelas, tapi kalo aku masuk kelas belom tentu bisa ketemu dia lagi nanti...

"Kak?

Suara gadis itu memecahkan lamunanku.

"Eh, Yaudah sini ikut aku..."

Akhirnya aku memutuskan bolos kelas untuk membantunya menuju ruang layanan mahasiswa. Sesampainya disana, dia masuk ruangan, aku menunggu diluar...

Aku duduk di bangku dekat ruangan layanan mahasiswa, selang setengah jam, dia keluar dan tersenyum menatapku. Mendekati aku...

"Makasih ya kak?" Dia bingung,
"Ah, Yovie. Panggil Yovie aja..." Balasku.

"Eh, iya kak Yovie. Aku Shania Gracia. Panggil Gracia aja..." Dia tersenyum lagi.
"Kak Yovie gaada kelas?" Tanyanya,

wummIDT7_o.jpg


"Eh, se-sebenernya ada sih, cuman udah telat..." Aku nyengir,
"Ah, seriusan? Yaampun gara-gara aku ya? Duh maaf-maaf..." Dia membungkuk beberapa kali.

"Eh, nggak kok. Bukan salah kamu. Aku emang lagi males kelas..." Aku nyengir lagi.

"Ha? Ih, pemalas ya? Dasar senior..." Dia sedikit tertawa,
"Eh junior songong ya..." Reflek aku menepuk dahinya,
"Aduh sakiit..." Dia meringis lalu memukul lenganku.

"Ah, maaf-maaf. coba aku liat..." Aku mendekatkan wajahku ke dahinya.

Tiba-tiba dia mendorong pelan dahinya sehingga aku mencium keningnya...

"Ih, dasar senior. main cium-cium aja!" Dia cekikikan.

"Yee, kan kamu yang...

Belom selesai aku berbicara, tiba-tiba dia menarik tanganku...

"Ke kantin yuk..."

Aku menurut mengikutinya ke kantin, kami terhenti di sebuah kedai, dia memesan makanan. Sebagai cowok normal, mataku malah fokus memperhatikan bentuk badannya, dia memiliki wajah yang manis, kaki yang jenjang, pinggul yang ramping, serta payudara yang nampak mancung dari samping, dan pantat yang cukup menantang...

ZmC2yMIs_o.jpg


"Kak? Ngapain liatin pantat aku?"

Lagi-lagi suara Gracia memecah lamunanku...

"Apa?" Aku menatap wajahnya,

"Ngapain kakak liatin pantat aku? Nafsu?" Celetuknya lalu tertawa,

"Eh, apa, nggak. Siapa yang ngeliatin..." Aku sedikit panik.

"Yee, dasar..." Dia ngeluyur mencari meja.

"ngghh... kak... Aaahh... Pe-lann Ohhh pe-laann!!" Lenguh Gracia saat diriku menganal dirinya...

Shit...

"Kampret, depan orangnya aja, malah ngebayangin gituan..." Bisikku menatap Gracia yang sibuk makan.

"Kakak nggak makan?" Tanya Gracia,

Aku hanya tersenyum sambil sedikit menggeleng...

"Kenapa? Nggak nafsu ya? Abis ngeliatin pantat aku jadi nafsu yang lain ya?" Dia cekikikan.

Aku hanya nyengir, ini cewek ternyata boleh juga, ini sifat aslinya atau emang gara-gara tadi aku nggak sengaja memegang payudaranya? Ah, tau gitu aku remes aja tadi sekalian...

"Hayo, ngelamun lagi. Ngebayangin apa?" Gracia menarik tanganku.
"Ha? Ah, nggak ngelamunin apa-apa..." Celetukku santai.

"Bohong! Pasti ngelamunin aku! Hayo ngelamunin aku ngapain?" Dia cekikikan lagi.

Muncul ide isengku, hanya sekedar mengetes...

"Iya deh ngaku, ngelamunin kamu..." Bisikku nyengir.
"Nah kan, hayo ngelamunin aku ngapain? Pasti yang jorok-jorok ya?" Dia tertawa.

"Mau tau banget?" Pancingku.
"Pasti gara-gara ngeliatin pantat aku kan? Atau gara-gara megang payudara aku?" Bisiknya mendekat.

DEG...

Tiba-tiba aku terkejut, tidak percaya kalau dia akan mengatakan itu. Aku terdiam menatap Gracia yang sekarang senyum-senyum miring menatapku.

"Udah makan dulu, nanti aku ajak ke lantai atas..." Kataku sambil senyum-senyum.

"Eh? Mau ngapain?" Gracia bingung,
"Ada tempat asyik buat nongkrong..." Balasku nyengir.

Setelah dia selesai makan, kami langsung bergegas menuju lantai paling atas kampus kami. lalu naik lagi menuju balkon kampus yang memang lumayan sepi, tetapi enak buat nongkrong karena angin yang semilir...

"Waah, aku baru tau ada tempat begini! Adem! Enak..." Gracia merentangkan tangannya merasakan semilir angin menerpa bagian tubuhnya...

Aku terdiam di sampingnya kembali menyusuri bagian tubuhnya...

"Ini biasanya cuman buat nongkrong doang, kak?" Tanya Gracia celingak-celinguk sekitar.

"Ya, kalo sama temen-temen aku biasa di pake buat ngerokok, soalnya...

Aku melangkah mendekati pintu kami masuk,

"Sini deh, kami buat kunci disini...
...Biar gaada yang tiba-tiba ngebuka..."

Dia mendekatiku dan memperhatikan grendel yang aku pegang...

"Ih, dasar senior, kepikiran aja buat gituan..." Dia cekikikan,
"Ini cuman dipake buat ngerokok doang, kak?" Lanjutnya menatapku dalam,

"I-iya, selama ini bu-buat ngerokok doang sih..." Entah kenapa aku jadi panik,
"Oh, kirain..." Dia menatap direksi lain lalu menjauh dariku.

"Ki-kirain apa?" Tanyaku polos.
"Nggak..." Jawabnya santai,

"Yee junior bikin penasaran nih!" Celetukku kencang,

Dia menoleh,

"Emang mau tau banget maksud aku apa?" Dia cekikikan.
"Emang apa?" Balasku,

"Kunci dulu deh grendelnya..." Dia masih cekikikan,

Aku terdiam sesaat, jangan-jangan maksudnya... Ah ga mungkin, masa sih dia... Ngerokok?! Aku mengunci grendel itu...

"Emang buat apa kunci-kunci segala?" Tanyaku polos,
"Gapapa, biar gaada yang ganggu aja..." Dia duduk di bangku dekat pintu,

"Hmm, Gracia... Maaf ya..." Bisikku ikut duduk di sebelahnya,

"Gre aja, biar gampang..."
"Maaf buat apa?"

Dia menatapku,

"Maaf buat semuanya, awal ketemu nggak sengaja megang payudara kamu, terus tadi waktu di kantin aku ngeliatin pantat kamu terus..." Jelasku polos,

Dia tertawa, "Iya gapapa lagi kak, kalo yang pertama kan kita tabrakan, bukan sengaja kakak megang...

...Terus yang ngeliatin pantat aku... Wajar sih, kakak berarti cowok normal..."

Dia tersenyum, "Tapi kakak nafsu kan sama pantat aku?" Lanjutnya berbisik,

DEG...

"Mau jawaban jujur apa jawaban bohong?" Bisikku,
"Ih, masa gitu? Jujur lah..." Celetuk Gracia merajuk.

"Kalo jujur sih iya, bahkan sampe ngebayangin..." Celetukku tidak sadar,

"NGEBAYANGIN APA?" Gracia menoleh menatapku.
"Eh, apa, ngebayangin?" Aku sedikit panik,

"Kakak ngebayangin aku ngapain, hayoo?" Tanyanya mencubit lenganku,

"Aduh-duh, ng-nggak. Nggak ngebayangin ka-kamu ngapa-ngapain..."

Bodoh, kenapa bisa keceplosan?!

"Bohong. Hayo apa?" Gracia penasaran,
"Ah ntar kamu marah lagi kalo aku bilang..." Balasku berusaha tenang,
"Nggak, udah, apa?" Todong Gracia,

"Ya-yaudah deh, ba-bayangin ka-kamu di-di-dia-anal..." Bisikku terbata-bata.
"Anal? Ih mesum..." Dia mencubit lenganku, kali ini lebih keras,

"Aduh! Sakit tau! Maaf deh..." Aku meringis mengusap lenganku,

"Emang kakak mau banget nganalin aku?
...Sampe ngebayangin gitu..."

DEG...

Tiga kali dia bikin aku terkejut, aku masih meraba-raba, Gracia ini orang yang seperti apa? Apa mungkin dia maniak seks atau hanya sekedar memancingku untuk bersenang-senang...

"Iya, aku mau banget nganalin kamu..." Bisikku menatap matanya,

Tiba-tiba dia berubah sedikit panik,

"Eh, be-beneran?"

"Iyalah, emang kamu pikir ngapain aku ngajak kamu ketempat sepi begini?"

Aku menggeser posisi dudukku mendekatinya...

"Kak? Se-seriusan?" Dia menggeser posisi duduknya sedikit menjauh...
"Iyalah sayang..." Aku langsung mencengkram tangannya,

Dia tidak bisa bergerak kemana-mana hanya memejamkan matanya takut, sementara wajahku terus mendekati wajahnya sampai beberapa centi lebih dekat. Dia memejamkan matanya makin kencang...

"Kalo penakut juga gausah sok-sokan..." Bisikku di telinganya,

Dia membuka matanya, lalu melotot menatapku.

"Sembarangan! Siapa yang sok-sokan?! Aku berani kok!" Dia menantang memajukan dadanya...

Aku merunduk menatap dadanya,

"Ini maksudnya apa dibusung-busungin?" Tanyaku menatap wajahnya.
"Pegang kalo berani!" Celetuknya sedikit kencang.

Aku tidak memegangnya melainkan malah mengecup bibirnya tiba-tiba, dia kaget sesaat melotot menatapku. Kembali aku kecup lagi bibirnya, dia masih terdiam menatapku, aku kecup lagi bibirnya yang ketiga kali, dia berbisik...

"Ap-apaansih? Aku kan nyuruh pegang, bukan cium..." Dia memerah,

"Ya kan awalnya ciuman dulu..."

Bisikku lalu kembali mencium bibirnya, dia masih terdiam sementara aku mulai melumat bibirnya, dalam detik kemudian dia membalas lumatanku dan membelit lidahku. Ada sekitar sepuluh menit kami saling memangut, melumat, dan membelit lidah, ciuman terlepas... Aku menatapnya yang sekarang terengah lalu kembali melumat bibirnya, tangannya menyentuh daguku lalu melingkar di leherku, nafas kami saling memburu...

"Kenapa kita jadi ciuman terus?" Bisikku sesaat ciuman terlepas,
"Gatau..." Jawabnya lalu kembali melumat bibirku.
"Aku horny, Gre..." Bisikku berusaha mencium lehernya,

Dia mendongak memberikan ruang padaku, aku mengecup lehernya beberapa kali, tanganku naik mulai mengusap payudaranya dari luar kaus hitamnya, dia mendesah perlahan,

"Kaakk..."

Tangan lembutnya mulai turun dari leherku kebagian dadaku, aku tidak kuat lagi...

"Aku nggak kuat Gre, aku nggak kuat!" Bisikku menarik bajunya terlepas,

Gracia menurut saja aku melepas bajunya sehingga menampakan payudaranya yang ditutupi bra ungu, kulepaskan juga bra ungu tersebut. Dia sudah telanjang dada...

"Mmmhh kaakk..."

Lenguh Gracia saat tiba-tiba aku mengecup puting payudaranya. Aku menghisap payudara kirinya sementara tangan kiriku memilin payudara kanannya...

"Ooohh..."

Gracia mulai gelisah akibat perlakuanku...

"Ini sensitif ya?" Bisikku menatapnya

Dia hanya mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya, nampak kacau. Aku kembali memilin putingnya dengan telunjuk dan jempolku, kuputar-putar dan kutarik...

"Oohhh Kaakk!!"

Dia menggeleng liar, mengetatkan kakinya. Seolah mengerti aku naik kearah telinganya dan berbisik,

"Keluarin aja, Gre..."

Gracia tersengal menatapku, wajahnya nampak memerah, kembali aku menarik putingnya...

"Aaahh kaakk jangann!!!"

Kutarik lagi,

"AAAAHHH..."

Tarik lagi,

"YHAAA..."

Tarik lagi, kali ini dia berteriak lebih kencang dan nampak bergetar, yup dia squirting...

"Hhhh... Hhhh... Hhhh... Hhhh..."

Dia nampak kacau dan tersengal-sengal, wajahnya memerah sedikit lemas menatapku, aku hanya tersenyum lalu mencium bibirnya...

"Kamu sensitif banget sih, masa baru di pilin udah keluar..." Bisikku setelah ciuman terlepas,

"Sekarang kakak..."

Dia mendorongku pelan lalu membuka celanaku dan celana dalamku, dalam sekejap muncullah penisku yang sudah menegang sedari-tadi. Dia sempat kaget sesaat karena tiba-tiba mengacung di depannya...

"Eh..."

Perlahan tangan lembutnya mulai menyentuh penisku dan mulai mengocoknya pelan-pelan, dia menatapku tersenyum. Aku hanya terdiam merasakan halus tangannya mengocok penisku...

"Ng-nggak mau diemut?" Tanyaku,
"Emang mau diemut?" Tanyanya balik,

Dia hanya tersenyum lalu tiba-tiba mengocok penisku makin cepat, aku jadi kaget lalu melotot menatapnya...

"Kakak aja nggak tadi, masa aku harus ngemut? curang namanya!"

Dia sedikit kesal sambil terus mengocok penisku, reflek aku jadi menganga...

"Ahh... Pelan-pelan dong..."

Dia tidak menghiraukan suaraku, terus mengocok, ini enakk...

Aku mendongak memejamkan mata, tanpa sadar aku keluar...
Gracia nyengir menatapku...

"Banyak banget..."

Bisiknya menatap tangannya sendiri yang masih menggenggam penisku yang baru saja di kocok secara paksa, berlumuran spermaku dan penisku keliatan memerah digenggam tangannya yang putih dan halus, aku terengah sedikit karena kocokannya yang lumayan kencang dan tiba-tiba...

Kami kembali berciuman, dalam ciuman aku menarik celana sekaligus celana dalamnya secara paksa, dia masih fokus menciumi bibirku membelit lidahku sehingga tidak sadar kalau sudah telanjang seluruhnya...

Ciuman terlepas, dia sadar telanjang seluruhnya dan sedikit panik,

"Kakk?"
"Tenang, kan udah aku kunci, sayang..." Bisikku di telinganya,

Perlahan aku turun kebawah menuju vaginanya yang masih basah karena squirting tadi, tersenyum sesaat mendongak menatapnya...

"Ooohhh..."

Desahnya saat lidahku bertemu permukaan vaginanya,

"Kaakk, aku ssshh sensitif looh..."

Aku tidak menghiraukannya, terus saja menjilat karena aroma wangi yang seakan terus menghipnotisku. Aku merasa seperti ada yang mengganjal, dia masih perawan...

Sedikit-sedikit dia meronta...

"OooHHH KAaakk!!! ITUU DIAAA!!!"

Aku terus menjilat tanpa sadar tangan Gracia sudah mengunci kepalaku untuk tidak bergerak kemana-mana hanya fokus menjilati dan menghisap vaginanya, suara berisik sudah mulai terdengar karena vaginanya yang makin becek...

"KAaakk... EnAAkKK..."

Desahnya kacau, tiba-tiba aku merasa vaginanya bergetar dan...

"AAaaahHHhhh KakYovVv!!!"

Wajahku basah karena semprotan dari vaginanya yang luar biasa, aku sendiri kaget lalu mendongak menatapnya yang terengah mulai lemas tapi masih berusaha tersenyum...

"Kan udah aku bilang sensitif, bandel sih..." Bisiknya masih terengah,

Aku tersenyum, bangkit berdiri lalu mengacungkan penisku kearahnya yang masih sedikit lemas akibat dua kali squirting, dia mendongak...

"Tadi kan udah aku emut, sekarang gantian..."

Jelasku nyengir menatapnya, dia kembali tersenyum menggoda. Damn! She's beautiful when she's doing that...

Dia kembali menggenggam penisku, masih mendongak menatapku, perlahan lidahnya keluar lalu menyentuh kepala penisku, entah kenapa aku jadi menggigit bibir bawahku sendiri. Dia kembali menjauh lagi lalu tersenyum sesaat...

"Ooohh..."

Desahku saat merasakan penisku masuk mulutnya...

"Hangat..."

Bisikku, dia mulai memaju-mudurkan kepalanya, aku terpejam merasakan hangatnya mulut Gracia, dia terus memaju-mundurkan kepala sambil kadang-kadang melepas penisku lalu di jilat masukan lagi terus seperti itu. Entah kenapa tiba-tiba pinggangku bergerak sendiri maju-mundur setelah merasakan hisapan Gracia, tanganku reflek memegangi kepalanya...

Dalam menit selanjutnya aku jadi memompa mulut Gracia dengan penisku sehingga dia sedikit meronta memukul-mukul pahaku pelan...

"EERRGHH..." Erangku sedikit merasakan orgasme di mulutnya,

Penisku terlepas dari mulutnya, spermaku menetes keluar dari mulut Gracia buru-buru di telannya...

"Astaga, kasar banget, aku gabisa nafas tau tadi..." Protes Gracia,
"Duh maaf deh, abis sepongan kamu mantep..." Bisikku,

Dia cengegesan, "Nagih ya?"

Aku terdiam menatapnya...

"Kamu udah sering begini ya?" Tanyaku menatapnya serius,
"Maksudnya?" Dia jadi bingung,
"Iya ini kayak yang kita lakuin sekarang?" Tanyaku lagi,

"Pernah..." Jawabnya polos,
"Tapi cuman sebatas menghisap, belom sampe bersetubuh, aku takut..." Lanjutnya,

"Takut?" Tanyaku bingung,
"Hamil..." Bisik Gracia,
"Pantes waktu aku kesana, kayak ada yang ngeganjel..." Tunjukku pada vaginanya.

Dia hanya nyengir menatapku, tapi berubah serius...

"Kalo kakak mau, ambil aja..." Celetuknya pelan,
"Apanya?" Aku bingung,

Gracia terdiam menatapku,

"Kalo kakak mau robek itu, robek aja..."

DEG...

Aku terdiam menatapnya yang duduk di depanku, apa alasannya? Dia membiarkanku mengambil keperawanannya? Tiba-tiba aku jadi takut...

"Ke-kenapa? Bu-bukannya kamu bilang takut hamil?" Tanyaku mulai gugup,

"Iya aku emang takut, tapi gatau kenapa semenjak ketemu kakak terus sekarang kita udah sama-sama telanjang gini, aku yakin kakak orang baik..." Bisiknya merunduk,

"Masa orang baik ngajak bersetubuh?" Aku cengegesan.
"Bukan bersetubuhnya ih..." Dia merajuk manja, duh gemas...

"Soal kejujuran kakak tadi, terus gentlenya kakak minta maaf udah pegang dada aku sama ngeliatin pantat aku. Itu yang bikin aku yakin kalo kakak sebenernya orang baik...

...Cowok mana ada yang nggak mesum..."

Dia menatapku dalam...

"Jadi gimana?" Tanyaku polos,

Dia menghela nafas sesaat,

"Kalo kakak mau robek, silahkan robek..."

Aku terdiam sesaat, "Nggak deh, aku mau analin kamu aja..."

"IH! ITU KAN SAKIT!" Tiba-tiba dia berteriak, aku kaget...
"Ya-ya kan emang aku maunya i-itu da-dari awal..." Bisikku sedikit gemetar panik,

IWcIzZyZ_o.jpg


"Ih, tapi kan sakit kak..."Bisiknya merajuk,
"Nggak sakit kok, asal kamu rileks..." Aku berusaha meyakinkan,

Gracia menatapku, ada keraguan dimatanya...

"Yaudah deh, tapi pelan-pelan ya..."

Aku hanya mengangguk mantap, dia langsung menungging masih ragu menatapku, aku juga jadi ragu...

"Kaakk? Pelan-pelan ya..." Bisiknya,
"I-iya sayang..." Balasku.

Aku melumasi lubang pantatnya dengan cairan vaginanya supaya licin dan tidak perih, dia mengigit bibir bawahnya, masih ragu sebenernya...

"Siap?" Tanyaku memastikan,
"Nggak..." Bisiknya pelan,
"Rileks aja ya..." Balasku meyakinkannya...

Ketika kepala penisku menyentuh bibir lubang pantatnya aku berhenti sesaat, menatap tubuh Gracia yang sedang menungging sambil bertumpu pada kursi. sedikit ragu, perlahan kucoba masukan...

"Rileks ya, Gee..." Bisikku,

Perlahan kepala penisku mulai masuk lubang pantatnya, Gracia mulai meringis...

"AAAKKKKHHH KAK SAKIT!!" Teriaknya saat penisku sudah masuk seluruhnya,
"Rileks Gee rileks jangan tegang..." Jelasku sedikit panik,

Gracia menggeleng liar, wajahnya memerah...

"PERIH KAK PERIH!!"
"I-iya-iya kamu tenang aja, aku diem dulu..." Bisikku menenangkannya,

Ada sekitar lima menit kami terdiam dalam posisi tersebut, ternyata dia terisak, mungkin karena terlalu perih, maafkan aku Gre. Saat itu ada rasa bersalah juga...

"Gi-gimana Gre?"
"U-udah mendingan?"

Gracia tidak menjawab, hanya mengangguk pelan, kucoba menarik penisku,

"Mmhh..."

Kudorong pelan,

"Mmhh... Kaakk..."

Tarik lagi,

"Mmhh... Pelan..."

Dorong lagi,

"MMHHH..."

Gracia mulai melenguh ketika aku mulai menggenjotnya secara perlahan...

"AaahhHH terus kaakk... Oohhh... Ngghh..."

Tempo genjotanku mulai normal, Gracia terlihat terus melenguh merasakan nikmat di lubang pantatnya yang sekarang aku anal...

"Nggh Enak kan, Gee?" Tanyaku sambil terus mengenjot.
"Iya OoHH Kakk..." Jawab Gracia kacau,

"Kaak? Kok ngghh ta-tambah... OOHH... Gede?!"

Tanya Gracia merasakan penisku membesar di lubang pantatnya,

"Nggak... nghh nnghh... Lubang kamu yang nngghh... kecil..." Jawabku sekenanya, nikmat sekali...

"Ngghh nggghh nggghh Kaakk... AAHHH... ngghh ngghhh..."

Gracia bertumpu tangan pada kursi yang ada disana, memejamkan matanya, mulutnya tidak bisa tertutup merasakan sensasi nikmat di pantatnya...

"Gee ngghh ngghh hhh hhh ngghh ngghh ngghh!"

Sementara aku memegangi pinggangnya sambil terus menggenjot pantatnya yang hangat dan sempit ini, rasanya luar biasa...

"EnaKK kAAkkk OOHH..." Racau Gracia,
"Ngghh! Ngghh! Iya kan?" Balasku sedikit menaikan tempo genjotanku,

Terbawa suasana, aku menarik Gracia berdiri dengan memegang tangannya. Dia makin melenguh nikmat sambil memejamkan matanya, dadanya bergoyang seirama genjotanku. Ada sepuluh menit kami saling racau karena keenakan...

"AAHH kaakk... mau... OOHHH KUuaarr!!!" Teriak Gracia,
"Nnghh ngghhh... Kuarin sayang... Ngghh kuarin... Ngghh..." Balasku makin mengencangkan doronganku di lubang pantatnya.

"OOHH KAAKYOOVV!!!"

sssPpnFf_o.jpg


Dia menggeleng kasar sambil menggigit bibir bawahnya, ada sedikit getaran dari perutnya, yup dia squirting untuk ketiga kalinya...

Mulai lemas dia hampir terjatuh tapi keburu aku tahan, keringat sudah membanjiri tubuhnya. Masih terus kugenjot pantatnya yang seksi itu...

"Ngghh aku belom kuarr... Tahan sayang..." Bisikku di telinganya.
"Aku gakuat kaak..." Balas Gracia lemah.
"Mmmhh... sebentar lagi... mmhh... MMHHH..."

Tiba-tiba ada yang mau keluar dari penisku...

"Mau KUAARR... Gee?"

"DIDALEM KAAK DIDALEM!!" Teriak Gracia,

Sudah di ujung...

"AAHHH GRACIAAAA!!!"

Kudorong penisku lebih dalam di pantatnya, aku memejamkan mata sambil mendongak merasakan orgasme, menembak spermaku empat atau lima kali kedalam pantat Gracia. Setelahnya kami sama-sama ambruk kelelahan...

***

Segitu dulu percobaannya, maaf kalo sedikit berantakan hehe semoga menghibur (?) wkwk
 
Terakhir diubah:
nice story gan, alur nya juga enak dibaca, sek scene nya juga lumayan, tapi bakal lebih bagus kalo di kasih mulustrasi gracia nya. lanjut part 2 now
 
nenenpinipost: 1896926112 said:
nice story gan, alur nya juga enak dibaca, sek scene nya juga lumayan, tapi bakal lebih bagus kalo di kasih mulustrasi gracia nya. lanjut part 2 now
Siaapp hu, part dua di tunggu aja wkwk
 
Jealousy, turning saints into the sea
Swimming through sick lullabies, choking on your alibis
But it's just the price I pay, destiny is calling me
Open up my eager eyes, 'cause I'm Mr. Brightside


Alias lanjoooot!
 
sudah mantap ceritanya suhu tapi kurang mulustrasinya doang ini hehehehe, gelar tiker dulu sambil nunggu part 2 nya:beruang:
 
Bimabet
bentar bentar, ini judulnya beneran cuma "ena ena hehe" ? Ngga ada yang identik dengan isi cerita? Tapi terserah sih hahahaha
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd