Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta tapi beda

marsena

Adik Semprot
Daftar
14 Jan 2018
Post
112
Like diterima
102
Bimabet
Setelah sekian lama menjadi silent reader izinkan nubie membuat sebuah cerita cinta sederhana. Mohon maaf kalau masih banyak salah penulisan....silahkan coret coret dibawah ya

Angin sejuk pagi hari berhembus membelai rambutku yang sedikit panjang untuk ukuran seorang siswa SMA. Mentari pagi mulai menunjukkan sinarnya menerangi jalan kecil yang biasa kulalui ketika pergi dan pulang sekolah. Namaku Surya. Aku adalah seorang siswa kelas 2 di sebuah SMA Negeri ternama di kota ini. Tapi bukan berarti aku siswa yang pintar. Aku diterima di sekolah ini karena prestasi basket dan futsalku saat SMP. Sebuah gerbang yang dilengkapi pagar besar bertuliskan SMAN 2 Purwakarta menyambutku ketika sampai di sekolah. Beberapa siswa tampak berlalu-lalang menuju ke kelas masing-masing. Beberapa juga ada yang mampir dulu ke kantin untuk sarapan.
“Selamat pagi, Surya,” sapa beberapa siswi manis yang berpapasan denganku. Aku hanya membalas dengan senyuman. Aku memang cukup populer di sekolah. Mempunyai wajah campuran cina-sunda, potongan rambut ala boyband korea, penampilan yang rapih, dan menjadi kapten tim basket dan futsal sekolah membuatku mudah terkenal di kalangan siswa perempuan. Walaupun sudah banyak siswi yang tertarik padaku, namun belum ada yang bisa mengalihkan pandanganku dari pemilik tas ransel berwarna biru yang baru saja berjalan mendahuluiku. Ia berjalan cepat mendahuluiku dengan wajah tertunduk setiap berpapasan dengan laki-laki. Jilbab panjang yang berwarna serasi dengan warna baju hem panjangnya menambah aura kecantikannya. Seragamnya yang terlihat tertutup dan kebesaran seolah menjaganya dari pandangan nakal laki-laki. Ia bernama Rahayu Siti Rahmayanti, seorang siswi anggota Rohis di sekolahku. Aku sangat hapal dengan jam kedatangannya di sekolah. Oleh karena itu, aku berusaha menyesuaikan jam berangkatku ke sekolah agar bisa melihat dan berpapasan dengan siswi pengguna ransel biru itu. Aku dan dia berada di kelas yang berbeda. Ia di kelas IPA yang berada di lantai bawah. Sementara aku berada di kelas IPS yang berada di lantai 2. Aku sangat hapal dengan aktivitasnya saat istirahat. Ketika siswi lain pergi ke kantin, ia lebih memilih pergi ke mushala atau membaca buku dan bersenda gurau dengan temannya di bangku koridor depan kelasnya. Setiap hari aku menatapnya dari lantai 2 walaupun hanya 2 sampai 3 menit tanpa ia sadari. Terkadang aku berpura-pura bermain handphone untuk memotretnya diam-diam dari jauh. Ia sangat berbeda dengan siswi lain yang mudah akrab dengan laki-laki. Ia cenderung menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Sangat berbeda ketika ia bergaul dengan teman perempuannya. Sifatnya itu membuatku sulit untuk mendekatinya. Bahkan untuk sekedar berbicara padanya sangat sulit. Ketika hati telah memilih, maka tidak ada seorangpun yang bisa mencegahnya. Karena ketika hati sudah berbicara, ia bisa membuat otak sulit berpikir. Aku jatuh cinta pada Rahayu. Sebuah perasaan yang tidak mungkin bisa kuungkapkan dan hanya bisa kusimpan dalam hati. Sebuah batas kehidupan membuatku hanya bisa melihatnya dari jauh.

Setiap pulang sekolah aku bermain basket atau futsal bersama teman-temanku di lapangan olahraga. Hari ini teman-temanku mengajakku bermain basket setelah pulang sekolah. Biasanya selalu ada beberapa siswi yang menonton kami saat bermain futsal atau basket. Entah apa yang membuat mereka rela berpanas-panasan di pinggir lapangan untuk melihat kami bermain. Tetapi mereka selalu menyoraki namaku ketika aku mendribble bola atau memasukkan bola. Hari ini beberapa siswi yang terkenal dengan kecantikan dan keseksiannya di sekolah datang melihat kami bermain dari pinggir lapangan. Saat aku mengintari pandanganku, mataku terfokus pada siswi yang sedang duduk di bawah pohon akasia di dekat lapangan sekolah. Tampaknya ia tengah sibuk menulis atau menggambar sesuatu di kertas A4 yang dipangkunya. Sesekali ia mengedarkan pandangannya kearah lapangan.
“Rahayu? Belakangan ini kok dia sering disana, ya? Biasanya dia langsung pulang,” ujarku penasaran. Beberapa menit aku memandanginya dari kejauhan. Mengagumi salah satu ciptaan tuhan yang paling indah.
“Sur, ayo lanjut main,” gumam temanku sambil melakukan passing bola kearahku. Aku segera tersadar dan kembali melanjutkan permainan.

Aku meneguk air mineral dingin dari botol yang kubeli sebelum bermain basket. Mataku kembali mengintari pohon akasia yang menjadi tempat Rahayu untuk berteduh tadi. Aku sedikit kecewa karena dia sudah tidak ada disana.
“Bro, 2 minggu lagi ‘kan sekolah kita ada Pensi(Pentas Seni). Nah, tiap kelas wajib mengirimkan perwakilan untuk acara nanti. Rencananya kelas kita mau ngeband, tapi kita masih kurang vokalis. Kamu mau ikut?” tanya Dhani, Ketua murid sekaligus teman dekatku di kelas. Aku memang sering bernyanyi di kelas bersama teman-teman saat jam kosong. Kebetulan beberapa temanku memuji suaraku yang terbilang lumayan.
“Boleh, deh,” jawabku tersenyum.
“Ok. Besok kita latihan sekalian memilih lagu buat tampil nanti, ya” gumam Dhani sambil berjalan meninggalkanku dan kembali bermain basket. Aku melihat sepasang kekasih yang tengah kasmaran berjalan bergandengan tangan sambil bersenda gurau menuju gerbang sekolah.
“Mungkin aku bisa menyampaikan perasaanku padanya saat malam Pensi nanti,” gumamku dalam hati.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd